Anda di halaman 1dari 84

FOTO DOKUMENTASI

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI TENTANG KISAH


NABI MUHAMMAD SAW DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA
KELAS V DI SD MUHAMMADIYAH 02 COMAL
KECAMATAN COMAL
KABUPATEN PEMALANG 2020/2021

OLEH :
SOLEHA S.Pd.I

SD MUHAMMADIYAH 02 COMAL KECAMATAN COMAL


KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH
2020/2021
ABSTRAK

Nama: Soleha kelompok: 1 Judul PTK : “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar PAI tentang Kisah Nabi Muhammad SAW. dengan Media Video pada

Siswa Kelas V di SDMuhammadiyah 02 Kecamatan Comal Kabupaten

Pemalang”

Sekolah merupakan sarana belajar siswa dalam mengembangkan

kreativitas dan keterampilannya diberbagai bidang. Guru memiliki peranan

penting dalam mendidik, membimbing, mengarahkan serta melatih siswa melalui

berbagai macam cara, guna mengantarkan mereka menuju manusia mandiri.

Kompetensinya dibidang pendidikan dapat berperan pada hasil belajar siswa

terutama di dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai tenaga professional harus

memberikan yang terbaik bagi siswa, pembelajaran tidak hanya

mentransformasikan ilmu pengetahuan, tetapi juga beruapaya meningkatkan

motivasi belajar siswa. Dalam hal ini guru dapat menggunakan seperangkat cara

dalam menyampaikan materi kepada siswa sehingga tercapailah tujuan yang telah

dirumuskan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar PAI tentang kisah

Nabi Muhammad SAW. melalui penggunaan media video pada siswa kelas V di

SD Muhammadiya 02 Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang?”. Penelitian ini

bertujuan untuk “Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI

tentang kisah Nabi Muhammad SAW. melalui penggunaan media video pada

kelas V di SD Muhammadiyah 02 Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang”.

iii
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen penelitian menggunakan

tes dan observasi. Data yang diperoleh dengan teknik analisis data dari subyek

penelitian sebanyak 23 siswa.

Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas adalah sebagai

berikut: hasil belajar Pendidikan Agama Islam meningkat setelah penggunaan

media video dalam pembelajaran tentang kisah Nabi Muhammad SAW. hasil ini

dapat dilihat berdasarkan hasil tes siswa pada tiap siklusnya. Pada siklus I hasil

belajar siswa mencapai nilai rata-rata 68,04, sedangkan pada siklus II nilai rata-

rata siswa mencapai 84,13 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 100%.

Dengan demikian maka kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti

dalam meningkatkan hasil belajar PAI tentang kisah Nabi Muhammad SAW

dengan menggunakan media video di SD Muhammadiyah 02 Comal Pemalang

dapat dikatakan berhasil.

iv
MOTTO

 Allah akan meninggikan orang–orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

 Sukses dan kegagalan adalah satu paket yang tidak bisa dibeli terpisah butuh

kerja keras dan diimbangi doa .

 Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik

kepadamu

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat dan salam semoga tercurah

kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan dapat menyusun Laporan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PAI

Tentang kisah nabi Muhammad SAW dengan Media Video pada siswa kelas V di

SD Muhammadiyah 02 Comal Pemalang”

Terwujudnya laporan ini berkat bimbingan, arahan serta bantuan dari

berbagai pihak, maka dari itu perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang

2. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan COMAL

3. Kepala SD Muhammadiyah 02 Comal

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan PTK

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini

masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka penulis mengharap saran dan kritik

demi penyempurnaan penyusunan laporan ini. Semoga penyusunan laporan ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pemalang, 21 Mei 2022

Soleha S.Pd.I

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i

PENGESAHAN............................................................................. ii

ABSTRAK..................................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................. 4

C. Perumusan Masalah ................................................ 4

D. Pemecahan Masalah ................................................. 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................. 5

F. Sistematika Pembahasan .......................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar PAI. .................................................... 8

1. Pengertian Hasil Belajar ...................................... 8

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar . 9

3. Indikator Hasil Belajar ......................................... 11

4. Materi Pendidikan Agama Islam .......................... 16

B. Media Video ............................................................ 22

viii
1. Hakikat Media Pembelajaran ............................... 22

2. Pengertian Media Video ...................................... 23

3. Keuntungan dan Kekurangan Media Video .......... 24

C. Kerangka Berpikir .................................................... 25

D. Hipotesis Tindakan................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Komponen Penelitian ............................................... 28

1. Jenis penelitian ................................................... 28

a. Tempat Penelitian ......................................... 29

b. Waktu Penelitian .......................................... 30

c. Siklus Penelitian PTK ................................... 30

2. Objek Penelitian........................................... 31

3. Subjek enelitian .................................................. 31

4. Metode dan Instrumen Penggalian Data…………31

a. Sumber Data ............................................... 31

b. Teknik Pengumpulan Data .......................... 32

c. Instrument Pengumpulan Data .................... 32

d. Indikator Kinerja ........................................ 32

e. Prosedur Penelitian ..................................... 33

5. Metode Analisis Data ......................................... 36

B. Kerangka Teknis

Siklus I 1. Perencanaan ........................................ 38

2. Implemetasi ........................................ 38

ix
3. Observasi ........................................... 38

4. Refleksi .............................................. 45

Siklus II 1. Perencanaan ..................................... 47

2. Implementasi ................................... 47

3. Observasi ......................................... 48

4. Refleksi ........................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................ 50

1. Pra Siklus ............................................................ 50

2. Siklus I ................................................................ 52

3. Siklus II ............................................................... 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................... 63

1. Aktivitas Siswa .................................................... 63

2. Aktivitas Guru ..................................................... 64

3. Hasil Tes Belajar ................................................. 65

C. Jawaban Hipotesis Tindakan .................................... 67

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan .............................................................. 68

B. Saran-saran .............................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak

didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar

sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan

kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan

individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang

tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya

memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga

pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu

menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku

kurang baik menjadi baik. 1 Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang

mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian

guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak

perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat

perhatian.

Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang

menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di

kelas berlangsung. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan

individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat

mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti

1
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.
10.

1
2

inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi

dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang

nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian

tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya

ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini

membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Hal ini

karena kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang

telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Proses belajar mengajar akan

berhasil bila hasilnya mampu mengubah siswa dalam hal pengetahuan

(Knowledge), pemahaman (comprehension), keterampilan, (skill), dan sikap

(attitude).2 Guru dan siswa harus active dalam proses belajar mengajar, karena

proses interaksi edukatif tidak mungkin terjadi bila salah satu unsur saja yang

active. Active dalam arti sikap, mental, dan perbuatan. Dalam sistem pengajaran

dengan pendekatan keterampilan proses, anak didik harus lebih active dari pada

guru. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

Sekolah merupakan sarana belajar siswa dalam mengembangkan

kreativitas dan keterampilannya diberbagai bidang. Guru memiliki peranan

penting dalam mendidik, membimbing, mengarahkan serta melatih siswa melalui

berbagai macam cara, guna mengantarkan mereka menuju manusia mandiri.

Kompetensinya dibidang pendidikan dapat berperan pada hasil belajar siswa

terutama di dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai tenaga professional harus

memberikan yang terbaik bagi siswa, pembelajaran tidak hanya

2
Ibid, h. 11
3

mentransformasikan ilmu pengetahuan, tetapi juga berupaya meningkatkan

motivasi belajar siswa. Dalam hal ini guru dapat menggunakan seperangkat cara

dalam menyampaikan materi kepada siswa sehingga tercapailah tujuan yang telah

dirumuskan. 3

Sebagai pembelajaran yang ideal, materi Pendidikan Agama Islam harus

didukung dengan metode yang tepat, salah satunya adalah media video. Hal ini

disebabkan dalam materi Kisah-kisah Nabi kebanyakan guru hanya menggunakan

metode ceramah yang sifatnya membosankan. Sedangkan jika materi

pembelajaran didukung dengan media yang sesuai dan tepat yang dapt

menyampaikan informasi kepada anak didik.

Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar

siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi

hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap

penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses

dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh

karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk

mempertinggi kualitas pembelajaran. 4

Dalam kenyataan di lokasi penelitian yakni SD Muhammadiyah 02

Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang mengalami proses pembelajaran yang

kurang sesuai dengan harapan, hasil belajar yang kurang optimal, kondisi

pembelajaran yang kurang kondusif dan proses belajar mengajar yang kurang

3
Darwiansyah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Faza
Media, 2006), h. 33.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar,
(Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 12.
4

efektif, hal ini dikarenakan penggunaan atau penerapan metode pembelajaran

yang kurang sesuai dengan materi pembelajaran pada saat itu, umumnya

penggunaan metode hanya menggunakan metode ceramah, dan metode yang

selalu sama pada mata pelajaran yang lain. Hal ini terlihat berdasarkan observasi

peneliti dalam meninjau lokasi penelitian dalam langkah awal dalam penelitian

tindakan kelas.

Berdasarkan hasil penelitian awal, maka peneliti tertarik untuk

mengajukan penelitian ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PAI tentang Kisah Nabi

Muhammad SAW. Dengan Media video di SD Muhammadiyah 02 Comal

Pemalang Kelas V”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru dalam kegiatan

belajar mengajar di kelas.

2. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

3. Semangat belajar yang masih kurang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

perlu dirumuskan masalahnya sebagai berikut:


5

1. Bagaimana hasil belajar PAI tentang kisah Nabi Muhammad SAW. pada

siswa kelas V di SD Muhammadiyah 02 Kecamatan comal Kabupaten

Pemalang?

2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar PAI tentang kisah nabi

Muhammad SAW melalui penggunaan media video pada siswa kelas V

di SD Muhamadiyah 02 kecamatan Comal Kabupaten Pemalang?

D. Pemecahan Masalah

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, masalah dalam proses

pembelajaran kisah-kisah Nabi yang ada di dalam mata pelajaran PAI dapat

dikatakan kompleks, karena siswa tidak mampu memahami makna yang

terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, masalah yang ada dalam proses

pembelajaran materi kisah Nabi Muhammad SAW. Dapat di pecahkan dengan

cara sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan media pembelajaran yakni salah satunya adalah

media video,

2. Mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas,

sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang kisah Nabi

Muhammad SAW.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perlu dikemukakan tujuan

penelitian sebagai berikut :


6

1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran PAI tentang kisah

Nabi Muhammad SAW. pada kelas V di SD Muhammadiyah 02

Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang.

2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI

tentang kisah Nabi Muhammad SAW. pada kelas V di SD

Muhammadiyah 02 Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1) Secara teoritis,

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam hal yang

berhubungan dengan penerapan media video.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kazanah dalam ilmu

pengetahuan khususnya dibidang pendidikan.

2) Secara praktis,

a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan bahan evaluasi

bagi para guru, dalam penggunaan media video guna meningkatkan

pembelajaran khususnya pada materi kisah Nabi Muhammad SAW.

b. Penelitian ini juga diharapkan memberi pengalaman yang baru untuk

para siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan adalah uraian tentang urutan dan langkah-langkah

dalam penelitian yang terdiri dari beberapa bab. Adapun sistematika pembahasan

dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut :
7

Bab kesatu adalah pendahuluan yang meliputi; latar belakang masalah,

identifikasi masalah, perumusan masalah, pemecahan masalah, tujuan penelitian

dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua membahas tentang tinjauan teoritik, yang meliputi: hasil

belajar PAI, yang membahas tentang: pengertian hasil belajar, faktor-fakor yang

mempengaruhi hasil belajar, indikator hasil belajar, materi PAI di kelas V; media

video yang membahas tentang: pengertian media video, Tujuan media video

langkah-langkah dalam menerapkan media video, dan kebaikan dan kelemahan

metode demonstrrasi; kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

Bab III membahas tentang metodologi penelitian meliputi: subjek dan

lokasi penelitian, metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian,

parameter yang diukur, instrument penelitian, teknik analisis data serta siklus 1

Bab IV membahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan

melalui siklus I dan siklus II, pembahasan dan refleksi siklus I dan siklus II.

Bab V membahas penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar PAI

1. Pengertian Hasil Belajar PAI

Hasil belajar dalam Pendidikan Agama Islam merupakan kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman dalam belajarnya khusunya

dalam bidang agama, yang mengajarkan kepada manusia untuk dapat

melaksanakan sariat yang dinjurkan dalam Islam. Hasil belajar mempunyai

peranan pentinga dalam proses pembelajarannya. Proses penilaian terhadap hasil

belajar dapat memberikan hasil impormasi kepada guru tentang kemajuan siswa

dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar dan dari

impormasi tersebut guru dapat menyusun data dan membina kegiatan-kegiatan

siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas atau pun individu. 1

Menurut Sudjana hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan keriteria tertentu, hal ini

mengisaratkan bahwa objek yang dicapainya adalah hasil belajar siswa. 2

Sedangkan mengenai keberhasilan dalam pendidikan agama Islam dapat

dilihat dari kepribadian siswa dalam kehidupan sehari, apakah siswa mampu

mengamalkan pelajaran agama yang didapatkannya didalam sebuah lembaga

pendidikan dengan mengikuti sariat Islam.

Baik dan buruknya prilaku siswa itu mencerminkan keberhasialan

pendidikan yang telah diikutinya dalam sekolah, maka seorang siswa rajin

1
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2009), h.3
2
Ibid, h. 3

8
9

melaksanakan ibadah dengan diikuti tatacara yang benar, menghargai sesama

umat mausia, saling menjalin tali silaturahmi, menolong sesama.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Setiap siswa memiliki kecendrungan yang berbeda-beda dalam melakukan

pembelajaran, hal tersebut dikernakan ada faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam diri siswa. Menurut soemanto, faktor yang mempengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi tiga macam yaitu:

a. Faktor Stimuli Belajar

Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal yang

diluar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksian

perubahan belajar. Stimuli dalam hal ini mencangkup mental, penugasan,

serta suasana lingkunga eksternal yang harus dierima atau dipelajari oleh

sipelajar.

b. Faktor metode belajar

Metode belajar yang digunakan oleh guru sangat mempengaruhi

metode belajar yang dipakai oleh siswa, denga kata lain metode belajar

yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses

belajar.

c. Faktor individu

Dari kedua faktor diatasa faktor individu sangat beasar pengaruhnya

terhadap belajar seseorang, adapun faktor-faktor individu ini menyangkut:

kematangan faktor krnologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman

sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan rohani, motivasi.


10

Sementara menurut Muhibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu:

a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yani keadaan atau kondisi

jasmani dan rohani siswa.

b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yani kondisi lungkungan diluar

siswa

c) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

materi-materi peljaran.3

Dari faktor di atas yang ber asal dari dalam diri siwa itu meliputi dua

aspek yaitu: aspek pisiklogis (jasmaniah) dan aspek psikologis (rohaniah);

a. Aspek Pisikologis

Kondisi jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

sendi-sendinya dapat mempengaruhi emangat an intensitas siwa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah akanmengakibatkan proses pembelajaran

tidak baik, untuk itu diperlukan penjagaan setamina tubuh yang kuat agar proses

pembelajaran berjalan dengan lancar.

b. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kuantitas perolehan beljar siswa, namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa

yang pada umumnya dipandang esensial itu adalah sebagai berikut: tingkat

kecerdasan atau intelegensi siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

Dan dari faktor eksternal siswa juga terdiri dua maca, yakni

3
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2010), h.145.
11

a) Lingkungan Sosial

Lingkunga sosial di sekolah seperti para guru, para setap adminitrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar

seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku

simpatik danmemperlihatkan suri tauladan baik akan memberikan

dorongan faktor fositif kepada siswa dalam kegiatan belajarnya.

b) Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, danwaktu yang digunakan

siswa itu semua turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Sedangkan faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara

atau strategi yan digunakan guru kepada siswa dalam menunjang keefektifan dan

efesiensi proses pembelajaran mengenai materi-materitertentu, dengan pendekatan

belajar diharapkan dapat mencaai tujuan yang harapkan.

3. Indikator Hasil Belajar

Sebelum diketahui indikator hasil belajar, perlu kiranya diketahui

pengertian indikator itu sendiri. Indikator adalah alat pemantau sesuatu yang dapat

memberikan petunjuk atau keterangan. Jadi yang dimaksud dengan indikator hasil

belajar adalah alat bantu atau alat pementau yang dapat memberikan keterangan

sebagai tolak ukur dalam mencapai keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, indikator yang dijadikan tolak

ukur dalam menyatakan bahwa hasil belajar dapat dikatakan berhasil berdasarkan
12

ketentuan-ketentuan kurikulum yang disempurnakan yang saat ini digunakan,

yaitu:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional

khusus (TIK) telah dicapai siswa baik individual maupun klasikal. 4

Dari pendapat di atas, meskipun diakui sebenarnya, prestasi hasil belajar

yang dicapai oleh siswa akan terkait erat dengan tujuan-tujuan instruksional

dirumuskan oleh guru. Tujuan-tujuan instruksional tersebut dikelompokkan

menurut tingkat kesukaran dan kategorinya. Menurut Bloom, Kruth Wohl, dan

Dave yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, tujuan-tujuan

instruksional yang dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kategori, yaitu domain

kognitif, domain afektif dan domain psikomotorik. 5

Berikuti ini penjelasan mengenai kategori tersebut di atas yaitu:

1. Domain Kognitif

Domain kognitif adalah domain yang mencakup hal-hal yang berkaitan

dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual, serta mempunyai 6

(enam) tingkat kesukaran yaitu:

a) Memiliki pengetahuan

Pada tingkat terendah ini, siswa baru memiliki pengetahuan semata-mata

terhadap mata pelajaran yang diterimanya.

b) Memiliki pemahaman

4
Moh. Uzer Usman dkk, Upaya-upaya Optimalisasikan Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), h. 10.
5
Ibid., h. 11.
13

Pada tingkat ini siswa mulai memiliki pemahaman dan penyerapan materi

pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

c) Dapat mengaplikasikan

Pada tahap ini siswa mulai mampu menerapkan materi pelajaran yang

diterimanya dengan baik dan sudah mempunyai kemampuan

menggunakan apa saja yang baru.

d) Dapat menganalisis

Pada tahap ini, siswa sudah mempunyai kemampuan untuk menguraikan

sendiri materi pelajaran yang diterimanya kedalam bagian-bagiannya

sehingga susunan organisasi dari materi yang diuraikan menjadi jelas.

e) Melakukan sintesis

Siswa pada tahap ini, sudah dapat melakukan sistesa terhadap materi

pelajarannya, dimana ia sudah mampu menggabungkan bagian-bagian dari

materi yang ada untuk membentuk kesatuan.

f) Dapat mengevaluasi

Siswa pada tahap ini, biasanya sudah dapat memberikan pertimbangan dan

melakukan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin

dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, metode, materi dan

sebagainya.

2. Domain Afektif

Domain afektif ini, menurut Nana Sudjana “berkenaan dengan sikap dan

nilai”. Domain ini berkenaan dengan afektif atau perasaan seseorang yang

dialaminya terhadap sikap dan nilai. 6

6
Nana Sudjana, Op.Cit., h. 40.
14

Domain afektif ini mempunyai 5 lima tingkatan :

a) Dapat menerima

Pada tingkat afektif terendah ini, siswa baru dapat menerima rangsangan

atau stimulus dari luar dirinya dalam kaitannya dengan belajar, siswa

dalam tingkatan ini hanya menerima materi pelajaran yang diberikan guru

kepadanya.

b) Dapat memberi respon

Pada tingkat afektif ini, siswa diharapkan dapat memberi respon atau

reaksi secara afektif terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru

kepadanya.

c) Siswa mempunyai kemampuan untuk memberikan satu pertimbangan atau

penilaian akan pentingnya keterkaitan suatu objek atau kejadian tertentu,

misalnya terhadap materi pelajaran atau guru, dengan reaksi menerima,

acuh tak acuh serta menghiraukan atau tidak menghiraukan.

d) Melakukan pengorganisasian

Pada tingkat ini, siswa mempunyai kemampuan melakukan pengembangan

dari nilai kedalam suatu sistem organisasi termasuk hubungan satu nilai

dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Mempunyai karakteristik nilai atau internalisasi nilai tingkat afektif

tertinggi ini mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang, artinya

pada tingkatan ini, siswa sudah memiliki keterpaduan nilai dan sistem nilai

yang ada dan dapat mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3. Domain Psikomotorik
15

Menurut Nana Sudjana “Domain psikomotorik ini tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak”. 7 Dalam hal ini adalah

kemampuan bertindak dan keterampilannya. Domain psikomotorik terbagi 5

(lima) tingkatan yaitu:

1) Melakukan Peniruan

Pada tingkatan terendah ini, siswa hanya mampu melakukan sesuatu

keterampilan dan tindakan berdasarkan apa yang dilakukan dan dikatakan

oleh guru.

2) Dapat Melakukan Manupulasi

Siswa pada tahap ini, sudah mampu menampilkan sesuatu menurut

petunjuk yang ada, tidak meniru tingkah laku guru saja.

3) Melakukan Ketepatan

Pada tingkatan ini, tindakan yang dilakukan siswa lebih cermat,

proporsional dan mempunyai kepastian lebih tinggi. Respon-respon lebih

terkoreksi dan kesalahan yang dilakukan dibatasi sampai minimum.

4) Melakukan Artikulasi

Pada tahap ini, siswa lebih ditekankan untuk melakukan koordinasi suatu

rangkaian gerakan yang dilakukannya, dengan membuat urutan yang tepat,

dan dapat mencapai apa yang diharapkan berupa konsisten internal antar

gerakan-gerakan yang berbeda.

5) Melakukan Pengalamiahan

7
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 130
16

Pada tingkatan psikomotorik tertinggi ini, tindakan dan keterampilan yang

dilakukan siswa sedikit sekali mengeluarkan energi fisik maupun psikis,

dan gerakan yang dilakukannya secara rutin.

Demikianlah kategori dan tingkatan ketiga domain yang merupakan salah

satu indikator yang dapat menjadi tolak ukur prestasi hasil belajar seorang siswa.

4. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Materi atau bahan pelajaran yang dikenal dengan materi pokok merupakan

subtansi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. 8 Setiap mata

pelajaran memiliki ciri khas atau krakteristik tertentu yang dapat membedakannya

dengan mata pelajaran lainnya. Begitu juga halnya mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI), khususnya di Sekolah Dasar (SD). Adapun kerakteristik mata

pelajaran PAI di SD adalah sebagai berikut:

1) PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok

(dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.

2) ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran

pokok menjadi suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan denga mata

pelajaran lain yang bertujuan untuk mengembangkan moral dan

kepribadian peserta didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan

tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh

mata pelajaran PAI

3) diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP, bertujuan untuk

terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertawa kepada Allah SWT,

8
Darwyan Syah ddk, op, cit, h: 114
17

berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki

pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-

sendi Islam lainnya, sehingga dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai

bidang ilmu atu mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-

pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran

tersebut.

4) PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

dapat menguasai berbagai kajian keIslaman, tetapi PAI lebih menekankan

bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keIslaman tersebut

dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah

masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek

kogitif saja, tapi yang lebih penting adalah pada aspek apektif dan

psikmotoriknya.

5) secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan

yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-quran dan as-

sunahatau hadis nabi Muhammad Saw. (dalil naqli). Dengan melalui

metode ijtihad (dalil naqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip

PAI tersebut lebih terinci dan mendetil dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil

ijtihad lainnya.

6) prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam,

yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari

konsep iman, syariah merupakan penjabaran dari konsep Islam, syariah

memiliki dua dimensi kajian poko, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak

merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Dari ketiga konsep dasar itulah
18

berkembang berbagai kajian keIslaman (ilmu-ilmu agama) seperti ilmu

kalam (teologi Islam, usuluddin, ilmu tauhid) yang merupakan

pengembangna dari aqidah, ilmu piqih yang merupakan pengembangan

dari syariah, dan ilmu akhlak (etika Islam, oralitas Islam) yang merupakan

pengembangan dari akhlak, termasuk kajian-kajian yang terkait dengan

ilmu dan teknologi serta seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam

mata pelajaran di SD.

7) tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SD adalah terbentuknya peserta

didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur). Tujuan

ini yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya nabi Muhammad

Saw. Di dunia. Dengan demikian, pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah

jiwa Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai akhlak karimah (mulia)

adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Hal ini tidak berarti bahwa

Pendidikan Agama Islam tidak memperhatikan pendidikan jasmani, akal,

ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa

pendidikan agama Islam memperhatiakan pendidikan akhlak seperti juga

segi-segi lainya. Peserta didik membutuhkan kekuatan dalam hal jasmani,

akal, dan ilmu, tetapi mereka juga memutuhkan pendidikan budi pekerti,

perasaan, kemauan, citra rasa, dan kepribadian. Sejalan dengan konsep ini

maka semua mata pelajaran atau bidang setudi yang diajarkan kepada

peserta didik haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dari

segenap guru haruslah memperhatikan akhlak atau tingkahlaku peserta

didiknya.
19

8) PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh peserta didik,

terutama yang beragama Islam, atu yang beragama lain yang didasari

dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya. 9

Itulah gambaran tentang kerakteristik Pendidikan Agama Islam

(PAI) pada umumnya dan mata pelajaran PAI di SD pada khususnya yang

dapat dikembangkan oleh para guru PAI dengan versi-versi tertentu,

selama tidak menyimpang dari kerakteristik umum itu ini. Dengan

berpedoman kepada panduan ini, para guru PAI atau sekolah diharapkan

dapat melakukan pengembangan silabus mata pelajaran PAI di SD dengan

mudah dan variatif.

Di bawah ini merupakan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

ingin dicapai dari pembelajarn Pendidikan Agama Islam di SD mulai dari

semester satu sampai semester dua sebagai berikut:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V

Sekolah Dasar Mata Pelajaran PAI

Standar
No Kompetensi Dasar Keterangan
Kompetensi

1 Mengartikan Al- 1. Membaca QS. Al- Semester I

Qur’an surat Maun dan At-tin

pendek 2. Mengartikan QS. Al-

9
Departemen Pendidikan Nasional, silabus mata pelajaran PAI, Jakarta, h: 17-18
20

Maun dan At-tin

2 Mengenal kitab- 1. Menyebutkan nama- Semester I

kitab Allah nama kitab Allah

SWT.

2. Menyebutkan nama-

nama Rasul yang

menerima kitab Allah

SWT.

3. Menjelaskan Al-

Qur’an sebagai kitab

suci terakhir

3 Menceritakan kisah 1. Menceritakan kisah Semester I

nabi Nabi Ayyub As

2. Menceritakan kisah

Nabi Mussa As

3. Menceritakan kisah

Nabi Isa As

4 Membiasakan 1. Meneladani perilaku Semester I

perilaku terpuji Nabi Dawud As

2. Meneladani perilaku

Nabi Sulaiman As

3. Meneladani perilaku

Nabi Ilyas As

5 Mengumandangkan 1. Melakukan azan dan Semester I


21

azan dan iqomah iqomah sebelum shalat

6 Mengartikan Al- 1. Membaca QS Al- Semester II

Qur’an surah Ma’un dan Al-Fil

pendek pilihan 2. Mengartikan QS Al-

Ma’un dan Al-Fil

7 Mengenal Rasul- 1. Menyebutkan nama- Semester II

rasul Allah nama Rasul Allah

SWT

2. Menyebutkan nama-

nama Rasul Ulul

Azzmi dari para Rasul

3. Membedakan Nabi

dan Rasul

8 Menceritakan kisah 1. Menceritakan kisah Semester II

Nabi Nabi ilyasa a.s

2. Menceritakan kisah

keteladanan nabi

Muhammad SAW

9 Membiasakan 1. Meneladani perilaku Semester II

perilaku terpuji nabi Ilyasa a.s

2. Meneladani perilaku

Nabi Muhammad

SAW
22

B. Media Video

1. Hakikat Media Pembelajaran

Salah satu kegiatan dalam pengelolaan pembelajaran adalah media

pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran bukanlah hal yang sederhana

meskipun tidak perlu dipandang rumit. Maknanya ialah perlunya pengetahuan

wawasan, pengetahuan dan keterampilan guru dalam melakukannya dengan tepat,

sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan yang ada, serta dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan atau tidak.

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber

pesan (asource) dengan penerima pesan (areceiver).10 Dan media yang

dimaksudkan adalah media yang digunakan sebagai alat, bahan dan sumber dalam

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian media dapat diartikan sebagai perantara

atau pengantar pesan pembelajaran dari pengirim ke penerima pesan. Pengirim

pesan dalam kegiatan pembelajaran biasa dikenal dengan sebutan guru, dan

penerima pesannya disebut dengan murid atau dengan sebutan sejenis lainnya

dalam profesi yang berbeda, dan yang dimaksud pesannya adalah materi atau

informasi pembelajaran yang hendak disampaikan. 11

Media yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai banyak

jenis dan klasifikasinya, salah satu ahli yang mengklasifikasikan media adalah

Rudy Bretz kedalam 7 kalsifikasi sebagai berikut: 12

10
Departemen Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar,
(Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 34.
11
Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Thariqi Press,
2012), h. 19.
12
Ibid, h. 35
23

1) Media Audio-Visual-Gerak, yaitu jenis media paling lengkap dalam arti

penggunaan segala kemampuan audio, gerak, dan visual: contoh TV,

Video Tape, Rekaman film TV dll.

2) Media Audio-Visual-Diam, yaitu jenis media kedua dari segi kelengkapan

kemampuannya, kecuali penampilan gerak. Contoh: film strip bersuara,

rekaman still TV.

3) Media audio semi gerak, yaitujenis media yang memiliki kemampuan

untuk menampilkan suara disertai gerakan titik secara inier, jadi tidak

menampilkan secara utuh suatu gerakan nyata; contohnya: media board

dan telewriting.

4) Media visual gerak, yaitu jenis media yang memiliki kemampuan media

golongan pertama, kecuali penampilan suara (audio). Contohnya film bisu

(Silent Film).

5) Media visual diam, yaktu jenis media dengan kemampuan menyampaikan

informasi secara visual, tetapi tidak bisa menyajikan suara maupun motion

(gerak). Contohnya; facsimile, halaman cetak, film stripe, gambar,

microfom, video file.

6) Media audio, yaitu jenis media yang menggunakan suara semata-mata.

Contoh: radio, telepon, audio disc, audio tape.

7) Media cetak, yaitu jenis media yang mampu menampilkan informasi

berupa alphanumeric dan symbol-simbol tertentu saja. Contohnya;

teletype, punched paper tape, Koran, majalah dll.


24

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti memfokuskan pada

pembahasan tentang media jenis pertama, dengan contoh penggunaan media

video.

2. Pengertian Media Video

Menurut Azhar Arsyad mengemukakan pendapatnya tentang media film,

video bahwa film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di

mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis

sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan

bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya dengan film,

video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan

suara alamiah atau suara yang sesuai. 13

Kemampuan video dalam melukiskan gambar hidup dan suari memberinya

daya tarik tersendiri. Jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-

tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Bagi para penggunanya dapat

menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang

rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan

mempengaruhi sikap.

3. Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Media Video

1) Keuntungan menggunakan video dalam pembelajaran

a. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa

ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain. Video

merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan

13
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 49
25

obejk yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kera

jantung ketika berdenyut.

b. Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat

disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya,

langkah-langkah dan cara yang benar dalam berwudhu.

c. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video

menanamkan sikap dan segi afektif lainnya.

d. Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengungand

pemikiran dan pembahasan dalam kolompok siswa.

e. Video dapat menyajikan peristiwa secara langsung.

f. Penggunaan video dapat dipakai atau ditunjukan dalam kelompok

besar atau kecil.

g. Penggunaan video dapat dikatakan lebih efektif dan efisien untuk

pembelajaran. 14

2) Kekurangan media video dalam pembelajaran

a. Memerlukan banyak waktu

b. Membutuhkan konssentrasi dalam menyimak

c. Biaya yang relatif mahal.

C. Kerangka Berpikir

Agar psoses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan mencapai

sasaran, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah

menentukan cara mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa dengan

14
Azhar Arsyad, Op.Cit, h. 50
26

memperhatikan tingkat kelas, umur, dan lingkungannya tanpa mengabaikan

faktor-faktor lain.

Media dalam pembelajaran adalah suatu cara, alat atau proses yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pean

yang berlangsung dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam

pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa.15

Media sebagai saran penyampaian pesan pembelajaran digunakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Namun

demikian untuk memilih media yang digunakan secara tepat berdasarkan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai haruslah mempertimbangkan karakteristik

masing-masing media tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

pemilihannya.

Dalam hal ini penggunaan media yang ditentukan dalam kegiatan belajar

mengajar pada materi kisah Nabi Muhammad Saw. adalah media video, guna

meningkatkan pemahaman siswa dalam materi tersebut dan juga meningkatkan

hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Menurut Suharsimi Arikunto, “Hipotesis merupakan suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang

15
Hidayatullah, Op.Cit, h. 49
27

terkumpul”.16 Pada hakikatnya hipotesis adalah jawaban sementara (dugaan) atau

jawaban dari suatu rumusan masalah. Sebagai jawaban sementara atau dugaan

sudah pasti jawaban tersebut belum tentu benar dan oleh karenanya perlu

dibuktikan atau di uji kebenarannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan penelitian tindakan

kelas (PTK) sebagai berikut:

“Jika media video digunakan dalam materi kisah Nabi Muhammad SAW

maka akan meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa kelas V di SD

Muhammadiyah 02 Comal Pemalang”.

16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), h. 64.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Komponen Metodologis

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempergunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action

Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian tindakan yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Penelitian Tindakan Kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar

yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain)

ataupun output (hasil belajar). Penelitian Tindakan Kelas harus tertuju atau

mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada

tiga pengertian yang dapat diterangkan yaitu:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

28
29

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.1

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan

permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja

bertujuan untuk memecahkan masalah, akan tetapi sekaligus mencari jawaban

ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan

Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata

guru dalam pengembangan profesionalnya.

Pada intinya Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki

berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di

kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang

sedang belajar.2

Dari pengertian Penelitian Tindakan Kelas di atas, maka dapat

disimpulkan tiga prinsip, yaitu:

1) Adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan

2) Adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan

melalui penelitian tersebut

3) Adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu program

atau kegiatan.3

a. Tempat Penelitian

Yang menjadi tempat dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

adalah SD Muhammadiyah 02 Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang, dalam

1
Suharsimi Arikunto, et al., Penelitian Tindakan Kelas Cet ke-8, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.58.
2
Ibid., h. 60.
3
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.44.
30

penelitian yang difokuskan pada pembelajaran kisah Nabi Muhammad SAW pada

mata pelajaran PAI dengan menggunakan media video ini dilakasanakan di kelas

V . Adapun jumlah siswa kelas V SD Muhammadiyah 02 yang akan diteliti

sebanyak 23 siswa.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, dengan rincian

pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dua siklus, dengan lama penelitian terbagi

dalam empat minggu. Masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan

sedangkan pra siklus dilakukan diawal dan hanya seklai dilakukan.

Adapun rincian kegiatan penelitian tindakan kelas tiap siklus dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Pelaksanaan Waktu Penelitian Keterangan

Penelitian

1 Pra Siklus kamis, 05 mei 2022 Pertemuan pertama

2 Siklus I kamis , 09 dan 16 juni Pertemuan kedua

2022 dan ketiga

3 Siklus II sabtu 18 juni 2022 Pertemuan keempat

dan kelima

c. Siklus Penelitian PTK

Siklus penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua tahap yakni

siklus I dan siklus II. Sedangkan dalam tiap siklusnya terdiri dari dua kali

pertemuan. Peneliti merencanakan siklus tindakan ini pada materi kisah Nabi
31

Muhammad SAW. dengan menggunakan media video di kelas V SD

Muhammadiyah 02.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar PAI siswa melalui media

video pada siswa kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Comal kabupaten Pemalang.

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi sasaran atau subjek

adalah seluruh siswa kelas V SD Muhammadiyah 02, dengan fokus penelitian

pada aktivitas belajar siswa, aktivitas guru dan hasil belajar siswa yakni tingkat

pemahaman siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan media video pada materi kisah Nabi Muhammad SAW.

4. Metode dan Instrumen Penggalian Data

a. Sumber Data

Yang menjadi sumber data penelitian ini adalah siswa, guru dan teman

sejawat.

1. Siswa, data yang diperoleh dari siswa adalah data hasil pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas dengan materi kisah Nabi Muhammad

SAW. dengan menggunakan media video.

2. Guru, data yang didapat dari guru adalah data tentang informasi

kelemahan dan maasalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran

tentang kisa Nabi Muhammad SAW.

3. Teman sejawat, perolehan data yang disampaikan dari teman sejawat

adalah data hasil penelitian yang telah dilakukan penelitian selama

proses pembelajaran yang dilakukan peneliti. Dengan data tersebut


32

peneliti dapat menemukan kendala dan tingkat kemajuan yang terjadi

selama peneliti melaksanakan kegiatan tiap siklusnya.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis dan observasi.

1. Tes tulis: digunakan guna mendapatkan data tentang pemahaman siswa

mengenai materi kisah Nabi Muhammad.

2. Observasi: digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa dan guru

dalam mengimplementasikan media video pada pembelajaran dalam

materi kisah Nabi Muhammad SAW.

c. Instrument Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah penilaian pemahaman siswa terhadap materi kisah Nabi

Muhammad Saw. dan lembar observasi.

a. Penilaian tes tulis menggunakan lembar kerja siswa yang dilakukan pada

akhir tiap siklus, yang akan menggambarkan berupa hasil / nilai tentang

materi kisah Nabi Muhammad Saw. setelah proses pembelajaran.

b. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa pada

kegiatan pembelajaran kisah Nabi Muhammad Saw. dengan media video.

d. Indikator Kinerja

Indikator Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilihat pada diri siswa

sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil apabila 80% siswa berdasarkan

pengamatan mempunyai nilai 70 atau lebih


33

2. Penelitian ini dikatakan berhasil bila 75% hasil belajar siswa tentang

materi kisah Nabi Muhammad saw. mencapai KKM yang telah ditetapkan

yaitu 70.

e. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan satu daur

atau siklus yang terdiri: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat langkat ini merupakan

langkah yang berurutan; artinya langkah pertama harus dikerjakan terlebih dahulu

sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya. Langkah pertama dan

kedua merupakan kegiatan awal dari merencanakan perbaikan, sedangkan langkah

yang ketiga merupakan prasyarat untuk langkah yang keempat.4

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

Refleksi awal Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

4
I.G.A.K Wardani, et al., Penelitian Tindakan Kelas Cet Ke-17, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2006), h.2.4-2.5.
34

Adapun rincian kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada setiap tahapan

adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini penulis menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian

tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang

melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah

untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya

upaya untuk mengurangi unsur subyektivitas pengamat serta mutu kecermatan

amatan yang dilakukan. Penelitian kolaborasi ini sangat disarankan kepada para

guru yang belum pernah atau masih sangat jarang melakukan penelitian.

Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru

itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang

melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yaitu

dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar, dia adalah seorang

guru; ketika sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap ini antara lain:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar kerja

siswa

2. Menyusun lembar observasi

3. Menyusun soal tes kemampuan akhir (pos test) yang diberikan pada setiap

akhir kegiatan belajar mengajar.


35

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Langkah kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melakukan tindakan

di kelas. Hal yang perlu dicermati adalah bahwa dalam langkah kedua ini

pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Pada tahap tindakan guru melaksanakan pembelajaran yang telah

direncanakan, sedangkan observer bertindak sebagai pengamat pengamat aktivitas

dan perilaku siswa pada saat proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung.

Kegiatan yang dilakukan pada langkah tindakan yaitu melaksanakan pembelajaran

di kelas sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media

video.

3. Pengamatan (Observing)

Langkah ketiga, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan

dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada

waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang

sama. Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengamati

aktivitas guru dan siswa. Observasi juga dilakukan degan melihat catatan

lapangan yang ada.

4. Refleksi (Reflecting)

Langkah keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris Reflection, yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Pemantulan.


36

Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah

selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama

dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kaca”. Dalam hal ini,

guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja

mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu

ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang

dirasakan sudah berjalan dengan baik dan bagian mana yang belum. Guru

pelaksana sedang melakukan evaluasi diri.

Refleksi dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil pengamatan,

ketercapaian dan kekurangan selama proses pembelajaran. Refleksi dilakukan

oleh peneliti dengan guru. Hasil refleksi tersebut dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk pembelajaran siklus berikutnya.

5. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul, penulis kualifikasikan sesuai dengan jenisnya.

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan dua pendekatan, yaitu untuk data

kualitatif (hasil observasi dan wawancara) dianalisis dengan pendekatan logika.

Sedangkan data kuantitatif (data hasil tes dan dokumentasi) dianalisis dengan

prosedur statistik deskriptif baru, yaitu menggambarkan kegiatan berupa

pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan penyajian data dalam

bentuk tabel, grafik, ataupun diagram agar memberikan gambaran yang teratur,

ringkas, dan jelas mengenai suatu keadaan atau peristiwa.

Teknik kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa

setelah proses pembelajaran. Hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes yang
37

dilakukan. Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan peningkatan hasil belajar

siswa setiap siklus, dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sesuai dengan ketentuan sekolah, siswa dinyatakan tuntas belajar dalam

tes jika nilai yang diperoleh ≥ 70 dengan nilai maksimal 100.

2. Peningkatan kemampuan belajar bisa dilihat dari hasil nilai rata-rata pada

tiap postes. Skor nilai rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan skor

nilai seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa.

3. Peningkatan nilai individu dilakukan dengan membandingkan skor tes

lama dengan skor tes awal.

4. Jika terdapat siswa yang belum mencapai nilai KKM maka guru akan

memberikan bimbingan khusus kepada siswa tersebut hingga mencapai

nilai KKM sesuai dengan ketentuan sekolah.

5. Siswa yang telah mencapai nilai KKM diberikan pengayaan dan arahan

oleh guru untuk membantu siswa lain yang belum mencapai nilai KKM

dan masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan.


38

B. Kerangka Teknis
1. Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini tersusun berdasarkan atas hasil

refleksi pada pra skilus, dengan menghasilkan empat langkah tindakan yang akan

digunakan dalam penelitian, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada tahap pra siklus, maka peneliti dan guru

kelas merancang rencana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

yang sesuai dengan materi yang dipelajari yakni materi kisah Nabi Muhammad

SAW. yang disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Kemudian dalam RPP tersebut disusun pula langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa agar

mereka lebih aktif berperan di kelas, langkah peneliti dalam mengaktifkan siswa

dalam kegiatan belajar dengan menggunakan media video. Setelah itu peneliti

juga menyusun tes atau evaluasi, guna mengukur peningkatan hasil belajar siswa.

b. Implementasi

Setelah perencanaan disiapkan, maka mulailah pada siklus I. Dalam

pelaksanaan tindakan ini menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Adapun kegiatan pembelajaran yang terlaksana sebagai berikut:

a) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab tentang

Nabi Muhammad SAW.

b) Guru mengkondisikan siswa untuk belajar dengan kondusif.

c) Guru mempersiapkan media pembelajaran.

d) Guru menjelaskan alur atau rencana serta tujuan dari proses pembelajaran

yang akan dilaksanakan.


39

e) Menjelaskan materi tentang kisah Nabi Muhammad SAW. secara

singkat,

f) Memutar video tentang kisah Nabi Muhammad SAW.

g) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menyimak dan

menonton film kisah Nabi Muhammad SAW. yang sedang berlangsung.

h) Guru mengadakan tanya jawab seputar kisah Nabi Muhammad SAW.

i) Menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan siswa.

j) Memberikan tugas kepada siswa

k) Mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Pada tahap ini penulis meminta bantuan kepada observer (teman sejawat

atau guru kelas) untuk membantu dalam melakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa dan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, sedangkan untuk hasil tes atau evaluasi belajar siswa

dilakukan oleh peneliti sendiri. Adapun observasi yang dilakukan oleh teman

sejawat adalah:

1. Aktivitas siswa

Kegiatan yang dilakukakan siswa selama proses pembelajaran

merupakan data aktivitas siswa yang diobservasi. Seluruh aktivitas siswa

diobservasi sesuai dengan timbal-balik dari aktivitas guru dalam

menyampaikan dan melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun aktivitas

siswa yang diamati adalah:

a) Apersepsi

1) Memperhatikan dengan seksama


40

2) Menjawab dengan bahasa yang baik

3) Menjawab dengan kalimat yang benar

b) Eksplorasi

1) Menyimak dengan baik

2) Mengingat materi dengan teliti

3) Mecatat materi dengan cermat

c) Pengembangan dan aplikasi

1) Dapat menjelaskan materi yang disampaikan

2) Mampu menceritakan kembali materi yang disampaikan

3) Mampu mempresentasikan materi dengan baik

Adapun hasil dari pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan selama

aktivitas pembelajaran berlangsung dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Aspek yang Dinilai

No NAMA Apersepsi Eksplorasi Aplikasi Skor Nilai

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 AISYAH RAHMA 1 2 1 2 2 3 2 2 3 18 67

2 ARIELLA ANDIN 1 3 2 2 3 2 3 3 2 21 78

3 AZALIA ANDINA 2 3 3 3 3 3 2 2 3 24 89

4 AZKIA S K 2 2 1 2 3 2 2 2 3 19 70

5 AZZAHRA R 3 3 3 2 2 2 3 2 1 21 78

6 DAHLIA RIZKI 2 2 2 2 1 2 1 3 1 16 59

7 GEIS MAHER 3 3 2 3 3 2 2 3 3 24 80

8 HISANAH HILMA 2 2 2 2 3 3 2 3 2 21 78

9 IBROHIM S 3 3 1 2 1 1 1 2 1 15 56
41

10 KUNING NILIFA 2 2 2 2 1 3 3 3 3 21 78

11 LINTANG N 1 3 3 2 2 3 1 2 2 19 70

12 M. ALTHAF A 2 3 2 3 3 3 2 1 1 20 74

13 MALDA RIZQY 2 2 2 1 3 3 2 2 2 19 70

14 M. LUTFI M 1 2 2 1 1 3 2 1 2 15 68

15 M. ISMAIL 1 2 3 3 3 2 2 1 1 18 67

16 M. ASYAM 2 2 2 2 1 3 1 2 1 16 65

17 M. AZRIL 1 3 1 2 1 3 2 3 1 17 68

18 M. HISYAM 1 2 2 1 2 3 1 1 3 16 59

19 SHABRINA 2 2 1 2 3 2 1 1 1 15 56

20 SYAFA ADINA 1 2 1 2 1 2 2 1 2 14 60

21 YUSFA A 2 2 3 3 3 2 2 2 3 22 81

22 ZAKIYA ZEY 2 2 1 1 3 2 3 2 2 18 67

23 RIZKI MAULANA 1 2 1 1 2 1 2 2 1 13 70

Jumlah 422 1608

Persentase 69,91% 69,91%

Keterangan penilaian:

Setiap aspek yang diamati maksimal nilai yang didapat adalah tiga yakni:

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

Dengan Sembilan aspek yang diamati dengan tiga kriteria maka jumlah

skor total atau skor ideal adalah 27, dengan format penilaian (skor yang didapat

dibagi skor ideal dikalikan 100).


42

Sedangkan untuk nilai persentase didapat dari nilai dibagi nilai total dikali

100%.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

aktivitas siswa dalam kegiatan belajar memperoleh nilai persentase 69,91 %,

dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada siklus I berkategori

cukup.

2. Aktivitas guru

Observer dalam mengamati aktivitas guru disesuaikan dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat, agar aktivitas guru dapat diamati dengan

cermat serta tidak keluar dari rencana yang telah tersusun.

Adapun hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Penilaian
NO AKTIVITAS YANG DIAMATI
1 2 3 4 5

I Kegiatan Awal

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar. 

2 Apresiasi materi pembelajaran 

3 Memberikan motivasi kepada siswa 

II Kegiatan Inti

1 Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran 

Menjelaskan alur dan strategi pembelajaran 


2
yang akan dilaksanakan

Guru mengkondisikan siswa untuk belajar 


3
secara kondusif.
43

4 Guru mempersiapkan media pembelajaran. 

Menjelaskan materi tentang kisah Nabi 


5
Muhammad saw. Secara singkat,

Guru menjelaskan tentang peristiwa penting 


6
yang dialami Nabi Muhammad Saw.

Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam 

7 pelaksanaan pembelajaran yang sedang

berlangsung.

Memberikan penilaian kepada tiap siswa yang 


8
mampu menceritakan kembali.

III Kegiatan Akhir

1 Melakukan tanya jawab seputar materi 

2 Memberikan tugas 

3 Mengevaluasi hasil belajar siswa 

4 Menutup pembelajaran dengan baik 

JUMLAH 51

PERSENTASI 68%

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan teman sejawat peneliti/guru

terhadap aktivitas guru selama pembelajaran materi kisah Nabi Muhammad SAW.

pada siklus I menunjukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas guru

pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan akhir secara

keseluruhan baru mencapai kategori sedang dengan persentase sebesar 68%.

3. Hasil tes evaluasi belajar siswa

Hasil tes ini dilakukan guna melihat hasil akhir tujuan dari penelitian,

apakah penelitian ini dianggap berhasil atau tidak, tes ini dilakukan dalam tiap
44

akhir siklus untuk mendapatkan nilai dari semua siswa guna diteliti. (Adapun

lembar tes terlampir).

Sedangkan hasil tes belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Taabel 4.3

Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I

No NAMA L/P Nilai

1 AISYAH RAHMAH L 70

2 ARIELLA ANDINA L 65

3 AZALIA ANDINA P 60

4 AZKIA SABILA L 80

5 AZZAHRA RAMADHANI L 70

6 DAHLIA RIZKY P 70

7 GEIS MAHER T P 60

8 HISANAH HILMA L 75

9 IBROHIM SOLEH P 70

10 KUNING NILIFA L 50

11 LINTANG NAFIZA P 90

12 M. ALTHAF A P 80

13 MALDA RIZQY L 50

14 M. LUTFI M P 70

15 M. ISMAIL YORDAN L 50

16 M. ASYAM A P 80

17 M. AZRIL P 55

18 M. HISYAM L 70

19 SHABRINA NAILA P 60

20 SYAFA ADINA F L 85
45

21 YUSFA ADINA F L 55

22 ZAKIYA ZEY AISYA P 70

23 RIZKI MAULANA L 80

Jumlah 1565

Nilai rata-rata 68,04

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes unjuk kerja

siswa adalah 68,04. Siswa yang memperoleh nilai > 70 ada 14 orang siswa. Ini

berarti baru mencapai 60,87 % yang mencapai KKM, sedangkan sisanya adalah

39,13 % belum mencapai KKM. Padahal penelitian dapat dikatakan berhasil

apabila ada 80% siswa yang telah mencapai KKM.

Gambar 4.1 Grafik Pencapaian Hasil Tes Belajar

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
nilai siswa > 70 nilai siswa < 70

d. Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan, pengamatan nilai siswa dalam proses

pembelajaran maka dapat direfleksi:


46

1) Aktivitas Guru sudah dapat melaksanakan pembelajaran dengan cukup

baik, walaupun masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil

observasi yang menunjukan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran

masih dalam kategori sedang. Beberapa siswa masih belum bisa

mengikuti dengan baik, belum terbiasa dengan penggunaan media video.

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran materi Kisah Nabi Muhammad

SAW. dengan penggunaan media video baru mencapai 69,91 % sehingga

dapat dikatakan belum berhasil karena belum mencapai target penelitian

yaitu 80% dari jumlah siswa mencapai nilai KKM 70.

3) Siswa terlihat sudah mengikuti pembelajaran dengan serius, ceria dan

kondusif. Siswa sudah mau dan termotivasi mengikuti perintah guru

dalam materi kisah Nabi Muhammad SAW.

4) Penilaian terhadap siswa berdasarkan tes belajar belum dapat dikatakan

berhasil karena nilai rata-rata siswa baru mencapai 68,04% dan hanya

baru 14 siswa yang dapat dikatakan berhasil dengan persentase sebesar

60,87%. Perlu perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI materi

kisah Nabi Muhammad SAW dengan media video pada siklus II agar

tercapai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Untuk meningkatkan pelaksanaan siklus I agar pada siklus II

penelitian dapat lebih optimal maka perlu ditempuh hal-hal berikut:

1) Guru memotivasi siswa dalam pembelajaran agar tetap semangat dan

lebih serius tetapi mampu menciptakan suasana yang kondusif dan

menyenangkan.
47

2) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan penilaian agar siswa

mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

3) Guru menginformasikan alur model pembelajaran dengan

menggunakan media video dalam proses pembelajaran.

2. Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tersusun berdasarkan atas hasil

refleksi pada skilus I, dengan menghasilkan empat langkah tindakan yang akan

digunakan dalam penelitian, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada tahap siklus I, maka peneliti dan guru kelas

merancang rencana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media video

dengan lebih maksimal. Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) lebih

dispesifikasikan pada penggunaan media video lebih baik, dengan merancanng

kegiatan dan pengaturan waktu yang sesuai agar efektif dan efisien.

b. Implementasi

Setelah perencanaan disiapkan, maka tindakan pada siklus II

dimaksimalkan pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan tindakan ini rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) lebih difokuskan pada penggunaan media video.

Adapun kegiatan pembelajaran yang terlaksana sebagai berikut:

a) Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar.

b) Guru mempersiapkan media pembelajaran.

c) Guru menjelaskan alur atau rencana serta tujuan dari proses pembelajaran

yang akan dilaksanakan.


48

d) Menginstruksikan kepada siswa tentang kegiatan yang harus dilakukan

setelah menyimak video.

e) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran yang sedang berlangsung.

f) Memberikan penilaian kepada tiap siswa yang mempresentasikan materi

kisah Nabi Muhammad SAW.

g) Mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

h) Melaksanakan tes belajar siswa

c. Observasi

Observasi pada siklus II dilakukan dengan lebih maksimal dengan meneliti

aktivitas siswa dan aktivitas guru. Adapun observasi yang dilakukan oleh teman

sejawat adalah:

1. Aktivitas siswa

Pelaksanaan observasi terhadap aktivitas siswa diteliti dengan kriteria

sama dengan siklus I, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Aktivitas guru

Observer dalam mengamati aktivitas guru pada siklus II disesuaikan

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat, agar aktivitas guru dapat

diamati dengan cermat serta tidak keluar dari rencana yang telah tersusun.

3. Hasil tes evaluasi belajar siswa

Hasil tes ini dilakukan guna melihat hasil akhir tujuan dari penelitian, apakah

penelitian ini dianggap berhasil atau tidak, tes ini dilakukan dalam tiap akhir

siklus untuk mendapatkan nilai dari semua siswa guna diteliti.


49

d. Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan, pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam

proses pembelajaran pada siklus II maka dapat direfleksi

1) Aktivitas guru sudah dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, terlihat

siswa lebih antusias dan lebih kondusfi serta aktif, baik dalam kegiatan

menyimak video kisah Nabi Muhammad SAW ataupun mempresentasikannya.

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran menyimak video kisah Nabi

Muhammad SAW di kelas V SD Muhammadiyah 02 Comal Pemalang sudah

ada peningkatan karena berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa, 100%

siswa mencapai nilai baik dan sangat baik.

Pencapaian target penelitian kelas ini sudah mencapai target yang

memuaskan Pada siklus II ini, siswa terlihat sudah mengikuti pembelajaran

dengan serius, dan penuh disiplin. Siswa lebih termotivasi dalam menyimak

video kisah Nabi Muhammad SAW.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Desksipsi Hasil Penelitian


1. Pra Siklus
Sebelum penulis melaksanakan penelitian, penulis menyiapkan segala
sesuatu untuk kelancaran penelitian. Adapun persiapan tersebut adalah:
1) Menentukan lokasi penelitian, yaitu SD Muhammadiyah 02
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang.
2) Meminta ijin penelitian kepada kepala sekolah tempat dilaksanakannya
penelitian.
3) Menghubungi wali kelas, yang kelasnya digunakan untuk penelitian
yaitu kelas V , supaya penelitian berjalan lancar.
4) Menentukan topik atau materi yang akan dijadikan bahan penelitian.
Setelah persiapan-persiapan dalam melaksanakan penelitian barulah
peneliti melakukan tindakan dalam pra siklus yakni observasi dan refleksi:
a. Observasi
Observasi pada awal pertemuan, peneliti hanya mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar
sedang berlangsung yang dilaksanakan oleh guru setempat. Pada saat mengadakan
pengamatan pada tahap pra siklus, penulis menemukan masalah-masalah yang
menjadi sorotan utama dalam penelitian penulis, yakni ketika pembelajaran PAI
berlangsung. Adapun hasil observasi pada pra siklus sebagai berikut:
1) Metode yang digunakan guru masih belum efektif karena kurang sesuai
dengan materi yang diajarkan.
2) Guru dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah kemudian
siswa langsung diberikan latihan soal.
3) Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran kurang aktif, hal ini
dikarenakan guru kurang mengeksplorasi potensi dan bakat siswa.
4) Kegiatan belajar tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

50
51

Dengan masalah-masalah yang timbul dari kegiatan belajar mengajar di


kelas seperti ini, maka wajar saja hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan
tujuan dari proses pembelajaran itu tidak akan tercapai dengan maksimal.
b. Refleksi
Berdsarkan hasil observasi yang didapatkan, maka langkah-langkah yang
dapat diambil adalah sebagai berikut:
1) Mendiskusikan masalah atau kendala yang dihadapi oleh guru pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2) Menentukan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang diajarkan.
3) Membuat model pembelajaran yang menarik untuk siswa,
4) Penggunaan media video digunakan dalam dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi kisah Nabi Muhammad SAw.
2. Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini tersusun berdasarkan atas hasil
refleksi pada pra skilus, dengan menghasilkan empat langkah tindakan yang akan
digunakan dalam penelitian, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi:
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada tahap pra siklus, maka peneliti dan guru
kelas merancang rencana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
yang sesuai dengan materi yang dipelajari yakni materi kisah Nabi Muhammad
SAW. yang disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Kemudian dalam RPP tersebut disusun pula langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa agar
mereka lebih aktif berperan di kelas, langkah peneliti dalam mengaktifkan siswa
dalam kegiatan belajar dengan menggunakan media video. Setelah itu peneliti
juga menyusun tes atau evaluasi, guna mengukur peningkatan hasil belajar siswa.
b. Tindakan
Setelah perencanaan disiapkan, maka mulailah pada siklus I. Dalam
pelaksanaan tindakan ini menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Adapun kegiatan pembelajaran yang terlaksana sebagai berikut:
52

a) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab tentang


Nabi Muhammad SAW.
b) Guru mengkondisikan siswa untuk belajar dengan kondusif.
c) Guru mempersiapkan media pembelajaran.
d) Guru menjelaskan alur atau rencana serta tujuan dari proses pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
e) Menjelaskan materi tentang kisah Nabi Muhammad SAW. secara
singkat,
f) Memutar video tentang kisah Nabi Muhammad SAW.
g) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menyimak dan
menonton film kisah Nabi Muhammad SAW. yang sedang berlangsung.
h) Guru mengadakan tanya jawab seputar kisah Nabi Muhammad SAW.
i) Menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran bersama-sama dengan siswa.
j) Memberikan tugas kepada siswa
k) Mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
c. Observasi
Pada tahap ini penulis meminta bantuan kepada observer (teman sejawat
atau guru kelas) untuk membantu dalam melakukan pengamatan terhadap
aktivitas siswa dan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, sedangkan untuk hasil tes atau evaluasi belajar siswa
dilakukan oleh peneliti sendiri. Adapun observasi yang dilakukan oleh teman
sejawat adalah:
1. Aktivitas siswa
Kegiatan yang dilakukakan siswa selama proses pembelajaran
merupakan data aktivitas siswa yang diobservasi. Seluruh aktivitas siswa
diobservasi sesuai dengan timbal-balik dari aktivitas guru dalam
menyampaikan dan melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun aktivitas
siswa yang diamati adalah:
a) Apersepsi
1) Memperhatikan dengan seksama
2) Menjawab dengan bahasa yang baik
3) Menjawab dengan kalimat yang benar
53

b) Eksplorasi
1) Menyimak dengan baik
2) Mengingat materi dengan teliti
3) Mecatat materi dengan cermat
c) Pengembangan dan aplikasi
1) Dapat menjelaskan materi yang disampaikan
2) Mampu menceritakan kembali materi yang disampaikan
3) Mampu mempresentasikan materi dengan baik
Adapun hasil dari pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan selama
aktivitas pembelajaran berlangsung dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Aspek yang Dinilai
No NAMA Apersepsi Eksplorasi Aplikasi Skor Nilai
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 AISYAH RAHMA 1 2 1 2 2 3 2 2 3 18 67
2 ARIELLA ANDIN 1 3 2 2 3 2 3 3 2 21 78
3 AZALIA ANDINA 2 3 3 3 3 3 2 2 3 24 89
4 AZKIA S K 2 2 1 2 3 2 2 2 3 19 70
5 AZZAHRA R 3 3 3 2 2 2 3 2 1 21 78
6 DAHLIA RIZKI 2 2 2 2 1 2 1 3 1 16 59
7 GEIS MAHER 3 3 2 3 3 2 2 3 3 24 80
8 HISANAH HILMA 2 2 2 2 3 3 2 3 2 21 78
9 IBROHIM S 3 3 1 2 1 1 1 2 1 15 56
10 KUNING NILIFA 2 2 2 2 1 3 3 3 3 21 78
11 LINTANG N 1 3 3 2 2 3 1 2 2 19 70
12 M. ALTHAF A 2 3 2 3 3 3 2 1 1 20 74
13 MALDA RIZQY 2 2 2 1 3 3 2 2 2 19 70
14 M. LUTFI M 1 2 2 1 1 3 2 1 2 15 68
15 M. ISMAIL 1 2 3 3 3 2 2 1 1 18 67
16 M. ASYAM 2 2 2 2 1 3 1 2 1 16 65
17 M. AZRIL 1 3 1 2 1 3 2 3 1 17 68
18 M. HISYAM 1 2 2 1 2 3 1 1 3 16 59
19 SHABRINA 2 2 1 2 3 2 1 1 1 15 56
20 SYAFA ADINA 1 2 1 2 1 2 2 1 2 14 60
21 YUSFA A 2 2 3 3 3 2 2 2 3 22 81
54

22 ZAKIYA ZEY 2 2 1 1 3 2 3 2 2 18 67
23 RIZKI MAULANA 1 2 1 1 2 1 2 2 1 13 70

Jumlah 422 1608


Persentase 69,91% 69,91%

Keterangan penilaian:
Setiap aspek yang diamati maksimal nilai yang didapat adalah tiga yakni:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Dengan Sembilan aspek yang diamati dengan tiga kriteria maka jumlah
skor total atau skor ideal adalah 27, dengan format penilaian (skor yang didapat
dibagi skor ideal dikalikan 100).
Sedangkan untuk nilai persentase didapat dari nilai dibagi nilai total dikali
100%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
aktivitas siswa dalam kegiatan belajar memperoleh nilai persentase 69,91 %,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada siklus I berkategori
cukup.
2. Aktivitas guru
Observer dalam mengamati aktivitas guru disesuaikan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat, agar aktivitas guru dapat diamati dengan
cermat serta tidak keluar dari rencana yang telah tersusun.
Adapun hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Penilaian
NO AKTIVITAS YANG DIAMATI
1 2 3 4 5

I Kegiatan Awal
55

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar. 


2 Apresiasi materi pembelajaran 
3 Memberikan motivasi kepada siswa 
II Kegiatan Inti
1 Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran 
Menjelaskan alur dan strategi pembelajaran 
2
yang akan dilaksanakan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar 
3
secara kondusif.
4 Guru mempersiapkan media pembelajaran. 
Menjelaskan materi tentang kisah Nabi 
5
Muhammad saw. Secara singkat,
Guru menjelaskan tentang peristiwa penting 
6
yang dialami Nabi Muhammad Saw.
Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam 
7 pelaksanaan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Memberikan penilaian kepada tiap siswa yang 
8
mampu menceritakan kembali.
III Kegiatan Akhir
1 Melakukan tanya jawab seputar materi 
2 Memberikan tugas 
3 Mengevaluasi hasil belajar siswa 
4 Menutup pembelajaran dengan baik 
JUMLAH 51
PERSENTASI 68%

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan teman sejawat peneliti/guru


terhadap aktivitas guru selama pembelajaran materi kisah Nabi Muhammad SAW.
pada siklus I menunjukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas guru
pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan akhir secara
keseluruhan baru mencapai kategori sedang dengan persentase sebesar 68%.
3. Hasil tes evaluasi belajar siswa
Hasil tes ini dilakukan guna melihat hasil akhir tujuan dari penelitian,
apakah penelitian ini dianggap berhasil atau tidak, tes ini dilakukan dalam tiap
akhir siklus untuk mendapatkan nilai dari semua siswa guna diteliti. (Adapun
lembar tes terlampir).
Sedangkan hasil tes belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
56

Taabel 4.3
Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I

No NAMA L/P Nilai

1 AISYAH RAHMAH L 70
2 ARIELLA ANDINA L 65
3 AZALIA ANDINA P 60
4 AZKIA SABILA L 80
5 AZZAHRA RAMADHANI L 70
6 DAHLIA RIZKY P 70
7 GEIS MAHER T P 60
8 HISANAH HILMA L 75
9 IBROHIM SOLEH P 70
10 KUNING NILIFA L 50
11 LINTANG NAFIZA P 90
12 M. ALTHAF A P 80
13 MALDA RIZQY L 50
14 M. LUTFI M P 70
15 M. ISMAIL YORDAN L 50
16 M. ASYAM A P 80
17 M. AZRIL P 55
18 M. HISYAM L 70
19 SHABRINA NAILA P 60
20 SYAFA ADINA F L 85
21 YUSFA ADINA F L 55
22 ZAKIYA ZEY AISYA P 70
23 RIZKI MAULANA L 80
Jumlah 1565
Nilai rata-rata 68,04

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes unjuk kerja
siswa adalah 68,04. Siswa yang memperoleh nilai > 70 ada 14 orang siswa. Ini
berarti baru mencapai 60,87 % yang mencapai KKM, sedangkan sisanya adalah
39,13 % belum mencapai KKM. Padahal penelitian dapat dikatakan berhasil
apabila ada 80% siswa yang telah mencapai KKM.

Gambar 4.1 Grafik Pencapaian Hasil Tes Belajar


57

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
nilai siswa > 70 nilai siswa < 70

d. Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan, pengamatan nilai siswa dalam proses
pembelajaran maka dapat direfleksi:
1) Aktivitas Guru sudah dapat melaksanakan pembelajaran dengan cukup
baik, walaupun masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil
observasi yang menunjukan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran
masih dalam kategori sedang. Beberapa siswa masih belum bisa
mengikuti dengan baik, belum terbiasa dengan penggunaan media video.
2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran materi Kisah Nabi Muhammad
SAW. dengan penggunaan media video baru mencapai 69,91 % sehingga
dapat dikatakan belum berhasil karena belum mencapai target penelitian
yaitu 80% dari jumlah siswa mencapai nilai KKM 70.
3) Siswa terlihat sudah mengikuti pembelajaran dengan serius, ceria dan
kondusif. Siswa sudah mau dan termotivasi mengikuti perintah guru
dalam materi kisah Nabi Muhammad SAW.
4) Penilaian terhadap siswa berdasarkan tes belajar belum dapat dikatakan
berhasil karena nilai rata-rata siswa baru mencapai 68,04% dan hanya
baru 14 siswa yang dapat dikatakan berhasil dengan persentase sebesar
60,87%. Perlu perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI materi
kisah Nabi Muhammad SAW dengan media video pada siklus II agar
tercapai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
58

Untuk meningkatkan pelaksanaan siklus I agar pada siklus II


penelitian dapat lebih optimal maka perlu ditempuh hal-hal berikut:
1) Guru memotivasi siswa dalam pembelajaran agar tetap semangat dan
lebih serius tetapi mampu menciptakan suasana yang kondusif dan
menyenangkan.
2) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan penilaian agar siswa
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
3) Guru menginformasikan alur model pembelajaran dengan
menggunakan media video dalam proses pembelajaran.
3. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tersusun berdasarkan atas hasil
refleksi pada skilus I, dengan menghasilkan empat langkah tindakan yang akan
digunakan dalam penelitian, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi:

a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada tahap siklus I, maka peneliti dan guru kelas
merancang rencana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media video
dengan lebih maksimal. Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) lebih
dispesifikasikan pada penggunaan media video lebih baik, dengan merancanng
kegiatan dan pengaturan waktu yang sesuai agar efektif dan efisien.
b. Tindakan
Setelah perencanaan disiapkan, maka tindakan pada siklus II
dimaksimalkan pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan tindakan ini rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) lebih difokuskan pada penggunaan media video.
Adapun kegiatan pembelajaran yang terlaksana sebagai berikut:
a) Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar.
b) Guru mempersiapkan media pembelajaran.
c) Guru menjelaskan alur atau rencana serta tujuan dari proses pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
d) Menginstruksikan kepada siswa tentang kegiatan yang harus dilakukan
setelah menyimak video.
59

e) Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam pelaksanaan


pembelajaran yang sedang berlangsung.
f) Memberikan penilaian kepada tiap siswa yang mempresentasikan materi
kisah Nabi Muhammad SAW.
g) Mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
h) Melaksanakan tes belajar siswa

c. Observasi
Observasi pada siklus II dilakukan dengan lebih maksimal dengan meneliti
aktivitas siswa dan aktivitas guru. Adapun observasi yang dilakukan oleh teman
sejawat adalah:
1. Aktivitas siswa
Pelaksanaan observasi terhadap aktivitas siswa diteliti dengan
kriteria sama dengan siklus I, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Adapun hasil dari pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan selama
aktivitas pembelajaran berlangsung dapat digambarkan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Aspek yang Dinilai
No NAMA Apersepsi Eksplorasi Aplikasi Skor Nilai
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 AISYAH R 2 3 2 2 2 3 2 2 3 21 78
2 ARIELLA A 2 3 2 3 3 2 3 3 2 23 85
3 AZALIA ANDINA 2 3 3 3 3 3 2 2 3 24 89
4 AZKIA 3 2 3 3 3 2 2 2 3 23 85
5 AZZAHRA 3 3 3 2 2 2 3 2 1 21 78
6 DAHLIA 2 3 2 3 2 2 3 3 3 23 85
7 GEIS MAHER 3 3 2 3 3 2 2 3 3 24 89
8 HISANAH HILMA 3 2 2 2 2 3 2 3 2 21 78
9 IBROHIM S 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20 74
10 KUNING N 2 2 2 3 3 3 3 3 3 24 89
11 LINTANG N 3 3 3 2 2 3 3 2 2 23 85
12 M. ALTHAF A 2 3 3 3 3 3 2 2 3 24 89
13 MALDA RIZKY 3 3 2 2 3 3 2 2 2 22 81
60

14 M. LUTFI M 3 2 2 2 3 3 2 2 2 21 78
15 M. ISMAIL Y 3 2 3 3 3 2 2 3 2 23 85
16 M. ASYAM A 2 3 2 2 3 3 3 2 3 23 85
17 M. AZRIL 3 3 2 2 3 3 2 3 2 23 85
18 M. HISYAM 2 2 3 3 2 3 3 3 3 24 89
19 SHABRINA N 2 3 2 2 3 2 2 3 3 22 81
20 SYAFA A 3 2 3 2 3 3 2 2 2 22 81
21 YUSFA A 2 2 3 3 3 2 2 2 3 22 81
22 ZAKIYA ZEY 2 3 2 2 3 2 3 2 2 21 78
23 RIZKI MAULANA 2 2 2 3 3 3 2 3 3 23 85
Jumlah 517 1915
Persentase 83,26% 83,26%

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar memperoleh nilai persentase
83,26%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada
siklus II berkategori baik.
2. Aktivitas guru
Observer dalam mengamati aktivitas guru pada siklus II
disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat, agar
aktivitas guru dapat diamati dengan cermat serta tidak keluar dari rencana
yang telah tersusun.
Adapun hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Penilaian
NO AKTIVITAS YANG DIAMATI
1 2 3 4 5

I Kegiatan Awal
1 Mempersiapkan siswa untuk belajar. 
2 Apresiasi materi pembelajaran 
3 Memberikan motivasi kepada siswa 
II Kegiatan Inti
1 Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran 
Menjelaskan alur dan strategi pembelajaran 
2
yang akan dilaksanakan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar 
3
secara kondusif.
4 Guru mempersiapkan media pembelajaran. 
Menjelaskan materi tentang kisah Nabi 
5
Muhammad SAW. Secara singkat,
61

Guru memutarkan kisah Nabi Muhammad 


6
SAW.
Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam 
7 pelaksanaan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Memberikan penilaian kepada tiap siswa yang 
8
mampu menceritakan kembali.
III Kegiatan Akhir
1 Melakukan tanya jawab seputar materi 
2 Memberikan tugas 
3 Mengevaluasi hasil belajar siswa 
4 Menutup pembelajaran dengan baik 
JUMLAH 61
PERSENTASI 81,33%

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan teman sejawat


peneliti terhadap aktivitas guru selama pembelajaran materi kisah Nabi
Muhammad SAW. pada siklus II menunjukan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran aktivitas guru pada kegiatan awal
pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan akhir secara keseluruhan baru
mencapai kategori sedang dengan persentase sebesar 81,33%.
3. Hasil tes evaluasi belajar siswa
Hasil tes ini dilakukan guna melihat hasil akhir tujuan dari
penelitian, apakah penelitian ini dianggap berhasil atau tidak, tes ini
dilakukan dalam tiap akhir siklus untuk mendapatkan nilai dari semua
siswa guna diteliti. (Adapun lembar tes terlampir).
Sedangkan hasil tes belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Taabel 4.6
Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II

No NAMA L/P Nilai

1 AISYAH RAKHMAH L 85
2 ARIELLA A L 80
3 AZALIA A P 75
4 AZKIA L 100
5 AZZAHRA L 85
62

6 DAHLIA P 85
7 GEIS MAHER P 70
8 HISANAH HILMA L 80
9 IBROHIM SOLEH P 95
10 KUNING NILIFA L 80
11 LINTANG N P 100
12 M ALTHAF A P 95
13 MALDA RIZQY L 70
14 M. LUTFI M P 85
15 M. ISMAIL Y L 75
16 M. ASYAM A P 85
17 M. AZRIL P 75
18 M. HISYAM L 100
19 SHABRINA NAILA P 75
20 SYAFA ADINA L 95
21 YUSFA ADINA L 80
22 ZAKIYA ZEY A P 75
23 RIZKI MAULANA L 90
Jumlah 1935
Nilai rata-rata 84,13

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes


unjuk kerja siswa adalah 84,13. Dari jumlah 23 siswa seluruhnya
memperoleh nilai tes > 70. Ini berarti tingkat keberhasilan
kegiatan meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan media
video pada materi kisah Nabi Muhammad SAW dapat dikatakan
100% berhasil.
d. Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan, pengamatan aktivitas guru dan
siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II maka dapat direfleksi

1) Aktivitas guru sudah dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik,


terlihat siswa lebih antusias dan lebih kondusfi serta aktif, baik dalam
kegiatan menyimak video kisah Nabi Muhammad SAW ataupun
mempresentasikannya.
2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran menyimak video kisah Nabi
Muhammad SAW di kelas V SD Muhammadiyah 02 Comal Pemalang
63

sudah ada peningkatan karena berdasarkan hasil pengamatan aktivitas


siswa, 100% siswa mencapai nilai baik dan sangat baik.
Evaluasi hasil belajar siswa meningkat dengan signifikan. Pada
siklus I nilai siswa yang mencapai KKM hanya 60,87 %, sedangkan
pada siklus II siswa yang mendapat nilai KKM dan lebih mencapai
100%. Pencapaian target penelitian kelas ini sudah mencapai target
yang memuaskan Pada siklus II ini, siswa terlihat sudah mengikuti
pembelajaran dengan serius, dan penuh disiplin. Siswa lebih
termotivasi dalam menyimak video kisah Nabi Muhammad SAW.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Aktivitas Siswa
Berdasarkan pelaksanaan dan pengamatan penelitian tindakan kelas pada
siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran PAI tentang materi kisah Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan media video meningkat dengan signifikan.
Aktivitas siswa pada proses pembelajaran materi kisah Nabi Muhammad
SAW, sudah dapat dikatakan meningkat dengan memuaskan karena berdasarkan
hasil pengamatan aktivitas siswa, 100% siswa mampu mencapai nilai baik dan
sangat baik.
Adapun hasil gabungan pada tahap siklus I dan siklus II pada aktivitas
belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah:
Tabel 4.7 Hasil Gabungan Observasi Aktivitas Siswa

Nilai
No. Jumlah Rata – rata
Siklus I Siklus II

1 69,91 % 83,26% 153,17% 76,59 %

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PAI


dengan media video, nilai rata-rata yang diperoleh siswa mulai dari siklus I
sampai dengan siklus II mencapai 76,59% atau tergolong kriteria baik.
Berdasarkan data yang diperoleh mulai dari siklus I sampai siklus II,
peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Gambar berikut:
64

Gambar 4.4 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa


90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
siklus I Siklus II

2. Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat dalam
dua siklus dapat dideskripsikan guru sudah berupaya melaksanakan penelitian
dengan tindakan kelas ini dengan maksimal. Pada kegiatan penelitian, guru
merencanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa tentang materi kisah Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan media video terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I dan
siklus II.
Guru berupaya memperbaiki pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
setiap siklus. Pada siklus I pembelajaran masih belum kondusif, tetapi pada siklus
II terjadi peningkatan aktivitas siswa karena guru memperbaiki proses
pembelajaran. Motivasi dan antusias guru juga mempengaruhi proses
pembelajaran sehingga guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat memotivasi
siswa secara maksimal.
Adapun hasil gabungan pada gabungan tahap siklus I dan siklus II pada
aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah:
Tabel 4.8
Hasil observasi Aktivitas Guru pada siklus I dan siklus II
Nilai
No. Jumlah Rata – rata
Siklus I Siklus II
65

1 68% 81,33% 149,33% 74,67%

Berdasarkan tabel 4.8 di atas tentang data hasil observasi pada siklus I dan
II pada materi kisah Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan media video
mencapai nilai persentase sebesar 74,67%, hal ini dapat dikatakan aktivitas
pembelajaran guru dengan menggunakan media video pada materi kisah nabi
berkategori baik.
Adapun aktivitas guru dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini:

Gambar 4.5 Persentase Keberhasilan Aktivitas Guru


85%

80%

75%

70%

65%

60%
siklus I Siklus II

3. Hasil Tes Belajar


Hasil tes belajar yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran
siklus I dan siklus II terjadi peningkatan yang signifikan. Pada siklus I hasil
belajar terhadap peningkatan siswa tentang demonstrasi kisah Nabi Muhammad
SAW pada siswa Kelas V SD Muhammadiyah 02 mencapai 60,87% dan pada
siklus II mencapai 100%. Terjadi peningkatan sebesar 39,13%.
Pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai target penelitian tindakan
kelas. Siswa yang mendapat nilai > 70 dan lebih baru mencapai 60,87% padahal
66

indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas sebesar 80%. Tetapi pada siklus II
terjdi peningkatan siswa yang mendapat nilai > 70 dan lebih sebesar 100%.
Dengan demikian penelitian ini dapat dikatakan berhasil.

Tabel 4.9
Persentase Keberhasilan Tes belajar Siswa
Nilai
No. Jumlah Rata – rata
Siklus I Siklus II

1 60,87% 100% 160,87% 80,44%

Berdasarkan hasil tes belajar siswa pada pembelajaran kisah Nabi


Muhammad SAW dengan media video, persentase keberhasilan nilai rata-rata
yang diperoleh siswa mulai dari siklus I sampai dengan siklus II mencapai
80,44% atau tergolong kriteria baik.
Berdasarkan data yang diperoleh mulai dari siklus I sampai siklus II, hasil
tes unjuk kerja siswa dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 4.5 Persentase Keberhasilan Tes Siswa
120.00%

100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
siklus I Siklus II
67

C. Jawaban Hipotesis Tindakan


Berdasarkan aktivitas siswa dan aktivitas guru serta hasil tes belajar siswa
yang diperoleh dari siklus I sampai dengan siklus II dapat disimpulkan bahwa
seluruh aspek tersebut mengalami peningkatan, maka hipotesis yang berbunyi
“Jika media video digunakan pada materi kisah Nabi Muhammad SAW. maka
akan meningkatkan hasil belajar PAI di kelas V SD Muhammadiyah 02
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang” dapat diterima.
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, temuan, dan pembahasan yang diuraikan pada
bab IV tentang proses pembelajaran pada materi kisah Nabi Muhammad SAW
dengan menggunakan media video, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi terbukti dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa, hal ini
dikarenakan siswa diajarkan untuk lebih giat dalam belajar dan lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Dengan persentase keberhasilan siswa
mencapai 76,59% dengan kategori baik.
2. Aktivitas guru dalam meningkatkan kegiatan belajar siswa pada materi
kisah Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan metode demonstrasi
terbukti efektif, hal ini dikarenakan siswa merasa kegiatan belajar
mengajar lebih terasa menyenangkan. Adapun tingkat keberhasilan
aktivitas guru memperoleh 74,67% dengan kategori baik.
3. Hasil tes belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya, hal ini
karena proses kegiatan belajar mengajar yang selalu mengalami perubahan
dan perbaikan secara bertahap. Sehingga hasil belajar berdasarkan tes
siswa mencapai nilai yang diharapkan. Adapun keberhasilan siswa pada
siklus I baru mencapai angka 60,87% sedangkan pada siklus II menjadi
100%, dengan demikian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
metode demonstrasi pada materi kisah Nabi dikatakan berhasil dengan
persentase 80,44%.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran yang dapat disampaikan


dari hasil penelitian tindakan kelas ini antara lain sebagai berikut:

68
69

1. Guru hendaknya lebih variatif dalam menggunakan metode mengajar agar


siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkatkan
pemahamannya dalam belajar.
2. Siswa hendaknya lebih giat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
di dalam kelas.
3. Sekolah hendaknya lebih membantu menyediakan fasilitas dan sarana
belajar untuk kegiatan proses pembelajaran agar hasil belajar yang
diperoleh siswa dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.


Arikunto, Suharsimi et al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara,
2009.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2002.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Darwiansyah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Faza Media, 2006.
Departemen Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar, Jakarta: Depdiknas, 2003.
Departemen Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar, Jakarta: Depdiknas, 2003.
Departemen Pendidikan Nasional, silabus mata pelajaran PAI, Jakarta, h: 17-18
Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Thariqi
Press, 2012.
I.G.A.K Wardani, et al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2006.
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2010.
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2009.
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Usman, Moh. Uzer. dkk, Upaya-upaya Optimalisasikan Kegiatan Belajar
Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003.

70

Anda mungkin juga menyukai