Anda di halaman 1dari 64

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN


DENGAN LANGKAH-LANGKAH METODE POLYA
DI KELAS III SD NEGERI 2 SUKOMULYO.

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar S1


Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka

Oleh
ARIFIANTO SULISTYO SETYAWAN
NIM. 817275245

UNVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ PURWOKETO
2012
2
3

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal


Cerita pada Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan dengan Langkah-
Langkah Metode Polya di Kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo”.
Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru kelas III, bahwa hasil
ulangan pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan terutama berbentuk
soal cerita, siswa yang mengalami kesulitan sebanyak 56,67% dari 30 siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model polya
dapat meningkatkan kesungguhan siswa dalam pembelajaran matematika tentang
soal cerita pada siswa kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo dan Apakah dengan
menggunakan metode Polya dapat meningkatkan kemampuan siswa
menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo?.
Penelitian dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo, sebanyak dua
siklus. Hasil-hasil penelitian ini adalah bahwa dengan menggunakan langkah-
langkah Polya, kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dapat
ditingkatkan, peningkatan kemampuan siswa siklus I menjadi 19 anak pada akhir
siklus II meningkat 29 anak. Keaktifan siswa dalam KBM Matematika yang aktif
pada siklus I sebanyak 19 siswa, pada siklus II menjadi 27 siswa
Simpulan hasil penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode Polya
prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Saran yang perlu disampaikan kaitannya
hasil penelitian ini adalah Pembelajaran cara menyelesaikan pengerjaan hitung
campuran dalam bentuk soal cerita guru disarankan untuk menggunakan metode
Polya.

Kata Kunci: Soal Cerita, Penjumlahan dan Pengurangan, Metode Polya


4

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Alloh swt. yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga dapat menyusun laporan ini tanpa adanya rintangan yang
berarti.
Terima kasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga selesainya laporan ini.
Ucapan terima kasih khususnya penulis tujukan kepada :
1. Rektor Universitas Terbuka
2. Dekan FKIP Universitas Terbuka
3. Kepala UPBJJ Universitas Terbuka Purwokerto
4. Suryati, SH.MH. sebagai dosen pembimbing
5. Kepala SD Negeri 2 Sukomulyo
6. Bapak dan Ibu Guru SD Negeri 2 Sukomulyo
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
penelitian tindakan kelas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan atau penyusunan laporan
penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan
penelitian tindakan kelas ini.
Penulis berharap semoga laporan penelitian tindakan kelas ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Gombong, 24 November 2012


Penulis
5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN . ........................................................................ ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................... ............................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah...................………………………………… .. 3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kerangka Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................... …. 5
B. Kerangka Berfikir…………........................................................... . 16
C. Hipotesis Tindakan………………………………………… .......... 18
D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan ................................................ 18

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN


A. Subyek dan Setting Penelitian ………………………………...... 19
B. Data Sumber Data Teknik Pengumpulan, dan Teknik Analisis Data 20
C. Prosedur Penelitian …………………………………………… . 21
D. Deskripsi Penelitian per Siklus ........................................................ 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian per Siklus……………………………… 29
B. Pembahasan ..................................................................................... 36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ……………………………………………………… . 38
B. Saran dan Tindak Lanjut…………………………………….......... 38

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… . 40


LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………….......... 51
6

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan PTK ................................................................ 19


Tabel 4.1. Data Hasil Tes Siklus I.................................................................... 30
Tabel 4.2. Data Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ....................... 31
Tabel 4.3. Data Hasil Tes Siklus II .................................................................. 33
Tabel 4.4. Keaktifan Siswa Siklus II .............................................................. 35
7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 17


Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I ........................................... 31
Gambar 4.2 Grafik Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ................................. 32
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II ......................................... 34
Gambar 4.4 Grafik Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ................................. 35
8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I................... 41

Lampiran 2 Soal Tes.......……………….................................…… 46

Lampiran 3 Lembar Jawab Tes....................................................... 47

Lampiran 4 Kunci Jawaban dan Penskoran....……………………. 48

Lampiran 5 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II................ 49

Lampiran 6 Lembar Observasi........................................................ 54

Lampiran 7 Ijin Penelitian Tindakan Kelas..................................... 55

Lampiran 8 Kesediaan Teman Sejawat........................................... 56

Lampiran 9 Surat Pernyataan…………………………………… 57


9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006, menyebutkan bahwa, dalam setiap
kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan penggunaan
masalah yang sesuai dengan situasi. Lebih lanjut dikemukakan salah satu tujuan
mata pelajaran matematika adalah memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Sehubungan dengan hal tersebut
dalam pembelajaran matematika hendaknya dibiasakan dengan mengajukan
masalah nyata, yaitu pembelajaran yang mengaitkan masalah dengan kehidupan
sehari-hari.
Salah satu pembelajaran yang memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan
pembelajaran soal cerita. Soal cerita menuntut siswa untuk dapat memecahkan
permasalahannya melalui kemampuannya dalam memahami, merancang, dan
menyelesaikan soal cerita tersebut. Berdasarkan data dari Training Need
Assessment (TNA) PPPPTK Matematika, ternyata soal cerita masih merupakan
masalah bagi guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar. Penyebabnya
adalah karena sebagian mereka masih kesulitan mendapatkan informasi tentang
pembelajaran soal cerita berikut contoh-contohnya.
Kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, menurut Syafri
Ahmad (2000:25) secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Kesulitan dalam memahami masalah (soal), yaitu kesulitan dalam menentukan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal.
b. Kesulitan dalam menyusun rencana penyelesaian, yaitu kesulitan dalam
menerjemahkan soal cerita ke dalam model (kalimat) matematika.
c. Kesulitan dalam menyelesaikan rencana, yaitu kesulitan dalam menyelesaikan
model (kalimat) matematika.
d. Kesulitan dalam melihat (mengecek) kembali hasil yang telah diperoleh.
10

e. Kesulitan dalam menginterpretasikan jawaban tersebut terhadap situasi


permasalahan yang terdapat dalam soal.
Kemampuan menyelesaikan soal cerita di SD Negeri 2 Sukomulyo juga
belum bisa mencapai hasil yang optimal, meskipun upaya guru telah
dilakukan dengan mengadakan latihan berulang-ulang. Berdasarkan
pengamatan peneliti sebagai guru kelas III, bahwa hasil ulangan pada pokok
bahasan penjumlahan dan pengurangan terutama berbentuk soal cerita,
dengan KKM 70 ternyata dari 28 siswa hanya 8 siswa (29%) yang telah
tuntas, sedangkan 20 siswa (71%) belum tuntas.
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat diidentifikasi masalah-
masalah yang timbul sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika relatif rendah;
2. Perhatian siswa terhadap kegiaatan pembelajaran relatif rendah.
Dari identifikasi masalah di atas dapat dianalisis penyebab timbulnya
masalah yaitu:
1. Guru belum menggunakan alat peraga dalam pembelajaran;
2. Pemilihan metode pembalajaran kurang tepat.
Kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan soal cerita tidak hanya
kemampuan keterampilan dan mungkin algoritma tertentu saja melainkan
kemampuan lainnya yaitu kemampuan menyusun rencana dan strategi yang
akan digunakan dalam mencapai penyelesaian.
George Polya menyarankan empat langkah rencana yang terurut untuk
menyelesaikan masalah. Keempat langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memahami masalah (understanding the problem)
2. Menyusun rencana (devising a plan)
3. Pelaksanaan rencana (carrying out the plan)
4. Memeriksa kembali (looking back)
Metode Polya dalam pembelajaran matematika kaitannya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita merupakan
solusi yang cukup tepat, karena secara teoritis metode dengan langkah-langkah
11

Polya ini membimbing siswa untuk cermat, prosedural, teliti dan sistematis
sesuai dengan yang diharapkan dari penyelesaian soal cerita tersebut.
Atas dasar latar belakang inilah, maka peneliti mengangkat tema
“Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok Bahasan
Penjumlahan dan Pengurangan dengan Langkah-Langkah Metode Polya di Kelas
III SD Negeri 2 Sukomulyo”.

B. Perumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, muncul
permasalahan yaitu:
1. Apakah penerapan model polya dapat meningkatkan kesungguhan siswa
dalam pembelajaran matematika tentang soal cerita pada siswa kelas III SD
Negeri 2 Sukomulyo?
2. Apakah dengan menggunakan metode Polya dapat meningkatkan
kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas III SD
Negeri 2 Sukomulyo?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian adalah untuk:
1. Meningkatkan kesungguhan siswa dalam pembelajaran matematika tentang
soal cerita pada siswa kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo.
2. Meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita pada siswa
kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yang positif bagi berbagai
pihak.
1. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan belajar siswa.
b. Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
12

2. Manfaat bagi guru


a. Meningkatkan gairah dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Merupakan umpan balik mengetahui kesulitan siswa.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode Polya
dalam pembelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan dan
pengurangan.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Bagi sekolah hasil penelitian ini akan memberikan perbaikan mutu
pembelajaran matematika di kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo kaitannya
dengan keterampilan dalam menyelesaikan soal-soal cerita.
b. Kepala sekolah dapat menganjurkan kepada semua guru kelas untuk
menerapkan metode Polya dalam pembelajaran matematika khususnya
berkaitan dengan soal-soal cerita sesuai dengan penelitian.
13

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan


1. Kerangka Teori
a. Pembelajaran Matematika
Pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang
relatif tetap sebagai hasil pengalaman (Tim MKPMB 2001:8). Sedangkan
pembelajaran merupakan penataan lingkungan yang memberi nuansa agar
program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian
proses belajar bersifat eksternal dan unik dalam diri individu siswa,
sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan
bersifat rekayasa perilaku.
Ada beberapa pendapat tentang belajar matematika di antaranya
dijelaskan oleh Gagne dalam Herman Hudoyo (2003:36) mengatakan bahwa
dalam belajar matematika ada dua yang dapat diperoleh siswa, yaitu obyek
langsung tak langsung. Obyek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep
dan aturan. Sedang obyek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki
dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap
matematika.
Apabila pembelajaran matematika ingin mencapai hasil yang
maksimal maka perlu memadukan langkah-langkah pemecahan masalah
sehingga objek langsung dan tidak langsung dapat diterima siswa.
Kemandirian belajar dalam memecahkan masalah perlu diupayakan dalam
pembelajaran matematika tanpa adanya pembelajaran yang berkualitas maka
siswa tidak dapat memperoleh keterampilan dan kemandirian dalam
memecahkan masalah.
Jhonson dan Myklebust dalam Mulyono (1999:252) menyebutkan
bahwa matematika adalah bahasa simbol yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
14

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Learner dalam


Mulyono (1999:252) mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai
bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan
manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai
elemen dan kuantitats. Demikian juga pendapat Klien (1981:172) dalam
Mulyono dijelaskan pula bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan
ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
melupakan cara bernalar induktif.
Ide manusia sebagaimana pendapat para ahli di atas, berbeda -beda
tergantung dari pengalamannya dan pengetahuan masing-masing. Ada juga
yang mengatakan bahwa matematika adalah hanya perhitungan yang
mencakup aljabar, geometri, aritmatika dan trigonometri. Banyak pula yang
mengatakan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan
berpikir logis. Mulyono Abdurahman (1999:254) mengemukakan bahwa
masalah matematika digunakan orang untuk menghadapi masalah yang
dihadapinya, manusia akan menggunakan matematika untuk informasi
berkaitan dengan masalah yang dihadapi, pengetahuan tentang bilangan,
bentuk dan ukuran, dan kemampuan untuk menghitung serta kemampuan
untuk mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.

b. Pentingnya Matematika
Matematika sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, maka
matematika perlu diajarkan bagi siswa SD. Hal ini sebagaimana dijelaskan
Mulyono Abdurahman (1999:253) yakni ada lima alasan: a) sarana berpikir
yang jelas dan logis, b) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-
hari, c) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman,
d) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan e) sarana untuk
meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Kelima alasan tersebut di atas senada dengan yang dijelaskan
Cockroft dalam Mulyono (1999:253) menyebutkan bahwa ada beberapa
alasan perlunya matematika diajarkan pada siswa yaitu 1) selalu digunakan
15

dalam segala segi kehidupan, 2) semua bidang studi memerlukan


keterampilan matematika yang sesuai, 3) merupakan sarana komunikasi yang
kuat, 4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5)
meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, kesadaran, dan
keruangan, 6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
Lerner dalam Djamarah (2000:253) mengemukakan bahwa hendaknya
kurikulum matematika mencakup tiga elemen yaitu konsep, keterampilan, dan
pemecahan masalah. Dewan Nasional untuk pengajaran matematika Amerika
Serikat seperti disebutkan bahwa kurikulum matematika yang
diberlakukan di sekolah-sekolah Amerika hendaknya mencakup 10
kemampuan sebagai berikut.
a. Pemecahan masalah.
b. Penerapan matematika dalam situasi kehidupan sehari-hari.
c. Ketajaman perhatian terhadap kelayakan hasil,
d. Perkiraan
e. Keterampilan perhitungan yang sesuai.
f. Geometri
g. Pengukuran
h. Menggunakan matematika untuk meramalkan, dan
j. Melek komputer (computer literacy) (Mulyono.1999:254).
Kesepuluh macam kemampuan tersebut diusulkan agar masuk dalam
kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tingkat dasar
sampai perguruan tingg, dengan demikian matematika bukan hanya sebagai
mata pelajaran hafalan atau sekedar paham rumus tetapi tidak mengerti
cara aplikasinya dalam kehidupan siswa.
Pemecahan masalah yang terkait dalam kehidupan sosial, matematika
sebagai suatu ilmu dapat membantu untuk memecahkannya berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari siswa tersebut.
16

c. Pemecahan Masalah di dalam Pengajaran Matematika


Memecahkan suatu masalah merupakan suatu aktivitas dasar bagi
manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar kehidupan manusia
berhadapan dengan masalah-masalah. Oleh sebab itu kita perlu mencari cara
penyelesainnya. Jika gagal dengan satu cara dalam menyelesaikan masalah
maka harus mencoba dengan cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut
dan harus berani menghadapi masalah untuk menyelesaikannya.
Sebagaimana tercantum dalam kurikulum matematika sekolah
bahwa tujuan diberikannnya matematika dari tingkat Sekolah Dasar sampai
dengan SMA antara lain agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan
di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif (Tim
MKDK IKIP Semarang 1998:65) . Hal ini, jelas merupakan tuntutan yang
sangat tinggi yang tidak mungkin bisa dicapai hanya melalui hafalan, latihan
mengerjakan soal yang bersifat rutin, serta proses pembelajaran biasa. Untuk
menjawab tuntutan tujuan yang demikian tinggi maka perlu dikembangkan
materi serta proses pembelajaran yang sesuai.
Berdasarkan teori belajar yang dikemukakan Gagne bahwa
keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui
pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling
tinggi dari delapan tipe belajar yang dikemukakan Gagne, yaitu: belajar,
isyarat, stimulus respon, rangkaian gerak, rangkaian verbal, membedakan,
pembentukan konsep, pembentukan aturan, dan pemecahan masalah. Herman
Hudoyo (2001:42) menyatakan bahwa dalam pemecahan masalah biasanya
ada lima langkah yang harus ditempuh, yaitu:
a. menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas.
b. menyatakan masalah dalam bentuk yang lebih operasional.
c. menyusun hipotesis-hipotesis alternatif dan posedur kerja yang
diperkirakan baik.
d. mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya, dan
e. mengecek kembali hasil yang sudah diperoleh.
17

Menurut Polya dalam Tim MKPBM Jurusan Matematika (2001:84)


disebutkan bahwa Solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah
fase penyelesaian, yaitu: memahami masalah, merencanakan penyelesaian,
menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali
terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.
Fase pertama adalah memahami masalah. Tanpa adanya pemahaman
terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu
menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Selanjutnya mereka harus
mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Fase kedua adalah
menyelesaikan masalah sesuai rencana. Kemampuan menyelesaikan fase
kedua ini sangat tergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan
masalah. Semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa
lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah,
dilanjutkan penyelesaian masalah sesuai rencana yang dianggap paling tepat.

d. Langkah-langkah Metode Polya


Langkah-langkah Polya meliputi: menyajikan masalah dalam bentuk
yang lebih jelas, menyatakan masalah dalam bentuk yang lebih operasional,
menyusun hipotesis-hipotesis kerja dan prosedur kerja yang perkirakan baik,
mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya,
mengecek kembali hasil yang sudah diperoleh Tim MKPBM Matematika
( 2001:84 ). Langkah-langkah Polya pada dasarnya adalah belajar metode-
metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, dan teratur secara teliti.
Tujuanya adalah untuk memperoleh kemampuan kecakapan kognitif untuk
memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

e. Pentingnya Pemecahan Masalah dalam Matematika


Mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah
memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik dalam mengambil keputusan
di dalam kehidupan sehari-hari (Herman Hudoyo 2001:167), dengan kata
lain, jika seorang siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah, maka siswa itu
18

akan mampu mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, menganalisis


informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah
diperolehnya.
Menurut Polya dalam Herman Hudoyo ( 2001:164-165) bahwa di
dalam matematika terdapat dua macam masalah yaitu:
1) Masalah menemukan
Masalah menemukan dapat teoritis atau praktis, abstrak, termasuk
teka-teki menemukan ini lebih penting dalam matematika elementer.
Bagian utama dari masalah ini adalah sebagai berikut.
a) Apakah yang dicari?
b) Bagaimana data yang diketahui?
c) Bagaimana syaratnya?
2) Masalah membuktikan
Masalah membuktikan digunakan untuk menunjukkan suatu
pernyataan itu benar atau salah tetapi tidak keduanya. Herman Hudoyo
(2001:45) menyatakan bahwa bagian utama yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah membuktikan adalah:
a) Hipotesis.
b) Konklusi dari suatu teorema.
Masalah membuktikan lebih banyak dijumpai dalam matematika
lanjut. Menurut Pandoyo dalam Muklis (1999:10) dikatakan bahwa masalah
dalam pelajaran matematika adalah suatu soal matematika menjadi
masalah bagi siswa apabila siswa tidak mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan ditinjau dari kematangan ilmu, siswa belum
mempunyai algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan, dan siswa kurang
berkeinginan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Materi matematika yang diberikan kepada siswa dalam bentuk
masalah akan memberi motivasi kepada mereka untuk mempelajari
pelajaran tersebut menurut Herman Hudoyo dalam Muklis (1999:10).
Para siswa merasa puas jika mereka dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi, kepuasan ini merupakan suatu hadiah instrinsik bagi siswa
19

lebih lama apabila dibandingkan dengan tipe belajar yang lain.


Berdasarkan uraian di atas bahwa metode pemecahan masalah dalam
pengajaran matematika perlu dikembangkan dan merupakan metode
yang sangat tepat untuk soal cerita. Metode pemecahan masalah adalah
metode yang sangat essensial untuk topik tertentu sebab mempunyai
dampak positif antara lain :
a) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan,
kemudian menganalisis dan akhirnya mampu meneliti kembali hasil
yang telah dicapai.
b) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam diri siswa dan dapat
digunakan sebagai hadiah instrinsik bagi siswa.
c) Potensi intelektual siswa meningkat.
d) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan proses
penemuan.

f. Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika


Kenyataan terjadi di Sekolah Dasar sering dijumpai dua bentuk soal
matematika yaitu soal dalam bentuk cerita dan soal dalam bentuk bilangan.
Soal cerita sering disiapkan dalam bentuk cerita pendek yang menyangkut
kehidupan sehari-hari. Panjang pendeknya kalimat yang digunakan untuk
mengungkapkan soal cerita tersebut sangat berpengaruh. Dalam penelitian ini
yang dimaksud soal cerita adalah soal cerita yang disajikan dengan kalimat-
kalimat yang disajikan dengan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, serta memuat masalah yang menuntut pemecahan.
Soejadi dalam Muklis (1999:6) menyatakan bahwa salah satu bahan
ajar yang dapat menunjukkan suatu penalaran matematika adalah proses
penyelesaian soal cerita. misalnya: (1) masalah yang diketahui dalam soal; (2)
apa yang ditanyakan atau yang dicari; (3) operasi dan simbol apa saja
yang terlibat dalam soal itu; (4) model matematika manakah yang dapat
diwakili soal itu; dan (5) apa yang telah dikuasai yang perlu digunakan.
20

Muklis (1999:6) menyatakan bahwa setiap soal cerita diselesaikan


dengan rencana sebagai berikut.
1) Membaca soal itu dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan
yang ada dalam soal tersebut.
2) Menuliskan apa yang diketahui dari soal tersebut.
3) Menuliskan apa yang ditanyakan.
4) Menuliskan kalimat matematika selanjutnya menyelesaikan sesuai
dengan ketentuan.
5) Menuliskan kalimat jawabannya.
Menyelesaikan soal cerita diperlukan keterampilan dan kemampuan
berpikir, sehingga bagi siswa perlu ada bimbingan dari guru baik secara lisan
maupun tertulis dalam menyelesaikan soal cerita. Apabila tanpa bimbingan
atau siswa harus menyelesaikan sendiri maka akan menjadi masalah bagi
siswa.
Pemecahan masalah didefinisikan oleh Polya dalam Muklis
(1999:150) sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kesulitan,
mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai agar siswa
tidak mengalami kesulitan dan mampu menangkap pengetahuan baru untuk
menyelesaikan masalah. Jika siswa benar-benar mengetahui prinsip-prinsip
yang dipelajari sebelumnya, siswa mampu memilih pengalaman-pengalaman
yang lalu dan relevan dengan masalah yang dihadapi. Misalnya siswa akan
menyelesaikan soal cerita yang memuat pengerjaan hitung campuran, maka
siswa harus paham betul dengan operasi hitung yang telah dipelajari
sebelumnya dan dapat menyelesaikan sesuai dengan ketentuan.

g. Manfaat Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Bentuk Soal


Cerita
Kemajuan teknologi peranan matematika sangat dibutuhkan,
bukan hanya digunakan pada ilmu teknik saja, melainkan pada ilmu
sosialpun banyak menggunakan konsep-konsep matematika. Oleh sebab itu
sedini mungkin siswa dilatih untuk memecahkan masalah dengan sering
21

diberi soal yang berbentuk cerita, sehingga siswa terbiasa untuk mengambil
keputusan dengan cepat jika suatu saat siswa menjumpai masalah.
Hudoyo dalam Muklis (1999:8) mengatakan apabila latihan tersebut
dapat dilakukan sedini mungkin berarti siswa akan terbiasa untuk
memecahkan masalah dan menyelesaikan soal yang berbentuk cerita dengan
cepat dan benar. Langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita
menggunakan Metode Polya dengan langkah -langkahnya memungkinkan
siswa untuk mengerjakan secara sistematis, runtut, urut, tekun dan cermat.
Dengan keterampilan memahami, menuliskan kalimat matematika dan
prosedur yang benar, maka siswa dalam menyelesaikan soal cerita akan
lebih cepat menguasai dan memecahkan. Hal yang demikian siswa akan lebih
meningkat kemampuannya dalam menyelesaikan soal cerita.

h. Menyelesaikan Soal Cerita dengan Langkah-langkah Polya


Dalam hal kemampuan menyelesaikan soal cerita sangat dibutuhkan
untuk menunjang belajar mata pelajaran lain atau untuk hidup di masyarakat.
Oleh sebab itu perlu diadakan cara yang memudahkan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita yang dihadapi. Polya membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk membimbing para siswa serta mencari cara agar siswa
dapat dengan mudah menyelesaikan soal cerita itu. Cara yang digunakan oleh
Polya untuk menyelesaikan soal cerita itu dikenal dengan Langkah-langkah
Polya, yang meliputi soal cerita itu dibuat lebih operasional sebagai berikut.

1) Memahami masalah
Memahami masalah yang dimaksud adalah semua unsur yang ada di dalam
soal cerita ke dalam bentuk yang lebih jelas dengan menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan.
2) Membuat Rencana Penyelesaian
Pada langkah ini siswa diminta untuk menuliskan kalimat
matematika dari soal cerita itu dengan menggunakan operasi hitung yang
sudah diketahui oleh siswa, misalnya +,- x,: dan penggunaan tanda ( ).
22

3) Pelaksanaan Rencana Penyelesaian


Pelaksanaan rencana ini adalah menyelesaikan kalimat yang telah ditulis sesuai
dengan aturan urutan operasi hitung yang berlaku.
Misalnya:

a) + dan - atau x dan : (sama kuat), maka untuk operasi hitung yang
terletak di depan dikerjakan lebih dulu.
b) + dan x atau - dan x (lebih kuat x)
+ dan : atau - dan : (lebih kuat : )

jika dalam kalimat matematika terdapat operasi hitung +, -, x,


dan :, maka x dan : harus dikerjakan lebih dulu.
c) Kalimat matematika yang menggunakan tanda kurung, maka operasi
hitung yang terdapat dalam tanda kurung harus dikerjakan lebih
dahulu.
4) Memeriksa Kembali
Pada langkah ini siswa diharapkan dapat memeriksa kembali jawaban
soal cerita dengan cara mencocokkan kembali antara hasil jawaban
dengan soal semula. Agar langkah tersebut di atas lebih jelas akan
peneliti berikan beberapa contoh soal cerita dan penyelesaiannya
dengan menggunakan langkah-langkah Polya.
Contoh Soal :
Uang Tati Rp. 150,00 dan Uang Rudi Rp. 100,00. Mereka membeli buku
seharga Rp. 200,00. Berapa rupiahkan sisa uang mereka?
Cara penyelesaian dengan langkah-langkah Polya:
i. Memahami masalah dengan menuliskan:
- Diketahui : Uang Tati Rp. 150,00. Uang Rudi Rp. 100,00 Mereka
membeli buku seharga Rp. 200,00
- Ditanyakan : Sisa uang mereka.
ii. Rencana Penyelesaian: Menulis kalimat matematika sebagai berikut:
- S = Sisa uang pembelian
- S = (150 + 100) - 200=…..
23

iii. Pelaksanaan rencana penyelesaian : Menyelesaikan kalimat


matematika sesuai aturan urutan operasi hitung yang berlaku
sebagai berikut.
- S= (150 + 100) - 200 S= 250 - 200
- S= 50
iv. Mencocokkan kembali antara hasil dengan soal semula
Siswa dapat menggunakan keterampilan menghitung yang telah
dimiliki, misalnya dengan cara bersusun pendek:

150 250
100 + 200 -
250 50
Jadi sisa uang mereka Rp. 50,00.

Harga sebuah jeruk Rp. 50,00 dan harga sebuah apel Rp. 100,00. Nina
membeli 4 buah jeruk dan 2 buah apel. Berapa rupiah Nina harus
membayar ?
Cara penyelesaian dengan langkah-langkah Polya.
i. Memahami masalah :
- Yang diketahui : Harga sebuah jeruk Rp. 50,00 . Harga sebuah apel
Rp. 100,00 Nina membeli 4 jeruk dan 2 apel.
- Yang ditanyakan : Berapa rupiah Nina harus membayar. ?
ii. Rencana penyelesaian : Menulis kalimat matematika sebagai berikut
4 x 50 + 2 x 100 = . . .
iii. Pelaksanaan rencana Penyelesaian: menyelesaikan kalimat
matematika sesuai aturan urutan operasi hitung yang berlaku sebagai
berikut.
4 x 50 + 2 x 100 = . . .
200 + 200 =...
24

iv. Mencocokkan kembali :

50 100 200
4 x 2 x 200 +
200 200 400
Jadi Nina harus membayar Rp. 400,00.

Melihat contoh soal cerita dan cara penyelesaiannya dengan


langkah-langkah Polya tersebut dapat di terapkan dalam mengajarkan
keterampilan menyelesaikan soal cerita di Sekolah khususnya kelas III, tetapi
berhubung daya tangkap siswa kelas III SD masih rendah, maka guru harus
penuh kesabaran dalam membimbing siswa agar langkah-langkah Polya ini
benar-benar dapat dipahami sehingga siswa tidak lagi mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita.

2. Hasil Penelitian yang Relevan


Beberapa peneliti pernah melakukan penelitian tindakan kelas yang
serumpun dengan permasalah soal cerita, antara lain:
a. Upaya Meningkatkan Kemampuan Matematika Materi Kelipatan Persekutuan
Terkecil Dengan Pendekatan Konstektual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Wero
b. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Perkalian Berbagai
Bentuk Pecahan Melalui Media Benda Konkret Pada Siswa Kelas V SD
Negeri 3 Giyanti

B. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru belum
menggunakan metode kerja kelompok, sehingga berdampak pada siswa. Hasil
dan minat belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar sgitiga masih sangat rendah. Terlihat
25

dari hasil tes formatif dari 28 siswa, masih ada 20 siswa nilainya di bawah
KKM, hanya 8 siswa yang nilainya diatas KKM.
Peneliti mengambil tindakan mengadakan perbaikan pembelajaran dalam
dua siklus menggunakan metode Polya. Setelah melakukan perbaikan
pembelajaran diduga kegiatan pembelajaran melalui metode Polya dapat
meningkatkan prestasi siswa pada pelajaran Matematika tentang soal cerita.

Siswa :
Guru: Hasil dan keaktifan belajar
KONDISI
Belum menggunakan pada mata pelajaran
AWAL
metode Polya Matematika tentang soal
cerita masih rendah
TINDAKAN Dalam pembelajaran
guru menggunakan
metode Polya
Siklus I:
Dalam pembelajaran
guru memperbaiki
Siklus II:
proses pembelajaran
Dalam pembelajaran guru
dengan menggunakan
memperbaiki proses
metode Polya
pembelajaran dengan
menggunakan metode
Polya

Diduga dengan menggunakan metode


KONDISI Polya siswa dapat meningkatkan hasil
AKHIR dan keaktifan belajar mengerjakan soal
cerita

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Perbaikan Pembelajaran


C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Melalui
26

penerapan metode Polya prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri 2


Sukomulyo dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan penjumlahan
dan pengurangan dapat meningkat”.

D. Indikator dan Kriteria Keberhasilan


Kriteria keberhasilan siswa dalam mempelajari materi suatu pokok
bahasan
1. Secara individu bila mereka sudah dapat mencapai 6,5 atau lebih berarti
sudah menyerap materi yang telah diajarkan sebesar 65 % atau lebih
dikatakan tuntas belajar.
2. Jumlah siswa dalam kelas dapat menyerap materi 75 % da5ri jumlah siswa
keseluruhan dengan nilai rata-rata kelas mencapai > 75.
3. Dengan melihat tabel pengamatan oleh guru lain dalam KBM dapat
dijelaskan bahwa dalam siklus pertama penguasaan guru terhadap materi
pelajaran sudah baik, tetapi perhatian guru kurang merata diseluruh kelas
sehingga ada beberapa siswa yang pasif dan sibuk bermain sendiri. Pada
siklus kedua kegiatan guru dalam KBM sudah mendekati sempurna.
Perhatianya sudah merata seluruh kelas dan siswa kelihatan aktif mencapai
87%.
27

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek dan Setting Penelitian


1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo dengan
jumlah siswa 28 anak.terdiri dari 16 laki-laki dan 12 perempuan. Usia mereka
rata-rata 9 tahun. Jarak rumah siswa ke sekolah paling jauh 2 km. Mereka ke
sekolah dengan berjalan kaki.

2. Setting Penelitian
a. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dari ijin sampai penyusunan laporan sekitar enam dua
bulan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan November 2012. Adapun
rincian pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Siklus I : Senin, 22 Oktober 2012 dan Rabu, 24 Oktober 2012
b. Siklus II : Senin, 29 Oktober 2012 dan Rabu, 31 Oktober 2012

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Bulan
Oktober November
No Uraian Kegiatan
Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Meminta ijin kepada Kepala 
Sekolah untuk melakukan PTK
2. Penyusunan Instrumen PTK 
3. Pelaksanaan Siklus 1 
4. Pelaksanaan Siklus 2 
5. Penyusunan Laporan PTK  
6. Revisi Laporan PTK 
7. Penyerahan Laporan PTK 
28

b. Mata pelajaran dan Kelas


Materi pembelajaran yang dikajian pada penelitian ini adalah mata
pelajaran Matematika kelas III semester I. Adapun spesifikasi materinya
adalah sebagai berikut:
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai
tiga angka
Kompetensi Dasar : 1.5 Memecahkan masalah perhitungan termasuk
yang berkaitan dengan uang
Indikator : 1.5.1 Menyelesaiakan soal cerita penjumlahan dan
pengurangan yang berkaitan dengan masalah
sehari-hari

B. Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan, dan Teknik Analisis Data


1. Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data kuantitatif yaitu data nilai pada studi awal, siklus pertama, dan siklus
kedua.
b. Data kualitatif yaitu data keterlibatan siswa dalam kelompok selama
proses pembelajaran dan pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

2. Sumber Data
Sumber data penelitian diperoleh dari sumber data primer dan sumber
data sekunder. Sumber data primer merupakan data kuantitatif, sedangkan
data sekunder merupakan data kualitatif.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
a. Data kuantitatif dikumpulkan melalui hasil tes formatif pada tiap siklus.
b. Data kualitatif diperoleh melalui lembar pengamatan keterlibatan siswa
dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Observasi diperoleh dari saran teman sejawat selama kegiatan perbaikan
pembelajaran berlangsung.
29

Dalam pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh teman sejawat dengan identitas
dan tugas sebagai berikut:
Nama : Purwati, S.Pd.SD
NIP : 197108022007012008
Pekerjaan : Guru Kelas VI
Unit Kerja : SD Negeri 2 Sukomulyo
Tugas : Mengamati kegiatan perbaikan pembelajaran dan memberi saran
selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung

4. Teknik Analisis data


Analisis data dilakukan dengan tujuan agar data yang dikumpulkan
melalui observasi menjadi bermakna. Data yang bermakna sebagai dasar untuk
mengambil keputusan atau menjawab pertanyaan penelitan.
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah
terkumpul dengan cara sebagai berikut:
1. Data kuantitatif dengan teknik deskriptif komparatif, yaitu dengan
membandingkan hasil sebelum penelitian dengan akhir setiap siklus.
2. Data kualitatif dengan teknik analisis kritis, untuk mengungkap kelemahan
dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian dalam tulisan ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Ressearch). Metode Penelitian Tindakan Kelas ini
dipilih selain karena merupakan ketentuan yang berlaku bagi mahasiswa S1
PGSD, juga karena dengan metode ini penulis dapat melakukan penelitian tanpa
harus meninggalkan tugas pokoknya sebagai guru.
Rusna Ristasa dan Supriyono (2007: 7-8) mengemukakan bahwa ada
empat tahapan yang harus dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas melalui
proses pengkajian berdaur, yaitu:
30

a. Tahap perencanaan adalah langkah awal pada setiap siklus. Hal yang penting
dalam tahap perencanaan meliputi menyusun RPP, melengkapi instrumen
yang dibutuhkan dan simulasi.
b. Tahap pelaksanaan tindakan adalah proses kegiatan perbaikan pembelajaran
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
c. Tahap pengamatan adalah kegiatan observasi yang dilakukan teman sejawat
selaku observer selama kegitan pembelajaran berlangsung.
d. Tahap refleksi adalah tahap analisis hasil tes formatif dan hasil observasi
sebagai dasar menentukan tindakan selanjutnya.

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

?
31

Daur penelitian tindakan kelas diawali dengan merencanakan setiap


kegiatan. Secara rinci daur ulang persiklusnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
IDE AWAL

Studi Pendahuluan
1. Proses Pembelajaran
2. Tes diagnostik (diperoleh data awal).
3. Analisis dokumen kelas
4. Wawancara dengan siswa
5. Diskusi dengan teman sejawat

Pemantapan
1. Refleksi
2. Studi literatur
3. Diskusi antara peneliti, observer dan supervisor tentang
penggunaan alat peraga yang akan digunakan

Persiapan Penelitian
1. Penyusunan RPPP, Tes Formatif, Lembar Observasi, dan LKS
2. Mempersiapkan Observer
3. Simulasi

Belum Tindakan Siklus I


1. Perencanaan tindakan
Prosedur perbaikan2.pembelajaran
Pelaksanaanpada gambar di atas selanjutnya dirancang
tindakan
3. Pengamatan
dalam urutan tahapan sebagai
Revisi berikut : (observasi)
4. Refleksi siklus I
a. Mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah dan
merumuskan hipotesis.
b. Menemukan cara pemecahan masalah atau tindakan perbaikan.
Belum Tindakan Siklus II Berhasil
c. Merancang skenario tindakan perbaikan
1. Perencanaan tindakanyang dikemas dalam Rencana
2. Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran (RPP). tindakan
3. Pengamatan (observasi)
d. Mendiskusikan
Revisi aspek-aspek
4. Refleksiyang
siklusdiamati
II dengan teman sejawat yang
Kesimpulan
ditugasi sebagai pengamat (observer).
32

e. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dirancang dan


diamati oleh teman sejawat (observer).
f. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat (observer).
g. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaranyang telah dilaksanakan.
h. Kondisi dengan supervisor.
i. Merancang tindak lanjut.
j. Re-palnning, dan seterusnya sampai mencapai batas criteria yang telah
ditetapkan.

D. Deskripsi Penelitian per Siklus


1. Siklus I
Pada siklus pertama ini peneliti membagi menjadi dua kali pertemuan
yaitu pertemuan pertama pada hari Senin, 22 Oktober 2012 dan pertemuan
kedua pada hari Rabu, 24 Oktober 2012.
Adapun bahasan pertemuan pada siklus pertama adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus awal, peneliti menyiapkan seperangkat alat pelajaran yaitu
Rencana Perbaikan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, lembar observasi,
alat peraga bangun ruang. Peneliti menyusun skenarionya dalam kegiatan
perbaikan dengan menggunakan metode diskusi. .

b. Tahap Tindakan
Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
Guru membawa seperangkat alat pembelajaran dan memberi salam,
kemudian mengabsen siswa. Pembelajaran diawali dengan
menyampaikan pertanyaan sederhana sebagai apersepsi? Siswa
menjawab. Jawaban siswa kemudian sebagai acuan dan dijelaskan lebih
lanjut pada kegiatan inti.
2) Kegiatan Inti
33

Sebelum siswa memulai pelajaran, peneliti menjelaskan pembagian


kelompok yaitu kelompok diskusi dibagi menjadi 7 kelompok dengan
masing-masing kelompok 4 orang siswa tiap kelompok menunjuk ketua,
sekretaris dan anggota. Tiap kelompok menerima lembar kerja diskusi,
kemudian siswa berdiskusi mengerjakan soal cerita.
3) Kegiatan Akhir
Guru menyampaikan kesimpulan kepada siswa untuk dicatat pada buku
catatan siswa. Laporan hasil diskusi dikumpulkan untuk diberi nilai. Pada
akhir kegiatan, peneliti memberi saran dan tindak lanjut pembelajaran
yang akan datang.

Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
Guru membawa seperangkat alat pembelajaran dan memberi salam,
kemudian mengabsen siswa. Pembelajaran diawali dengan
menyampaikan pertanyaan sederhana sebagai apersepsi? Siswa
menjawab. Jawaban siswa kemudian sebagai acuan dan dijelaskan lebih
lanjut pada kegiatan inti.
2) Kegiatan Inti
Membahas pekerjaan rumah, kemudian membagi kelompok yaitu
kelompok diskusi dibagi menjadi 7 kelompok dengan masing-masing
kelompok 4 orang siswa tiap kelompok menunjuk ketua, sekretaris dan
anggota. Tiap kelompok menerima lembar kerja diskusi, kemudian siswa
berdiskusi mengerjakan soal cerita.
3) Kegiatan Akhir
Guru menyampaikan kesimpulan kepada siswa untuk dicatat pada buku
catatan siswa. Laporan hasil diskusi dikumpulkan untuk diberi nilai. Pada
akhir kegiatan, peneliti memberi saran dan tindak lanjut pembelajaran
yang akan datang.

c. Tahap Observasi
34

Kegiatan observasi dilakukan oleh teman sejawat yang telah ditunjuk


sebagai observer. Tugas observer adalah mengamati keterlibatan siswa atau
partisipasi aktif siswa dalam kerja kelompok. Jenis observasi yang dilakukan
adalah observasi terstruktur, yaitu dengan cara membubuhkan tanda cek ()
pada lembar kerja yang sudah disediakan.

d. Tahap Refleksi
Berdasaran data yang terkumpul selama pelaksanaan siklus I,
kekurangan yang terjadi pada siklus ini peneliti bersama observer akan
mencari solusi untuk melakukan tindakan perbaikan pada siklus kedua.

2. Siklus II
Identik dengan pendapat Gazali, David Ausabel (dalam Rusna Ristasa
2005:7) mengatakan “… pembelajaran yang bermakna jika siswa mampu
menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep atau hal-
hal lainnya yang ada dalam struktur kognitif.
Pada siklus kedua ini peneliti membagi dua pertemuan yaitu pertemuan
pertama pada hari Senin, 29 Oktober 2012 dan pertemuan kedua pada hari Rabu
31 Oktober 2012.
Adapun bahasan pertemuan pada siklus kedua adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat peneliti menyiapkan
dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario
tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan
oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau perbaikan.
Terkait dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang
diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih seperti lembar kerja, alat
bantu pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
35

Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
Sama dengan siklus I, kegiatan diawali berdoa, menpertanyaan sederhana
sebagai apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Melalui bimbingan guru siswa mengamati dan mendiskusikan untuk
mencari jawaban sesuai pertanyaan guru dalam lembar kerja. Setelah
diskusi selesai. tiap-tiap kelompok diberi kesempatan untuk melaporkan
hasil diskusi kelompok.
3) Kegiatan Akhir
Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menyanggah atau
bertanya, selanjutnya menarik kesimpulan bersama-sama di bawah
bimbingan peneliti. Siswa diperintah untuk kembali ke tempat duduk
masing-masing.Hasil pekerjaan siswa kemudian di beri nilai dan
dianalisis. Siswa yang memperoleh nilai terbaik diberi penguatan.
Sebagai pelakasanaan tindak lanjut siswa diberi PR dan kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan salam.

c. Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan, di samping itu observer mewawancarai siswa
yang belum tuntas belajar. Observer menyarankan agar meningkatkan
perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar.

d. Refleksi
Apabila penggunaan metode polya dalam pemecahan masalah soal
cerita pada siklus II ini ternyata hasil belajar dan keaktifan siswa telah tuntas,
perbaikan pembelajaran akan dihentikan sampai siklus kedua.
36

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian per Siklus


Tujuan Mata Pelajaran Matematika antara lain agar peserta didik memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh, dan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Langkah-
langkah metode Polya untuk menyelesaikan soal cerita terbukti dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas III SD Negeri 2 Sukomulyo, sehingga
nilai hasil belajar ada peningkatan.

a. Siklus I
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran, terjadi adanya peningkatan
walaupun belum sesuai kriteria yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari data
hasil perencanaan, pengamatan dan refleksi.
1) Data hasil perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa (1) rencana
pelaksanaan perbaikan pembelajaran beserta skenario tindakan, (2)
perangkat instrumen yang diperlukan meliputi: lembar kerja
siswa, lembar evaluasi dan lembar observasi
2) Data hasil pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini data diperoleh dari hasil evaluasi berupa tes formatif
pembelajaran.

Tabel. 4.1 Data Hasil Ter Formatif Siklus I


Siklus Siklus I
No. Nama Siswa
Awal Nilai Tuntas Belum
37

1 ANJELIKA SINTIANINGRUM 50 60 B
2 IKBAL PRASTYO 60 70 T
3 SIGIT WAHONO 60 60 B
4 SURYA PRAMUDITA 80 80 T
5 YOGA WAHYU PRAMUDITA 60 60 B
6 ADE NUR ARIFIN 80 80 T
7 ALBIYAN AGUSMANSAH 90 90 T
8 ARIFIN ADITYA PRATAMA 40 60 B
9 ARIS FEBRIAN AMINUDIN 60 70 T
10 AYU PUJI LESTARI 80 80 T
11 DESIANA NURHANIFAH 50 60 B
12 DEWI WIDIASTUTI 50 60 B
13 DIAN WAHYU TRITOMALI 60 60 B
14 FAUZAN IBNI SADIYA 50 60 B
15 FENDI FERNANTO 50 50 B
16 IRMA AGUSTINA 50 50 B
17 JUWITA 50 50 B
18 MARZELINO ANDRIKA 60 60 B
19 MAYLENA ESA AURA 80 80 T
20 NINING FADHILAH SAPUTRI 60 70 T
21 RENDI IKBAR KURNIAWAN 60 70 T
22 RIFANI AGUSTINA 50 50 B
23 SAHRUL MUHARROM 70 70 T
24 TRIO HARYONO 80 80 T
25 YOGA PRIYA NUGROHO 60 60 B
26 ANGGI OKTAVIANI 70 70 T
27 ICHA NURHAENI 60 60 T
28 MELINDA DIAH AYU INTAN 60 60 T
JUMLAH 1730 1830 14
RATA-RATA 61,79 65,36 50
Keterangan:
T. Tuntas b: Belum tuntas
Penjelasan tabel 4.1 adalah sebagai berikut:
a) Pada studi awal menunjukkan dari 28 siswa yang tuntas 8 siswa 29%,
atau nilai rata-rata 61,79
b) Pada siklus I menunjukkan kenaikan hasil belajar siswa, ketuntasan
menjadi 14 siswa tau 50 %,, dengan nilai rata-rata 65,36
38

Ketuntasan Belajar

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Siklus Awal Siklus I

3) Data hasil pengamatan


Pada tahap pengamatan diperoleh data keaktifan siswa dari observer,
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus i
Siswa yang telah benar-benar
No Pembelajaran Persetase
menunjukkan keaktifan
1. Studi Awal 7 25,00%
2. Siklus I 12 42,86%

Dari tabel di atas diperoleh keterangan sebagai berikut:


a) Pada studi awal, siswa yang benar-benar telah menunjukkan
keaktifan belajar sebanyak 7 siswa atau 25 %
b) Pada siklus I, siswa yang benar-benar menunjukkan keaktifan naik
menjadi 12 anak atau 42,86 %

Keaktifan Siswa

Studi Awal
Siklus I
39

4) Data hasil refleksi


1) Ketika diskusi beberapa siswa bermain sendiri.
2) Dalam suatu kelompok ada siswa yang aktif dan ada yang pasif.
3) Saling lempar tanggungjwab jadi penulis
Berdasar data yang terkumpul dan hasil diskusi dengan teman sejawat,
menyimpulkan bahwa pembelajaran siklus I sudah ada peningkatan
namun belum optimal sehingga di putuskan untuk melanjutkan ke
siklus II.

b. Siklus II
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran, terjadi adanya peningkatan
walaupun belum sesuai kriteria yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari data
hasil perencanaan, pengamatan dan refleksi.
1) Data hasil perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa (1) rencana
pelaksanaan perbaikan pembelajaran beserta skenario tindakan, (2)
perangkat instrumen yang diperlukan meliputi: lembar kerja
siswa, lembar evaluasi dan lembar observasi
2) Data hasil pelaksanaan tindakan
40

Pada tahap ini data diperoleh dari hasil evaluasi berupa tes formatif
pembelajaran.
Tabel. 4.3 Data Hasil Ter Formatif Siklus II

Siklus Siklus II
Siklus I
No. Nama Siswa Awal Nilai Tuntas
1 ANJELIKA SINTIANINGRUM 50 60 70 T
2 IKBAL PRASTYO 60 70 80 T
3 SIGIT WAHONO 60 60 70 T
4 SURYA PRAMUDITA 80 80 90 T
5 YOGA WAHYU PRAMUDITA 60 60 70 T
6 ADE NUR ARIFIN 80 80 90 T
7 ALBIYAN AGUSMANSAH 90 90 100 T
8 ARIFIN ADITYA PRATAMA 40 60 60
9 ARIS FEBRIAN AMINUDIN 60 70 70 T
10 AYU PUJI LESTARI 80 80 90 T
11 DESIANA NURHANIFAH 50 60 60
12 DEWI WIDIASTUTI 50 60 70 T
13 DIAN WAHYU TRITOMALI 60 60 80 T
14 FAUZAN IBNI SADIYA 50 60 80 T
15 FENDI FERNANTO 50 50 60
16 IRMA AGUSTINA 50 50 70 T
17 JUWITA 50 50 50
18 MARZELINO ANDRIKA 60 60 80 T
19 MAYLENA ESA AURA 80 80 90 T
20 NINING FADHILAH SAPUTRI 60 70 70 T
21 RENDI IKBAR KURNIAWAN 60 70 70 T
22 RIFANI AGUSTINA 50 50 60
23 SAHRUL MUHARROM 70 70 90 T
24 TRIO HARYONO 80 80 90 T
25 YOGA PRIYA NUGROHO 60 60 80 T
26 ANGGI OKTAVIANI 70 70 90 T
27 ICHA NURHAENI 60 60 75 T
28 MELINDA DIAH AYU INTAN 60 60 80 T
JUMLAH 1730 1830 2135 22
RATA-RATA 61,79 65,36 76,25 86.66
Keterangan:
T. Tuntas b: Belum tuntas
Penjelasan tabel 4.1 adalah sebagai berikut:
41

a) Pada Siklus I menunjukkan dari 28 siswa yang tuntas 22 siswa, atau


nilai rata-rata 86,66
b) Pada siklus II menunjukkan kenaikan hasil belajar siswa, ketuntasan
menjadi 22 siswa atau 86,66 %,, dengan nilai rata-rata 76,36

Ketuntasan Belajar
25

20

15

Ketuntasan Belajar
10

0
Siklus I Siklus II

3) Data hasil pengamatan


Pada tahap pengamatan diperoleh data keaktifan siswa dari observer,
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus i
Siswa yang telah benar-benar
No Pembelajaran Persetase
menunjukkan keaktifan
1. Siklus I 12 42,86%
2. Siklus II 23 82,14%

Dari tabel di atas diperoleh keterangan sebagai berikut:


1) Pada siklus I, siswa yang benar-benar menunjukkan keaktifan naik
menjadi 12 anak atau 42,86 %
2) Pada siklus II, siswa yang benar-benar aktif menjadi 23 siswa 82,14%

Keaktifan Belajar
42

4) Data hasil refleksi


1) Ketika diskusi kelompok masih ada 11-2 anak ada siswa dan ada yang
pasif.
2) Siswa mengerjakan tugas tepat waktu
Berdasar data yang terkumpul dan hasil diskusi dengan teman sejawat,
menyimpulkan bahwa pembelajaran siklus II peningkatan hasil belajar
sudah melampaui kriteria yang ditetapkan sehingga di putuskan untuk
cukup sampai siklus II.

B. Pembahasan
1. Siklus I
Hasil pengolahan data perbaikan pembelajaran ditemukan pada siklus
I sudah menunjukkan perbaikan yang sudah cukup, baik nilai ketuntasan
belajar siswa ataupun keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
yang memperoleh nilai tuntas dari studi awal ke siklus I mengalami
sehingga prosentase tingkat hasil belajar siswa mencapai 50,00% atau 19
siswa. Pada pengamatan keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 12
siswa atau 42,,86 %.
43

Perbaikan pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya


peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa, namun belum mencapai
kriteria yang ditentukan sehingga dilanjutkan pada siklus II

2. Siklus II
Pada siklus II terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu prosentase
tingkat ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 86,66% atau 22 siswa. Pada
pengamatan keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 82,14% atau 23 siswa.
Hasil temuan di atas menunjukkan bahwa metoda Polya dapat
meningkatkan ketuntasan hasil belajar dan semua siswa dapat terlibat aktif
dalam pembelajaran.
Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan keberhasilan yaitu :
1. Pembelajaran yang berulang dapat memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan pembelajaran karena keberhasilan dalam pembelajaran
terkadang dipengaruhi oleh pembelajaran yang berulang-ulang sehingga
penguasaan konsep bagi siswa semakin mudah.
2. Penerapan diskusi terpimpin secara intensif terhadap siswa memberi respon
yang sangat positif, karena selama ini guru di kelas hanya memberi materi
pelajaran dengan metode ceramah di mana siswa hanya mencatat,
mengerjakan dan menghafal saja.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor kecakapan dan
ketangkasan siswa yang berbeda-beda secara individual, sehingga guru perlu
membimbingnya dalam tiap pelajaran agar mencapai hasil yang lebih baik. Guru
juga perlu membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa
baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai keberhasilan kegiatan
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan meningkat lebih baik lagi seperti
yang diharapkan.
Hal tersebut di atas sesuai dengan yang diutarakan oleh Dimyati (1994)
“diharapkan guru dapat memberikan bantuan atau bimbingan kepada setiap
anggota kelompok secara lebih intensif, sehingga hubungan siswa-guru menjadi
lebih sehat dan akrab, siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan
44

kebutuhan, kemampuan, dan minat. Kondisi siswa yang demikian dapat


meningkatkan ketuntasan belajar”

.
45

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan hasil Penelitian Tindakan Kelas dan pembahasan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode polya siswa dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dengan tercapainya
indikator baik secara individu maupun klasikal sebagai berikut:
a. Secara individu siswa telah mendapatkan nilai sesuai kriteria ketuntasan
minimal yaitu memperoleh nilai 70.
b. Siswa memahami volume kubus.
2 Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode polya siswa dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dengan
tercapainya indikator baik secara individu maupun klasikal sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas dari guru dengan segera.
b. Ikut berpartisipasi dalam kerja kelompok.
c. Mencoba menggunakan alat peraga.

B. Saran
1. Penelitian lebih lanjut
a. Mengingat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini baru berjalan dua
siklus, diharapkan peneliti berikutnya dapat melanjutkan untuk
mendapatkan temuan-temuan baru yang signifikan.
b. Cara menguji validitas data/instrumen masih sederhana, sehingga diharap
penelitian berikutnya menggunakan uji validasi yang lebih standar.
46

2. Penerapan hasil.
Penjelasan dan contoh-contoh konkret untuk anak di bangku sekolah
dasar harus lebih ditingkatkan, sehingga peneliti sarankan dalam setiap
pembelajaran penggunaan model tidak harus membeli yang mahal, tetapi bisa
dari karya siswa yang murah dan sederhana.
47

DAFTAR PUSTAKA

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:

Erineka Cipta.

I.G.A.K. Wardani, dkk. (2007) Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan)

Jakarta: Universitas Terbuka.

I.G.A.K. Wardani, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas


Terbuka.
Mikarsa, Hera Lestari dkk, (2004). Pendidikan Anak di Sekolah Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Ristasa R, (2006). Panduan Penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Bina Karya Guru, (2000). Terampil Berhitung Matemtika. Jakarta: Erlangga.
48

Lampiran 1

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : III/I
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi Dasar : 1.5 Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang
berkaitan dengan uang
Indikator : 1.5.1 Menyelesaiakan soal cerita penjumlahan dan
pengurangan yang berkaitan dengan masalah sehari-
hari
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari/tanggal : Senin, 22 Oktober 2012 dan Rabu 24 Oktober 2012

I. TUJUAN PEMBELAJARAN DAN TUJUAN PERBAIKAN


A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru dengan penerapan Langkah-langkah Polya
pada soal cerita yang memuat operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan, siswa dapat menyelesaikan soal cerita dengan tepat.
2. Melalui diskusi kelas tentang penerapan Langkah Polya, siswa dapat
menyelesaikan soal cerita yang memuat operasi hitung penjumlahan
dengan benar.
B. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada soal cerita yang memuat
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
2. Miningkatkan keaktifan diskusi kelas dengan penerapan Langkah-
langkah Polya
49

II. MATERI, MEDIA, SUMBER, METODE PEMBELAJARAN


A. Materi
Pokok-pokok Materi
- Soal cerita yang memuat operasi hitung + dan -, dan cara penyelesaian
dengan langkah-langklah polya.
a) Yustito mempunyai 1.113 butir kelereng. Membeli lagi 1.750 butir.
Setelah bermain kalah 674 butir. Berapa sisa kelereng Yustito ?
- Diselesaikan dengan langkah-langkah polya sebagai berikut :
* Diketahui : Kelereng Yustito 1.113 butir.
Membeli lagi 1.750 butir.
Kalah 674 butir.
* Ditanyakan : Sisa kelereng Yustito.
* Kalimat matematika : 1. 113 + 1.750 – 674 = . . .
* Perhitungan : 1. 113 + 1.750 – 674 = 2.863 – 674 = 2.189.
* Kalimat jawaban : Jadi, sisa kelereng Yustisio 2. 189 butir.

B. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar


1. Soal Cerita
2. Gambar
3. Buku Matematika Kelas III
4. Buku LKS

C. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Ceramah

III. Langkah-langkah Pembelajaran


1. Kegiatan Awal
Mempersiapkan siswa, mengabsen siswa, mengatur tempat duduk siswa serta
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam KBM. Untuk
50

memusatkan perhatian siswa, guru memberi pertanyaan sebagai apersepsi


sebagai berikut :
Pertemuan I : 1) 729 + 831 – 413 = . . .
2) 700 + 90 - 222 = . . .
Pertemuan II : Dua buku tulis seharga Rp. 2000 dan 1 pensil seharga
Rp.750. Berapa rupiah harus membayar ?
2. Kegiatan inti (tiap pertemuan 40 menit)
Pertemuan I :
• Guru menuliskan sebuah soal cerita di papan tulis yang memuat operasi
hitung pengurangan dan penjumlahan.
• Guru menunjuk salah satu siswa untuk membaca soal cerita tersebut
sedang siswa yang lain menyimak.
• Setelah semua siswa memahami isi soal cerita tersebut guru menyatakan
tentang apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut di atas
kemudian di tulis di papan tulis.
• Guru mengadakan tanya jawab tentang operasi hitung yang tepat untuk
menyelesaikan soal cerita itu.
• Dengan bimbingan guru, salah satu siswa diminta untuk menuliskan
kalimat matematikanya di papan tulis.
• Secara klasikal, guru menyuruh semua siswa mengerjakan hal matematika
tersebut.
• Salah satu siswa diminta maju untuk menuliskan hasil yang diperolehnya.
• Dengan bimbingan guru, secara klasikal siswa diminta untuk membaca
hasil yang di kehendaki oleh soal cerita tersebut. Selanjutnya guru
menulis soal cerita berikutnya yang memuat penjumlahan dan
pengurangan kemudian siswa di suruh menyelesaikan dengan cara
seperti di atas.
• Guru membagi lembar kerja.
• Siswa mengadakan diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKS.
• Siswa melaporkan hasil diskusi.
• Siswa di bimbing untuk menarik kesimpulan.
51

Pertemuan II
• Guru menulis soal cerita yang memuat operasi hitung penjumlahan,
pengurangan dan tanda kurung ( ).
• Guru menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita dengan langkah-langkah
Polya sebagai berikut :
a. Menulis apa yang di ketahui.
b. Menulis apa yang ditanyakan.
c. Menulis kalimat matematika.
d. Mengadakan perhitungan sesuai dengan aturan yang berlaku.
e. Menuliskan kalimat jawaban untuk mencocokan hasil dan soal semula.
f. Guru membagikan lembar kerja siswa.
g. Diskusi kelompok untuk membahas LKS.
h. Laporan hasil diskusi.
i. Siswa menulis rangkuman.

IV. EVALUASI
A. Prosedur Tes
1. Tes awal
2. Tes proses
3. Tes akhir
B. Jenis Tes
1. Tes lisan
2. Tes tertulis

C. Bentuk Tes
Tes Isian
D. Alat Evaluasi (terlampir)
E. Kunci jawaban (terlampir)
52

Sukomulyo, 22 Oktober 2012

Mengetahui
Kepala Sekolah, Mahasiswa

PARNA, S.Pd.SD ARIFIANTO SULISTYO S


NIP 19600807 198201 1 014 NIM. 817275245
53

Lampiran 2
SOAL TES
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/I
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi Dasar : 1.5 Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang
berkaitan dengan uang
Indikator : 1.5.1 Menyelesaiakan soal cerita penjumlahan dan
pengurangan yang berkaitan dengan masalah sehari-
hari
Selesaikan soal cerita di bawah ini
1. Ada 4 keping lima ratusan ditambah 2 keping uang ribuan. Berapakah jumlah
nilai uang keseluruhan?
2. Dalam 10 menit Yusup dapat menyelesaikan 5 soal Matematika sedangkan
Dalim hanya mampu 4 soal saja. Jika jumlah soal ulangan sebanyak 20 soal.
Maka berapa berapa selisih waktu yang diperlukan oleh Yusup dan Dalim ?
3. Ibu membeli 4 kg beras dan 2 kg gula. Harga tiap kg beras Rp. 750,00 dan harga
tiap kg gula Rp. 1.000,00. Berapa rupiah Ibu harus membayar ?
4. Pak Kasen membeli padi sebanyak 1.750 kg dan 250 kg diambil untuk
diberikan tetangganya. Berapa siswa padi Pa Kasen ?
5. Rofik menabung setiap hari Rp. 1.000,00. Setelah tujuh hari tabunganya diambil
Rp. 5.500,00 untuk membeli peralatan sekolah. Berapa rupiah sisa tabungan
Rofik ?
Selamat mengerjakan
54

Lampiran 3

LEMBAR JAWAB TES

1. a. Diketahui :
Ditanyakan :
b. Kalimat matematika :
c. Perhitungan :
d. Kalimat jawaban :
Jadi,
……………………………………………………………………………………

2. a. Diketahui :
Ditanyakan :
b. Kalimat matematika :
c. Perhitungan :
d. Kalimat jawaban :
Jadi,
……………………………………………………………………………………

3. a. Diketahui :
Ditanyakan :
b. Kalimat matematika :
c. Perhitungan :
d. Kalimat jawaban :
Jadi,
……………………………………………………………………………………

4. a. Diketahui :
Ditanyakan :
b. Kalimat matematika :
c. Perhitungan :
d. Kalimat jawaban :
Jadi,
……………………………………………………………………………………

5. a. Diketahui :
Ditanyakan :
b. Kalimat matematika :
c. Perhitungan :
d. Kalimat jawaban :
Jadi,
……………………………………………………………………………………
55

Lampiran 4

KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN TES

1. a. Yang diketahui : 4 keping uang lima ratus,


keping uang ribuan
Yang ditanyakan : Jumlah nilai uang skor 2
b. Kalimat matematika : 500+500+500+500 + 1000+ 1.000 = …. skor 3
c. Perhitungan : 2.000 + 2.000 = 4000 skor 4
d. Jadi jumlah uamg Tini Rp. 4.000,00 skor 1

2. a. Yang diketahui : Yusup butuh waktu 10 menit =5 soal


Dalim butuh waktu 10 menit =4 soal
Yang ditanyakan : Selisih waktu menyelesaikan 20 soal skor 2
b. Kalimat matematika : 10:5 = 20+20 = …. skor 3
10:4= 2,5x20 = …..
c. Perhitungan : 40 – 15 = 5 skor 4
d. Jadi selisih waktu yang diperlukan Yusup dan Dalim
untuk menyelesaikan 5 soal adalah 5 menit skor 1

3. a. Yang diketahui : 4 kg beras dan 3 kg gula


Tiap kg beras Rp. 750,00
Tiap kg gula Rp. 1.000,00
Yang ditanyakan : Ibu harus membayar . . . . skor 2
b. Kalimat matematika : (750 +750+750+750)+ (1000+ 1.000) skor 3
c. Perhitungan : 4 x 750 + 2 x 1.000 =
3.000 + 2.000 = 5.000 skor 4
d. Jadi ibu harus membayar Rp. 5.000,00 skor 1

4. a. Yang diketahui : Padi sebanyak 1.750 kg dan 750 kg


Dimasukkan ke dalam 5 karung
Tiap karung berisi sama banyak
Yang ditanyakan : Isi tiap-tiap karung skor 2
b. Kalimat matematika : ( 1.750 = 750) : 5 …. skor 3
c. Perhitungan : ( 1.750 + 750 ) : 5
2.500 : 5 = 500 skor 4
d. Jadi, isi tiap-tiap karung 500 kg skor 1
+
5. a. Yang diketahui : Rofik menabung tiap hari Rp. 1.000,00
Setelah 7 hari diambil Rp. 5.500,00
Yang ditanyakan : Sisa tabungan Rofik skor 2
b. Kalimat matematika : 1.000 x 7 - 5.500 = …. skor 3
c. Perhitungan : 1.000 x 7 - 5.500 =
7.000 - 5.500 = 1.500 skor 4
d. Jadi, sisa tabungan Rofik Rp. 1.500,00 skor 1
56

Lampiran 5

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : III/I
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi Dasar : 1.5 Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang
berkaitan dengan uang
Indikator : 1.5.1 Menyelesaiakan soal cerita penjumlahan dan
pengurangan yang berkaitan dengan masalah sehari-
hari
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari/tanggal : Senin, 22 Oktober 2012 dan Rabu 24 Oktober 2012

V. TUJUAN PEMBELAJARAN DAN TUJUAN PERBAIKAN


C. Tujuan Pembelajaran
3. Melalui penjelasan guru dengan penerapan Langkah-langkah Polya
pada soal cerita yang memuat operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan, siswa dapat menyelesaikan soal cerita dengan tepat.
4. Melalui diskusi kelas tentang penerapan Langkah Polya, siswa dapat
menyelesaikan soal cerita yang memuat operasi hitung penjumlahan
dengan benar.

D. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada soal cerita yang memuat
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
4. Miningkatkan keaktifan diskusi kelas dengan penerapan Langkah-
langkah Polya
57

VI. MATERI, MEDIA, SUMBER, METODE PEMBELAJARAN


D. Materi
Pokok-pokok Materi
- Soal cerita yang memuat operasi hitung + dan -, dan cara penyelesaian
dengan langkah-langklah polya.
a) Yustito mempunyai 1.113 butir kelereng. Membeli lagi 1.750 butir.
Setelah bermain kalah 674 butir. Berapa sisa kelereng Yustito ?
- Diselesaikan dengan langkah-langkah polya sebagai berikut :
* Diketahui : Kelereng Yustito 1.113 butir.
Membeli lagi 1.750 butir.
Kalah 674 butir.
* Ditanyakan : Sisa kelereng Yustito.
* Kalimat matematika : 1. 113 + 1.750 – 674 = . . .
* Perhitungan : 1. 113 + 1.750 – 674 = 2.863 – 674 = 2.189.
* Kalimat jawaban : Jadi, sisa kelereng Yustisio 2. 189 butir.

E. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar


5. Soal Cerita
6. Gambar
7. Buku Matematika Kelas III
8. Buku LKS

F. Metode Pembelajaran
3. Diskusi
4. Ceramah

VII. Langkah-langkah Pembelajaran


1. Kegiatan Awal
58

Mempersiapkan siswa, mengabsen siswa, mengatur tempat duduk siswa serta


mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam KBM. Untuk
memusatkan perhatian siswa, guru memberi pertanyaan sebagai apersepsi
sebagai berikut :
Pertemuan I : 1) 729 + 831 – 413 = . . .
2) 700 + 90 - 222 = . . .
Pertemuan II : Dua buku tulis seharga Rp. 2000 dan 1 pensil seharga
Rp.750. Berapa rupiah harus membayar ?

2. Kegiatan inti (tiap pertemuan 40 menit)


Pertemuan I :
• Guru menuliskan sebuah soal cerita di papan tulis yang memuat operasi
hitung pengurangan dan penjumlahan.
• Guru menunjuk salah satu siswa untuk membaca soal cerita tersebut
sedang siswa yang lain menyimak.
• Setelah semua siswa memahami isi soal cerita tersebut guru menyatakan
tentang apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut di atas
kemudian di tulis di papan tulis.
• Guru mengadakan tanya jawab tentang operasi hitung yang tepat untuk
menyelesaikan soal cerita itu.
• Dengan bimbingan guru, salah satu siswa diminta untuk menuliskan
kalimat matematikanya di papan tulis.
• Secara klasikal, guru menyuruh semua siswa mengerjakan hal matematika
tersebut.
• Salah satu siswa diminta maju untuk menuliskan hasil yang diperolehnya.
• Dengan bimbingan guru, secara klasikal siswa diminta untuk membaca
hasil yang di kehendaki oleh soal cerita tersebut. Selanjutnya guru
menulis soal cerita berikutnya yang memuat penjumlahan dan
pengurangan kemudian siswa di suruh menyelesaikan dengan cara
seperti di atas.
• Guru membagi lembar kerja.
59

• Siswa mengadakan diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKS.


• Siswa melaporkan hasil diskusi.
• Siswa di bimbing untuk menarik kesimpulan.

Pertemuan II
• Guru menulis soal cerita yang memuat operasi hitung penjumlahan,
pengurangan dan tanda kurung ( ).
• Guru menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita dengan langkah-langkah
Polya sebagai berikut :
a. Menulis apa yang di ketahui.
b. Menulis apa yang ditanyakan.
c. Menulis kalimat matematika.
d. Mengadakan perhitungan sesuai dengan aturan yang berlaku.
e. Menuliskan kalimat jawaban untuk mencocokan hasil dan soal semula.
f. Guru membagikan lembar kerja siswa.
g. Diskusi kelompok untuk membahas LKS.
h. Laporan hasil diskusi.
i. Siswa menulis rangkuman.

VIII. EVALUASI
F. Prosedur Tes
4. Tes awal
5. Tes proses
6. Tes akhir
G. Jenis Tes
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
60

H. Bentuk Tes
Tes Isian
I. Alat Evaluasi (terlampir)
J. Kunci jawaban (terlampir)

Sukomulyo, 22 Oktober 2012

Mengetahui
Kepala Sekolah, Mahasiswa

PARNA, S.Pd.SD ARIFIANTO SULISTYO S


NIP 19600807 198201 1 014 NIM. 817275245
61

Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI

Mata Pelajaran : Matematika


Pelaksanaan : Siklus I Senin, 22 Oktober 2012 dan Rabu 24 Oktober 2012
Siklus II Senin, 29 Oktober 2012 dan Rabu 31 Oktober 2012
Fokus Observasi : Perbaikan hasil belajar volume kubus
Kemunculan
Siklus I Siklus II
No Aspek yang diobservasikan
Tidak Tidak
Ada Ada
Ada Ada
1. Pengelolaan ruang dan fasilitas belajar  
2. Pembelajaran sesuai dengan tujuan,  
situasi dan lingkungan
3. Menggunakan alat bantu/media  
4. Melaksanakan pembelajaran secara  
individual, kelompok atau klasikal
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai  
urutan yang logis
6. Mengekola waktu secara efisien  
7. Memberi petunjuk dengan jelas  
8. Menangani pertanyaan dan respon siswa  
9. Memicu dan memelihara keterlibatan  
siswa
10. Menunjukkan sikap ramah, luwes,  
terbuka, penuh pengertian
11. Menunjukkan kegairahan dalam  
mengajar
12. Memberi sugesti kepada siswa  

Sukomulyo, 29 Oktober 2012


Teman Sejawat
Purwati, S.Pd.SD
NIP 197108022007012008
62

Lampiran 7

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN


UPTD DIKPORA UNIT KECAMATAN ROWOKELE
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKOMULYO
Alamat : Desa Sukomlyo, Rowokele Kabupaten Kebumen

SURAT PEMBERIAN IJIN

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : PARNA, S.Pd.Sd.
NIP : 19600807 198201 014
Jabatan : Kepala SDN 2 Sukomulyo
UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan Rowokele
Alamat : SD Negeri 2 Sukomulyo
Kecamatan Rowokele- Kabupaten Kebumen

Memberikan ijin kepada :


Nama : Arifianto Sulistyo Setyawan
NIM : 817275245
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 2 Kedungpuji
Alamat sekolah : Desa Kedungpuji i, Kecamata Gombong,

untuk melaksanakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas III SD Negeri 2


Sukomulyo.

Demikian surat pemberian ijin ini dibuat agar digunakan sebagaimana mestinya.

Sukomulyo, 1 Oktober 2012


Kepala SD N 2 Sukomulyo

PARNA, S.Pd.SD
NIP 19600807 198201 1 014
63

Lampiran 8
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
UPTD DIKPORA UNIT KECAMATAN ROWOKELE
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUKOMULYO
Alamat : Desa Sukomulyo, Rowokele Kabupaten Kebumen

FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT


DALAM PENYELENGGARAAN PKP

Kepada :
Kepala UPBJJ UT Purwokerto
di Purwokerto

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :


Nama : Purwati, S.Pd.SD
NIP : 197108022007012008
Tempat Mengajar : SD Negeri 2 Sukomulyo
Alamat Sekolah : Desa Sukomulyo Kecamatan Rowokele
Kabupaten Kebumen
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
pelaksanaan PKP:
Nama : Arifianto Sulistyo Setyawan
NIM : 817275245
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 2 Sukomulyo
Alamat sekolah : Desa Sukomulyo Kecamatan Rowokele
Kabupaten Kebumen
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kedungpuji, 2 Oktober 2012


Mengetahui Yang Membuat Pernyataan
Kepala SD Negeri 2 Sukomulyo Teman Sejawat

Parna, S.Pd. Purwati, S.Pd.SD.


NIP. 19600807 198201 014 NIP 19670502198908 2 001
64

Lampiran 9

Surat Pernyataan

Yang bertandatangan di bawah ini


Nama : Arifianto Sulistyo Setyawan
NIM : 817275245
UPBJJ : Purwokerto

Menyatakan bahwa
Nama : Purwati, S.Pd.SD.
NIP : 197108022007012008
Tempat Mengajar : SD Negeri 2 Sukomulyo
Guru Kelas : V (lima)

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Kedungpuji, 2 Oktober 2012

Mengetahui Yang Membuat Pernyataan


Teman Sejawat,

Purwati, S.Pd.SD. Arifianto Sulistyo S


NIP 197108022007012008 NIP 817275245

Anda mungkin juga menyukai