Oleh :
SD NEGERI SRUSUHJURUTENGAH
KECAMATAN PURING
KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Optimalisasi Hasil Belajar Siswa Tentang Sistem Peredaran Darah
Manusia Melalui Pendekatan Saintifik di Kelas V SD Negeri
Srusuhjurutengah
Nama : Mega Meilina Priyanti, S.Pd.
Lokasi Penelitian : SDN Srusuhjurutengah, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen
Hari : Senin
Tanggal : 16 November 2020
Tempat : SD Negeri Srusuhjurutengah
Mengetahui
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya, penyusunan laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Optimalisasi Hasil Belajar
Siswa Tentang Sistem Peredaran Darah Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas V
SD Negeri Srusuhjurutengah dapat terselesaikan dengan baik.
Melalui pelaksanaan tindakan kelas sudah semestinya seorang guru kelas karena
dituntut untuk meningkatkan keprofesionalannya dalam mengajar khususnya dalam perbaikan
mengajar. Ketika sebuah kelemahan atau permasalahan dalam pembelajaran harus segera
dicari pemecahannya apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi. Inilah yang menjadi motivasi
bagi peneliti untuk mencari solusi dari masalah yang muncul dalam pembelajaran.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan perbaikan pembelajaran ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kepala SD Negeri Srusuhjurutengah beserta rekan guru dan karyawan yang telah
memberikan tempat pelaksanaan penelitian dan yang telah memberi dorongan dan
dukungan selama pelaksanaan PTK;
2. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Srusuhjurutengah;
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu
tersusunnya laporan ini.
4. Keluarga yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada penulis.
Dalam penyusuan laporan ini, penulis menyadari masih banyak kelemahan dan
kekurangan, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
laporan ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini dapat menjadi petunjuk dan alternatif
bagi peningkatan hasil pembelajaran khususnya di SD Negeri Srusuhjurutengah dan di
masyarakat pada umumnya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
29 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 32
30 Hasil Penelitian ............................................................................... 32
31 Deskripsi Hasil Pra Siklus .............................................................. 32
32 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus 1 ............................................. 33
33 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ........................................................... 36
34 Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Siklus 1 .............................. 38
35 Refleksi Siklus 1 ............................................................................. 40
36 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus 2 ............................................. 40
37 Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ........................................................... 44
38 Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Siklus 2 .............................. 47
39 Refleksi Siklus 2 ............................................................................. 50
40 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus 3 ............................................. 49
41 Hasil Belajar Siswa Siklus 3 ........................................................... 55
42 Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Siklus 3 .............................. 57
43 Refleksi Siklus 3 ............................................................................. 59
44 BAB 5 PENUTUP ......................................................................... 61
45 Simpulan ......................................................................................... 61
46 Saran ............................................................................................... 62
47 Tindak Lanjut ................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
4.1. Hasil Belajar Muatan Pelajaran IPA Pra Siklus.............................
4.2 Nilai tes formatif hasil belajar siklus 1.................................................
4.3 Nilai tes formatif hasil belajar siklus 2.................................................45
4.4 Rekapitulasi nilai tes formatif pra siklus, siklus 1, dan siklus 2...........46
4.5 Nilai tes formatif hasil belajar siklus 3.................................................55
4.6 Rekapitulasi hasil belajar pra siklus s/d siklus 3...................................56
vii
Tabel Hal.
3.1 Daur Penelitian Tindakan Kelas.............................................................28
4.1. Nilai hasil belajar pra siklus....................................................................33
4.2 Nilai hasil belajar siklus 1 .......................................................... 37
4.3 Diagram hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2..........................46
viii
Lamp.
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1
2 Bahan Ajar Siklus 1
3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1
4 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus 1
5 Lembar Observasi Siklus 1
6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2
7 Bahan Ajar Siklus 2
8 Media Pembelajaran PPT Siklus 2
9 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus 2
10 Kisi-kisi soal evaluasi siklus 2
11 Analisis hasil belajar siswa siklus 2
12 Lembar observasi siklus 2
13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 3
14 Bahan Ajar Siklus 3
15 Media Pembelajaran PPT Siklus 3
16 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus 3
17 Kisi-kisi soal evaluasi siklus 3
18 Analisis hasil belajar siswa siklus 3
19 Lembar observasi siklus 3
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
C. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dapat simpulkan bahwa analisis masalah ini
adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang sistem
peredaran darah manusia sehingga dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan analisis masalah di atas
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah model pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar
tentang sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Srusuhjurutengah?
2. Bagaimanakah penerapan model pendekatan saintifik dapat meningkatkan
hasil belajar tentang sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Srusuhjurutengah?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa tentang
sistem peredaran darah di kelas V SDN Srusuhjurutengah, Kecamatan
Puring, Kabupaten Kebumen.
2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tentang sistem peredaran darah manusia di kelas V SDN
Srusuhjurutengah, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan pendekatan
saintifik dalam meningkatkan hasil belajar IPA.
2. Bagi Pengembangan Teori
Memberikan kontribusi dalam pengembangan teori terkait dengan
pendekatan saintifik.
3. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
1) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan melaksaknan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran yang dilaksanakan.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk guru dalam
menentukan media belajar yang sesuai minat peserta didik dan mengikuti
arus perkembangan zaman.
3) Mampu menambahkan pengetahuan dan memberikan inspirasi tentang
penggunaan berbagai media yang mendukung terjadinya suatu
pembelajaran yang menarik dengan menggunakan pendekatan saintifik.
b) Bagi Peserta didik
1) Memacu peserta didik agar lebih aktif dan termotivasi dalam
pembelajaran.
2) Menambah sumber belajar bukan hanya dari buku dan guru.
3) Menjadikan pembelajaran menyenangkan, aktif dan kreatif.
c) Bagi Sekolah
1) Meningkatnya kualitas pelajaran dengan cara memanfaatkan media dan
sumber yang ada sehingga memaksimalkan fungsi dan ketersediaan
sarana dan prasarana yang ada di sekolah
2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap pendidikan di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
C. Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan
Pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang salah satu artinya
adalah “Pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan sebagai a way of
beginning something ‘cara memulai sesuatu’. Karena itu, pengertian
pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi,
pendekatan berarti seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar.
Pendekatan merupakan titik awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat,
atau keyakinan yang kadang kala sulit membuktikannya. Pendekatan ini
bersifat aksiomatis. Aksiomatis artinya bahwa kebenaran teori yang digunakan
tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik awal atau
perspektif dari proses pembelajaran, yang mengacu pada pandangan tentang
terjadinya proses yang masih sangat umum. Di mana ia mewujudkan,
menginspirasi, memperkuat dan mendasari metode pembelajaran dengan ruang
lingkup teoritis tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah cara untuk
mengembangkan sistem yang memfasilitasi implementasi proses pembelajaran
dan mengajar siswa untuk membantu mereka mencapai tujuan mereka.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik awal atau sebagai perspektif kita
pada proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru mengurangi
strategi pembelajaran langsung.
2. Pengertian Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak
menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses
pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta
didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis
(rutin dengan haya mendengarkan dan menghafal semata (Majid, 2014).
Menurut Rusman (2015), pendekatan saintifik merupakan pendekatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa secara luas untuk
melakukan eksplorasi dan elaborasi materi yang dipelajari, di samping itu
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaktualisasikan
kemampuan melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru.
Menurut Hosnan (2014), pendekatan saintifik adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik secara aktif mengkonstruk
konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan
masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan.
Menurut Karar dan Yenice (2012), pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar pembelajar secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep.
Menurut Hosnan (2014) pendekatan saintifik memiliki
karakteristik sebagai berikut: (1) Berpusat pada siswa; (2) Melibatkan
keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip;
(3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa, dan; (4) Dapat mengembangkan karakter siswa.
3. Langkah-langkah atau Sintaks Pendekatan Saintifik
a. Mengamati
Panca indra menjadi alat utama siswa untuk mengamati kejadian di
sekitar yang sesuai dengan apa yang nantinya akan dipelajari. Dalam
prakteknya siswa bisa mengamati kejadian sekitar dengan menggunakan media
multimedia pada berita dan video, bisa juga mengamati secara langsung.
Implikasi yang diperoleh dari sesi ini adalah siswa bisa mendapatkan masalah
yang belum ditemukan solusi dari kejadian tersebut. Dengan adanya masalah
tersebut guru bisa membimbing siswa untuk menginvestigasi (mengamati)
masalah tersebut. Agar pembelajaran menjadi lebih efisien guru diharap sudah
mempersiapkan kejadian (media) dan aktivitas untuk menemukan masalah
yang akan diinvestigasi para siswa.
b. Menanya
Siswa dapat membuat berbagai pertanyaan yang belum mereka pahami
atau tentang pelaksanaan tentang kejadian yang belum mereka amati. Membuat
pertanyaan yang akan disampaikan kepada guru bisa berupa pengetahuan
konseptual, faktual hingga hipotetik. Guru bisa menolong siswa dalam
membuat pertanyaan dengan memberikan lis yang sesuai dengan kejadian yang
telah diinvestigasi.
c. Mengumpulkan Data
Data yang dihimpun siswa bisa dilaksanakan dengan berbagai metode,
diantaranya adalah mencermati kejadian, bertanya dengan narasumber,
membaca buku, mencari di internet, eksperimen, melihat ensiklopedia hingga
statistik. Guru diharapkan bisa menjadi fasilitator untuk referensi belajar untuk
siswa dalam menghimpun data.
d. Menganalisis
Siswa memanfaatkan data yang telah dihimpun untuk memecahkan
masalah dengan menyusun pertanyaan. Pada sesi ini guru membimbing dan
membina agar siswa bisa mengkoneksikan data yang telah terhimpun untuk
membuat kesimpulan.
e. Mengomunikasikan
Siswa akan mempresentasikan hasil dari kesimpulan yang didapat di
depan kelas secara individual maupun kelompok. Pada sesi ini siswa bisa
mendemonstrasikan hasil kesimpulan di kelas. Selanjutnya guru bisa
memberikan feedback dengan cara memberikan masukan, menekankan dan
meluruskan agar siswa bisa memahami kejadian secara mendalam dan luas.
Guru juga bisa membimbing murid untuk memutuskan poin penting yang bisa
disimpulkan sebelum presentasi kelas dimulai.
4. Tujuan Pendekatan Saintifik
Menurut Hosnan (2014), tujuan pembelajaran pendekatan saintifik yaitu:
a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek,
khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
c. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
e. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
f. Untuk mengembangkan karakter siswa.
5. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik
Pendekatan sainntifik menuntut siswa untuk melakukan berbagai
kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengaktegorikan,
menganalisis, mengintergrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan. Kelebihan pendekatan
saintifik adalah sebagai berikut:
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
d. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. 21.
e. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerjasama denagn yang lainnya.
f. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan.
g. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
h. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
i. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
j. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
k. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
l. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
m. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar.
n. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kemendikbud, 2014: 32 Secara umum pendekatan saintifik mempunyai
banyak kelebihan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa dalam hal
pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotor, sebagai
bekal siswa untuk diterapkan dalam kehidupan nyata di lingkungannya.
Adapun kelemahan dari pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
a. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
b. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan
teori atau pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara
belajar yang lama.
d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan
kurang mendapat perhatian.
e. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan
ditemukan.
Kemendikbud, 2014: 32-33 Berdasarkan pernyataan di atas peneliti
berpendapat bahwa semua pendekatan pasti ada kelebihan dan
kekurangannya. Pendekatan saintifik juga mempunyai kelemahan yaitu:
tidak semua siswa siap berpikir sehingga bagi siswa yang kurang pandai
akan mengalami banyak hambatan. Selain itu kurang efektif jika jumlah
siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu
siswa dalam menemukan teori atau pemecahan masalah.
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Muhibbin Syah (1997: 89) belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses
belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Menurut Oemar Hamalik (2010: 36) belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari
pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,
melainkan perubahan kelakuan.
Menurut Gino, dkk (2000: 6) definisi belajar yaitu suatu kegiatan yang
dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual.
Perubahan-perubahan itu berbentuk kemampuan yang baru dimiliki dalam
waktu yang relatif konstan, serta perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar
yang dilakukan oleh siswa yang sedang belajar.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 11) belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan
adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau
pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar,
mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar,
kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat
belajar adalah perubahan.
Menurut Ingridwati Kurnia, dkk (2007: 6-3) belajar adalah suatu proses
yang terus menerus, agar terjadi perubahan perilaku. Proses ini bersifat aktif
dan diharapkan menjadi bekal yang permanen. Respon dari belajar merupakan
alat untuk mengukur kemampuan keberhasilan seseorang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan balajar adalah suatu proses
kegiatan yang dilakukan individu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku,
baik potensial maupun aktual. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari pada itu, yakni mengalami.
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 37) hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam
kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih
dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 39) hasil belajar
adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha adalah
perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti bahwa
besarnya usaha adalah indikator dari adanya motivasi, sedangkan hasil belajar
dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.
Nana Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut
Horward Kingsley dalam Nana Sudjana (2010: 22) membagi tiga macam hasil
belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian,
(c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan
bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne dalam Nana
Sudjana (2010: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi
verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e)
keterampilan motoris.
Menurut Winkel (Purwanto, 2009: 45) belajar dilakukan untuk
mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar.
Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil
belajar adalah perubahan dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan
itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh
Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan Hasil Belajar adalah hasil yang
dicapai oleh seorang siswa setelah melakukan suatu usaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Usaha tersebut dipengaruhi kondisi dan situasi tertentu, yaitu
pendidikan dan latihan dalam suatu jenjang pendidikan. Pengukuran prestasi
belajar dapat dilakukan dengan tes dan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa. Untuk melakukan evaluasi
diperlukan adanya evaluasi yang objektif, menyeluruh dan berkesinambungan.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan pendidikan, baik tujuan kurikulum
maupun tujuan intrasional menggunakan klasifikasi hasil belajar dan Benjamin
Bloom yang ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor (Nana Sudjana
2010: 22).
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan keterampilan intelektual
yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Klasifikasi tujuan kognitif oleh Bloom (1956) domain kognitif terdiri
atas enam bagian sebagai berikut:
(1) Pengetahuan
Mengacu kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah
dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting
adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
(2) Pemahaman
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat
di atas penegtahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah.
(3) Aplikasi
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang
sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan,
prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi
dari pada pemahaman.
(4) Analisis
Mengacu pada kemapuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponen
atau faktor penyebab dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang
satu dengan yang lainnya, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih
dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebuh tinggi
daripada aspek pemahaman maupun penerapan.
(5) Sintesis
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen,
sehingga membentuk suatu pola struktur dan bentuk baru. Aspek ini
memerlukan tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan
tingakat berpikir yang lebih tinggi daripada kemapuan sebelumnya.
(6) Evaluasi
Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai
materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingakat kemampuan berpikir
yang tinggi.
b. Aspek Afektif
Evaluasi aspek afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat,
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Evaluasi aspek afektif dalam
hal ini digunakan untuk penilaian kecakapan hidup meliputi kesadaran diri,
kecakapan berfikir rasional, kecakapan sosial, dan kecakapan akademis. Aspek
ini belum ada patokan yang pasti dalam penilaiannya.
Klasifikasi tujuan afektif terbagi dalam lima kategori sebagai berikut:
(1) Penerimaan
Mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan dan memberikan
respon terhadap stimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar
terendah dalam domain afektif.
(2) Pemberian respon
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi tersangkut secara
aktif, menjadi peserta, dan tertarik.
(3) Penilaian
Mengacu pada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau
kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak
menghiraukan. Tujuan- tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi ‘sikap’ dan
‘apresiasi’.
(4) Pengorganisasian
Mengacu kepada penyatuan nilai. Sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih
konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal membentuk suatu sistem
nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam falsafah hidup.
(5) Karakterisasi
Mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang. Nilai- nilai sangat berkembang
dengan teratur sehingga, tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah
diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini bisa ada hubungannya dengan ketentuan
pribadi, sosial, dan emosi siswa.
c. Aspek Psikomotor
Pengukuran keberhasilan pada aspek psikomotor ditunjukkan pada
keterampilan dalam mendapatkan hasil. Evaluasi dari aspek keterampilan yang
dimiliki oleh siswa bertujuan mengukur sejauh mana siswa menguasai teknik
praktikum. Aspek ini menitikberatkan pada unjuk kerja siswa.
Klasifikasi tujuan psikomotor terbagi dalam lima kategori sebagai
berikut:
(1) Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberikan respon
serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot
syaraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
(2) Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan,
gerakan-gerakan pilihan yang menetepkan suatu penampilan melalui latihan.
Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak
hanya meniru tingkah laku saja.
(3) Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi, dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Respons-respons lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi
sampai pada tingkat minimum.
(4) Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang
tepat dengan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di antara
gerakan- gerakan yang berbeda.
(5) Pengalamiahan
Menuntut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan
energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan
merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi
bahan pengajaran. Namun pembelajaran dalam KTSP dituntut juga
kemampuan yang beranah afektif dan psikomotorik, maka evaluasi belajar
diharapkan adalah evaluasi proses disamping hasil belajar.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian tindakan kelas ini adalah
Hasil Penelitian Tindakan Kelas Yoga Prasetya yang berjudul “Penerapan
Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Geometri Kelas X SMA Negeri 2 Kota Bengkulu” dan dapat diambil
kesimpulan yakni :
Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan cara:
1. Memberikan Lembar Kerja Siswa berbasis saintifik kepada siswa sehingga
siswa terbimbing dalam menemukan konsep materi pelajaran yang akan
dicapai.
2. Memberikan bimbingan lebih kepada siswa yang belum tuntas pada tiap
siklus.
3. Memberikan latihan soal untuk memperkuat pemahaman konsep yang telah
diperoleh.
Berdasarkan hasil analisis tes siswa setiap siklus menunjukan bahwa
hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus. Pada siklus I rata-
rata hasil belajar siswa belum mencapai KKM yaitu 73,45 dengan ketuntasan
belajar siswa 57,58%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 75.06
dengan ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 72,73%. Sedangkan pada
siklus III hasil belajar siswa kembali mengalami peningkatan, yaitu rata-rata
nilai hasil belajar siswa sudah mencapai 81,76 dengan ketuntasan belajar
klasikal 87,88%.
F. Kerangka Berpikir
Penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran materi IPA tentang
sistem peredaran darah mampu membantu untuk meningkatkan keaktifan
dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran saintifik
ini akan merangsang siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.
Kemampuan berpikir kiritis tingkat tinggi (HOTS), kemampuan kolaborasi,
dan kemampuan berkomunikasi siswa juga akan meningkat melalui
pendekatan saintifik sehingga secara tidak langsung akan berdampak positif
pada hasil belajar siswa tentang sistem peredaran darah pada manusia.
Bimbingan yang diberikan guru dalam melaksanakan tahap-tahap
pembelajaran akan menghadirkan komunikasi yang baik antara guru terhadap
siswa maupun sebaliknya sehingga materi pembelajaran yang diserap peserta
didik akan maksimal dan berdampak pada keterampilan proses serta hasil
belajar siswa.
Berdasarkan alasan-alasan diatas dapat dipahami bahwa penggunaan
pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem
peredaran darah kelas V SD Negeri Srusuhjurutengah.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berpikir
di atas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar tema IV tentang
sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V SDN Srusuhjurutengah
Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.
BAB III
METODE PENELITIAN
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS III
Pengamatan
E. Indikator Kinerja
A. Hasil Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan penelitian selama proses
pembelajaran sebanyak 3 siklus. Dimana dalam satu siklus terdiri dari 1
pertemuan. Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian yang terdiri atas
pemaparan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1, rekapitulasi nilai hasil belajar
siswa siklus 1, lembar observasi guru, lembar observasi PTK, dan lembar
observasi siswa.
c. Penutup
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran dengan
bertanya jawab. Siswa juga mendapatkan penguatan dari guru atas
keaktifannya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajara, siswa yang masih
kurang aktif juga mendapatkan motivasi agar pada pertemuan selanjutnya bisa
lebih aktif lagi. Siswa selanjutnya oleh guru diberikan kesempatan terhadap
materi yang belum dipahami atau yang belum jelas. Guru kemudian
menbagikan soal evaluasi kepada siswa, siswa mengerjakan soal evaluasi
sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Siswa dan guru selanjutnya
melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang akan datang. Salah satu siswa
memimpin doa untuk menutup kegiatan pembelajaran siklus 1. Guru
menyampaikan salam, dan siswa menjawab salam dari guru. Secara bergantian
siswa meninggalkan ruangan kelas.
3. Hasil Belajar Siswa Siklus 1
a. Deskripsi kompetensi pengetahuan
Hasil dari siklus I merupakan konsep awal sebuah perbaikan pembelajaran
dari hasil evaluasi pra siklus. Dengan membandingkan nilai tes formatif hasil
belajar siswa antara nilai hasil pra siklus dan nilai hasil evaluasi siklus 1 maka
penulis dapat melihat sejauh mana perkembangan yang dapat terjadi setelah
dilaksankannya penelitian tindakan kelas pada siklus 1. Tindakan yang
dilaksanakan dalam siklus 1 tentunya memberikan dampak positif bagi nilai
hasil belajar siswa. Pengambilan tindakan tentunya juga berbanding lurus
dengan peningkatan hasil belajar sekaligus dengan motivasi siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah tabel yang dapat
menggambarkan perkembangan nilai tes formatif dari pra siklus ke siklus 1
penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan oleh penulis.
Tabel 4.2 Nilai tes formatif hasil belajar siklus 1
Pra Siklus 1
No Nama
siklus Nilai MKBMK Ket.
1 Ainur Rofiq Saputra 47 60 BT
2 Alifiana Fitri 60 77 T
3 Angelica Tania Putri 77 BT
53
4 Angger Wira Jumantri 47 60 BT
5 Arif Solehah 53 BT
47
6 Dinda Wulan Fitriasih H. 60 BT
47
7 Febri Nur Indriana 60 80 T
8 Gilang Ramadhan 80 T
67
9 Ilham Tri Junianto 53 BT
47
10 Indah Wulandari 60 BT
40
11 Karina Maia Rosa 60 BT
53
12 Mukhammad Khanif A. 60 BT
47
13 Nafil Adila Noviansyah 77 T
60
14 Nur Aeni Safitri 77 T
53
15 Pinkan Anggun Meilani 80 T
60
16 Puji Riskiana 60 BT
53
17 Quinsha Jeflien Wida V. 60 BT
47
18 Raka Mulyana 73 BT
60
19 Ridwan Aditiya Pratama 53 BT
47
20 Riki Mulyawan 80 T
47
21 Satriyo Bagus Nurrohman 53 BT
20
22 Syafira Nur Azizah Y. 77 T
47
23 Tri Lestari 60 BT
53
24 Umi Nur Khasanah 80 T
67
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang tuntas dapat digambarkan dengan
diagram lingkaran di bawah ini :
38%
63%
2) Walaupun seluruh siswa mengalami kenaikan nilai hasil belajar tes formatif,
namun masih ada 15 siswa yang belum tuntas nilai KKM yang ditetapkan
yakni nilai 75;
3) Persentase siswa yang tuntas KKM adalah 37% dalam siklus 1
4. Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Siklus 1
Langkah-langkah pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya,
mengumpulkan data, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas, penulis juga menerapkan langkah-
langkah pendekatan saintifik dalam tindakan siklus 1.
a) Mengamati
Pada kegiatan inti siswa oleh penulis diminta untuk mengamati video
tentang sistem peredaran darah manusia. Pada tahap ini siswa sebagai
subjek yang diarahkan untuk menggunakan inderanya untuk mengamati
materi yang akan dipelajari. Melalui media audio visual yang disiapkan oleh
penulis dengan menggunakan LCD proyektor, siswa terlihat sangat senang
dengan apa yang mereka amati. Dari tahap inilah siswa akan menggali dan
menemukan suatu gambaran tentang sistem peredaran darah manusia.
b) Menanya
Siswa mengajukan pertanyaan dari apa yang telah mereka tampilkan dalam
video sistem peredaran darah manusia. Penulis memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang mereka
belum pahami. Terdapat dua siswa yang mengajukan pertanyaan dalam
tahap ini, kedua pertanyaan itu adalah “Seberapa besar ukuran jantung
manusia?” dan “Dimana letak jantung?”
c) Megumpulkan data
Dalam tahapan mengumpulkan data, siswa merujuk pada bahan ajar, video
tayangan, dan penulis sebagai narasumber. Siswa diminta berdiskusi oleh
guru untuk mengumpulkan data tentang sistem peredaran darah manusia
terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan membuat bagan sesuai
dengan LKPD (lembar kerja peserta didik) yang diberikan oleh penulis.
d) Menganalisis
Pada saat sebelum siswa melaksanakan diskusi, siswa sebelumnya telah
mengamati sistem peredaran darah manusia. Lantas kemudian oleh penulis,
siswa diminta menganalisis tampilan tentang sistem peredaran darah
manusia yakni sistem peredaran darah besar dan sistem peredaran darah
kecil. Melalui tahap analisis secara berkelompok, maka terlihat sekali
bahwa siswa jauh lebih mudah memahami tentang sistem peredaran darah
besar dan sistem peredaran darah kecil.
e) Mengomunikasikan
Tahap mengomunikasikan pada siklus 1 ditunjukkan pada saat siswa
membuat bagan sistem peredaran darah manusia. Mereka
mengomunikasikan dengan cara menghubungkan apa yang mereka pahami
melalui gambar bagan yang mereka buat bersama kelompoknya. Diantara
para siswa terjadi saling komunikasi antar teman dalam satu kelompoknya
sehingga hal ini oleh penulis dianggap sebagai salah satu tahapan
pendekatan saintifik yang tepat digunakan dalam pembelajaran sistem
peredaran darah manusia. Komunikasi yang terjalin dengan baik antara
siswa dan siswa dalam membuat karya yang mereka buat berpengaruh
sekali dengan produk yang mereka hasilkan.
5. Refleksi Siklus 1
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus 1 dan dengan melihat data hasil
belajar siswa beserta penerepan pendekatan saintifik yang telah dilaksanakan
maka didapatkan refleksi dari siklus 1 sebagai berikut :
a. Masih kurangnya nilai ketercapain kognitif siswa, hal ini terlihat dari jumlah
siswa yang belum mencapai nilai tuntas KKM;
b. Lagu yang dinyanyikan anak dalam tangganada diatonis mayor belum merujuk
pada materi tentang sistem peredaran darah manusia;
c. Melihat lembar observasi sikap siswa juga belum menunjukkan hasil yang
diharapkan oleh penulis;
d. Media yang digunakan hanya powerpoint sehingga kurang menarik
perhatian siswa
Siklus I Siklus 2
No Nama
Nilai MKBMK Ket.
1 Ainur Rofiq Saputra 60 80 T
2 Alifiana Fitri 77 93 T
3 Angelica Tania Putri 77 80 T
4 Angger Wira Jumantri 60 77 T
5 Arif Solehah 53 77 T
6 Dinda Wulan Fitriasih H. 60 80 T
7 Febri Nur Indriana 80 100 T
8 Gilang Ramadhan 80 93 T
9 Ilham Tri Junianto 53 80 T
10 Indah Wulandari 60 67 BT
11 Karina Maia Rosa 60 73 BT
12 Mukhammad Khanif A. 60 80 T
13 Nafil Adila Noviansyah 77 87 T
14 Nur Aeni Safitri 77 87 T
15 Pinkan Anggun Meilani 80 100 T
16 Puji Riskiana 60 73 BT
17 Quinsha Jeflien Wida V. 60 73 BT
18 Raka Mulyana 73 80 T
19 Ridwan Aditiya Pratama 53 77 T
20 Riki Mulyawan 80 87 T
21 Satriyo Bagus Nurrohman 53 67 BT
22 Syafira Nur Azizah Y. 77 80 T
23 Tri Lestari 60 77 T
24 Umi Nur Khasanah 100 T
80
79%
Tabel 4.4 Rekapitulasi nilai tes formatif pra siklus, siklus 1, dan siklus 2
2 Alifiana Fitri 60 77 93 T
3 Angelica Tania Putri 53 77 80 T
4 Angger Wira Jumantri 47 60 77 T
5 Arif Solehah 53 77 T
47
6 Dinda Wulan Fitriasih H. 60 80 T
47
7 Febri Nur Indriana 60 80 100 T
8 Gilang Ramadhan 80 93 T
67
9 Ilham Tri Junianto 53 80 T
47
10 Indah Wulandari 60 67 BT
40
11 Karina Maia Rosa 60 73 BT
53
12 Mukhammad Khanif A. 60 80 T
47
13 Nafil Adila Noviansyah 77 87 T
60
14 Nur Aeni Safitri 77 87 T
53
15 Pinkan Anggun Meilani 80 100 T
60
16 Puji Riskiana 60 73 BT
53
17 Quinsha Jeflien Wida V. 60 73 BT
47
18 Raka Mulyana 73 80 T
60
19 Ridwan Aditiya Pratama 53 77 T
47
20 Riki Mulyawan 80 87 T
47
21 Satriyo Bagus 53 67 BT
20
Nurrohman
22 Syafira Nur Azizah Y. 77 80 T
47
23 Tri Lestari 60 77 T
53
24 Umi Nur Khasanah 80 100 T
67
Dengan mengamati tabel hasil belajar siswa kelas V maka dapat dianalisis sebagai
berikut :
1) Terdapat persentase kenaikan hasil belajar tiap siklus sebesar 100%;
2) Ketuntasan tuntas KKM hasil belajar siswa naik sebesar 79% antara rentang
pra siklus dan siklus 2, sedangkan naik sebesar 42% antara siklus 1 dan siklus
2;
3) Nilai terendah pra siklus adalah 20, siklus 1 adalah 47, dan siklus 2 adalah 67
4) Nilai tertinggi pra siklus 67 diperoleh satu siswa, nilai 80 pada siklus 1
diperoleh dua siswa, dan nilai 100 pada siklus 2.
5) Setiap siswa selalu mengalami kenaikan hasil belajar setiap dilaksanakan
tindakan tiap siklusnya;
4. Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Siklus 2
Langkah-langkah pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya,
mengumpulkan data, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas, penulis juga menerapkan langkah-
langkah pendekatan saintifik dalam tindakan siklus 2.
a) Mengamati
Langkah pertama dalam pendekatan saintifik adalah mengamati. Pada
langkah mengamati oleh penulis, siswa diminta untuk mengamati tayangan
video tentang sistem peredaran darah yang ditampilkan dalam layar LCD
proyektor. Selain itu pada saat penggunaan alat peraga, siswa juga kembali
diminta mengamati cara penggunaan alat peraga, sehingga dengan cara
tersebut alat peraga yang telah disiapkan oleh guru dapat digunakan secara
maksimal.
Melalui mengamati siswa dapat mendapatkan masalah dengan apa yang
mereka hadapi, dengan masalah yang siswa temukan maka guru bisa
membimbing siswa untuk menginvestigasi masalah yang telah siswa temukan.
Siswa akan sangat senang jika diajak mengamati sesuatu hal yang baru.
Seperti halnya saat tindakan siklus 2
dilaksanakan, pada saat siswa diminta mengamati alat peraga berupa bagan peredaran darah
beserta kartu-kartu yang berisi bagian-bagian sistem peredaran darah maka anak terlihat
antusias dengan alat peraga yang telah penulis siapkan.
b) Menanya
Semua siswa diberi kesempatan yang sama untuk menanya tentang masalah yang
mereka temukan dalam tindakan siklus 2. Pada tindakan siklus 2 penulis melakukan
kolaborasi dengan siswa tentang materi pembelajaran sehingga siswa aktif juga dalam
menanya. Kegiatan menanya diberikan oleh guru setelah guru menampilkan video
pembelajaran tentang sistem peredara darah manusia. Seorang siswa bernama Umi
menanyakan “Apakah perbedaan antara darah kotor dan darah bersih”, kemudian disusul
dengan pertanyaan lain dari Pinkan yang bertanya “Apakah denyut jantung anak-anak
dan orang dewasa memiliki denyut yang sama?”.
Tidak hanya dalam kegiatan inti, namun pada saat kegiatan penutup guru juga
memberikan kesempatan kepada semua murid untuk menanya. Seperti halnya Ilham yang
menanyakan “Bagaimana cara menjaga kesehatan organ peredaran darah manusia”,
setelah guru menjawab pertanyaan dari Ilham ada pertanyaan menyambung dari jawaban
guru “Mengapa merokok bisa mengakibatkan kerusakan paru-paru?”
c) Mengumpulkan data
Tahap mengumpulkan data adalah bagian dari pendekatan saintifik yang digunakan
untuk menjawab permasalahan yang dijumpai oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan
mengamati dan menanya. Oleh guru, siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan
data dengan mencatat hal-hal penting tentang materi sistem peredaran darah manusia.
Siswa juga diminta untuk membuat peta konsep, ini dilakukan untuk mengumpulkan
berbagai macam potongan-potongan data yang telah diterima oleh siswa dalam
pembelajaran tindakan siklus 2. Tahapa mengumpulkan data sangat diperlukan untuk ke
tahapan selanjutnya yakni menganalisis dan mengomunikasikan. Jika siswa tidak dapat
mengumpulkan data yang mereka terima, tentunya mereka tidak akan bisa menganalisis
dan mengomunikasikan materi yang telah mereka dapat dan pahami.
d) Menganalisis
Dengan menghubungkan potongan-potongan data yang, maka selanjutnya bahan
tersebut bisa dijadikan dalam kegiatan menganalisis. Siswa diskusi bersama
kelompoknya menganalisis terhadap masalah yang diberikan oleh guru kaitannya dengan
sistem peredaran darah manusia. Oleh guru disiapkan suatu alat peraga berupa gambar
sistem peredaran besar, yang dalam alat peraga tersebut belum terdapat nama-nama
organ yang berperan dalam sistem peredaran darah manusia. Namun dalam alat peraga
tersebut hanya diberi petunjuk berupa nomor-nomor. Secara berkelompok tentunya anak
akan lebih mudah menganalisis terhadap persoalan/ permasalahan yang sedang mereka
hadapi. Mereka melaksanakan kegiatan ini dengan penuh semangat dan antusias. Selain
itu, mereka jadi saling mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh anggota dalam
kelompoknya.
e) Mengomunikasikan
Tindakan yang dilakukan dalam siklus 2 pada tahap mengomunikasikan dapat kita
lihat pada saat diskusi kelompok dan presentasi menyanyikan lagu. Saat diskusi
kelompok siswa mengomunikasikan apa yang telah mereka dapatkan tentang bagaimana
sistem peredaran darah pada manusia dapat berjalan dengan baik. Setiap kelompok
mengomunikasikan pengetahuan ke dalam media kertas dengan cara menggambar sistem
peredararan darah manusia. Anggota-anggota dalam kelompok mengomunikasikan
pengetahuhannya agar menghasilkan produk yang benar-benar tepat dengan
memperhatikan indikator-indikator rubrik yang terdapat dalam LKPD.
Kegiatan mengomunikasikan juga terlihat pada saat mereka menyanyikan lagu yang
berjudul “Sistem peredaran darah besar” ataupun “Sistem peredaran darah kecil”. Sambil
menyanyi secara tidak langsung anak mengomunikasikan tentang bagaimana perjalanan
darah pada sistem peredaran darah besar maupun sistem peredaran darah kecil.
5. Refleksi Siklus 2
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus 2 dan dengan melihat data hasil belajar siswa
beserta penerepan pendekatan saintifik yang telah dilaksanakan maka didapatkan refleksi
dari siklus 2 sebagai berikut :
a. Sudah tercapainya 75% ketuntasan hasil belajar siswa melalui tindakan yang telah
dilaksanakan pada siklus 2;
b. Melalui lirik gubahan lagu menggunakan sistem peredaran darah manusia menunjukkan
tingkat pemahaman siswa lebih meningkat;
c. Siswa mengalami kebosanan dengan video sistem peredaran darah manusia yang
sebelumnya pernah ditayangkan pada siklus 1;
d. Dengan menggunakan media yang baru, siswa lebih antusias
mengikuti pembelajaran pada siklus 2
e. Melihat lembar observasi sikap siswa juga belum menunjukkan hasil yang diharapkan
oleh penulis;
E. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 3
1. Perencanaan
Sebelum pelaksaan tindakan pada siklus 3, peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
a. Mengkaji materi pembelajaran tematik terpadu tema Sehat itu Penting.
b. Menyusun RPP tematik terpadu sesuai kompetensi inti, kompetensi dasar dan pemetaan
indikator pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik sesuai dengan proposal PTK
penulis.
c. Mempersiapkan sumber belajar.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
e. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis.
f. Menyiapkan lembar observasi keterampilan guru, lembar observasi siswa dan lembar
observasi PTK dalam proses pembelajaran.
g. Merefleksi kekurangan dan kelemahan dalam siklus 2 kemudian melengkapi dan
memperbaikinya di siklus 3.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus 3 sebagai berikut:
b. Kegiatan Inti
Guru menampilkan sebuah video yang menayangkan tentang sistem peredaran darah
manusia. Siswa mengamati tayangan video tersebut dengan penuk seksama untuk
menangkap materi yang terdapat dalam video. Setelah selesai menyaksikan tayangan,
siswa diajak menganalisis sistem peredaran darah manusia oleh guru. Cara yang
dilakukan oleh guru dalam menganalisis materi tersebut adalah dengan menggunakan
metode tanya jawab. Anak diberi keleluasaan menanyakan berbagai hal yang kaitannya
dengan sistem peradaran darah manusia.
Siswa memperhatikan guru tentang aturan bermain peran yang akan mereka
mainkan. Guru memegang sebuah kertas putih polos yang pada kedua ujungnya diikat
oleh plastik, dalam kertas tersebut terdapat tulisan yang berisi tentang organ sistem
peredaran darah manusia. Inilah media yang digunakan oleh siswa untuk bermain peran.
Siswa saling berebut untuk mendapatkan peran yang mereka inginkan. Selanjutnya
semua siswa diminta untuk membentuk sebuah lingkaran kecil dengan masing-masing
siswa mengenakan media yang disiapkan untuk dikalungkan pada leher masing-masing.
Guru memberi sebuah soal secara lisan dengan salah satu siswa yang berada di tengah
lingkaran untuk menjawab soal. Setelah siswa yang berada di tengah lingkaran
mendengarkan soal yang disampaikan guru, selanjutnya siswa tersebut menjawab
pertanyaan dengan memilih salah satu siswa yang jawabannya paling sesuai dengan soal
yang telah dibacakan guru. Saat melaksanakan kegiatan ini siswa sangat senang dan
antusias, bahkan siswa ingin terus mengulang dan ingin terus melakukan kegiatan
bermain peran.
Siswa membentuk kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok berisi tiga orang.
Guru kemudian membagikan LKPD yang isinya adalah menghubungkan antara tabel 1
(gambar organ sistem peredaran darah) dan tabel 2 (fungsi organ sistem peredaran darah
manusia). Siswa secara aktif berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan yang
terdapat dalam LKPD. Guru mengunjungi setiap kelompok untuk menanyakan apakah
ada masalah atau ketidakjelasan yang mereka temui saat mengerjakan LKPD yang
dibagikan oleh guru. Setelah semua kelompok mengerjakan semua soal dalam LKPD
maka selanjutnya mereka diminta untuk mempresentsaikan hasil diskusi bersama
kelompoknya.
Siswa mengamati sebuah lagu berjudul “Mana Dimana Peredaran Darah”, lagu ini
merupakan sebuah lagu yang liriknya digubah dari lagu berjudul “Mana Dimana Anak
Kambing Saya”. Siswa menyanyikan lagu tersebut bersama-sama sambil bertepuk
tangan. Setelah siswa dirasa oleh guru sudah mampu menyanyikan lagu tersebut dengan
benar dan lancar, selanjutnya siswa dengan kelompoknya diminta untuk tampil di depan
kelas untuk menyanyikan lagu tersebut dengan penuh percaya diri. Setiap kelompok yang
sudah tampil, oleh guru dan kelompok lain diberi reward dengan tepuk tangan yang riuh
sehingga kelompok yang tampil termotivasi agar kembali tampil percaya diri pada
pembelajaran-pembelajaran berikutnya.
c. Penutup
Siswa dan guru bersama-sama untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada tindakan siklus 3. Guru melaksanakan kolaborasi untuk melaksanakan
kegiatan ini. Selanjutnya guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa karena telah
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat dan antusias. Guru
memberikan kesempatan menanya kepada seluruh siswa terhadap materi yang belum
jelas. Namun dalam kegiatan ini seluruh siswa menjawab sudah jelas dan tidak ada yang
ditanyakan sehingga guru langsung melanjutkan kegiatan selanjutnya yakni kegiatan
evaluasi.
Semua siswa mengerjakan soal dengan kemampuan dan pemahaman yang telah
mereka dapatkan selama pembelajaran. Setelah semua selesai, guru kemudian
menyampaikan pesan kepada seluruh siswa agar meningkatkan belajar mereka karena
sesaat lagi siswa akan melaksanakan kegiatan PAS (Penilaian Akhir Semester) dan siswa
juga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Siswa dan guru menutup
kegiatan penutup dengan berdoa dan mengucap salam.
3. Hasil Belajar Siklus 3
a. Deskripsi kompetensi pengetahuan
Hasil belajar siklus 3 merupakan hasil perbaikan sekaligus lanjutan dari refleksi siklus 2
atau siklus sebelumnya. Pada siklus 3 ini tentu saja tingkat pemahaman siswa jauh lebih
baik dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya. Kita dapat melihat, mengamati, dan
menganalisis perkembangan kompetensi pengetahuan dari hasil belajar siswa pada tabel
4.5 di bawah ini :
Tabel 4.5 Hasil belajar siklus 3
5 Arif Solehah 77 80 T
8 Gilang Ramadhan 93 93 T
12 Mukhammad Khanif A. 80 93 T
16 Puji Riskiana 73 77 T
18 Raka Mulyana 80 87 T
20 Riki Mulyawan 87 87 T
23 Tri Lestari 77 80 T
Keterangan :
MK: Mengalami kenaikan
BMK : Belum mengalami kenaikan
T : Tuntas KKM
BT : Belum Tuntas KKM
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran tentang materi sistem peredaran
darah manusia yang telah dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri
Srusuhjurutengah, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen maka peneliti
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
2. Dapat dibuat deskripsi yang jelas sesuai dengan dengan kondisi di kelas saat
pelaksanaan tindakan tiap siklusnya tentang penerapan pendekatan saintifik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dalam materi sistem peredaran darah manusia kelas V Sekolah Dasar Negeri
Srusuhjurutengah, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen.
3. Berbagai penerapan tindakan yang telah dilaksanakan mulai siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 menggunakan pendekatan saintifik yang dimulai dari tahap mengamati,
menanya, mengumpulkan data, menganalisis, dan mengomunikasikan telah berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Srusuhjurutengah, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen.
B. SARAN
1. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut
Kelemahan pada penelitian ini sudah dijabarkan di setiap siklus mulai dari siklus I, II,
dan III. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat meminimalkan kelemahan-
kelemahan tersebut, yakni:
a. Alat peraga dapat divariasi dengan mengambil peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
lingkungan sekitar kita disesuaikan dengan tingkat kesulitan pada siswa.
b. Sangat masuk akal ketika hasil maksimal dikarenakan pembelajaran yang selalu diulang-
ulang yakni sampai siklus III. Diharapkan dapat meminimalkan periode siklusnya.
c. Dalam penggunaan waktu, guru sebaiknya lebih mampu mengatur waktu.
C. TINDAK LANJUT
Hasil dari penelitian ini akan ditindaklanjuti kembali dengan meminimalkan periode
siklus berupa pengulangan pembelajaran. Selain itu, hasil dari penelitian ini akan
diujicobakan lagi pada materi atau mata pelajaran lain dan juga akan diseminasikan
dengan teman seprofesi dalam acara KKG.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, Agus. 2016. Penelitian Tindakan Kelas (Panduan Praktis Pengembangan Profesi
Guru dan Kkonselor). Sidoarjo: IKAPI.
Prasetya, Yoga. 2016. “Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Geometri Kelas X SMA Negeri 2 Kota Bengkulu. Skripsi.
Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontestual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia
Kemendikbud Direktorat Pendididkan Dasar. 2013. Panduan Teknis Penerapan Kurikulum
2013 Jenjang SD: Penilaian Otentik. Jakarta. Kemendikbud Direktorat Pendididkan
Dasar.
Nomor : 421.2/092/SD/XI/2020
Lampiran :-
Perihal : Undangan IHT PTK
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Guru ……………
Di
Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu Guru di wilayah Kecamatan Puring untuk
mengikuti Seminar PTK di SD Negeri Srusuhjurutengah (secara daring) dengan judul
“OPTIMALISASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
TENTANG SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN SRUSUHJURUTENGAH ” oleh
Mega Meilina Priyanti, S.Pd. guru SD Negeri Srusuhjurutengah, yang akan dilaksanakan :
Demikian surat undangan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya yang baik
ucapkan terima kasih.