Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN PKP

IMPLEMTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DI SD NEGERI 045 MALINTANG

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)


PDGK 4501

DISUSUN OLEH:

NAMA : IDA YANTI SAFITRI NASUTION


NIM 856098699
POGRAM STUDI : S1 PGSD
POKJAR : MANDAILING NATAL

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA (UPBJJ-UT)
MEDAN
2023
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyajikan Laporan
Hasil Perbaikan Pembelajaran ini. Sebagaimana diketahui bahwa penulisan laporan
ini merupakan salah satu tugas persyaratan mutlak mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP), yang mana tugas tersebut haruslah dipenuhi oleh
setiap Mahasiswa Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S-1 PGSD)
Universitas Terbuka Semester 8.

Dalam penyusunan PKP ini penulis banyak dibantu berbagai pihak, oleh
karenanya penulis merasa sangat perlu untuk mengucapkan terima kasih serta
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Maulana Arafat Lubis, S.Pd.I, M.Pd selaku tutor sekaligus Supervisor 1
yang telah membimbing, mengoreksi, dan memberikan penilaian kepada
penulis dalam menyusun laporan ini.
2. Ibu Sri Rahmayanti Siregar M.Si selaku Koordinator Universitas Terbuka
Pokjar Mandailing Natal yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Bapak M. Alham, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 045 Malintang yang telah
membantu dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dan
penyusunan laporan ini.
4. Ibu Siti Fatimah, S.Pd selaku Supervisor 2 yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian.
5. Semua rekan-rekan guru SDN 045 Malintang yang telah membantu
terlaksananya penelitian dan terselesaikannya laporan ini.
6. Teman-teman Mahasiswa UT Program Studi S1 PGSD Pokjar Mandailing
Natal yang telah banyak memberikan dukungan dalam penulisan laporan ini,
serta teman-teman seperjuangan mahasiswa lainnya yang tidak bisa disebutkan
satu per satu namanya.
7. Semua pihak yang telah memberikan secara ikhlas atas saran dan pendapatnya
selama penulis melaksanakan kegiatan sampai penyelesaian penyusunan
laporan hasil perbaikan pembelajaran.

iv
Penulis berharap, semoga apa yang disajikan dalam laporan ini dapat
diterima oleh tim penilai mata kuliah, yang akhirnya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan dan memberikan penilaian mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4501.

Mandailing Natal, 4 Desember 2023


Mahasiswa,

IDA YANTI SAFITRI NASUTION


NIM: 856098699

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan ............................................................................................i
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat .......................................................................ii
Kata Pengantar ....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................v
Daftar Tabel ........................................................................................................vii
Daftar Gambar .....................................................................................................viii
Daftar Lampiran ................................................................................................. ix
Abstrak ................................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1


A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1. Identifikasi Masalah........................................................
2. Analisis Masalah.............................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran..........................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................


A. Model STAD (Student Teams Achievement Division) ……..
B. Hasil Belajar………………………………………………
C. Pembelajaran Matematika di SD ……………………………..

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN ................


A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, ........................................
B. Design Prosedur Perbaikan Pembelajaran .............................
C. Teknik Analisis Data ............................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................


A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)..................................................
B. Pelaksanaan Siklus I .............................................................
C. Pelaksanaan Siklus II ............................................................
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................

vi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT.........................
A. Simpulan ..............................................................................
B. Saran ....................................................................................

Daftar Pustaka ................................................................................................


Lampiran-Lampiran

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran ................................


Tabel 4.1 Data Ketuntasan Belajar Prasiklus ................................................
Tabel 4.2 Data Ketuntasan Belajar Individual Siswa Siklus 1 .......................
Tabel 4.3 Data Ketuntasan Belajar Individual Siswa Siklus 2 .......................
Tabel 4.4 Deskripsi Persentase Ketuntasan Belajar Siswa.............................

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas .............................................


Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Matematika Siswa Kelas III Prasiklus ..
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I ...........................................
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II ..........................................
Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa .............................

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing PKP...........................


2. Perencanaan PTK (Identifikasi Masalah, Analisis Masalah,
Alternatif Pemecahan Masalah, Rumusan Masalah....................................
3. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus 1, RPP Perbaikan Siklus
2 .....................................................................................................
4. Lembar Observasi/Pengamatan Kinerja Guru Terisi ..................................
5. Jurnal Pembimbing dengan Supervisor 2 ...................................................
6. Hasil Pekerjaan Siswa yang Terbaik dan Terburuk per Siklus....................

x
IMPLEMTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DI SD NEGERI 045 MALINTANG

IDA YANTI SAFITRI NASUTION


NIM: 856098699

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya perolehan nilai siswa Kelas
III pada mata pelajaran Matematika di SD Negeri 045 Malintang serta kurangnya
minat belajar matematika, kehadiran siswa di dalam kelas, motivasi belajar yang
rendah serta kemampuan belajar matematika yang masih rendah.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif partisipatif dengan
menggunakan Pembelajaran STAD. Subjek dalam penelitian ini adalah siswaKelas
III SD Negeri 045 Malintang, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar Matematika melalui Pembelajaran STAD. Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, sedangkan teknik analisis
data digunakan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri
045 Malintang. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil observasi yang meningkat
pada setiap siklusnya. Hasil Belajar dari pra siklus ke Siklus I dan dari Siklus I ke
Siklus II mengalami peningkatan. Adapun hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika materi Sifat operasi hitung pada bilangan cacah, dari 26 orang siswa,
yang tidak tuntas tersisa 3 orang (13,64%) dan siswa yang tuntas sebanyak 23 orang
(86,36%). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai yang terendah adalah
60. Nilai rata-rata kelas yaitu 85,45. Adanya peningkatan hasil belajar Matematika
siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 85,45%.

Kata kunci: Matematika, STAD, Bilangan Cacah

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2006
tentang Standar Isi, disebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan
supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Memahami konsep
matematika, b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, c) Memecahkan
masalah, d) Mengkomunikasikan gagasan, e) Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan. Pembelajaran matematika bertujuan
supaya keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, kemudian
pada pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika, selanjutnya merancang strategi matematika dengan menggunakan
simbol, tabel, diagram, atau media lainuntuk memperjelas keadaan atau masalah
dan yang terakhir memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika. (Mudyahardjo; 2010)
Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan bernalarnya. Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya
dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu kelemahan proses pembelajaran yang
dilaksanakan para guru adalah kurang adanya usahapengembangan kemampuan
bernalar siswa. Dalam setiap proses pembelajaranpada mata pelajaran apapun,
termasuk pelajaran matematika akan lebih banyak mendorong agar siswa dapat
menguasai sejumlah materi pelajaran.

1
2

Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh banyak faktor


yaitu kurangnya minat belajar matematika, rendahnya motivasi siswa dalam
belajar matematika, bentuk penyajian pelajaran matematika yang kurang
menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari siswa serta penyampaian dan
penggunaan strategi pembelajaran yang kurang begitu menarik bagi peserta
didik. Proses pembelajaran yang monoton akan berdampak pada kejenuhan
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut merupakan
suatu kewajiban pendidik dalam melakukan pembelajaran untuk selalu
berinovasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III, bahwa siswa kelas III
masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dari siswa, seperti kurangnya minat
belajar matematika, kehadiran siswa di dalam kelas, motivasi belajar yang
rendah serta kemampuan belajar matematika yang masih rendah. Dari 26 siswa
hanya terdapat 10 (38,46%) siswa yang mencapai KKM sedangkan 16 (61,54%)
siswa masih dibawah KKM yang telah ditentukan, yaitu 70.
Memperhatikan permasalahan yang dikemukakan tersebut, peneliti ingin
melihat hasil belajar siswa dengan menerapkan suatu pembelajaran kooperatif.
Tujuan pembelajaran kooperatif ada ketika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya ketika siswa lain yang dikaitkan dengan mereka dapat mencapaitujuan
bersama. Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan struktur tugas
kooperatif, pembelajaran kooperatif didorong atau diharuskan untuk bekerja
sama pada tugas yang sama, dan mereka harus mengkoordinasikan usaha
mereka untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai sedikitnya
3 tujuan pengajaran yang penting: prestasi akademis, perkembangan
keterampilan sosial, toleransi keberagaman. Pembelajaran kooperatif
merupakan aktivitas pembelajaran kelompok dimana siswa-siswa dituntut
bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran
siswa-siswa lain. Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang akan
diterapkan agar hasil belajar matematika meningkat dan memuaskan yaitu
strategi pembelajaran kooperatif tipe student team
3

achievement division (STAD). Strategi pembelajaran kooperatif tipe (STAD)


strategi ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
universitas John Hopkin.
Menurut Slavin (2007) strategi (STAD) merupakan variasi pembelajaran
kooperatif yang paling banyak diteliti. Strategi ini juga sangat mudah
diadaptasi, telah digunakan dalam matematika. Dalam STAD, siswa dibagi
menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan,
jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa- siswa
didalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa
menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis
perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh
saling membantu satu sama lain. Nilai- nilai kuis siswa diperbandingkan dengan
nilai rata- rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai- nilai itu
diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka
capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-
nilai ini kemudia dijumlah untuk mendapat nilai kelompok,dan kelompok yang
dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah- hadiah
yang lainnya.
Berdasarkan dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Implemtasi Model Pembelajaran STAD Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa di SD Negeri 045 Malintang”.
1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a) Kurangnya motivasi siswa untuk belajar matematika.

b) Adanya anggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang


sulit, membingungkan dan ditakuti oleh sebagian siswa.
c) Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah.

2. Analisis Masalah

a) Penyajian pelajaran matematika yang kurang menarik dan terkesansulit


untuk dipelajari siswa.
4

b) Penyampaian dan penggunaan strategi pembelajaran yang


kurangbegitu menarik bagi peserta didik

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah: “Apakah Model Pembelajaran STAD
dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas III
SD Negeri 045 Malintang?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas,


maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar
matematika dengan mengimplementasikan model STAD pada siswa
kelas III SD Negeri 045 Malintang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik


bersifat praktis maupun teoretis.
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran matematika.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi
pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.
a) Bagi sekolah memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha
perbaikan proses pembelajaran, sehingga berdampak pada
peningkatan mutu sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Model STAD (Student Teams Achievement Division)

Model Student Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan


oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin dan
merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru
yang menggunakan STAD juga mengacu pada belajar kelompok siswa dan
menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu dengan
menggunakan presentasi verbal atau teks.
Siswa dalam kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan jumlah
anggota 4-6 orang siswa. Setiap kelompok heterogen terdiri dari laki-laki dan
perempuan, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Adapun langkah-
langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD Priansa, (2017), adalah
sebagai berikut:
a. Penyampaian tujuan dan motivasi pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Pembagian kelompok, yaitu peserta didik dibagi kedalam beberapa
kelompok yang terdiri atas 4-6 orang dalam satu kelompok yang dibentuk
secara heterogen.
c. Presentasi kelas. Guru menyampaikan materi pembelajaran. Guru juga
menjelaskan keterampilan dan kemampuan yang harus dikuasai siswa,tugas
dan pekerjaan yang harus dilakukan beserta langkah- langkahnya.
d. Kegiatan belajar dalam kelompok. Siswa belajar dalam kelompoknya
masing-masing. Guru menyampaikan tugas yang harus dilakukan, dan
diharapkan siswa mampu bekerja sama, guru melakukan pengamatan, dan
bimbingan bila diperlukan.
e. Kuis, yaitu guru mengevaluasi hasil belajar siswa melalui kuis tentang
materi yang diajarkan dan melakukan penilaian terhadap hasil kerja
kelompok. Peserta didik diberi kuis secara individu dan dilarang bekerja
sama.
6

f. Penghargaan. Setelah melakukan penilaian, guru memberikan penghargaan


kepada siswa secara individu dan juga kelompok.
Kelebihan model pembelajaran model Student Teams Achievement
Division (STAD):
a) Arah pembelajaran akan lebih jelas karena tahap awal guru terlebih dahulu
menjelaskan uraian materi yang di pelajari.
b) Membuat suasana belajar lebih menyenangkan karena siswa
dikelompokkan dalam kelompok heterogen. Jadi membuat siswa tidak
bosan karena mendapatkan teman baru dalam pembelajaran.
c) Pembelajaran lebih terarah sebab guru terlebih dahulu menyajikan materi
sebelum tugas kelompok di mulai.
d) Dapat meningkatkan kerja sama di antara siswa.

e) Dengan adanya pertanyaan model kuis, akan dapat meningkatkan semangat


siswa untuk menjawab pertanyaan yang di ajukan.
f) Dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar.
Kekurangan Model Pembelajaran Student Teams Achievement
Divison (STAD):

a) Tidak mudah bagi guru dalam menentukan kelompok heterogen.

b) Dalam berdiskusi, ada kalanya hanya di kerjakan oleh beberapa siswa saja,
sementara yang lainnya, hanaya sekedar pelengkap saja.
c) Dalam evaluasi sering kali siswa mencontek dar temannya sehingga tidak
murni berdasarkan kemampuannya. (Istarani, 2017).

B. Hasil Belajar

2. Pengertian Hasil Belajar

Dalam hasil belajar sering disebut juga prestasi belajar, kata prestasi
berasal dari Bahasa Belanda prestatie, kemudian di dalam bahasa Indonesia
disebut prestasi, diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi banyak digunakan di
dalam berbagai bidang dan diberi pengertian sebagai kemampuan,
keterampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal. (Arifin, 1999:
78)
7

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui


seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang diajarkan. Hasil belajar berasal
dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil (product) merupakan suatu
perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional. (Purwanto, 2009 : 44)
Sedangkan belajar meurut Syah (2007 : 64) adalah tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Berikut ini
pengertian hasil belajar menurut pendapat para ahli, diantaranya:
a. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar merupakan realisasi
potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar
seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan
motorik.
b. Menurut Asep Jihad hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa
secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai tujuan
pembelajaran.
c. Menurut Winkel hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
d. Menurut Gagne dan Briggs hasil belajar adalah sebagai kemampuan yang
diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar.
Hasil belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau
dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun
waktu tertentu. Hasil belajar yang ditonjolkan oleh siswa merupakan hasil usaha
dalam proses pembelajaran secara efisien yang di dukung oleh kemampuan
siswa dalam menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru dan
kemampuan seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran yang mudah
dipahami oleh siswa.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu
dari sisi siswa dan guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis
8

ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan terselesainya hasil belajar.
Oleh karena itu, setiap perubahan dari individu yang diperoleh melalui
belajar merupakan hasil belajar. Menurut Usman bahwa seseorang yang
mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku baik dari
aspek pengetahuan maupun keterampilan.
Dari uraian definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar
atau setelah mengalai interaksi dengan lingkungannya guna untukmemperoleh
ilmu pengetahuan yang akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Ruang Lingkup Hasil Belajar

Menurut Purwanto (209) ruang lingkup hasil belajar adalah perilaku-


perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku
kejiwaan itu diklasifikasi dalam tiga domain yaitu:
a) Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali


suatu konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
Ranah kognitif menurut Bloom terdiri atas enam tingkatan yaitu
1) Pengetahuan, yaitu kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar
dalam kawasan kognitif. Pengetahuan untuk mengetahui adalah
kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali suatu obyek, ide,
prosedur, dan lain-lain. Adapun contoh rumusan dalam indikator
seperti: menceritakan apa yang terjadi, mengemukakan arti,menentukan
lokasi, mendeskripsikan sesuatu, dan menguraikan apa yang terjadi.
2) Pemahaman, yaitu pengetahuan terhadap hubungan antar faktor-faktor,
antar konsep, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.
Adapun rumusan dalam indikator seperti: mengungkapkan gagasan
dengan kata-kata sendiri, menjelaskan gagasan pokok.
9

3) Penerapan, yaitu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan


menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun rumusan dalam
indikator seperti: melakukan percobaan, menghitung kebutuhan, dan
membuat peta.
4) Analisis, yaitu penyelesaian atau gagasan dan menunjukkan hubungan
antar bagian-bagian tersebut. Adapun rumusan dalam indikator seperti:
merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk memperoleh
informasi.
5) Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan berbagai informasi
menjadi kesimpulan atau konsep. Adapun rumusan dalam indikator
seperti: menentukan solusi masalah, menciptakan produk baru dan
merancang model mobil mainan.
6) Evaluasi, merupakan kemampuan tertinggi dari ranah kognitif, yaitu
mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik dan buruk. Adapun
rumusan dalam indikator seperti: memilih solusi yang terbaik, menulis
laporan, dan mempertahankan pendapat.
b) Ranah afektif

Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Adapun ranah afektif dibagi menjadi lima tingkat yaitu:

1) Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan), yaitu


kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang
kepadanya dalam bentuk masalah, gejala, situasi dan lain-lain.
2) Responding (menanggapi), yaitu kesediaan memberikan respons
berpartisipasi.
3) Valuing (menilai atau menghargai), yaitu kesediaan untuk menentukan
pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut.
4) Organization (mengatur atau mengorganisasikan), yaitu merupakan
pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk di
dalam hubungan satu dengan nilai lain.
5) Characterization (karakterisasi), yaitu keterpaduan sistem nilai yang
telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.
10

c) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotor ialah ranah yang berkaitan dengan keterampilan


atau keterampilan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar. Ranah psikomotor menurut Simpson terdiri atas enam tingkatan
yaitu:
1) Perception (Persepsi) Kemampuan membedakan suatu gejala dengan
gejala lain.
2) Set (Kesiapan) Contoh mengetik, kesiapan sebelum lari, dan gerakan
sholat
3) Guided response (Gerakan terbimbing) Kemampuan melakukan
sesuatu yang dicontohkan seseorang.
4) Mechanism (Gerakan terbiasa) Kemampuan yang dicapai karena
latihan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa.
5) Adaptation (Gerakan kompleks) Kemampuan melakukan serangkaian
gerakan dengan cara dan urutan yang tepat.
6) Origination (kreativitas) Kemampuan menciptakan gerakan-gerakan
baru yang tidak ada dari yang sebelumnya.
4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor


internal dan faktor eksternal menurut Muhibbin Syah (2007: 148) yaitu:
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri yang
meliputi dua faktor yaitu faktor fisiologis (jasmani) dan faktor psikologis
(rohani).
a. Faktor fisiologis

Faktor jasmaniah, sangat berpengaruh terhadap kemampuan


belajar seseorang. Karena proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,
kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah,
kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan
fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Begitu pula anak yang cacat tubuh,
keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.
11

b. Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam


faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor itu adalah
intelegensi, perhatian, minat, kecerdasan, bakat, motif, kematangan.
2. Faktor eksternal. Faktor eksternal ini meliputi:

a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari


keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah, faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat, merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa
dalam masyarakat.

C. Pembelajaran Matematika di SD

1. Pengertian Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara


guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka
maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran (Rusman, 2010:134). Gange mendefinisikan pembelajaran
sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal (Aisyah, dkk 2008:3).
Berdasarkan beberapa pernyataan dari para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran yaitu usaha yang dilakukan oleh siswa untuk
mencari informasi atau ilmu baru dalam proses belajar. Pembelajaran dilakukan
secara langsung dengan bertatap muka dengan siswa selain itu juga dapat
dibantu dengan menggunakan media untuk memudahkan siswa memahami
suatu materi ajar.
Matematika berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan,
hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan
12

dengan konsep-konsep abstrak (Hudoyo dalam Aisyah, 2008:1). Matematika


yaitu anak atau siswa yang belajar matematika dihadapkan pada masalah
tertentu berdasarkan konstruksi pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar
dan siswa berusaha memecahkannya (Hamzah, 2007: 126-132).
Sesuai dengan pendapat Waminto (2011: 428) matematika merupakan
salah satu cabang ilmu yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
disamping itu matematika juga merupakan faktor pendukung dalam laju
perkembangan dan persaingan di berbagai bidang.
Dari beberapa pendapat tentang matematika, maka dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah ilmu dengan konsep abstrak dengan menuntut siswa
untuk memecahkan masalah yang terdapat pada soal matematika, guna untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pembelajaran matematika merupakan suatu aktivitas mental untuk
memahami arti dalam hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian
diterapkan pada situasi nyata. Belajar matematika berkaitan dengan apa dan
bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan dalam menyelesaikan
masalah (Uno dalam Fitri dkk, 2014:18).
Menurut Gatot (2007:1.26) Pembelajaran matematika adalah proses
pengalaman belajar peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana
sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang
dipelajari. Pembelajaran matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi
reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu
cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran dikelas (Heruman,
2014:4).
Menurut Almira dalam jurnalnya yang berjudul Pembelajaran
Matematika SD dengan Menggunakan Media Manipulatif menyatakan bahwa
pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar pada
siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh
pengetahuan tentang matematika yang dipelajari secara cerdas, terampil,
maupun memahami dengan baik bahan yang diajarkan.
Jadi garis besar pembelajaran matematika adalah proses pengalaman
siswa dalam mempelajari simbol-simbol matematika secara berulang-ulang
13

sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan matematika yang dipelajari


secara cerdas dan terampil. Pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan
secara penemuan kembali, sehingga siswa dapat menemukan cara penyelesaian
secara informal.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Matematika SD

Pembelajaran matematika merupakan matapelajaran yang mempelajari


symbol-simbol matematika dan angka-angka. Pembelajaran matematika
memiliki ciri khas dari pembelajaran yang lain. Menurut Almira, (2014:78-79)
pembelajaran matematika SD mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral Pendekatan spiral
dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan yang selalu
menghubungkan satu topik sebelumnya yang menjadi prasyarat untuk
mempelajari topik matematika berikutnya.
Topik baru yang dipelajari merupakan pendalaman dan perluasan daritopik
sebelumnya. Pemberian konsep dimulai dengan benda-benda konkrit
kemudian konsep itu diajarkan dengan bentuk pemahaman yang lebih
abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam
matematika.
b. Pembelajaran matematika bertahap

Materi pelajaran matematika yang diajarkan secara bertahap yaitu dimulai


dari konsep yang sederhana, sampai kepada konsep yang lebih sulit. Selain
itu pembelajaran matematika dimulai dari yang konkret, dilanjutkan ke semi
konkret dan akhirnya menuju konsep abstrak.
c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap


perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD
menggunakan pendekatan induktif.
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artina tidak


ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang
lainnya. Sesuatu pernyataan yang dianggap benar jika didasarkan kepada
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya.
14

e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkanmateri


pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dalam
pembelajaran bermakna siswa mempelajari matematika mulai dari proses
terbentuknya suatu konsep kemudian berlatih menerapkan dan
memanipulasi konsep konsep tersebut pada situasi baru.
3. Tujuan Pebelajaran Matematika di SD

Tujuan pembelajaran matematika sangat diperlukan dalam proses


pembelajaran, karena dengan tercapainya tujuan pembelajaran tersebut maka
suatu proses pembelajaran matematika dapat dikatakan berhasil. Menurut
Heruman (2014:2) menyatakan bahwa tujuan akhir pembelajaran matematika
di SD yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) yaitu sebagai berikut (Depdiknas 2006) :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemechan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada polaan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, ataumenjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
sosusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
15

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah


26 siswa kelas III SD Negeri 045 Malintang dengan jumlah siswa laki-laki
sebanyak 10 orang dan siswa perempuan sebanyak 16 orang. Dalam
penelitian ini guru melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran
Matematika.
2. Tempat Penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di di SD Negeri


045 Malintang Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal,
Provinsi Sumatera Utara.
3. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan selama 1bulan


terhitung dari bulan Oktober sampai dengan Nopember. Adapun jadwal
penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan September Oktober Nopember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Prasiklus

2 Pelaksanaan Siklus 1

3 Pelaksanaan Siklus 2

15
16

B. Design Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan


kelas yang dilaksanakan atas beberapa siklus, setiap siklus memiliki empat
tahapan. Empat tahapan di dalam PTK, yaitu: perencanaan tindakan

(planning), penerapan tindakan (action), pengamatan (observation) serta


melakukan refleksi (feflecting) sehingga sampai pada perbaikan atau
peningkatan hasil belajar. (Arikunto, 2006).
Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
menerapkan PTK dapat digambarkan dalam bentuk diagram, seperti di bawah
ini:
Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

REFLEKSI SIKLUS 1

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS 2 PELAKSANAAN

PENGAMATAN

(Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto, 2006)


17

1. Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini meliputi kegiatan menentukan tujuan
pembelajaran, melakukan identifikasi karakteristik siswa, memilih materi
pelajaran, menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif,
mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contohuntuk
dipelajari siswa dan mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai
ke simbolik serta melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah


pembelajaran menggunakan model STAD pada pembelajaran Matematika.
3. Pengamatan (Observasi)

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru


pengamat untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran Matematika.
4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengkaji proses pembelajaran yaitu


keterampilan guru dan siswa, serta hasil belajar siswa materi penjumlahan
dua pecahan dengan penyebut berbeda, apakah sudah efektif dengan melihat
siklus pertama kemudian membuat perencanaan tindak lanjut pada siklus
berikutnya.
Perbaikan Pembelajaran ini direncanakan dalam 2 (dua) siklus,
perencanaan siklus antara lain:
1. Siklus 1

a) Perencanaan

Kegiatan yang dillakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai


berikut:
1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran pada materi penjumlahan
pecahan berpenyebut beda dengan model STAD.
2) Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan, pelaksanaan perbaikan
pembelajaran.
18

3) Menyusun instrumen observasi yang akan dilakukan oleh rekan


sejawat pada pelaksanaan tindakan.
4) Menyusun perangkat tes sesuai dengan materi dan tujuan
pembelajaran.
5) Menyusun kunci jawaban untuk lembar soal kerja kelompok dan
lembar kerja individu.

6) RPP dan jadwal pelaksanaan tindakan yang telah disusun, dilaporkan


kepada kepala sekolah untuk meminta persetujuan, sekaligus
persetujuan pelaksanaan tindakan, serta memohon bimbingan dan
arahan dalam pelaksanaan tindakan.
7) Mempersiapkan lembar pengamatan yang berupa lembar observasi
siswa dan guru serta dokumentasi saat pembelajaran berlangsung.
b) Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah tehnik model STAD pada materi penjumlahan


pecahan berpenyebut beda yang penulis kembangkan adalah sebagai
berikut:
1) Penyampaian tujuan dan motivasi pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2) Pembagian kelompok, yaitu peserta didik dibagi kedalam beberapa
kelompok yang terdiri atas 4-6 orang dalam satu kelompok yang
dibentuk secara heterogen.
3) Presentasi kelas. Guru menyampaikan materi pembelajaran. Guru juga
menjelaskan keterampilan dan kemampuan yang harus dikuasai siswa,
tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan beserta langkah- langkahnya.
4) Kegiatan belajar dalam kelompok. Siswa belajar dalam kelompoknya
masing-masing. Guru menyampaikan tugas yang harus dilakukan, dan
diharapkan siswa mampu bekerja sama, guru melakukan pengamatan,
dan bimbingan bila diperlukan.
5) Kuis, yaitu guru mengevaluasi hasil belajar siswa melalui kuis tentang
materi yang diajarkan dan melakukan penilaian terhadap hasil kerja
kelompok. Peserta didik diberi kuis secara individu dan dilarang bekerja
sama.
19

c) Observasi

1) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai


dari permasalahan yang muncul pada awal pembelajaran hingga akhir.
Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang indikator
keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan.

2) Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran. Adakah


permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka
mengalami kesulitan.
3) Teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran pada individu-
individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
d) Refleksi

Tahap refleksi dilakukan pada setiap akhir pembelajaran pada siklus


1 yang meliputi tahap sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan hasil data yang diperoleh

2) Merevisi kekurangan-kekurangan yang ada pada RPP untuk mendapat


hasil yang lebih baik pada siklus berikutnya.
3) Menghitung presentase hasil belajar siswa selama proses pembelajaran

4) Analisis hasil belajar siswa, apakah sudah mencapai kriteria ketuntasan


minimal.
2. Siklus 2

a) Perencanaan

1) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk


siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1.
2) Menyiapkan lembar kerja siswa.

b) Pelaksanaan Tindakan

1) Penyampaian tujuan dan motivasi pembelajaran yang ingin dicapai pada


pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2) Pembagian kelompok, yaitu peserta didik dibagi kedalam beberapa
kelompok yang terdiri atas 4-6 orang dalam satu kelompok yang
dibentuk secara heterogen.
20

3) Presentasi kelas. Guru menyampaikan materi pembelajaran. Guru juga


menjelaskan keterampilan dan kemampuan yang harus dikuasai siswa,
tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan beserta langkah- langkahnya.
4) Kegiatan belajar dalam kelompok. Siswa belajar dalam kelompoknya
masing-masing. Guru menyampaikan tugas yang harus dilakukan, dan

diharapkan siswa mampu bekerja sama, guru melakukan pengamatan,


dan bimbingan bila diperlukan.
5) Kuis, yaitu guru mengevaluasi hasil belajar siswa melalui kuis tentang
materi yang diajarkan dan melakukan penilaian terhadap hasil kerja
kelompok. Peserta didik diberi kuis secara individu dan dilarang bekerja
sama.
c) Observasi

1) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai


dari permasalahan yang muncul pada awal pembelajaran hingga akhir.
Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang indikator
keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan.
2) Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran dengan. Adakah
permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka
mengalami kesulitan.
3) Teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran pada individu-
individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
d) Refleksi

Tahap refleksi dilakukan pada setiap akhir pembelajaran pada siklus


2 yang meliputi tahap sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan hasil data yang diperoleh

2) Merevisi kekurangan-kekurangan yang ada pada RPP untuk mendapat


hasil yang lebih baik pada siklus berikutnya.
3) Menghitung presentase hasil belajar siswa selama proses pembelajaran

4) Analisis hasil belajar siswa, apakah sudah mencapai kriteria ketuntasan


minimal
5) Hasil dari siklus 2 tersebut, dikaji ulang untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan.
21

C. Teknik Analisis Data

Untuk mendukung hasil penelitian dan penilaian dilakukan pengumpulan


data-data. Ada dua jenis tehnik pengumpulan data yang digunakan penulis,
yaitu:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalitis secara
deskriptif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan
belajar dari evaluasi belajar yang dilaksanakan
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa hasil observasi dan pengamatan yang
dituangkan dalam informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran
tentang aktivitas siswa mengikuti pelajaran dan keterampilan guru dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar.
𝐵 𝑥 100
Rumus Penskoran : 𝑆𝑘𝑜𝑟 =
𝑁

Keterangan :

B : Skor dari Jawaban Benar


N : Jumlah Skor Maksimal
22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)

Tahap pra siklus adalah tahap dimana belum diterapkannya model


pembelajaran yang baru. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi pokok
sifat operasi hitung pada bilangan cacah sebelum diterapkannya model
pembelajaran STAD.
Sebelum melaksanakan proses penelitian, siswa kelas III masih
mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal dari siswa, seperti kurangnya minat belajar matematika,
kehadiran siswa di dalam kelas, motivasi belajar yang rendah serta kemampuan
belajar matematika yang masih rendah. Dari 26 siswa hanya terdapat 10
(38,46%) siswa yang mencapai KKM sedangkan 16 (61,54%) siswa masih
dibawah KKM yang telah ditentukan, yaitu 70.
Analisis kategori nilai hasil belajar, peneliti sajikan dalam tabel berikut

ini:

Tabel 4.1 Kategori Nilai Hasil Belajar


No Interval Nilai Kategori
1 90-100 Sangat Baik
2 80-89 Baik
3 70-79 Cukup
4 60-69 Kurang
5 <50 Sangat Kurang

Perolehan nilai harian siswa dalam pembelajaran Matematika seperti


tertera dalam tabel di bawah ini:

22
23

Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai Belajar Matematika Prasiklus

Jlh
No Nama Siswa L/P Nilai Ketuntasan
Benar
1 Adira Putri P 6 60 TidakTuntas
2 Akipa Naila P 3 30 TidakTuntas
3 Arsalan Nasution L 7 70 Tuntas
4 Arsyil L 7 70 Tuntas
5 Aulia Ramadani P 4 40 TidakTuntas
6 Azizah Zakiah P 8 80 Tuntas
7 Azkiah Nadzifa P 6 60 TidakTuntas
8 Elsa Maulida P 7 70 Tuntas
9 Faras Mirza P 4 40 TidakTuntas
10 H. Alkaf L 5 50 TidakTuntas
11 Ilham Maulana L 3 30 TidakTuntas
12 Maya Susanti P 6 60 TidakTuntas
13 M. Ali Usman L 8 80 Tuntas
14 M. Ilhamdi L 6 60 TidakTuntas
15 Nadia Tulhusna P 7 70 Tuntas
16 Nazla Humairah P 5 50 TidakTuntas
17 Nizam Al-Fatih P 6 60 TidakTuntas
18 Nurul Asyifa P 7 70 Tuntas
19 Nur Aisyah P 3 30 TidakTuntas
20 Putri Anggina P 7 70 Tuntas
21 Raffa P 4 40 TidakTuntas
22 Rizky Wasi'ah P 6 60 TidakTuntas
23 Royhan Habibi L 7 70 Tuntas
24 Siti Aminah P 5 50 TidakTuntas
25 Ulfah Lubis P 4 40 TidakTuntas
26 Zulaikha P 7 70 Tuntas
Jumlah Nilai 1.480
Nilai Rata-rata 56,92
24

Nilai Terbesar 80
Nilai Terendah 30

Berdasarkan tabel di atas, hasil belajar siswa pada tahap pra siklus hanya
sebesar 56,92%. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa yang
tuntas dalam tahap pra siklus sebanyak 10 (38,46%) siswa dan yang belum
tuntas sebanyak 16 (61,54%) siswa. Pada tahap pra siklus ini nilai yang tertinggi
diperoleh 80 dan nilai terendah diperoleh 30 dan nilai ini masih dibawah KKM
yang ditentukan yaitu 70. Hal ini dapat dijadikan indikator bahwa siswa belum
menguasai materi sifat operasi hitung pada bilangan cacah.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel di atas dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 4.1

Grafik Perolehan Nilai Matematika Siswa Kelas III Prasiklus

100
90
80
70
61.54
60
50 Tuntas
38.46
40 Tidak Tuntas
30
20
10
-
Nilai Siswa

Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran


Matematika Kelas III dan melihat hasil belajar siswa materi pokok sifat operasi
hitung pada bilangan cacah pada tahap pra siklus, kemudian peneliti melakukan
diskusi dengan guru mitra untuk melangkah ke tahap berikutnya yaitu pada
tahap siklus I.
25

Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada beberapa hal yang dapat


diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I, yaitu: kurangnya
motivasi siswa untuk belajar matematika, adanya anggapan bahwa matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit, membingungkan dan ditakuti oleh
sebagian siswa dan hasil belajar matematika siswa yang masih rendah.
Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan di atas, kemudian
peneliti mendiskusikan hal tersebut dengan guru mitra Kelas III SD Negeri

045 Malintang untuk dicarikan solusinya. Dari diskusi dan refleksi terhadap
masalah yang akan diterapkan pada pelaksanaan siklus I, menghasilkan
alternatif pemecahannya yaitu:
a) Penerapan model pembelajaran STAD sebagai upaya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika.
b) Menentukan materi pokok yang akan diajarkan yaitu sifat operasi hitung
pada bilangan cacah.
c) Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran STAD dalam pembelajaran Matematika materi pokok
sifat operasi hitung pada bilangan cacah.

B. Pelaksanaan Siklus I

Pada siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Oktober 2023
di SD Negeri 045 Malintang Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten
Mandailing Natal. Penelitian ini ada empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang


akan digunakan dalam penelitian dengan model pembelajaran STAD antara lain
menelaah materi pembelajaran Matematika Kelas III dan mengkaji indikator-
indikatornya, menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan alat evaluasi untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam pembelajaran dan yang terakhir menyiapkan alat peraga.
Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan langkah selanjutnya adalah
menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk menilai pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran STAD.
26

2. Pelaksanaan

Dalam siklus ini peneliti memfokuskan pada pembahasan tentang sifat


operasi hitung pada bilangan cacah. Dengan menerapkan model pembelajaran
STAD, siswa dapat memnjawab secara rinci pembagian dua bilangan dengan
benar.
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.

2) Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-


masing dipimpin oleh salah satu siswa.
3) Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama. dilanjutkan lagu
Nasional “Tanah Airku”.
4) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

5) Pembiasaan Membaca 15 menit.

6) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

7) Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan atau bercerita


pengalaman pergi ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan tentang
ciriciri makhluk hidup.
8) Siswa dikenalkan dengan nama dan pembagian

9) Siswa berlatih menghapal kali kali, sesuai dengan kartu bilangan yang
dimiliki bersama 4 orang teman lainnya.
10) Siswa berlatih menjawab pembagian yang ada dibuku
11) Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran: Apa
saja yang sudah dipelajari pada hari ini? Bagaimana perasaan setelah
mencoba membuat pola nyanyian menggunakan simbol bunyi panjang dan
bunyi pendek? Apa kegiatan yang paling disukai? Informasi apa yang ingin
diketahui lebih lanjut? Bagaimana cara siswa mendapatkan informasi
tersebut?
12) Pertanyaan yang diajukan guru dapat dijawab secara lisan atau tulisan. Jika
guru menginginkan siswa menuliskan jawaban pertanyaan refleksi,
sebaiknya siswa memiliki buku tulis khusus untuk refleksi.
13) Kegiatan kelas diakhiri dengan doa bersama sesuai dengan agama dan
27

kepercayaan masing-masing oleh dipimpin oleh siswa yang diberi tugas.


Lembar soal untuk siklus I ini berupa tes tes tertulis. Tes tertulis
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang sifat operasi hitung

pada bilangan cacah. Peneliti memberikan tes evaluasi siklus I sebanyak 10 soal
dalam bentuk pilihan berganda
3. Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu observer untuk melakukan pengamatan.


Pengamatan yang dilakukan yaitu pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
dan melakukan pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran guru.
Skor Total Persen
Sasaran Sintax
Maksimal Skor tase
- Stimulation

- Problem statement
Guru 19 17 89%
- Data collection

- Generalization
- Stimulation

- Problem statement
Siswa 19 18 94%
- Data collection

- Generalization

Dari hasil observasi yang dilakukan observer, pada persiapan yang


dilakukan oleh guru, guru sudah menyediakan alat, media, dan sumber belajar
yang relevan dalam proses pembelajaran. Pada siklus I guru sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kegiatan awal dengan doa, absensi,
namun siswa terlihat sedikit malu-malu pada saat pembelajaran dikarenakan di
sekolah tersebut jarang sekali diberi model pembelajaran selain konvensional,
guru kurang jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
pembelajaran.
28

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I maka


selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I.
Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I.
Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membadingkan hasil
tindakan selama proses pembelajaran. Selain itu kegiatan refleksi juga
dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran STAD, kegiatan refleksi juga dimaksudkan


untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan
pembelajaran yang dilakukan. Dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran STAD dapat memperoleh pengalaman dan
wawasan yang baru di dalam pembelajaran. Selain itu guru juga merasa lebih
mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa.
Sementara itu bagi siswa dengan kegiatan melakukan percobaan
penemuan dalam model pembelajaran STAD siswa merasa suasana
pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi. Siswa tidak
harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I
dapat diketahui beberapa kelebihan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran STAD, diantaranya: 1) Rancangan
pembelajaran sudah tersusun dengan baik terlihat dari beberapa aspek yang
sudah mengalami peningkatan. 2) Kegiatan pembelajaran nampak lebih
menarik, antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih meningkat. 3)
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran semakin bertambah. 4) Kondisi
pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam pembelajaran
berkurang terlihat dari peningkatan aspek guru dalam mengorganisasikan dalam
kegiatan penemuan percobaan pengaruh hujan sehingga guru sudah tidak
mendominasi pembelajaran dengan ceramah terus menerus tetapi pembelajaran
lebih terarah kepada aktivitas siswa dalam model pembelajaran STAD.
Selain mempunyai kelebihan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran STAD juga punya kelemahan, diantaranya: 1) Penerapan
pembelajaran model pembelajaran STAD belum terbiasa dilaksanakan oleh
29

siswa, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung siswa masih


bingung dan merasa canggung di dalam proses pembelajaran. 2) Beberapa siswa
masih malu-malu dan kurang aktif dalam menyampaikan gagasan atau
pendapat. 3) Siswa masih merasa takut untuk menjawab pertanyaan dari guru.

C. Pelaksanaan Siklus II

Untuk pelaksanaan siklus II yang dilaksanakan pad ahari Selasa 14


Nopember 2023 di kelas yang sama adalah sebagai tindak lanjut evaluasi dari
pelaksanaan siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti merencanakan pembelajaran


Matematika materi sifat operasi hitung pada bilangan cacah dengan
menggunakan model pembelajaran STAD.
Dalam tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dan Soal Evaluasi Siklus II. Peneliti juga membuat Lembar Observasi
pengelolaan pembelajaran guru. Lembar Observasi ini digunakan untuk melihat
aktivitas peneliti atau guru mitra dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran STAD.
2. Pelaksanaan

Dalam siklus II peneliti memfokuskan pada materi dalam pertemuan ini.


Pertemuan pertama membahas tentang sifat operasi hitung pada bilangan cacah
dengan bilangan 1, sifat operasi hitung pada bilangan cacah dengan bilangan 0,
dan mengalikan tiga bilangan satu angka. Sedangkan siklus II padapertemuan
kedua melanjutkan materi yang pertama dan melakukan tes pada tahap siklus
II.
Adapun langkah-langkah dalam siklus ke II sebagai berikut:

1) Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.

2) Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-


masing dipimpin oleh salah satu siswa.
3) Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama. dilanjutkan lagu
Nasional “Tanah Airku”.
4) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
30

5) Pembiasaan Membaca 15 menit.

6) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

7) Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan atau bercerita


pengalaman pergi ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan tentang
ciriciri makhluk hidup.
8) Siswa dikenalkan dengan nama dan nama bilangan

9) Siswa berlatih menghapal kali kali, sesuai dengan kartu bilangan yang
dimiliki bersama 4 orang teman lainnya.
10) Siswa berlatih menjawab pembagian yang ada dibuku
11) Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran: Apa
saja yang sudah dipelajari pada hari ini? Bagaimana perasaan setelah
mencoba membuat pola nyanyian menggunakan simbol bunyi panjang dan
bunyi pendek? Apa kegiatan yang paling disukai? Informasi apa yang ingin
diketahui lebih lanjut? Bagaimana cara siswa mendapatkan informasi
tersebut?
12) Pertanyaan yang diajukan guru dapat dijawab secara lisan atau tulisan. Jika
guru menginginkan siswa menuliskan jawaban pertanyaan refleksi,
sebaiknya siswa memiliki buku tulis khusus untuk refleksi.
13) Kegiatan kelas diakhiri dengan doa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing oleh dipimpin oleh siswa yang diberi tugas.
Lembar soal pada siklus II ini berupa tes tertulis. Tes tertulis dilakukan
untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang sifat operasi hitung pada bilangan
cacahdengan bilangan 1, sifat operasi hitung pada bilangan cacah dengan
bilangan0, dan mengalikan tiga bilangan satu angka pada pertemuan pertama
dan pertemuan kedua Peneliti memberikan tes evaluasi siklus II sebanyak 5 soal
dalam bentuk uraian.
3. Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu guru mitra untuk melakukan pengamatan.
Pengamatan yang dilakukan yaitu pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
dan melakukan pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran guru.
Pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
31

Skor Total Persen


Sasaran Sintax
Maksimal Skor tase
Guru - Stimulation

- Problem statement
19 18 95%
- Data collection

- Generalization
Siswa - Stimulation

- Problem statement
19 19 100%
- Data collection

- Generalization

Dari hasil observasi yang dilakukan observer, pada persiapan yang


dilakukan oleh guru, guru sudah menyediakan alat, media, dan sumber belajar
yang relevan dalam proses pembelajaran. Pada siklus II guru sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada kegiatan awal dengan doa, absensi,
siswa terlihat berani bertanya/ mengeluarkan pendapat pada saat pembelajaran,
guru jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran.
Guru sudah menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran STAD kepada
siswa.
4. Refleksi

Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II dalam kegiatan


pembelajaran siswa sudah cukup antusias dan aktif dibandingkan saat
pembelajaran siklus I, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan
model pembelajaran STAD yang digunakan selama proses belajar mengajar
berlangsung. Selain itu juga siswa pada siklus I kurang mendengarkan arahan
dari guru. Pada siklus II ini sudah dapat memperhatikan dengan baik. Siswa
berani untuk menyampikan hal yang belum di pahami. Banyak siswa yang
berani maju kedepan.
32

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Siklus 1

Hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa Kelas III SD Negeri 045
Malintang diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada
pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan hasil belajar Matematika siswa
Kelas III SD Negeri 045 Malintang dengan materi sifat operasi hitung pada
bilangan cacah disajikan pada tabel daftar nilai berikut.

Tabel 4.3

Data Perolehan Nilai Belajar Matematika Siklus I

Jlh
No Nama Siswa L/P Nilai Ketuntasan
Benar
1 Adira Putri P 8 80 Tuntas
2 Akipa Naila P 5 50 TidakTuntas
3 Arsalan Nasution L 9 90 Tuntas
4 Arsyil L 9 90 Tuntas
5 Aulia Ramadani P 6 60 TidakTuntas
6 Azizah Zakiah P 10 100 Tuntas
7 Azkiah Nadzifa P 8 80 Tuntas
8 Elsa Maulida P 9 90 Tuntas
9 Faras Mirza P 6 60 TidakTuntas
10 H. Alkaf L 7 70 Tuntas
11 Ilham Maulana L 5 50 TidakTuntas
12 Maya Susanti P 8 80 Tuntas
13 M. Ali Usman L 10 100 Tuntas
14 M. Ilhamdi L 8 80 Tuntas
15 Nadia Tulhusna P 9 90 Tuntas
16 Nazla Humairah P 7 70 Tuntas
17 Nizam Al-Fatih P 8 80 Tuntas
18 Nurul Asyifa P 9 90 Tuntas
33

19 Nur Aisyah P 5 50 TidakTuntas


20 Putri Anggina P 9 90 Tuntas
21 Raffa P 6 60 TidakTuntas
22 Rizky Wasi'ah P 8 80 Tuntas
23 Royhan Habibi L 9 90 Tuntas
24 Siti Aminah P 7 70 Tuntas
25 Ulfah Lubis P 6 60 TidakTuntas
26 Zulaikha P 9 90 Tuntas

Jlh
Nama Siswa L/P Nilai Ketuntasan
No Benar

Jumlah Nilai 2.000


Nilai Rata-rata 76,92
Nilai Terbesar 100
Nilai Terendah 50

Dari tabel di atas terlihat bahwa siswa yang tuntas meningkat menjadi
19 orang (73,08%) dan siswa yang tidak tuntas menurun menjadi 7 orang
(26,92%). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai yang terendah
adalah 50. Nilai rata-rata kelas yaitu 76,92. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM 70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam
bentuk grafik berikut:
34

Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I

100
90
80 73.08
70
60
50 Tuntas
40 Tidak Tuntas
30 26.92

20
10
-
Nilai Siswa

2. Siklus2

Hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa Kelas III SDN 045
Malintang dengan pokok bahasan sifat operasi hitung pada bilangan cacah
disajikan pada tabel daftar nilai Matematika.

Tabel 4.3

Data Perolehan Nilai Belajar Matematika Siklus II

Jlh
No Nama Siswa L/P Nilai Ketuntasan
Benar
1 Adira Putri P 9 90 Tuntas
2 Akipa Naila P 6 60 TidakTuntas
3 Arsalan Nasution L 10 100 Tuntas
4 Arsyil L 10 100 Tuntas
5 Aulia Ramadani P 7 70 Tuntas
6 Azizah Zakiah P 10 100 Tuntas
7 Azkiah Nadzifa P 9 90 Tuntas
8 Elsa Maulida P 10 100 Tuntas
9 Faras Mirza P 7 70 Tuntas
35

10 H. Alkaf L 8 80 Tuntas
11 Ilham Maulana L 6 60 TidakTuntas
12 Maya Susanti P 9 90 Tuntas
13 M. Ali Usman L 10 100 Tuntas
14 M. Ilhamdi L 9 90 Tuntas
15 Nadia Tulhusna P 10 100 Tuntas
16 Nazla Humairah P 8 80 Tuntas
17 Nizam Al-Fatih P 9 90 Tuntas
18 Nurul Asyifa P 10 100 Tuntas
19 Nur Aisyah P 6 60 TidakTuntas
20 Putri Anggina P 10 100 Tuntas
21 Raffa P 7 70 Tuntas
22 Rizky Wasi'ah P 9 90 Tuntas
23 Royhan Habibi L 10 100 Tuntas
24 Siti Aminah P 8 80 Tuntas
25 Ulfah Lubis P 7 70 Tuntas
26 Zulaikha P 10 100 Tuntas
Jumlah Nilai 2.240
Nilai Rata-rata 86,15
Nilai Terbesar 100
Nilai Terendah 60

Dari tabel di atas terlihat bahwa siswa yang tuntas meningkat menjadi
23 orang (88,46%) dan siswa yang tidak tuntas menurun menjadi 3 orang
(11,54%). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai yang terendah
adalah 60. Nilai rata-rata kelas yaitu 86,15. Berdasarkan tabel di atas dapat
dinyatakan dalam gambar sebagai berikut:
36

Gambar 4.3 G rafik Ketuntasan Belajar Siklus II

100
88.46
90
80
70
60
50 Tuntas
40 Tidak Tuntas
30
20 11.54
10
-
Nilai Siswa

Adapun deskripsi dan persentase ketuntasan belajar siswa pada topik


Satuan Kecepatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Sumber Data Persentasi Ketuntasan


No
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Hasil Belajar
1 Tuntas 38,46 % 73,08 % 88,46 %
2 Tidak Tuntas 61,54 % 26,92 % 11,54 %
Total 100 % 100 % 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas pada
pembelajaran Prasiklus sebesar 38,46%, pada pembelajaran Siklus 1 siswa yang
tuntas meningkat menjadi sebesar 73,08% dan pada Siklus 2 siswa yang tuntas
sebanyak 88,46%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa adanya peningkatan
hasil belajar Matematika siswa dan dapat dikatakan bahwa kelastersebut
tuntas. Peningkatan ketuntasan antar siklus dapat kita lihat padagambar berikut:
37

Gambar 4.1 G rafik Ketuntasan Belajar Siswa

100.00
88.46
90.00
80.00 73.08
70.00 61.54
60.00
50.00 Tuntas
38.46
40.00 Tdk Tuntas
30.00 26.92

20.00
11.54
10.00
-
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
38

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh


peneliti dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika materi pokok sifat
operasi hitung pada bilangan cacah di Kelas III SD Negeri 045 Malintang
Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal. Peningkatan ini
dapat dilihat dari adanya hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika pada
materi pokok sifat operasi hitung pada bilangan cacah. Dikatakan meningkat
karena dalam tes tertulis terlihat dari hasil pra siklus sebesar 38,45%, pada
siklus I sebesar 73,08%, dan pada siklus II sebesar 88,46% siswa sudah tuntas
dalam belajar dan mencapai KKM yang ditentukan (70). Meningkatnya hasil
belajar siswa tersebut disebabkan adanya semangat belajar siswa dalam proses
pembelajaran, hal ini menunjukkan adanya keinginan untuk bisa dan pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD pada

mata pelajaran Matematika agar dapat diterapkan tidak hanya sampai pada
selesainya penelitian ini, akan tetapi akan dilanjutkan dan dilaksanakan secara
kontinue sebagai program untuk meningkatkan keaktifan dan mengurangi
kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran.
Hendaknya guru mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin
agar materi tersampaikan secara maksimal, guru perlu menciptakan
pembelajaran yang lebih menyenangkan untuk mengatasi kebosanan dan
kejenuhan siswa terhadap materi pembelajaran, guru perlu memberikan
penghargaan untuk memotivasi belajar siswa.

38
39

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti dkk. (2008). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan


Anak. Usia Dini. Jakarta:Universitas Terbuka

Amir, Almira. 2014. Pembelajaran Matematika SD dengan Menggunakan


Media. Manipulatif. Jurnal Forum Paedagogik

Apriliani, Fitri dkk., 2014. “Pengaruh Relationship Marketing.


Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah”. Administrasi. Bisnis. Vol.17

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi


untukSatuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) untuk


Sekolah.Dasar/ MI. Jakarta: Terbitan Depdiknas

Donni Juni Priansa, (2017), Pengembangan Strategi dan Model


Pembelajaran, Bandung: Pustaka Setia, hal. 320.

Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika Disekolah Dasar.


Bandung. PTRemaja Rosdakarya

Istarani, (2017), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: MEDIA


PERSADA, hal.20-21.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarata: PT. Raja Grafindo,


40

(2007), h.64 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2009), h. 44
Rajagukguk, Waminto. 2011. “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Penerapan Teori Belajar
Bruner Pada Pokok Bahasan Trigonometri di Kelas X SMA Negeri Kualuh
Hulu Aek Kanopan T.A. 2009/2019”. Jurnal Pendidikan Vol. 19, No. 1, pp.
427-442.

Redja Mudyahardjo. 2010.pengantar pendidikan. (Jakarta: Raja


GrafindoPersada). h.3
Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada Slavin, E. R. (2007). Cooperative Learning: Riset Dan Praktek.
Bandung: Nusa.Media

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses


Belajar.Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,


1999),h. 78
47

LAMPIRAN-LAMPIRAN
48

KESEDIAAN SEBAGAI SUPERVISOR 2 DALAM PENYELENGGARAAN


PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
Kepada
Kepala UPBJJ Medan
Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Siti Fatimah, S.Pd
NIP : 198609132022212011
Tempat mengajar : SD Negri 045 Malintang
Alamat Sekolah : Malintang
Telepon : 0853 6237 0047

Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam


perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK4501) atas :
Nama : Ida Yanti Safitri Nasution
NIM : 856098699
Program studi : PGSD
Tempat Mengajar : SD Negri 045 Malintang
Alamat Sekolah : Malintang
Telepon : 0822 6053 7077

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui, Malintang, 4 Desember 2023


Kepala Sekolah Supervisor 2,

H.Alham S.Pd Siti Fatimah S.Pd


NIP.196507211988031003 NIP. 198609132022212011
HP.0821 6678 8906 HP. 0852 6237 0047
49

Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika

Fakta / Data Pembelajaran Yang terjadi di kelas :


Menurunya Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 045
Malintang karena Guru Kurang Menguasai Materi dan Model
Pembelajaran Yang sesuai Dengan Materi Pembelajaran.

Identifikasi Masalah :
Sesuai dengan latar belakang, ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi seperti Kurangnya motivasi siswa untuk belajar
matematika, Adanya anggapan bahwa matematika merupakan mata
pelajaran yangsulit, membingungkan dan ditakuti oleh sebagian siswa
dan Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah.

Analisis Masalah :
Penyajian pelajaran matematika yang kurang menarik dan terkesan
sulit untuk dipelajari siswa dan Penyampaian dan penggunaan strategi
pembelajaran yang kurang begitu menarik bagi peserta didik

Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah:


Alternatif menggunakan Model Pembelajaran STAD untuk
meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri
045 Malintang menggunakan Papan Pintar Pembagian. Dengan Model
Pembelejaran STAD bisa memecahkan masalah didalam kelas agar
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran Matematika agar Hasil
Belajar Lebih baik lagi

Rumusan Masalah :

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah: “Apakah Model Pembelajaran STAD dapat
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas III SD
Negeri 045 Malintang?”
50

RPP Perbaikan : RPP Perbaikan menggunakan Siklus I dan Siklus II


51
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

(RPP PERBAIKAN 1)

Nama Satuan Pendidikan : SD Negeri 045


Malintang Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1
Materi Pokok : Operasi Hitung Bilangan
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

I. Standar Kompetensi
- Melakukan Operasi Hitung Sampai Tiga Angka
II. Kompetensi Dasar
- Melakukan Operasi Hitung Bilangan
III. Indikator
- 4.2. Menghitung Hasil Pengerjaan hitung bilangan penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian
IV. Tujuan Pembelajaran
- Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
- Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian tiga
angka
- Melakukan operasi hitung campuran
Tujuan Perbaikan Pembelajaran
- Siswa mampu melakukan Operasi Hitung Bilangan Pembagian
V. Materi Ajar
- Pengerjaan Hitung Pembagian

Langkah – Langkah Pembelajaran


52

Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajara Waktu
n
Pendahuluan - Guru mengucapkan salam ketika masuk 8 Menit
kelas
- Menanyakkan kabar siswa

- Mengabsen siswa dan menanyakkan


kesiapansiswa untuk belajar Matematika
- Guru meminta ketua kelas memimpin doa
Is - Guru mengulang pelajaran yang sudah 42 Menit
i
berlalu mengenai pengurangan
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai oleh siswa dan model ajar yang
digunakan.
- Guru menjelaskan arti pembagian, dan
memberikan contoh mengerjakan
pembagian
dengan bersama
“ 25 : 5 = 5
Dengan penyelesaian 5 x .......= 25
Jawabanya 5 jadi 25 : 5 = 5
- Setelah itu, guru meminta anak anak yang
ingin maju dan menjawab pembagian dengan
benar dipapan tulis
- Kemudian, guru bertanya kepada seluruh
murid, apakah mereka sudah mengerti
mengenai materi tersebut.
- Dan melanjutkan penugasan dengan tugas
individu.

TUGAS:
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar
53
1. 16 : 4 = . . .?
2. 15 : 3 = . . .?
3.100 : 50 = . . .?
4. 64 : 8 = . . .?
5. 20 : 5 = . . .?

- Guru meminta siswa mengerjakan soal


selama 15 menit
- Guru memberikan umpan balik atas hasil
belajar matematika siswa. Dimana nilai masih
belum sesuai KKM. Dimana KKM adalah 70
Penutup - Guru menyimpulkan akhir dari materi 10 Menit
operasi hitungan pembagian

- Menanyakkan pada siswa apakah


parasiswa senang belajar
pembagian
- Dan memberikan tugas individu
kepada
Siswa

IV. Metode : Tanya jawab, Penugasan dan Penghargaan bagi yang nilainya baik Alat Dan
Bahan

Bahan : 1. Buku panduan Mudah Berhitung 2006


Matematika KTSP penerbit
“Yudisthira”
54

Penilaian :

Penilaian : Tes Bentuk penilaian : PG/Isian/Uraian 2.

Keterampilan (Jenis penilaian) : Non Tes Bentuk penilaian :


Lembar unjuk kerja. Sikap (Jenis penilaian) : Non Tes Bentuk
penilaian : Lembar unjuk kerja

Mengetahui Malintang, 10 Oktober 2023

Kepala SDN 045 Malintang Mahasiswa

H. Alham S.Pd Ida Yanti Safitri Nasution


19650721 198803 1 003 856098699
55

LAMPIRAN

Pembagian Bilangan

Pembagian merupakan pengurangan berulang sampai habis.Contoh :

Ada 15 apel yang akan diletakkan dalam 3 piring sama banyak. Berapa banyakapel di setiap piring?

Penyelesaian

Ambil 3 apel dan letakkan 1 apel pada setiap piring. Lakukan sampai semua apelhabis
terambil. Ada 5 kali pengambilan apel secara berulang sampai habis, dapat ditulis :15 – 3
–3–3–3–3=
0 15 : 3 = 5

5 kali pengurangan

Jadi banyak apel di setiap piring adalah 5 buah

Untuk pembagian bilangan yang lebih besar, mengerjakannya lebih mudahdengan cara
bersusun.Contoh 744 : 8 = ….
Penyelesaian :

8
√744 = 93
72
24
24

Jadi, 744 : 8 = 93
56

a. 7 tidak dapat dibagi 8, maka diambil dua angkayaitu


74. 74 : 8 = 9 sisa 2.
b. Tulis 9 di tempat hasil pembagian.
c. Turunkan 2 puluhan dan gabungkan dengan 4
satuan
d. Bagi 24 dengan 8, yaitu 24 : 8 = 3.
Tulis 3 di tempat hasil pembagian

e. Setelah sisanya = 0, maka pembagian selesai


57
SOAL EVALUASI

1. 16 : 4 = . . .?
a. 4 b. 16 c. 3
2. 15 : 3 = . . .?
a. 5 b. 3 c. 10
3. 100 : 50 = . .
.? b. 50 c. 5
a. 10
4. 64 : 8 = . . .?
a. 4 b. 4 c. 8
5. 20 : 5 = . . .?
a. 5 b. 10 c. 4
6. 21 : 7 = . . .?
a. 3 b. 21 c. 7
7. 8 : 2 = . . .?
a. 4 b. 2 c. 8
8. 42 : 2 = . . .?
a. 21 b. 12 c. 24
9. 81 : 9 = . . .?
a. 9 b. 8 c. 10
10.49 : 7 = . . .?
a. 7 b. 9 c. 17
58

KUNCI JAWABAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A A A C A A B A A
A
59

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


( RPP PERBAIKAN 2)

Nama Satuan Pendidikan : SD Negeri 045


Malintang Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1

Materi Pokok : Operasi Hitung Bilangan

Alokasi Waktu : 2 x 30 menit

I. Standar Kompetensi
Melakukan Operasi Hitung Sampai Tiga Angka

II. Kompetensi Dasar


Melakukan Operasi Hitung Bilangan

III. Indikator

4.2. Menghitung Hasil Pengerjaan hitung bilangan penjumlahan, pengurangan,


perkalian dan pembagian

IV. Tujuan Pembelajaran

 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka

 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian tiga
angka
 Melakukan operasi hitung campuran

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


 Siswa mampu melakukan Operasi Hitung Bilangan Pembagian
 Guru mampu membuat suasana dalam kelas aktif dan memahami Operasi
HitungBilangan
60

VI. Materi Ajar


Pengerjaan Hitung Pembagian

VII. Langkah – Langkah Pembelajaran


Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahulua - Guru mengucapkan salam ketika 8 Menit
n masukkelas
- Menanyakkan kabar siswa

- Mengabsen siswa dan menanyakkan


kesiapan siswa untuk belajar
Matematika
- Guru meminta ketua kelas
memimpindoa
Isi - Guru melakukan apersepsi dengan 42 Menit
tanya
jawab kepada siswa mengenai “ Apa
itu
Penjumlahan Dan Pembagian”
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai oleh siswa dan
model
ajar yang digunakan.
- Guru menunjukkan Papan Pintar
Pembagian sebagai manipulative
pembagian kepada seuluruh siswa
- Guru menjelaskan arti pembagian, dan
memberikan contoh mengerjakan
pembagian melalui papan pintar
Pembagian
- Setelah itu, guru meminta anak anak
61

yang ingin maju dan menjawab


pembagian dengan menggunakan
papan
pintar pembagian
- Kemudian, guru bertanya kepada
seluruh
murid, apakah mereka sudah mengerti
mengenai materi tersebut.
- Dan melanjutkan penugasan dengan
diskusi kelompok.
- Satu kelompok terdiri dari 3 orang.
Dan
memberikan tugas kelompok
berbentuk

TUGAS:
Kerjakan soal dibawah ini secara
berkelompok
dengan durasi waktu 15 menit!
f. 231+358+107
g. 12x18
h. 16:2
i. 24:4
j. 36:6
- Setelah 15 menit, guru meminta setiap
kelompok untuk tampil kedepan dan
menjawab dengan benar tugas tersebut.
62
- Dan memberikan Apresiasi
seperti Reward kepada kelompok
yang aktif dalam diskusi dan
menjawab degan benar
menggunakan jalan kebawah
Penutup - Guru menyimpulkan akhir dari 10 menit
materi operasi hitungan
pembagian
- Menanyakkan pada siswa apakah
para siswa senang belajar
pembagian menggunakan papan
pintar matematika
- Dan memberikan tugas individu
kepada siswa
63

VIII. Model : Student Teams Achievement Divison (STAD)


Metode : Tanya jawab, Diskusi kelompok dan
Penghargaan

IX. Alat Dan Bahan


Alat : Spidol dan penghapus
Bahan : 1. Buku panduan Mudah Berhitung Matematika KTSP
2006 penerbit “Yudisthira”
2. Papan Pintar Pembagian
X. Penilaian :

Tes Bentuk penilaian : PG/Isian/Uraian

Keterampilan (Jenis penilaian) : Non Tes Bentuk penilaian : Lembar unjuk


kerja. Sikap (Jenis penilaian) : Non Tes Bentuk penilaian : Lembar unjuk kerja

Mengetahui Malintang, 14 November 2023


Kepala SDN 045 Malintang Mahasiswa

H. Alham S.Pd Ida Yanti Safitri Nasution


19650721 198803 1 003 856098699
64

SOAL Diskusi Kelompok

Nama Siswa :
Kelompok :
Mata Pelajaran :
Hari / Tanggal :

Kerjakan Soal-soal dibawah ini secara berkelompok!


1. 231 + 358 + 107
2. 12 x 18
3. 16 : 2
4. 24 : 4
5. 36 : 6
65

Kunci Jawaban Soal Diskusi

1. 231 + 358 + 107 = 796


2. 12 x 18 = 216
3. 164 : 2 =82
4. 24 : 4 = 6
5. 36 : 6 = 6
66

LAMPIRAN SIKLUS I

PENJUMLAHAN DAN PEMBAGIAN


Guru menjelaskan Materi Pembelajaran mengenai Pembagian dua bilangan atau dua angka

Papan Pintar Matematika sebagai Media Pembelajaran dimodel pembelajaran STAD


yang bukan menghafal, melainkan memahami rumus. Dengan papan pintar bisa
menjawab soal dengan teratur. Dimana para siswa aktif dan praktek langsung kedepan
dan mudah memahaminya. Seperti contoh 9 : 3 = 3. Dimana lidi diambil dari dalam
kantong kemudian 9 lidi tersebut dibagi menjadi 3 bagian di dalam kotaknomor 1 sampai
kotak nomor 3. Sehingga jumlah lidi dalam kotak 1 sampai 3 merupakan penjumlahan
keseluruhan, yaitu 9.
67

Model Pembelajaran STAD adalah diskusi kelompok dimana dalam satu kelompok 4 sampai 6
siswa. Kemudian para kelompok mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru dan
mengerjakanya. Kelompok yang paling baik hasil persentasi dan benar semua dalam menjawab
evaluasi, akan mendapat reward atau hadiah

LAMPIRAN SIKLUS II
68

Kegiatan Awal Pembelajaran Dimulai Dengan Berdoa

Kegiatan Inti Guru Menjelaskan Pembagian Bilangan Dua dengan papan pintar Pembagian
69

Siswa menjawab pertanyaan dipapan tulis yang diberikan guru

Guru memberikan Tugas kelompok. Satu kelompok terdiri 4 sampai 5 anggota.


70

Setiap kelompok menjawab tugas diskusi didepan kelas dengan baik dan benar
71

LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU SIKLUS 1


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : III
Hari/ tanggal : Sabtu 10 Oktober 2023

Fokus Observasi : IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SD NEGERI
045 MALINTANG

Kemunculan
N Aspek yang diobservasi Tidak Komentar
Ada
o ada
1 Penerapan Variasi Metode
.
Ceramah: - Menjelaskan materi

 Menjelaskan pokok-pokok materi secara Ada dan memberikan


sistematis contoh pembagian
 Memberikan contoh materi dua bilangan hanya
dua contoh sehingga
siswa belum paham
benar mengenai
materi
Tanya Jawab : Ada - Interaksi Tanya

 Mengajukan pertanyaan jawab berlangsung

 Memberikan kesempatan kepada siswa hanya saja yang

untuk menjawab menjawab selalu

 Memindahkan giliran pertanyaan siswa yang juara

Kerja Kelompok : Ada - Mengerjakan tugas

 Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan kelompok dan

 Membagikan LKS kelompok yang


bagus menjawab
 Melakukan supervise terhadap kegiatan
kedepan akan
kelompok
diberikan reward
72
 Memberi bantuan kepada kelompok atau hadiah

Penggunaan Papan Pintar MAtematika Ada - Papan Pintar


2
sebagai Alat Peraga dan memajangnya Matematika sebagai
.
alat peraga
Pembagian

Mengetahui
Supervisior 2

Siti Fatimah S.Pd


19860913 202221 2 011
73

LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas : III
Hari/ tanggal : Selasa 14 November 2023

Fokus Observasi : IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SD NEGERI
045 MALINTANG

Kemuncula
No Aspek yang diobservasi n Komentar
Tidak
Ada
ada
1. Penerapan Variasi Metode
Ceramah: Ada - Menjelaskan dengan

 Menjelaskan pokok-pokok materi sistematis dan


secara sistematis memberikan lebih dari 2
 Memberikan contoh materi contoh materi
pembelajaran
Tanya Jawab : Ada - Siswa antusias

 Mengajukan pertanyaan bergantian Tanya dan

 Memberikan kesempatan kepada menjawab pertanyaan

siswauntuk menjawab guru

 Memindahkan giliran pertanyaan


Kerja Kelompok : Ada - Kerja kelompok yang

 Menjelaskan tugas yang harus terdiri 4 sampai 5


dikerjakan kelompok. Dimana

 Membagikan LKS siswa mengerjakan soal


diskusi dan menjawab
 Melakukan supervise terhadap
kedepan dengan
kegiatankelompok
jawaban kelompok yang
74
 Memberi bantuan kepada kelompok benar akan mendpatkan
hadiah

Penggunaan Papan Pintar MAtematika Ada - Menggunakan alat


2.
sebagai Alat Peraga Papan Pintar
Matematika
Penggunaan Gambar : Ada - Menmajang papan

 Memajang pintar matematika di


WhiteBoard

Mengetahui
Supervisior 2

Siti Fatimah S.Pd


19860913 202221 2 011
75
76

HASIL PEKERJAAN SISWA TERBAIK DAN TERBURUK PER SIKLUS


77

Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik Siklus I


78

Hasil Pekerjaan Siswa Terburuk Siklus I


79

Hasil Terburuk Siklus I


80

Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik Siklus II


81

Hasil Pekerjaan Siswa Terburuk Siklus II

Anda mungkin juga menyukai