Anda di halaman 1dari 61

i

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGIDENTIFIKASI


MANFAAT SUMBER DAYA ALAM UNTUK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF
TIPE STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA
SISWA KELAS IV MIN 14 HULU SUNGAI TENGAH TAHUN
PELAJARAN 2019/2020 KECAMATAN PANDAWAN
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah


Penelitian Tindakan Kelas (PDGK 4501)

Oleh :
NAMA : MILIYANI
NIM : 837198116
PROGRAM STUDI : PGSD S-1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
BANJARMASIN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan / rahmat dan hidayah serta petunjuk-Nya hingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini. Adapun
tujuan penyusunan laporan pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini adalah
merupakan salah satu persyaratan dalam mengikuti mata kuliah PKP program SI
FKIP-UTdan upaya peningkatan kompetensi akademik dalam mengimplementasikan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) guna memperbaiki masalah-masalah
yang menjadikan kerisauan para guru.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuannya secara langsung
maupun tidak langsung sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan.
Secara khusus penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Kepala UPBJJ-UT Banjarmasin beserta staf.
2. Bapak Ruswan, S.Pd selaku Kepala MIN 14 Hulu Sungai Tengah .
3. Ibu Norhasanah.M.Pd, selaku Dosen Pembimbing PKP mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional.
4. Ibu Mahyunita, S.Pd sebagai supervisor 2.
5. Seluruh teman-teman Guru di MIN 14 Hulu Sungai Tengah.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kritik
dan saran semua pihak yang bersifat membangun dan perbaikan sangat penulis
harapkan.
Semoga apa yang dikerjakan bermanfaat dan membawa pendidikan di
Indonesia lebih baik khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan.

Telang, Mei 2019

MILIYANI
NIM. 837198116

ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
2. Analisis Masalah ............................................................................ 4
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ................................ 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........................................ 5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 7
A. Pengertian Meningkatkan Hasil Belajar ........................................... 7
B. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar ............................... 7
C. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................... 8
D. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial ...................................................... 9
E. Model Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 10
F. Model Pembelajaran STAD ( Student Teams Achievement Division ) ..... 13
G. Materi Manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat . 16
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN .. 19
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak Yang membantu .............. 19
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ......................................... 20
C. Teknik Analisis Data ........................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 36
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .......................... 36
B. Pembahasan ...................................................................................... 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ............................ 56
A. Simpulan ......................................................................................... 54
B. Saran Tindak Lanjut ...................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal penelitian ....................................................................................... 19


Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ............................... 36
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Penelitian Siklus I Pertemuan 1 .............. 37
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 .............................. 38
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Penelitian Siklus I Pertemuan 2 .............. 39
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ............................ 40
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Penelitian Siklus II Pertemuan 1 ............. 41
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ............................ 42
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Penelitian Siklus II Pertemuan 2 ............. 43
Tabel 4.9 Nilai Evaluasi Pelajaran IPS Pra Siklus ..................................................... 44
Tabel 4.10 Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 1 ...................................................... 45
Tabel 4.11 Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 2 ...................................................... 46
Tabel 4.12 Nilai Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ...................................................... 47
Tabel 4.13 Nilai Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ...................................................... 48
Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siswa .......................................................... 49
Grafik 4.3 Jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas Pra Siklus Siklus 1 dan
Siklus 2 ..................................................................................................... 50

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : SDA yang dapat diperbarui ................................................................. 16


Gambar 2.2 : SDA yang tidak dapat diperbarui ......................................................... 17
Gambar 3.1 Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran .............................................. 21
Grafik 4.1 Aktivitas Siswa siklus I dan II ................................................................. 49
Grafik 4.2 Aktivitas Guru siklus I dan II ................................................................. 50
Grafik 4.3 Jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas Pra Siklus Siklus 1
dan Siklus 2 ............................................................................................ 50
Grafik 4.4 Peningkatan Nilai Rata-rata kelas persiklus .......................................... 51
Grafik 4.5 : Persentasi (%) ketuntasan klasikal ....................................................... 51

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
diri sendiri. Perubahan sebagai hasil belajar dapat dilihat dalam berbagai
bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada
individu yang sedang belajar (Rasimin, 2012: 49).
Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari hampir tidak pernah terlepas dari
kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun
di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami,
sesungguhnya sebagian besar aktivitas didalam kehidupan sehari-hari kita
merupakan kegiatan belajar (Aunurrahman, 2016: 33).
Menurut Surya (1997), belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh perilaku baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Dalam dunia pengajaran ilmu-ilmu sosial mengalami perkembangan
sehingga paham studi sosial di lingkungan Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Pendidikan IPS merupakan padanan dari sosial studies dalam
konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan
di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang
mengembangkan kurikulum di AS.
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh
Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu, Martoella
(1987) mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada
aspek “pendidikan” daripada aspek “transfer konsep”, karena dalam
pendidikan IPS diharapkan memeroleh pemahaman terhadap sejumlah konsep
dan mengembangkan serta meltih sikap, nilai, moral, dan ketrampilan
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

1
2

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu


pengetahuan yang dilakukan secara terpadu, dan merupakan hasil dari
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu
sosial yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan
sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi, bahkan disiplin ilmu
humaniora, pendidikan dan agama (Rasimin, 2012 : 56).
Mata pelajaran IPS pada jenjang SD/MI memuat geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut: Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global (Depdiknas,
2006: 583).
Guru dan sekolah juga mempunyai harapan agar para siswa memiliki
prestasi yang menonjol disemua mata pelajaran. Salah satu usaha yang tidak
pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai
salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan belajar mengajar
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010:72). Beberapa hal yang dapat
dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik,
antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai
sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya.
Berdasarkan pengalaman mengajar peneliti selama ini di MIN 14 Hulu
Sungai Tengah Kecamatan Pandawan, peneliti menerapkan metode pembelajaran
yang cukup monoton, yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab, dan tugas.
Peneliti selama ini di MIN 14 Hulu Sungai Tengah juga tidak terlalu
memperhatikan dan mempertimbangkan teknik pembelajaran di kelas. Penerapan
metode ceramah yang diselingi tanya jawab selama ini juga kurang
memperhatikan dan menerapkan standar proses dari kegiatan pembelajaran yang
meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Penerapan metode pembelajaran
3

yang selama ini dilakukan sangat membosankan dan kurang menarik bagi siswa,
siswa tampak kurang bersemangat mengikuti proses pembelajaran, dan sebagain
besar siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
apalagi mata pelajaran IPS yang sebagian besar siswa menganggap terlalu luas
bahasannya. Keadaan ini tentu cukup jauh dari kondisi ideal pembelajaran bahwa
siswa harus aktif, dan proses pembelajaran harus mampu mengeksplorasi dan
mengembangkan potensi dan kemampuan siswa. Penerapan metode
pembelajaran yang kurang menarik di atas, berakibat pada hasil belajar siswa
yang cukup rendah.
Dengan metode kooperatif tipe STAD, diharapkan proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Berdasarkan data kurikulum MIN 14 Hulu Sungai Tengah pada tahun
pelajaran 2019/2020 nilai rata-rata kelas pada pelajaran IPS materi manfaat
sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat adalah sebesar 58,75, kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65, dari 16 siswa yang
mencapai ketuntasan hanya 4 orang atau 25% saja yang berhasil menguasai
materi atau tuntas KKM, sisanya 13 orang atau 81,3% masih belum tuntas KKM.
Menurunnya nilai IPS siswa MIN 14 Hulu Sungai Tengah disebabkan beberapa
faktor, salah satunya karena sistem pembelajaran yang terkesan monoton di
samping faktor-faktor yang lain seperti, kurangnya media pembelajaran yang
digunakan.
Model model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
dikembangkan agar proses penerimaan siswa terhadap pelajaran agar lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan tentang apa yang
diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka masalah
penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut :
4

1. Rendahnya nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS khususnya
materi manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat di MIN
14 Hulu Sungai Tengah .
2. Kurangnya inovasi pembelajaran yang diberikan guru di kelas sehingga
kurang menarik minat belajar siswa MIN 14 Hulu Sungai Tengah .
3. Metode pembelajaran di MIN 14 Hulu Sungai Tengah Kelas IV khususnya
pelajaran IPS sangat monoton, hanya sekedar penjelasan dari guru sehingga
siswa tidak begitu paham dengan apa yang dijelaskan.
2. Analisis Masalah
Masalah-masalah pembelajaran pada data identifikasi di atas bila
dianalisis dan diobservasi dengan benar adalah sebagai berikut :
1. Guru mengajar menggunakan model ceramah, tanya jawab, dan tugas.
2. Siswa hanya sebagai pendengar informasi dan mengerjakan tugas yang
kurang dipahaminya.
3. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
4. Kurangnya respon dari siswa baik mengenai materi pembelajaran maupun
dalam kegiatan pembelajaran

3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah :


Penulis memprioritaskan pemecahan masalah perbaikan pembelajaran ini
dengan penggunaan model model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan alasan Pembelajaran kooperatif tipe STAD
mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai
berikut:
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.
5

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Apakah penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas IV MIN 14
Hulu Sungai Tengah pada mata pelajaran IPS khususnya materi manfaat
sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat ?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) terhadap aktivitas guru dan siswa di Kelas IV MIN 14 Hulu
Sungai Tengah pada mata pelajaran IPS khususnya materi manfaat sumber
daya alam untuk kesejahteraan masyarakat?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV MIN 14 Hulu Sungai Tengah
pada mata pelajaran IPS khususnya materi manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD).
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) terhadap aktivitas guru dan siswa di Kelas IV MIN 14 Hulu
Sungai Tengah pada mata pelajaran IPS khususnya materi manfaat sumber
daya alam untuk kesejahteraan masyarakat

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil dari penelitian tindakan ini diharapkan akan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Manfaat sumber daya
alam untuk kesejahteraan masyarakat, dan mendorong siswa belajar,
secara bermakna.
b. Meningkatnya rasa percaya diri.
6

2. Bagi Guru
a. Memperkaya wawasan guru tentang berbagai media pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap suatu
materi pembelajaran khusunya pelajaran IPS.
b. Meningkatkan gairah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
c. Merupakan umpan balik keberhasilan siswa dalam menguasai materi
manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
3. Bagi Kepala Sekolah
Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau referensi
untuk penelitian dan diperbaikan dimasa yang akan datang.
4. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini akan memberikan konstribusi terhadap perbaikan
pembelajaran IPS, khususnya di MIN 14 Hulu Sungai Tengah .
b. Dapat dijadikan model pembelajaran bagi sekolah khususnya MIN 14
Hulu Sungai Tengah dan umumnya untuk sekolah lain dalam
pembelajaran kompetensi dasar manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
5. Bagi dunia pendidikan
a. secara umum dapat memberikan kontribusi terhadap pembelajaran IPS
dan memperkaya wawasan masyarakat didunia pendidikan
b. Penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) mata pelajaran IPS khususnya materi manfaat sumber daya alam
untuk kesejahteraan masyarakat Pada Siswa Kelas IV MIN 14 Hulu
Sungai Tengah dapat dijadikan acuan untuk materi dan mata pelajaran
lainnya.
7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Meningkatkan Hasil Belajar


a. Peningkatan
Di dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, menerangkan bahwa
yang di maksud dengan peningkatan adalah menaikkan taraf, derajat,
dan sebagainya (Peter Salim, 1995). Dari pernyataan tersebut dapat di
simpulkan bahwa meningkatkan itu adalah usaha yang di lakukan
untuk lebih baik dari yang sebelumnya dalam bentuk mengangkat derajat
atau taraf.
b. Belajar
Definisi belajar ada beraneka ragam. Perbedaan ini dikarenakan latar
belakang pandangan maupun teori yang dipegang. Secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalamseluruh aspek tingkah laku.
Menurut W.S. Winkel (dalam Max Darsono, 2000:4): belajar adalah
suatu aktivitas mental atau psikis yangberlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap..
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2001:22). Dalam
pembelajaran, hasil belajar ini sangat dibutuhkan sebagai petunjuk untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang
sudah dilaksanakan.

B. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yang
dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

7
8

a. Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yang meliputi faktor
fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini berasal dari luar individu yang belajar, meliputi faktor alam fisik,
lingkungan, sarana fisik dan nonfisik, pengajar serta strategi pembelajaran
yang dipilih pengajar dalam menunjang proses belajar mengajar.

C. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial


Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang terdiri dari himpunan
pengetahuan tentang kehidupan sosial yang bersumber dari kehidupan sehari-hari di
dalam masyarakat yang berhubungan langsung dengan masalah pertumbuhan dan
pengembangan masyarakat.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan
budaya.
Ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan tidak hanya
menyajikan pengetahuan semata, melainkan juga harus diarahkan membina siswa
menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas
kesejahteraan bersama. Oleh sebab itu, siswa yang dibina tidak hanya cukup
berpengetahuan dan berkemampuan berpikir tinggi semata, melainkan harus
memiliki kesadaran dan tanggung jawab tinggi terhadap kesejahteraan
masyarakat, bangsa dan negara (Arif, 2009:45).
Berkaitan dengan pernyataan tersebut hendaknya pokok bahasan ilmu
pengetahuan sosial yang disajikan tidak hanya sekedar pada materi yang
bersifat pengetahuan belaka, melainkan juga meliputi nilai-nilai yang wajib
melekat pada diri siswa sebagai warga masyarakat dan warga negara.
Sebagaimana yang dikatakan Soemantri (2001: 79) bahwa ilmu pengetahuan
sosial merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
9

Untuk menetapkan ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial, perlu


diketahui ciri-cirinya. Salah satu ciri utama adalah bekerjasamanya antara disiplin
ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu pendidikan yang dimaksud adalah
adanya seperangkat kemampuan yang berguna sebagai berikut: (1)
memilih (menyederhanakan) bahan pendidikan dari disiplin ilmu- ilmu sosial dan
humanities untuk tujuan pendidikn; (2) mengorganisasikan bahan pendidikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan; (3) menyajikan
(metode) pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan;
dan (4) menilai hasil belajar ilmu pengetahuan sosial.

D. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial


Ilmu pengetahan sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga
negara yang baik, dengan memiki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi yang
dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai Pendidikan. Fungsi ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan
dan ketrampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud
ketrampilan sosial, yaitu ketrampilan melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong
royong, tolong-menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam
memecahkan mpersoalan sosial dimasyarakat.
Secara sederhana dapat dikatan bahwa fungsi ilmu pengetahuan sosial
sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga negara yang baik yang
memiliki pengetahuan ketrampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi
dirinya sediri serta bagi masyarakat dan Negara. Mengingat bahwa kehidupan di
masyarakat dan bermasyarakat berkembang secara terus meneurs, maka ladasan
pengembangan ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan harus
disesuaikan dengan tuntutan dan perubahan sekaligus kemajuan masyarakat.
Ilmu pengetahuan sosial yang memiliki fungsi membina siswa menjadi
warga negara yang baik dan memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kepedulian
sosial, hendakya harus disesuaikan dengan tata nilai – moral yang berlaku di
10

masyarakat. Islam meghendaki tata nilai – moral masyarakat lebih teratur dan
harmonis dengan menghargai keadilan.

E. Model Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar yang
menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa
dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda
(Pradnyo Wijayanti, 2002:1). Pembelajaran ini menekankan kerjasama dalam
kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Hal ini didukung pula oleh
pendapat Kauchak dan Eggen (dalam Nurhayati Abba, 2000:11) yang
mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai bagian dari strategimengajar
yang digunakan siswa untuk saling membantu satu sama laindalam mempelajari
sesuatu. Belajar kooperatif juga dinamakan pembelajaran teman sebaya.
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif (M.Asikin, 2004:7), adalah
sebagai berikut.
a. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara
kooperatif.
b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
c. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku,
budaya, jenis kelamin yang berbeda maka diupayakan agar dalam tiap
kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yangberbeda pula.
d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting (Muslimin


Ibrahim. dkk, 2000:7), yaitusebagai berikut:
a. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
11

Efek penting yang kedua ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang
berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun
ketidakmampuan.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Model kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan
kerjasama dan kolaborasi.

Unsur-unsur yang diperlukan agar model pembelajaran kooperatif atau


kerja kelompok dapat mencapai hasil yang baik adalah sebagai berikut.
a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
b. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti
milik mereka sendiri.
c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompoknya mempunyai tujuan
yang sama.
d. Siswa harus membagi tugas dan tanggungjawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atauakan diberikan hadiah/ penghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama.
g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabankan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
(Muslimin Ibrahim, dkk, 2000:6)

Tanggung jawab guru selama pembelajaran kooperatif berlangsung,


diantaranya sebagai berikut.
a. Memonitor perilaku siswa.
b. Memberi bantuan jika diperlukan.
c. Menjawab pertanyaan-pertanyaan hanya jika pertanyaan itu
merupakanpertanyaan tim.
d. Menginterupsi proses untuk menguatkan keterampilan-keterampilan
kooperatif atau untuk memberikan pengajaran langsung kepada semua siswa.
12

e. Memberikan ringkasan pelajaran.


f. Mengevaluasi proses kelompok dengan mendiskusikan tindakan-tindakan
anggota tim sehari-hari.
g. Membantu para siswa belajar bertanggung jawab dalam pembelajaran secara
individu.
(Siti Maesuri, 2002:3)

Manfaat model pembelajaran kooperatif bagi siswa menurut Linda .


Lundgren (dalam Muslimin Ibrahim, 2000:18), antara lain:
a. lebih banyak meluangkan waktu pada tugas,
b. rasa percaya diri menjadi lebih tinggi,
d. penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,
e. konflik antar pribadi berkurang,
f. sikap apatis berkurang,
g. pemahaman lebih mendalam,
h. motivasi lebih besar,
i. hasil belajar lebih baik, dll.

Sebelum model pembelajaran kooperatif dilaksanakan, sebaiknya siswa


terlebih dahulu diperkenalkan keterampilan kooperatif yang akan digunakan
dalam belajar kelompok. Dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik
yang baik adalah salah satu faktor penting dari model pembelajaran kooperatif.
Para siswa termotivasi belajar secara baik, siap dengan pekerjaannya dan menjadi
penuh perhatian selama berlangsungnya proses belajar.
Menurut Linda.L (dalam P.Wijayanti, 2002:5), keterampilan kooperatif
dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu :
a. Keterampilan kooperatif tingkat awal
Keterampilan kooperatif tingkat awal antara lain, menggunakan
kesepakatan, maksudnya adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk
meningkatkan kerja dalam kelompok.
b. Keterampilan tingkat menengah
Keterampilan tingkat menengah antara lain, menunjukan penghargaan
dan simpati, mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara dapat
13

diterima,mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman,


manafsirkan, mengatur dan mengorganisir, serta mengurangi ketegangan.
c. Keterampilan tingkat mahir Keterampilan tingkat mahir antara
lain,memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkantujuan,
dan berkompromi.

F. Model Pembelajaran STAD ( Student Teams Achievement Division )


Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, Student Teams
Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pendekatan yang baik untuk
guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam
kelas (Pradnyo Wijayanti, 2002:2).
Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dalam suatu kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing beranggotakan 4-5
siswa, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan
perempuan, memiliki kemampuan yang beragam, kalau dimungkinkan berasal
dari berbagai suku. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat
pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian
saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaranatau
melakukan diskusi.
Menurut Slavin (1995:71): Student Teams Achievement Division (STAD)
terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian materi, tim/kelompok,kuis,
skor perkembangan individu, dan penghargaan kelompok. Selanjutnya Slavin
menjelaskan bahwa STAD dibagi menjadi beberapa kegiatan pengajaran, yaitu
sebagai berikut :
a. Pengajaran
Tujuan pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan
yang direncanakan. Setiap awal dalam model pembelajaran kooperatif tipe
STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian inimencakup
pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing dari keseluruhan
pelajaran.
b. Belajar kelompok
14

Tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan
membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa
diberi lembar kegiatanyang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang
sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Guru mengamati kegiatan pembelajaran secara seksama, memperjelas
perintah, mereview konsep, atau menjawab pertanyaan.
c. Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Tujuannya untuk menunjukkan apa
saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis
digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam
nilai kelompok.
d. Penghargaan kelompok
Langkah awal adalah menghitung nilaikelompok dan nilai perkembangan
individu. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-ratanilai
perkembangan individu.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai
berikut.
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Memberikan informasi/menyajikan materi yang akan diberikan
c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 4-5 siswa.
d. Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok.
e. Menyajikan kartu soal dan memberikan lembar kerja siswa yang
dikerjakan dengan berdiskusi dalam kelompok masing-masing.
f. Mengingatkan siswa tetap bersama kelompoknya masing-masing sampai
selesai tugasnya dan bekerja dengan menggunakan keterampilan-
keterampilan kooperatif yang dikembangkan
g. Memberikan bimbingan pada kelompok.
h. Pemberian kuis yang dikerjakan secara individu.
i. Jawaban dari kuis dikoreksi secara bersama-sama.
j. Pemberian tugas kelompok.
15

Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD


Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan.
Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17)
diantaranya sebagai berikut:
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga


memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Dess (1991:411) diantaranya sebagai
berikut:
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan pembelajaran kooperatif.
4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

Kekurangan-kekurangan yang ada pada pembelajaran kooperatif masih


dapat diatasi atau diminimalkan. Penggunaan waktu yang lebih lama dapat diatasi
dengan menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja
secara efektif danefisien. Sedangkan pembentukan kelompok dan penataan ruang
kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran tidak ada waktu
yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas.
Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru,
namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu. Sedangkan
16

kekurangan-kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan memberikan


pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerjasama dan berlatih bekerja
sama dalambelajar secara kooperatif.
Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD Menurut Slavin (dalam
Nur Asma 2006:2007 )yaitu :
Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran
anggota yang pandai lebih dominan.

G. Materi Manfaat Sumber Daya Alam Untuk Kesejahteraan Masyarakat


Sumber daya alam adalah semua yang terdapat di alam (kekayaan alam)
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan
hidupnya.Sumber daya alam merupakan istilah yang berhubungan dengan materi-
materi dan penting yang terdapat di planet bumi yang memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia.Materi alam tersebut dapat berupa benda hidup (unsur-unsur
hayati), yaitu hewan dan tumbuhan.Terdapat pula benda mati (non hayati), seperti
tanah, udara, air, bahan galian atau barang tambang.Selain itu terdapat pula
kekuatan-kekuatan alam menghasilkan tenaga atau energi. Misalnya, panas bumi,
energi matahari, kekuatan air, dan tenaga angin udara, air, bahan galian atau
barang tambang (Wahyono, 2008:134-136).
Adapun sumber daya alam (SDA) dibagi kedalam tiga jenis, berikut
jenis-jenis sumber daya alam:
1. Sumber daya alam berdasarkan sifatnya
a. SDA yang dapat diperbarui
SDA yang dapat diperbarui merupakan sumber daya alam yang apabila
dimanfaatkan dan habis maka dapat dilestarikan kembali. Contohnya air,
tanah, tumbuhan dan hewan.

Gambar 2.1 : SDA yang dapat diperbarui


17

b. SDA yang tidak dapat diperbarui


SDA yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang apabila
dimanfaatkan atau digunakan sampai habis maka sumber daya alam itu
tidak dapat dilestarikan kembali. Contohnya minyak bumi, emas, timah
putih, batu bara, Kaolin dan intan.

Gambar 2.2 : SDA yang tidak dapat diperbarui

2. Sumber daya alam berdasarkan potensinya


a. Sumber daya alam materi
Sumber daya alam materi merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan oleh manusia dalam bentuk fisiknya, seperti batu, besi, kayu.
b. Sumber daya alam energi
Sumber daya alam energi merupakan segala sesuatu yang berasal dari alam
yang dimanfaatkan dari segi energi yang dihasilkan, seperti sinar
matahari, barang tambang, kincir angin.
c. Sumber daya alam ruang
Sumber daya alam ruang merupakan sumber daya alam yang berupa ruang
atau tempat hidup, contoh adalah hamparan tanah atau daratan dan ruang
angkasa.
3. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya
a. Sumber daya alam hayati (Biotik)
Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang dihasilkan dari
makhluk hidup (hewan atau tumbuhan). Contohnya adalah pertanian,
perkebunan, peternakan, pertambangan dan perikanan.
18

b. Sumber daya alam non hayati (Abiotik)


Sumber daya alam non hayati merupakan sumber daya alam yang tidak
berasal dari makhluk hidup. Contohnya air, tanah dan barang tambang.

Pemanfaatan Sumber Daya alam, semua kekayaan bumi baik biotik maupun
abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan
sumber daya alam. Berikut adalah hal-hal yang perlu dilaksanakan agar
pemanfaatan sumber daya alam dapat bermanfaat dalam jangka waktu yang
panjang:
a. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang
maksimal, tetapi sumber daya alam harus diusahakan agar produktifitas nya
tetap berkelanjutan.
b. Eksploitasinya harus dibawa batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya
alam.
c. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada
dapat di lestarikan dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian
sikap serasi dengan lingkungannya.
19

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak Yang membantu


1. Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2006) subjek penelitian adalah benda, hal, atau
orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang
dipermasalahkan.Subjek dari pelaksanaan penelitian adalah Kelas IV MIN 14
Hulu Sungai Tengah Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
dengan jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 9 orang
siswa perempuan. Objek penelitian ini mata pelajaran IPS dengan materi
manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV MIN 14 Hulu Sungai Tengah
Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Jadwal pelaksanaan Penelitian IPS adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal penelitian

No Hari / Tanggal Siklus

1. Senin, 15 April 2019 I (Satu) Pertemuan 1

2. Sabtu, 20 April 2019 I (Satu) Pertemuan 2

3. Senin, 22 April 2019 II (Dua) Pertemuan 1

4. Sabtu, 27 April 2019 II (Dua) Pertemuan 2

3. Pihak Yang Membatu Penelitian


a. Kepala Sekolah sebagai pemberi ijin lokasi penelitian yaitu Ibu Hj.Nurul
Huda, S.PdSD
b. Supervisor 2 sebagai pembimbing yang mengamati, mencatat, dan
membantu proses perbaikan pembelajaran, yaitu Ibu Zuhrah

19
20

B. Desain Prosedur Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dan siklus
kedua dilaksanakan masing-masing 1 (Satu) kali pertemuan. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris adalah
Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di kelas.
Menurut Suharsini Arikunto (2008:30) di dalam PTK memiliki tiga
pengertian, yaitu:
1) Penelitian, yang merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan, merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Tindakan dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan siswa.
3) Kelas, dalam hal ini tidak terikat dengan ruang kelas, tetapi dalam pengertian
yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dan guru yang sama
pula.

Strategi yang digunakan mengacu pada model siklus. Lebih lanjut


Suharsimi Arikunto, (2008:16) mengatakan PTK dilaksanakan melalui proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Hasil
refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan akan digunakan untuk merevisi
rencana, untuk lebih jelasnya alur penelitian tersebut dapat dilihat oleh diagram
berikut :
21

?
Gambar 3.1 Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
(Suharsimi Arikunto, 2008)

Dengan berpedoman pada refleksi awal maka dilaksanakan tahap perbaikan


pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Rencana Perbaikan pembelajaran IPS Siklus I (pertemuan 1)
a. Perencanaan
Dengan memperhatikan identifikasi, analisis dan perumusan masalah,
maka disusunlah langkah-langkah perbaikan proses pembelajaran dalam dua
siklus yang tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan / observasi dan tahap refleksi.
22

1. Diskusi dengan teman sejawat untuk membicarakan aspek-aspek yang


menjadi objek pengamatan.
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP Perbaikan)
pada siklus I yang difokuskan pada perbaikan serta tindakan yang
diambil untuk mengatasi masalah pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan pada pembelajaran IPS
pada materi manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
4. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa yang akan digunakan oleh
siswa.
5. Mempersiapkan lembar instrument pengumpulan data :
o Mempersiapkan lembar instruman observasi siswa dan guru selama
mengerjakan lembar kerja siswa dan diskusi dalam kelas.
o Mempersiapkan lembar evaluasi untuk menilai tingkat ketuntasan
belajar siswa

b. Pelaksanaan Siklus I (Pertemuan 1)


I. Kegiatan Awal
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
3) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
4) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan
2. Pada kegiatan inti
1) Guru menyajikan materi IPS tentang manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat
a. Mengingat kembali manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat.
b. Siswa dapat menentukan manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
23

2) Guru Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang manfaat sumber


daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
3) Guru mengeksposisi tentang manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
4) Guru membagi 16 Siswa kedalam 4 kelompok, 4 kelompok masing-
masing beranggotakan 4 orang .
5) Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok
6) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS)
7) Siswa melakukan diskusi dengan kelompok kerja
8) Guru Melakukan pengamatan dan diskusi
9) Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
10) Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok, beberapa siswa secara bergantian
menyampaikan hasil diskusi mereka ke muka kelas.
11) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
12) Memberikan kesimpulan materi tentang manfaat sumber daya alam
untuk kesejahteraan masyarakat
13) Guru memberikan penegasan dari hasil kerja semua siswa.

3. Pada Kegiatan Akhir


a. Guru bersama-sama murid menyimpulkan pelajaran
b. Tindak lanjut dan pemberian PR

c. Pengamatan Siklus I (Pertemuan 1)


Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 dengan menggunakan
lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktivitas siswa dalam
proses kegiatan pembelajaran dan yang diamati selama proses kegiatan
pembelajaran meliputi Kegiatan belajar mengajar (KBM) dan penggunaan
24

waktu dalam KBM. Hasil pengamatan supervisor 2 terhadap tugas guru


diperoleh temuan-temuan antara lain:
1. Pemanfaatan media belum maksimal dipahami siswa.
2. Pemberian motivasi kepada siswa masih belum merata sehingga
belum mampu membangkitkan minat keseluruhan siswa.
3. Pengaktifan siswa belum merata.
4. Hasil evaluasi siswa belum mencapai ketetapan yang diinginkan atau
KKM yang ditetapkan secara keseluruhan.

d. Refleksi Siklus I (Pertemuan 1)


Setelah peneliti memperoleh hasil pengamatan dan penjelasan
Supervisor 2, diperoleh refleksi sebagai berikut :
1) Guru lebih banyak berceramah dan dalam apersepsi belum
menanamkan materi prasyarat.
2) Aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.
3) Aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran masih monoton.
4) Hasil tes formatif siklus I belum menemui kriteria ketuntasan belajar.

Dari hasil analisis ini kemudian guru dapat merefleksi diri untuk
Siklus I (Pertemuan 2)

2. Rencana Perbaikan pembelajaran IPS Siklus I (pertemuan 2)


a. Perencanaan
Dengan memperhatikan hasil pertemuan sikklus 1 pertemuan 1 (satu)
maka kembali disusun langkah-langkah perbaikan proses pembelajaran dalam
dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap pengamatan / observasi dan tahap refleksi.
1. Diskusi kembali dilakukan dengan supervisor 2 untuk membicarakan
aspek-aspek yang menjadi objek pengamatan.
2. Memperbaiki kembali Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP
Perbaikan) pada siklus I pertemuan 2 (dua) yang difokuskan pada
25

perbaikan serta tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah


pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan pada pelajaran IPS pada
materi manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
4. Peneliti kembali Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa yang akan
digunakan oleh siswa.
5. Mempersiapkan lembar instrument pengumpulan data :
o Mempersiapkan lembar instruman observasi siswa dan guru selama
mengerjakan lembar kerja siswa dan diskusi dalam kelas.
o Mempersiapkan lembar evaluasi untuk menilai tingkat ketuntasan
belajar siswa
b. Pelaksanaan Siklus I (Pertemuan 2)
I. Kegiatan Awal
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
3) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
4) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan
2. Pada kegiatan inti
1) Guru menyajikan materi IPS tentang manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat
a. Mengingatkan kembali manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
b. Siswa dapat menentukan manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
2) Guru Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang manfaat sumber
daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
3) Guru mengeksposisi tentang manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
4) Guru kembali membagi 16 Siswa kedalam 4 kelompok, 4 kelompok
masing-masing beranggotakan 4 orang.
26

5) Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok


6) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS)
7) Siswa melakukan diskusi dengan kelompok kerja
8) Guru Melakukan pengamatan dan diskusi
9) Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
10) Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok, beberapa siswa secara bergantian
menyampaikan hasil diskusi mereka ke muka kelas.
11) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
12) Memberikan kesimpulan materi tentang manfaat sumber daya alam
untuk kesejahteraan masyarakat
13) Guru memberikan penegasan dari hasil kerja semua siswa.

3. Pada Kegiatan Akhir


a. Guru bersama-sama murid menyimpulkan pelajaran
b. Tindak lanjut dan pemberian PR

c. Pengamatan Siklus I (Pertemuan 2)


Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 dengan menggunakan
lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktivitas siswa dalam
proses kegiatan pembelajaran dan yang diamati selama proses kegiatan
pembelajaran meliputi Kegiatan belajar mengajar (KBM) dan penggunaan
waktu dalam KBM. Hasil pengamatan supervisor 2 terhadap tugas guru
diperoleh temuan-temuan antara lain:
1. Pemanfaatan media sudah mulai dipahami siswa walaupun belum
maksimal.
2. Pemberian motivasi kepada siswa mulai merata sehingga sudah
mampu membangkitkan minat walaupun belum keseluruhan siswa.
3. Pengaktifan siswa mulai merata.
27

4. Hasil evaluasi siswa cukup mencapai ketetapan yang diinginkan atau


KKM yang ditetapkan walaupun belum sesuai target yang ditetapkan.

d. Refleksi Siklus I (Pertemuan 2)


Setelah peneliti memperoleh hasil pengamatan dan penjelasan
Supervisor 2, diperoleh refleksi sebagai berikut :
1) Guru sudah mulai mengurangi berceramah dan dalam apersepsi sudah
mulai menanamkan materi prasyarat.
2) Aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah menunjukan
peningkatan walaupun belum secara keseluruhan.
3) Aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran sudah cukup memuaskan.
4) Hasil tes formatif siklus I pertemuan 2 (dua) sudah menunjukan
peningkatan yang cukup sesuai kriteria ketuntasan belajar.
Dari hasil analisis ini kemudian guru dapat merefleksi diri untuk
melanjutkan pada Siklus II pertemuan 1.

3. Rencana Perbaikan pembelajaran IPS Siklus II pertemuan 1


a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan 2, maka disusun kembali rencana
perbaikan pembelajaran berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam
kelas, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan
refleksi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Perencanaan tindakan pada siklus II pertemuan 1 didasarkan atas hasil
refleksi pada Siklus I pertemuan 1 dan 2. Pada tahap identifikasi masalah
dan perumusan masalah, penelitian bekerja sama dengan teman sejawat
dan pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan
yang peneliti hadapi untuk dijadikan jalan pemecahan yang tepat.
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP Perbaikan)
pada siklus II pertemuan 1 yang difokuskan pada perbaikan serta
tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
28

3. Merancang pembelajaran yang menitikberatkan pada penggunaan media


pada materi mengidentifikasi jaring-jaring balok dan kubus melalui
Model Student Teams Achievement Division (STAD)
4. Menyiapkan media yang diperlukan dalam materi mengidentifikasi
jaring-jaring balok dan kubus
5. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa yang akan digunakan oleh siswa.
Mempersiapkan lembar instrument pengumpulan data :
o Mempersiapkan lembar instruman observasi siswa dan guru selama
mengerjakan lembar kerja siswa dan diskusi dalam kelas.
o Mempersiapkan lembar evaluasi untuk menilai tingkat ketuntasan
belajar siswa
6. Merancang tes formatif.
7. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II.

b. Pelaksanaan Siklus II pertemuan 1


I. Kegiatan Awal
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
3) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
4) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan
2. Pada kegiatan inti
1) Guru menyajikan materi IPS tentang manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat
a. Mengingatkan kembali manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
b. Siswa dapat menentukan manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
2) Guru Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang manfaat sumber
daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
29

3) Guru mengeksposisi tentang manfaat sumber daya alam untuk


kesejahteraan masyarakat.
4) Guru kembali membagi 16 Siswa kedalam 4 kelompok, 4 kelompok
masing-masing beranggotakan 4 orang.
5) Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok
6) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS)
7) Siswa melakukan diskusi dengan kelompok kerja
8) Guru Melakukan pengamatan dan diskusi
9) Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
10) Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok, beberapa siswa secara bergantian
menyampaikan hasil diskusi mereka ke muka kelas.
11) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
12) Memberikan kesimpulan materi tentang manfaat sumber daya alam
untuk kesejahteraan masyarakat
13) Guru memberikan penegasan dari hasil kerja semua siswa.

3. Pada Kegiatan Akhir


a. Guru bersama-sama murid menyimpulkan pelajaran
b. Tindak lanjut dan pemberian PR

c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh supervisor 2 dengan menggunakan
lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktivitas siswa dalam
proses Kegiatan belajar mengajar (KBM) dan penggunaan waktu dalam
KBM. Hasil pengamatan supervisor 2 terhadap tugas guru pada saat
mengajar, ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1) Sebelum kegiatan inti guru melaksanakan kegiatan awal dengan baik
termasuk pengadaan apersepsi.
30

2) Dalam kegiatan inti guru menjelaskan materi pembelajaran dengan


menggunakan media yang tepat.
3) Dalam memberi pertanyaan, guru sudah tidak terfokus pada satu siswa
saja.
4) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan, sebagai berikut :
a. Siswa tampak percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru.
b. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa sudah serempak
menjawab dengan cepat.
c. Kerja kelompok sudah tampak hidup.
5) Hasil evaluasi dan nilai rata-rata sudah meningkat, ketuntasan KKM
sudah tercapai tapi belum maksimal.

d. Refleksi.
Setelah peneliti memperoleh hasil pengamatan dan penjelasan
Supervisor 2, diperoleh refleksi sebagai berikut :
1) Secara klasikal siswa sudah menguasai materi dan sumber belajar
yang diajarkan oleh guru.
2) Dalam pembelajaran Siklus II pertemuan 1 penggunaan media gambar
yang sesuai materi sudah maksimal sehingga mendukung pemahaman
siswa tentang materi manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat.
3) Penggunaan lembar kerja siswa dirancang untuk memaksimalkan hasil
belajar dan aktivitas siswa.
4) Pemberian motivasi pada pembelajaran Siklus II pertemuan 1
ditingkatkan dengan memberi pujian pada siswa.
5) Keaktifan siswa tampak cukup berhasil dengan menerapkan Model
Pambelajaran STAD.

4. Rencana Perbaikan pembelajaran IPS Siklus II Pertemuan 2


a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus II pertemuan 1, maka disusun kembali rencana
31

perbaikan pembelajaran berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam


kelas, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan
refleksi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Perencanaan tindakan pada siklus II pertemuan 2 didasarkan atas hasil
refleksi pada Siklus II pertemuan 1. Pada tahap identifikasi masalah dan
perumusan masalah, penelitian bekerja sama dengan teman sejawat dan
pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang
penelitia hadapi untuk dijadikan jalan pemecahan yang tepat.
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP Perbaikan)
pada siklus II pertemuan 2yang difokuskan pada perbaikan serta tindakan
yang diambil untuk mengatasi masalah pembelajaran dan meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Merancang pembelajaran yang menitikberatkan pada penggunaan media
pada materi mengidentifikasi jaring-jaring balok dan kubus melalui
Model Student Teams Achievement Division (STAD)
4. Menyiapkan media yang diperlukan dalam materi mengidentifikasi
jaring-jaring balok dan kubus
5. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa yang akan digunakan oleh siswa.
Mempersiapkan lembar instrument pengumpulan data :
o Mempersiapkan lembar instruman observasi siswa dan guru selama
mengerjakan lembar kerja siswa dan diskusi dalam kelas.
o Mempersiapkan lembar evaluasi untuk menilai tingkat ketuntasan
belajar siswa
6. Merancang tes formatif.
7. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II pertemuan 2.

b. Pelaksanaan Siklus II pertemuan 2


I. Kegiatan Awal
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
3) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
32

4) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan kompetensi yang


diharapkan

2. Pada kegiatan inti


1) Guru menyajikan materi IPS tentang manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat
a. Mengingatkan kembali manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
b. Siswa dapat menentukan manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
2) Guru Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang manfaat sumber
daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
3) Guru mengeksposisi tentang manfaat sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
4) Guru kembali membagi membagi 16 Siswa kedalam 4 kelompok, 4
kelompok masing-masing beranggotakan 4 orang .
5) Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok
6) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS)
7) Siswa melakukan diskusi dengan kelompok kerja
8) Guru Melakukan pengamatan dan diskusi
9) Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
10) Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok, beberapa siswa secara bergantian
menyampaikan hasil diskusi mereka ke muka kelas.
11) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut;
12) Memberikan kesimpulan materi tentang manfaat sumber daya alam
untuk kesejahteraan masyarakat
33

13) Guru memberikan penegasan dari hasil kerja semua siswa.

3. Pada Kegiatan Akhir


a. Guru bersama-sama murid menyimpulkan pelajaran
b. Tindak lanjut dan pemberian PR

c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh supervisor 2 dengan menggunakan
lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktivitas siswa dalam
proses Kegiatan belajar mengajar (KBM) dan penggunaan waktu dalam
KBM. Hasil pengamatan supervisor 2 terhadap tugas guru pada saat
mengajar, ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1) Sebelum kegiatan inti guru melaksanakan kegiatan awal dengan baik
termasuk pengadaan apersepsi.
2) Dalam kegiatan inti guru menjelaskan materi pembelajaran dengan
menggunakan media yang tepat.
3) Dalam memberi pertanyaan, guru sudah tidak terfokus pada satu siswa
saja.
4) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan, sebagai berikut :
a. Siswa tampak percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru.
b. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa sudah serempak
menjawab dengan cepat.
c. Kerja kelompok sudah tampak hidup.
5) Hasil evaluasi sudah maksimal dari 3 pertemuan sebelumnya dengan
ketuntasan KKM sudah tercapai dari tujuan penelitian.

d. Refleksi.
Setelah peneliti memperoleh hasil pengamatan dan penjelasan
Supervisor 2, diperoleh refleksi sebagai berikut :
1) Secara klasikal siswa sudah 94% menguasai materi dan sumber
belajar yang diajarkan oleh guru.
2) Dalam pembelajaran Siklus II pertemuan 2 penggunaan media gambar
yang sesuai materi sudah maksimal sehingga mendukung pemahaman
34

siswa tentang materi manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan


masyarakat.
3) Penggunaan lembar kerja siswa dirancang untuk memaksimalkan hasil
belajar dan aktivitas siswa.
4) Pemberian motivasi pada pembelajaran Siklus II pertemuan 2
ditingkatkan dengan memberi pujian pada siswa.
5) Keaktifan siswa tampak sudah berhasil dengan menerapkan Model
Pambelajaran STAD.

C. Teknik Analisis Data


Dalam suatu penelitian terdapat dua macam data yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif menurut Ryan dan Bernard (2000) dalam Sukardi
(2006:71) adalah semua informasi yang berupa test, surat kabar, sit com, email,
ceritera rakyat, sejarah kehidupan yang berguna untuk membangun dan
mengarahkan pada pengembangan pengertian yang mendalam atas dasar setting
orang-orang yang teliti. Menurut Sukardi (2006:72) ada beberapa elemen
penting dalam analisis data yang perlu terus di ingat oleh setiap peneliti dalam
melakukan kegiatan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Proses analisis data ini mestinya dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji langkah berikutnya
adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan
responden. Selain itu, reduksi data juga dimaksudkan untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisir data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Menampilkan data
Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan,
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulakan dan memiliki makna
tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variabel
agar peneliti lain atau pembaca laporan penelitian mengerti apa yang telah
terjadi dan apa yang perlu di tindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
35

3. Verifikasi Data
Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penting,
dimana sejak awal pengumpulan data, peneliti sebaikanya peneliti juga
memulai memutuskan antara gejala yang mempunyai makna termasuk data-
data yang memilki pattern, konfigurasi, aliran penyebab dan proporsi dengan
data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna.
Teknis analisis data adalah analisis data tertata dalam situs (Miles,
Huberman, 1997: 137-155). Model -Model dalam analisis ini guna menarik
dan memverifikasi kesimpulan tentang situs tunggal, yaitu suatu fenomena
dalam konteks terbatas yang membentuk satu “kajian kasus,” apakah itu
kasus seorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok, satuan yang lebih
luas seperti departemen, organisasi, atau komunitas. Teknik analisis ini
adalah membangun sajian dengan mengembangkan format untuk menyajikan
data kualitatif, menganalisis dan mengambil kesimpulan.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini menggunakan syarat batas
KKM yaitu mencapai 70% secara individual dan 85% secara klasikal (suatu
kelas dapat dikatakan tuntas belajar jika kelas tersebut minimal 85% siswa
telah mencapai ketuntasan belajar kelas) ( Mulyasa, 2004: 99).
36

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Hasil Observasi Kegiatan pembelajaran
a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran IPS Siklus I Pertemuan 1
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan teman sejawat kegiatan
pembelajaran IPS yang sudah dilaksanakan guru, maka hasilnya dapat dilihat
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

Penilaian
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
A. Kegiatan Belajar Mengajar
1 Menanggapi salam dari guru dan berdoa bersama √
Memperhatikan apersepsi dan termotivasi untuk √
2 mulai belajar
Memperhatikan guru dalam menyampaikan √
3 tujuan pembelajaran
4 Memperhatikan penjelasan yang diberikan guru √
5 Menanggapi pertanyaan guru √
Mengikuti perintah guru saat pembagian √
6 kelompok dengan teratur
Menyampaikan pendapat ketika berdiskusi dalam √
7 kelompok sendiri
Bertanya pada saat diskusi/ pembelajaran √
8 berlangsung
Mengemukakan pendapat saat berdiskusi antar √
9 kelompok
10 Berdikusi sesuai dengan lembar/materi diskusi √
11 Menjawab pertanyaan/soal latihan √
12 Menyimpulkan hasil pembelajaran √
Memperhatikan penyampaian guru untuk √
13 pertemuan selanjutnya
Jumlah 1 11 1
Persentase (%) 48,08
Kualifikasi K (Kurang)

36
37

Dari tabel 4.1 diatas, aspek keterlaksanaan aktivitas siswa hanya


mencapai 48,08% dengan kualifikasi penilaian K (Kurang). Selanjutnya pada
Observasi Guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Penelitian Siklus I Pertemuan 1

Penilaian
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
A. Kegiatan Belajar Mengajar
Apersepsi, seperti menggali pengetahuan awal √
1
peserta didik dan lain sebagainya.
2 Memotivasi peserta didik √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √

Menjelaskan topik ajar diiringi dengan pemberian
4 contoh kepada peserta didik sesuai dengan materi
ajar.
5 Menggunakan alat peraga sesuai materi √
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk √
6
bertanya.
7 Membagi peserta didik menjadi beberapa √
kelompok belajar.
Mengarahkan kepada peserta didik pada materi √
8
pembelajaran dengan STAD
9 Meminta siswa menjawab pertanyaan guru √
10 Membimbing siswa dalam diskusi keompok √
Memberikan respon positif terhadap jawaban √
11
peserta didik
12 Memberi soal latihan √
Membimbing peserta didik dalam membuat √
13
kesimpulan akhir.
B. Penggunaan Waktu Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar
1 Memulai pelajaran tepat waktu √
2 Meneruskan pelajaran sampai habis waktunya √
Menghindari penundaan kegiatan selama √
3
pembelajaran
Jumlah 14 2
Persentase (%) 53,13
Kualifikasi K (Kurang)
38

Dari tabel 4.2 diatas, aspek keterlaksanaan aktivitas guru hanya mencapai
53,13% dengan kualifikasi penilaian K (Kurang).
Selanjutnya pada Siklus I pertemuan ke 2 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2

Penilaian
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
A. Kegiatan Belajar Mengajar
1 Menanggapi salam dari guru dan berdoa bersama √
Memperhatikan apersepsi dan termotivasi untuk √
2 mulai belajar
Memperhatikan guru dalam menyampaikan √
3 tujuan pembelajaran
4 Memperhatikan penjelasan yang diberikan guru √
5 Menanggapi pertanyaan guru √
Mengikuti perintah guru saat pembagian √
6 kelompok dengan teratur
Menyampaikan pendapat ketika berdiskusi dalam √
7 kelompok sendiri
Bertanya pada saat diskusi/ pembelajaran √
8 berlangsung
Mengemukakan pendapat saat berdiskusi antar √
9 kelompok
10 Berdikusi sesuai dengan lembar/materi diskusi √
11 Menjawab pertanyaan/soal latihan √
12 Menyimpulkan hasil pembelajaran √
Memperhatikan penyampaian guru untuk √
13 pertemuan selanjutnya
Jumlah 7 5 1
Persentase (%) 63,46
Kualifikasi C (Cukup)

Dari tabel 4.3 diatas, aspek keterlaksanaan aktivitas siswa sudah


mencapai 64,46% dengan kualifikasi penilaian C (Cukup). Selanjutnya pada
Observasi Guru dapat dilihat pada tabel berikut:
39

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Penelitian Siklus I Pertemuan 2

Penilaian
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
A. Kegiatan Belajar Mengajar
Apersepsi, seperti menggali pengetahuan awal √
1
peserta didik dan lain sebagainya.
2 Memotivasi peserta didik √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √

Menjelaskan topik ajar diiringi dengan pemberian
4 contoh kepada peserta didik sesuai dengan materi
ajar.
5 Menggunakan alat peraga sesuai materi √

6 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk √


bertanya.
7 Membagi peserta didik menjadi beberapa √
kelompok belajar.
Mengarahkan kepada peserta didik pada materi √
8
pembelajaran dengan STAD
9 Meminta siswa menjawab pertanyaan guru √
10 Membimbing siswa dalam diskusi keompok √
Memberikan respon positif terhadap jawaban √
11
peserta didik
12 Memberi soal latihan √

13 Membimbing peserta didik dalam membuat √


kesimpulan akhir.
B. Penggunaan Waktu Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar
1 Memulai pelajaran tepat waktu √
2 Meneruskan pelajaran sampai habis waktunya √
Menghindari penundaan kegiatan selama √
3
pembelajaran
Jumlah 8 8
Persentase (%) 62,50
Kualifikasi C (Cukup)

Dari tabel 4.4 diatas, aspek keterlaksanaan aktivitas guru hanya mencapai
62,50% dengan kualifikasi penilaian C (Cukup)
Selanjutnya pada Siklus II pertemuan ke 1 dapat dilihat pada tabel
berikut:
40

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

Penilaian
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
A. Kegiatan Belajar Mengajar
Menanggapi salam dari guru dan berdoa

1 bersama
Memperhatikan apersepsi dan termotivasi untuk √
2 mulai belajar
Memperhatikan guru dalam menyampaikan √
3 tujuan pembelajaran
4 Memperhatikan penjelasan yang diberikan guru √
5 Menanggapi pertanyaan guru √
Mengikuti perintah guru saat pembagian √
6 kelompok dengan teratur
Menyampaikan pendapat ketika berdiskusi √
7 dalam kelompok sendiri
Bertanya pada saat diskusi/ pembelajaran √
8 berlangsung
Mengemukakan pendapat saat berdiskusi antar √
9 kelompok
10 Berdikusi sesuai dengan lembar/materi diskusi √

11 Menjawab pertanyaan/soal latihan √

12 Menyimpulkan hasil pembelajaran √

Memperhatikan penyampaian guru untuk



13 pertemuan selanjutnya
Jumlah 1 11 1
Persentase (%) 80,77
Kualifikasi B (Baik)

Dari tabel 4.5 diatas, aspek keterlaksanaan aktivitas siswa sudah


mencapai 80,77% dengan kualifikasi penilaian B (Baik). Selanjutnya pada
Observasi Guru dapat dilihat pada tabel berikut:
41

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Penelitian Siklus II Pertemuan 1

Penilaian
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
A. Kegiatan Belajar Mengajar
Apersepsi, seperti menggali pengetahuan awal √
1
peserta didik dan lain sebagainya.
2 Memotivasi peserta didik √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √

Menjelaskan topik ajar diiringi dengan pemberian
4 contoh kepada peserta didik sesuai dengan materi
ajar.
5 Menggunakan alat peraga sesuai materi √
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk √
6
bertanya.
7 Membagi peserta didik menjadi beberapa √
kelompok belajar.
Mengarahkan kepada peserta didik pada materi √
8
pembelajaran dengan STAD
9 Meminta siswa menjawab pertanyaan guru √
10 Membimbing siswa dalam diskusi keompok √
Memberikan respon positif terhadap jawaban √
11
peserta didik
12 Memberi soal latihan √

13 Membimbing peserta didik dalam membuat √


kesimpulan akhir.
B. Penggunaan Waktu Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar
1 Memulai pelajaran tepat waktu √
2 Meneruskan pelajaran sampai habis waktunya √
Menghindari penundaan kegiatan selama √
3
pembelajaran
Jumlah 2 7 7
Persentase (%) 82,81
Kualifikasi B (Baik)

Dari tabel 4.6 diatas, aspek keterlaksanaan aktivitas guru sudah mencapai
82,81% dengan kualifikasi penilaian B (Baik).
42

Pada pertemuan ini nilai sudah memuaskan tapi belum maksimal


sehingga peneliti kembali melanjutkan pada pertemuan akhir yaitu siklus II
pertemuan 2.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

Penilaian
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
A. Kegiatan Belajar Mengajar
Menanggapi salam dari guru dan berdoa √
1 bersama
Memperhatikan apersepsi dan termotivasi untuk √
2 mulai belajar
Memperhatikan guru dalam menyampaikan √
3 tujuan pembelajaran
4 Memperhatikan penjelasan yang diberikan guru √
5 Menanggapi pertanyaan guru √
Mengikuti perintah guru saat pembagian √
6 kelompok dengan teratur
Menyampaikan pendapat ketika berdiskusi √
7 dalam kelompok sendiri
Bertanya pada saat diskusi/ pembelajaran √
8 berlangsung
Mengemukakan pendapat saat berdiskusi antar √
9 kelompok
10 Berdikusi sesuai dengan lembar/materi diskusi √
11 Menjawab pertanyaan/soal latihan √
12 Menyimpulkan hasil pembelajaran √
Memperhatikan penyampaian guru untuk √
13 pertemuan selanjutnya
Jumlah 1 12
Persentase (%) 98,08
Kualifikasi SB (sangat Baik)

Dari tabel 4.7 diatas, hampir semua aspek aktivitas siswa meencapai
maksimal yaitu 98,08% dengan kualifikasi penilaian SB (sangat Baik).
Selanjutnya pada Observasi Guru dapat dilihat pada tabel berikut:
43

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Penelitian Siklus II Pertemuan 2

Penilaian
No Aspek Yang Diamati
1 2 3 4
A. Kegiatan Belajar Mengajar
Apersepsi, seperti menggali pengetahuan awal √
1
peserta didik dan lain sebagainya.
2 Memotivasi peserta didik √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √

Menjelaskan topik ajar diiringi dengan pemberian
4 contoh kepada peserta didik sesuai dengan materi
ajar.
5 Menggunakan alat peraga sesuai materi √
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk √
6
bertanya.
Membagi peserta didik menjadi beberapa √
7
kelompok belajar.
Mengarahkan kepada peserta didik pada materi √
8
pembelajaran dengan STAD
9 Meminta siswa menjawab pertanyaan guru √
10 Membimbing siswa dalam diskusi keompok √
Memberikan respon positif terhadap jawaban √
11
peserta didik
12 Memberi soal latihan √
Membimbing peserta didik dalam membuat √
13
kesimpulan akhir.
B. Penggunaan Waktu Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar
1 Memulai pelajaran tepat waktu √
2 Meneruskan pelajaran sampai habis waktunya √

3 Menghindari penundaan kegiatan selama √


pembelajaran
Jumlah 1 15
Persentase (%) 98,44
Kualifikasi

Dari tabel 4.8 diatas, 98,44 % aspek aktivitas guru sudah terlaksana dengan
baik, dengan kualifikasi penilaian SB (sangat Baik.
44

2. Daftar Nilai evaluasi


Data hasil selama proses pembelajaran berupa nilai pada materi pokok
bahasan manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat. Data
penilaian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9 Nilai Evaluasi Pelajaran IPS Pra Siklus


NILAI HASIL
NO NAMA SISWA
EVALUASI
1 AHMAD ROYANI 60 Tidak tuntas
2 ANNISA KHUMAIRA 65 Tuntas
3 ATG FIRI MURAIDIN 55 Tidak tuntas
4 AULIA RAHMA 50 Tidak tuntas
5 FUJI ASTUTI 70 Tuntas
6 INDAH SARI 55 Tidak tuntas
7 MUHAMMAD FADLI 65 Tuntas
8 MUHAMMAD RAHDI 50 Tidak tuntas
9 MUHAMMAD REYHAN 60 Tidak tuntas
10 MUHAMMAD SAIDILLAH 50 Tidak tuntas
11 MUHAMMAD TAMDHAN 50 Tidak tuntas
12 RABIATUL ADAWIYAH 70 Tuntas
13 RESTU FADILLAH 60 Tidak tuntas
14 SARI ARLIANI 60 Tidak tuntas
15 SITI KARNINGSIH 60 Tidak tuntas
16 SITI NORHASANAH 60 Tidak tuntas
Jumlah Nilai 940 Dari 16 siswa
58,75 Rata-rata
Jumlah nilai Rata-rata
kelas
Siswa yang tuntas 4 Orang
Siswa yang tidak tuntas 12 Orang
25% Tuntas
Persentasi Ketuntasan Klasikal
75% Tidak Tuntas

Dari tabel 4.9 diatas, dapat terlihat bahwa hasil evaluasi kegiatan sebelum
perbaikan pembelajaran atau pada pra siklus masih terdapat 12 orang siswa
yang tidak tuntas atau 75%, dengan nilai rata-rata hanya mencapai 58,75 dan
siswa yang tuntas mencapai 25% atau 12 orang dari jumlah siswa 16 orang
siswa.
45

Setelah dilakukan perbaikan pada siklus 1 pertemuan 1 maka hasilnya


dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.10 Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 1


NILAI HASIL
NO NAMA SISWA
EVALUASI
1 AHMAD ROYANI 60 Tidak tuntas
2 ANNISA KHUMAIRA 70 Tuntas
3 ATG FIRI MURAIDIN 70 Tuntas
4 AULIA RAHMA 55 Tidak tuntas
5 FUJI ASTUTI 80 Tuntas
6 INDAH SARI 60 Tidak tuntas
7 MUHAMMAD FADLI 70 Tuntas
8 MUHAMMAD RAHDI 70 Tuntas
9 MUHAMMAD REYHAN 70 Tuntas
10 MUHAMMAD SAIDILLAH 60 Tidak tuntas
11 MUHAMMAD TAMDHAN 60 Tidak tuntas
12 RABIATUL ADAWIYAH 75 Tuntas
13 RESTU FADILLAH 70 Tuntas
14 SARI ARLIANI 70 Tuntas
15 SITI KARNINGSIH 60 Tidak tuntas
16 SITI NORHASANAH 70 Tuntas
Jumlah Nilai 1.070 Dari 16 siswa
66,88 Rata-rata
Jumlah nilai Rata-rata
kelas
Siswa yang tuntas 11 Orang
Siswa yang tidak tuntas 5 Orang
68,8% Tuntas
Persentasi Ketuntasan Klasikal
31,2% Tidak Tuntas

Dari tabel 4.10 diatas, dapat terlihat bahwa hasil evaluasi kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 terdapat 5 orang siswa yang tidak
tuntas atau 31,2%, dengan nilai rata-rata hanya mencapai 68,8 dan siswa yang
tuntas mencapai 11 orang atau 68,8% dari jumlah siswa 16 orang.
Selanjutnya hasil pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 dapat dilihat sebagai
berikut :
46

Tabel 4.11 Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 2


NILAI HASIL
NO NAMA SISWA
EVALUASI
1 AHMAD ROYANI 70 Tuntas
2 ANNISA KHUMAIRA 80 Tuntas
3 ATG FIRI MURAIDIN 70 Tuntas
4 AULIA RAHMA 60 Tidak tuntas
5 FUJI ASTUTI 90 Tuntas
6 INDAH SARI 60 Tidak tuntas
7 MUHAMMAD FADLI 80 Tuntas
8 MUHAMMAD RAHDI 80 Tuntas
9 MUHAMMAD REYHAN 80 Tuntas
10 MUHAMMAD SAIDILLAH 60 Tidak tuntas
11 MUHAMMAD TAMDHAN 70 Tuntas
12 RABIATUL ADAWIYAH 80 Tuntas
13 RESTU FADILLAH 80 Tuntas
14 SARI ARLIANI 70 Tuntas
15 SITI KARNINGSIH 60 Tidak tuntas
16 SITI NORHASANAH 70 Tuntas
Jumlah Nilai 1.160 Dari 16 siswa
72,50 Rata-rata
Jumlah nilai Rata-rata
kelas
Siswa yang tuntas 12 Orang
Siswa yang tidak tuntas 4 Orang
75% Tuntas
Persentasi Ketuntasan Klasikal
25% Tidak Tuntas

Dari tabel 4.10 diatas, dapat terlihat bahwa hasil evaluasi kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 terdapat 4 orang siswa yang tidak
tuntas atau 25% dengan nilai rata-rata hanya mencapai 72,50 dan siswa yang
tuntas mencapai 11 orang atau 75% dari jumlah siswa 16 orang.
Selanjutnya nilai evaluasi kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2
pertemuan 1 dapat lihat sebagai berikut :
47

Tabel 4.12 Nilai Evaluasi Siklus II Pertemuan 1

NILAI HASIL
NO NAMA SISWA
EVALUASI
1 AHMAD ROYANI 75 Tuntas
2 ANNISA KHUMAIRA 90 Tuntas
3 ATG FIRI MURAIDIN 75 Tuntas
4 AULIA RAHMA 60 Tidak tuntas
5 FUJI ASTUTI 100 Tuntas
6 INDAH SARI 70 Tuntas
7 MUHAMMAD FADLI 80 Tuntas
8 MUHAMMAD RAHDI 80 Tuntas
9 MUHAMMAD REYHAN 80 Tuntas
10 MUHAMMAD SAIDILLAH 70 Tuntas
11 MUHAMMAD TAMDHAN 80 Tuntas
12 RABIATUL ADAWIYAH 90 Tuntas
13 RESTU FADILLAH 80 Tuntas
14 SARI ARLIANI 75 Tuntas
15 SITI KARNINGSIH 60 Tidak tuntas
16 SITI NORHASANAH 75 Tuntas
Jumlah Nilai 1.240 Dari 16 siswa
77,50 Rata-rata
Jumlah nilai Rata-rata
kelas
Siswa yang tuntas 14 Orang
Siswa yang tidak tuntas 2 Orang
87,5% Tuntas
Persentasi Ketuntasan Klasikal
12,5% Tidak Tuntas

Dari tabel 4.11 diatas, dapat terlihat bahwa hasil evaluasi kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II pertemuan 1 terdapat 2 orang siswa yang
tidak tuntas atau 12,5% dengan nilai rata-rata hanya mencapai 77,50 dan siswa
yang tuntas sudah mencapai 14 orang atau 87,5 % dari jumlah siswa 16
orang.
48

Selanjutnya nilai evaluasi kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2


pertemuan 2 dapat lihat sebagai berikut :

Tabel 4.13 Nilai Evaluasi Siklus II Pertemuan 2

NILAI HASIL
NO NAMA SISWA
EVALUASI
1 AHMAD ROYANI 90 Tuntas
2 ANNISA KHUMAIRA 100 Tuntas
3 ATG FIRI MURAIDIN 80 Tuntas
4 AULIA RAHMA 60 Tidak tuntas
5 FUJI ASTUTI 100 Tuntas
6 INDAH SARI 80 Tuntas
7 MUHAMMAD FADLI 90 Tuntas
8 MUHAMMAD RAHDI 90 Tuntas
9 MUHAMMAD REYHAN 90 Tuntas
10 MUHAMMAD SAIDILLAH 80 Tuntas
11 MUHAMMAD TAMDHAN 90 Tuntas
12 RABIATUL ADAWIYAH 100 Tuntas
13 RESTU FADILLAH 90 Tuntas
14 SARI ARLIANI 80 Tuntas
15 SITI KARNINGSIH 80 Tidak tuntas
16 SITI NORHASANAH 80 Tuntas
Jumlah Nilai 1380 Dari 16 siswa
86,25 Rata-rata
Jumlah nilai Rata-rata
kelas
Siswa yang tuntas 15 Orang
Siswa yang tidak tuntas 1 Orang
93,8% Tuntas
Persentasi Ketuntasan Klasikal
6,3% Tidak Tuntas

Dari tabel 4.12 diatas, dapat terlihat bahwa hasil evaluasi kegiatan
perbaikan tahap ini hampir seluruh siswa tuntas belajar atau 93,8% dengan
nilai rata-rata hanya mencapai 86,25. Adapun siswa yang tidak tuntas
disebabkan faktor internal dari diri siswa.
Untuk melihat hasil hasil nilai evaluasi siswa secara kesluruhan maka
dapat dilihat tabel rekapitulasi dibawah ini :
49

Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siswa

Keterangan Pra Siklus 1 Siklus 1 Siklus Siklus


siklus ke- 1 ke- 2 II ke- 1 II ke- 2
940 1.070 1.160 1.240 1380
Jumlah Nilai persiklus
58,75 66,88 72,50 77,50 86,25
Rata-rata kelas

Jumlah Siswa yang 4 11 12 14 15


tuntas
25,0% 68,8% 75,0% 87,5% 93,8%
Persentasi (%) tuntas

Jumlah Siswa yang 12 5 4 2 1


tidak tuntas

Persentasi (%) tidak 75,0% 31,3% 25,0% 12,5% 6,3%


tuntas

Untuk melihat hasil peningkatan aktivitas guru dan siswa serta hasil nilai
evaluasi siswa dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 4.1 Aktivitas Siswa siklus I dan II


100 98,08%

90 80,77%%
80
70 63,46%
60
51,2%48,8%
50
40 36,54%

30
19,23%
20
1,92%
10
0
Siklus I ke-1 Siklus I ke-2 Siklus II ke-1 Siklus II ke-2

Keterangan :
Siswa Aktif Siswa tidak aktif/kurang Aktif
50

Grafik 4.2 Aktivitas Guru siklus I dan II


98,44 %
100
90 82,81%
80
70 62,50%
53,13%
60
50 46,87%
37,5%
40
30
17,19%
20
1,56%
10
0
Siklus I ke 1 Siklus I ke 2 Siklus II ke1 Siklus II k-2

Keterangan :
Aspek yang sudah terlaksana
Aspek yang belum/kurang/ tidak terlaksana

Grafik 4.3 Jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas


Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2
15
13 12
11
11
9
9 8 8
7
5 5
5 4
3 2
1
1
-1 Pra Siklus Siklus 1 ke-1 Siklus 1 ke-2 Siklus II ke-1 Siklus II ke-2

Keterangan :
Jumlah Siswa yang tuntas
Jumlah Siswa yang tidak tuntas
51

Grafik Grafik 4.4 Peningkatan Nilai Rata-rata kelas persiklus

100
86,25
90
77,5
80 72,5
66,88
70
58,75
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 ke-1 Siklus 1 ke-2 Siklus II ke-1 Siklus II ke-2

Keterangan :
Nilai rata-rata kelas per siklus

Grafik 4.5 : Persentasi (%) ketuntasan klasikal

100 93,8%
87,5%
90
75% 75%
80 68,8%
70
60
50
40 31,8%
25% 25%
30
12,5% 6,2%
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 ke-1 Siklus 1 ke-2 Siklus II ke-1 Siklus II ke-2

Keterangan :
Persentasi (%) siswa yang tuntas klasikal
Persentasi (%) Siswa yang tidak tuntas
52

B. Pembahasan
1. Aktivitas Siswa dan Guru
Peningkatan aktivitas siswa dilakukan dengan mengisi cek list dimana
terdapat 13 aspek yang diamati. Pada pembelajaran Siklus I pertemuan ke-1
aspek keterlaksanaan aktivitas siswa hanya mencapai 48,08% dengan
kualifikasi penilaian K (Kurang).
Kemudian pada Siklus I pertemuan ke-2 aspek keterlaksanaan aktivitas
siswa sudah mencapai 64,46% dengan kualifikasi penilaian C (Cukup).
Selanjutnya Pada Siklus II pertemuan ke-1 aspek keterlaksanaan aktivitas
siswa sudah mencapai 80,77% dengan kualifikasi penilaian B (Baik). Pada
Siklus II pertemuan ke-2 hampir semua aspek aktivitas siswa mencapai
maksimal yaitu 98,08% dengan kualifikasi penilaian SB (sangat Baik).
Peningkatan aktivitas guru juga dilakukan dengan mengisi cek list dimana
terdapat 16 aspek yang diamati.
Untuk aktivitas guru peningkatan Siklus I pertemuan ke-1 aspek
keterlaksanaan aktivitas guru hanya mencapai 53,13% dengan kualifikasi
penilaian K (Kurang). Kemudian pada Siklus I pertemuan ke-2 aspek
keterlaksanaan aktivitas guru hanya mencapai 62,50% dengan kualifikasi
penilaian C (Cukup) Pada Siklus II pertemuan ke-1 aspek keterlaksanaan
aktivitas guru sudah mencapai 82,81% dengan kualifikasi penilaian B (Baik).
Selanjutnya Pada Siklus II pertemuan ke-2 aspek aktivitas guru sudah
terlaksana dengan maksimal atau mencapai 98,44 %, dengan kualifikasi
penilaian SB (sangat Baik.

2. Hasil belajar siswa


Berdasarkan tes evaluasi hasil belajar serta diskusi dengan teman
sejawat/ observer perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah
menunjukan peningkatan yang memuaskan. Sebelum perbaikan nilai rata-rata
siswa hanya 58,75 jumlah siswa yang tuntas 4 orang (25%) dan yang tidak
tuntas 12 orang (75%). Setelah perbaikan siklus I ke-1 maka jumlah rata-rata
kelas sudah mencapai 66,88, jumlah siswa yang tuntas 11 orang (68,8%) dan
yang tidak tuntas 5 orang (31,3%).
53

Selanjutnya siklus I ke-2 maka jumlah rata-rata kelas mencapai 72,50,


jumlah siswa yang tuntas 12 orang (75%) dan yang tidak tuntas 4 orang
(25%). Pada siklus II ke-1 maka jumlah rata-rata kelas mencapai 77,50, jumlah
siswa yang tuntas 14 orang (87,5%) dan yang tidak tuntas 2 orang (12,5%).
Pada siklus II ke-2 jumlah rata-rata kelas mencapai 86,25, jumlah siswa yang
tuntas 15 orang (93,8%) dan yang tidak tuntas 1 orang (6,2%).

Berdasarkan analisis dan observasi pada beberapa pertemuan baik siklus I


maupun siklus II, baik mengenai aktivitas maupun hasil belajar siswa kelas IV
MIN 14 Hulu Sungai Tengah untuk mata pelajaran IPS sudah menunjukan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran STAD
terbukti efektif dan mampu untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS
khususnya pada materi manfaat sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat.
Menurut Mulyasa, 2004 Suatu kelas dapat dikatakan tuntas belajar jika
kelas tersebut minimal 85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar kelas
Aktivitas Siswa setidaknya mencapai kualifikasi baik dengan persentase antara
65% sampai 84%)
54

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Peningkatan aktivitas siswa dilakukan dengan mengisi cek list dimana
terdapat 13 aspek yang diamati.
1. Pada pembelajaran Siklus I pertemuan ke-1 aspek keterlaksanaan aktivitas
siswa hanya mencapai 48,08% dengan kualifikasi penilaian K (Kurang).
2. Siklus I pertemuan ke-2 aspek keterlaksanaan aktivitas siswa sudah
mencapai 64,46% dengan kualifikasi penilaian C (Cukup).
3. Pada Siklus II pertemuan ke-1 aspek keterlaksanaan aktivitas siswa sudah
mencapai 80,77% dengan kualifikasi penilaian B (Baik).
4. Pada Siklus II pertemuan ke-2 hampir semua aspek aktivitas siswa
mencapai maksimal yaitu 98,08% dengan kualifikasi penilaian SB (sangat
Baik).
Peningkatan aktivitas guru juga dilakukan dengan mengisi cek list dimana
terdapat 16 aspek yang diamati.
1. Peningkatan Siklus I pertemuan ke-1 aspek keterlaksanaan aktivitas guru
hanya mencapai 53,13% dengan kualifikasi penilaian K (Kurang).
2. Siklus I pertemuan ke-2 aspek keterlaksanaan aktivitas guru hanya
mencapai 62,50% dengan kualifikasi penilaian C (Cukup).
3. Pada Siklus II pertemuan ke-1 aspek keterlaksanaan aktivitas guru sudah
mencapai 82,81% dengan kualifikasi penilaian B (Baik).
4. Pada Siklus II pertemuan ke-2 aspek aktivitas guru sudah terlaksana dengan
maksimal atau mencapai 98,44 %, dengan kualifikasi penilaian SB (sangat
Baik.

Berdasarkan tes evaluasi hasil belajar serta diskusi dengan teman


sejawat/ observer perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah
menunjukan peningkatan yang memuaskan.
1. Sebelum perbaikan nilai rata-rata siswa hanya 58,75 jumlah siswa yang
tuntas 4 orang (25%) dan yang tidak tuntas 12 orang (75%).

54
55

2. Setelah perbaikan siklus I ke-1 maka jumlah rata-rata kelas sudah mencapai
66,88, jumlah siswa yang tuntas 11 orang (68,8%) dan yang tidak tuntas 5
orang (31,3%).
3. Siklus I ke-2 maka jumlah rata-rata kelas mencapai 72,50, jumlah siswa
yang tuntas 12 orang (75%) dan yang tidak tuntas 4 orang (25%).
4. Pada siklus II ke-1 maka jumlah rata-rata kelas mencapai 77,50, jumlah
siswa yang tuntas 14 orang (87,5%) dan yang tidak tuntas 2 orang (12,5%).
5. Pada siklus II ke-2 jumlah rata-rata kelas mencapai 86,25, jumlah siswa
yang tuntas 15 orang (93,8%) dan yang tidak tuntas 1 orang (6,2%).

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penelitian di atas saran yang dapat diberikan peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sebelum
pembelajarn dimulai.
2. Guru harus memiliki sifat dasar yaitu ikhlas dan ulet dalam melakukan
pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa akan dengan senang hati dan
ikhlas menerima pelajaran tersebut.
3. Guru harus dengan sabar membimbing siswa agar materi yang disampaikan
bukan merupakan pokok bahasan yang dirasakan sulit.
4. Guru juga disarankan agar dapat menggunakan model pembelajaran STAD
pada materi dan bidang pelajaran yang lain.
56

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara


Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bandung
Depdikud,2006, Petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar, Jakarta:
Depdikbud.
Daryanto, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : CV. Pustaka Setia.
Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Djamarah S.B, Zaini.A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
http://techonly13.wordpress.com/2010/10/27/keefektifan-model-pembelajaran-
kooperatif-tipe-stad/terhadap-hasil-belajar-siswa/ DI Akses April 2021.
Ibrahim, M. dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Muslimin Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif . Surabaya : University
Press.
M. Asikin. 2004. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta
Mulyono, 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesuiitan Belajar,.Jakarta: Rineka Cipta
Miles, M.B. & Huberman, A.M. (1992). Analisis data kualitatif : Buku sumber tentang
metode-metode baru (Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Beverly Hills CA : Sage
Publications, Inc. (Buku asli diterbitkan tahun 1984).
Mulyasa, E.2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. (2001). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Nur, Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta Depdiknas.
Abbas, Nurhayati. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Berorientasi
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Instruction).
Program Studi Pendidikan IPS Program pascasarjana. UNESA.
Peter Salim. 1995. kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Balai Pustaka
Pradnyo Wijayanti, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Rasimin. 2010. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi, dan Evaluasi. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Roestiyah. 1998.Strategi Belajar Mengajar dalam CBSA.Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 1995. CooperatVIe Learning : Teory, Research, and Practice,
Boston, MA: Ally and Bacon.
W.S. Winkel .2004. Prinsip-prinsip, Pembelajaran Efektif, Ciamis: Famili
Publishers

Anda mungkin juga menyukai