Anda di halaman 1dari 36

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TEMA TOKOH DAN

MELALUI METODE PICTORIAL RIDDLE PADA


SISWA KELAS VI SDN NO.144 / II PASIR
PUTIH MUARA BUNGO

OLEH :
ARIFALDI
856592774

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)

UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA JAMBI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat allah SWT karena


dengan rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyalesaikan laporan
pemantapan kemampuan propesional (PKP) sebagai syarat mata kuliah program
S1 (PGSD) Universitas terbuka jambi, dengan judul “Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Tema Tokoh dan Melalui Metode Pictorial Riddle Pada Siswa
Kelas VI SDN No.144 Pasir Putih Muara Bungo”.

Dalam laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat


kekurangan, dan alhamdulillh penulis banyak mendapat bantuan dan motivasi
dariberbagai pihak, terutama kepada:

1. Bapak Yasir Riady, S.S., M.Hum selaku kepala UPBJJ-UT Jambi.


2. Bapak Yahfenel Evi Fussalam, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing dalam
penulisan laporan ini dan selaku supervisor yang telah membantu dan
memberikan dorongan dalam penyusunan laporan ini.
3. Ibu Hj. Yunidar, S.Pd, MM. selaku kepala sekolah SDN No. 144 / II Pasir
Putih Muara Bungo yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian.
4. Orang tua, Teman-teman sejawat yang telah membantu menyusun laporan
ini.

Semoga laporan ini bermanfaat untuk semua pihak dan dapat


dipergunakan sebagai bahan pembelajaran. Penulis menyadari segala
kekurangan dalam penyusunan PKP ini, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga pembaca dan kita semua mendapat ridho dari Allah SWT.
Amin.

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi


DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................. 3

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................... 4

1. Bagi Siswa ...................................................................... 4

2. Bagi Guru ........................................................................ 4

3. Bagi Sekolah ................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................... 5


A. Pembelajaran IPA ....................................................................... 5

1. Hakikat Pembelajaran IPA ............................................. 5

2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ............................... 6

B. Materi Pelajaran .......................................................................... 7

C. Metode Pictorial Riddle ............................................................ 10


ii
1. Pengertian Metode Pictorial Riddle.............................. 10

2. Langkah – Langkah Metode Pictorial Riddle ............... 10

3. Keunggulan dan Kekurangan Metode Pictorial Riddle 10

D. Hubungan Pictorial Riddle dengan IPA ................................... 11

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN


PEMBELAJARAN ................................................................. 12
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian,

Pihak yang Membantu .............................................................. 12

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ................................. 13

C. Teknik Analisis Data ................................................................. 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 18


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................ 18

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............ 24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT .................. 27

A. Kesimpulan ............................................................................... 27
B. Saran Tindak Lanjut .................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran ............................ 12


Tabel 2. Persentase Ketuntasan Belajar .................................................... 17
Tabel 3. Hasil Belajar pada Prasiklus dan Siklus I ................................... 19
Tabel 4. Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II .................................... 22

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Rangkaian Seri ......................................................................... 8


Gambar 2. Rangkaian Paralel .................................................................... 8
Gambar 3. Rangkaian Seri – Paralel .......................................................... 8
Gambar 4. Bagan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ...................... 14
Gambar 5. Diagram Persentase Hasil Belajar Persiklus ......................... 25
Gambar 6. Jumlah Ketuntasan Persiklus ................................................ 26

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kesediaan sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ....................... 29
Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan sebagai Pendamping ................ 30
Lampiran 3. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran .................................. 31
Lampiran 4. Berkas RPP Prasiklus, RPP siklus I,
RPP Perbaikan Siklus II ............................................ 36
Lampiran 5. Alat Penilaian Simulasi PKP 1 dan 2 .................................... 47
Lampiran 6. Jurnal Pembimbing supervisor 2 ................................................
Lampiran 7. Hasil Tes Siswa Tertinggi dan Terendah pada Prasiklus,
Siklus I, Siklus II .......................................................................

vi
ABSTRAK

Arifaldi : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tema Tokoh dan Penemuan


Melalui Metode Pictorial Riddle Pada Siswa Kelas VI SDN
NO.144 / II Pasir Putih Muara Bungo.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pada pembelajaran


IPA dan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pictorial riddle dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dan menganalisis peningkatan hasil belajar
siswa kelas VI SDN NO.144 / II Pasir Putih Muara Bungo pada pembelajaran
IPA dengan metode PTK. Hasil tes siswa pada prasiklus menunjukan bahwa
nilai pembelajaran IPA masih belum maksimal persentase ketuntasan siswa
hanya 61,5 %. setelah dilaksanakan siklus I dengan menggunakan metode
pictorial riddle diperoleh hasil persentase ketuntasan siswa 73,1%, setelah
melakukan refleksi pada siklus I dan dilakukan penelitian siklus II dengan
metode yang sama dengan siklus I, pada tahap ini tampak peningkatan hasil
belajar dengan persentase ketuntasannya mencapai 80,9%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam penerapan metode pictorial riddle pada
pembelajaran IPA mampu meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VI SDN
NO.144 / II Pasir Putih Muara Bungo.

Kata Kunci : Pembelajaran IPA, Pictorial Riddle, Hasil Belajar,

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terstruktur untuk
mewujudkan semangat belajar dan sistem pembelajaran agar siswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, berprilaku baik,
serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-
undang Nomor 20 tahuan 2003 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan
mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan bangsa . Tujuan
pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat umum sehingga perlu
dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan dengan jenis dan
tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler
yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci menurut bidang
studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, Tujuan instruksional
dijabarkan menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tentu tidak terlepas dari
peranan seorang guru, dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen bab 1 pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa
guru memiliki tugas untuk mendidik, mengajar, membimbing serta

1
2

mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran salah satunya pada


pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA memiliki tujuan utama yaitu memahami konsep -
konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah.
Agar tercapainya tujuan tersebut, maka IPA harus diajarkan dengan cara
yang tepat dan dapat mengikut sertakan siswa secara aktif yaitu melalui
proses dan sikap ilmiah. Dalam IPA di Sekolah Dasar masih ditemukan
berbagai kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan ketepatan
penggunaan metode atau teknik dalam pembelajaran IPA dikelas VI SDN
No. 144 pasir putih. Berdasarkan hasil tes untuk pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA) siswa kelas VI SDN No. 144 pasir putih, masih
banyak siswa belum mencapai ketuntasan dalam belajar, hal ini terlihat
dari 43 siswa kelas VI hanya 20 orang siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM, sedangkan 23 orang siswa belum mencapai KKM. Tingkat
ketuntasan hanya mencapai 61,5%. Berdasarkan uraian diatas, menunjukan
bahwa tingkat pemahaman siswa pada materi IPA masih rendah karena
masih belum mencapai batas ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 70.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
memerlukan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Sehingga
siswa dapat menguasai kompetensi – kompetensi yang diharapkan. Suatu
upaya yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode pictorial riddle.
Metode pictorial riddle merupakan metode mengajar yang dapat
mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil
(Mulyasa, 2007). Metode ini juga memiliki keuntungan dalam proses
pembelajaran adah mendidik siswa untuk berfikir kritis yang secara fisik
dan mental terlibat dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat
memacu kreatifitas siswa dan motivasi siswa untuk belajar lebih baik dan
akhirnya pemahaman siswa terhadap konsep suatu materi dapat lebih baik
pula, sehingga hasil belajar semakin meningkat.
3

Metode pictorial riddle bisa dipadukan dalam pembelajaran IPA,


karena IPA tidak terlepas dari gambar untuk memperjelas pemahaman
siswa sehingga pada waktu guru memberikan pelajaran siswa langsung
bisa menangkap materi yang disampaikan oleh guru. Hal itu sesuai dengan
teori belajar Bruner (1974) yang menyatakan bahwa salah satu model
belajar yang dapat mengkonstruksikan pikiran siswa adalah melalui media
gambar (pictorial).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan,
penggunaan metode pictorial riddle perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu dilakukan penulisan
dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tema Tokoh dan
Melalui Metode Pictorial Riddle Pada Siswa Kelas VI SDN No.144
Pasir Putih Muara Bungo”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah diatas, maka yang akan menjadi
rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana proses penerapan metode pictorial riddle dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN No.144 Pasir Putih
pada pembelajaran IPA tema tokoh dan penemuan.?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN No.144
Pasir Putih pada pembelajaran IPA tema tokoh dan penemuan melalui
metode pictorial riddle.?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah penelitian perbaikan pembelajaran
diatas,, tujuan penelitian perbaikan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan penerapan metode pictorial riddle dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN No.144 Pasir Putih
pada pembelajaran IPA tema tokoh dan penemuan.
4

2. Menganalisis peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN No.144


Pasir Putih pada pembelajaran IPA tema tokoh dan penemuan melalui
metode pictorial riddle.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran disusun agar pembaca
dapat memanfaatkan hasil penelitian dalam rangka peningkatan mutu
Pendidikan.
1. Manfaat Bagi Guru
Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena dengan
adanya perbaikan akan menimbulkan rasa puas karena sudah melakukan
sesuatu untuk meningkatkan kualita pembelajaran.
2. Manfaat Bagi Siswa
Dengan adanya perbaikan pembelajaran maka dapat meningkatkan
penguasaan materi IPA tema Globalisasi dikelas VI SDN 144 / II Pasir
Putih.
3. Manfaat Bagi sekolah
Dari semua hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini nantinya
tentu ada suatu harapan yang dapat memberikan informasi dan dapat
dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan
disekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA
1. Hakikat Pembelajaran IPA
Ilmu pengetahuan alam atau science nature disebut sebagai ilmu
yang mempelajari tentang alam. Seperti pendapat yang disampaikan
samatowo (2006) bahwa ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang
mempelajari kejadian – kejadian yang terjadi dialam ini.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin disebut sebagi produk
IPA, yaitu kumpulan hasil kegiatan empirik, analitik yang dilakukan oleh
para ilmuan selama berabad-abad sebagai produk berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Jika ditelaah lebih lanjut
maka fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik sedangkan
konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teoriteori merupakan hasil dari
kegiatan analitik. Kedua IPA Sebagai Proses. Keterampilan proses adalah
keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan diantaranya mengamati,
mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, menuliskan
hipotesa, membuat grafik tabel data, definisi operasional, dan melakukan
eksperimen. Ketiga IPA Sebagai Sikap Ilmiah. Sikap ilmiah adalah sikap
tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuan untuk mencapai
hasil yang diharapkan
Ilmu Pengetahuan Alam sangat berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam dan segala isinya, bukan hanya sekedar penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip tetapi juga proses penemuan. Carin & Sund menjelaskan
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu cara untuk mengetahui
tentang alam semesta melalui kumpulan data yang diperoleh melalui
pengamatan dan penelitian yang terkontrol.

5
6

Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, IPA atau


Sains seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking)
untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara untuk
menyelidiki (a way of investigating) bagaimana fenomena-fenomena alam
dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge)
yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang. Menggunakan
pemahaman akan aspek-aspek yang fundamental ini, seorang guru sains
(IPA) dapat terbantu ketika mereka menyampaikan pada para siswa
gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh tentang semesta sains
(BSNP, 2006).
Sementara itu ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam
untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.; (1) makhluk hidup dan proses
kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan
lingkungan, serta kesehatan, (2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya
meliputi: cair, padat dan gas, (3) energi dan perubahannya meliputi: gaya,
bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana, (4) bumi dan
alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya (BSNP, 2006).
2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA di SD menunutut guru agar dapat membelajarkan
siswa untuk memahami, mengaplikasi dan mengembangkan konsep,
mngusai ketrampilan proses , memiliki wawasan kealaman, memiliki sikap
positif terhadap alam semesta. Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut
diperlukan program pembelajaran yang dapat merangkum semua tuntuan
diatas . Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam suatu pembelajaran
diperlukan metode dan pendekatan,
menurut Dadang Garnida (2003) : ada lima Pendekatan
pembelajaran yang digunakan di SD harus memperhatikan karakteristik
anak, tujuan pembelajaran / kompetensi yang akan dicapai, kondisi
lingkungan, anak, dan konsep yang diajarkan. Ada beberapa karakteristik
anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih
7

mengetahui keadaan siswa khususnya di tingkat Sekolah Dasar . Sebagai


guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi pendidik mengetahui
karakteristik dan kebutuhan siswa.
Adapun karakteristik dan kebutuhan siswa adalah sebagai berikut :
(1) Anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD
untuk melaksanakan pendidikan yang bermuatan permainan, lebih - lebih
di kelas rendah. (2) Anak SD pada dasarnya senang bergerak. Guru
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah tempat atau bergerak. (3) Anak SD pada dasarnya senang
bekerja dalam kelompok. Guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok (4) Anak
SD pada dasarnya senang merasakan atau melakukan / memperagakan
sesuatu secara langsung. Dengan demikian guru hendaknya merancang
yang memungkinkan pembelajaran anak terlibat secara langsung dalam
proses pembelajaran.
Tahap pembelajaran IPA di SD dapat dilakukan melalui tahap-
tahap, yaitu Menentukan kompetensi yang akan dipelajari, menetapkan
materi, menetapkan tujuan pembelajaran , menetapkan program ,
implementasi pembelajaran dan evaluasi , serta tindak lanjut.

B. Materi Pelajaran
Komponen sebuah rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat
dihubungkan atau disusun dengan berbagai cara. Tiga tipe yang sederhana
adalah rangkaian listrik seri, rangkaian listrik paralel, dan rangkaian listrik
campuran.
1. Rangkaian listrik seri adalah rangkaian listrik yang disusun secara
berderet atau berurutan.
2. Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara
sejajar atau bercabang.
8

3. Rangkaian listrik campuran adalah perpaduan antara rangkaian listrik


seri dan paralel yaitu disusun secara berderet atau berurutan sekaligus
sejajar .
Contoh Rangkaian Listrik

1. Rangkaian Listrik Seri

Gambar 1. Rangkaian Seri

2. Rangkaian Listrik Paralel

Gambar 2. Rangkaian Paralel

3. Rangkaian Listrik Campuran (Seri – Paralel)

Gambar 3. Rangkaian Seri - Paralel


9

Pemanfaatan rangkaian seri dan rangkaian paralel

1. Rangkaian Listrik Seri

a. Penggunaan lampu hias (lampu natal).

b. Lampu neon, di dalam box-nya memakai rangkaian seri.

c. Setrika listrik memiliki rangkaian seri antara pengatur panas dengan


lampu.

2. Rangkaian listrik Paralel

a. Distribusi PLN ke rumah-rumah.

b. Instalasi lampu di ruangan.

c. Penggunaan stop contact.

Perbedaan rangkaian seri dan rangkaian paralel

1. Rangkaian Listrik Seri

a. Hemat biaya karena kabel dan saklar yang dibutuhkan tidak banyak.

b. Jika salah satu lampu putus atau dilepas, maka lampu yang lain akan
ikut padam.

c. Memiliki nyala lampu yang tidak sama tingkat terangnya, semakin


jauh dengan sumber energi maka nyala lampu akan semakin redup.

2. Rangkaian Listrik Paralel

a. Biaya tinggi karena kabel dan saklar yang dibutuhkan lebih banyak.

b. Jika salah satu lampu putus atau dilepas, maka lampu yang lain akan
tetap menyala.

c. Memiliki nyala lampu yang sama tingkat terangnya, tidak


dipengaruhi oleh jauh dekatnya lampu dengan sumber energi.
10

C. Metode Pictorial Riddle


1. Pengertian metode pictorial riddle
Siswa berpendapat bahwa IPA merupakan konsep yang abstrak.
Salah satu metode yang digunakan untuk mengkonkretkan konsep IPA
yaitu pictorial riddle. Pictorial riddle merupakan salah satu model inkuiri
yang dapat mengembangkan motivasi dan minat berupa gambar, peragaan,
atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa (Sund, 1993).

2. Langkah - Langkah metode pictorial riddle


Langkah-langkah Proses Pembelajaran Dengan Metode Pictorial
Riddle Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Siswa disajikan permasalahan dengan gambar peristiwa yang
menimbulkan teka-teki.
b. Siswa mengidentifikasi masalah secara berkelompok dari
permasalahan yang diberikan.
c. Siswa melakukan pengamatan berdasarkan riddle bergambar yang
mengandung permasalahan.
d. Siswa merumuskan penjelasan

3. Keunggulan dan kekurangan metode pictorial riddle


Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Pictorial Riddle
Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran pictorial riddle
adalah :
A. Kelebihan
1) Membuat siswa lebih memahami konsep-konsep dasar dan dapat
mendorong siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
2) Melalui teka-teki gambar, materi yang diterima oleh siswa lebih
tahan lama.
3) Mendorong siswa untuk berpikir kritis.
11

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan


hipotesisnya sendiri.
5) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
6) Siswa tidak hanya belajar tentang konsep, tetapi siswa juga
mengalami proses belajar menemukan konsep tersebut.
7) Meningkatkan rasa tanggung jawab dan komunikasi sosial siswa.
8) Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari
sehingga materi dapat bertahan lama didalam ingatan.

B. Kekurangan
1) Siswa yang terbiasa belajar dengan hanya menerima informasi dari
guru kesulitan jika dituntut untuk berpikir sendiri.
2) Guru dituntut mengubah gaya mengajarnya yang awalnya sebagai
pemberi atau penyaji informasi, menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing siswa dalam belajar.
3) Penggunaan metode ini pada kelas besar serta jumlah guru yang
terbatas membuat pembelajaran kurang optimal.
4) Pemecahan masalah dapat bersifat mekanistis, formalitas, dan
membosankan.

D. Hubungan pictorial riddle dengan IPA


Pembelajaran IPA menggunakan pictorial riddle karena IPA tidak
terlepas dari gambar untuk memperjelas pemahaman siswa sehingga pada
waktu guru memberikan pelajaran siswa langsung bisa menangkap materi
yang disampaikan oleh guru. Hal itu sesuai dengan teori belajar Bruner
(1974) yang menyatakan bahwa salah satu model belajar yang dapat
mengkonstruksikan pikiran siswa adalah melalui media gambar (pictorial).
Hal itu sesuai dengan penelitian Mahmudah (2014) yang mendapatkan
hasil bahwa metode pictorial riddle dapat meningkatkan kemampuan
analisis, berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian perbaikan pembelajaran yang akan di
teliti adalah siswa kelas VI SDN 144 / II pasir putih. Dengan jumlah siswa 43
orang, dimana terdapat 21 orang siswa laki – laki dan 22 orang siswa
perempuan. Siswa di kelas VI ini dipilih sebagai subjek pelaksanaan
perbaikan berdasarkan hasil pengamatan awal oleh peneliti. Selain itu, kelas
VI ini juga merupakan kelas dimana tempat peneliti mengajar sehingga
peneliti berkeinginan kuat untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan perbaikan pelajaran IPA siswa kelas VI SDN
144 / II pasir putih kecamatan rimbo tengah, kabupaten bungo tahun
2021/2022. Berdasarkan data observasi prapenelitian yang menunjukan
rendahnya hasil pembelajaran IPA siswa, dan pembelajaran masih cenderung
menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dalam pembelajaran.
Selain itu guru juga belum pernah menerapkan metode pictorial riddle dalam
pembelajaran IPA.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA terdiri dari 3
siklus yaitu dilaksanakan selama bulan April dan Mei 2022. Jadwal perbaikan
sebagai berikut:
Tabel 1. waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
No. Siklus Tanggal

1 Prasiklus 16 April 2022


2 Siklus 1 25 April 2022
3 Siklus 2 12 Mei 2022

12
13

Adapun kegiatan dalam kurun waktu tersebut yaitu:


a. Hari pertama dalam minggu pertama, memperssiapkan pembuatan
(RPP) yang akan digunakan dalam metode pictorial riddle.
b. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan hari berikutnya setelah pembuatan
RPP dalam minggu pertam setelah mempersiapkan RPP.
c. Jika perlu perbaikan maka, perbaikan dilaksanakan pada minggu
selanjutnya.
4. Pihak yang Membantu
Dalam penelitian ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak disetiap tahapan atau siklusnya. Dari awal pembuatan laporan
Bapak Yasir Riady. S.S, M.Hum selaku Direktur UPBJJ Universitas Terbuka
Jambi telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat mengikuti
perkuliahan dengan baik sampai akhir menyelesaikan Laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional ini. Kemudian pada tahapan bimbingan Bapak
Yahfenel Evi Fussalam, M.Pd selaku supervisor 1 yang memberikan saran
dalam penulisan laporan. Selain itu, penulis juga mendapat bimbingan dalam
melakukan simulasi atau praktek mengajar dari Ibu Hj. Yunidar, S.Pd, MM
selaku Kepala Sekolah SDN 144 / II Pasir Putih dan teman-teman sejawat
memberikan semangat dan dorongan sehingga penulis mampu menyelesaikan
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini.
B. Desain Prosedur perbaikan pembelajaran
Desain prosedur perbaikan pembelajaran ini menggunakan
prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam beberapa
siklus. Dalam prosedur penelitian Tindakan kelas terdapat beberapa tahapan
yang dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:

13
14

Gambar 4. Bagan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas


dalam Arikunto (2021:42)
Dalam gambar Langkah -langkah perbaikan pembelajaran dengan penelitian
Tindakan kelas terdapat beberapa tahapan yang dapat dideskripsikan, yaitu:
1) Siklus I
a. Rencana pembelajaran
Langkah – Langkah yang dilakukan oleh penulis dalam siklus I
adalah menyiapkan rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran, bahan ajar,
media pembelajaran berupa gambar – gambar yang relevan, dengan
menggunakan metode pictorial riddle.
b. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada 25
april 2022 yang merupakan awal kegiatan perbaikan pembelajaran IPA kelas
VI SDN 144 / II pasir putih tahun pelajaran 2021 / 2022 yang berjumlah 43
siswa dengan tema tokoh dan penemuan dan subtema 2 penemuan dan
manfaatnya.
15

Disini penulis melakukan perekaman atas kegiatan perbaikan


pembelajarn siklus I. Adapun Langkah – Langkah kegiatan perbaikan siklus I
adalah sebagai berikut:
1. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang telah di pelajari
pada pertemuan sebelumnya
2. Guru menyajikan gambar dengan media gambar tentang rangkaian
listrik.
3. Siswa diminta untuk membaca materi rangkaian listrik paralel
4. Siswa juga diminta mengidentifikasi komponen yang ada dalam
rangkaian listrik
5. Siswa juga diminta untuk mengamati rangkaian yang ditampilkan
guru dalam bentuk gambar.
6. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengidentifikasi
komponen apa saja yang diperlukan dalam membuat rangkaian
listrik.
7. Di akhir pembelajaran guru menyimpulkan materi dan menutup
pembelajaran.
c. Pengamatan pembelajaran
Pengamatan dibantu oleh teman sejawat dengan mengamati
pelaksanaan pembelajaran untuk melihat kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran yang telah dilakukan.
d. Refleksi
Pada tahapan ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari
pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Refleksi
dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil
refleksi ini digunakan untuk menentukan langkah – Langkah selanjutnya
sebagai dasar perbaikan pada pembelajaran selanjutnya untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
16

2) Siklus II
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I akan diulangi jika
hasil yang diharapkan belum tercapai, dengan melakukan perbaikan yang
dilaksanakan pada siklus II dan seterusnya.
C. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis data kuatitatif. Dalam penelitian kuantitatif
teknik analisis data yang digunakan biasanya menggunakan statistik. Statistik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Menurut
Sugiyono (2015:207), teknik analisis deskriptif kuantitatif merupakan analisis
data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.
Analisis data kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang
diperoleh dari hasil tes tulis dalam bentuk soal. Data kuantitatif ini diperoleh
dengan menghitung nilai rata – rata kelas dari hasil tes yang telah dilakukan.

∑𝑥
𝑋= 𝑛

Keterangan :
X = Nilai rata – rata kelas
∑x = jumlah semua nilai siswa
n = Banyak siswa

Persentase ketuntasan belajar siswa dalam penelitian ini dihitung


menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


𝑃= × 100%
∑ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑎𝑤
17

Tabel 2. Persentase Ketuntasan Belajar


No Tingkat keberhasilan keterangan

1 86 – 100 Sangat Baik


2 76 – 85 Baik
3 66 – 75 Cukup
4 55 – 65 Kurang
5 < 55 Kurang sekali

Sumber : Purwanto (2012:103)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 144 /
II Pasir Putih, kecamatan Rimbo Tengah kabupaten bungo dimana sabjek
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VI yang berjumlah 43 orang yang
terdiri dari 21 orang siswa laki – laki dan 22 orang siswa perempuan.
Penelitian ini dilakukan 2 siklus yaitu siklus I ( 25 April 2022 pukul 10.00
WIB ) dan siklus II ( 12 Mei 2022 pukul 10.00 WIB ). Dengan adanya
penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 144 / II
Pasir Putih kecamatan Rimbo Tengah kabupaten Bungo.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan tindakan penelitian terlebih dahulu
mempersiapkan perencanaaan pembelajaran, materi apa yang akan digunakan
serta media apa yang mendukung proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada hari senin, 25
april 2022 pukul 08.30 – 09.30 WIB selama (2 x 35) menit. Adapun materi
yang diajarkan yaitu mendeskripsikan tentang rangkaian listrik. Pelaksanaan
tindakan ini mempunyai tiga tahap kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir yaitu sebagai berikut.
1) Kegiatan awal (15 menit)
Tindakan ini diawali dengan mengucapkan salam masuk kelas,
menyiapkan kondisi kelas, dilanjutkan dengan berdoa secara bersama –
sama sesuai dengan keyakinan masing – masing, melakukan absensi
siswa, menyanyikan lagu wajib bersama siswa, selanjutnya
menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari hari ini.

18
19

2) Kegiatan inti (45 menit)


Kegiatan inti ini yang dilaksanakan oleh guru terutama
menunjukan bagian rangkaian listrik, ciri – ciri rangkaian serta
komponen – komponen penyusun rangkaian tersebut menggunakan
metode pictorial riddle.
3) Kegiatan penutup (15 menit)
Kegiatan penutup ini yang dilaksanakan oleh guru dan siswa
dengan menarik kesimpulan atas materi serta tentang rangkaian listrik.
c. Pengamatan
Berdasarkan lembar pencatatan lapangan yang dilihat dari lembar
obsevasi guru dan lembar observasi pesertadidik. Pengamatan ini mencakup
tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu terdiri dari kegiatan awal, Kegiatan
inti dan kegiatan akhir. Sementara itu, persentase nilai rata-rata merujuk pada
Kunandar (2008:43) dengan rumus berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑝𝑒𝑛𝑒𝑛𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 = 𝑥 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Berdasarkan dari pelaksanaan tindakan siklus I memperoleh hasil yang dapat


dibandingkan dengan data hasil yang diperoleh siswa pada prasiklus dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil belajar pada prasiklus dan siklus I

NO NAMA SISWA Prasiklus Siklus I


Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1 Aditya Ramadhan 65 Tidak tuntas 70 Tuntas
Suryajati
2 Afif Al Rasid Pratama 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas
3 Ahmad Vicky Zolla Alfarizi 80 Tuntas 85 Tuntas
4 Alya Mukhbita 80 Tuntas 85 Tuntas
5 Athala Ridhona Feisya 68 Tidak tuntas 70 Tuntas
6 Atiqah Mahira 80 Tuntas 85 Tuntas
7 Azzam Kholil Ahmad 69 Tidak tuntas 72 Tuntas
8 Azura Febriani 70 Tuntas 75 Tuntas
9 Chintya Putri Aldian 80 Tuntas 85 Tuntas
20

10 Dzalia Seprica Putri 68 Tidak tuntas 70 Tuntas


11 Fernando Aflian Putra 65 Tidak tuntas 70 Tuntas
12 Ghassaniya Nasution 79 Tuntas 80 Tuntas
13 Ghio Fadliansyah .R. 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas
14 Helen Vitalia 68 Tidak tuntas 70 Tuntas
15 Hernanda Pratama 85 Tuntas 90 Tuntas
16 Ikbal Pratama 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas
17 Junita Kasraini 64 Tidak tuntas 68 Tidak tuntas
18 Kayyisa Syakira 90 Tuntas 95 Tuntas
19 Kenzie Abrizam . F. 90 Tuntas 95 Tuntas
20 Lezky Azam Ramadhan 60 Tidak tuntas 68 Tidak tuntas
21 M. Azril Ilham 65 Tidak tuntas 68 Tidak tuntas
22 M. Kevin 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas
23 M. Zikri Darmawan 75 Tuntas 80 Tuntas
24 Musdalifah Muhkaromah 65 Tidak tuntas 67 Tidak tuntas
25 Mutia Syafira Gusli 69 Tidak tuntas 75 Tuntas
26 Nova Dwi Permata Sari 69 Tidak tuntas 70 Tuntas
27 Nurmarini 64 Tidak tuntas 68 Tidak tuntas
28 Oktavia Welmico 60 Tidak tuntas 68 Tidak tuntas
29 Putri Luthfiyyah 80 Tuntas 85 Tuntas
30 Rafa Febriansyah 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas
31 Refi Septri Ramadani 64 Tidak tuntas 67 Tidak tuntas
32 Reza Ardian 70 Tuntas 75 Tuntas
33 Ridho Romadhan 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas
34 Rilfani Amrizal 59 Tidak tuntas 60 Tidak tuntas
35 Salsa Aprilia Putri 70 Tuntas 80 Tuntas
36 Sapriyanto 70 Tuntas 80 Tuntas
37 Siti Rahil 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas
38 Suci Wahyu Ningsih 80 Tuntas 85 Tuntas
39 Syabiel Natarissalam 58 Tidak tuntas 60 Tidak tuntas
40 Syaifullah Nur Afdan 60 Tidak tuntas 65 Tidak tuntas
41 Wildan Tri Putra 70 Tuntas 80 Tuntas
42 Yunita 59 Tidak tuntas 60 Tidak tuntas
43 Zubaidah Zaskya 58 Tidak tuntas 63 Tidak tuntas
Ramadani
JUMLAH 2496 3144
NILAI RATA – RATA 61,5 73,1

Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel 3 menunjukkan bahwa


terdapat perbedaan antara prasiklus dan siklus 1. Pada prasiklus terlihat hanya
14 siswa yang mencapai ketuntasan dengan nilai 70 sampai 90 jika
dipersentasekan 32,5 %, dan terdapat 29 siswa yang memperoleh kriteria
21

kurang dengan nilai dari 58 sampai 69 jika dipersentasekan 67,4 %. Maka


dapat disimpulkan pembelajaran prasiklus belum mampu meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui hasil tes diperoleh masih
banyak dibawah kriteria ketuntasan yang di tetapkan yaitu dibawah nilai 70.
Pada siklus I memperoleh peningkatan hasil belajar siswa, dimana
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi 24 siswa dari 43
siswa, jika dipersentasekan 56%, disimpulkan lebih dari setengah siswa
mengalami peningkatan hasil belajar.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tes siklus 1 dan hasil diskusi guru dengan
pendamping direfleksikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penyajian materi
melalui pembelajaran dengan menggunakan metode pictorial riddle sudah
sesuai dengan rencana meskipun estimasi waktu yang digunakan terlalu
singkat. Peneliti dan observer merasa dalam penggunaan pembelajaran
tersebut masih memerlukan tambahan waktu dalam kegiatan inti; 2) Hasil tes
siklus I juga menunjukkan peserta didik belum memahami sepenuhnya materi
yang diberikan oleh guru; 3) Guru masih kesulitan dalam mengelola kelas
karena masih terdapat peserta didik yang saling mengangu temannya .
2. Siklus II
a. Perencanaan
Menentukan kompetensi dasar dan menentukan materi yang kembali
akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan. Materi yang diajarkan pada
siklus II ialah ciri – ciri rangkaian seri, rangkaian paralel dengan
menggunakan metode pictorial riddle. Indikator yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus II yaitu sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi ciri –ciri dari rangkaian seri dan rangkaian paralel
pada rangkaian listrik.
2) Mengidentifikasi perbedaan dan persamaan dari rangkaian seri dan
rangkaian paralel.
22

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari kamis 12 mei 2022 Pukul
10.00 WIB. Dalam pelaksanaan ini materi yang digunakan tentang ciri – ciri
rangkaian seri, rangkaian paralel dan terdapat juga tiga tahapan kegiatan yaitu
kegiatan awal, inti dan penutup, namun ketiga tahapan ini mengacu pada hasil
refleksi siklus I yakni terfokus kepada estimasi waktu pelaksanaan metode
pictorial riddle, konsentrasi siswa, dan manajemen kelas oleh guru.
c. Pengamatan
Berdasarkan lembar pencatatan lapangan yang dilihat dari lembar
obsevasi guru dan lembar obeservasi yang diamati oleh guru dan pendamping
dapat diketahui bahwa untuk siklus 2 ini persentase hasil tes kemampuan
meningkat drastis jika dibandingkan dengan pra siklus dan siklus 1.
Tabel 4. Hasil belajar pada siklus I dan siklus II
NO NAMA SISWA Siklus I Siklus II
Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1 Aditya Ramadhan Suryajati 70 Tuntas 80 Tuntas
2 Afif Al Rasid Pratama 65 Tidak tuntas 69 Tidak
tuntas
3 Ahmad Vicky Zolla Alfarizi 85 Tuntas 95 Tuntas
4 Alya Mukhbita 85 Tuntas 95 Tuntas
5 Athala Ridhona Feisya 70 Tuntas 80 Tuntas
6 Atiqah Mahira 85 Tuntas 95 Tuntas
7 Azzam Kholil Ahmad 72 Tuntas 80 Tuntas
8 Azura Febriani 75 Tuntas 80 Tuntas
9 Chintya Putri Aldian 85 Tuntas 95 Tuntas
10 Dzalia Seprica Putri 70 Tuntas 80 Tuntas
11 Fernando Aflian Putra 70 Tuntas 78 Tuntas
12 Ghassaniya Nasution 80 Tuntas 90 Tuntas
13 Ghio Fadliansyah .R. 65 Tidak tuntas 75 Tuntas
14 Helen Vitalia 70 Tuntas 80 Tuntas
15 Hernanda Pratama 90 Tuntas 100 Tuntas
16 Ikbal Pratama 65 Tidak tuntas 70 Tuntas
17 Junita Kasraini 68 Tidak tuntas 75 Tuntas
18 Kayyisa Syakira 95 Tuntas 100 Tuntas
19 Kenzie Abrizam . F. 95 Tuntas 100 Tuntas
20 Lezky Azam Ramadhan 68 Tidak tuntas 75 Tuntas
21 M. Azril Ilham 68 Tidak tuntas 70 Tuntas
23

22 M. Kevin 65 Tidak tuntas 69 Tidak


tuntas
23 M. Zikri Darmawan 80 Tuntas 95 Tuntas
24 Musdalifah Muhkaromah 67 Tidak tuntas 70 Tuntas
25 Mutia Syafira Gusli 75 Tuntas 80 Tuntas
26 Nova Dwi Permata Sari 70 Tuntas 80 Tuntas
27 Nurmarini 68 Tidak tuntas 75 Tuntas
28 Oktavia Welmico 68 Tidak tuntas 75 Tuntas
29 Putri Luthfiyyah 85 Tuntas 95 Tuntas
30 Rafa Febriansyah 65 Tidak tuntas 69 Tidak
tuntas
31 Refi Septri Ramadani 67 Tidak tuntas 70 Tuntas
32 Reza Ardian 75 Tuntas 85 Tuntas
33 Ridho Romadhan 65 Tidak tuntas 70 Tuntas
34 Rilfani Amrizal 60 Tidak tuntas 65 Tidak
tuntas
35 Salsa Aprilia Putri 80 Tuntas 85 Tuntas
36 Sapriyanto 80 Tuntas 85 Tuntas
37 Siti Rahil 65 Tidak tuntas 69 Tidak
tuntas
38 Suci Wahyu Ningsih 85 Tuntas 95 Tuntas
39 Syabiel Natarissalam 60 Tidak tuntas 65 Tidak
tuntas
40 Syaifullah Nur Afdan 65 Tidak tuntas 78 Tuntas
41 Wildan Tri Putra 80 Tuntas 90 Tuntas
42 Yunita 60 Tidak tuntas 75 Tuntas
43 Zubaidah Zaskya Ramadani 63 Tidak tuntas 80 Tuntas
JUMLAH 3144 3482
NILAI RATA – RATA 73,1 80,9

Berdasarkan hasil belajar pada siklus II pada tabel diatas bahwa terlihat
adanya peningkatan kemampuan belajar IPA dari siklus I dan siklus II, pada
siklus II yang memperoleh nilai yang diatas 70 sampai 100 dalam kategori
tuntas yaitu 37 siswa jika dipersentasekan 86%, dan terdapat juga yang
memperoleh nilai dibawah 70 kategori tidak tuntas yaitu 6 siswa jika
dipersentasekan 13,9%.
d. Refleksi
Refleksi yang dilakukan pada siklus 2 meliputi 3 hal. Pertama,
Aktivitas Guru Siklus II secara keseluruhan sudah mencapai semua indikator
yang telah ditetapkan pada lembar observasi. Semua aktivitas guru sudah
24

berada dalam kategori baik sehingga dapat diartikan bahwa kualitas proses
pembelajaran sudah meningkat dan tidak ada aspek aktivitas guru yang harus
diperbaiki, namun yang ada adalah perlu ditingkatkan dan dipertahankan.
Kedua, Aktivitas Peserta didik Siklus II juga secara keseluruhan sudah
mencapai semua indikator yang telah ditetapkan pada lembar observasi.
Peserta didik mulai memiliki kesadaran untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran, memiliki semangat yang tinggi dan harus berpartisipasi dalam
kerja kelompok. Ketiga hasil belajar peserta didik penilaian tes yang
diperoleh peserta didik pada siklus II, hanya 6 siswa yang belum tuntas,
sedangkan 37 siswa sudah mendapat nilai diatas 70, rata – rata kelas sebesar
80,9 dengan ketuntasan 86%.
Berdasarkan ketuntasan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
peneliti dalam pembelajaran siklus II telah melaksanakan tugas dengan baik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan proses pembelajaran
maupun kemampuan belajar IPA pada siklus II. Dengan demikian penelitian
ini berhenti pada siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus
pada pembelajaran IPA yang menerapkan metode pictorial riddle dengan
memanfaatkan media gambar sebagai sumber belajar dengan subjek
penelitian siswa kelas VI SDN 144 / II Pasir Putih kecamatan rimbo tengah
kabupaten bungo dapat meningkatkan hasil belajar. Proses pembelajaran yang
awalnya hanya monoton saja atau tidak menggunakan metode yang
dilengkapi dengan penggunaan media, sehingga membuat siswa kurang aktif
dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, menjadi lebih baik setelah
menerapkan metode pictorial riddle dengan memanfaatkan alat peraga yaitu
media gambar sehingga materi lebih mudah diterima oleh siswa.
Dengan adanya peningkatan rata – rata skor terhadap hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran IPA yang menerapkan metode pictorial riddle
dengan memanfaatkan gambar sebagai media pendukung pembelajaran dan
mengalami peningkatan yang baik. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam
25

penerapan metode pictorial riddle dikarenakan pada model ini setiap kegiatan
pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terencana, Persentase data
persiklus dapat dilihat pada gambar 2.

90%
80%
70%
60%
50%
80,90%
40% 73,10%
61,50%
30%
20%
10%
0%
Prasiklus Siklus I Siklus II

Gambar 5. Diagram Persentase Hasil Belajar Persiklus

Penilaian kognitif pada prasiklus belum mencapai ketuntasan belajar


secara klasikal yaitu 61,50% dan siswa memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 14
siswa. Hal ini sangat berkaitan dengan kurang maksimalnya proses
pembelajaran. Selanjutnya dilakukan refleksi berdasarkan kekurangan
prasiklus dan dijadikan sebagai perbaikan pada siklus I. berdasarkan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, siswa memperoleh nilai ≥ 70
sebanyak 24 siswa dengan ketuntasan belajar klasikal 73,10% yang sudah
mencapai ketuntasan belajar, namun pelaksanaan siklus I masih terdapat
kekurangan maka dilanjutkan ke siklus II, siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
sebanyak 37 siswa dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 80,90%.
Penilaian ini dilakukan untuk melihat sebatas mana kemampuan peserta didik
saat mengerjakan soal evaluasi, dengan diadakannya penilaian, maka peserta
didik sendiri dapat mengetahui sejuah mana telah berhasil mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru dan penilaan tersebut ada dua
kemungkinan yaitu memuaskan dan tidak memuaskan (Arikunto, 2008: 6).
26

40
37
35
29
30
25 24
19 Tidak Tuntas
20
14 Tuntas
15
10
5 6

0
Prasiklus
Siklus I
Siklus II

Gambar 6. Jumlah Ketuntasan Persiklus

Berdasarkan data tersebut terdapat peningkatan terhadap hasil belajar


siswa dari prasiklus ke siklus I, siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil belajar
ini tidak lepas dari usaha guru dalam melakukan perbaikan – perbaikan
terhadap kegiatan – kegiatan yang belum terlaksana dengan baik pada
prasiklus dan siklus I, sehingga Perbandingan hasil belajar siswa dapat dilihat
dari hasil belajar di setiap siklus.
Peningkatan hasil belajar tersebut membuktikan adanya keterkaitan
antara metode pictorial riddle dengan pembelajaran IPA, dimana
pembelajaran IPA tidak terlepas dari gambar untuk memperjelas suatu
fenomena atau peristiwa – peristiwa yang berhubungan dengan alam. Hal itu
sesuai dengan teori belajar Bruner (1974) yang menyatakan bahwa salah satu
model belajar yang dapat mengkonstruksikan pikiran siswa adalah melalui
media gambar (pictorial).
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan
tentang meningkatkan hasil belajar ipa tema tokoh dan melalui metode
pictorial riddle pada siswa kelas vi sdn no.144 pasir putih muara bungo dapat
diambik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada penerapan metode pictorial riddle didalam pembelajaran IPA
tema tokoh dan penemuan dikelas VI SDN No.144 Pasir Putih
dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
2. Hasil belajar siswa melalui siswa kelas VI SDN No.144 Pasir Putih
pada pembelajaran IPA tema tokoh dan penemuan melalui metode
pictorial riddle mengalami peningkatan di setiap siklus yang
dilakukan, hal ini dapat terlihat pada siklus I capaian ketuntasan
siswa sebanyak 73,10% dan disiklus II sebanyak 80,90%.
B. Saran dan Tindak lanjut
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah
disimpulkan di atas, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan perlu
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru dapat menerapkan metode pictorial riddle pada materi
rangkaian listrik dalam tema tokoh dan penemuan, karena dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar.
2. Guru dapat menerapkan metode pictorial riddle pada materi lain
yang berkaitan dengan metode ini.

27
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dan Supardi Suhardjono. (2021). "Penelitian
Tindakan Kelas Edisi Revisi." Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
BNSP. (2006). Standar Isi Mata Pelajaran IPA SD, Jakarta
Carin, Arthur A., dan Sund, Robert B. (1989). Teaching Science Through
Discovery Columbus, Ohio: Merrill Publishing Company.
Garnida, dadang. (2003). Pendidikan IPA di SD. Bandung: Dirjen Dikti
Depdiknas.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Mahmudah, dkk. (2014). Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode
Pictorial Riddle dan Problem Solving Ditinjau dari Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kemampuan Analisis. Jurnal Inkuiri, 3(2):48-
59.
Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Purwanto, N. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengejaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudijono. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Samatowo, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah
Dasar. DEPDIKNAS.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta
Sund, R. (1993). Teaching Science by Inquiry. Ohio: Charles E. Merrill
Books, Inc.
Undang- undang Nomor 20 tahuan 2003 Tentang Tujuan Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

28

Anda mungkin juga menyukai