Anda di halaman 1dari 49

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE

OUTDOOR STUDY BAGI PESERTA DIDIK KELAS IV


SDN 155/VMUARA DANAUKECAMATAN RENAH
MENDALUH TAHUN PELAJARAN 2022-2023

PEMANTAPAN KETERAMPILAN PROFESIONAL (PKPR)

UNIVERSITAS TERBUKA

Oleh :
MUTIAH
NIM. 856599555

UPBJJ-UT JAMBI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
1
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar IPA Melalui Metode Outdoor Study Bagi Peserta Didik Kelas IV SDN 155/V
Muara Danau Kecamatan Renah Mendaluh”.
Ucapan terimakasih atas motivasi,saran dan bimbingan terselesainya penulisan
laporan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Yasir Riady S.S M Hum selaku Direktur UPBJJ Universitas Terbuka Jambi
yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat mengikuti perkuliahan
dengan baik sampai akhir menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional ini.
2. Ibu Dr. Dra. Yelia, M.Pd selaku supervisor 1 yang telah bersedia meluangkan waktu
dan memberikan saran dalam penulisan Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional ini. .
3. Bapak Zulkifli, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 155/V Muara Danau Kecamatan
Renah Mendaluh yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran ini.
4. Rekan-rekan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang seperjuangan dengan penulis
yang telah memberikan semangat dan dorongan sehingga penulis mampu
menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini.
5. Untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam membantu
penyelesaian Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini. Peneliti berharap
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk kemajuan pengetahuan kedepan.

Muara Danau 17 juni 2023


Penulis

MUTIAH

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

LEMBAR PERYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................iii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................viii

ABSTRAK........................................................................................................viiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................3

C. Tujuan Perbaikan...........................................................................3

D. Manfaat Perbaikan.........................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.................................................4

B. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar...................................5

C. Hasil Belajar..................................................................................7

D. Metode Outdoor Study..................................................................7

1. Pengertian Metode Outdoor Study.............................................7

2. Langkah-langkah Pendekatan Outdoor Study............................8

3. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Outdoor Study............8

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian dan pihak yang membantu 10


4
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran........................................10

C. Teknik Analisis Data........................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian......................................................................... 14

1. Siklus I ................................................................................. 14
2. Siklus I ................................................................................. 17
B. Pembahasan ............................................................................. 19

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................
23
B. Saran Tindak Lanjut ................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 24

5
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Jadwal Perbaikan Pembelajaran...............................................10

Tabel 2 Skor Pengamatan......................................................................13

Tabel 3 Interval Ketenuntasan Belajar...................................................13

Tabel 4. Hasil Tes dalam pembelajaran IPA pada Siklus I............. 16

Tabel 5. Hasil Tes dalam pembelajaran IPA pada Siklus II..................17

1
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Persentase Hasil Belajar Per siklus...................................................21
Gambar 3 Jumlah Ketuntasan Peserta Didik Per Siklus....................................24

1
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kesediaan Supervisor 2 Sebagai Pembimbing PKP.....................25


Lampiran 2 Perencenaan PTK............................................................................26

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Penelitian.......................27

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................29

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II................................32

Lampiran 6 Lembar Observasi/ APKG Siklus I................................................35

Lampiran 7 Lembar Observasi/APKG Siklus II

Lampiran 8 Jurnal Bimbingan

Lampiran 9 Hasil pekerjaan siswa

1
Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Outdoor Study
Bagi Peserta Didik Kelas IV SDN 155/V Muara Danau
Kecamatan Renah Mendaluh

Mutiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
*E-mail : tiaifanynasution12@gamil.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA Pada
peserta didik dengan Metode Outdoor Study, Jenis Penelitian yang dilakuakn adalah penelitian
tindakan kelas dengan cara mengobsevasi dan tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN
155/V Muara Danau Kecamatan Renah Mendaluh. Desain penelitian menggunakan model kimmis dan
MC.Taggart yang terdapat tiga tahap, Perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, Refleksi. Instrument
pengumpulan data menggunakan lembar jawaban observasi, angket dan soal tes. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada tindakan siklus 1 belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu
62,50% dan peserta didik memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 6 orang. Berdasarkan pembelajaran yang
dilakukan pada siklus II peserta didik memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 14 orang dengan ketuntasan
belajar secara klasikal 87,50% yang mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA. Metode, Outdoor Study

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam begitu juga dengan sebutan yang sering kita dengar
yaitu IPA adalah konsep pembelajaran alam yang mempunyai hubungan yang sangat
luas yang berkaitan dengan manusia. Konsep dari pemeblajaran IPA itu sendiri sangat
berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena
pembelajaran ini di anggap sebagai upaya untuk membangkitkan keinginan dan
kemampuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengatuhuan dan teknologi
tentang pemahaman alam semesta. Dengan adanya ilmu pengetahuan ini begitu
banyak fakta yang bisa diungkap dari hasil penemuan sehingga dikembangkan dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari pemebelajaran IPA di SD sebenarnya begitu sederhana yaitu agar
peserta didik dapat mengembangkan rasa suatu ingin tahu, pengetahuan dan
keterampilan mengenai alam atau lingkungan sekitar. Disisi lain, adanya pengetahuan
tentang IPA dapat mendorong peserta didik juga dapat menjaga dan melestarikan
alam semesta. Akan tetapi, tentu saja keberhasilan peserta didik dalam menyerap
pemeblajaran IPA tergantung pada penyajiannya materi pelajaran, media
pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pada suatu
pembelajaran itu lagi (Mulyasa,2006)
Perlu disadri juga bahwa keberhasilan dari proses pembelajaran IPA
ditentukan oleh banyak faktor lain, mulai dari guru,peserta didik, lingkungan, proses
pembelajaran, fasilitas penunjang lainnya. Kondisi pembelajaran yang kurang
bersahabat, penggunaan metode yang sama dan bersifat monoton membuat peserta
didik jenuhmengikuti pembelajaran. Situasi yang tidak nyaman di kelas juga
membuat peserta didik kurang percaya diri, malu, tidak berani, dan cendrung pasif
karena takut salah untuk tampil didepan kelas sehingga yang mengakibatkan
rendahnya aktivitas yang berujung pada rendahnya hasil nilai peserta didik.
Hasil observasi peneliti bersama guru mata pelajaran IPA kelas IV SDN
155/V Muara Danau Kecamatan Renah Mendalu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
bahwa nilai rata-rata hasil nilai pserta didik masih dalam kategori rendah yaitu
iii
dengan rentangan 68-73, nilai masih kurang memenuhi batas dari ketuntasan minimal
yang di tetapkan oleh sekolah yaitu75. Dari hasil evaluasi belajar yang di laksanakan
pada saat ujian harian dan ujian tengah semester (UTS) terlihat bahwa 16 peserta
didik didapatkan 7 peserta didik yang mendapatkan nilai di batas ketuntasan atau
43,75 % dan 9 peserta didik masih di bawah batas ketuntasan 56,25 %. Tentu saja
permasalahanini perlu dicarikan solusinya agar proses dan hasil belajar IPA disini
mencapai hasil yang di harapkan.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran tadi, dimulai dari mendorong guru dan peserta didik untuk dapat
berpartisifasi aktif dalam pembelajaran. Pemilihan tempat belajar di luar kelas
menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak dan dapat menjadi pengalaman
yang luar biasa bagi peserta didik. Dengan konsep pembelajaran IPA yang lebih
menekankan tentang alam semesta tentu saja diluar kelas menjadi tempat yang tepat
dalam pengembangan IPA. Hanya saja pemilihan metode pembelajaran yang perlu di
pertimbangkan.
Pembelajaran IPA tentu juga bukan hanya memerlukan tempat atau situasi
pembeljaran yang tepat namun juga membutuhkan adanya metode yang sesuai serta
cocok untuk digunkan. Salah satu metode yang cukup dikenal dan dianggap sesuai
serta cocok untuk digunakan. Salah satu metode yang cukup dikenal dan diannggap
sesuai dengan pembelajaran di luar kelas adalah metode outdoor study. Metode
outdoor study adalah kegiatan mengajak peserta didik lebih dekat dengan sumber
belajar yang sesungguhnya yaitu lingkungan sekitar baik alam dan masyarakat.
Metode outdoor pemebelajaran IPA menciptakan adanya intraksi antara guru dengan
peserta didik dan peserta didik lebih dekat dengan peserta didik atau sebaliknya
(Hamalik, 2011). Dengan kata lain, guru dan peserta didik saling belajar, sehingga
dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antara guru dan peserta didik.
Berdasarkan hasil latar belakang dan pertimbangan di atas, Maka penulis
tertarik dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Outdoor
Study Bagi Peserta Didik Kelas IV 155/V Muara Danau Kecamatan Renah
Mendaluh”

iv
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian perbaikan pembelajaran yang disusun adalah : Bagaimana peningkatan
proses dan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode outdoor study bagi peserta
didik kelas IV SDN 155/V Muara Danau Kecamatan Renah Mendaluh?

C. Tujuan Perbaikan
tujuan dari perbaikan pembelajaran ini adalah untuk mendeskripsikan dan
menganalisis peningkatan proses dan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode
outdoor study bagi peserta didik kelas IV SDN 155/V Muara Danau Kecamatan
Renah Mendaluh.

D. Manfaat Perbaikan
Dalam penelitian perbaikan pembelajaran yang dilakukan diharapkan dapat
berguna dan bermanfaat sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik, memperoleh pembelajaran yang menarik, sehigga dapat
menumbuhdan kembangkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
IPA
2. Bagi Guru, sebagai sumbangan pemikiran tentang usaha meningkatkan hasil
pembelajaran peserta didik khususnya pada mata pelajaran IPA terutama
pengalaman mengenai metode pembelajaran yang menarik, inovatif, aktif, kreatif
seperti metode pembelajaran outdoor study, sehingga guru dapat menerapkannya
dalam pendidikan di sekolah.
3. Bagi sekolah dan dunia pendidikan, perbaikan ini dapat memperkaya konsep dan
literature dalam bidang pendidikan khussnya pendidikan anak SD.

v
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar

Belajar adalah suatu proses yang biasanya ditandai dengan adanya


perubahan pada diri pribadi seseorang. Perubahan yang dimaksud hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya sikap dan tingkah laku, keterampilan
kecakapan dan kemampuan, daya rekasi, daya penerimaan dan lain-lain aspek
yang ada pada diri seseorang (Sudjana, 2013). Singkatnya seseorang dikatakan
telah belajar apabila seseorang tersebut mengalami perubahan pada beberapa
aspek yang ditentukan, meskipun juga ada yang mengatakan bahwa belajar
merupakan proses yang aktif sebagai respon dari keadaan di sekitar seseorang
tersebut.
Menurut Semiawan, (2002:18) memaknai pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) sebagai suatu pengkajian dan penterjemahan
pengalaman manusia tentang dunia fisik, yang mencakup semua aspek
pengetahuan yang dihasilkan oleh metode ilmiah yang tidak terbatas pada fakta
dan proses ilmiah tetapi juga berbagai aplikasi pengetahuan dan prosesnya
seperti pengamatan, perkiraan dan penilaian serta interpretasi. Secara
sederhana dapat diartikan IPA merupakan produk pembelajaran atau hasil dari
proses penyelidikan ilmiah yang dilandasi oleh sikap dan nilai-nilai tertentu.
Secara singkat, Asiah, S & Mintohari (2014: 2). mengemukakan,
penyelenggaraan pembelajran IPA di SD harus konsisten berorientasi pada (1)
pengembangan keterampilan proses; (2) pengembangan konsep; (3) aplikasi;
dan (4) isu sosial yang berdasar pada IPA. Tujuan penyelenggaraan yang
dimaksud adalah membantu peserta didik untuk memperoleh ide, pemahaman,
pengalaman, keterampilan, dan sikap dan kemampuan berpikir yang ilmiah
serta mampu mengaplikasikannya dalam dunia nyata terutama dalam
kehidupan secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Dari tujuan inilah
diharapkan konsep pengembangan diri tercapai, dan juga aspek keterampilan
proses peserta didik dan sikap ilmiah tumbuh yang diikuti minat rasa ingin

vi
tahu terhadap alam sekitarnya.
Dalam upaya menciptakan pemahaman proses dasar IPA dan sikap
ilmiah, diperlukan partisipasi dan keaktifan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir melalui pemecahan permasalahan-
permasalahan yang ada dalam kehidupan sekitarnya. Sehingga peserta didik
terbiasa untuk berpikir dan bersikap ilmiah. Menurut BSNP (2013)
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientificinquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Berdasarkan hal inilah pembelajaran IPA di SD/MI mengarahkan
pembelajaran pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Menurut Aris (2021) dalam masa anak, terjadi suatu proses
perkembangan yang sangat komprehensif baik dalam hal perkembangan fisik,
perubahan kognitif, perkembangan mental perkembangan emosional,
perekambangan sosial maupun perkembangan moral.
B. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar

Karakteristik perkembangan anak pada setiap tingkatannya berbeda. Jika


diamati kelas satu, dua, tiga dan empat SD biasanya pertumbuhan fisiknya
telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan
keseimbangannya. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia
kelas awal SD juga sudah mulai terlihat, dimulai dari pemahaman tentang
perbedaan jenis kelamin diantara mereka, adanya sikap kompetisi dengan
teman sebaya, keinginan mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan
mandiri.
Menurut Desmita dalam bukunya peserta didik kelas IV SD rata-rata
berusia sekitar 9-11 tahun. Lebih lanjut ia mengatakan berkaitan dengan
perkembangan anak, pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-
tahapatau periode-periode yang terus bertambah kompleks, yaitu: (1) tahap
sensori motor (0-2 tahun); (2) tahap preoperational (2-7 tahun); (3) tahap
concrete operational (7-11 tahun); (4) tahap Formal operational (11-15 tahun),
sehingga peserta didik kelas IV masuk dalam tahap concrete operational pada
tahap ini anak mulai berfikir secara logis tentang peristiwa yang nyata dan
vii
mengklasifikasi benda-benda ke dalam bentuk yang berbeda (Desmita,
2012:46-47).
Pendapat di atas sejalan dengan gagasan dari Susanto seorang ahli
pembeljaran anak, bahwa anak yang berusia 9-11 tahun termasuk dalam tahap
operasional konkret. Pada tahap ini peserta didik sudah mulai memahami
aspek-aspek menyeluruh dari suatu materi materi, misalnya volume dan
jumlah, mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa
golongan benda yang bervariasi tingkatannya. Selain sudah mulai mampu
berfikir secara logis, peserta didik juga sudah mampu berpikir sistematis
mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret (Ahmad Susanto.
2014:77).
Selain dari tahapan perkembangan berfikir logis dan sistemis,
perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun juga sudah berkembang. Sebagai
contoh peserta didik telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain,
telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan
telah mulai belajar tentang benar dan salah. Sementara, untuk perkembangan
kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya
dalam melakukan seriasi, mengelompokkan objek, berminat terhadap angka
dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami
sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu
(Hamalik Oemar, 2002:144).
C. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai
oleh seseorang peserta didik setelah mengalami proses belajar mengajar dalam
mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai
saja, akan tetapi dapat berupa perubahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan
dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif (Hamalik Oemar,
2002:105). Sementara ahli lain seperti Dimyati Dan Mudjiono (2009:2000)
berpendapat bahwa hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai
belajar peserta didik melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar.
Singkatnya hasil belajar dipakai untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran,

viii
dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai
berupa huruf atau kata atau symbol yang dapat diukur.
Dari pengertian tentang pengukuran di atas maka dalam mengukur hasil
belajar peserta didik digunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan suatu
tes dan non tes. Tes menurut Nana Sudjana (2010:35) sebagai alat penilaian
adalah pertanyaan pertanyaan yang diberikan kepadapeserta didik untuk
mendapat jawaban dalam bentuk lisan (tes lisan) seperti observasi, wawancara,
dan angket, dalam bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan). Jadi disimpulkan bahwa hasil belajar dalam penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah hasil pengematan aktivitas guru dan peserta didik serta
besarnya skor peserta didik yang diperoleh dari skor tes (tes formatif) dan non
tes (observasi keaktifan peserta didik menyimak materi dan keaktifan ketika
belajar bersama).
D. Metode Outdoor Study

1. Pengertian Metode Outdoor Study

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran IPA di awal kajian pustaka,


terlihat bahwa pembelajaran ini menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dengan alam sekitar serta mendorong peserta didik untuk aktif dan
mempunyai rasa ingin tahu. Dalam pembelajaran kegiatannya IPA
mengarahkan pada proses penemuan terhadap permasalahan alam sekitarnya
atau yang biasa disebut dengan istilah pendekatan ilmiah (scientific
approach) seperti mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan
menyajikan. Dengan adanya pendidikan luar kelas bertujuan agar peserta
didik dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan mengetahui
pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan
alam sekitar, serta memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam yang ada
sekitarnya (Andini, Nisye Frisca, 2018).
Pembelajaran diluar kelas atau dalam bahasa Inggris disebut Outdoor
Study merupakan suatu kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan di luar
kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar dari metode ini
berlangsung di alam bebas. Metode ini pada intinya menekankan perpaduan
antara belajar di dalam kelas dan belajar di luar ruangan kelas serta bertujuan

ix
untuk mengarahkan peserta didik ketika belajar di luar ruangan dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar atau alam terbuka (Adelia Vera, 2012:15-
17).

2. Langkah-Langkah Metode Outdoor Study

Menurut Husamah (2013:80) langkah-langkah pembelajaran IPA luar


kelas (outdoor study) yaitu: pra kegiatan yang dimulai dari membentuk
kelompok berbeda dan merancang aktifitas kelompok. Lalu, pendahuluan
yang berisikan tujuan pembelajaran, informasi awal materi, menentukan tugas
masing-masing kelompok, dan menentukan waktu/membagi waktu.
Kemudian, pengembangan, yang berisi pelaksanaan tugas yang telah
diberikan, motivasi dan pemantauan serta penguatan. Selanjutnya, tahap
ketiga yaitu penerapan sebagai tahap evaluasi bagi peserta didik. Tahap
keempat adalah penutup, yang merupakan kegiatan penarikan kesimpulan,
saran dan tindak lanjut bersama antara peserta didik dan guru.
Sedangkan menurut Adelia, (2012:18) di luar kelas guru memainkan
beberapa peranan dimulai dari berperan sebagai fasilitator, berperan sebagai
teman, berperan sebagai pelatih, berperan sebagai motivator. Dari peranan di
atas diatas dapat diilustrasikan langkah-langkah nya adalah sebagai berikut:
1) Guru mengintruksikan kepada peserta didik untuk berjalan dengan rapid
an tertib untuk belajar diluar kelas; 2) Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya; 3) Guru memberikan tugas kepada
peserta didik; 4) Guru bersama peserta didik mengevaluasi tugas peserta
didik; 5) Guru berperan sebagai motivator dengan selalu member
semangat peserta didik. Misalnya jika ada peserta didik yang bisa
menjawab pertanyaan dari guru peserta didik tersebut diberi nilai
tambahan atau diberi hadiah; 6) Guru dan peserta didik membuat
kesimpulan bersama.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Outdoor Study

Suyadi dalam Husamah (2013:25) menyebutkan bahwa manfaat


pembelajaran luar kelas antara lain: 1) Pikiran lebih jernih; 2) Pembelajaran
akan terasa menyenangkan; 3) Pembelajaran lebih variatif; 4) Belajar lebih
x
rekreatif; 5) Belajar lebih riil; 6) Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan

luas; 7) Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas; 8) Wahana belajar akan
lebih luas; 9) Kerja otak lebih rileks. Meskipun terlihat metode ini cukup
membantu dalam proses pembelajaran namun tentu saja ada kekurangan atau
kelemahannya.
Kekurangan Pembelajaran di luar kelas yang utama adalah memerlukan
suasana yang menyenangkan sehingga aspirasi anak terbangun. Pemanfaatan
ruangan kelas dan pemberdayaan lingkungan sekitar merupakan rumah
kedua, oleh karena itu sangat perlu dikelola dengan baik (Irawan, A. Dalam
Ginting; 2005). Sehingga kelemahan pembelajaran di luar kelas dapat
digambarkan antara lain: 1) Peserta didik akan kurang konsentrasi; 2)
Pengelolaan kelas akan lebih sulit terkondisi; 3) Waktu akan tersita (kurang
tepat waktu); 4) Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh peserta didik
lain atau kelompok lain; 5) Guru lebih intensif dalam membimbing; 6) Akan
muncul minat yang semu.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan di atas, dapat ditarik
menyimpulkan bahwa penerapan metode outdoor study dapat memberikan
kesan tersendiri bagi peserta didik terhadap apa yang dilihat, dialami, dan
dirasakan langsung sebagai suatu proses pembelajaran. Meskipun demikian,
untuk mengimplementasikan metode ini diperlukan suatu perencanaan dan
pertimbangan yang terbaik baik dalam pemilihan materi dan lokasi yang
cocok untuk menerapkan metode pembelajaran ini sehingga dalam
pelaksanaannya dapat berjalan lancar.

xi
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian


1. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian adalah peserta didik kelas IV SDN 155/V
Muara Danau kecamatan Renah Mendaluh. Terdapat 16 peserta didik terdiri
dari 8 laki-laki dan 8 perempuan. Tempat Penelitian

2. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN 155/V Muara Danau


yang beralamat di Jl. AMD 03 Desa Muara Danau kecamatan Renah
Mendaluh Kabupaten Tanjung Barat Provinsi Jambi
3. Waktu Penelitian
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei
2023 sampai dengan 22 Mei 2023 dimana materi pembelajaran tentang
operasi hitung seperti perkalian dan pembagian disiapkan dalam silabus
sekolah. Perbaikan pembelajaran ini dilakukan 2 siklus.

4. Pihak yng Membantu Penelitian

Perbaikan pada penelitian ini yang difokuskan pada peningkatan hasil


pembelajaran peserta didik. Mata pelajaran yang akan dipelajari adalah
Pembelajaran IPA pada kelas IV. Supaya penelitian ini berjalan dengan
lancar, peneliti akan melibatkan teman seawat yang akan memantu
pelaksanaan penelitian yaitu ibu Luffiah,S.Pd. sebagai guru senior di
sekolah.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain prosedur perbaikan pembelajaran ini menggunakan Metode
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan siklus I dan Siklus 2 pada
setiap siklus terdapat empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
xii
Siklus I
1. Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan ini Peneliti melaksanakan 3 kegiatan yaitu :
merumuskan tjuan pembelajaran, menyusun skenario dan langkah-langkah
pembelajaran, dan menyusun intrumen penilaian.

2. Pelaksanaan siklus I

Tahapan pelaksanaan siklus I terdiri dari kegiatan pendahuluan


kegiatan inti dan kegiatan akhir yaitu sebagai berikut:
Kegiatan Pendahuluan
Tindakan ini diawali dengan mengucapkan salam, menyiapkan
kondisi kelas, dilanjutkan dengan berdoa secara bersama- sama sesuai
dengan keyakinan masing-masing, melakukan absensi, peserta didik,
menyanyikan lagu wajib bersama siswa, selanjutnya membentuk kelompok
dan menyampaikan materi pelajaran pada hari ini.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti ini yang dilaksanakan oleh guru terutama menunjukan


bagian tanaman yang digunakan dalam meyampaikan materi struktur dan
fungsi bagian tumbuhan. Dalam meyampaikan materi guru menggunakan
metode outdoor studi.

Kegiatan akhir

Kegiatan inti ini yang dilaksanakan oleh guru terutama menunjukan


bagian tanaman yang digunakan dalam meyampaikan materi struktur dan
fungsi bagian tumbuhan. Dalam meyampaikan materi guru menggunakan
metode outdoor studi.

3. Tahapan Obsevasi Siklus I

Berdasarkan lembar pencatatan lapangan yang dilihat dari lembar


obsevasi guru dan lembar observasi pesertadidik. Pengamatan ini mencakup
tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu terdiri dari kegiatan awal, Kegiatan
inti dan kegiatan akhir. Dari hasil pengamatan terhadap peserta didik dapat
diketahui bahwa untuk siklus ini persentase proses pembelajaran sebesar

xiii
40,50%. Berdasarkan dari pelaksanaan tindakan siklus I.

4. Tahap Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil tes siklus 1 dan hasil diskusi guru dengan


pendamping direfleksikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penyajian materi
melalui pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor study sudah
sesuai dengan rencana meskipun estimasi waktu yang digunakan terlalu
singkat. Peneliti dan observer merasa dalam penggunaan pembelajaran
tersebut masih memerlukan tambahan waktu dalam kegiatan inti; 2) Hasil
tes siklus I juga menunjukkan peserta didik belum memahami sepenuhnya
materi yang diberikan oleh guru; 3) Guru masih kesulitan dalam mengelola
kelas karena masih terdapat peserta didik yang saling mengangu temannya .

Siklus II

1. Tahap Perencanaan Siklus 2

Sebelum pelaksanaan tindakan Peneliti terlebih dahulu berdiskusi


kembali bersama pendamping, Luffiah, S.Pd. Menentukan kompetensi dasar
dan menentukan materi yang kembali akan digunakan dalam pelaksanaan
tindakan. Materi yang diajarkan pada siklus II ialah struktur bagian
tumbuhan dengan menggunakan metode outdoor study. Indikator yang ingin
dicapai dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II yaitu sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan bagian akar tumbuhan dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri.
2) Mengidentifikasi bagian batang tumbuhan dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri
2. Tahap Pelaksanaan Siklus 2
Kegiatan Pendahuluan

Tindakan ini diawali dengan mengucapkan salam, menyiapkan


kondisi kelas, dilanjutkan dengan berdoa secara bersama- sama sesuai
dengan keyakinan masing-masing, melakukan absensi, peserta didik,
menyanyikan lagu wajib bersama siswa, selanjutnya membentuk kelompok
dan menyampaikan materi pelajaran pada hari ini.
Kegiatan Inti

xiv
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin
22 Mei 2023 Pukul 09-00- 11.15 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan ini
materi yang digunakan tentang fungsi bagian tumbuhan dan terdapat juga
tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
namun ketiga tahapan ini mengacu pada hasil refleksi siklus 1 yakni fokus
estimasi waktu pelaksanaan metode outdoor study, konsentrasi peserta didik,
dan manajemen kelas oleh guru.

Kegiatan Akhir

1. Guru dan peserta didik mengulas kembali kegitan yang sudah dilakukan

2. Peserta didik dengan guru menyimpulkan dari apa yang telah dipelajari
hari ini.

3. Tahapan Observasi Siklus 2

Berdasarkan lembar pencatatan lapangan yang dilihat dari lembar


obsevasi guru dan lembar obeservasi yang diamati oleh guru dan
pendamping dapat diketahui bahwa untuk siklus 2 ini persentase hasil
tes kemampuan meningkat drastis jika dibandingkan dengan pra siklus
dan siklus 1.

4. Tahapan Refleksi Siklus 2


Berdasarkan ketuntasan yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa peneliti dalam pembelajaran siklus II telah melaksanakan tugas
dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan
proses pembelajaran maupun kemampuan belajar IPA pada siklus II.
Dengan demikian penelitian ini berhenti pada siklus II dan pada

pertemuan ke II.

B. Teknik Analisis Data


Sebelum melakukan analisis data perbaikan pembelajaran maka
dilakukan tahapan pengumpulan data yang bersumber dari; 1) observasi,
dengan mengamati satu demi satu peserta didik ketika guru melaksanakan
tindakan. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi yang diisi
dengan memberi tanda check list; 2) Tes, hasil tes untuk mengukur satu

xv
kompetensi dasar; 3) Dokumentasi sebagai bukti dan arsip-arsip lain pada saat
kegiatan meningkatkan nilai belajar peserta didik dengan menggunakan metode
Outdoor berlangsung. untuk merekam kegiatan-kegiatan atau keaktifan setiap
peserta didik selama pemebalajaran.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 155/V Muara
Danau kecamatan Renah Mendaluh dimana Subjek dalam penelitian ini adalah
guru dan Peserta didik Kelas IV yang berjumlah 16 orang yang terdiri dari 8
laki-laki dan 8 perempuan. Penelitian ini dilakukan 2 siklus yaitu siklus I (
Senin, 15 Mei 2023 pukul 07.30 – 09.30 WIB) dan siklus II (Senin 22 Mei
2023 Pukul 09-00- 11.15 WIB). Dengan adanya penelitian perbaikan
pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan
hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 155/V Muara Danau kecamatan
Renah Mendaluh.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan tindakan Peneliti terlebih dahulu
mempersiapkan perencanaan yaitu peneliti berdiskusi bersama supervisor 2
yaitu salah satu guru pendamping yaitu Luffiah, S. Pd. Tentang menentukan
kompetensi dasar dan materi yang akan digunakan dalam pelaksanaan
tindakan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin,
15 Mei 2023 pukul 07.30 – 09.30 WIB selama (2 x 35) menit. Adapun
materi yang diajarkan yaitu mendiskripsikan hubungan antara struktur dan
fungsi bagian tumbuhan. Pelaksanaan tindakan ini mempunyai tiga tahap
kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir yaitu sebagai
xvi
berikut:
1) Kegiatan Awal (15 menit)
Tindakan ini diawali dengan mengucapkan salam masuk kelas,
menyiapkan kondisi kelas, dilanjutkan dengan berdoa secara bersama-
sama sesuai dengan keyakinan masing-masing, melakukan absensi

xvii
peserta didik, menyanyikan lagu wajib bersama siswa, selanjutnya
membentuk kelompok dan menyampaikan materi pelajaran pada hari
ini.
2) Kegiatan Inti (45 menit)
Kegiatan inti ini yang dilaksanakan oleh guru terutama
menunjukan bagian tanaman yang digunakan dalam meyampaikan
materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Dalam meyampaikan
materi guru menggunakan metode outdoor studi.
3) Kegiatan Penutup (15 menit)
Kegiatan penutup ini yang dilaksanakan oleh guru dan peserta
didik dengan menarik kesimpulan atas materi serta tentang struktur
dan fungsi bagian tumbuhan.
c. Pengamatan
Berdasarkan lembar pencatatan lapangan yang dilihat dari lembar
obsevasi guru dan lembar observasi pesertadidik. Pengamatan ini
mencakup tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu terdiri dari kegiatan
awal, Kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peserta didik dapat diketahui


bahwa untuk siklus ini persentase proses pembelajaran sebesar 40,50%.
Berdasarkan dari pelaksanaan tindakan siklus I Berikut hasil tes
kemampuan peserta didik yaitu sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Tes Peserta Didik pembelajaran IPA pada Siklus I
Nilai
No Nama P1 P2 Jumlah Rata-rata Keterangan
1 HZ 75 82 157 78,5 Tuntas
2 AF 60 70 130 65 B. Tuntas
3 NS 50 60 110 55 B. Tuntas
4 LA 85 86 171 85,5 Tuntas
5 NR 65 63 128 64 B.Tuntas
6 NZ 85 80 165 82,5 Tuntas
7 SP 55 50 105 52,5 B.Tuntas
8 LZ 45 48 93 46,5 B.Tuntas

1
9 WF 75 80 155 77,5 Tuntas
10 MI 40 50 90 45 B. Tuntas
11 HB 48 55 103 51,5 B. Tuntas
12 ZS 75 80 155 77,5 Tuntas
13 MIL 60 65 125 62,5 B. Tuntas
14 FI 65 70 135 67,5 B.Tuntas
15 NN 90 85 175 87,5 Tuntas
16 RP 60 65 125 62,5 B.Tuntas
Jumlah 1061
Rata-Rata 66,31

Tabel 4 tentang hasil tes di atas menunjukkan bahwa terdapat 6


orang yang mencapai dengan nilai 76 sampai 85 jika persentasekan
37,50%, dan terdapat 10 orang yang memperoleh kriteria kurang dengan
nilai dari 45 sampai 75 jika dipersentasekan 62,50%. Maka dapat
disimpulkan pelaksanaan pembelajaran siklus I belum sepenuhnya
berhasil meskipun telah ada peningkatan. Hal ini dibuktikan oleh hasil tes
yang diperoleh yang masih banyak dibawah kriteria yang ditetapkan
yaitu di bawah nilai 75, jika dipersentasekan hanya 62,50% peserta didik
yang memperoleh nilai kriteria yang ditetpakan yaitu 75.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tes siklus 1 dan hasil diskusi guru dengan
pendamping direfleksikan hal-hal sebagai berikut: 1) Penyajian materi
melalui pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor study sudah
sesuai dengan rencana meskipun estimasi waktu yang digunakan terlalu
singkat. Peneliti dan observer merasa dalam penggunaan pembelajaran
tersebut masih memerlukan tambahan waktu dalam kegiatan inti; 2) Hasil
tes siklus I juga menunjukkan peserta didik belum memahami
sepenuhnya materi yang diberikan oleh guru; 3) Guru masih kesulitan
dalam mengelola kelas karena masih terdapat peserta didik yang saling
mengangu temannya .

1
2. Siklus II
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan tindakan Peneliti terlebih dahulu berdiskusi
kembali bersama pendamping, Luffiah, S. Pd. Menentukan kompetensi
dasar dan menentukan materi yang kembali akan digunakan dalam
pelaksanaan tindakan. Materi yang diajarkan pada siklus II ialah struktur
bagian tumbuhan dengan menggunakan metode outdoor study. Indikator
yang ingin dicapai dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II yaitu
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan bagian akar tumbuhan dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri.
2) Mengidentifikasi bagian batang tumbuhan dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada hari
Senin 22 Mei 2023 Pukul 09-00- 11.15 WIB. Dalam pelaksanaan
tindakan ini materi yang digunakan tentang fungsi bagian tumbuhan dan
terdapat juga tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir namun ketiga tahapan ini mengacu pada hasil refleksi
siklus 1 yakni fokus estimasi waktu pelaksanaan metode outdoor study,
konsentrasi peserta didik, dan manajemen kelas oleh guru.
c. Pengamatan
Berdasarkan lembar pencatatan lapangan yang dilihat dari lembar
obsevasi guru dan lembar obeservasi yang diamati oleh guru dan
pendamping dapat diketahui bahwa untuk siklus 2 ini persentase hasil tes
kemampuan meningkat drastis jika dibandingkan dengan pra siklus dan
siklus 1.

1
Tabel 5. Kemampuan Belajar IPA Siklus II
Nilai
No Nama P1 P2 Jumlah Rata-rata Keterangan
1 HZ 90 80 170 85 Tuntas
2 AF 60 80 140 70 B. Tuntas
3 NS 80 90 170 85 Tuntas
4 LA 100 100 200 100 Tuntas
5 NR 100 100 200 100 Tuntas
6 NZ 100 100 200 100 Tuntas
7 SP 100 100 200 100 Tuntas
8 LZ 90 90 180 90 Tuntas
9 WF 100 100 200 100 Tuntas
10 MI 80 100 180 90 Tuntas
11 HB 80 100 180 90 Tuntas
12 ZS 100 80 180 100 Tuntas
13 MIL 60 80 140 70 B. Tuntas
14 FI 90 90 180 90 Tuntas
15 NN 90 100 190 95 Tuntas
16 RP 100 90 190 95 Tuntas
Jumlah 1460
Rata-Rata 91,25

Berdasarkan hasil tes pada siklus II pada tabel di atas bahwa


terlihat adanya peningkatan kemampuan belajar IPA dari siklus I dan
siklus II, pada siklus II yang memperoleh nilai yang di atas 85 sampai
100 dalam kategori tuntas yaitu 14 orang jika dipersentasekan 87,50%.
dan terdapat juga yang memperoleh nilai 70 kategori Tidak Tuntas yaitu
dengan jumlah 2 orang jika persetasekan 12,50%.

d. Refleksi
Refleksi yang dilakukan pada siklus 2 meliputi 3 hal. Pertama,
Aktivitas Guru Siklus II secara keseluruhan sudah mencapai semua
indikator yang telah ditetapkan pada lembar observasi. Semua aktivitas guru
sudah berada dalam kategori baik sehingga dapat diartikan bahwa kualitas
proses pembelajaran sudah meningkat dan tidak ada aspek aktivitas guru
yang harus diperbaiki, namun yang ada adalah perlu ditingkatkan dan
dipertahankan. Kedua, Aktivitas Peserta didik Siklus II juga secara

2
keseluruhan sudah mencapai semua indikator yang telah ditetapkan pada
lembar observasi. Peserta didik mulai memiliki kesadaran untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran, memiliki semangat yang tinggi dan harus
berpartisipasi dalam kerja kelompok. Ketiga hasil belajar peserta didik
penilaian tes yang diperoleh peserta didik pada siklus II, hanya 2 peserta
didik yang belum tuntas, sedangkan 14 peserta didik sudah mendapat nilai
di atas 75, rata-rata kelas sebesar 91,25 dengan ketuntasan 87,50%. Hasil
belajar siklus II ini sudah dikatakan tuntas, sesuai dengan ketuntasan belajar
klasikal minimal yang ditetapkan oleh Depdiknas yaitu 75% peserta didik
mendapat nilai >75 untuk mata pelajaran IPA. Sehingga Penelitian
Tindakan Kelas yang menerapkan metode outdoor study dengan Struktur
dan fungsi bagian tumbuhan sebagai sumber belajar ini dapat diakhiri.
Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti yang
bertindak sebagai praktisi/guru dan guru kelas bertindak sebagai observer
yang Monalisa, S.Pd. Peneliti membuat diagram di atas yang berdasarkan
lembar observasi peserta didik dari perbandingan hasil pertemuan I sampai
pertemuan II terlihat dengan jelas bahwa terjadi peningkatan pada proses
pembelajaran baik dari siklus I maupun siklus II, peningkatan tersebut dari
aspek peserta didik dengan menggunakan metode outdoor study saat proses
pembelajaran dengan mata pelajaran IPA dengan materi Struktur dan Fungsi
Bagian Tumbuhan. dari pertemuan sebelumnya pertemuan II Siklus II ini
terlihat sudah bahwa proses pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode outdoor study dinyatakan meningkat.
Berdasarkan ketuntasan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
peneliti dalam pembelajaran siklus II telah melaksanakan tugas dengan baik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan proses pembelajaran
maupun kemampuan belajar IPA pada siklus II. Dengan demikian penelitian
ini berhenti pada siklus II dan pada pertemuan ke II.

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil panelitian yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus
pada pembelajaran IPA yang menerapkan metode outdoor study dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dengan subjek penelitian
3
peserta didik kelas IV SDN 155/V Muara Danau kecamatan Renah Mendaluh
dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran. Proses pembelajaran yang
awalnya hanya di dominasi dengan ceramah guru atau kata-kata yang ada di

buku, sehingga membuat anak kurang aktif dan bosan dalam mengikuti
proses pembelajaran, menjadi lebih baik setelah menerapkan metode Outdoor
study atau belajar di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar karena guru mendekatkan peserta didik pada objek
pembelajaran, materi lebih mudah diterima oleh peserta didik karena peserta
didik bukan hanya menerima pengetahuan dari apa yang dia dengar tetapi
juga dari apa yang dia lihat dan dia lakukan sendiri.
Hal ini terlihat dari data hasil observasi guru dan peserta didik pada
siklus I dan Siklus II yang mengalami peningkatan. Pada aktivitas guru dari
rata-rata skor 40,25 dengan kategori terlaksana Kurang Baik dan meningkat
menjadi 57 pada siklus II dengan kategori Terlaksana Cukup Baik.
Sedangkan untuk aktivitas peserta didik dari rata-rata skor 40,50 dengan
kategori terlaksana Kurang Baik pada siklus I, meningkat menjadi 56,5
dengan kategori Terlaksana cukup Baik pada siklus II, dengan adanya
peningkatan rata-rata skor terhadap aktivitas guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran IPA yang menerapkan metode outdoor study dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sudah dilaksanakan dengan
baik.
Pencapaian ini senada dengan pendapat Barlia (2006:11) bahwa pada
anak usia Sekolah Dasar yang rata-rata berumur 6-12 tahun, seharusnya guru
lebih cenderung pada metode pembelajaran yang mengarahkan anak untuk
terlibat langsung dalam proses pembelajaran, sehingga anak akan lebih
mudah mengaitkan antara konsep dan hal-hal konkrit yang berkaitan dengan
materi yang telah mereka terima di kelas. Dengan adanya peningkatan rata-
rata skor terhadap aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran
IPA yang menarapkan metode outdoor study dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar sudah dilaksanakan dan mengalami
peningkatan yang baik. Meningkatnya kemampuan guru dan peserta didik
dalam menerapkan metode outdoor study dengan lingkungan sebagai sumber
belajar dikarenakan pada model ini setiap kegiatan pembelajaran dilakukan
4
secara bertahap dan terencana.

5
90,00%

80,00% 87,50%

70,00%
Siklus I
60,00% Siklus II
62,50%
50,00%

40,00%

30,00%
Siklus I Siklus II
20,00%

10,00%
Gambar 1. Persentase Hasil Belajar
0,00% Persiklus

Penilaian kognitif pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar


secara klasikal yaitu 62,50% dan peserta didik memperoleh nilai ≥75
sebanyak 6 orang. Hal ini sangat berkaitan dengan kurang maksimalnya
aktivitas guru dan peserta didik pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya setelah dilakukan refleksi berdasarkan kekurangan yang terdapat
pada siklus I dan dijadikan sebagai perbaikan pada siklus II. Berdasarkan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus II, peserta didik memperoleh nilai
≥75 sebanyak 14 orang dengan ketuntasan belajar klasikal 87,50% yang
sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Penilaian ini dilakukan
untuk melihat sebatas mana kemampuan peserta didik saat mengerjakan soal
evaluasi, dengan diadakannya penilaian, maka peserta didik sendiri dapat
mengetahui sejuah mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh guru dan penilaan tersebut ada dua kemungkinan yaitu memuaskan dan
tidak memuaskan (Arikunto, 2007: 6).

1
Siklus I Tuntas

Siklus I Tidak

Siklus II Tuntas

14 Siklus II Tidak

14
10
12

8
6
6

4 2

2
Tuntass Tidak Tuntas Tidak
0 s Siklus Siklus

Gambar 2. Jumlah Ketuntasan Persiklus

Berdasarkan data tersebut terdapat peningkatan dari siklus I


ke siklus II untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Peningkatan
nilai kognitif ini tidak lepas dari usaha guru dalam melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan-kegiatan yang belum
terlaksana dengan baik pada siklus I. perbandingan hasil nilai tes
siklus I dan siklus II.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran melalui


penerapan metode outdoor study dapat diambil kesimpulan, antara
lain:
1. Meningkatkan aktivitas pembelajaran yaitu pada aktivitas guru
dan peserta didik dari siklus I ke siklus II sehingga mencapai
kategori dengan kriteria cukup baik.
2. Meningkatkan hasil belajar melalui tes meningkat, hal ini dapat
dilihat dari nilai tes di siklus I dengan nilai rata-rata 66,31 dan
ketuntasannya 62,50%, kemudian meningkat pada siklus II
dengan nilai rata- rata mencapai 91,25 dan ketuntasan
klasikalnya mencapai 87,50%

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan perbaikan
pembelajaran ini ada beberapa saran yaitu:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu menyiapkan setiap
aspek dalam pembelajran karena dalam proses pembelajaran
memerlukan persiapan dan prencanaan yang tepat.
2. Peserta didik hendaknya berperan aktif dalam proses
pembelajaran serta mengasah kemampuan saat melakukan
pengamatan di lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Adelia,Vera. (2012). Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Ourdoor


Study).Yogyakarta: Diva press.
Andini, Nisye Frisca. (2018). Pengaruh Pembelajaran Outdoor Study
Terhadap Sikap Kepedulian Lingkungan Bagi Mahasiswa S1
Pendidikan Geografi STKIP Ahlussunah Bukittinggi. Jurnal
Kepemimpinan Dan Pengurusan Sekolah. Vol. 3 No. 2 hlm 109-
118.
Arikunto Suharsimi. ( 2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asiah, S & Mintohari. (2014). Penerapan Metode Out Door Activity
dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Sekolah Dasar. JPGSD.Vol 02 Nomor 03 hlm 1-11.
Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Bidang Seni di Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Perpusnas
Desmita, (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Ginting. V. (2005). Penguatan Membaca. Fasilitas Lingkungan
Sekolah dan Keterapilan Dasar Membaca Bahasa Indonesia serta
Mnat Baca Murid. Jurnal Pendidikan Penabur. Vol 4 No 4.
hlm17-35.
Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara Husamah. ( 2013). Pembelajaran Luar Kelas Outdoor
Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
Mulyasa. E. (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Semiawan, Conny. R. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf
Usia Dini, Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2010). Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Susanto,.A. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Lampiran 2

Perencanaan perbaikan pembelajaran


IPA

Fakta / Data Pembelajaran terjadi di kelas : Rata-rata hasil nilai peserta didik
masih dalam kategori rendah yaitu
dengan rentangan 68-73 nilai ini
masih kurang memenuhi batas
ketuntasan minimal yang di tetapkan

Indentifikasi masalah : Kondisi pembelajaran yang kurang


bersahabat, penggunaan metode yang
sama dan bersifat monoton membuat
peserta didik merasa jenuh mengikuti
pelajaran.

Analisis masalah : Guru masih menggunakan


metode klasik yakni mencatat
dan mendikte selama proses
pembelajaran tanpa
menggunakan media
pembelajaran

Alternative dan Prioritas : Mencoba teknik/metode baru dalam


pembelajaran, menggunakan metode
outdoor
Pemecahan Masalah

Rumusan Masalah : Bagaimana peningkatan proses dan


hasil belajar IPA dengan
menggunkan metode outdor study
bagi peserta didik kelas IV SDN
155/V Muara Danau Kecamatan
Renah Mendaluh?

RPP Perbaikan : Terlampir


Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS 1

SATUAN PENDIDIKAN : SDN 155/V Muara Danau


KELAS/SEMESTER : IV/II
MATA PELAJARAN : IPA
SUBTEMA : Struktur dan Fungsi Bagian
Tumbuhan
ALOKASI WAKTU : 4 x 35 Menit

A. Kompetensi inti (KI)


KII. Menerima dan menjalakna ajaran agama yang di anutnya.
KI2. Memiliki perilaku jujur,disiplin, tanggung jawa, satuan, peduli, dan
percaya diri dalam berintraksi dengan keluarga, teman dan guru

B. Kompetensi Dasar
Mendeskrifsikan hubungan anatara struktur tumbuhan dengan fungsinya

C. Indikator
1. Mengidentifikasi bagian akar tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan
itu sendiri
2. Mengidentifikasi bagian batang tumbuhan dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi bagian akar tumbuhan dan
fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri
2. Peserta didik daapat mengidentifikasi bagian batang tumbuhan dan
fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.

E. Media Pembelajaran
Stuktur dan Fugsi bagian tumbuhan
1. Akar
a. Struktur akar
b. Kegunaan akar
2. Batang
a. Jenis Batang
b. Kegunaan Batang

F. Sumber Belajar
a. Buku IPA S. Rosiwati, Dkk, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam dan
Lingkungan Untuk Kelas IV SD/MI (Jakarta : Tim Editor. PT. Setia
Purna Invest. Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
b. Lingkungan Sekitar Sekolah

G. Langkah-langkah Pemeblajaran
a. Kegiatan Awal (20 menit)
Apresiasi dan Motivasi
1. Mengucapkan salam dan Do’a
2. Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan cara
mengajukanpertanyaan terkait materi struktur dan fungsi bagian
tumbuhan
3. Guru memotivasi peserta didik untuk memperhatikan pelajaran
yang akan disampaikan sehingga peserta didik semangat dalam
belajar.
4. Guru menjelaskan metode pembelejaran yang akan diterapkan guru
menyampaikan tujuan yang hendak dicapai peserta didik

b. Kegiatan Inti (45 menit)


1. Guru mengarahkan peserta didik keluar kelas untuk melaksanakan
kegiatan pemebelajaran
2. Guru menyampaikan materi pemebelajaran tentang organ tubuh
tumbuhn
3. Guru menjelaskan tentang stuktur akar, jenis batang dan
memberikan contoh tanamannya.
4. Guru bertanya kepada peserta didik tentang organ tumbuhan.
5. Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok.
6. Guru memberikan batas waktu untuk melakukan pengamatan.
7. Masing-masing kelompok mengisi lembar kerja siswa dan
pengamatan yang dilakukan.
8. Guru membimbing kelompok ketika berbagi informasi dalam
pengisian LKS.
9. Peserta didik kembali kedalam kelas
c. Kegiatan akhir (10 menit)
1. Guru memberikan penguatan
2. Berdoa dan salam
G. Penilaian
1. Hasil test
2. Lembar Observasi

RENCANA PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN


(RPP) SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SDN 155/V Muara Danau


Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan
Kelas/Semester : IV/II
Pertemuan/Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Metode : Ceramah, Praktek, Outdoor, Observasi

A. Standar Kometensi : Memahami hubungan antara sturuktur organ


tumbuhan dengan fungsinya serta pemeliharaannya.
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan hubungan antara struktur
tumbuhan dan fungsinya
C. Indikator
1. Mengidentifikasikan bagian akar tumbuhan dan fungsinya bagi
tumbuhan itu sendiri.
2. Mengidentifikasi bagian batang tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan
itu sendiri

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi bagian akar tumbuhan dan
fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.
2. Peserta didik dapat menidentifikasi bagian batang tumbuhan dan
fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.

E. Materi Esensial
Struktur dan Fungsi bagian tumbuhan
1. Akar
a. Struktur Akar
b. Kegunaan Akar
2. Batang
a. Jenis Batang
b. Kegunaan Batang

F. Alat dan Sumber Belajar


1. Alat : Kertas HVS
2. Sumber
a. Buku IPA S. Rositawati, Dkk, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam dan
Lingkungan Untuk Kelas IV SD/MI (Jakarta: Tim Editor. PT. Setia
Purna Invest. Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
b. Lingkungan Sekitar Sekolah

G. Langkah-langkah Pembelajaran
(Tahap I)
Pra Kegiatan : Pra kegiatan yaitu bentuk kelompok berbeda dan
merancang aktifitas kelompok.
a) Kegiatan Awal (20 menit)
(Tahap II)
Apresiasi dan Motivasi
1. Menucapkan salam dan Do’a
2. Guru menggali pengetauan awal peserta didik dengan cara
mengaukan pertanyaan terkait materi struktur dan fungsi bagian
tumbuhan.
3. Guru motivasi peserta didik untuk memperhatikan pelajaran
yang akan disampaikan sehingga peserta didik semangat dalam
belajar.
4. Guru menjelaskan motode pembelajaran yang akan diterapkan.
5. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai peserta didik.
b) Kegiatan Inti (45 menit)
(Tahap III)
1. Guru mengarahkan peserat didik keluar untuk melaksanakan
kegiatan pemebalajaran.
2. Guru menyampaikan materi pembeljaran tentang organ tubuh
tumbuhan.
3. Guru menjelaskan tentang stuktur akar, jenis batang dan
memberikan contoh tanamannya.
4. Guru bertanya kepada peserta didik tentang organ tumbuhan.
5. Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok.
6. Guru memberikan batas waktu untuk melakukan pengamatan.
7. Masing-masing kelompok mengisi lembar kerja siswa dan
pengamatan yang dilakukan.
8. Guru membimbing kelompok ketika berbagi informasi dalam
pengisian LKS.
9. Peserta didik kembali kedalam kelas
(Tahap IV)
1. Peserta didik bersama guru membahas atau mendiskusikan
hasil kerja kelompok.
2. Guru bersama peserta didik memperbaiki jawaban yang kurang
tepat dan pengisian LKS
e) Kegiatan akhir (10 menit)
1. Guru memberikan penguatan
2. Berdoa dan salam
2. Pertmuan Kedua
a) Kegiatan awl (15 menit)
1. Mengucap Salam
2. Guru menyiapkan peserta didik baik secara fisik dan fsikis
b) Kegiatan Inti (40 menit)
1. Guru mengingatkan kembali materi yang telah di pelajari
2. Guru menanyakan hal-hal yang belum di pahami terkait materi
yang sudah di pelajari
3. Guru bersama pserta didik meyimpulkan materi pelajaran
tentang bagian-bagian tumbuhan.
(Tahap V)
e) kegiatan akhir (15 menit)
1. Guru mengajak peserta didik menyimpulkan pelajaran
hari ini dengan menanyakan beberapa pertanyaaan kepada
peserta didik.
2. Guru memberikan pesan moral kepada peserta didik
3. Berdoa dan Salam
Penilaian hasil belajar peserta didik
Bentuk : Tes
Jenis : Tertulis

Muara Danau mei 2023


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
SDN 155/V Muara Danau

ZULKIFLI Mutiah
Nip. 196412102000091001
Lampiran 4

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Pengamatan Akar dan Batang Tumbuhan

Tujuan : Kamu dapat menentukan bentuk batang tanaman

Langkah Kerja:
1. Amatilah batang tanaman yang ada disekitar sekolah atau rumah
2. Buat tabel seperti contoh. Isi dengan tanda + jika ya dan tanda –
jika tidak
Batang Akar
No Nama Tumbuhan Berkayu Tidak Berkayu Serabut Tunggang

3. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,


sebutkan fungsi dari batang dan akar
a. Fungsi batang
…………………………………………………………
……………………………………………………………………
……
………
b. Fungsi
akar……………………………………………………………
……………………………………………………………………
…..
……………………………………………………………………

LEMBAR KERJA DAN EVALUASI PESERTA DIDIK


Nama Kelompok:
1. ....................................... 4. ..........................................

2. ...................................... 5. ..........................................

3. ...................................... 5. ..........................................
Petunjuk :
1. Awali dengan membaca basmalah,
2. Bacalah soal dengan baik dan teliti,
3. Pahami setiap soal dan hitungkah jumlah benda dibawah
ini dengan tepat dan benar

Pilihlah jawaban yang benar dengan menyilang huruf a, b, c,


dan d di lembar kejamu!
1. Tumbuhan yang berbiji belah umumnya mempunyai
akar................................
a. Gantung c. Searabut
b. Isap d. Tunggang Gantung
2. Contoh tumbuhan yang berbatang, beruas, dan berongga
adalah........................
a. Padi dan Jagung c. Bambu dan padi
b. Bambu dan kelapa d. Kelapa dan jagung
3. Bagi kehidupan manusia, tumbuhan
merupakan ............................................
a. Sumber Makanan c. Sumber bahan bakar
b. Tempat berteduh d. Bahan dagangan
4. Tumbuhan yang berkeping dua mempunyai akar
............................................
a. Tunggang c. Isap
b. Searabut d. Gantung
5. Daun selalu tumbuh dari
...............................................................................
a. Akar c. Buah
b. Batang d. Kelopak
6. Bagian pohon pepaya yang dijadikan bahan sayur adalah
.............................
a. Akar c. Batang
b. Daun d. Biji
7. Daun yang biasa digunakan sebagai penyedap makanan adalah
.................
a. Daun pandan, salam, jeruk c. Daun Salam, jambu mente
b. Daun jeruk, seledri, pepaya d. Daun pandan,
kubis, sawit 8. Bagi manusia, pohon bambu dapat dibuat
..................................................
a. Penopang daun c. Penyimpanan makanan
b. bahan mebel d. Bahan alat -alat mobil
9. Fungsi utama bunga adalah
..............................................................................
a. Alat perkembangbiakan b. Penopang tumbuhan
c. Penyimpanan makanan d. Penguapan
10. Bagian yang paling indah dari bunga adalah
.................................................
a. Putik c. Benang sari
b. ahkota d. Tangkai

KUNCI JAWABAN
1. A 6. B
2. A 7. A
3. A 8. B
4. A 9. A
5. B 10. B

Anda mungkin juga menyukai