Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MENGIDENTIFIKASI


KEGIATAN JUAL BELI DI LINGKUNGAN SEKITAR MELALUI
PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS MATA
PELAJARAN IPS KELAS III SDN SOKARAME PASESER II
KECAMATAN NONGGUNONG

Oleh :

Busawi
NIM : 816389221

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
POKJAR S1 PGSD KABUPATEN SUMENEP
NOPEMBER 2010
SURAT PERNYATAAN
PERTANGGUNGJAWABAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Busawi
NIM : 816389221
Program Studi : S-1 PGSD
Alamat Sekolah : Sokarame Paseser
Kab. Sumenep

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :


(1) Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang diserahkan ke
UPBJJ-UT Surabaya untuk dinilai, adalah benar-benar hasil penelitian
saya dengan kolaborasi teman sejawat di SD Negeri Nonggunong laok I
Kecamatan Nonggunong Kabupaten Sumenep.
(2) Laporan Pemantapan Profesional ( PKP ) ini belum pernah dipublikasikan
pada lembaga manapun ,untuk kepentingan apapun .
(3) Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional ( PKP )ini hasil jiplakan atau dibuat orang
lain ,maka saya bersedia menanggung segala konsekwensi hukum yang
berlaku
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipertanggugjawabkan
sebagaimana mestinya .

Sumenep, 27 Oktober2010
Pembimbing, Yang menyatakan,

ACHMAD JAILANI,M.Pd Busawi


NIP.19680712 199803 1 002 NIM. 816389221
ABSTRAK

Munir : 2010 . Peningkatkan pemahaman siswa mengidentifikasi kegiatan jual


beli dilingkungan sekitar melaui penggunaan metode PemberianTugas mata
pelajaran IPS kekas III SDN Nonggunong Daja I Kecamatan
Nonggunong.Supervisor : Achmad Jailani,M.Pd.

Kata Kunci : Kegiatan jual beli di lingkungan sekitar, Metode pemberian tugas

Pemberian tugas adalah tugas yang diberikan pada waktu atau di akhir
proses belajar mengajar yang dikerjakan di sekolah atau di rumah. Tugas ini
berupa soal-soal yang harus diselesaikan oleh siswa dan akan dievaluasi yang
nantinya akan dikembangkan kepada siswa..
Rumusan masalah penelitian adalah (1) Bagaimana penggunaan metode
pemberian tugas dapat meningkatkan pemahaman siswa mengidentifikasi kegiatan
jual beli di lingkungan sekitar mata pelajaran IPS kelas III di SDN Nonggunong
Daja I Kecamatan Nonggunong? (2) Nonggunong tingkat ketuntasan belajar siswa
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan sekitar melalui penggunaan
metode pemberian tugas mata pelajaran IPS kelas III SDN Nonggunong Daja I
Kecamatan Nonggunong?.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan
penggunaan metode pemberian tugas dapat meningkatkan pemahaman siswa
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan sekitar mata pelajaran IPS kelas
III di SDN Nonggunong Daja I Kecamatan Nonggunong. (2) Mendeskripsikan
tingkat ketuntasan belajar siswa mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan
sekitar melalui penggunaan metode pemberian tugas mata pelajaran IPS kelas III
SDN Nonggunong Daja I Kecamatan Nonggunong.. Subjek yang dijadikan
sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Nonggunong Daja I
Kecamatan Nonggunong Kabupaten Sumenep dengan jumlah siswa sebanyak 31
orang. Penelitian pada mata pelajaran IPS materi Kegiatan Jual Beli dilaksanakan
pada semester II (genap) tahun pelajaran 2009/2010 yaitu mulai tanggal 23
Pebruari sampai dengan 03 Maret 2010.
Penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPS dilaksanakan dalam
dua siklus. Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I didapatkan
rata-rata nilai siswa 71,5 atau rata-raa daya serap siswa 71,5% dan jumlah siswa
yang tuntas belajarnya 25 siswa (80,6%), jadi ketuntasan klasikal belum tercapai.
Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas juga belum
maksimal (82%) dan respon siswa terdapat 22,6% siswa yang menunjukkan sikap
“kurang senang” dan “kurang berminat” mengikuti pembelajaran”. Untuk siklus II
didapatkan rata-rata nilai siswa 80,3 tau rata-rata daya serap siswa 80,3% dan
jumlah siswa yang tuntas belajarnya adalah 30 siswa (96,8%), jadi ketuntasan
klasikal sudah tercapai, karena dikatakan tuntas belajar jika di kelas tersebut telah
terdapat lebih dari 85% siswa tuntas belajar. Pembelajaran dengan menggunakan
metode pemberian tugas sudah maskimal (100%) dan respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran sangat positif (100%) menyatakan “sangat senang” dan
“sangat berminat” mengikuti pembelajaran. Jadi penggunaan metode pemberian
tugas mampu meningkatkan pemahaman dam ketuntasan belajar siswa tentang
iii
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan sekitar mata pelajaran IPS pada
kelas III SDN Nonggunong Daja I Kecamatan Nonggunong.

iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN............................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................... 4
D. Manfaat Penelitian............................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................. 6
A. Konsep Dasar IPS.............................................................. 6
B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar........................ 7
C. Pengertian Hasil Belajar.................................................... 9
D. Belajar Tuntas (Mastery Learning).................................... 10
E. Hakekat Pemberian Tugas................................................. 10
F. Pemberian Tugas Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.. 14
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN............. 16
A. Lokasi dan Subjek Penelitian............................................. 16
B. Prosedur Penelitian ........................................................... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................... 22
A. Hasil Penelitian.................................................................. 22
B. Pembahasan........................................................................ 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 33
A. Simpulan............................................................................ 33
B. Saran.................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 34
LAMPIRAN................................................................................................. 35

v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Hasil Tes Akhir pada Perbaikan Pembelajaran Siklus I............ 22
Tabel 2 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I................. 23
Tabel 3 Respon Siswa Terhadap Perbaikan Pembelajaran Siklus I........ 25
Tabel 4 Hasil Tes Akhir pada Perbaikan Pembelajaran Siklus Ii........... 26
Tabel 5 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II................ 27
Tabel 6 Respon Siswa Terhadap Perbaikan Pembelajaran Siklus II...... 29

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Kemmis & Mc. Taggart........... 17
Gambar 4.1 Diagam Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Siklus I dan
Siklus II................................................................................ 31
Gambar 4.2 Diagram Pengelolaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II. 31
Gambar 4.3 Diagram Respon Siswa Siklus I dan Siklus II..................... 32

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pernyataan Kesediaan sebagai Teman Sejawat................... 35
Lampiran 2 Rencana Perbaikan Pembelajaran........................................ 37
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa............................................................. 43
Lampiran 4 Data Hasil Tes Akhir........................................................... 45
Lampiran 5 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran..................... 47
Lampiran 6 Lembar Respon Siswa.......................................................... 49
Lampiran 7 Laporan Kemajuan Pembimbingan PKP............................. 50

viii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilaksanakan berdasarkan
prinsip bahwa potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik diarahkan
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini
peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis dan menyenangkan. Pembelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan difokuskan kepada pengembangan kemampuan peserta didik
untuk menguasai berbagai kompetensi yang tertuang dalam standar isi. Guru
juga dituntut untuk memiliki keterampilan dalam mengolah bahan
pembelajaran. Sosok guru sebagai pembelajar harus lebih kreatif dan inovatif,
sehingga guru sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses
pembelajaran benar-benar memiliki kualitas. Tanpa bantuan guru,
kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal.
Salah satu cara agar pemahaman terhadap suatu materi dapat
bertahan lama dalam ingatan siswa adalah dengan pemberian tugas dan
latihan setelah materi diberikan. Pembahasan tugas seringkali tidak dapat
diselesaikan dengan tuntas di dalam kelas. Untuk itu perlu adanya pemberian
tugas yang harus diselesaikan di luar jam pelajaran. Tugas ini di berikan
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa pada materi yang baru
diberikan. Akan tetapi tugas seringkali kurang mendapat perhatian dari siswa,
karena masing-masing guru bidang studi memberikan tugas yang banyak,
yang tidak sesuai dengan proporsinya. Kebanyakan siswa tidak dapat
mengerjakan tugas dengan sempurna, masih ada soal yang belum dikerjakan.
Siswa akan melengkapi pekerjaannya dengan jalan menyalin pekerjaan milik
temannya. Bahkan ada yang menyalin semua karena tidak mengerjakan tugas
sama sekali.
Untuk menghindari hal yang demikian, hendaknya guru meyakinkan
siswa bahwa tugas sangat membantu keberhasilan belajar, karena untuk
mencapai hasil yang memuaskan diperlukan belajar secara kontinu, semakin
banyak kita mengulang materi yang kita pelajari, semakin kuat daya ingatan
kita. Jadi pemberian tugas Bahasa Indonesia merupakan salah satu cara agar
siswa mempunyai kesempatan untuk mengulang materi yang telah dipelajari,
sekaligus siswa dapat belajar secara kontinu.
Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, maka mutu proses belajar
mengajar harus ditangani secara sungguh-sungguh dan ini tentulah
menyangkut profesionalisme guru sebagai perencana dan pelaksana proses
belajar mengajar. Peningkatan prestasi belajar siswa tergantung pada peran
guru dalam mengelola pelajaran. Guru harus benar-benar profesional dalam
menggabungkan komponen-komponen yang ada dalam proses belajar
mengajar seperti : metode, materi pengajaran, media serta alat evaluasi
sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa kelas III SDN Nonggunong
Daja I Kecamatan Nonggunong pada materi Siswa mengidentifikasi kegiatan
jual beli di lingkungan sekitar, masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan. Dari hasil ulangan harian yang dicapai siswa kelas III menunjukkan
hasil yang kurang memuaskan atau masih belum tuntas belajar. Dari 31 orang
siswa, hanya 19 orang (61,3%) yang berhasil mencapai nilai minimal 65 (nilai
KKM mata pelajaran IPS kelas III), dan sebanyak 12 orang (38,7%) masih
belum tuntas.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis dibantu teman
sejawat guru, sejumlah faktor yang diduga sebagai faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa tentang Siswa mengidentifikasi kegiatan jual
beli di lingkungan sekitar adalah:
1. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu
pemahaman siswa dan mendukung penjelasan yang disampaikan.

2. Guru kurang memberikan tugas dan latihan terhadap siswa sehingga siswa
kurang aktif.
3. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran dan sumber belajar
untuk membantu dalam proses belajar mengajar.

x
Dari hasil refleksi terhadap masalah di atas, penulis sebagai guru kelas
III bersama teman sejawat guru sepakat bahwa untuk meningkatkan
kemampuan dan ketuntasan belajar siswa tentang siswa mengidentifikasi
kegiatan jual beli di lingkungan sekitar diperlukan metode pemberian tugas
sebagai metode pembelajaran yang tepat. Hal ini dipandang penting, karena
dengan pemberian tugas siswa mempunyai kesempatan untuk mengulang
materi yang telah dipelajari, sekaligus siswa dapat belajar secara kontinu.
Pemberian tugas adalah tugas yang diberikan pada waktu atau di akhir
proses belajar mengajar yang dikerjakan di sekolah atau di rumah. Tugas ini
berupa soal-soal yang harus diselesaikan oleh siswa dan akan dievaluasi yang
nantinya akan dikembangkan kepada siswa. Dengan perkataan lain, salah satu
cara untuk meningkatkan penguasaan siswa siswa mengidentifikasi kegiatan
jual beli di lingkungan sekitar adalah melalui metode pemberian tugas secara
optimal. Hal ini diyakini dapat membantu proses belajar mengajar di SDN
Nonggunong Daja I Kecamatan Nonggunong khususnya mata pelajaran IPS.
Penggunaan metode pemberian tugas adalah untuk membangkitkan
minat belajar siswa. Selanjutnya pengajaran disajikan dalam bentuk yang
sesuai dengan tingkat kemampuan berfikir siswa, yang disampaikan dalam
bentuk pembelajaran siswa aktif, di mana siswa banyak terlibat dalam proses
belajar sehingga dapat membangkitkan minat siswa. Hal ini sejalan dengan
pendapat Sudirman dkk, (992:142) bahwa tugas lebih merangsang siswa
untuk belajar lebih banyak baik waktu di kelas maupun di luar kelas, atau
dengan kata lain baik siswa dekat dengan guru maupun jauh dari guru serta
tugas membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-kegiatan
belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian adalah :

1. Bagaimana penggunaan metode pemberian tugas pada siswa kelas III di


SDN Nonggunong Daja I Kecamatan Nonggunong ?

xi
2. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa tentang kegiatan jual beli di
lingkungan sekitar mata pelajaran IPS kelas III SDN Nonggunong Daja I
Kecamatan Nonggunong ?
3. Bagaimanakah penggunaan metode pemberian tugas sehingga dapat
meningkatkan pemahaman jual beli dilingkungan siswa SDN
Nonggunong Daja I

Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan penggunaan metode pemberian tugas dapat
meningkatkan pemahaman siswa mengidentifikasi kegiatan jual beli di
lingkungan sekitar mata pelajaran IPS kelas III di SDN Nonggunong Daja
I Kecamatan Nonggunong.
2. Mendeskripsikan tingkat ketuntasan belajar siswa mengidentifikasi
kegiatan jual beli di lingkungan sekitar melalui penggunaan metode
pemberian tugas mata pelajaran IPS kelas III SDN Nonggunong Daja I
Kecamatan Nonggunong.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagi guru sebagai peneliti


Hasil penelitian ini merupakan informasi bagi guru, khususnya bagi guru
IPS bahwa metode pemberian tugas akan mampu meningkatkan hasil
belajar

2. Bagi Institusi/Sekolah
Semoga hasil penelitian ini merupakan masukan yang diharapkan dapat
membantu dalam usaha pembinaan dan peningkatan prestasi belajar siswa
dengan mengoptimalkan penggunaan media pengajaran.

3. Bagi Dunia Pendidikan

xii
Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membantu
dunia pendidikan dan pengajaran tentang konsep pengembangan
pembelajaran yang tepat/benar.

xiii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar IPS


IPS merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter-disiplin dari
pembelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu
politik, psikologi sosial dan sebagainya.
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada siswa.
Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, di
samping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan
pengetahuan kepada siswa, yang merupakan proses belajar-mengajar
dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-
metode tertentu (B. Suryosubroto, 1997:148).
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Puskur Balitbang Depdiknas,
2003:2). Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang sedemikian
fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang holistik
dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut.
Nasution (1987), berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial ialah
suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada
pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun
lingkungan sosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial. Dari
pengertian tersebut di atas tampak jelas bahwa IPS itu terdiri dari himpunan
pengetahuan tentang kehidupan sosial dan dari bahan realita kehidupan
sehari-hari di dalam masyarakat. Di dalam IPS dihimpun semua materi yang
berhubungan secara langsung dengan masalah penyusunan dan
pengembangan masyarakat serta yang menyangkut pengembangan pribadi
manusia sebagai anggota masyarakat yang berguna. Semula berbagai disiplin

16
ilmu sosial digarap secara terpisah-pisah. Karena itu di sekolah anak-anak
mempelajari ilmu-ilmu sosial.
Mempelajari pengetahuan sedemikian itu tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada di dalam masyarakat, sehingga dilihat dari sudut
kepentingan anak didik tidak banyak bermanfaat. Kejadian-kejadian di
masyarakat pada hakikatnya adalah serba terapadu dari aneka komponen
yang ada. Karena itu ilmu pengetahuan yang disajikan kepada anak didik
juga sedapat mungkin dibuat terpadu dari berbagai mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial. Lebih-lebih untuk Sekolah Dasar (SD) seperti kenyataan sekarang.
Selain itu dipilih materi pelajaran yang sesuai baik ditinjau dari sudut
kedewasaan anak didik maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikir anak
didik.

B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar


Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama pada lingkungan suatu
sekolah, kegiatan ini memberikan ciri khusus pada organisasi kerja tersebut
yang membedakannya dari organisasi lain. Oleh karena itu proses belajar
mengajar harus dikelola dengan optimal agar sekolah mampu mencapai
tujuannya. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar adalah
mengembangkan potensi siswa secara optimal yang memungkinkan siswa
dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan bertanggung jawab sebagai
anggota masyarakat. Secara keseluruhan proses belajar mengajar adalah suatu
aspek dari lingkungan yang organisasikan, dimana lingkungan ini diatur dan
diawasi sedemikian rupa sehingga kegiatan belajar mengajar terarah pada
tujuan pendidikan.
Menurut Rooijakers (Gagne & Briggs, 1988) tujuan mengajar adalah
pemikiran dan tindakan yang berdikari, kreatif dan adaptif. Agar peserta didik
dapat berpikir dan bertindak secara berdikari, siswa harus diberi kesempatan
untuk menggunakan semua kemampuan jasmani dan rohaninya tahap demi
tahap sampai mampu bertindak sendiri secara berdikari, kreatif dan adaptif.

16
Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak faktor yang harus dipenuhi dan
diperhatikan oleh guru. Baik secara langsung maupun tidak langsung yang
mempengaruhi proses belajar siswa. Tugas utama guru adalah menciptakan
suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar agar terjadi interaksi
belajar mengajar yang memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan
sungguh-sungguh. Sudah seharusnya jika guru memiliki kemampuan untuk
melakukan interaksi belajar mengajar dengan baik. Salah satu kemampuan itu
adalah kemampuan untuk mengatur proses belajar mengajar.
Keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh dua hal, yaitu :
pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran. Kedua hal tersebut saling
terkait satu sama lainnya. Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya
tujuan instruksional yang mempunyai ketergantungan terhadap kemampuan
mengatur proses belajar mengajar. Suasana proses belajar mengajar yang baik
memungkinkan anak untuk belajar dengan baik, hal ini merupakan titik awal
dari keberhasilan pengajaran.
Menurut Gagne dan Briggs (1988) proses belajar dapat dikatakan telah
berjalan apabila ada perubahan tingkah laku yang dapat diamati pada individu
yang sedang belajar. Perubahan tingkah laku ini menurut Gagne dibedakan:
1. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar,terjadi jika individu yang
belajar berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Perubahan tingkah laku karena kematangan,terjadi karena pertumbuhan
dalam diri individu tersebut .
Karena belajar itu baru terjadi bila individu yang belajar itu
berinteraksi dangan lingkungannya, maka guru dalam hal mengajar haruslah
pandai-pandai mengatur lingkungan (faktor-faktor ekstern) agar dapat
diciptakan situasi yang sifatnya membantu atau menggalakkan siswa untuk
belajar atau dengan perkataan lain membantu membelajarkan
siswa.Sehubungan dengan hal tersebut,maka kata mengajar hendaknya
diartikan sebagai kegiatan guru yang bersifat menimbulkan sekumpulan
peristiwa yang dapat menggalakkan dan membantu siswa untuk belajar
(Pranoto, 1984:29).

17
Menurut Bruner (Nasution, 1987:9), proses belajar dapat dibedakan
tiga fase, yaitu:
1. Informasi; dalam tiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi, ada yang
menambah pengetahuan yang telah dimiliki, ada yang memperdalamnya,
ada pula yang bertentangan dengan apa yang telah diketahui sebelumnya.
2. Transformasi; informasi itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke
dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan
untuk hal-hal yang lebih luas.
3. Evaluasi; kemudian dinilai sampai manakah pengetahuan yang diperoleh
dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala
lain.

C. Pengertian Hasil Belajar


Berdasarkan dari teori-teori belajar di atas maka pengertian hasil
belajar dapat artikan sebagai suatu proses interaksi terhadap semua yang ada
di sekitar individu dengan cara melihat, mengamati, memahami sesuatu.
Proses komunikasi antara guru dengan siswa di dalam kelas akan membawa
dampak implikasi terhadap kadar hasil belajar yang di capai oleh siswa, hasil
belajar tersebut sebagai akibat hubungan guru dengan siswa untuk
mengembangkan diri secara bebas, dalam pembentukan memori dan
pembentukan pemahaman pada diri siswa. Gagne dan Biggs (1975) dalam
mengkaji tentang belajar, dan mengatakan bahwa belajar merupan
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat rangsangan (stimulus)
menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang ditunjang oleh
rangsangan (stimulus) dari lingkungan dan di jalankan untuk jenis-jenis
belajar yang berbeda.
Untuk lebih mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan membandingkan hasil tes awal
yang diperoleh siswa dengan hasil tes akhir yang dipeoleh siswa setelah
proses pembelajaran selesai. Apabila hasil tes akhir nilai atau skornya lebih
tinggi dari skor tes awal berarti proses pembelajaran dapat meningkatkan

18
hasil belajar siswa. Perbedaan hasil tes awal dengan tes akhir telah
menunjukkan skor yang nyata sebagi akibat proses pembelajaran yang terjadi
dikarenakan perlakuan guru.

D. Belajar Tuntas (Mastery Learning)


Sistem belajar tuntas merupakan suatu pola pengajaran terstruktur
yang bertujuan untuk mengadaptasikan pengajaran kepada kelompok siswa
yang besar (pengajaran klasikal) sedemikian rupa, sehingga diberikan
perhatian secukupnya pada perbedaan yang terdapat di antara siswa,
khususnya yang menyangkut laju kemajuan atau kecepatan dalam belajar
(rate of progress) (Winkel,1996:412).
Sistem belajar tuntas diharapkan mampu mengatasi kelemahan-
kelemahan yang sering melekat pada pengajaran klasikal : antara lain
hanyalah siswa yang pandai akan mencapai semua tujuan instruksional,
sedangkan siswa-siswi yang tidak begitu cerdas hanyalah mencapai sebagian
dari tujuan-tujuan instruksional, bahkan sama sekali tidak mencapai apa-apa.
Masalah yang seharusnya harus diperhatikan sebagai seorang pengajar
adalah bagimana usaha agar siswa dapat belajar secara efektif sehingga
sebagian besar materi pelajaran dapat diserap dengan baik oleh siswa sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Menurut Usman (dalam Nugroho, 2001:24) ketuntasan belajar
(Mastery Learning) adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang
ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perseorangan
maupun kelompok.

E. Hakekat Pemberian Tugas


Tugas merupakan refleksi kehidupan setiap orang. Dalam
kehidupannya sehari-hari tidak terlepas dari tugas-tugas, yang seyogyanya
dikembangkan dalam kehidupan sekolah, sebagai persiapan memasuki dunia
kerja yang penuh dengan berbagai tugas kelak. Tugas-tugas yang diberikan

19
tentunya berhubungan dengan topik yang sedang dan atau akan dipelajari.
(Sudirman dkk. 1992 : 144).
Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu cara agar siswa dapat
lebih mudah memahami materi pelajaran yang telah diterima dengan jalan
memberikan tugas-tugas kepada siswa. Pada buku Ilmu Pendidikan telah
disebutkan kebaikan dari pemberian tugas adalah sebagai berikut :
1. Tugas merupakan Aplikasi prinsip pengajaran modern, prinsip
atau disebut juga asas “aktivitas” dalam mengajar, yaitu guru
dalam mengajar harus merangsang siswa agar melakukan
berbagai aktivitas atau kegiatan sehubungan dengan apa yang
dipelajari.
2. Tugas lebih merangsang siswa untuk belajar lebih banyak baik
waktu di kelas maupun di luar kelas, atau dengan kata lain baik
siswa dekat dengan guru maupun jauh dari guru.
3. Tugas dapat mengembangkan kemandirian siswa yang
diperlakukan dalam kehidupannya kelak.
4. Tugas dapat meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru,
lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan
tentang apa yang dipelajari.
5. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan
mengolah sendiri informasi dan komunikasi yang maju demikian
pesat dan cepat.
6. Tugas membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-
kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak
membosankan.
7. Dengan tugas diharapkan dapat membaca efek instruksional
(instruction effect) apabila dilakukan siswa di dalam kelas, lebih-
lebih lagi efek pengiring (naturant effect) untuk tugas di dalam
kelas maupun di luar kelas.
8. Tugas dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
9. Tugas dapat mengembangkan kreativitas siswa. (Sudirman dkk,
1992:142).

Tugas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tugas yang


diberikan pada akhir tatap muka selama eksperimen berlangsung atau berupa
tugas yang dikerjakan di sekolah. Tugas ini berupa soal-soal yang harus
diselesaikan oleh siswa dan akan dievaluasi yang nantinya akan
dikembangkan kepada siswa.
Hutabarat mengatakan bahwa “untuk membantu siswa dengan baik,
umumnya bahan pelajaran tidak hanya satu kali belajar saja. Pelajaran perlu

20
diulang-ulang. (Hutabarat, 1988:36). Pendapat ini diperkuat oleh Oemar
Hamalik yang mengatakan bahwa “Mengulang pelajaran dengan mengerjakan
latihan soal-soal, perlu dilakukan oleh setiap siswa, baik siswa cerdas maupun
siswa yang kurang” (Oemar Hamalik, 1990). Dengan banyak mengulang,
siswa akan lebih mudah mengerti tentang materi yang telah diterimanya. Jadi,
menurut pendapat di atas pemberian tugas itu akan memantau siswa untuk
mempelajari materi yang diajarkan.
Dalam buku “Didaktik Metodik Umum” juga dijelaskan bahwa
metode penugasan suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan
guru sehingga siswa dapat mengalami secara nyata. Ini juga berarti bahwa
dengan mengerjakan tugas-tugas siswa akan berusaha untuk mengerti dan
memahami materi yang telah diajarkan.
Agar tujuan dari pemberian tugas dapat tercapai dan siswa tidak
merasa terbebani oleh tugas yang diberikan maka guru hendaklah
memperhatikan langkah-langkah berikut ini :
1. Materi tugas yang diberikan atau pekerjaan yang perlu
diselesaikan siswa harus jelas. Andai tugas itu berbentuk
masalah, maka sebaiknya jelas pula sub masalah-masalah yang
perlu dibahas. Dengan kata lain cakupan dan urutan
permasalahan yang perlu dibahas dipahami siswa. Dan
biasakanlah hal ini bersama siswa agar pemberian tugas dari guru
tidak dirasakan sebagai tekanan atau beban yang berat.
2. Tujuan tugas yang diberikan akan lebih baik apabila dijelaskan
kepada siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi belajar
siswa. Sebab siswa dapat mengetahui kegunaan tugas yang akan
diselesaikan.
3. Perlu diketahui bahwa tugas tersebut adalah tugas kelompok atau
tugas individu.
4. Masing-masing tugas harus dipertanggungjawabkan oleh siswa
baik individu atau kelompok.
5. Apabila tugas yang diberikan itu cara penyelesaiannya belum
biasa bagi siswa, maka diperlukan penjelasan atau petunjuk cara
mengerjakannya.
6. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas hendaknya jelas.
Apabila hal ini tidak jelas, sering menimbulkan kejengkelan guru
dan beban yang berlanjut-lanjut dan menumpuk bagi siswa.
(Sudirman dkk, 1992 : 144)

21
Sesuai dengan maksud pemberian tugas pada siswa dalam penelitian
ini, maka tugas itu diberikan sesering mungkin dan dilakukan secara
terencana. Pemberian tugas yang sering dan teratur ini dimaksudkan agar
siswa dapat mengulangi materi pelajaran yang telah dipelajari. Pengulangan
materi yang dilakukan secara terus menerus dapat membantu siswa dalam
memahami materi itu.
Dalam hal mengulangi pelajaran ini ada saran sebagai berikut :
“Lakukan ulangan itu secara terus menerus dan teratur. Perlu
direncanakan jarak waktu tertentu bagi setiap perbuatan ulangan. Ada
rumus yang mengatakan bahwa 4 x 10, artinya lebih banyak
mengulang daripada mengulang sekaligus dengan bahan yang
berkualitas banyak”. (Oemar Hamalik, 1990 : 69).

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan mempunyai hasil yang
lebih baik jika belajar dengan bahan yang sedikit demi sedikit tetapi
dilakukan dengan sesering mungkin, daripada belajar yang hanya beberapa
jam, tetapi dengan bahan yang sebanyak-banyaknya. Sebab tidak mungkin
bagi seseorang atau siswa untuk dapat memahami dan mengerti sesuatu yang
dipelajari dengan bahan yang sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat.
Seperti dikemukakan pula oleh Herman Hudoyo (1988:34) bahwa
“Latihan yang disebarkan beberapa saat atau latihan berulang-ulang lebih
efektif daripada latihan pada suatu saat dalam angka waktu panjang”.
Ini dimaksudkan bahwa keseringan memberi tugas pada siswa berarti
keseringan bagi siswa dalam mengulang pelajaran-pelajaran yang telah
diajarkan. Dengan begitu pemberian tugas merupakan cara yang baik yang
ditempuh seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga siswa bisa
mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

F. Pemberian Tugas Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa


Salah satu latihan yang diberikan guru kepada siswa berupa tugas,
baik itu yang dikerjakan di kelas, maupun yang dikerjakan di rumah (di luar
jam pelajaran). Untuk tugas yang dikerjakan di kelas, guru bisa secara

22
langsung mengawasi siswanya. Akan tetapi untuk tugas yang dikerjakan di
rumah, guru mengalami kesulitan mengawasi siswanya. Karena tidak jarang
tugas yang dikumpulkan siswa adalah hasil mencontoh temannya, atau hasil
pekerjaan orang lain misal orang tua. Sanders (1993:34) mengatakan :
Cukup banyak orang tua membantu anak mereka mengerjakan
pekerjaan rumah. Cara melaksanakannya memang berbeda-beda.
Bantuan tidak pernah boleh menjadi pengganti sehingga bukan anak
melainkan orang tua yang mengerjakan semua soal. Anak tetap bodoh
dan orang tua tidak tambah pintar juga.

Untuk itu diperlukan kesadaran orang tua ketika membantu anaknya


dalam belajar. “Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa bantuan dan
pertolongan kepada anak waktu belajar di rumah yang tepat ialah pengawasan
atas cara atau metode belajar, menciptakan situasi yang menguntungkan
proses belajar”. (Sanders, 1993:36)
Di samping itu guru juga harus memberikan pujian atau penghargaan
jika siswa menunjukkan peningkatan usaha dan prestasi, sehingga anak/siswa
akan termotivasi untuk mengerjakan tugasnya sendiri, tanpa mencontoh orang
lain.
Apabila tugas sudah dikumpulkan, maka langkah guru selanjutnya
adalah mengoreksi dan mengembalikan tugas tersebut sehingga siswa akan
mengetahui dimana letak kesalahannya. Selanjutnya Hudoyo (1988:114)
menjelaskan :
Berikan umpan balik dengan cara memberikan jawaban soal kepada
peserta didik. Pengajar sangat sulit memberikan umpan balik dengan
segera secara langsung kepada setiap peserta didik dalam kelas yang
sedang berlangsung. Seringkali akan efektif bila jawaban yang
diberikan kepada peserta didik itu untuk soal-soal yang terpilih saja.

Dari sini akan terjadi interaksi antara guru dengan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam :
 Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa
dengan siswa.
 Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik
sejara individual maupun secara kelompok.

23
 Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa
menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya.
Apabila dalam kegiatan belajar mengajar terjadinya interaksi antara
guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, maka minat siswa pada mata
pelajaran yang sedang berlangsung tersebut makin tinggi. Hal ini akan
membawa dampak positif, yaitu prestasi siswa semakin meningkat. Di
sekolah telah tercipta kondisi belajar yang baik, maka di rumah juga harus
demikian. “Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa bantuan dan pertolongan
kepada anak waktu belajar di rumah yang tepat ialah pengawasan atas cara
atau metode belajar, menciptakan situasi yang menguntungkan proses
belajar.” (Sanders, 1993:36). Jika kedua kondisi yaitu pengawasan atas cara
atau metode belajar dan penciptaan situasi yang menguntungkan proses
belajar ini terpenuhi, kemungkinan prestasi belajar siswa akan meningkat
besar sekali.

G. Pengertian Jual Beli


Jual beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual,yakni
pihak yang menyerahkan barang , dan pembeli sebagai pihak yang membayar
harga barang yang dijual.

24
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian


1. Lokasi
Lokasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa
kelas III SDN Nonggunong Daja I Kecamatan Nonggunong Kabupaten
Sumenep dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang.
2. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada semester II (genap) tahun
pelajaran 2009/2010. Jadwal pelaksanaan untuk setiap mata pelajaran
adalah sebagai berikut:
 Tanggal 24 September 2010 mata pelajaran IPS siklus pertama
 Tanggal 13 oktober 2010 mata pelajaran IPS siklus kedua
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang disajikan adalah mata pelajaran IPS pada materi
Mengidentifikai kegiatan jual beli di lingkungan sekitar.

B. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPS dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengumpulan data
4. Refleksi
Tahap-tahap setiap siklus penelitian tindakan kelas ini terlihat dalam
gambar di bawah ini :

16
IDENTITAS MASALAH

RENCANA AWAL

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

RENCANA YANG DIREVISI

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

KETUNTASAN

Siklus I
1. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian, pada tahap ini peneliti bersama
teman sejawat guru menyusun rumusan masalah, tujuan serta membuat
rencana tindakan. Pada tahap ini direncanakan semua kegiatan yang akan
menunjang kelancaran perbaikan pembelajaran dan pengambilan data,
yaitu sebagai berikut :

16
a. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus I berdasarkan
berdasarkan hasil refleksi awal terhadap perencanaan, pelaksanaan,
dan hasil pembelajaran pra-siklus. Rencana Perbaikan Pembelajaran
difokuskan pada penggunaan “pemberian tugas tentang
Mengidentifikai kegiatan jual beli di lingkungan sekitar” (rencana
perbaikan pembelajaran lengkap terlampir)
b. Merencanakan bahan ajar, media, dan Lembar Kerja Siswa (LKS),
lembar observasi pengelolaan pembelajaran,
c. Menyusun angket respon siswa, untuk mendapatkan balikan dari
siswa tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang diikuti.
d. Merencanakan aspek-aspek yang akan diamati dan dinilai dari
pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yaitu persiapan, kejelasan
materi, pengorganisasian, latihan dan bimbingan, balikan dan
penutup
e. Merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran. Dalam
penelitian ini keberhasilan perbaikan pembelajaran ditetapkan apabila
85% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan nilai minimal 65
(nilai KKM mata pelajaran IPS kelas III). Untuk menentukan
peningkatan pemahaman belajar siswa dianalisis dengan
menggunakan rumus :

Daya serap = x 100 %

Siswa dianggap tuntas dalam kegiatan belajar jika daya serap siswa
mencapai 65%. Sedangkan ketuntasan klasikal menggunakan rumus :

Ketuntasan kelas = x 100 %

Siswa secara klasikal dinyatakan tuntas dalam kegiatan belajar jika


ketuntyasan klasikal mencapai 85%. (Depdiknas, 2004 : 112)

2. Pelaksanaan

17
Setelah melalui tahap persiapan, peneliti melakukan pembelajaran
sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Dan juga
menyiapkan pengamat yaitu teman sejawat guru yang bertugas
membantu dalam mengumpulkan data selama pembelajaran. Selama
proses belajar mengajar, teman sejawat guru melakukan pengamatan
terhadap aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran. Di akhir pelaksanaan perbaikan pada siklus I peneliti
memberikan tes akhir kepada setiap siswa.

3. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat guru melakukan
pengumpulan data proses dan hasil belajar, untuk selanjutnya diolah,
dianalisis, dan diinterpretasi. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah:

a. Soal tes hasil belajar


Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
sebagai patokan untuk mengukur kemampuan siswa dan ketuntasan
belajar siswa dalam menguasai materi mengidentifikai kegiatan jual
beli di lingkungan sekitar. Instrumen ini dibuat oleh peneliti sendiri
kemudian dikonsultasikan kepada teman sejawat/pengamat dan
supervisor yang bersangkutan, soal tes terdiri atas 5 soal uraian. Tes
digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah proses
pembelajaran dan tes ini dilakukan di akhir pembelajaran.

b. Lembar Pengamatan
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui penggunaan
metode demonstrasi selama proses perbaikan pembelajaran siklus I
berlangsung dan diukur menggunakan rumus sebagai berikut :

x 100 %

c. Angket respon siswa

18
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui pendapat dan
komentar siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi. Angket ini diberikan pada akhir perbaikan pembelajaran
siklus I dan diukur menggunakan rumus sebagai berikut :

x 100 %

4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti merefleksi atau mengevaluasi perbaikan
pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi akan dijadikan
masukan atau saran untuk perbaikan dalam proses belajar mengajar pada
putaran selanjutnya.

Siklus II
1. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian, pada tahap ini peneliti bersama
teman sejawat guru menyusun rumusan masalah, tujuan serta membuat
rencana tindakan. Pada tahap ini direncanakan semua kegiatan yang akan
menunjang kelancaran perbaikan pembelajaran dan pengambilan data,
yaitu sebagai berikut :

a. Menyusun program Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II,


berdasarkan hasil refleksi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
perbaikan pembelajaran siklus I.
b. Merencanakan bahan ajar, media, dan Lembar Kerja Siswa (LKS),
lembar observasi pengelolaan pembelajaran.
c. Menyusun angket respon siswa dan lembar tes akhir.
d. Menetapkan aspek-aspek yang akan diamati dan dinilai dari
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu persiapan, kejelasan
materi, pengorganisasian, latihan dan bimbingan, penutup.
2. Pelaksanaan

19
Setelah melalui tahap persiapan, peneliti melakukan pembelajaran
sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Dan juga
menyiapkan pengamat yaitu teman sejawat guru yang bertugas
membantu dalam mengumpulkan data selama pembelajaran. Selama
proses belajar mengajar, teman sejawat guru melakukan pengamatan
terhadap aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran. Di akhir pelaksanaan perbaikan pada siklus II peneliti
memberikan tes akhir kepada setiap siswa.

3. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat guru melakukan
pengumpulan data proses dan hasil belajar, untuk selanjutnya diolah,
dianalisis, dan diinterpretasi. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah:

a. Soal tes hasil belajar


Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
sebagai patokan untuk mengukur kemampuan siswa dan ketuntasan
belajar siswa dalam menguasai materi mengidentifikai kegiatan jual
beli di lingkungan sekitar. Instrumen ini dibuat oleh peneliti sendiri
kemudian dikonsultasikan kepada supervisor dan teman
sejawat/pengamat yang bersangkutan, soal tes terdiri atas 5 soal
uraian. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa
setelah proses pembelajaran. Tes ini dilakukan di akhir pembelajaran.

b. Angket Observasi Pengelolaan Pembelajaran


Instrumen ini digunakan mengukur kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas.
Angket ini diisi oleh teman sejawat dan dilakukan pada waktu proses
belajar mengajar berlangsung.

c. Angket respon siswa

20
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui pendapat dan
komentar siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode
pemberian tugas. Angket ini diberikan setelah pembelajaran selesai.

4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti merefleksi atau mengevaluasi perbaikan
pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi akan dijadikan
masukan atau saran untuk perbaikan dalam proses belajar mengajar pada
putaran selanjutnya.

21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh data hasil
tes akhir siswa sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Tes Akhir pada Perbaikan Pembelajaran Siklus I

No Nama Skor Kriteria No Nama Skor Kriteria


1. M. Zainuddin 70 Tuntas 17. Abd. Rohim 95 Tuntas
2. Iratus 18.
55 Belum Tuntas Zahroh 50 Belum Tuntas
Sholehah
3. Siti Maumuna 70 Tuntas 19. Zahriyadi 65 Tuntas
4. Meri Ariska 80 Tuntas 20. Hermanto 80 Tuntas
5. Khairul Nisa 75 Tuntas 21. Rusdiyanto 75 Tuntas
6. Moh. Ali
45 Belum Tuntas Halimatus S. 65 Tuntas
Hasan 22.
7. Moh. Ali
70 Tuntas Tintin Anisa 70 Tuntas
Hosen 23.
8. Irfandi 70 Tuntas 24. Nur Aini 70 Tuntas
9. Nur Khalis M. 85 Tuntas 25. Siti Khatimah 55 Belum Tuntas
10. Abd. Wahed 50 Belum Tuntas 26. Mufidatus S. 65 Tuntas
11. Khoirul Amin 80 Tuntas 27. Moh. Irwan 70 Tuntas
12. Abd. Mufid 90 Tuntas 28. Hendra Ismail 75 Tuntas
13. Supriyanto 75 Tuntas 29. Muh. Wildan 80 Tuntas
14. Imam Mawardi 80 Tuntas 30. Ahmad Athiri 85 Tuntas
15. Ika Nur Aini 90 Tuntas 31. Nurul Farida 50 Belum Tuntas
16. Sadiq 80 Tuntas
RATA-RATA 71,5

Dari tabel 4.1 di atas hasil perbaikan pembelajaran siklus I


diperoleh data hasil tes akhir siswa, nilai tertinggi yang dicapai siswa
adalah 95 (1 siswa), terendah adalah 45 (1 siswa), dan rata-rata kelas
adalah 71,5 atau rata-rata daya serap siswa 71,5%. Tabel di atas juga

16
menunjukkan bahwa siswa yang mencapai nilai tes akhir > 65 (nilai KKM mata
pelajaran IPS kelas III) berjumlah 25 siswa (80,6%) dan siswa yang mencapai
nilai < 65 berjumlah 6 siswa (19,4%). Ini berarti bahwa hasil perbaikan
pembelajaran siklus I dapat dikatakan belum tuntas, karena hasil tes akhir
menunjukkan hanya 80,6% yang memperoleh nilai > 65, sedangkan batas
ketuntasan belajar yang ditetapkan adalah jika di kelas tersebut telah terdapat
lebih dari 85% jumlah siswa yang memperoleh nilai > 65. Dengan demikian, pada
siklus I ini, penggunaan metode pemberian tugas belum sepenuhnya membantu
siswa meningkatkan ketuntasan belajarnya tentang mengidentifikasi kegiatan jual
beli di lingkungan sekitar.
Dari hasil pengamatan peneliti dan teman sejawat, masih belum
optimalnya pencapaian hasil tes akhir pada perbaikan pembelajaran
siklus I tersebut, disebabkan karena kurang maksimalnya guru dalam
menerapkan metode pemberian tugas terutama tidak adanya interaksi
antara guru dan siswa (tanya jawab) dan dan beberapa aspek/komponen
dalam pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas belum
dilakukan secara maksimal, sehingga siswa kurang aktif dan kurang bisa
memahami materi pelajaran.
Tabel berikut adalah hasil pengamatan pembelajaran
menggunakan metode pemberian tugas pada siklus I.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

Kemunculan
No Komponen-komponen Yang Diamati %
Ya Tidak
I. Persiapan
1 Guru membangkitkan motivasi belajar. 
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 
3 Memberikan apersepsi tentang 100%
mengidentifikasi kegiatan jual beli di 
lingkungan sekitar
II. Kejelasan Materi
5 Memberikan penjelasan tentang menulis 50%
mengidentifikasi kegiatan jual beli di 
lingkungan sekitar
6 Interaksi antara guru dan siswa (tanya 

16
Kemunculan
No Komponen-komponen Yang Diamati %
Ya Tidak
jawab)
III. Pengorganisasian
7 Membentuk kelompok 
100%
8 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya 
IV. Latihan dan Bimbingan
9 Guru membagikan tugas dan latihan. 
10 Guru berkeliling membimbing kelompok

yang sedang bekerja.
11 Guru meminta salah satu kelompok

menyampaikan hasil pekerjaannya
12 Guru memberikan tugas individu tentang 60%
mengidentifikasi kegiatan jual beli di 
lingkungan sekitar
13 Pemantapan materi oleh guru tentang
mengidentifikasi kegiatan jual beli di 
lingkungan sekitar
V. Balikan dan Penutup
14 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

kerja kelompok 100%
15 Guru memberikan tes akhir 
12 3
Rata-rata (80%) (20%)
82%

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dalam penggunaan metode


pemberian tugas oleh guru pada siklus I baru mencapai dua belas
aspek/komponen yang dilakukan atau 80%, dan rata-rata total 82%. Dari
semua aspek/komponen pembelajaran penggunaan metode pemberian
tugas di atas, ada beberapa aspek/komponen belum muncul. Dalam
persiapan pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas sudah
dilakukan secara maksimal, penjelasan guru sudah cukup jelas tetapi
tidak adanya interaksi antara guru dan siswa (tanya jawab) sehingga
siswa menjadi kurang aktif, dalam pengorganisasian sudah dilakukan
secara maksimal, tetapi dalam latihan dan bimbingan guru kurang
maksimal dalam memberikan bimbingan baik secara individu maupun
kelompok serta hanya memberikan tugas secara kelompok saja
sedangkan tugas secara individu tidak diberikan sehingga siswa menjadi
kurang aktif dan kurang memahami materi pelajaran.. Untuk balikan dan

17
penutup guru sudah dilakukan secara maksima dengan melibatkan siswa
dalam menyimpulkan hasil pembelajaran.
Hasil pengamatan di atas didukung oleh hasil respon siswa
terhadap perbaikan pembelajaran, khususnya tentang penggunaan metode
pemberian tugas siswa yang memberikan respon kurang baik atau tidak
senang (23%) seperti tampak pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Respon Siswa Terhadap Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Respon Siswa (%)


No Uraian
Senang Tidak senang
Bagaimana sikap dan perasaan
1 kamu selama mengikuti kegiatan 77,4% 22,6%
belajar ini?
Bagaimana pendapat kamu
terhadap :
a. M 77,4% 22,6%
ateri pelajaran? 77,4% 22,6%
b. P
2 embelajaran menggunakan 77,4% 22,6%
metode pemberian tugas? 77,4% 22,6%
c. C
ara guru mengajar?
d. S
uasana belajar?
3. Keikutsertaan siswa dalam
77,4% 22,6%
kegiatan perbaikan pembelajaran
Tidak
Berminat
Berminat
Apakah kamu berminat untuk
4. mengikuti kegiatan belajar yang 77,4% 22,6%
telah kalian ikuti saat ini?

Berdasarkan refleksi bersama antara peneliti dan teman sejawat


guru terhadap hasil pengamatan, respon siswa, dan hasil evaluasi akhir
pada siklus I, faktor-faktor yang dipandang sebagai penyebab belum
optimalnya proses dan hasil perbaikan pembelajaran siklus I di antaranya
sebagai berikut:
a) Tidak adanya interaksi antara guru dan siswa (tanya jawab) sehingga
siswa menjadi kurang aktif.

18
b) Guru kurang maksimal dalam memberikan bimbingan baik secara
individu maupun kelompok terutama bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
c) Guru hanya memberikan tugas secara kelompok saja sedangkan
tugas secara individu tidak diberikan sehingga siswa kurang aktif
dan kurang memahami materi pelajaran yang diberikan.
2. Siklus II
Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh data hasil
tes akhir siswa sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Tes Akhir pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II

No Nama Skor Kriteria No Nama Skor Kriteria


1. M. Zainuddin 70 Tuntas 17. Abd. Rohim 100 Tuntas
2. Iratus 18.
65 Tuntas Zahroh 65 Tuntas
Sholehah
3. Siti Maumuna 80 Tuntas 19. Zahriyadi 75 Tuntas
4. Meri Ariska 85 Tuntas 20. Hermanto 75 Tuntas
5. Khairul Nisa 85 Tuntas 21. Rusdiyanto 95 Tuntas
6. Moh. Ali
60 Belum Tuntas Halimatus S. 70 Tuntas
Hasan 22.
7. Moh. Ali
75 Tuntas Tintin Anisa 80 Tuntas
Hosen 23.
8. Irfandi 80 Tuntas 24. Nur Aini 80 Tuntas
9. Nur Khalis M. 90 Tuntas 25. Siti Khatimah 70 Tuntas
10. Abd. Wahed 70 Tuntas 26. Mufidatus S. 75 Tuntas
11. Khoirul Amin 85 Tuntas 27. Moh. Irwan 85 Tuntas
12. Abd. Mufid 80 Tuntas 28. Hendra Ismail 90 Tuntas
13. Supriyanto 80 Tuntas 29. Muh. Wildan 85 Tuntas
14. Imam Mawardi 85 Tuntas 30. Ahmad Athiri 95 Tuntas
15. Ika Nur Aini 100 Tuntas 31. Nurul Farida 70 Tuntas
16. Sadiq 90 Tuntas
RATA-RATA 80,3

Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh data hasil


tes akhir siswa, perolehan nilai siswa mengalami peningkatan jika

19
dibandingkan dari siklus I. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 95 (1 siswa)
menjadi 100 (2 siswa), nilai terendah naik dari 45 menjadi 60, dan rata-
rata kelas juga naik dari 71,5 menjadi 80,3 atau rata-rata daya serap siswa
naik dari 71,5% menjadi 80,3%. Siswa yang mencapai nilai tes akhir >
65 (batas ketuntasan belajar) juga meningkat dari 25 siswa (80,6%)
menjadi 30 siswa (96,8%). Ini berarti bahwa hasil perbaikan
pembelajaran siklus II dapat dikatakan tuntas, karena siswa yang
memperoleh nilai > 65 sebagai batas ketuntasan belajar yang ditetapkan
telah dicapai oleh lebih dari 85% jumlah siswa. Dengan demikian, pada
siklus II ini, penggunaan metode pemberian tugas telah mampu
membantu siswa meningkatkan ketuntasan belajarnya tentang
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan teman sejawat guru,
terjadinya peningkatan perolehan hasil belajar di atas, karena guru
mampu memaksimalkan penggunaan metode pemberian tugas. Sehingga,
mampu mengubah suasana proses belajar mengajar yang memungkinkan
siswa menjadi lebih aktif dan lebih semangat dalam belajar sehingga
penguasaan materi pun menjadi semakin meningkat.
Tabel 4.5
Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II

Kemunculan
No Komponen-komponen Yang Diamati %
Ya Tidak
I. Persiapan
1 Guru membangkitkan motivasi belajar. 
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 
3 Memberikan apersepsi tentang 100%
mengidentifikasi kegiatan jual beli di 
lingkungan sekitar
II. Kejelasan Materi
5 Memberikan penjelasan tentang menulis
mengidentifikasi kegiatan jual beli di 
lingkungan sekitar 100%
6 Interaksi antara guru dan siswa (tanya

jawab)
III. Pengorganisasian

20
Kemunculan
No Komponen-komponen Yang Diamati %
Ya Tidak
7 Membentuk kelompok 
100%
8 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya 

IV. Latihan dan Bimbingan


9 Guru membagikan tugas dan latihan. 
10 Guru berkeliling membimbing kelompok

yang sedang bekerja.
11 Guru meminta salah satu kelompok

menyampaikan hasil pekerjaannya
12 Guru memberikan tugas individu tentang 100%
mengidentifikasi kegiatan jual beli di 
lingkungan sekitar
13 Pemantapan materi oleh guru tentang
mengidentifikasi kegiatan jual beli di 
lingkungan sekitar
V. Balikan dan Penutup
14 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

kerja kelompok 100%
15 Guru memberikan tes akhir 
15
Rata-rata (100%)
0 100%

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa semua aspek/komponen


dalam penggunaan metode pemberian tugas oleh guru muncul dan
dilakukan secara maksimal pada perbaikan siklus II. Dalam persiapan
pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas sudah dilakukan
secara maksimal. Penjelasan guru sudah cukup jelas karena didukung
dengan adanya interaksi antara guru dan siswa (tanya jawab), sedangkan
dalam pengorganisasian sudah dilakukan secara maksimal. Dalam
latihan dan bimbingan guru sudah memberikan bimbingan baik secara
individu maupun kelompok secara maksimal dan memberikan tugas baik
secara kelompok maupun individu sehingga siswa dapat lebih aktif dan
lebih memahami materi pelajaran. Untuk balikan dan penutup guru sudah
dilakukan secara maksimal dengan melibatkan siswa dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran. Jadi proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode pemberian tugas sudah maksimal (100%).

21
Terjadinya perubahan suasana belajar tersebut, juga terjadi
karena siswa memandang kegiatan pembelajaran yang diikuti sangat
menyenangkan. Respon siswa yang sangat positif/senang terhadap
penggunaan metode pemberian tugas (96,8%) pada perbaikan
pembelajaran siklus II, seperti dapat dicermati dari tabel berikut.
Tabel 4.6
Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran

Respon Siswa (%)


No Uraian
Senang Tidak senang
Bagaimana sikap dan perasaan
1 kamu selama mengikuti kegiatan 96,8% 3,2%
belajar ini?
Bagaimana pendapat kamu
terhadap :
a. Materi pelajaran? 96,8% 3,2%
2 b. Pembelajaran menggunakan 96,8% 3,2%
metode pemberian tugas?
c. Cara guru mengajar? 96,8% 3,2%
d. Suasana belajar? 96,8% 3,2%
3. Keikutsertaan siswa dalam
96,8% 3,2%
kegiatan perbaikan pembelajaran
Tidak
No Uraian Berminat
Berminat
Apakah kamu berminat untuk
4. mengikuti kegiatan belajar yang 96,8% 3,2%
telah kalian ikuti saat ini?

Dari tabel 4.6 di atas, tampak bahwa hampir seluruh siswa


(96,8%) menyatakan bahwa sikap siswa dan keikutsertaan mereka dalam
pembelajaran “menyenangkan” dan “sangat berminat”. Respon siswa
terhadap perbaikan pembelajaran ini meningkat dari 77,4% (siklus I)
menjadi 96,8% (siklus II), atau terjadi peningkatan 19,4%.

C. Pembahasan
1. Siklus I
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I seperti
telah dikemukakan di atas, didapatkan rata-rata nilai siswa 71,5 atau rata-

22
rata daya serap siswa 71,5% dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya
adalah 25 siswa (80,6%) sehingga masih terdapat 6 siswa (19,4%) yang
belum tuntas belajarnya. Hal ini berarti ketuntasan klasikal belum
tercapai. karena dikatakan tuntas belajar jika di kelas tersebut telah
terdapat lebih dari 85% siswa tuntas belajar.

Pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas pada


siklus I kurang maksimal ini ditunjukkan dari aspek/komponen
persiapan, kejelasan materi, pengorganisasian, latihan dan bimbingan,
balikan dan penutup rata-rata sebesar 82% sehingga guru masih kurang
optimal dalam proses belajar mengajar, siswa menjadi kurang aktif dan
kurang memahami materi yang dipelajari.
Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran siklus I juga
kurang positif. Temuan ini ditunjukkan dari kurang aktifnya siswa dan
kurangnya penguasaan siswa terhadap materi. Hasil angket respon siswa
juga menunjukkan masih terdapat 22,6% siswa yang menunjukkan sikap
“kurang senang” dan “kurang berminat” mengikuti pembelajaran” pada
siklus I. Ini disebabkan karena tidak adanya interaksi antara guru dan
siswa (tanya jawab), kurang maksimalnya dalam memberikan bimbingan
dan pemberian tugas hanya secara kelompok saja sedangkan tugas
individu tidak diberikan, sehingga siswa kurang aktif dan kurang
memahami materi pelajaran.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II seperti
telah dikemukakan di atas, didapatkan rata-rata nilai siswa 80,3 atau rata-
rata daya serap siswa 80,3% dan jumlah siswa yang tuntas belajarnya
adalah 30 siswa (96,8%) sehingga hanya 1 siswa (3,2%) yang belum
tuntas belajarnya. Hal ini berarti ketuntasan klasikal sudah tercapai,
karena dikatakan tuntas belajar jika di kelas tersebut telah terdapat lebih
dari 85% siswa tuntas belajar.

23
Gambar 4.1
Diagram Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II

120%

96,8%
100%
80,3% 80,6%
80% 71,5%

Siklus I
60%
Siklus II

40%

20%

0%
Daya Serap Ketuntasan

Pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas pada


siklus II sudah maksimal ini ditunjukkan dari aspek/komponen persiapan,
kejelasan materi, pengorganisasian, latihan dan bimbingan, balikan dan
penutup rata-rata sebesar 100% sehingga guru sudah optimal dalam
proses belajar mengajar, siswa dapat menguasai dan memahami materi
pembelajaran.

24
Gambar 4.2
Diagram Pengelolaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

120%
100,0%
100%
82,0%
80%

60%

40%

20%

0%
Siklus I Siklus II

Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran siklus II juga


sangat positif. Temuan ini ditunjukkan dengan semakin aktifnya siswa
dan semakin meningkatnya penguasaan siswa terhadap materi. Hasil
angket respon siswa juga menunjukkan bahwa 96,8% menyatakan
“sangat senang” dan “sangat berminat” mengikuti pembelajaran. Ini
disebabkan guru masih sudah mampu menjalan proses belajar mengajar
dengan menggunakan metode pemberian tugas secara maksimal dan
sudah adanya interaksi antara guru dan siswa (tanya jawab), memberikan
bimbingan secara maksimal dan memberikan tugas secara individu
sehingga siswa lebih aktif dan lebih menguasai materi pelajaran.

25
Gambar 4.3
Diagram Respon Siswa Siklus I dan Siklus II

120%

96,8%
100%

77,4%
80%

60%

40%

20%

0%
Siklus I Siklus II

Berdasarkan temuan di atas, penggunaan media gambar dalam


pembelajaran tentang mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan
sekitar mampu meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman dkk, (992:142) bahwa tugas
lebih merangsang siswa untuk belajar lebih banyak baik waktu di kelas
maupun di luar kelas, atau dengan kata lain baik siswa dekat dengan guru
maupun jauh dari guru serta tugas membuat siswa bergairah dalam
belajar karena kegiatan-kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai
variasi sehingga tidak membosankan.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai


berikut:

D. Kesimpulan
1. Penggunaan metode pemberian tugas dapat meningkatkan pemahaman
siswa mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan sekitar mata
pelajaran IPS kelas III di SDN Sokarame Paseser II Kecamatan
Nonggunong. Nilai tertinggi yang dicapai siswa mencapai 100 (2 siwa)
dan nilai rata-rata kelas adalah 80,3 atau rata-rata daya serap siswa
80,3%.
2. Penggunaan metode pemberian tugas mampu meningkatkan ketuntasan
belajar siswa tentang mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan
sekitar dalam mata IPS kelas III di SDN Sokarame Paseser II Kecamatan
Nonggunong. Dari 31 orang siswa, terdapat 96,8% (30 siswa) mendapat
nilai 65 sebagai batas minimal ketuntasan belajar.

E. Saran
1. Guru dalam memberikan penjelasan harus melakukan interaksi dengan
siswa (tanya jawab) sehingga siswa menjadi lebih aktif.
2. Guru harus dapat memberikan bimbingan baik secara kelompok maupun
individu terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
3. Dalam pemberian tugas tidak hanya diberikan secara kelompok tetapi
juga secara individu sehingga siswa dapat lebih aktif dan lebih
memahami materi pelajaran yang diberikan.
4. Pembelajaran IPS menggunakan metode pemberian tugas perlu
dikembangkan untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran itu
sendiri, hal ini dapat dilihat dari respon siswa yang positif pada
pembelajaran tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka


Cipta.
Gagne, Robert, M, Briggs, Leslie J. (1988). Prinsip-Prinsip Belajar Untuk
Pengajaran. Penerbit : Usaha Nasional.
Gagne,Robert M. 1985. The Conditions of Learning and Theori of Intruction( 4Th
ed). New York : Holt, Rinehart and Winston.
Gagne, Robert, M, Briggs, Leslie J. (1975). Principle of Instructional Design.
Holf Rinehart & Wiston. New Jersey
Hamalik, Oemar. 1983, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung.
______________. 1990. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Edisi
III. Bandung: Tarsito.
Hutabarat, E.P. 1988. Cara Belajar. Jakarta, BPK. Gunung Mulia.
Hudoyo, Herman.. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nasution, 1987, Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Dan Mengajar, Jakarta,
Bina Aksara.
_______. 1989. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung. Penerbit Jemmers.
Nugraha, A W, 2001, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses IPA pada
Praktikum Kimia Fisika 2 di Jurusan Kimia FMIPA UNIMED melalui
kegiatan Praktikum Terpadu, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA UNIMED,
Medan
Puskur Balitbang Depdiknas. 2003. Model-model Pembelajaran Efektif.
(www.puskur_balitbang_depdiknas.com).upadate 28 Agustus 2007.
Pranoto Sugeng, 1984 Interaksi Belajar Mengajar Paket I, Surabaya FPMIPA
IKIP.
Sanders, L. F. J. 1993. Membantu Anak Mengerjakan Pekerjaan Rumah Pedoman
Bagi Orang Tua dan Guru. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sudirman,dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Karya.
Wardani, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Winkel,W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Winataputra, Udin S 2005. Strategi Belajar Mengajar. Modul 1-6. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

16
Lampiran 1 : Pernyataan Kesediaan sebagai Teman Sejawat

Kepada
Kepala UPBJJ Surabaya
Jl. Mulyorejo (Kampus C) Unair
Di
SURABAYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerapkan bahwa :


Nama : Kariyadi, S.Pd
NIP : 197106091993041001
Tempat Mengajar : SDN Nonggunong Daja I
Alamat Sekolah : Desa Nonggunong Daja
Telepon : -
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
melaksanakan PKP atas nama :
Nama : Busawi
NIM : 816389221
Program Studi : S1 PGSD
Alamat Sekolah : Desa Nonggunong Daja
Telepon : -
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Nonggunong, 20 September
2010
Mengetahui, Teman Sejawat,
Kepala Sekolah,

ZAINI MIFTAH ,A.Ma.Pd. Kariyadi, S.Pd, S.Pd

16
NIP. 195005161974011005 NIP. 197106091993041001

17
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan tangan di bawah ini :


Nama : Busawi
NIM : 816389221
UPBJJ-UT : SURABAYA

Menyatakan bahwa :
Nama : Kariyadi, S.Pd,
Tempat Mengajar : SDN Nonggunong Daja I
Guru Kelas : IV

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran yang merupakan tugas matakuliah PDKG 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Sumenep, 20 September 2010


Yang Membuat Pernyataan,
Teman Sejawat, Mahasiswa,

Kariyadi, S.Pd Busawi.


NIP.19610513 198303 1 013 NIM. 816389221

18
Lampiran 2 : Rencana Perbaikan Pembelajaran

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : III / 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Standar Kompetensi : 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
Kompetensi Dasar : 2.3 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah
dan sekolah
Indikator : Mampu mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan
sekitar
A. Tujuan Perbaikan
Siswa mampu mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan sekitar.
B. Materi Ajar
Kegiatan Jual Beli
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan
D. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Membuka pelajaran
2. Memberikan motivasi pembelajaran bahwa banyak kegiatan jual beli di
lingkungan sekitar kita.
3. Memberikan apersepsi dengan cara bertanya kepada siswa, Apakah tadi
anda membeli sesuatu di kantin ?
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan langkah-
langkah pembelajaran yang akan ditempuh
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan jual beli.
2. Guru memberi contoh tentang kegiatan jual beli yang ada di lingkungan
sekitar kita.

19
3. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
4. Guru memberikan LKS berupa tugas kepada siswa untuk mengidentifikasi
kegiatan jual beli di lingkungan sekolah.
5. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru.
6. Guru berkeliling membimbing baik secara kelompok maupun individu
yang sedang bekerja.
7. Masing-masing kelompok memaparkan hasil pekerjaannya dan ditanggapi
oleh kelompok lain.
8. Guru memberikan pemantapan materi tentang kegiatan jual beli.
Kegiatan akhir (15 menit)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diberikan.
2. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah (PR).
3. Memberikan tes akhir
4. Guru menutup pelajaran
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku IPS untuk SD/MI kelas III, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
2. Media pembelajaran
F. Penilaian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Tertulis
Jawablah pertanyaan dibawah ini !
1. Apa yang dimaksud dengan pasar?
2. Apa yang dimaksud warung?
3. Apa yang dimaksud dengan penjual ?
4. Apa yang dimaksud dengan pembeli ?
5. Sebutkan 5 contoh barang-barang yang biasanya dijual di pasar ?
Kunci Jawaban
1. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual merupakan
orang yang menawarkan dagangan. Sedangkan pembeli merupakan orang
yang membeli barang dagangan.

20
2. Warung merupakan tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di warung
terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga terdapat
pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.
3. Penjual adalah orang yang memiliki barang yang ditawarkan kepada orang
lain.
4. Pembeli adalah orang yang melakukan permintaan terhadap barang yang
ditawarkan.
5. Beras, sayur-sayuran, ikan, bumbu masakan, buah-buahan, dan pakaian
Penilaian = Tiap soal nilanya maksimal 20

Mengetahui, Sumenep, 24 September 2010


Kepala Sekolah Mahasiswa

H. Ismail Laili, A.Ma.Pd Busawi


NIP. 195005161974011005 NIM. 816389221

Mengetahui/Menyetujui,
Supervisor S1 PGSD

ACHMAD JAILANI.M.Pd
NIP.19680712 198803 1 002

21
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II

Mata Pelajaran : IPS


Kelas/Semester : III / 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
Standar Kompetensi : 2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
Kompetensi Dasar : 2.3 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah
dan sekolah
Indikator : Mampu mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan
sekitar
A. Tujuan Perbaikan
Siswa mampu mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan sekitar
dengan menggunakan metode pemberian tugas
B. Materi Ajar
Kegiatan Jual Beli
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan
D. Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Membuka pelajaran
2. Memberikan motivasi pembelajaran bahwa banyak kegiatan jual beli di
lingkungan sekitar kita.
3. Memberikan apersepsi dengan cara bertanya kepada siswa, Apakah tadi
anda membeli sesuatu di kantin ?
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan langkah-
langkah pembelajaran yang akan ditempuh
Kegiatan Inti (45menit)
1. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan jual beli.
2. Guru memberi contoh tentang kegiatan jual beli yang ada di lingkungan
sekitar kita.

22
3. Siswa mendengarkan dan terjadi interaksi antara guru dan siswa (tanya
jawab)
4. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
5. Guru memberikan LKS berupa tugas kepada siswa untuk mengidentifikasi
kegiatan jual beli di lingkungan sekolah.
6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru.
7. Guru berkeliling membimbing baik secara kelompok maupun individu
yang sedang bekerja.
8. Masing-masing kelompok memaparkan hasil pekerjaannya dan ditanggapi
oleh kelompok lain.
9. Guru memberikan tugas individu tentang mengidentifikasi kegiatan jual
beli di lingkungan sekitar rumah kalian.
10. Guru menyuruh beberapa siswa memaparkan hasil pekerjaannya dan
ditanggapi oleh siswa lain.
11. Guru memberikan pemantapan materi tentang kegiatan jual beli.
Kegiatan akhir (15 menit)
1. Guru memberi penghargaan pada kelompok maupun individu dengan
kinerja baik.
2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diberikan.
3. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah (PR).
4. Memberikan tes akhir
5. Guru menutup pelajaran
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku IPS untuk SD/MI kelas III, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
2. Media pembelajaran
F. Penilaian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Tertulis

23
Jawablah pertanyaan dibawah ini !
1. Apa yang dimaksud dengan pasar?
2. Apa yang dimaksud warung?
3. Apa yang dimaksud dengan penjual ?
4. Apa yang dimaksud dengan pembeli ?
5. Sebutkan 5 contoh barang-barang yang biasanya dijual di pasar ?
Kunci Jawaban
1. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual merupakan
orang yang menawarkan dagangan. Sedangkan pembeli merupakan orang
yang membeli barang dagangan.
2. Warung merupakan tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Di warung
terdapat penjual yang menyediakan makanan. Di warung juga terdapat
pembeli yang membeli makanan atau barang yang disediakan.
3. Penjual adalah orang yang memiliki barang yang ditawarkan kepada orang
lain.
4. Pembeli adalah orang yang melakukan permintaan terhadap barang yang
ditawarkan.
5. Beras, sayur-sayuran, ikan, bumbu masakan, buah-buahan, dan pakaian
Penilaian = Tiap soal nilanya maksimal 20

Mengetahui, Sumenep, 13 oktober 2010


Kepala Sekolah Mahasiswa

H. Ismail Laili, A.Ma.Pd Busawi


NIP. 195005161974011005 NIM. 816389221

Mengetahui/Menyetujui,
Supervisor S1 PGSD

ACHMAD JAILANI.M.Pd
NIP.19680712 198803 1 002

24
Lampiran 3: Lembar Kerja Siswa
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
MATA PELAJARAN IPS KELAS III
SDN NONGGUNONG DAJA I KECAMATAN NONGGUNONG

Materi : Kegiatan Jual Beli


I. Indikator Pencapaian
Setelah pembelajaran :
Siswa mampu mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan sekitar
dengan menggunakan metode pemberian tugas
II. Petunjuk :
1. Tulislah identitas semua anggota kelompok anda
2. Kerjakan LKS di bawah ini dengan jelas dan benar
3. Jawab pertanyaan dalam lembaran terpisah
III. Pertanyaan
Isilah titik dibawah ini dengan jawaban yang benar !
1. Tempat bertemu penjual dan pembeli dinamakan . . . .
2. Tempat menjual peralatan sekolah di lingkungan sekolah adalah .....
3. Penjual adalah . . . ....
4. Sebutkan 5 contoh barang-barang yang biasanya dijual di kantin sekolah?
5. Sebutkan 5 contoh barang-barang yang biasanya dijual di warung dekar
rumahmu?

25
KELOMPOK : ...........................
Nama Kelompok : …………………………
…………………………
…………………………
…………………………
Jawaban :
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

26
Lampiran 4: Data Hasil Tes Akhir

TABEL HASIL TES AKHIR PADA PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I

No Nama Skor Kriteria No Nama Skor Kriteria


1. M. Zainuddin 70 Tuntas 17. Abd. Rohim 95 Tuntas
2. Iratus 18.
55 Belum Tuntas Zahroh 50 Belum Tuntas
Sholehah
3. Siti Maumuna 70 Tuntas 19. Zahriyadi 65 Tuntas
4. Meri Ariska 80 Tuntas 20. Hermanto 80 Tuntas
5. Khairul Nisa 75 Tuntas 21. Rusdiyanto 75 Tuntas
6. Moh. Ali
45 Belum Tuntas Halimatus S. 65 Tuntas
Hasan 22.
7. Moh. Ali
70 Tuntas Tintin Anisa 70 Tuntas
Hosen 23.
8. Irfandi 70 Tuntas 24. Nur Aini 70 Tuntas
9. Nur Khalis M. 85 Tuntas 25. Siti Khatimah 55 Belum Tuntas
10. Abd. Wahed 50 Belum Tuntas 26. Mufidatus S. 65 Tuntas
11. Khoirul Amin 80 Tuntas 27. Moh. Irwan 70 Tuntas
12. Abd. Mufid 90 Tuntas 28. Hendra Ismail 75 Tuntas
13. Supriyanto 75 Tuntas 29. Muh. Wildan 80 Tuntas
14. Imam Mawardi 80 Tuntas 30. Ahmad Athiri 85 Tuntas
15. Ika Nur Aini 90 Tuntas 31. Nurul Farida 50 Belum Tuntas
16. Sadiq 80 Tuntas
RATA-RATA 71,5

27
TABEL HASIL TES AKHIR PADA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II

No Nama Skor Kriteria No Nama Skor Kriteria


1. M. Zainuddin 70 Tuntas 17. Abd. Rohim 100 Tuntas
2. Iratus 18.
65 Tuntas Zahroh 65 Tuntas
Sholehah
3. Siti Maumuna 80 Tuntas 19. Zahriyadi 75 Tuntas
4. Meri Ariska 85 Tuntas 20. Hermanto 75 Tuntas
5. Khairul Nisa 85 Tuntas 21. Rusdiyanto 95 Tuntas
6. Moh. Ali
60 Belum Tuntas Halimatus S. 70 Tuntas
Hasan 22.
7. Moh. Ali
75 Tuntas Tintin Anisa 80 Tuntas
Hosen 23.
8. Irfandi 80 Tuntas 24. Nur Aini 80 Tuntas
9. Nur Khalis M. 90 Tuntas 25. Siti Khatimah 70 Tuntas
10. Abd. Wahed 70 Tuntas 26. Mufidatus S. 75 Tuntas
11. Khoirul Amin 85 Tuntas 27. Moh. Irwan 85 Tuntas
12. Abd. Mufid 80 Tuntas 28. Hendra Ismail 90 Tuntas
13. Supriyanto 80 Tuntas 29. Muh. Wildan 85 Tuntas
14. Imam Mawardi 85 Tuntas 30. Ahmad Athiri 95 Tuntas
15. Ika Nur Aini 100 Tuntas 31. Nurul Farida 70 Tuntas
16. Sadiq 90 Tuntas
RATA-RATA 80,3

28
Lampiran 5 : Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Nama Guru : Busawi


Kelas : III
Hari, Tanggal Observasi : Selasa, 23 Pebruari 2010
Materi : Kegiatan Jual Beli
Kemunculan
No Komponen-komponen Yang Diamati %
Ya Tidak
I. Persiapan
1 Guru membangkitkan motivasi belajar. 
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 
100%
3 Memberikan apersepsi tentang mengidentifikasi

kegiatan jual beli di lingkungan sekitar
II. Kejelasan Materi
5 Memberikan penjelasan tentang menulis
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan 
50%
sekitar
6 Interaksi antara guru dan siswa (tanya jawab) 
III. Pengorganisasian
7 Membentuk kelompok 
100%
8 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya 
IV. Latihan dan Bimbingan
9 Guru membagikan tugas dan latihan. 
10 Guru berkeliling membimbing kelompok yang

sedang bekerja.
11 Guru meminta salah satu kelompok menyampaikan

hasil pekerjaannya
12 Guru memberikan tugas individu tentang 60%
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan 
sekitar
13 Pemantapan materi oleh guru tentang
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan 
sekitar
V. Balikan dan Penutup
14 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil kerja

kelompok 100%
15 Guru memberikan tes akhir 
12 3
Rata-rata (80%) (20%)
82%
Teman Sejawat

Kariyadi, S.Pd
NIP. 197106091993041001

29
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Nama Guru : Busawi


Kelas : III
Hari, Tanggal Observasi : Rabu, 03 Maret 2010
Materi : Kegiatan Jual Beli
Kemunculan
No Komponen-komponen Yang Diamati %
Ya Tidak
I. Persiapan
1 Guru membangkitkan motivasi belajar. 
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 
100%
3 Memberikan apersepsi tentang mengidentifikasi

kegiatan jual beli di lingkungan sekitar
II. Kejelasan Materi
5 Memberikan penjelasan tentang menulis
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan 
100%
sekitar
6 Interaksi antara guru dan siswa (tanya jawab) 
III. Pengorganisasian
7 Membentuk kelompok 
100%
8 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya 

IV. Latihan dan Bimbingan


9 Guru membagikan tugas dan latihan. 
10 Guru berkeliling membimbing kelompok yang

sedang bekerja.
11 Guru meminta salah satu kelompok menyampaikan

hasil pekerjaannya
12 Guru memberikan tugas individu tentang 100%
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan 
sekitar
13 Pemantapan materi oleh guru tentang
mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan 
sekitar
V. Balikan dan Penutup
14 Siswa bersama guru menyimpulkan hasil kerja

kelompok 100%
15 Guru memberikan tes akhir 
15
Rata-rata (100%)
0 100%
Teman Sejawat

Kariyadi, S.Pd
NIP. 19610513 198303 1 013

30
Lampiran 6: Lembar Respon Siswa

Tabel Respon Siswa Terhadap Perbaikan Pembelajaran

Respon Siswa (%)


No Uraian
Senang Tidak senang
Bagaimana sikap dan perasaan
1 kamu selama mengikuti kegiatan
belajar ini?
Bagaimana pendapat kamu
terhadap :
e. Materi pelajaran?
2 f. Pembelajaran menggunakan
metode pemberian tugas?
g. Cara guru mengajar?
h. Suasana belajar?
3. Keikutsertaan siswa dalam
kegiatan perbaikan pembelajaran
Tidak
No Uraian Berminat
Berminat
Apakah kamu berminat untuk
4. mengikuti kegiatan belajar yang
telah kalian ikuti saat ini?

Catatatan :
- Isilah angket diatas dengan memberi tanda ( )

31
Lampiran 7 : Laporan Kemajuan Pembimbingan PKP

LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKP


MATA PELAJARAN IPS

I. Nama : Busawi
II. NIM / Klas : 816389221 / B
III. Nama Pembimbin : ACHMAD JAILANI.M.Pd
IV. Judul Penelitian : PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA
MENGIDENTIFIKASI KEGIATAN JUAL BELI
DI LINGKUNGAN SEKITAR MELALUI
PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS
MATA PELAJARAN IPS KELAS III SDN
SOKARAME PASESER II KECAMATAN
NONGGUNONG
V. Rincian Kegiatan yang Sudah Dilakukan
A. Tahap Persiapan
- Merancang RPP bedasarkan bimbingan dosen
- Diskusi tentang rencana persiapan praktek
- Melaksanakan orientasi di tempat praktek
B. Tahap Pelaksanaan
- Menyiapkan perlengkapan/bahan-bahan yang dilakukan dalam
pelaksanaan praktek
- Melaksanakan praktek
C. Data Lapangan
- Di SDN Nonggunong Daja I Kecamatan Nonggunong mengajar di
kelas III semester II (genap) mata pelajaran IPS.
- Pada siklus I pembelajaran IPS kelas III materi kegiatan jual beli di
lingkungan sekitar belum dapat meningkatkan pemahaman dan
ketuntasan belajar siswa dan dilanjutkan ke siklus II.
D. Rencana Kegiatan Selanjutnya
- Melakukan perbaikan RPP siklus I untuk siklus II berdasarkan
bimbingan dosen.

32
- Melakukan bimbingan perbaikan pelaporan PKP tentang mata
pelajaran IPS karena tidak menggunakan metode pemberian tugas
secara maksimal.
V. Kendala yang dihadapi
- Tidak ada kendala yang berarti pada siklus II, tetapi di dalam Ujian
praktek PKP jam pelaksanaan tidak sesuai dengan jam pelajaran yang
ada di sekolah.

Sumenep, 27 Oktober 2010


Pembimbing, Yang menyatakan,

ACHMAD JAILANI.M.Pd Busawi.


NIP.19680712 198803 1 002 NIM. 816 242 008

33

Anda mungkin juga menyukai