Oleh
SRI LESTARI, S.Pd.
NIP 19651116 199203 2 004
1
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga
dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas
VI SD Negeri Jetis IV, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan.
ABSTRAK
2
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK .................................................................................................. ix
3
C. Hipotesis Tindakan ....................................................... 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 44
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
serta pendekatan dalam belajar mengajar sehingga anak didik merasa senang
dan termotivasi untuk belajar matematika.
6
alat peraga mudah dicerna anak didik dibandingkan dengan pembelajaran
yang bersifat verbalistik.
B. Identifikasi Masalah
C. Analisis Masalah
7
Adapun peneliti tertarik memilih judul tersebut dengan pertimbangan
sebagai berikut.
D. Rumusan Masalah
”Apakah penggunaan alat peraga prisma segi tiga dan tabung lingkaran
satuan dapat meningkatkan hasil belajar menghitung volume prisma segi tiga
dan tabung lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Jetis IV, Kecamatan
Lamongan, Kabupaten Lamongan?”
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
8
1. Bagi Siswa
a. Meningkatnya hasil belajar pada kompetensi dasar menghitung
volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran.
b. Meningkatnya motivasi belajar matematika.
c. Meningkatnya rasa percaya diri.
2. Bagi guru
a. Meningkatkan gairah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Merupakan umpan balik keberhasilan siswa dalam menguasai
kompetensi dasar menghitung volume prisma segi tiga dan tabung
lingkaran.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran karena dengan kegiatan PTK ini
guru lebih terampil menggunakan alat peraga.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dan kontribusi positif
bagi sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
dapat dijadikan model pembelajaran oleh guru sekolah dasar lain dalam
pembelajaran kompetensi dasar menghitung volume prisma segi tiga dan
tabung lingkaran.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoretis
1. Hakikat Belajar
10
2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil yang dicapai
dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui dari pendapat
ahli pendidikan. Hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Agar tidak
menyimpang dari pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara per
kata terlebih dahulu. Belajar berasal dari kata “ajar” mendapat awalan “bel-”
yang kemudian menjadi kata jadian “belajar” mengandung makna proses
belajar.
Kata belajar menunjuk arti apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subyek yang menerima pelajaran, bukan sekedar menghapal, bukan pula se-
kedar mengingat (Sardiman,1998:34). Belajar pada dasarnya merupakan suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan, pemahaman, dan
sikapnya. Belajar adalah proses yang aktif, yaitu mereaksi semua situasi yang
berada disekitar individu, yang mengarah pada suatu.
Hasil belajar dari gabungan kata hasil dan kata belajar. Hasil belajar
diartikan sebagai keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel,1998:162).
Hasil belajar merupakan keberhasilan yang telah dirumuskan guru berupa
kemampuan akademik. Winarno Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa hasil
belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa
dalam belajar. Hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses
belajar. Dalam hasil belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor (Sunaryo,1983:4).
11
Dari berbagai kajian definisi hasil belajar di atas maka yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika yang berupa kemampuan
akademis siswa dalam mencapai standar tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya dan harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Belajar dipengaruhi pula oleh faktor-faktor baik dari dalam
maupun dari luar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
antara lain dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.
1) Kesehatan anak
2) Rasa aman
3) Kemampuan dan minat
4) Kebutuhan diri anak akan sesuatu yang akan dipelajari
(Rustiyah NK, 1995:123).
Adapun faktor yang datang dari luar diri anak, yaitu dari sekolah
tempat anak belajar seperti guru, waktu, sarana dan prasarana belajar,
kurikulum, materi, dan suasana belajar. Selain faktor-faktor yang mempe-
ngaruhi hasil belajar, juga siswa mengalami hambatan-hambatan dalam belajar
baik itu bersifat endogen maupun bersifat eksogen. Yang bersifat endogen
adalah faktor biologis dan faktor psikologis siswa. Sedangkan faktor eksogen
adalah seperti sikap orang tua, suasana lingkungan, sosial ekonominya, dan
sikap budayanya. Untuk dapat meningkatkan belajar dengan baik maka guru
harus mengenal anak dengan baik pula karena setiap anak tidak sama persis
kesulitan dan permasalahan yang dihadapinya. Dengan demikian guru harus
mampu meneliti setiap kekurangan-kekurangan dalam hasil belajar siswa.
12
Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil
akademis yaitu hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar yang telah dirumuskan guru baik berupa segi kognitif, afektif
maupun dari segi psikomotornya. Dalam proses belajar dan mengajar seorang
guru wajib menentukan tujuan pembelajaran baik tujuan pembelajaran umum
maupun khusus. Mengukur keberhasilan belajar siswa atau hasil yang dicapai
siswa harus mampu mengevaluasi belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa
dapat dilihat dari segi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan belajar maka guru harus
menentukan tujuan pembelajaran khusus yang baik. Ada beberapa kriteria
dalam pembuatan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) yang baik yaitu sebagai
berikut.
Jadi hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar, baik
yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil yang
dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang
berupa hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar
dalam jangka waktu tertentu. Hasil akademik ini berupa angka kuantitas yang
dituliskan dalam buku raport. Sedangkan dalam kaitannya dengan penelitian
ini, hasil belajar adalah peningkatan keberhasilan siswa dalam mencapai tuju-
an pembelajaran yang ditetapkan guru. Hasil belajar yang dicapai siswa ber-
kaitan erat dengan kesulitan belajar dan keberhasilan belajar. Kesulitan belajar
siswa dalam mata pelajaran matematika dapat diketahui dari ciri-cirinya.
Kesulitan belajar yaitu di mana anak didik atau siswa tidak mampu belajar
sehingga hasil di bawah potensi intelektualnya (Alan O Ross, 1974:103).
13
Menurut Lerner (1931:367) dalam buku pendidikan bagi anak berkesulitan
belajar, (Dr. Mulyono Abdurrahman, 1999:262) adalah kekurang pahaman
tentang simbol, nilai tempat, perhitungan dan penggunaan proses yang keliru
dan tulisan yang tidak terbaca.
14
c. Lambat dalam melakukan tugas belajar.
d. Menunjukkan sikap kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura
dusta dan lain-lain.
e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan (Supriyono, 1991:89).
Dengan demikian bahwa anak yang perlu mendapat bantuan dari guru
dalam hal ini adalah layanan bimbingan belajar, agar peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah.
15
Oleh karena itu ada beberapa pendekatan dalam pengajaran mate-
matika di SD, yaitu sebagai berikut.
16
4. Evaluasi Pelajaran Matematika
Dalam hal kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
matematika menurut Learner, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
17
5. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga disebut juga alat bantu pelajaran. Alat peraga yang diguna-
kan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, maka pembelajaran menjadi lebih
berkualitas. Menurut Heinrich (1996) menyatakan bahwa keseluruhan sejarah,
media dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan. Media merupakan
jamak dari kata medium adalah suatu saluruh untuk komunikasi. Diturunkan
dari bahasa Latin yang berarti “antara”. Istilah ini kepada sesuatu yang
membawa informasi ke penerima tercetak, komputer dan instruktur. Yang
demikian ini dipandang sebagai media ketika mereka membawa pesan dengan
suatu maksud pembelajaran.
18
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda
di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
Alat peraga dapat disebut pula alat bantu dalam pembelajaran. Dalam
praktik kegiatan pendidikan, alat peraga sering pula disebut dengan media
pembelajaran. Oleh karena itu dalam hal ini peneliti tidak akan memper-
soalkan penggunaan istilah tersebut. Secara harfiah kata media memiliki arti
“perantara” atau “pengantar” atau peraga (Depag RI,2004:11).
19
Model pembelajaran yang tampak pada skema di atas menunjukkan
keragaman bahwa ada guru yang menggunakan media dan ada guru yang
menggunakan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran. Ada empat pola guru
dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut.
Meskipun ada perbedaan, pada prinsipnya media dan alat peraga me-
rupakan perantara dalam kegiatan pembelajaran. Kaitannya dengan pembel-
ajaran matematika maka alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajar-
an sesuai dengan materi yang akan diberikan pada saat itu. Di antaranya alat
peraga dalam kegiatan pembelajaran menentukan volume kubus bangun ruang
adalah sebagai berikut.
20
Alat peraga model tabung satuan memiliki fungsi untuk
menunjukkan volum/isi tabung atau selinder.
2) Bentuk Alat
Bentuk alat-alat peraga yang dibuat sendiri sebagai berikut.
Model kubus satuan, prisma segitiga satuan, dan tabung lingkaran satuan
1) Alat dan bahan
a. Alternatif bahan 1 : karton tebal/karton duplek, lem, spidol,
plastik jilid.
b. Alternatif bahan 2 : Styrofoam, spidol.
c. Perkakas : kuas, gunting, cutter/pemotong
2) Cara pembuatan alat peraga.
Jika bahan yang dipergunakan karton tebal, karton duplek, atau
styrofoam maka cara membuat alat peraga yaitu dengan membuat
jaring-jaring kubus, prisma segitiga, dan tabung lingkaran.. Untuk
menghubungkan sisi yang satu dengan yang lain buatlah lidah pada
jaring-jaringnya. Selanjutnya bentuklah jaring-jaring kubus
sebagaimana gambar berikut.
21
Model jaring-jaring Prisma Segitiga
22
2. Penggunaan Alat Menghitung Volume Kubus
23
a. Menentuan volume kubus
Penentuan volume kubus didasarkan pada rumus volume kubus.
Menentukan volume kubus rumusnya adalah sebagai berikut. sisi x sisi
x sisi= volume
Volume dinyatakan dengan satuan kubik (3)
1
Volume prisma segitiga = luas alas × tinggi = ×a×b×t
2
= π x r2 x t
B. Kerangka Berpikir
24
Penggunaan alat peraga prisma dan tabung buatan sendiri dalam
pembelajaran kompetensi dasar “menghitung volume prisma segitiga dan
tabung lingkaran”, dapat meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa
dalam kegiatan belajar dan mengajar. Kemudahan yang akan diperoleh siswa
melalui penggunaan alat peraga tersebut yaitu siswa dapat mengukur,
mengamati, menaksir dan menangkap apa yang seharusnya kemudian dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi yaitu Menghitung volume prisma
segitiga dan tabung lingkaran secara tepat.
C. Hipotesis Tindakan
25
BAB III
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Pelaksanaan Penelitian
2. Waktu Pelaksanaan
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Oktober 2016 pada
jam pelajaran ke-5 dan ke-6.
b. Siklus II
3. Karakteristik Siswa
26
belajar matematika para siswa kurang begitu menggembirakan sehingga
pada siswa yang berjumlah 35 orang tersebut tidak ada siswa yang
menonjol dalam prestasi belajar matematika. Sementara itu, terdapat 2
siswa yang rata-rata prestasi belajarnya di bawah rata-rata.
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
1) Guru menyiapkan rencana pengajaran.
2) Guru memberikan soal-soal pada siswa.
3) Guru mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses
pembelajaran.
4) Guru menjelaskan materi tentang kompetensi dasar “menghitung
volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” dilanjutkan dengan
memberikan contoh-contoh soalnya.
5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran seperti bertanya, mengungkapkan pen-
dapat, diskusi dan lain sebaginya.
6) Guru memberikan soal-soal latihan setiap akhir pertemuan.
27
7) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus 1.
c. Pengamatan
d. Refleksi
28
2. Siklus II
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
29
2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan cara
mengadakan pendekatan dan bimbingan khusus.
3) Guru menerangkan kembali materi yang kurang
dipahami siswa dengan contoh-contoh soalnya secara sistematis.
4) Merencanakan kembali pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga dalam pembelajaran konsep bangun
ruang dalam kompetensi dasar “menghitung volume prisma
segitiga dan tabung lingkaran”.
5) Siswa diberi soal-soal latihan untuk dibahas
kembali.
d. Refleksi
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini meliputi siswa kelas VI SDN Jetis IV,
Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan dan guru peneliti serta guru
teman sejawat. Jumlah sumber data siswa sebanyak 35 orang siswa dan 2
guru (teman sejawat dan kepala sekolah).
2. Jenis Data
Data yang didapatkan dalam PTK ini berupa data kuantitatif dan kualitatif,
yang terdiri dari:
a) Hasil belajar siswa.
b) Data situasi pembelajaran.
30
c) Data pelaksanaan pembelajaran oleh guru.
31
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
32
Oktober 2016 pada jam pelajaran ke-5 dan ke-6. Pada pelaksanaan
tindakan pembelajaran siklus I ini dilakukan pula pengamatan atas proses
pembel-ajaran dan diperoleh beberapa data temuan sebagai berikut.
a. Proses Pembelajaran
b. Hasil Pembelajaran
33
mengetahui secara langsung hasilnya serta hal apa saja yang
seharusnya mereka perbaiki.
Tabel 4.1
Data empiris hasil pembelajaran menghitung volume prisma dan tabung
kelas VI SDN Negeri Jetis IV, Kecamatan Lamongan, Kabupaten
Lamongan pada siklus I
L/ Jumlah Nilai
No Nama Siswa Ketuntasan
P Skor Perolehan
1 Ade Rizal Rusvian Daffa L 10 62 Belum Tuntas
2 Alya Febriana Kartika Putri P 10 62 Belum Tuntas
3 Aoedita Trisia Agustien P 14 80 Tuntas
4 Davina Razaktya Kayla Putri L 14 80 Tuntas
5 Dhika Rizky Aulia Rahma P 14 80 Tuntas
6 Elfrida Kusuma Wardani P 11 68 Belum Tuntas
7 Fahmidatun Nisa Nur Q P 14 80 Tuntas
8 Faldy Purnama L 9 56 Belum Tuntas
9 Fernandio Wahyu P.P.H L 9 58 Belum Tuntas
10 Fransisco Alexander L 14 80 Tuntas
11 Ilham Ramanda Zanuar P L 14 80 Tuntas
12 Intan Dwi Artanti P 10 65 Belum Tuntas
13 Irania Rafif Devrida P 8 50 Belum Tuntas
14 Isaoura Ferninda Prayogo P 14 80 Tuntas
15 Laily Febryanti P 8 50 Belum Tuntas
16 M.Rifki Oktaviansyah L 11 68 Belum Tuntas
17 Marlon Diego Prasetyo W L 12 65 Belum Tuntas
18 Maulana Yusuf Rahandiawan L 8 50 Belum Tuntas
19 Muhammad Rifky Cahyono L 11 80 Tuntas
20 Muhammad Fadhillah Yos N L 10 62 Belum Tuntas
34
L/ Jumlah Nilai
No Nama Siswa Ketuntasan
P Skor Perolehan
35
Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI
SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada
Siklus I
2. Siklus II
36
tindakan tahap kedua dan merupakan perbaikan dari pelaksana-an siklus
tindakan tahap pertama. Pada siklus II ini beberapa hal meng-alami
perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan data temuan yang diperoleh
selama pembelajaran dan hasil pembelajaran siklus I.
a. Proses Pembelajaran
37
kegiatan demi kegiatan, waktu yang tersedia ternyata masih belum
cukup juga. Kuis atau tes akhir pembelajaran terpaksa dilaksanakan
di luar jam pembelajaran selama 20 menit.
b. Hasil Pembelajaran
Tabel 4.2
Data empirik hasil pembelajaran siswa kelas VI SDN Jetis IV,
Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan pada Siklus II
Jumlah Nilai
No Nama Siswa L/P Ketuntasan
Skor Perolehan
1 Ade Rizal Rusvian Daffa L 12 75 Tuntas
2 Alya Febriana Kartika Putri P 12 75 Tuntas
3 Aoedita Trisia Agustien P 14 93.75 Tuntas
4 Davina Razaktya Kayla Putri L 14 90 Tuntas
5 Dhika Rizky Aulia Rahma P 14 90 Tuntas
6 Elfrida Kusuma Wardani P 12 75 Tuntas
7 Fahmidatun Nisa Nur Q P 14 90 Tuntas
8 Faldy Purnama L 12 75 Tuntas
9 Fernandio Wahyu P.P.H L 12 75 Tuntas
10 Fransisco Alexander L 14 90 Tuntas
11 Ilham Ramanda Zanuar P L 14 93.75 Tuntas
12 Intan Dwi Artanti P 12 75 Tuntas
13 Irania Rafif Devrida P 12 75 Tuntas
14 Isaoura Ferninda Prayogo P 14 93.75 Tuntas
15 Laily Febryanti P 14 87.5 Tuntas
16 M.Rifki Oktaviansyah L 14 87.5 Tuntas
38
Jumlah Nilai
No Nama Siswa L/P Ketuntasan
Skor Perolehan
17 Marlon Diego Prasetyo W L 12 70 Tuntas
18 Maulana Yusuf Rahandiawan L 12 75 Tuntas
19 Muhammad Rifky Cahyono L 14 90 Tuntas
20 Muhammad Fadhillah Yos N L 12 75 Tuntas
39
tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 100 % yang ternyata lebih
tinggi dari prasyarat ketuntasan klasikal sebesar 85 %. Oleh karena itu,
tidak diperlukan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.
B. Pembahasan
40
strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran, diharapkan adanya perubahan
dari mengingat (memorizing) atau menghapal (rote learning) ke arah berpikir
(thinking) dan pemahaman (understanding), dari model ceramah ke
pendekatan discovery learning atau inquiry learning, dari belajar individual ke
kooperatif, serta dari subject centered ke clearer centered atau terkonstruksi-
nya pengetahuan siswa (Setiawan, 2005).
Tabel 4.3
Data perbandingan hasil pembelajaran siswa kelas VI SDN Jetis IV,
Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan pada Siklus I dan
Siklus II
N Nilai Nilai
Nama Siswa L/P
o Siklus I Siklus II
1 Ade Rizal Rusvian Daffa L 62 75
2 Alya Febriana Kartika Putri P 62 75
41
N Nilai Nilai
Nama Siswa L/P
o Siklus I Siklus II
3 Aoedita Trisia Agustien P 80 93.75
4 Davina Razaktya Kayla Putri P 80 90
5 Dhika Rizky Aulia Rahma P 80 90
6 Elfrida Kusuma Wardani P 68 75
7 Fahmidatun Nisa Nur Q P 80 90
8 Faldy Purnama L 56 75
9 Fernandio Wahyu P.P.H L 58 75
10 Fransisco Alexander L 80 90
11 Ilham Ramanda Zanuar P L 80 93.75
12 Intan Dwi Artanti P 65 75
13 Irania Rafif Devrida P 50 75
14 Isaoura Ferninda Prayogo 80 93.75
15 Laily Febryanti P 50 87.5
16 M.Rifki Oktaviansyah 68 87.5
17 Marlon Diego Prasetyo W L 65 70
18 Maulana Yusuf Rahandiawan L 50 75
19 Muhammad Rifky Cahyono L 80 90
20 Muhammad Fadhillah Yos N L 62 75
25 Nabilah Atikahsari P 63 75
27 Navy Vernando L 80 90
28 Nur Jihan P 80 90
42
N Nilai Nilai
Nama Siswa L/P
o Siklus I Siklus II
KKM 70 70
% KETUNTASAN BELAJAR 47,37 % 100
Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan selalu terjadi pada setiap
individu siswa. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran
kontekstual dengan memfokuskan pada penggunaan alat peraga sebagai
pemodelan pada kompetensi dasar ’menghitung volume prisma segitiga dan
tabung lingkaran’ dapat berhasil. Hal ini disebabkan karena dalam
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual disertai dengan penggunaan
media mirip aslinya berupa alat peraga bangun ruang prisma segitiga dan
selinder yang terbuat dari bahan karton. Bagi guru media ini dapat memper-
mudah dalam penyampaian materi pembelajaran dan bagi siswa dapat
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam menelaah materi. Secara
tidak langsung siswa akan aktif berpikir dan berupaya mencari jawaban yang
sesuai untuk setiap permasalahan yang muncul, sehingga sistem pembelajaran
yang terjadi dapat menimbulkan ketertarikan atau minat dan motivasi pada
siswa. Dan juga siswa akan menggunakan pengalaman-pengalaman yang ia
temui di lingkungan sebagai media yang dapat mengantarkan siswa agar lebih
mudah memahami suatu permasalahan yang dimaksud. Hal ini sejalan dengan
pendapat Heinich, Molenda dan Russel dalam Prayitno (1998) yang menyata-
kan bahwa media pengajaran dalam membelajarkan dapat mengkonkritkan
ide-ide atau gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalah-
pahaman siswa dalam mempelajari dan memberikan pengalaman-pengalaman
yang nyata yang merangsang aktifitas diri sendiri untuk belajar. Dengan
keaktifan siswa ini akan meningkatkan motivasi pada siswa untuk belajar,
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
43
kalangan siswa. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapai. Media benda asli berupa kerangka bangun ruang dan alat peraga
lainnya dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa dalam
memahami sesuatu yang abstrak dan sukar untuk menambah minat,
memperbanyak materi dan merangsang terjadinya perubahan kognitif.
44
an kontekstual di dalam proses pembelajarannya memanfaatkan berbagai
sumber pembelajaran, setting belajar yang tidak selalu di dalam kelas dan
dapat memanfaatkan media apa saja untuk belajar.
45
BAB V
A. Kesimpulan
46
B. Saran untuk Tindakan Lebih Lanjut
47
DAFTAR PUSTAKA
Dady Permana dan Triyati. 2008. Bersahabat dengan Matematika untuk Kelas VI
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti P2GSM
48
Tim MKPBM, 2001. Struktur Pengajaran Matematika, Semarang.
Y.D Sumanto, Heny Kusumawati, Nur Aksin. 2008. Gemar Matematika 5: untuk
kelas VI SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
49