Disertasi
Oleh:
RESLIANTY RACHIM
NIM :
SAMARINDA 2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi21
1. Nama : Reslianty Rachim
2. Tempat & tanggal lahir : Samarinda, 21 Mei 1986
3. Alamat : Jl. Juanda 7 Blok D Rt 3. No 63
Kel. Air Hitam Samarinda
4. Anak ke- : 3 dari 4 bersaudara
II. Pendidikan
1. SD : SD Negeri Samarinda
2. SMP : SMP Negeri 1 Samarinda
3. SMA : SMA Negeri 1 Samarinda
: FE Prodi Manajemen Keuangan
4. Strata 1 Unmul Samarinda
: FE dan Bisnis Jurusan Ekonomi
5 Strata 2 UKM Malaysia
1.
2. Bankaltimtara Tahun 2000 - Sekarang
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Promotor
Ko Promotor
Telah Diuji pada Ujian Tertutup
Tanggal :
Ketua :
Anggota :
Lembar Pengesahan........................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii
Lembar Komprehensif ....................................................................................... iii
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... iv
Abstrak . ............................................................................................................
v
Abstract ...........................................................................................................
vi
Kata Pengantar ............................................................................................... vi
viii
ix
Daftar Gambar ............................................................................................... xi
Daftar Lampiran ............................................................................................ xii
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 38
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 38
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 39
D. Metode Analisis .......................................................................... 40
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................. 47
1. Definisi Variabel Input dan Output Penelitian ...................... 47
2. Definisi dan Operasionalisasi Faktor Determinan Tingkat
Efisiensi ............................................................................... 51
3. Spesifikasi Variabel Input dan Output Pengukuran Tingkat
Efisiensi.............................................................................................53
4. Alat Bantu Pengolahan Data.........................................................56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN...........................................................57
A. Gambaran Umum....................................................................................57
B. Hasil Pengukuran Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah ................64
1. Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Produksi...................66
2. Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Intermediasi .............68
3. Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Aset...........................69
C. Peringkat Skor Efisiensi.........................................................................71
1. Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Produksi 71
2. Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Intermediasi .... 72
3. Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Aset ................. 73
D. Pergerakan Skor Efisiensi ........................................................... 74
1. Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Produksi ................... 74
2. Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Intermediasi .............. 75
3. Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Aset .......................... 76
E. Pengujian Hipotesis Efisiensi ...................................................... 77
F. Analisis Regresi Metode Efek Tetap (MET) ................................ 79
1. Hasil Regresi Pendekatan Produksi ...................................... 79
2. Hasil Regresi Pendekatan Intermediasi ................................. 82
x
3. Hasil Regresi Pendekatan Aset 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................90
A. Kesimpulan...............................................................................................90
B. Saran- saran...............................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................94
LAMPIRAN........................................................................................................................97
xi
DAFTAR TABEL
2. 1 Kerangka Pemikiran 35
3. 2 Efficient Frontier Model CCR 42
3. 3 Efficient Frontier Model BCC 43
4. 1 Perkembangan Aset Perbankan Syariah 2005- 2009 61
4. 2 Perkembangan DPK Perbankan Syariah 2005- 2009 62
4. 3 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah
2005- 2009 64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Fungsi utama perbankan ialah sebagai lembaga intermediasi (financial intermediary), yaitu
melakukan proses penghimpunan dana dari masyarakat ataurumah tangga dan disalurkan kepada
yang membutuhkan, dengan kata lain bankmemfasilitasi pihak yang kelebihan dana (surplus unit)
dan menyalurkan dan pihak yang kekurangan atau membutuhkan dana (deficit unit). Fungsi Ini
muncul karena adanya assimetric information antara pihak yang memiliki dana dengan pihak
pengguna, sehingga memberikan peluang kepada pihak perantara untuk mengakomodir kedua belah
pihak (Ramly, 2015:5). Saat ini perkembangan perbankan di Indonesia berkembang pesat sejak
diterbitkannya UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, UU Nomor 10 Tahun 1998 perubahan
atas undang-undang 1992 tentang perbankan yang menunjukkan sistem perbankan di Indonesia
menganut dual banking system (sistem ganda) dan UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah, hal ini yang menyebabkan system perbankan di Indonesia berubah dari sistem tunggal
menjadi sistem ganda. Selain itu fungsi perbankan sesuai SK Menkeu RI Nomor 792 tahun 1992
berbunyi bahwa lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan
melakukan penghimpunan dana, penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai
investasi pembangunan. Oleh karena itu fungsi perbankan sangat berperan dalam perkembangan
ekonomi suatu Negara (Rosyada, 2011:54). Karenanya Bank Indonesia selaku pemegang otoritas
harus mengawasi dan mengatur perbankan, di lain pihak dengan adanya UU Nomor 21 3 Tahun 2011
tentang pendirian OJK dan fungsinya sebagai pengawas dan perizinan lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan non-bank. Bank sebagai lembaga kepercayaan pemerintah yang diawasi juga
harus menunjukkan konstribusi yang baik dan kinerja efisien sebagai lembaga keuangan supaya
pertumbuhan dan stabilitas keuangan di Indonesia juga akan meningkat. Hal utama yang
menyebabkan perbankan berkembang secara sehat adalah kompetisi (persaingan), persaingan
merupakan hambatan bagi operasional dan stabilitas perbankan.
1
1
2
Seiring dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian makro dan
dan Bankaltimtara pada khusus nya dituntut memiliki tingkat efisiensi dan
daya saing yang tinggi. Efisiensi merupakan faktor yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup suatu organisasi, dalam hal ini industri perbankan baik
secara makro ataupun secara mikro. Dari sisi makro terkait dengan
meningkatkan efisiensinya.
3
perkembangan perbankan termasuk Bankaltimtara. Peningkatan efisiensi
operasi dan daya saing industri merupakan fokus kegiatan yang penting
Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, pada tahun 2009 jumlah asset
perbankan syariah mencapai 2,5% dari total asset perbankan nasional, yaitu
mencapai Rp 59,996 triliun. Total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun
sejumlah Rp 46,539 triliun pada September 2009 dan perbankan syariah telah
Melalui Financing to Deposit Ratio atau Loan to Deposit Ratio Bank umum
dan unit usaha syariah yang mencapai 98,11% kemudian disusul Bank
4
dibandingkan dengan perbankan secara keseluruhan yang hanya mencapai
65,24%.
ternyata perbankan syariah masih belum mampu berperan besar dalam industri
share perbankan syariah terhadap perbankan nasional sebesar 2,5% pada akhir
tahun 2009 relatif belum dapat diperhitungkan sebagai lembaga yang dapat
karena itu untuk internal bank penelitian mengenai pengaruh variabel makro
seperti tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi dan kebijakan moneter seperti
tingkat bunga Sertifikat bank Indonesia (SBI) dan variabel mikro seperti tingkat
besarnya dampak variabel makro dan mikro tersebut terhadap tingkat efisiensi
merugikan bank.
5
mereka terkait langsung dengan risiko dan biaya yang akan mereka
tanggung dan manfaat yang akan mereka peroleh dari melakukan transaksi
dengan suatu bank. Bank yang efisien pada umumnya cenderung dapat
tarif yang lebih kompetitif. Dilain pihak, bank yang tidak efisien biasanya
transaksi yang tinggi. Hal ini jelas kurang menguntungkan bagi nasabah
satu sumber yang dapat dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan
depan, dan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan (Vicky Rahma Putri
6
analisis regresi metode efek tetap (MET) untuk menganalisis pengaruh
Maka penulis mengangkat judul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI BANKALTIMTARA”
8
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
9
Berharga Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah.
D. Manfaat Penelitian
strategi operasi yang efisien untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
10
3. Peneliti/Akademisi
4. Masyarakat
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
jual beli dan bagi hasil (Y. Sri Susilo, 2000; 110).
memberikan kredit dan jasa- jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip
syariah Islam. Bank Islam adalah (1) bank yang beropeasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam; (2) adalah bank yang tata cara
12 12
beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Quran dan
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money).
sistem bagi hasil. Hal ini sesuai dengan fatwa MUI tanggal 16
13
2. Konsep Pengukuran Efisiensi Perbankan
harus ditentukan atas dasar berbagai profil ukuran. Profil ukuran yang
Efisiensi adalah suatu istilah yang sifatnya relatif, yaitu selalu harus
mekanisme pasar. Jika tercapai suatu situasi dimana masih ada value
apakah kebijakan yang satu lebih baik dari pada kebijakan yang
menjadi output pada satu periode tertentu. Salah satu model yang
14
digunakan untuk menjelaskan fungsi produksi adalah model fungsi
dan output dalam proses produksi. Garis frontier produksi ini mewakili
efisiensi sebuah perusahaan terdiri dari dua komponen yaitu: (1) technical
input yang optimal pada tingkat harga dan teknologi tertentu. Efisiensi
15
dibandingkan dengan best practise. Sedangkan efisiensi alokatif
16
pembangunan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja sebagai sumber
terjadi antara sesama bank domestik tetapi juga antara bank domestik
17
a. Analisis Rasio
18
Analisis efisien frontier cukup superior bagi sebagian besar
mengenai struktur dari frontier dan efisiensi relatif dari unit ekonomi
19
dari analisis rasio yaitu rasio output terhadap input (output/input),
20
kesimpulan secara statistika (statistical inferences). Pendekatan
metode non parametrik. Untuk mengatasi hal ini, salah satu cara
efisiensi tersebut.
yang sama yaitu untuk memperoleh suatu frontier yang akurat. Namun
21
observasi yang ekstrim, dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor
ketidakefisienan.
ini akan terjadi jika sampel yang dianalisis merupakan unit yang
22
DEA Frontier dan software EViews. Model DEA dipilih karena
regresi model panel data dipilih karena jenis data yang digunakan
dengan jenis yang sama sehingga menjadi hasil (output) dengan jenis
yang sama pula, di mana hubungan bentuk fungsi dari input ke output
Rhodes pada tahun 1978. Model yang berorientasi pada input berdasarkan
Dalam model CCR setiap DMU akan dibandingkan dengan seluruh DMU
yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal
23
asumsi ini hanya sesuai untuk kondisi di mana seluruh DMU beroperasi
output yang sama pula tetapi kondisi internal dan eksternalnya mungkin
menambah satu output. Jika asumsi CCR tetap digunakan untuk DMU
scale efficiency.
efficiency.
kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali, bisa lebih
24
kecil atau lebih besar x kali. Pendekatan BCC ini relatif lebih tepat
dalam hal ini bank syariah. Karena dalam perusahaan jasa, faktor dari
dihasilkan.
yang digunakan.
sebagai sebuah produksi jasa bagi para pemilik dana (shohibul mal)
25
output sebagai penjumlahan dari rekening-rekening pendapatan
26
variabel yang diduga memiliki hubungan terhadap tingkat efisiensi.
tidak dapat mengontrol faktor tersebut dapat dilihat dari aspek internal
a. Faktor Internal
1) Kapitalisasi
27
jumlah aset bank dapat menaikkan tingkat efisiensi atau tingkat
produktifitasnya.
3) Profitabilitas
4) Market Power
Microsoft Excel.
b. Faktor Eksternal
28
moneter yang dicerminkan oleh tingkat bunga bank sentral dan
pergerakan nilai tukar.
1) Tingkat Inflasi
29
efisiensi bank akibat dari peningkatan cost of fund yang harus
dikeluarkan bank.
3) Kebijakan Moneter
B. Penelitian Terdahulu
analisis stokastik.
digunakan terdiri dari berbagai variabel yang diambil dari laporan keuangan
30
masing- masing bank konvensional dan bank murni syariah, yaitu terdiri dari
input dan output yang diambil dari Bank Indonesia. Untuk bank umum syariah,
inputnya berupa biaya bagi hasil, biaya lainnya dan asset. Outputnya terdiri dari
pendapatan bunga, pendapatan lainnya dan volume kredit. Untuk UUS, inputnya
berupa biaya bunga, biaya lainnya dan asset, outputnya terdiri dari pendapatan
Indonesia tahun 1999-2004 cukup efisien yang ditunjukkan dengan tingkat in-
efisiensi rata- rata mencapai hanya sekitar 7%. Tidak ada perbedaan yang
konvensional yang memiliki unit usaha syariah. Di sisi lain, ditemukan bahwa
Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman (2008) mengukur kinerja bank
rasio rentabilitas. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 17
ada satu bank (Bank Lippo) yang konsisten beroperasi secara efisien pada 2
tahun penelitian (2003 dan 2004). Hanya terdapat sebagian kecil bank
31
Margaretha Tri Utami (2008) meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan bank syariah selama 3 (tiga) tahun. Variable yang diteliti
terdiri dari variable dependen yaitu Before Tax Profit, Return On Assets
pendapatan negara dan equity to total assets yang baik akan berpengaruh
tahun 2002-2003 dengan analisis DEA. Jumlah bank yang dijadikan sampel
sebanyak 2 bank murni syariah dan 8 bank konvensional dengan unit usaha
syariah. Variabel inputnya yaitu bunga, biaya lainnya dan asset. Sedang
outputnya yaitu pendapatan bunga, pendapatan lainnya dan kredit. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 10 bank tersebut, bank umum
Negara tahun 1997- 2000. Input variabel yang digunakan terdiri dari upah
tenaga kerja, asset tetap, dan total deposito sedangkan outputnya terdiri dari
total pinjaman, pendapatan lainnya dan asset liquid. Temuan dari penelitian ini
32
Industri perbankan syariah yang telah berpengalaman menunjukkan efisiensi
pada tahun 1998 dan 1999 rata- rata sebesar 0,870 dan 0,897 dibandingkan
dengan tahun 1997 dan 2000 yang besarnya rata-rata 0,902 dan 0,909.
besarnya hubungan efisiensi dan skala, bank-bank Islam yang memiliki total
asset lebih dari $600 miliar dikategorikan sebagai bank besar dan bank-bank
yang memiliki total asset di bawah $600 miliar dapat dikategorikan sebagai
bank-bank sedang dan kecil. Apabila dilihat dari skala efisiensi, dapat
terlihat jelas bahwa skala inefisiensi terjadi pada bank-bank besar, sedang
C. Kerangka Pemikiran
digunakan dalam penelitian ini. Ada dua hubungan yang dapat diterangkan
neraca dan laporan laba rugi bank yang bersangkutan. Selanjutnya dengan
hubungan variable input dan output yang dibedakan atas tiga pendekatan,
33
dan pengaruh variabel determinan yang terdiri dari variabel internal dan
34
Gambar. 2. 1 :
Kerangka Pemikiran
Perbankan Syariah
Laporan Keuangan
DEA
Pengukuran Efisiensi
Orientasi Input
DETERMINAN EFISIENSI
36
H0
: Kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size,
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian dalam penelitian ini yaitu Bank Syariah yang ada
ketentuan Bank Indonesia. Dalam hal ini perbankan syariah yang berdiri dan
Maka didapatlah sampel penelitian yang berjumlah lima bank, yang terdiri
dari tiga Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia. Sedangkan dua Unit
Usaha Syariah yang diteliti yaitu Bank Jabar dan Banten, dan Bank Permata.
Bersumber dari bank- bank tersebut dikumpulkan data- data tentang laporan
38
38
C. Metode Pengumpulan Data
1. Library research
peroleh dari buku- buku, jurnal serta bahan tertulis lainnya yang
2. Sumber data
Data bank yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
laporan laba rugi dari setiap bank yang dijadikan sampel penelitian
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tersebut selama tahun
2006 sampai dengan tahun 2009. Data- data untuk faktor- faktor yang
(SBI) juga diperoleh dari data SBI satu bulan yang dipublikasikan oleh
Bank Indonesia.
39
D. Metode Analisis
1. Deskripsi data
hubungan antar variabel. Dua atau lebih variabel diteliti untuk melihat
2. Analisis data
lainnya pada DMU yang sejenis. DMU adalah sebuah sumber daya,
sebagai sesuatu yang efisien secara teknis jika hal itu memiliki rasio
yang baik dari setiap output dan juga setiap input. Rangkain kegiatan
40
tersebut mampu menunjukkan signifikansi dari hubungan output-
input yang akan di ukur.
n
y
∑ k rj
Efficiency of DMU0 = k=1
m
v x
∑ i ij
i−1
Dimana:
m = jumlah input
n = jumlah output
Rhodes dan disebut juga model CCR pada tahun 1978. Model ini
adalah sama, artinya jika ada penambahan input sebesar x kali, maka
41
lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap
Gambar. 3. 2 :
Efficient Frontier Model CCR
output
input
Sumber: Centre for Efficiency and Productivity Analysis Working Papers
Charnes, dan Rhodes (model BCC) pada tahun 1984 dan merupakan
Asumsi dari model ini adalah rasio antara penambahan input dan
42
Gambar. 3. 3:
Efficient Frontier Model BCC
output
input
Sumber: Centre for Efficiency and Productivity Analysis Working Papers
secara global.
metode Metode Efek Tetap ini karena data yang digunakan adalah
43
Umum Syariah dan model panel data untuk Unit Usaha Syariah.
sebagai berikut:
Dimana:
EG = Economic Growth
a =Konstanta
ε =Error term
i=DMU ke-i
t=Periode ke-t
= 0 : lainnya
44
= 0 : lainnya
γNWNt + δ2Zi2
Dimana:
EG = Ecomic Growth
a =Konstanta
ε =Error term
i=DMU ke-i
t=Periode ke-t
= 0 : lainnya
membedakan efek individual dan efek waktu, dan MET juga tidak
(N) (Nachrowi dan Usman, 2006). Dalam hal ini jumlah T model
N hanya tiga dan jumlah T model panel data Unit Usaha Syariah
sama dengan 14 dan jumlah N hanya dua. Oleh karena itu model
46
E. Operasional Variabel Penelitian
dan deposito. Nisbah bagi hasil merupakan hak pihak ketiga atas
hasil pengelolaan dana mereka oleh bank. Biaya nisbah bagi hasil
diperoleh dari laporan laba rugi bank syariah dan unit syariah.
47
c. Biaya Lainnya (Diluar Biaya Personalia) (X3) sebagai
biaya penyusutan, kecuali hak atas tanah dan bangunan yang telah
Posisi aktiva tetap yang dimiliki oleh bank pada suatu periode
48
e. DPK (X5) sebagai Variabel Input
deposito mudharabah.
Total asset atau total aktiva terdiri dari kas, penempatan pada
Bank Indonesia, Giro pada bank lain, surat berharga yang dimiliki
musyarakah.
49
h. Pendapatan Operasi Lainnya (Y2) sebagai Variabel Output
pada Bank Indonesia, Giro pada bank lain, penempatan pada bank
50
pembiayaan istishna, ijarah, pembiayaan musyarakah dan
yang dimiliki bank pada suatu periode tertentu diambil dari laporan
neraca bank.
bunga SBI satu bulan periode Maret 2006 sampai dengan periode
Juni 2009. Data SBI satu bulan diperoleh dari website Bank
Indonesia.
51
c. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel
Independent (Economic Growth)
ini adalah tingkat inflasi Maret 2006 sampai dengan Juni 2009.
dari data modal dan total aset yang dimiliki bank dari laporan
52
menghasilkan laba perusahaan. Profitabilitas dihitung dari
dengan Total Aset yang dimiliki oleh bank dari laporan laba rugi
Power yang dicerminkan oleh rasio Dana Pihak Ketiga (DPK) bank
dan intermediasi. Oleh karena itu, variable input dan output yang
53
adalah biaya tenaga kerja dan mopdal serta pembayaran nisbah bagi
hasil.
Tabel. 3. 1:
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Produksi
Input
Definisi Sumber
(X)
X1 Biaya Nisbah Bagi Hasil Laporan Laba Rugi
X2 Biaya Personalia Laporan Laba Rugi
X3 Biaya Operasional Lainnya Laporan Laba Rugi
Output
(Y)
Y1 Pendapatan Operasional Utama Laporan Laba Rugi
Pendapatan Operasional
Y2 Lainnya Laporan Laba Rugi
54
Tabel. 3. 2:
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan
Intermediasi
Input
Definisi Sumber
(X)
X1 Biaya Personalia Laporan Laba Rugi
X2 Fixed Asset (Aktiva Tetap) Neraca
X3 Dana Pihak Ketiga Neraca
Output
(Y)
Y1 Piutang Murabahah Neraca
Y2 Piutang Mudharabah Neraca
lancar yang dimiliki sebagai output. Input diukur dari total aset
Tabel. 3. 3:
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Aset
Input
Definisi Sumber
(X)
X1 Total Aset Neraca
Output
(Y)
Y1 Piutang Murabahah Neraca
Y2 Piutang Mudharabah Neraca
Y3 Aktiva Lancar Neraca
55
4. Alat Bantu Pengolahan Data
56
BAB IV
A. Gambaran Umum
pada tahun 1992 – 1998 hanya ada satu bank syariah, maka pada Juli 2009
Bank Indonesia) jumlah bank syariah telah mencapai 29 unit yang terdiri
atas 5 Bank Umum Syariah dan 24 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 134 unit pada
Indonesia, tahun 2005 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri
ekonomi yang ditandai oleh tingkat suku bunga dan inflasi yang relatif tinggi.
57 57
kepentingan (stakeholders) perbankan syariah, maka pertumbuhan
berbasis bagi hasil, yaitu sebesar 33% dibandingkan tahun 2004 (29%).
industri perbankan nasional dari 1,26% pada akhir tahun 2005 menjadi 2.5%
pada akhir 2009. Di sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga
nasional dari 2,05% pada akhir tahun 2005 menjadi 2,19% pada akhir 2009.
Pertumbuhan pembiayaan yang masih cukup tinggi dalam kondisi sektor riil
58
Namun, dengan meningkatkan kehati-hatian dan fokus serta intensitas
rasio NPF (gross) sebesar 5,15%. Pada tahun 2009, secara umum kondisi
umum memiliki kualitas aset dan tingkat keuntungan yang cukup baik.
1. Perkembangan Asset
Disamping itu hal ini juga didorong oleh berbagai kebijakan yang
59
diantaranya terdapat dua bank umum syariah pada tahun 2000 menjadi
166 yang terdiri dari 5 bank umum, 24 unit usaha syariah, dan 137
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah pada akhir tahun 2009. Ini tentu
Tabel. 4. 1:
Perkembangan Asset Perbankan Syariah 2005-2009
Jumlah Aset
Periode (milliar Pertumbuhan
rupiah)
2005 20,880
2006 26,722 27.98%
2007 36,538 36.73%
Mar-08 38,344 4.94%
Jun-08 42,981 12.09%
Sep-08 45,857 6.69%
Des-08 49,555 8.06%
Mar-09 51,678 4.28%
Jun-09 55,238 6.89%
Jul-09 55,610 0.67%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bulan Juli 2009
60
Gambar. 4. 1:
Perkembangan Asset Perbankan Syariah 2005-2009
60
50
40
30 Jumlah Aset
20
10
0
2005 2006 2007 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09
perbankan syariah pada tahun 2005 – 2009. Jumlah nominal DPK dari
dan Maret 2009 sudah mencapai Rp 38,04 milliar. Hal ini merupakan
61
Tabel. 4. 2:
Perkembangan DPK Perbankan Syariah 2005-2009
Jumlah DPK
Periode (milliar Pertumbuhan
rupiah)
2005 15,584
2006 20,672 32.65%
2007 28,012 35.51%
Mar-08 29,552 5.50%
Jun-08 33,048 11.83%
Des-08 36,852 11.51%
Mar-09 38,040 3.22%
Jun-09 42,103 10.68%
Jul-09 43,004 2.14%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bulan Juli 2009
Gambar. 4. 2:
Perkembangan DPK Perbankan Syariah 2005-2009
50
40
30
DPK
20
10
0
2005 2006 2007 Mar-08 Jun-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09
berasal dari dana pihak ketiga pada tahun 2005 – 2009 dapat dilihat
pada Tabel 4. 3. Pada sisi pembiayaan dari Desember 2005 hingga Juli
62
kemungkinan ada juga yang dimanfaatkan untuk tujuan usaha
produktif.
dimana pada tahun 2005, dari jumlah dana pihak ketiga yang berhasil
Kemudian pada tahun 2006 jumlah dana pihak ketiga yang berhasil
20,445 atau sebesar 98,90% atau naik sebesar 1,16% dari tahun
sebelumnya. Kemudian terakhir pada juli 2009 dana pihak ketiga yang
dilakukan sebesar 42,828 triliun atau 99,59% dari total dana pihak
Tabel. 4. 3:
Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah 2005-2009
Jumlah Pembiayaan
Periode Pertumbuhan
(milliar rupiah)
2005 15,232
2006 20,445 34.22%
2007 27,944 36.68%
Mar-08 29,629 6.03%
Jun-08 34,100 15.09%
Sep-08 37,681 10.50%
Des-08 38,195 1.36%
Mar-09 39,308 2.91%
Jun-09 42,195 7.34%
Jul-09 42,828 1.50%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bulan Juli 2009
63
Gambar. 4. 3:
Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah 2005-2009
50
40
30
Jumlah Pembiayaan
20
10
0
2005 2006 2007 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09
DEA untuk setiap tahun selama empat tahun mulai tahun 2006 sampai
orientasi input, dimana suatu bank dikatakan efisien apabila memiliki skor
efisiensi sama dengan 100%, dan belum efisien jika skor efisiensi kurang
dari 100%. Dari output DEA tersebut kita dapat mengetahui suatu bank pada
periode tertentu yang telah efisien dan belum efisien. Disamping itu juga
dapat diketahui tingkat efisiensi masing- masing input dan output yang
Tahap ini untuk melihat perbankan syariah yang paling efisien dan rata- rata
64
Selanjutnya adalah analisis terhadap pergerakan skor efisiensi
bertujuan untuk melihat tren yang dibentuk oleh skor efisiensi selama
pengaruh faktor internal dan eksternal yang menjadi variabel bebas dalam
berdasarkan model CCR dan BCC. Model CCR mengikuti konsep constant
output meningkat sebesar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar x kali.
Dalam hal ini hanya akan dilakukan pengukuran tingkat efisiensi perbankan
perbandingan input/ output = 1 atau 100%; artinya DMU tersebut tidak lagi
65
melakukan pemborosan dalam penggunaan input dan outputnya atau sudah
mampu mencapai tingkat output yang efisien.
66
Mandiri Triwulan II_08 (BSMII_08), Bank Syariah Mega Indonesia
produksi model BCC orientasi input sama dengan 100% berarti efisien,
sedangkan skor efisiensi kurang dari 100% berarti tidak efisien. Sebagai
67
sebesar 97,53% (100%- 2,47%). Skor efisiensi terendah dimiliki oleh Bank
Barat dan Banten Triwulan IV_06 (BJBIV_06), dan Bank Jawa Barat
68
354,18 (100%- 454,18). Skor efisiensi terendah dimiliki oleh Bank Jawa
69
Permata Triwulan IV_08 (BPIV_08), Bank Jawa Barat dan Banten
Triwulan I_06 (BJBI_06), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II_06
Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV_06 (BJBIV_06), Bank Jawa
Barat dan Banten Triwulan I_07 (BJBI_07), Bank Jawa Barat dan
III_08 (BJBIII_08), dan Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II_09
berjumlah 38 bank.
terendah dimiliki oleh Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I-2006
sebesar 82,5%.
model BCC yang berorientasi input pada Tabel. 4. 4 berikut dapat dilihat
kompilasi skor efisien bank yang efisien dan yang belum efisien berdasarkan
70
Tabel. 4. 4:
Skor Efisiensi berdasarkan Orientasi Input
jumlah bank yang efisiensi yang paling maksimal. Hasil tersebut sesuai
Pada tahap ini akan dilihat peringkat perbankan syariah yang paling
efisien dilihat dari nilai rata- rata efisiensi perbankan syariah di Indonesia
BCC.
peringkat paling tinggi adalah Bank Jawa Barat dan Banten, dengan rata-
71
model BCC, diikuti oleh Bank Syariah Mandiri pada peringkat kedua,
Indonesia.
Tabel. 4. 5:
Peringkat Efisiensi berdasarkan Pendekatan Produksi
dengan rata- rata skor efisiensi selama periode penelitian sebesar 100%
model BCC, diikuti oleh Bank Syariah Mandiri pada peringkat kedua,
Bank Permata pada peringkat ketiga, Bank Jawa Barat dan Banten pada
Indonesia.
72
Tabel. 4. 6:
Peringkat Efisiensi berdasarkan Pendekatan Intermediasi
peringkat paling tinggi adalah Bank Syariah Mandiri, dengan rata- rata
peringkat keempat, dan peringkat terakhir pada Bank Jawa Barat dan
Banten.
Tabel. 4. 7:
Peringkat Efisiensi berdasarkan Pendekatan Aset
73
D. Pergerakan Skor Efisiensi
arah dari pergerakan nilai rata- rata efisiensi perbankan syariah selama masa
produksi, intermediasi, dan aset dilihat dari orientasi input model BCC.
74
Tabel. 4. 8:
Pergerakan Skor Efisiensi berdasarkan Pendekatan Produksi
Skor Efisiensi
Periode
Model BCC
1 100%
2 91%
3 98%
4 47%
5 100%
6 86%
7 97%
8 100%
9 87%
10 100%
11 80%
12 39%
13 72%
14 86%
15 100%
16 100%
17 100%
18 99%
19 100%
20 100%
Sumber: Data DEA yang diolah
75
Tabel. 4. 9:
Pergerakan Skor Efisiensi berdasarkan Pendekatan Intermediasi
Skor Efisiensi
Periode
Model BCC
1 100%
2 100%
3 100%
4 100%
5 100%
6 99%
7 97%
8 100%
9 90%
10 94%
11 96%
12 100%
13 96%
14 100%
15 100%
16 100%
17 89%
18 96%
19 100%
20 100%
Sumber: Data DEA yang diolah
76
Tabel. 4. 10:
Pergerakan Skor Efisiensi berdasarkan Pendekatan Aset
Skor Efisiensi
Periode
Model BCC
1 99%
2 96%
3 99%
4 100%
5 99%
6 98%
7 99%
8 99%
9 99%
10 94%
11 97%
12 100%
13 98%
14 97%
15 98%
16 100%
17 89%
18 95%
19 99%
20 93%
Sumber: Data DEA yang diolah
dikatakan efisien adalah apabila rasio perbandingan input/ output = 1 atau 100%;
artinya DMU tersebut tidak lagi melakukan pemborosan dalam penggunaan input
dan outputnya. Sedangkan sebuah DMU dikatakan kurang efisien apabila rasio
77
inputnya dan atau belum mampu memanfaatkan secara optimal potensial
Tabel. 4. 11:
Rata- Rata Efisiensi Seluruh Bank
Syariah lebih kecil dari 100%. Dengan kata lain secara produksi, intermediasi,
dan aset Bank Umum Syariah di Indonesia belum beroperasi secara efisien.
Tabel. 4. 12:
Rata- Rata Skor Efisiensi Perbankan Syariah
efisien dengan kata lain bahwa masih terdapat inefisiensi atau pemborosan dalam
78
sampai dengan 11.05%. Kesimpulan ini menjawab tujuan penelitian yang
pertama.
79
Secara matematis menurut hasil output (lihat Lampiran 8)
SIZE_BMI
SIZE_BSM
80
b. Hasil Regresi MET Unit Usaha Syariah
81
Model efisiensi pendekatan produksi untuk Unit Usaha Syariah
Bank Jawa Barat dan Banten:
variabel lain.
82
meningkat sebesar 1 rupiah akan menyebabkan penurunan effisiensi
bank umum syariah sebesar 1.85 rupiah.
SIZE_BMI
SIZE_BSM
83
b. Hasil Regresi MET Unit Usaha Syariah
variabel lain.
84
Model efisiensi pendekatan produksi untuk Unit Usaha Syariah
Bank Permata :
85
Syariah secara signifikan. Dengan demikian dapat diinterperetasikan
Umum Syariah secara positif, artinya jika size Bank Umum Syariah
SIZE_BMI
SIZE_BSM
86
MPWR_BSMGI - 0.304* KAPT_BSMGI + 0.226*
power dan Size Unit Usaha Syariah yang signifikan secara statistik
terhadap efisiensi Unit Usaha Sariah yaitu, jika Size Unit Usaha
87
Secara matematis menurut hasil output (lihat Lampiran 8)
88
terhadap Bank Umum Syariah, hal ini sejalan dengan hasil penelitian
terhadap tingkat efisiensi aset Unit Usaha Syariah di Indonesia. Hal ini
89
BAB V
A. Kesimpulan
Perbankan Syariah kurang dari 100%. Artinya masih terdapat inefisiensi atau
Perbankan Syariah belum beroperasi secara efisien baik secara produksi, secara
intermediasi dan secara aset. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat inefsiensi
90
90
Dengan analisis regresi model panel data penelitian ini berhasil
dan SBI terhadap tingkat efisiensi bank. Dari hasil analisis regresi model
SBI dan inflasi secara statistik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
B. Saran-saran
faktor internal dan faktor eksternal. Jika faktor internal dapat dikelola sendiri
oleh manajemen bank, maka faktor eksternal seperti SBI, Inflasi dan
Perbankan Syariah dapat ditujukan kepada dua pihak yaitu pihak pemilik dan
91
1. Saran Untuk Pemilik Bank dan Manajemen Perbankan Syariah
antara lain:
92
b. Otoritas perbankan juga diharapkan dapat terus mengembangkan
bank konvensional.
93
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Arthesa dan Edia Handiman, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank”, Indeks, Jakarta, 2006.
Ascarya, “Akad & Produk Bank Syariah”, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007.
94
Jonni, J. Manurung, Adler H. Manurung dan Ferdinand D. SaragiH,
“Ekonometrika: Teori dan Aplikasi”, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2005.
Muhammad, Syafi’i Antonio, “Bank Syariah”, Gema Insan Press, Jakarta, 2006.
95
T.J.,Coelli,” A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analysis
(Computer) Program”, Centre for Efficiency and Productivity Analysis
Working Papers, Armidale, 1996.
96
Lampiran 1 : Indeks Periode Penelitian
Periode Keterangan
I_06 Triwulan I 2006
II_06 Triwulan II 2006
III_06 Triwulan III 2006
IV_06 Triwulan IV 2006
I_07 Triwulan I 2007
II_07 Triwulan II 2007
III_07 Triwulan III 2007
IV_07 Triwulan IV 2007
I_08 Triwulan I 2008
II_08 Triwulan II 2008
III_08 Triwulan III 2008
IV_08 Triwulan IV 2008
I_09 Triwulan I 2009
II_09 Triwulan II 2009
97
Lampiran 2 : Kode Decision Making Unit (DMU)
98
36 BPIV_07 Bank Permata Triwulan IV Tahun 2007
37 BJBI_07 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I Tahun 2007
38 BJBII_07 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II Tahun 2007
39 BJBIII_07 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan III Tahun 2007
40 BJBIV_07 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV Tahun 2007
41 BMII_08 Bank Muamalat Indonesia Triwulan I Tahun 2008
42 BMIII_08 Bank Muamalat Indonesia Triwulan II Tahun 2008
43 BMIIII_08 Bank Muamalat Indonesia Triwulan III Tahun 2008
44 BMIIV_08 Bank Muamalat Indonesia Triwulan IV Tahun 2008
45 BSMI_08 Bank Syariah Mandiri Triwulan I Tahun 2008
46 BSMII_08 Bank Syariah Mandiri Triwulan II Tahun 2008
47 BSMIII_08 Bank Syariah Mandiri Triwulan III Tahun 2008
48 BSMIV_08 Bank Syariah Mandiri Triwulan IV Tahun 2008
49 BSMGII_08 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I Tahun 2008
50 BSMGIII_08 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II Tahun 2008
51 BSMGIIII_08 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III Tahun 2008
52 BSMGIIV_08 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan IV Tahun 2008
53 BPI_08 Bank Permata Triwulan I Tahun 2008
54 BPII_08 Bank Permata Triwulan II Tahun 2008
55 BPIII_08 Bank Permata Triwulan III Tahun 2008
56 BPIV_08 Bank Permata Triwulan IV Tahun 2008
57 BJBI_08 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I Tahun 2008
58 BJBII_08 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II Tahun 2008
59 BJBIII_08 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan III Tahun 2008
60 BJBIV_08 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV Tahun 2008
61 BMII_09 Bank Muamalat Indonesia Triwulan I Tahun 2009
62 BMIII_09 Bank Muamalat Indonesia Triwulan II Tahun 2009
63 BSMI_09 Bank Syariah Mandiri Triwulan I Tahun 2009
64 BSMII_09 Bank Syariah Mandiri Triwulan II Tahun 2009
65 BSMGII_09 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I Tahun 2009
66 BSMGIII_09 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II Tahun 2009
67 BPI_09 Bank Permata Triwulan I Tahun 2009
68 BPII_09 Bank Permata Triwulan II Tahun 2009
69 BJBI_09 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I Tahun 2009
70 BJBII_09 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II Tahun 2009
99
Lampiran 3 : Variabel Input Output Pendekatan
Produksi (dalam jutaan rupiah)
DMU X1 X2 X3 Y1 Y2
BMII_06 132,210 14,452 24,869 249,966 8,589
BMIII_06 271,483 51,345 7,986 478,014 16,754
BMIIII_06 420,977 59,638 89,981 773,361 26,835
BMIIV_06 570,047 128,363 22,061 1.009,370 39,939
BSMI_06 112,673 35,936 25,375 181,450 30,816
BSMII_06 223,094 76,937 47,321 377,234 58,429
BSMIII_06 337,559 117,469 77,424 663,166 31,164
BSMIV_06 455,490 148,279 26,592 825,108 109,313
BSMGII_06 16,939 4,042 2,490 30,047 0,807
BSMGIII_06 37,330 8,147 4,977 75,167 0,811
BSMGIIII_06 66,219 12,496 8,746 144,539 0,811
BSMGIIV_06 109,366 16,966 13,076 242,292 1,058
BPI_06 1,238 1,170 0,235 3,488 1,785
BPII_06 3,599 2,508 0,551 8,266 4,406
BPIII_06 6,359 3,896 1,674 19,737 1,890
BPIV_06 9,873 6,407 2,827 24,963 4,336
BJBI_06 0,698 1,589 0,656 9,581 1,355
BJBII_06 1,639 4,305 1,623 21,006 3,001
BJBIII_06 2,555 7,678 3,085 32,880 4,346
BJBIV_06 4,214 11,219 4,343 45,632 6,251
BMII_07 129,135 27,310 25,238 277,126 18,423
BMIII_07 251,528 64,071 51,033 787,897 37,171
BMIIII_07 372,243 104,694 91,888 856,256 48,756
BMIIV_07 500,151 161,982 38,535 1.105,741 59,579
BSMI_07 109,113 40,955 27,101 260,512 21,360
BSMII_07 235,143 87,343 57,403 528,950 43,407
BSMIII_07 361,246 137,271 22,450 734,457 109,497
BSMIV_07 511,873 207,798 20,202 1.131,219 66,054
BSMGII_07 49,015 4,798 4,394 108,393 0,102
BSMGIII_07 92,201 10,700 8,568 205,366 0,560
BSMGIIII_07 125,768 17,446 13,395 295,789 1,216
BSMGIIV_07 155,141 25,081 19,297 381,126 3,626
BPI_07 3,178 1,534 0,558 6,028 9,910
BPII_07 6,210 3,066 1,164 11,051 63,379
BPIII_07 11,049 4,930 1,440 20,552 11,097
100
BPIV_07 16,839 6,529 3,425 33,983 11,594
BJBI_07 3,029 2,733 1,198 12,045 2,919
BJBII_07 5,838 5,899 2,429 23,935 6,207
BJBIII_07 8,211 9,015 3,918 36,837 9,897
BJBIV_07 10,785 12,490 5,529 50,923 13,087
BMII_08 118,130 35,195 29,232 310,950 19,360
BMIII_08 227,005 91,034 66,958 634,873 32,267
BMIIII_08 356,914 148,839 120,027 983,411 36,371
BMIIV_08 515,423 136,813 56,070 1.280,203 40,702
BSMI_08 168,825 65,052 11,632 577,028 19,433
BSMII_08 344,665 141,758 36,998 782,813 36,882
BSMIII_08 544,982 215,199 139,390 1.244,537 53,472
BSMIV_08 793,049 297,805 75,317 1.797,598 62,441
BSMGII_08 24,990 9,418 5,513 69,484 6,717
BSMGIII_08 47,086 22,440 10,764 132,080 13,555
BSMGIIII_08 72,450 50,323 17,007 203,839 17,510
BSMGIIV_08 116,738 88,912 26,923 311,662 19,595
BPI_08 7,959 1,747 1,289 19,089 9,495
BPII_08 21,927 3,669 3,735 40,465 17,774
BPIII_08 36,243 6,394 5,619 69,103 25,598
BPIV_08 56,988 9,675 8,414 106,675 34,802
BJBI_08 2,603 3,319 1,759 13,869 4,267
BJBII_08 2,923 6,855 6,323 27,103 8,866
BJBIII_08 8,429 12,089 6,285 47,210 14,158
BJBIV_08 11,150 19,156 9,045 69,126 13,344
BMII_09 167,883 41,575 79,408 357,444 15,289
BMIII_09 361,483 89,187 269,844 748,145 34,205
BSMI_09 239,854 77,343 12,467 1.397,927 68,765
BSMII_09 466,821 164,469 105,021 919,436 69,065
BSMGII_09 63,072 36,250 10,651 139,829 3,277
BSMGIII_09 120,603 78,543 23,587 305,488 5,729
BPI_09 22,051 2,628 1,762 36,232 12,020
BPII_09 40,664 5,478 3,589 73,656 23,821
BJBI_09 2,653 4,064 2,639 22,704 3,715
BJBII_09 2,973 6,237 2,677 35,938 8,314
101
Lampiran 4 : Variabel Input Output Pendekatan
Intermediasi (dalam jutaan rupiah)
DMU X1 X2 X3 Y1 Y2
BMII_06 14,452 109,486 5.419,571 2.971,031 3.130,634
BMIII_06 51,345 114,072 5.831,903 3.232,237 3.125,289
BMIIII_06 59,638 119,429 6.354,609 3.276,947 3.265,343
BMIIV_06 128,363 126,309 6.837,431 3.117,971 3.524,395
BSMI_06 35,936 226,434 7.039,882 4.063,566 2.076,521
BSMII_06 76,937 228,459 7.397,275 4.530,380 2.394,619
BSMIII_06 117,469 235,229 7.569,592 4.281,430 2.855,360
BSMIV_06 148,279 241,577 6.400,143 4.188,687 2.776,508
BSMGII_06 4,042 20,179 697,027 475,607 243,238
BSMGIII_06 8,147 20,424 1.039,827 812,538 222,508
BSMGIIII_06 12,496 25,080 1.567,691 1.366,660 193,426
BSMGIIV_06 16,966 27,102 2.158,104 1.944,482 165,716
BPI_06 1,170 1,137 72,227 107,243 19,591
BPII_06 2,508 1,163 113,615 154,879 18,997
BPIII_06 3,896 1,282 147,403 163,244 18,681
BPIV_06 6,407 1,334 212,585 145,858 18,208
BJBI_06 1,589 7,830 62,748 189,456 51,146
BJBII_06 4,305 10,783 67,892 196,110 56,733
BJBIII_06 7,678 11,998 78,762 202,197 66,373
BJBIV_06 11,219 14,107 141,805 201,938 62,895
BMII_07 27,310 128,375 7.069,942 3.030,947 3.373,449
BMIII_07 64,071 129,286 7.523,357 3.629,865 3.667,953
BMIIII_07 104,694 130,863 7.980,621 3.938,015 4.151,123
BMIIV_07 161,982 147,888 8.691,329 4.063,092 4.248,998
BSMI_07 40,955 245,040 8.788,944 4.122,663 3.303,850
BSMII_07 87,343 251,460 8.851,332 4.456,992 3.789,505
BSMIII_07 137,271 259,032 10.323,120 4.649,681 4.149,170
BSMIV_07 207,798 262,933 11.105,978 5.179,318 4.656,133
BSMGII_07 4,798 27,703 2.319,115 2.111,174 141,855
BSMGIII_07 10,700 42,250 2.059,756 1.930,842 108,143
BSMGIIII_07 17,446 46,419 2.108,488 1.875,642 102,238
BSMGIIV_07 25,081 58,227 2.169,456 1.744,128 98,559
BPI_07 1,534 1,402 205,360 138,035 18,208
BPII_07 3,066 0,856 254,807 163,678 17,576
BPIII_07 4,930 0,856 283,950 335,523 14,999
102
BPIV_07 6,529 1,217 398,112 490,617 15,186
BJBI_07 2,733 14,488 123,474 213,565 59,576
BJBII_07 5,899 14,593 115,220 227,440 72,408
BJBIII_07 9,015 14,565 125,457 231,579 95,890
BJBIV_07 12,490 14,881 179,973 231,294 93,652
BMII_08 35,195 150,822 9.134,198 3.987,991 4.611,057
BMIII_08 91,034 157,538 9.341,601 4.525,901 4.886,054
BMIIII_08 148,839 167,945 9.783,836 4.835,304 5.424,947
BMIIV_08 136,813 179,005 10.073,953 4.892,711 5.471,528
BSMI_08 65,052 267,591 12.245,787 5.419,180 5.275,569
BSMII_08 141,758 271,519 14.189,879 6.262,122 6.093,700
BSMIII_08 215,199 275,502 13.786,760 7.015,862 6.287,809
BSMIV_08 297,805 383,037 14.796,479 6.766,301 5.914,704
BSMGII_08 9,418 62,881 1.802,916 1.492,036 137,224
BSMGIII_08 22,440 64,523 1.882,302 1.391,657 242,003
BSMGIIII_08 50,323 63,155 2.208,250 1.650,650 209,053
BSMGIIV_08 88,912 68,888 2.626,471 1.957,787 174,521
BPI_08 1,747 1,351 575,086 597,902 104,979
BPII_08 3,669 1,351 865,078 747,540 103,792
BPIII_08 6,394 1,432 901,714 873,400 104,831
BPIV_08 9,675 2,205 1.070,158 911,941 148,259
BJBI_08 3,319 15,049 141,369 240,092 95,681
BJBII_08 6,855 15,679 184,726 392,144 132,879
BJBIII_08 12,089 16,094 217,191 415,869 145,569
BJBIV_08 19,156 23,601 258,514 419,158 174,374
BMII_09 41,575 204,033 10.824,597 4.610,212 5.850,046
BMIII_09 89,187 254,201 12.379,938 4.546,191 6.339,398
BSMI_09 77,343 393,359 15.593,304 6.757,480 5.744,445
BSMII_09 164,469 405,785 16.240,690 7.256,892 6.317,913
BSMGII_09 36,250 69,353 2.662,761 2.282,695 140,540
BSMGIII_09 78,543 93,579 3.171,804 2.533,339 169,581
BPI_09 2,628 2,437 978,322 1.000,588 153,443
BPII_09 5,478 2,454 865,439 1.080,022 133,061
BJBI_09 4,064 25,062 225,458 429,756 176,173
BJBII_09 6,237 26,523 266,781 440,354 177,968
103
Lampiran 5 : Variabel Input Output Pendekatan
Aset (dalam jutaan rupiah)
DMU X1 Y1 Y2 Y3
BMII_06 7.004,686 2.971,031 3.130,634 6.888,460
BMIII_06 7.636,618 3.232,237 3.125,289 7.501,282
BMIIII_06 8.070,740 3.276,947 3.265,343 7.904,871
BMIIV_06 8.370,595 3.117,971 3.524,395 8.224,904
BSMI_06 8.227,635 4.063,566 2.076,521 8.082,322
BSMII_06 8.713,649 4.530,380 2.394,619 8.651,591
BSMIII_06 8.903,521 4.281,430 2.855,360 9.175,808
BSMIV_06 9.554,967 4.188,687 2.776,508 9.344,755
BSMGII_06 804,644 475,607 243,238 777,193
BSMGIII_06 1.184,241 812,538 222,508 1.385,488
BSMGIIII_06 1.803,577 1.366,660 193,426 1.758,746
BSMGIIV_06 2.352,180 1.944,482 165,716 2.625,578
BPI_06 201,141 107,243 19,591 202,945
BPII_06 246,856 154,879 18,997 257,821
BPIII_06 249,268 163,244 18,681 253,416
BPIV_06 313,114 145,858 18,208 318,178
BJBI_06 386,186 189,456 51,146 328,851
BJBII_06 369,539 196,110 56,733 367,483
BJBIII_06 385,511 202,197 66,373 382,695
BJBIV_06 489,653 201,938 62,895 485,403
BMII_07 8.702,725 3.030,947 3.373,449 8.481,566
BMIII_07 9.238,544 3.629,865 3.667,953 8.953,170
BMIIII_07 9.722,749 3.938,015 4.151,123 9.925,310
BMIIV_07 10.569,078 4.063,092 4.248,998 9.816,346
BSMI_07 10.377,459 4.122,663 3.303,850 10.056,933
BSMII_07 10.438,352 4.456,992 3.789,505 10.337,541
BSMIII_07 11.540,418 4.649,681 4.149,170 11.393,838
BSMIV_07 12.885,390 5.179,318 4.656,133 12.416,260
BSMGII_07 2.532,327 2.111,174 141,855 3.447,113
BSMGIII_07 2.337,453 1.930,842 108,143 3.027,259
BSMGIIII_07 2.406,008 1.875,642 102,238 3.135,462
BSMGIIV_07 2.597,188 1.744,128 98,559 2.503,800
BPI_07 322,382 138,035 18,208 333,457
BPII_07 330,240 163,678 17,576 341,760
BPIII_07 452,025 335,523 14,999 467,376
104
BPIV_07 711,843 490,617 15,186 727,623
BJBI_07 492,564 213,565 59,576 489,124
BJBII_07 492,714 227,440 72,408 491,751
BJBIII_07 503,762 231,579 95,890 503,206
BJBIV_07 556,589 231,294 93,652 556,589
BMII_08 11.062,620 3.987,991 4.611,057 10.610,844
BMIII_08 11.227,007 4.525,901 4.886,054 10.593,998
BMIIII_08 12.101,842 4.835,304 5.424,947 11.444,858
BMIIV_08 12.596,715 4.892,711 5.471,528 11.847,628
BSMI_08 14.031,239 5.419,180 5.275,569 13.585,132
BSMII_08 16.285,555 6.262,122 6.093,700 15.979,816
BSMIII_08 16.539,350 7.015,862 6.287,809 16.149,000
BSMIV_08 17.063,838 6.766,301 5.914,704 16.586,084
BSMGII_08 2.112,049 1.492,036 137,224 2.310,625
BSMGIII_08 2.183,709 1.391,657 242,003 2.199,163
BSMGIIII_08 2.658,546 1.650,650 209,053 2.608,680
BSMGIIV_08 3.096,201 1.957,787 174,521 3.006,337
BPI_08 958,227 597,902 104,979 973,862
BPII_08 1.204,622 747,540 103,792 1.253,872
BPIII_08 1.194,264 873,400 104,831 1.209,830
BPIV_08 1.297,678 911,941 148,259 1.304,356
BJBI_08 538,632 240,092 95,681 538,853
BJBII_08 675,666 392,144 132,879 676,596
BJBIII_08 728,970 415,869 145,569 728,214
BJBIV_08 743,659 419,158 174,374 739,510
BMII_09 13.393,419 4.610,212 5.850,046 12.465,127
BMIII_09 14.819,668 4.546,191 6.339,398 13.904,366
BSMI_09 17.704,474 6.757,480 5.744,445 17.045,264
BSMII_09 18.684,103 7.256,892 6.317,913 18.091,250
BSMGII_09 3.321,456 2.282,695 140,540 3.207,398
BSMGIII_09 3.642,622 2.533,339 169,581 3.497,050
BPI_09 1.530,275 1.000,588 153,443 1.532,660
BPII_09 1.497,713 1.080,022 133,061 1.499,351
BJBI_09 716,080 429,756 176,173 710,005
BJBII_09 841,075 440,354 177,968 708,206
105
Lampiran 6 : Data Faktor Internal dan Eksternal
(dalam jutaan rupiah)
106
BSMGIIV_07 2.597,188 0,050 0,110 0,019 0,0800 -0,0253 0,0055
BSMGII_08 2.112,049 0,055 0,126 0,020 0,0796 0,02407 0,0068
BSMGIII_08 2.183,709 0,016 0,127 0,022 0,0873 0,02794 0,0092
BSMGIIII_08 2.658,546 0,014 0,105 0,021 0,0971 0,03698 0,0101
BSMGIIV_08 3.096,201 0,005 0,084 0,021 0,1083 -0,0365 0,0092
BSMGII_09 3.321,456 0,002 0,080 0,021 0,0821 0,01691 0,0066
BSMGIII_09 3.642,622 0,007 0,079 0,023 0,0695 0,02396 0,0030
BPI_06 201,141 0,013 0,076 0,013 0,1273 0,01502 0,0131
BPII_06 246,856 0,013 0,078 0,014 0,1250 0,02041 0,0129
BPIII_06 249,268 0,012 0,098 0,015 0,1125 0,03773 0,0121
BPIV_06 313,114 0,006 0,100 0,016 0,0975 -0,0185 0,0055
BPI_07 322,382 0,005 0,094 0,017 0,0900 0,02024 0,0054
BPII_07 330,240 0,005 0,094 0,017 0,0850 0,02627 0,0048
BPIII_07 452,025 0,006 0,098 0,018 0,0825 0,03717 0,0058
BPIV_07 711,843 0,005 0,100 0,019 0,0800 -0,0253 0,0055
BPI_08 958,227 0,007 0,097 0,020 0,0796 0,02407 0,0068
BPII_08 1.204,622 0,009 0,093 0,022 0,0873 0,02794 0,0092
BPIII_08 1.194,264 0,010 0,095 0,021 0,0971 0,03698 0,0101
BPIV_08 1.297,678 0,009 0,098 0,021 0,1083 -0,0365 0,0092
BPI_09 1.530,275 0,007 0,083 0,021 0,0821 0,01691 0,0066
BPII_09 1.497,713 0,003 0,086 0,023 0,0695 0,02396 0,0030
BJBI_06 386,186 0,016 0,102 0,013 0,1273 0,01502 0,0131
BJBII_06 369,539 0,030 0,085 0,014 0,1250 0,02041 0,0129
BJBIII_06 385,511 0,041 0,090 0,015 0,1125 0,03773 0,0121
BJBIV_06 489,653 0,044 0,087 0,016 0,0975 -0,0185 0,0055
BJBI_07 492,564 0,011 0,096 0,017 0,0900 0,02024 0,0054
BJBII_07 492,714 0,018 0,084 0,017 0,0850 0,02627 0,0048
BJBIII_07 503,762 0,031 0,085 0,018 0,0825 0,03717 0,0058
BJBIV_07 556,589 0,038 0,097 0,019 0,0800 -0,0253 0,0055
BJBI_08 538,632 0,013 0,087 0,020 0,0796 0,02407 0,0068
BJBII_08 675,666 0,016 0,091 0,022 0,0873 0,02794 0,0092
BJBIII_08 728,970 0,026 0,094 0,021 0,0971 0,03698 0,0101
BJBIV_08 743,659 0,031 0,095 0,021 0,1083 -0,0365 0,0092
BJBI_09 716,080 0,014 0,116 0,021 0,0821 0,01691 0,0066
BJBII_09 789,026 0,017 0,086 0,023 0,0695 0,02396 0,0030
107
Lampiran 7: Output Efisiensi
Model BCC Pendekatan Aset 2006
Inputs Outputs
Total Asset Mudharabh
Murabahah
Aktiva
Lancar
Input-
Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_06 1,00000 1,000 BMII_06
2 BMIII_06 0,98801 0,681 BMII_06 0,12 BMIIV_06 0,20 BSMIII_06
3 BMIIII_06 0,98978 0,351 BMII_06 0,47 BMIIV_06 0,18 BSMIII_06
4 BMIIV_06 1,00000 1,000 BMIIV_06
5 BSMI_06 0,96528 0,395 BSMII_06 0,47 BSMIII_06 0,14 BSMGIIV_06
6 BSMII_06 1,00000 1,000 BSMII_06
7 BSMIII_06 1,00000 1,000 BSMIII_06
8 BSMIV_06 1,00000 1,000 BSMIV_06
9 BSMGII_06 1,00000 1,000 BSMGII_06
10 BSMGIII_06 1,00000 1,000 BSMGIII_06
11 BSMGIIII_06 0,96519 0,379 BSMGII_06 0,61 BSMGIIV_06 0,01 BPIII_06
108
12 BSMGIIV_06 1,00000 1,000 BSMGIIV_06
13 BPI_06 1,00000 1,000 BPI_06
14 BPII_06 1,00000 1,000 BPII_06
15 BPIII_06 1,00000 1,000 BPIII_06
16 BPIV_06 0,94834 0,097 BSMGIII_06 0,90 BPI_06
17 BJBI_06 0,82529 0,093 BSMGII_06 0,05 BSMGIII_06 0,67 BPI_06 0,18 BPIII_06
18 BJBII_06 0,92975 0,005 BMII_06 0,11 BSMGIII_06 0,88 BPI_06
19 BJBIII_06 0,93560 0,008 BMII_06 0,11 BSMGIII_06 0,89 BPI_06
20 BJBIV_06 0,89035 0,239 BSMGIII_06 0,76 BPI_06
109
Model BCC Pendekatan Intermediasi Tahun 2006
Inputs Outputs
By. Persnlia Mudharabah
Fixed Asset Murabahah
DPK
Input-Oriented
Optimal Lambdas
VRS DMU
No. DMU Name Efficiency with Benchmarks
1 BMII_06 1,00000 1,000 BMII_06
2 BMIII_06 1,00000
3 BMIIII_06 1,00000 1,000 BMIII_06
4 BMIIV_06 1,00000 1,000 BMIIII_06
5 BSMI_06 1,00000
6 BSMII_06 1,00000
1,000 BMIIV_06
7 BSMIII_06 1,00000 1,000 BSMI_06
8 BSMIV_06 1,00000
1,000 BSMII_06
9 BSMGII_060,80180
10 BSMGIII_060,86729 1,000
1,000
BSMIV_06
BSMII I_06
Input-
Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_06 1,00000 1,000 BMII_06
2 BMIII_06 1,00000 1,000 BMIII_06
3 BMIIII_06 1,00000 1,000 BMIIII_06
4 BMIIV_06 1,00000 1,000 BMIIV_06
5 BSMI_06 1,00000 1,000 BSMI_06
6 BSMII_06 1,00000 1,000 BSMII_06
111
7 BSMIII_06 1,00000 1,000 BSMIII_06
8 BSMIV_06 1,00000 1,000 BSMIV_06
9 BSMGII_060,719440,008BMII_06 0,093 BSMGIIV_06 0,524 BPI_06 0,375 BJBI_06
10 BSMGIII_06 0,83378 0,017 BMIII_06 0,235 BSMGIIV_06 0,627 BJBI_06 0,121 BJBIII_06
11 BSMGIIII_06 0,93992 0,011 BMIII_06 0,535 BSMGIIV_06 0,227 BJBI_06 0,227 BJBIII_06
12 BSMGIIV_06 1,00000 1,000 BSMGIIV_06
13 BPI_06 1,00000 1,000 BPI_06
14 BPII_06 0,58516 0,008 BMII_06 0,549 BPI_06 0,442 BJBI_06
15 BPIII_06 0,73491 0,005 BMIII_06 0,023 BSMGIIV_06 0,860 BJBI_06 0,113 BJBIII_06
16 BPIV_06 0,56621 0,041 BSMGIIV_06 0,438 BJBI_06 0,521 BJBII_06
17 BJBI_06 1,00000 1,000 BJBI_06
18 BJBII_06 1,00000 1,000 BJBII_06
19 BJBIII_06 1,00000 1,000 BJBIII_06
20 BJBIV_06 1,00000 1,000 BJBIV_06
112
Model BCC Pendekatan Aset Tahun 2007
Inputs Outputs
Total Asset Mudharabah
Murabahah
Aktiva
Lancar
Input-Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_07 0,94227 0,808 BMIIII_07 0,128 BSMGII_07 0,064 BPI_07
2 BMIII_07 0,94834 0,881 BMIIII_07 0,068 BSMGII_07 0,051 BPIII_07
3 BMIIII_07 1,00000 1,000 BMIIII_07
4 BMIIV_07 0,97792 0,806 BMIIII_07 0,194 BSMIV_07
5 BSMI_07 0,95996 0,412 BMIIII_07 0,496 BSMIII_07 0,092 BSMGII_07
6 BSMII_07 1,00000 1,000 BSMII_07
7 BSMIII_07 1,00000 1,000 BSMIII_07
8 BSMIV_07 1,00000 1,000 BSMIV_07
9 BSMGII_071,00000 1,000 BSMGII_07
10 BSMGIII_070,99298 0,898 BSMGII_07 0,102 BPIII_07
11 BSMGIIII_070,96057 0,900 BSMGII_07 0,100 BPI_07
12 BSMGIIV_070,80945 0,793 BSMGII_07 0,207 BPIII_07
13 BPI_07 1,00000 1,000 BPI_07
113
15 BPIII_07 1,00000 1,000 BPIII_07
16 BPIV_07 0,89026 0,087 BSMGII_07 0,913 BPIII_07
17 BJBI_07 0,92816 0,009 BMIIII_07 0,021 BSMGII_07 0,970 BPI_07
18 BJBII_07 0,95442 0,013 BMIIII_07 0,008 BSMGII_07 0,060 BPI_07 0,919 BPII_07
19 BJBIII_07 1,00000 1,000 BJBIII_07
20 BJBIV_07 0,94640 0,018 BMIIII_07 0,017 BSMGII_07 0,965 BPI_07
Input-Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_07 1,00000 1,000 BMII_07
114
8 BSMIV_07 1,00000 1,000 BSMIV_07
9 BSMGII_07 1,00000 1,000 BSMGII_07
10 BSMGIII_07 1,00000 1,000 BSMGIII_07
11 BSMGIIII_070,946680,962 BSMGIII_07 0,038 BPIV_07
12 BSMGIIV_070,850440,875 BSMGIII_070,100 BPIV_070,025 BJBIII_07
13 BPI_07 1,00000 1,000 BPI_07
14 BPII_07 1,00000 1,000 BPII_07
15 BPIII_07 1,00000 1,000 BPIII_07
16 BPIV_07 1,00000 1,000 BPIV_07
17 BJBI_07 1,00000 1,000 BJBI_07
18 BJBII_07 1,00000 1,000 BJBII_07
19 BJBIII_07 1,00000 1,000 BJBIII_07
20 BJBIV_07 0,86831 0,002 BMIIII_07 0,118 BPI_07 0,025 BPIII_07 0,854 BJBIII_07
115
Model BCC Pendekatan Produksi Tahun 2007
Inputs Outputs
By. Basil Pd. Oprs Ut
By. Persnlia Pd. Lain
By. Oprs Lain
Input-
Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_07 0,75200 0,271 BMIII_07 0,573 BSMGII_07 0,029 BPI_07 0,126 BPII_07
2 BMIII_07 1,00000 1,000 BMIII_07
3 BMIIII_07 0,88927 0,681 BMIII_07 0,230 BMIIV_07 0,089 BSMIII_07
4 BMIIV_07 1,00000 1,000 BMIIV_07
5 BSMI_07 0,72845 0,286 BMIII_07 0,028 BPII_07 0,687 BJBIV_07
6 BSMII_07 0,72018 0,664 BMIII_07 0,285 BPII_07 0,051 BJBIV_07
7 BSMIII_07 1,00000 1,000 BSMIII_07
8 BSMIV_07 1,00000 1,000 BSMIV_07
9 BSMGII_07 1,00000 1,000 BSMGII_07
10 BSMGIII_071,00000 1,000 BSMGIII_07
11 BSMGIIII_071,00000 1,000 BSMGIIII_07
12 BSMGIIV_071,00000 1,000 BSMGIIV_07
13 BPI_07 1,00000 1,000 BPI_07
14 BPII_07 1,00000 1,000 BPII_07
15 BPIII_07 0,78025 0,008 BSMIV_07 0,028 BSMGII_07 0,486 BPI_07 0,072 BPII_07 0,406 BJBI_07
116
16 BPIV_07 0,68744 0,019 BMIII_07 0,002 BSMIV_07 0,049 BSMGII_07 0,133 BPII_07 0,797 BJBI_07
17 BJBI_07 1,00000 1,000 BJBI_07
18 BJBII_07 0,98729 0,001 BSMIV_07 0,007 BPII_07 0,719 BJBI_07 0,272 BJBIV_07
19 BJBIII_07 0,99542 0,001 BSMIV_07 0,010 BPII_07 0,368 BJBI_07 0,621 BJBIV_07
20 BJBIV_07 1,00000 1,000 BJBIV_07
Input-Oriented
Optimal
VRS Lambdas
with
DMU No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_08 0,99918 0,552 BMIIII_08 0,263 BSMII_08 0,186 BJBI_08
2 BMIII_08 0,99343 0,870 BMIIII_08 0,013 BSMII_08 0,011 BSMIII_08 0,105 BSMGII_08
3 BMIIII_08 1,00000 1,000 BMIIII_08
117
8 BSMIV_08 1,00000 1,000 BSMIV_08
9 BSMGII_08 1,00000 1,000 BSMGII_08
10 BSMGIII_08 0,94856 0,022 BMIIII_08 0,700 BSMGII_08 0,279 BPIII_08
11 BSMGIIII_08 0,93184 0,011 BSMIII_08 0,778 BSMGII_08 0,211 BSMGIIV_08
12 BSMGIIV_08 1,00000 1,000 BSMGIIV_08
13 BPI_08 0,98023 0,167 BSMGII_08 0,046 BPIII_08 0,787 BJBII_08
14 BPII_08 0,97474 0,400 BSMGII_08 0,559 BJBI_08 0,040 BJBII_08
15 BPIII_08 1,00000 1,000 BPIII_08
16 BPIV_08 0,99582 0,008 BMIIII_08 0,011 BSMGII_08 0,981 BPIII_08 0,001 BJBIV_08
17 BJBI_08 1,00000 1,000 BJBI_08
18 BJBII_08 1,00000 1,000 BJBII_08
19 BJBIII_08 0,99385 0,024 BSMGII_08 0,087 BJBI_08 0,507 BJBII_08 0,381 BJBIV_08
20 BJBIV_08 1,00000 1,000 BJBIV_08
Input-Oriented
Optimal
VRS Lambdas
with
DMU No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_08 1,00000 1,000 BMII_08
118
2 BMIII_08 1,00000 1,000 BMIII_08
3 BMIIII_08 1,00000 1,000 BMIIII_08
4 BMIIV_08 1,00000 1,000 BMIIV_08
5 BSMI_08 1,00000 1,000 BSMI_08
6 BSMII_08 1,00000 1,000 BSMII_08
7 BSMIII_08 1,00000 1,000 BSMIII_08
8 BSMIV_08 0,89455 0,951 BSMIII_08 0,049 BSMGIIV_08
9 BSMGII_08 1,00000 1,000 BSMGII_08
10 BSMGIII_08 0,91101 0,020 BMIIII_08 0,826 BSMGII_08 0,154 BJBIII_08
11 BSMGIIII_08 0,96215 0,011 BMIIII_08 0,518 BSMGII_08 0,379 BSMGIIV_08 0,091 BPIII_08
12 BSMGIIV_08 1,00000 1,000 BSMGIIV_08
13 BPI_08 1,00000 1,000 BPI_08
14 BPII_08 1,00000 1,000 BPII_08
15 BPIII_08 1,00000 1,000 BPIII_08
16 BPIV_08 1,00000 1,000 BPIV_08
17 BJBI_08 1,00000 1,000 BJBI_08
18 BJBII_08 1,00000 1,000 BJBII_08
19 BJBIII_08 1,00000 1,000 BJBIII_08
20 BJBIV_08 1,00000 1,000 BJBIV_08
119
Model BCC Pendekatan Produksi Tahun 2008
Inputs Outputs
By. Basil Pd. Oprs Ut
By. Persnlia Pd. Lain
By. Oprs Lain
Input-
Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_08 0,94718 0,035 BMIIV_08 0,346 BSMI_08 0,618 BPIV_08
2 BMIII_08 1,00000 1,000 BMIII_08
3 BMIIII_08 1,00000 1,000 BMIIII_08
120
14 BPII_08 1,00000 1,000 BPII_08
15 BPIII_08 1,00000 1,000 BPIII_08
16 BPIV_08 1,00000 1,000 BPIV_08
17 BJBI_08 1,00000 1,000 BJBI_08
18 BJBII_08 1,00000 1,000 BJBII_08
19 BJBIII_08 1,00000 1,000 BJBIII_08
20 BJBIV_08 1,00000 1,000 BJBIV_08
Input-Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMII_09 1,00000 1,000 BMII_09
2 BMIII_09 1,00000 1,000 BMIII_09
3 BSMI_09 0,99413 0,937 BSMII_09 0,063 BPI_09
4 BSMII_09 1,00000 1,000 BSMII_09
5 BSMGII_091,00000 1,000 BSMGII_09
6BSMGIII_091,00000 1,000 BSMGIII_09
121
7 BPI_09 1,00000 1,000 BPI_09
8 BPII_09 1,00000 1,000 BPII_09
9 BJBI_09 1,00000 1,000 BJBI_09
10 BJBII_09 0,87035 0,000 BMII_09 0,014 BPII_09 0,986 BJBI_09
Input-Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMI_09 1,00000 1,000 BMI_09
2 BMII_09 1,00000 1,000 BMII_09
3 BSMI_09 1,00000 1,000 BSMI_09
4 BSMII_09 1,00000 1,000 BSMII_09
5 BSMGII_09 1,00000 1,000 BSMGII_09
6 BSMGIII_09 1,00000 1,000 BSMGIII_09
7 BPI_09 1,00000 1,000 BPI_09
8 BPII_09 1,00000 1,000 BPII_09
9 BJBI_09 1,00000 1,000 BJBI_09
10 BJBII_09 1,00000 1,000 BJBII_09
122
Model BCC Pendekatan Produksi Tahun 2009
Inputs Outputs
By. Basil Pd. Oprs Ut
By. Persnlia Pd. Lain
By. Oprs Lain
Input-Oriented
Optimal
VRS Lambdas
DMU with
No. DMU Name Efficiency Benchmarks
1 BMI_09 0,48713 0,236 BSMI_09 0,764 BPI_09
2 BMII_09 0,46745 0,523 BSMI_09 0,477 BPI_09
3 BSMI_09 1,00000 1,000 BSMI_09
4 BSMII_091,00000 1,000 BSMII_09
5 BSMGII_090,36236 0,085 BSMI_09 0,915 BJBI_09
6BSMGIII_090,42642 0,206 BSMI_09 0,794 BJBI_09
7 BPI_09 1,00000 1,000 BPI_09
8 BPII_09 1,00000 1,000 BPII_10
9 BJBI_091,00000 1,000 BJBI_09
10 BJBII_091,00000 1,000 BJBII_10
123
Lampiran 8: Output Hasil Uji Regresi MET (Metode Efek Tetap)
Effects Specification
124
SIZE? -0.000103 3.03E-05 -3.390365 0.0031
Fixed Effects
_BP--C 0.782858
_BJB--C 0.738773
R-squared 0.698949 Mean dependent var 0.971186
Adjusted R-squared 0.572191 S.D. dependent var 0.044842
S.E. of regression 0.029330 Sum squared resid 0.016344
Log likelihood 64.51491 F-statistic 5.514031
Durbin-Watson stat 1.911288 Prob(F-statistic) 0.001084
125
MPWR? 2.195849 9.763484 0.224904 0.8245
KAPT? -1.187851 0.895933 -1.325826 0.2006
GROWTH? 0.222930 0.136973 1.627545 0.1201
SIZE? -1.02E-05 4.73E-05 -0.216065 0.8312
Fixed Effects
_BP--C 1.142231
_BJB--C 1.218480
R-squared 0.573015 Mean dependent var 0.976235
Adjusted R-squared 0.393232 S.D. dependent var 0.081743
S.E. of regression 0.063674 Sum squared resid 0.077034
Log likelihood 42.80975 F-statistic 3.187259
Durbin-Watson stat 2.188930 Prob(F-statistic) 0.018123
126
REGRESI MET EFFISIENSI BCC PENDEKATAN PRODUKSI UUS
Effects Specification
127