Oleh:
SOLEMAN.S.Pd
SD INPRES BINANGA 1
KECAMATAN MAMUJU
KABUPATEN MAMUJU
2022
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul
“Penerapan metode Demonstrasi dan Latihan Untuk Meningkatkan
Kelancaran Membaca Siswa Kelas II SD Inpres Binanga I
Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju Pada Semester Genap
Tahun Pelajaran 2022/2022”
2. ldentilas Peneliti
a. N a m a : SOLEMAN.S.Pd
b. NIP : 19810429 202221 1 002
C. GOlOFígi n/Ruang : Ill/a
d. Jabatan : Guru Pertama
e. Unit kerja : SD lnpres Binanga 1 Kec. Mamuju Kab Mamuju
Benar yang bersangkutan telah melakukan penelitian di SD Inpers Binanga 1.
Telah diseminarkan dan didokumentasikan di perpustakaan sebagai bahan bacaan.
Mengetahui/Mengesahkan :
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan limpahan
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah
(KTI) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Penerapan Metode Demonstrasi
dan Latihan Untuk Meningkatkan Kelancaran Membaca Siswa Kelas II SD Inpres
Binanga 1 Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju Pada Semester Genap Tahun
Pelajaran 2022/2022”.
karya tulis ilmiah ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kenaikan
pangkat dari golongan III/a ke III/b dan dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah
yang dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman
sejawat.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju
2. Rekan-rekan Guru dan Staf SD Inpres Binanga 1 Kecamatan Mamuju
3. Siswa siswi SD Inpres Binanga 1 Kecamatan Mamuju Kab. Mamuju
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan PTK ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
ABSTRAK …………………………………………………………………… vi
A. Subyek Penelitian....................................................................... 22
B. Prosedur Pelaksanaan Pembalajaran.......................................... 22
C. Hal-Hal Yang Unik.................................................................... 28
iv
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 50
LAMPIRAN ..........................................................................................................51
v
ABSTRAK
vi
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
kreatif dan mau bekerja keras, memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta
etos kerja.
sangt penting dan menonjol dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses
1
belajar mengajar tersebut guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan
situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa
tujuan belajar.
Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan
hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk
bahasa dan sastra. Sifat materi pelajaran Bahasa Indonesia tersebut membawa
maupun tanya jawab terjadi dialog imperatif. Padahal dalam proses belajar
menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa
menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat
dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan prestasi belajar. Jika perlu
mendapatkan hasil yang maksimal dari pembelajaran. Untuk itu guru harus
2
mempunyai kreatifitas dan inovasi baru dalam meningkatkan kemampuan dan
teknik mengajarnya.
Demikian juga dengan penguasaan materi siswa Kelas II SD Inpres Binanga
1 Kabupaten Mamuju pada semester genap tahun pelajaran 2022/2022 terhadap mata
pelajaran Bahasa Indonesia masih kurang karena kondisi awal pada materi
membaca, daya serap siswa terhadap mata materi ini hanya 35,5% atau 11 siswa
tuntas dalam pembelajarannya sementara 20 siswa atau 64,5% tidak tuntas karena
prestasi belajarnya di bawah KKM yaitu 75. Sementara itu nilai rata-rata kelas yang
yaitu dengan penelitian tindakan kelas II pada semester genap tahun pelajaran
dan menghambat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran tersebut sehingga dapat
didapat maka dilakukan tindakan kelas dengan penggunaan metode demonstrasi dan
latihan untuk mengenal tokoh-tokoh cerita anak. Dengan metode ini diharapkan
3
KELAS II SD Inpres Binanga 1 KABUPATEN MAMUJU PADA SEMESTER
B. Identifikasi Masalah
terhadap pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi membaca, hanya 11 siswa dari 20
siswa atau 64,5% tidak tuntas. Sementara itu rata-rata kelas hanya 58,84.
Dari hasil diskusi dengan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam
pembelajaran, yaitu :
3. Pengetahuan dan informasi yang diterima siswa masih sebatas produk hafalan
4. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
sedang diajarkan.
siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia pada diri siswa dengan mencoba menggunakan
4
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan:
E. Manfaat Penelitian
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II, khususnya pada materi membaca ini
1. Bagi Guru
baik oleh guru maupun siswa sedikit demi sedikit dapat diatasi dengan
penanaman materi yang benar. Guru juga mempunyai metode baru dalam
5
2. Bagi Siswa
3. Bagi Sekolah
yang baik pada sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
Pengertian Belajar
dengan definisi yang pasti mengenai belajar. Definisi belajar tergantung pada
sudut pandang para ahli yang mendefinisikan. Adapun definisi para ahli antara
nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”. Conny Semiawan
(1992:2) mengatakan bahwa, “Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri
individu, berkat adanya interaksi antara individu dan individu dan lingkungan”.
menghasilkan perubahan pada diri yang berlajar baik aktual maupun potensial.
Perubahan itu pada dasarnya berupa kemampuan baru, yang berlaku dalam
adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku baru pada diri
seseorang baik yang berupa aktual maupun potensial yang diperoleh dari
7
Sedangkan menurut Djauzak Ahmad (1994:2) berpendapat bahwa,
“Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri
perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat
diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman”.
adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri
individu baik ingatan, pengatahuan baik yang dapat diamati maupun tidak dapat
kegiatan yang dilakukan individu untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa
yang dipelajari, sehingga individu merasa puas dengan hasil yang diperoleh
a. Belajar akan membawa perubahan pada diri individu yang sedang belajar.
8
Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa
mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha
berupa perubahan perlaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
tersebut misalnya dapat berupa : dari tidak tahu sama sekali menjadi samara-
samar, dari kurang mengerti menjadi mengerti, dll. Jadi perubahan sebagai hasil
semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan untuk
Ditinjau dari tipe atau asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan
menjadi :
a. Sumber belajar yang dirancang yaitu sumber belajar yang memang sengaja
dibuat untuk tujuan pembelajaran. Sumber belajar semacam ini sering disebut
b. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan tidak secara
9
2.Hakekat Pembelajaran
mencapai tujuan (Oemar Hamalik, 1955:57). Untuk itu jika dilihat dari kondisi
orang sejak masa kanak-kanak sampai dewasa atau menjadi orang tua. Banyak
adalah suatu perkembangan dari hubungan baru sebagai hasil dari suatu
pengalaman.
Dengan demikian belajar bukan hanya tingkah laku yang nampak, tetapi
terutama adalah proses yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam
Belajar akan membawa suatu perubahan yang tidak hanya berkaitan dengan
10
Dari difinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku yang diperoleh karena adanya usaha yang disengaja yang berupa
akan menjadi kurang percaya pada diri sendiri. Sedangkan lingkungan yang
terlalu kecil atau kering dari rangsangan menyebabkan anak kuran memiliki
pembelajaran.
Indonesia.
Bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan umat
anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang bermakna yang dihasilkan
11
Sebelum anak-anak mulai bersekolah, mereka belajar bahasa dengan mengamati
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia, dengan Bahasa Indonesia guru harus bisa dan mampu menanamkan
rasa senang agar anak didik terangsang dan terdorong untuk mempelajari Bahasa
Indonesia. Anak didik berantusias aktif dan kreatif penuh gagasan maju untuk
Dengan metode pembelajaran yang bervariasi diharapkan siswa tidak jenuh dan
12
4. Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia
lingkungan. Proses perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi
ada yang sengaja direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena
belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau
tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.
Interaksi yang diupayakan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas,
13
Berdasarkan paparan ini, interaksi diartikan sebagai hubungan timbal
balik. Hubungan itu tidak bersifat sepihak, bahwa guru merupakan satu-satunya
subyek. Siswa dapat juga sebagai subyek belajar. Artinya, ada kalanya guru
Guru, siswa, dan materi merupakan tiga unsur utama yang terlibat
langsung dalam proses ini agar tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan hal
tersebut maka dalam penelitian ini guru memandang perlunya suatu metode
kelompok untuk bermain peran pada dongeng yang telah diceritakan guru secara
lisan. Selain itu siswa diberi teks secara sederhana untuk dibaca dan dipahami.
Selama permainan peran berlangsung siswa yang lain menyimak dan menulis
dongeng yang sedang diperankan oleh teman mereka di depan kelas. Diharapkan
dengan metode ini interaksi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas dapat
berjalan dengan lancar antara guru dan murid yang pada akhirnya akan
5. Metode Demonstrasi
yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian
siswa.
14
Tujuan dan fungsi metode demonstrasi, adalah :
fisik/motorik.
didemonstrasikan
15
Kelebihan dan kelemahan metode demontrasi
1) Kelebihan :
dan ketrampilan.
2)Kelemahan :
16
Upaya mengatasi kelemahan metode demontrasi:
a) Ciptakanlah suasana yang sebaik mungkin agar minat dan hasrat ingin
demonstrasi.
sendiri.
panjang untuk menghindarkan para murid dari rasa bosan dan hilang
a. Pengertian
17
c. Langkah-langkah
Kelebihan
1) Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step
akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya.
belajarnya.
Kelemahan
18
3) Menimbulkan verbalisme. Respon terhadap stimulus yang telah terbentuk
Upaya mengatasi
(1985:206) adalah :
ini, maka harus diusahakan agar ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang
2) Latihan yang dibina guru hendaknya tidak hanya bersifat verbalistis atau
dan untuk apa latihan itu diselenggarakan dengan cara yang ditempuh.
yang dilatih.
4) Hindarkan proses latihan dari situasi dan kondisi yang menegangkan dan
19
Kerangka Berpikir
Guru Siswa
Kondisi Awal Siswa belum lancer
Pembelajaran dengan
dalam membaca
menggunakan metode
konvensional
Siklus 1
Guru
Tindakan
Pembelajaran
menggunakan metode
Siklus 2
demonstrasi dan latihan
Peningkatan ketrampilan
Kondisi Akhir membaca dalam pelajaran
Bahasa Indonesia
evaluasi siswa menunjukkan prestasi yang rendah. Hal ini dikarenakan guru belum
konvesional.
20
Untuk mengatasi rendahnya ketrampilan membaca siswa, maka dilakukan
Hipotesis Tindakan
BAB III
A. Subyek Penelitian
1. Tempat
2. Waktu
April 2016.
Tabel.1
Bahasa
1 Rabu, 14 Maret 2022 II 1 s/d 2 I
Indonesia
Bahasa
2 Rabu, 28 Maret 2022 II 1 s/d 2 II
Indonesia
mengamati proses kegiatan belajar dan mengisi data atau lembar observasi. Prosedur
22
1. Merencanakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
intelektual siswa
2. Instrumen
a. Guru
b. Murid
3. Teman sejawat
Teman sejawat yang di pilih oleh guru merupakan teman seprofesi yang dipilih
dilaksanakan.
4. Pelaksanaan
23
a. Siklus I dengan kegiatan :
1) Kegiatan Awal
menjadi kondusif
b) Doa bersama
kegiatan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
kegiatan :
guru.
Kegiatan Akhir
1) Kegiatan Awal
menjadi kondusif
b) Doa bersama
kegiatan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
kegiatan :
sebangku.
Kegiatan Akhir
1. Pengamatan
Dari hasil pengamatan observasi mengatakan bahwa hasil dari siklus I masih
sebagai berikut :
kondusif
pembelajaran
f. Guru membagi waktu dengan tepat sehingga latihan yang diberikan dapat
dibahas
26
2. Refleksi
pelajaran Bahasa Indonesia pada diri siswa, kegiatan khusus menjadi perhatian
Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk merangsang siswa agar terlibat aktif
melatih siswa agar berlatih secara terpadu sampai ia dapat membaca dengan
lancar.
Dalam perbaikan pembelajaran ini akan dicatat dan diamati segala yang
terjadi selama penelitian termasuk hal-hal unik dalam pembelajaran. Hal-hal unik
yang terjadi pada pembelajaran yaitu segala sesuatu yang terjadi di luar skenario
perbaikan pembelajaran.
28
BAB IV
Setiap tindakan baik pada sebelum tindakan (pra siklus), dilanjutkan dengan
siklus I dan siklus II dicatat agar diperoleh hasil yang diharapkan. Adapun temuan
Tabel. 2
Nilai Sebelum Perbaikan dan Sesudah Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II SD Inpres Binanga 1
Kecamatan Budong-budong Kabupaten Mamuju
No Nama Siswa Pra Siklus Sesudah Perbaikan
Siklus I Siklus II
1 RAEDA 50 60 75
2 SANRA DEWI 55 60 80
3 A.SALWA .A 70 85 90
4 FAJRIANSYAH 72 80 90
5 NURMAYANI 30 50 60
6 ADWAUL WAFI BS. 35 70 80
7 DENDI PRAWIRA 50 75 80
8 ASWIN SAPUTRA 40 60 75
9 CHAERUL ARJA 80 95 100
10 MUH.ALIF SUHINDRA 60 70 75
11 MUH.RESKI RANDIKA 60 75 85
12 MUH.FAREL ADIPUTRA 50 75 75
13 MUH.FATRIADI 30 50 60
14 ARDILLAH DIMITRI 60 80 100
15 ALIF RAKA AR 50 60 75
16 ALFARESA 80 80 90
17 PUTRI SALSA BILAH 80 90 100
18 NANDA 60 75 80
19 MARSELLAH 73 90 95
20 TIARA WULANDARI 60 75 80
Jumlah 1.145 1.455 1.645
Rata-rata 57,25 72,75 82,25
29
Tabel. 3
Penguasaan Materi Anak
Sesudah Perbaikan
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 57,25 72,75 82,25
2 Nilai tertinggi 80 90 100
3 Nilai terendah 30 50 60
4 Daya serap 25% 60% 90%
atas 75 sebanyak 3 siswa atau 15% dan yang mendapat nilai 75 ke bawah
2. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 72,75. Siswa yang mendapat
nilai 75 ke atas sebanyak 12 siswa atau 60% dan yang mendapat nilai di bawah
3. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 82,5. Siswa yang mendapat
nilai 75 ke atas sebanyak 18 siswa atau 90% dan yang mendapat nilai di bawah
Dalam pos tes yang diadakan sebelum perbaikan (pra siklus) siswa Kelas
rata nilai yang dicapai adalah 57,25 jauh di bawah nilai KKM yang telah
ditetapkan yaitu 75. Kondisi ini sangat merisaukan pihak sekolah, khususnya
30
Penguasaan Pokok Bahasan sebelum perbaikan pembelajaran (pra siklus)
adalah :
Tabel. 4
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Kelas II SD Inpres Binanga 1
Kabupaten Mamuju
Sebelum Perbaikan (Pra Siklus)
No Nama Siswa Pra Siklus
1 RAEDA 50
2 SANRA DEWI 55
3 A.SALWA .A 70
4 FAJRIANSYAH 72
5 NURMAYANI 30
6 ADWAUL WAFI BS. 35
7 DENDI PRAWIRA 50
8 ASWIN SAPUTRA 40
9 CHAERUL ARJA 80
10 MUH.ALIF SUHINDRA 60
11 MUH.RESKI RANDIKA 60
12 MUH.FAREL ADIPUTRA 50
13 MUH.FATRIADI 30
14 ARDILLAH DIMITRI 60
15 ALIF RAKA AR 50
16 ALFARESA 80
17 PUTRI SALSA BILAH 80
18 NANDA 60
19 MARSELLAH 73
20 TIARA WULANDARI 60
Jumlah 1.145
Rata-rata 57,25
Nilai tertinggi : 80
Nilai terendah : 30
Indonesia Materi Membaca adalah 75. Siswa yang belum memenuhi KKM (<
75) adalah sebanyak 15 siswa atau 75% sedangkan yang sudah memenuhi KKM
(> 75) adalah sebanyak 5 siswa atau 25%. Dengan demikian tingkat ketuntasan
Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 30 dan nilai tertinggi adalah
80. Berdasarkan hal tersebut dapat dibuat sebaran frekuensi skor hasil belajar
Bahasa Indonesia pada Materi Membaca yang dibagi ke dalam lima interval
kelas, yaitu :
Tabel. 5
Sebaran Frekuensi Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Siswa
Kelas II SD Inpres Binanga 1 Kabupaten Mamuju
Pra Siklus
No Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 26 s/d 35 3 30%
2 36 s/d 45 1 25%
3 46 s/d 55 5 5%
4 56 s/d 65 5 10%
5 66 s/d 75 3 30%
6 76 s/d 85 3 30%
Jumlah 20 100%
Adapun hasil dari proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada kondisi
awal sebelum siklus (pra siklus) dapat dilihat pada diagram batang sebagai
berikut :
20
: Tuntas
15 : Tidak
Ju Tuntas
ml
ah 10
Si
s 5(25%) 5(25%)
w 5 3(15%) 3(15%) 3(15%)
a 1(5%)
0
26 s/d 35 36 s/d 45 46 s/d 55 56 s/d 65 66 s/d 75 76 s/d 85
Rentang Nilai
32
Keterangan:
Berdasarkan diagram batang pada gambar 3 dapat dijelaskan bahwa siswa yang
anak atau 5%; siswa yang mendapatkan nilai 46 s/d 55 sebanyak 5 anak atau
25%; siswa yang mendapatkan nilai 56 s/d 65 sebanyak 5 anak atau 25%; siswa
yang mendapatkan nilai 66 s/d 75 sebanyak 3 anak atau 20%, dan siswa yang
mendapatkan nilai 76 s/d 85 sebanyak 3 anak atau 20%. Siswa yang tuntas 3
2. Siklus I
a. Perencanaan
sebanyak 3 anak atau 15% sedangkan 17 siswa atau 85% tidak dapat
latihan membaca.
7) Refleksi
b. Pelaksanaan Tindakan
34
Tabel. 6
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Siswa Kelas II SD Inpres
Binanga 1 Kabupaten Mamuju Siklus I
No Nama Siswa Pra Siklus
1 RAEDA 60
2 SANRA DEWI 60
3 A.SALWA .A 85
4 FAJRIANSYAH 80
5 NURMAYANI 50
6 ADWAUL WAFI BS. 70
7 DENDI PRAWIRA 76
8 ASWIN SAPUTRA 60
9 CHAERUL ARJA 95
10 MUH.ALIF SUHINDRA 70
11 MUH.RESKI RANDIKA 76
12 MUH.FAREL ADIPUTRA 76
13 MUH.FATRIADI 50
14 ARDILLAH DIMITRI 80
15 ALIF RAKA AR 60
16 ALFARESA 80
17 PUTRI SALSA BILAH 90
18 NANDA 76
19 MARSELLAH 90
20 TIARA WULANDARI 76
Jumlah 1.460
Rata-rata 73
Nilai rata-rata : 73
Nilai tertinggi : 90
Nilai terendah : 50
35
Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 90.
Berdasarkan hal tersebut dapat dibuat sebaran frekuensi skor hasil belajar
Tabel. 7
Sebaran Frekuensi Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Siswa
Kelas II SD Inpres Binanga 1 Kabupaten Mamuju Siklus I
Siklus I
No Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 46 s/d 55 2 10%
2 56 s/d 65 4 20%
3 66 s/d 75 2 10%
4 76 s/d 85 9 45%
5 86 s/d 95 3 15%
Jumlah 20 100%
20
15
: Tuntas
Juml 9(45%)
ah 10 : Tidak
Sisw Tuntas
a 4(20%)
5 2(10%) 3(15%)
2(10%)
0
46 s/d 55 56 s/d 65 66 s/d 75 76 s/d 85 86 s/d 95
Rentang Nilai
36
Keterangan:
Berdasarkan diagram batang pada gambar 4 di atas dapat dijelaskan bahwa
siswa yang mendapatkan nilai 46 s/d 55 sebanyak 2 anak atau 10%; siswa
yang mendapatkan nilai 56 s/d 65 sebanyak 4 anak atau 20%; siswa yang
mendapatkan nilai 66/d 75 sebanyak 2 anak atau 10%; siswa yang
mendapatkan nilai 76 s/d 85 sebanyak 9 anak atau 45%; dan siswa yang
mendapatkan nilai 86 s/d 95 sebanyak 3 anak atau 15%. Siswa yang tuntas
sebanyak 12 anak dan yang tidak tuntas sebanyak 8 anak.
c. Refleksi
Pada Siklus I terjadi peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia
Materi Membaca. Dimana sebelum perbaikan rata-rata yang dicapai adalah
57,5 meningkat menjadi 73. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Materi Membaca adalah 75. Siswa yang belum
memenuhi KKM (< 75) adalah sebanyak 8 siswa atau 40% sedangkan yang
sudah memenuhi KKM (> 75) adalah sebanyak 12 siswa atau 60%.
Dengan demikian tingkat ketuntasan siswa masih kurang dari 75% sehingga
memerlukan tindakan perbaikan pembelajaran agar tingkat ketuntasan siswa
dalam Materi Membaca dapat meningkat.
Berdasarkan perbaikan Siklus I terjadi peningkatan hasil belajar,
dimana pada Pra Siklus yang tidak memenuhi KKM sebanyak 17 siswa pada
Siklus I berkurang menjadi 8 siswa. Tetapi peningkatan ini belum diikuti
dengan tingkat Ketuntasan Minimal yaitu 75 % dari seluruh siswa sehingga
Siklus I dianggap gagal. Kegagalan ini dikarenakan guru belum melibatkan
siswa untuk aktif secara maksimal. Untuk menyikapi hal ini, maka peneliti
mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus II agar pembelajaran Bahasa
Indonesia dapat tuntas di atas 75%.
37
3. Siklus II
a. Perencanaan
siswa atau 60% sedangkan 8 siswa atau 40% tidak dapat memenuhi KKM.
Sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu lebih besar dari 75%
latihan membaca.
depan kelas.
8) Refleksi
b. Pelaksanaan Tindakan 38
perbaikan pembelajaran.
Tabel. 8
Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Membaca Siswa Kelas II
SD Inpres Binanga 1 Kabupaten Mamuju
No Nama Siswa Siklus 2
1 RAEDA 76
2 SANRA DEWI 80
3 A.SALWA .A 90
4 FAJRIANSYAH 90
5 NURMAYANI 60
6 ADWAUL WAFI BS. 80
7 DENDI PRAWIRA 80
8 ASWIN SAPUTRA 76
9 CHAERUL ARJA 100
10 MUH.ALIF SUHINDRA 75
11 MUH.RESKI RANDIKA 85
12 MUH.FAREL ADIPUTRA 76
13 MUH.FATRIADI 60
14 ARDILLAH DIMITRI 100
15 ALIF RAKA AR 77
16 ALFARESA 90
17 PUTRI SALSA BILAH 100
18 NANDA 80
19 MARSELLAH 95
20 TIARA WULANDARI 80
Jumlah 1.650
Rata-rata 82,5
Indonesia Materi Membaca adalah 75. Siswa yang belum memenuhi KKM (<
75) adalah 2 siswa atau 10%, sedangkan yang telah memenuhi KKM
sebanyak 18 siswa atau 90% Dengan demikian tingkat ketuntasan siswa sudah
adalah 100. Berdasarkan hal tersebut dapat dibuat sebaran frekuensi skor
Tabel. 9
Sebaran Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Siswa
Kelas II SD Inpres Binanga 1 Kabupaten Mamuju Siklus II
Siklus II
No Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 60 s/d 69 2 10%
2 70 s/d 79 5 25%
3 80 s/d 89 6 30%
4 90 s/d 100 7 35%
Jumlah 20 100%
20
15 40
Juml 7(35%)
ah 10
Sisw 6(30%)
: Tuntas
a 5(25%)
5
2(10%) : Tidak
Tuntas
0
60 s/d 69 70 s/d 79 80 s/d 89 90 s/d 100
Rentang Nilai
Keterangan:
Berdasarkan diagram batang pada gambar. 5 dapat dijelaskan bahwa siswa
yang mendapatkan nilai 60 s/d 69 sebanyak 2 anak atau 10%; siswa yang
mendapatkan nilai 70 s/d 79 sebanyak 5 anak atau 25%; siswa yang
mendapatkan nilai 80 s/d 89 sebanyak 6 anak atau 30%; dan siswa yang
mendapatkan nilai 90 s/d 100 sebanyak 7 anak atau 35%. Siswa yang tuntas
sebanyak 18 anak dan yang tidak tuntas sebanyak 2 anak.
c. Refleksi
Pada Siklus II ini hasil prestasi belajar terdapat 2 siswa atau 10% yang
mendapat nilai di bawah KKM yang ditetapkan, sedangkan 18 siswa atau 90%
siswa telah memenuhi KKM. Karena pada Siklus II ini tingkat ketuntasan
siswa melebihi indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 75%, maka siklus II
dinyatakan telah berhasil.
41
4. Pengamatan Proses Belajar Mengajar
peningkatan kualitas pembelajaran selama dua siklus. Data ini dibuat oleh
observer setelah mengamati proses belajar mengajar dengan cara mengisi format
pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam hal ini untuk mengetahui
Tabel. 10
ketrampilan guru dalam mengajar dari kategori B dan C pada siklus I meningkat
membuka dan menutup kelas. Pada siklus II semua aspek yang diobservasikan
demonstrasi dan latihan terjadi hal-hal yang unik, yaitu antara lain :
menimbulkan perubahan suasana kelas. Adanya rasa tegang pada siswa dan
penuh tanda tanya karena berbeda dari biasanya, Tetapi setelah kegiatan
antusias dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa sangat aktif
keberhasilan siswa yang dapat menguasai materi pelajaran Bahasa Indonesia lebih
dari 75%. Disamping itu juga terdapat kemajuan dalam hal prestasi belajar dimana
nilai siswa dari pra siklus ke siklus I,43dan dari siklus I ke siklus II, nilai evaluasi
selalu meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel. 11
Perkembangan Hasil Evaluasi Belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Siswa
Kelas II SD Inpres Binanga 1 Kabupaten Mamuju
Kondisi Awal Setelah Perbaikan
No Uraian (Pra Siklus) Pembelajaran
Siklus I Siklus II
1 Nilai terendah 30 50 60
2 Nilai tertinggi 80 95 100
3 Nilai Rata-rata 57,2 73 82,25
peningkatan yang signifikan setiap siklus, dimana nilai terendah dapat naik dari
kondisi awal = 30; siklus I = 50; dan siklus II: 60. Nilai tertinggi juga mengalami
kenaikan dari pra siklus = 80, siklus I = 95 dan siklus II = 100. Rata-rata kelas juga
mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari kondisi awal = 57,2; pada siklus I =
nilai yang diperoleh setelah diadakannya evaluasi pada setiap siklus mengalami
Bahasa Indonesia dan prosentasenya dapat dilihat pada table. 3 sebagai berikut :
44
Tabel. 12
Rekapitulasi Ketuntasan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas II SD Inpres Binanga 1 Kabupaten Mamuju
Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
N Persen N Persen N Persen
Keterangan :
N : Jumlah siswa
dan siklus II dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi Membaca kelas II
90%
18(90%) Tuntas
30%
20% 3(15%)
2(10%)
10%
0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Bahasa Indonesia pada kelas II dengan materi membaca, setelah diadakan evaluasi
diperoleh hasil yang tidak memuaskan dimana sebanyak 17 siswa atau 85% siswa
tidak tuntas sebagaimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan
yaitu < 75. Sedangkan yang mempunyai nilai 75 ke atas sebanyak 3 siswa atau 15%.
menggunakan media gambar dan lingkungan. Hasil siklus I adalah sebanyak 12 siswa
atau 60% tuntas, sedangkan 8 siswa atau 40% siswa tidak tuntas. Hal ini berarti ada
peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Tetapi peningkatan ini belum seperti
yang diharapkan yaitu di atas 75% dari jumlah siswa. Untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas II maka diadakan lagi perbaikan pembelajaran dengan siklus II.
Hasil yang dicapai adalah sebanyak 18 siswa atau 90% tuntas dan 2 siswa
atau 10% siswa tidak tuntas. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan
46
belajar siswa. Peningkatan ini sudah seperti yang diharapkan yaitu di atas 75% dari
jumlah siswa. Kriteria ketuntasan 90% yang berada di atas 75% ini menandakan
(pra siklus)
a. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 3 dari 20 siswa atau 15%.
b. Siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah 17 dari 20 siswa atau
85%.
pada siklus I
a. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 12 dari 20 siswa atau 60%.
b. Siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah 8 dari 20 siswa atau
40%.
pada siklus II
a. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 18 dari 20 siswa atau 90%.
b. Siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah 2 dari 20 siswa atau
10%.
Berdasarkan hasil penelitian sampai pada Siklus I dan Siklus II, maka
kebenarannya.
47
BAB V
A. Kesimpulan
dimaksudkan agar siswa terus menerus berlatih dan berani untuk tampil ke depan
diharapkan dapat memberikan konsep yang benar pada materi membaca yang
sedang diajarkan.
2. Hasil penelitian: Pra siklus: Siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 3 dari
20 siswa atau 15% dan yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah 17 dari 20
siswa atau 85%. Pada siklus I: Siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 12
dari 20 siswa atau 60% dan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah 8
dari 20 siswa atau 40%. Pada siklus II: Siswa yang tuntas dalam pembelajaran
sebanyak 18 dari 20 siswa atau 90%. Siswa yang tidak tuntas adalah 2 dari 20
siswa atau 10%. Pada siklus II ketuntasan di atas 75% sehingga perbaikan
3. Berdasarkan hasil penelitian sampai pada Siklus II, maka hipotesis penelitian
kebenarannya.
48
B. Saran
Penggunaan metode yang monoton, misalnya metode ceramah saja secara terus
pembelajaran.
49
DAFTAR PUSTAKA
Nur Fajariyah. Arif Rasyid, (2007). Cerdas Berhitung Bahasa Indonesia. Surakarta :
Grahadi.
Suryadi, Didi. (1997). Alat Peraga dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Ditjen
Dikdasmen D2 Karunika UT.
Sriwilujeng, Dyah dkk (2006). Buku Kerja Bahasa Indonesia 2b. Jakarta : PT.Erlangga.
Purwati, dkk (2004). Bina Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : PT Erlangga.