Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) RISET

INDEPENDEN MATA KULIAH TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


BERBASIS PROYEK TENTANG OBSERVASI DAN WAWANCARA TERHADAP
GURU MATEMATIKA MENGENAI PROSES BELAJAR DI SD CITRA BAKTI

OLEH:

1. LENTANIA TANDY REO


2. MARIA JAMA NUNA
3. SOFIA ARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
CITRA BAKTI
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Kegiatan wawancara observasi mata kuliah Telaah dan Pengembangan Kurikulum


Matematika mengenai Proses Belajar Di SD Citra Bakti, telah diperiksa dan
dipertanggungjawabkan terhadap perwakilan ketua bidang akademik Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Citra Bakti

Malanuza, 02 November 2022

Ketua Kelompok Dosen penanggung jawab

Lentania Tandy Reo Wilibaldus Bhoke, M. Pd


Nim. 202105005 NIDN. 0804078703

Mengesahkan
Plt. Wakil Ketua Bidang Akademik

Wilibaldus Bhoke, M. Pd
NIDN. 0804078703

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat_Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi yang bertema tentang
“OBSERVASI DAN WAWANCARA TERHADAP GURU MENGENAI PROSES
BELAJAR DI SD CITRA BAKTI”. Laporan observasi ini dibuat guna menyelesaikan tugas
Telaah dan Pengembangan Kurikulum Matematika.
Banyak pihak yang terlibat selama kami melakukan penelitian maupun dalam
penulisan hasil penelitian ini. Teman – teman kelompok penelitian yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan laporan penulisan. Kami menyadari dalam menyusun
laporan hasil penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan
saran sangat kami harapkan. Akhirnya kami berharap semoga laporan observasi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Malanuza, 02 November 2022

iii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Profil sekolah..................................................................................
B. Hasil observaasi..............................................................................
C. Latar Belakang................................................................................1
D. Rumusan Masalah...........................................................................1
E. Tujuan.............................................................................................1
F. Manfaat Penulisan..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Pembelajaran Guru Di Kelas..........................................................3


B. Pendekatan Pembelajaran...............................................................3
C. Model Pembelajaran.......................................................................4
D. Metode Pembelajaran.....................................................................5
E. Peningkatan Life Skill....................................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................8

A. Kesimpulan.....................................................................................8
B. Saran ..............................................................................................8

DOKUMENTASI................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu proses pembelajaran harus terjadi kerjasama yang baik antara siswa
dan guru. Guru sebagai fasilitator dalam proses keberhasilan pembelajaran harus bisa
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Pada anak usia
sekolah dasar, anak cenderung lebih tertarik pada pemebalajaran yang melibatkan
mereka secara langsung, karena mereka akan lebih paham dan mengerti dengan
pembelajaran yang konkret. Guru menjadi faktor penentu manakala siswa sudah tidak
mulai tertarik dengan pembelajaran, itu sebabnya sebagai guru yang profesional harus
bisa mengondisikan semua aspek pembelajaran menjadi satu kesatuan yang utuh, baik
dari aspek persiapan guru seperti materi pembelajaran dan pada aspek teknis di sekolah.
Permasalahan pendidikan akan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan
meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada. Oleh karena
itu sangat penting bagi guru untuk menjadikan suatu pembelajaran menjadi tempat
berkumpulnya pemikir – pemikir muda ( siswa ) yang hebat melalui berbagai
pendekatan, model serta metode yang cocok untuk diterapkan pada anak usia sekolah
dasar, yang pada akhirnya peserta didik memliki life skill yang baik sebagai bekal di
masa yang akan datang. Guru harus bisa merangkum itu semua menjadi sebuah strategi
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Kegiatan observasi di kelas 1 SD Citra
Bakti ini dilaksanakan untuk mengetahui bahwa guru melakukan pengajaran di dalam
kelas dengan menggunakan sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga dalam
proses pembelajaran, guru mempunyai acauan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.dalam hal ini,guru dituntut untuk megetahui asal usul dan
kepribadian . Maka dari itu perlu adanya pengumpulan data terhadap siswa. Dengan
data yang lengkap, guru akan dapat memberikan bimbingan kepada siswa secara tepat
atau terarah.
Salah satu hal peting yang perlu diperhatikan dalam memberikan bimingan adalah
memahami siswa secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupum latar
belakang pribadiya. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap siswa memiliki
karakteristik pribadi atau perilaku yang berbeda dengan siswayang lainnya. Dengan
adanya perbedaan ini maka masalah yang dimiliki setiap siswa pun berbeda juga. Ada
yang hanya memiliki masalah kesulitan belejer atau hanya masalah dalam berperilaku
saja. Ada yang memilikikedua masalah tersebut dan ada juga yang memiliki masalah
yang lain. Masalh masalh tersebut dapatberasal dari keluarga, lingkungan maupun dari
diri sendiri. Keragaman perilaku ini mengandung implikasi akan perlunya data dan
pemahaman yang memadai terhadap setiap siswa.
Pendidikan mempunyai peran penting dalam pengembagan ilmu pengetahuan dan
teknologi,sehingga pendidikan harus dilakasanakan dengan sebaik baiknya untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Sebagai calon guru, kita perlu mengetahui
permasalahan yang akan muncul dalam proses pembelajaran. Dari pengalaman itu
dapat mempersiapkan kita sebagai calon guru untuk dapat mengatasi permasalahn
permasalahan yang muncul nantinya secara cepat. Banyak permasalahan permasalahan
yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran.

v
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran yang dilakukan guru di kelas 1 SD Citra Bakti?
2. Apakah guru kelas 1 SD Citra Bakti menggunakan model atau metode yang tepat?
3. Apa pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran?
4. Bagaimana guru meningkatkan life skill?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru kelas 1 SD Citra Bakti .
2. Menganalisis model atau metode yang digunakan guru kelas 1 SD Citra Bakti .
3. Menganalisis pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran.
4. Menganalisis cara guru dalam meningkatkan life skill.

D. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan kedisiplinan
belajar serta dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran agar pemebelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Serta guru dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan interaktif.
2. Bagi SD Citra Bakti
Dengan adanya penelitian tentang penggunaan rencana pelaksanaan
pembelajaran maka diharapkan dapat dipakai sebagai  bahan pertimbangan untuk
menilai guru yang mengajar.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dengan terjun langsung ke lapangan  dan memberikan pengalaman belajar yang
menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang
lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

vi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah
Nama sekolah : SD Citra Bakti
Status : Swasta
NPSN : 69980798
Alamat : Malanuza
Kode Pos : 86471
Bentuk pendidikan : SD
Tanggal SK Pendirian : 2018-05-21
SK Ijin Operasional : 421/DP/533/08/2018
Tanggal SK Ijin Operasional : 2018-08-31

B. Pembelajaran Guru di Kelas


Guru merupakan kunci sentral atas keberhasilan pembelajaran, sebagai guru
yang akan mempengaruhi kehidupan para murid. Guru seolah – olah sedang
memimpin konser saat berada di ruang kelas. Guru memahami sekali bahwa setiap
murid  memiliki karakter masing – masing, sebagai mana alat musik seperti seruling,
gitar, misalnya memiliki suara yang berbeda. Bagaimana setiap karakter dapat
memiliki peran dan membawa sukses dalam belajar. Proses belajar atau mengajar
adalah fenomena yang kompleks, segala sesuatu berarti setiap kata, pikiran, tindakan,
dan asosiasi dan sampai sejauh mana Guru dapat mengubah lingkungan, presentasi,
dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. ( Lozanov,
1978 ). Guru harus dapat membawa siswa kedalam dunia yang akan mereka ajarkan
serta antarkan dunia kita kepada para siswa.
Proses Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika mengguankan sebuah
urutan atau aturan yang sudah dipersiapkan sebelum pembelajaran dilakukan. Guru
menetukan stategi pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. Semua kegiatan
pembelajaran ini tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah
melakukan observasi di SD Citra Bakti, bahwa guru kelas 1 SD Citra Bakti sudah
menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran serta model pembelajaran yang
cocok bagi peserta didik, karena pembelajaran dapat mengaktifkan siswa untuk
berpikir kritis, hal ini sesuai dengan pendekatan yang dilakukan oleh guru yaitu
pendekatan induktif.
C. Pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi di SD Citra Bakti Ngada, Dalam pembelajaran di
kelas 1 SD Citra Bakti yang diterapkan pada pembelajaran matematika dengan materi
jaring – jaring kubus, guru kelas menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Induktif. Pendekatan Induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk
membangun sebuah teori berdasarkan hasil pengamatan atau observasi. Suatu
observasi yang dilakukan berkali – kali akan membentuk sebuah pola tertentu ( dari
hal – hal khusus ke umum ).Meurut Sugiono (2018:229)observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang merupakan ciri yang spesifik bila di bandigkan dengan teknik

vii
lain.observasi jugatidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lain. Namun,Pendekatan induktif ini dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang
menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit
sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil
simpulan.Pendekatan induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam
belajar. Selain itu juga membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya dalam
penerapannya. Melalui pertanyaan – pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa
membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan
membangun ide. Tingkat keefektifanpendekatan pembelajaran induktif ini,
jadinya sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan
pembelajaran, di mana guru harus menjadi pembimbinguntuk membuat siswa
berpikir.
Dalam penerapan pendekatan induktif ini, guru kelas 1 SD Citra Bakti,
pertama yang dilakukan dalam inti pembelajaran adalah  memberikan sebuah
penejelasan tentang materi jaring – jaring kubus, kemudian siswa harus membuktikan
secara mandiri secara individu maupun kelompok dengan melakukan percobaan dan
observasi dengan membuat model – model jaring – jaring kubus. Guru sebelumnya
sudah menyiapkan potongan – potongan karton kecil – kecil untuk dibagikan pada
siswa sebagai bahan untuk membuat jaring – jaring kubus. Dengan demikian siswa
dapat mengonstruksikan pemikirannya untuk terus menggali semua pengetahuan
dengan keterampilan membuat jaring – jaring, selain itu secara langsung akan sedikit
demi sedikit akan terbentuk life skill anak yang mandiri dalam memecahkan
permasalahan tanpa rasa takut akan kegagalan. Dengan percobaan secara langsung
maka akan timbul rasa percaya diri pada anak dan akan menumbuhkan semangat
belajar yang tinggi, karena pada dasarnya anak usia sekolah dasar sangat cocok
dengan pembelajaran secara konkret.
D. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
materi jaring – jaring kubus yang digunakan oleh guru kelas 1 SD Citra Bakti adalah
dengan mengguankan model pembelajaran Pair Checks. Guru membentuk kelompok
sepasang sebangku, kemudian memberikan tugas membuat jaring-jaring kubus
dengan menggunakan potongan karton kecil – kecil. Model Pair Checks ini, siswa
dintuntut untuk bekerjasama untuk menghasilkan sebuah pemikiran seperti
menentukan jaring – jaring kubus. Pair checks ( pasangan mengecek ) adalah model
pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen
tahun 1993. Model ini menerapkan pembelajaran berkelompok yang menuntut
kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.
Dalam penerapan model pair checks dalam pembelajaran matematika tentang jaring –
jaring kubus di kelas 1 SD Citra Bakti guru menggunakan langkah – langkah
pembelajaran sebagai berikut :
1. Guru menentukan dan menjelaskan konsep permasalahan ( konsep tentang jaring
– jaring kubus ).
2. Bekerja Berpasangan.

viii
Guru membentuk tim berpasangan, setiap pasang berjumlah 2 (dua) siswa.
Setiap pasangan   membuat jaring – jaring kubus dari potongan kardus.
3. Pelatih Mengecek
Setiap partner didalam kelompok saling membantu dalam menegrjakan
tugasnya dalam membuat jaring – jaring kubus,  setelah yakin dengan hasilnya,
salah satu patner maju kedepan untuk melihatkan jaring – jaring kubus pada
semua temannya. Di sinilah tugas guru untuk mengecek jawaban siswa, jika jaring
– jaring kubus yang dibuat benar, jaring – jaring kubus di tempel di depan, tapi
jika salah siswa kembali harus memperbaiki sampai menemukan bentuk jaring –
jaring yang dapat dibentuk menjadi kubus.
4. Bertukar Peran
Seluruh patner bertukar peran, maksudnya siswa bergantian ketika maju. Jadi
jika salah satu pasangan maju pada kegiatan pertama, maka pasangan yang
satunya maju pada kegiatan kedua. Banyak kegiatan yang dilakukan tergantung
dari setiap guru.
5. Pasangan Mengecek
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban.Jadi saat
salah satu pasangan dari tim lain maju, maka pasangan tim lainnya mengecek
bersama – sama, apakah jaring – jaring yang diperlihatkan bisa dibentuk sebuah
kubus.
6. Penegasan Guru
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep. Ketika pasangan tim lain
memeberikan komentar pada tim yang maju guru harus meberikan penegasan
kemabali atas jawaban siswa.
Setelah kami melakukan penelitian terhadap cara pengajaran guru kelas 1 SD
Citra Bakti, bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru bisa diterima
dengan baik oleh siswa, karena siswa dapat mengikuti pembelajaran yang
dilakukan dari awal sampai akhir. Ada kelebihan dan kekurangan model pair
checks yang diterapkan pada pembelajaran di kelas 1 SD Citra Bakti.
Kelebihannya pembelajaran menjadi aktif, siswa sangat antusias untuk maju kedepan
untuk menunjukan hasil karyanya ( jaring – jaring kubus ).  Setiap siswa sangat
antusias untuk mengikuti setiap instruksi guru, setiap siswa mencoba untuk membuat
bentuk – bentuk jaring – jaring kubus, semua siswa aktif saling bekerjasama dalam
kelompok.
Kekurangannya membutuhkan pemikiran dan konsentrasi yang tinggi, bagi anak
usia sekolah dasar pemikiran dan konsentrasi yang tinggi sulit untuk dilakukan. Selain
itu ada sedikit masalah ketika akhir dari pembelajaran, guru akan memberikan
penugasan akhir untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menyerap materi yang
telah diajarkan, guru memberikan lima buah soal yang ditampilkan pada LCD karena
lampu mati akhirnya sisw diberikan tugas untuk menggambar lima buah jaring- jaring
yang bisa dibuat menjadi kubus sesuai daya ingat mereka. Pembelajaran tetap dapat
berjalan lancar, karena dari awal siswa sudah tertarik dan sangat antusias untuk
mengikuti seluruh jalannya kegiatan pembelajaran.
E. Metode Pembelajaran

ix
Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, praktikum, dan penugasan. Metode yang dipilih juga sangat
menentukan keberhasilan pembelajaran, karena merupakan salah satu komunikasi
atau pentransferan ilmu baik dari guru ke siswa, siswa ke guru, maupun siswa ke
siswa. Dengan metode akan terjadi pertukaran pemikiran yang pada akhirnya dapat
digunakan sebagai cara atau solusi dari pemecahan masalahan yang sedang dihadapi.
Dengan metode ceramah, siswa dapat menerima informasi secara langsung dari
narasumber yang bisa dipercaya ( guru ), dengan metode diskusi, siswa dapat saling
bertukar informasi, serta dapat menumbuhkan kerjasama yang baik. Di dalam
ceramah pasti akan terjadi tanya jawab, dengan tanya jawab, siswa dapat bertanya
materi apa yang belum dipahami, dan guru memberikan jawaban. Untuk memecahkan
permasalahan tentang bentuk – bentuk jaring – jaring  kubus, siswa melakukan
praktikum dengan membuat bentuk – bentuk jaring – jaring kubus, dengan bimbingan
guru ( inkuari terbimbing / penemuan terbimbing ). Selain itu menjadi hal yang sangat
penting yaitu penugasan, setelah akhir praktikum siswa diberikan tugas untuk menulis
kembali bentuk – bentuk jaring – jaring kubus yang telah ditemukan didalam buku
catatan dengan menggunakan penggaris. Setelah itu dinilai, sehingga guru dapat
mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi, serta siswa pun
juga dapat megetahuai sejauh mana kemampuan pada dirinya.
F. Peningkatan Life Skill
Dalam pembelajaran matematika yang dialakukan oleh guru di kelas 1 SD
Citra Bakti, ini sangat menarik karena anak dituntut untuk bisa menggunakan seluruk
pengetahuan serta kemampuannya dalam memcahkan masalah. Guru memberikan
permasalahan dengan memberikan tugas pada peserta didik untuk bisa menemukan
bentuk jaring – jaring kubus sebanyak yang bisa mereka temukan. Hal ini dapat dapat
dikatakan meningkatan life skill anak, karena secara mandiri dengan pengawasan
serta bimbingan guru anak bisa memecahkan masalah yang mereka hadapi. Mereka
juga tidak menyerah sampai gurulah yang harus menentukan batas waktu dalam
pemecahan masalah tersebut. Setelah waktu yang ditentukan sudah selesai peserta
didik dengan luar biasa dapat menemukan sebelas bentuk jaring – jaring kubus
dengan bentuk yang berbeda. Tetapi untuk membuktikan bahwa peserta didik ini
benar – benar sudah mengetahui dan paham akan bentuk – bentuk jaring – jaring
kubus, guru terus memancing anak untuk menemukan lagi bentuk lain jaring – jaring
kubus yang belum ditemukan. Anak – anak pun masih sangat antusias dan mencoba
dan terus mencoba untuk menemukan lagi. Hal ini juga dapat membuktikan bahwa
peserta didik tidak cepat menyerah serta tidak cepat puas terhadap hasil yang mereka
capai,mereka akan terus beruasaha sampai benar – benar yakin akan hasil yang
mereka mau. Ini sanagat baik ketika anak mengahadapi masalah diluar permasalahan
pelajaran, anak diharapkan pula untuk jangan cepat menyerah dan selalu optimis
dalam menjalani kehidupannya.salahsatu pertimbabngan mnentukan penggunaan
metode pembelajaran adalah yang menarik dan menyenangkan.sesuai dengan
pendapat didik. Peserta didik sangat mebutuhkan metode pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan.sesuai dengan pendapat wardhan 2010 jika proses pembelajaran
ingin berhasil dengan baik.pertama harus diperhatikan adalah metode yang akan

x
dilakukan sehingga sasaran yang diharapkan dpat tercapai atau terlaksana dengan
baik.Guru harus memiliki metode yang tepat sesuai dengan materi yang nantinya
akan diajarkan.Fungsi metode pembelajaran adalah sebagai cara yang digunakan
untuk membangkitkan semangat belajaar peserta didik saat proses
pembelajaran.sesuia dengan krakteristik kurikulum 2013 bahwa peserta didik
berperan aktitf saat proses pembelajaran,terutama pembelajaran yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia yang
benar.

xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan, model, serta metode pembelajaran pada pembelajaran yang
dilakukan olehguru kelas 1 SD Citra Bakti dapat dikatakan berhasil dengan baik,
karena peserta didik dapat aktif dalam pembelajara yaitu dengan aktif untuk
membentuk jaring – jaring kubus, setelah mencoba – coba untuk membentuk jaring –
jaring kubus dan mereka sudah merasa hasil karya mereka benar, siswa akan maju ke
depan untuk memamerkan hasil karyanya. Guru menggunakan pendekatan induktif,
model Pair Checks (berpasangan sebangku dengan membuat jaring-jaring kubus)
dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, partikum, dan penugasan untuk
mengaplikasikan dalam proses pengajaran. Selain itu rencana pelaksanaan yang telah
disusun guru sudah dilaksanakan sesuai dengan urutan yang benar. Pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui bahwa siswa dapat menyerap materi pembelajaran
dengan baik, guru mengukur kemampuan peserta didik dengan memberikan
penugasan. Setelah semua peserta didik mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan,
guru memberikan nilai pada pekerjaan peserta didik. Hal ini sangat penting dilakukan,
karena umpan balik yang positif akan memotivasi siswa untuk selalu giat belajar.
Selain itu pembelajaran dengan model pair check ini juga untuk melatih rasa sosial
siswa, kerja sama dan kemampuan memberi siswa dalam memberikan penilaian.
B. Saran
Dalam suatu proses pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh guru adalah
kesesuaian proses pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
sudah disusun. Selain itu guru juga harus menggunakan model, pendekatan dan
metode yang tepat sehingga peserta didik dapat menerima informasi dengan optimal
dan dapat meningkatkan life skill. Kemandirian siswa dalam memecahkan suatu
permasalahan dalam proses pembelajaran juga sangar ditekankan, agar siswa tidak
mudah menyerah dalam mengikuti pembelajaran. Guru sebagai pemimpin dalam
kelas diharapkan untuk memberikan lebih motivasi serta penghargaan berupa pujian
pada peserta didik, dan sugestikan pada pemikiran, bahwa setiap peserta didik
memliki pengetahuan, disinilah guru berperan sangat penting untuk menerapkan serta
membimbing peserta didik untuk mengeksplor semua pengetahuan mereka.

xii
DOKUMENTASI

Gambar 1. Foto bersama guru di kelas Gambar 2. Foto bersama guru di kelas

xiii
DAFTAR PUTAKA

Sugino.2018. Metode penelitian Kuantitatif, Kulitatig , dan RdG, penerbit Alfabeta,


Bandung

xiv

Anda mungkin juga menyukai