Anda di halaman 1dari 14

UJIAN TENGAH SEMESTER

PRAMUKA I

OLEH
LENTANIA TANDY REO
NIM 202105005

PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
CITRA BAKTI NGADA
2022
1. Sejarah Singkat Pramuka Dunia.
Sejarah berdirinya Pramuka di dunia diprakarsai oleh tokoh asal Inggris, Letnan
Jenderal Baden Powell pada 25 Juli 1907. Sewaktu muda, Baden Powell mengelola Aids
to Scouting untuk anggota muda dan mengadakan kegiatan perkemahan selama delapan
hari di Pulau Brownsea. Setahun setelahnya, Baden Powell menulis sebuah buku yang
mengulas tentang prinsip dasar kepramukaan yang bertajuk “Scouting for Boys.” Selain
itu, ia juga mendirikan gerakan kepanduan yang bernama sama dengan bukunya, yang
hanya diikuti oleh kaum laki-laki. Tidak disangka, buku kepanduan ini ternyata mulai
menyebar hingga seluruh pelosok negeri. Pada 1910, Baden Powell memutuskan fokus
berkegiatan dalam Pramuka. Dua tahun kemudian, pada 1912, Baden Powell bersama
adiknya, Agnes, membentuk Pramuka untuk perempuan yang bernama Girls Gudides,
atau yang dikenal dengan nama Girl Scouts. Selanjutnya, tahun 1916, didirikan kelompok
Pramuka siaga dengan nama CUB (Anak Serigala). Semakin lama gerakan kepanduan
semakin mengalami perkembangan, yang kemudian membuat Baden Powell membentuk
Rover Scout. Rover Scout adalah organisasi untuk mewadahi pemuda yang sudah berusia
17 tahun pada 1918. Baden Powell kemudian berkeliling dunia menyebarkan gerakan
kepanduan yang ia buat kepada anak-anak muda lainnya untuk bergabung. Pada 1920,
Bdaen Powell mengundang berbagai kepanduan dari bermacam negara untuk
melaksanakan Jambore pertama di Pulau Brownsea. Setelah Jambore terlaksana, dibentuk
World Organization of the Scout Movement (WOSM) atau Organisasi Gerakan Pramuka
Sedunia.
2. Sejarah Singkat Pramuka Di Indonesia.
Awal terbentuknya Pramuka di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi milik
Belanda bernama Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung pada 1912.
Empat tahun setelahnya, Mangkunegara VII juga membentuk organisasi kepanduan
pertama yang bernama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO). Lahirnya JPO menjadi
pemicu munculnya gerakan nasional lain yang sejenis, seperti Hizbul Wahton (HM) pada
1918, Jong Java Padvinderij (1923), dan Nationale Padvinders. Melihat situasi ini,
Belanda pun mulai melarang keberadaan organisasi kepanduan di luar kepemilikan
mereka menggunakan istilah Padvinder. Seiring berjalannya waktu, antara tahun 1928-
1935, gerakan kepanduan Indonesia semakin marak, seperti Pandu Indonesia, Padvinders
Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, Sinar Pandu Kita, dan Kepanduan Rakyat
Indonesia. Guna menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia (BPPKI) menyelenggarakan acara perkemahan Kepanduan
Indonesia Oemoem (PERKINO) di Yogyakarta pada 19-23 Juli 1941. Setelah Indonesia
merdeka, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan mengadakan kongres
pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta. Kongres ini melahirkan Pandu Rakyat Indonesia
(PRI) pada 28 Desember 1945, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang diakui
pemerintah. Akan tetapi, saat Belanda kembali datang ke Indonesia, PRI dilarang dan
resmi dicabut pada 6 September 1951. Hal ini kemudian mendorong munculnya
organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI),
dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM). Mulai 1960, pemerintah Indonesia dan MPRS
berupaya untuk memperbaiki organisasi kepramukaan di Indonesia. Pada 9 Maret 1961,
Presiden Soekarno mengumpulkan para tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia dan
menyatakan bahwa organisasi kepanduan harus disempurnakan. Untuk
menindaklanjutinya, Presiden Soekarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan
Pramuka yang beranggotakan Sultan HB IX, A Aziz Saleh, dan Achamadi. Hasil kerja
dari panitia ini adalah dikeluarkannya lampiran Keppres No 238 tahun 1961 tanggal 20
Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kemudian melalui Keppres 238/1961, Gerakan
Kepanduan Indonesia akhirnya menjadi Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka). Pada 14
Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi mulai diperkenalkan ke rakyat Indonesia.
3. Alasan dasar Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Gusti Raden Mas Darojatun atau yang lebih dikenal dengan nama Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dalam Gerakan Pramuka Indonesia tidak perlu diragukan lagi.
Sejak usia belia, dirinya sudah aktif menggeluti Gerakan kepanduan, di setiap jenjang
pendidikannya, mulai dari sekolah dasar hingga di perkuliahan. Tak hanya itu, Sri Sultan
HB IX juga aktif menyebarkan semangat kepanduan di masa perjuangan. Karena
keaktifannya tersebut, Sri Sultan HB IX dinobatkan sebagai Pandu Agung (Pemimpin
Kepanduan) menjelang 1960. Dirinya terlibat aktif dalam penyatuan organisasi
kepanduan, Gerakan Pramuka, dan seluk-beluk pengembangannya di Indonesia. Hal
tersebut ditandai dengan Sri Sultan HB IX menjadi salah satu anggota Panitia
Pembentukan Gerakan Pramuka yang terbentuk pada 9 Maret 1961. Gerakan Pramuka
Indonesia melahirkan berbagai pengembangan baru hingga mendapat penghargaan di
tingkat nasional dan internasional  Salah satunya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
berhasil menggagaskan peralihan  nilai ‘kepanduan’ menjadi ‘kepramukaan’ melalui
Renewing of Scouting.
4. Dasar- dasar Hukum Pelaksanaan Pramuka
Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal
merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak
bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan,
emosional, maupun fisik dan ketrampilan. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan
pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua,
tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan
melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur
berdasarkan :

 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.


 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang
Gerakan Pramuka.
 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang
Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda
karana.
 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang
Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
 Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009
Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
5. Visi dan Misi Gerakan Pramuka
Visi:
Gerakan pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah
kaum muda.
Misi:

1. Memberikan ilmu kepramukaan terhadap kaum muda.


2. Membina anggota yang dimana memiliki jiwa dan watak pramuka,
berlandaskan iman dan taqwa, serta selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Membentuk kader bangsa yang patriot dalam pembangunan yang memiliki
jiwa bela negara.
4. Menggerakkan anggota dan organisasi gerakan pramuka agar peduli dan
tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.

6. Lambang:
 Lambang gerakan pramuka ( Tunas Kelapa )

 Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru.
Jadi, lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengiaskan, bahwa tiap
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
 Nyiur dapat tumbuh di mana saja. Hal ini membuktikan besarnya daya
upaya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Jadi
lambang itu mengiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri
dalam masyarakat di mana ia berada dan dalam keadaan apa pun.
 Akar nyiur yang tumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan
bahwa tekad dan keyakinan tiap Pramuka mempunyai dasar serta landasan
yang baik, benar, kuat, dan nyata. Tekad dan keyakinan yang dipakai
semata-mata untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

 Bendera pramuka
1. Sejarah bendera pramuka
Bendera pramuka Indonesia pertama kali ditemukan dan dirancang oleh
sosok legendaris Gerakan Pramuka Indonesia yakni Bapak Seonardjo
Atmodipurwo. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Seonardjo
Atmodipurwo merancang bendera Pramuka sejak tahun 1961 yang hingga kini
masih digunakan sebagai simbol Pramuka.
2. Warna merah dan putih
Seperti yang telah disebtkan sebelumnya, bendera Pramuka terdiri dari dua
warna yakni warna merah putih yang sama seperti warna bendera NKRI.
Warna tersebut memberikan arti berani sehingga diharapkan para anggota
pramuka akan menjadi generasi yang pemberani di masa mendatang.
Sedangkan putih melambangkan kepribadian yang memili akhlaq yang mulia.
3. Siluet tunas kelapa
Selain warna latar belakang, bendera Pramuka juga identik dengan
lambang siluet tunas kelapa:
 Tunas kelapa melambangkan cikal bakal yang berhubungan dengan
harapan bahwa anggota pramuka akan menjadi cikal bakal generasi
yang lebih baik.
 Selain itu, kelapa juga dikenal sebagai tumbuhan yang dapat tumbuh
dimana saja dan dapat bertahan lama sehingga simbol ini juga menjadi
pengharapan agar para anggota pramuka dapat menjadi individu yang
pandai menyesuaikan diri di situasi apapun.
 Jiwa kepemimpinan yang tinggi juga dilambangkan dari pohon kelapa
yang dapat tumbuh hingga sangat tinggi dan juga kokoh walaupun
tertepa angin kencang.
 Lambang WOSM:

 Fluer-de-lis (Treefoil) Bunga lili dengan tiga ujung, mengiaskan Tiga Janji
Pramuka (Scout Promise), dalam Gerakan Pramuka lebih dikenal sebagai Tri
Satya.
 Dua Bintang, melambangkan bahwa seorang anggota Pramuka selalu
berupadaya untuk menjadi penerang dan penolong dalam kebenaran dan
pengetahuan.
 Jarum kompas menunjuk ke atas (utara), memiliki arti sebagai pengingat
bagi setiap anggota Pramuka agar senantiasa melakukan kebenaran dan
menjadi pribadi yang dapat dipercaya, senantiasa menjaga cita-citanya dan
perannya sebagai seorang penunjuk jalan.
 Tali melingkar dengan ujung membentuk simpul mati, bermakna bahwa
antar sesama anggota Pramuka di seluruh dunia selalu menjalin hubungan
persahabatan dan persaudaraan.
 Warna Putih, melambangkan jiwa seorang Pramuka yang berhati suci dan
bersih.
 Warna dasar Ungu, melambangkan bahwa Pramuka memiliki keterampilan,
kepemimpinan, dan suka menolong orang lain.
7. Kode Kehormatan Pramuka
 Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga, yaitu:
a. Dwi Satya Pramuka Siaga adalah Demi kehormatanku aku berjanji akan
bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
2. Setiap hari berbuat kebaikan.
b. Dwi Darma Pramuka Siaga, yaitu:
1. Menurut Ayah Dan Bundanya.
2. Berani dan tidak putus asa.
 Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang, yaitu:
a. Tri Satya Pramuka adalah Demi kehormatan aku berjanji akan
bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat.
3. Menepati Dasa Darma.
b. Dasa Darma Pramuka, yaitu:
1. Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggunngjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
 Kode Kehormatan Pramuka Penegak
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh – sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila,
menolong sesama hidup, ikut serta membangun masyarakat,
serta menepati Dasadharma pramuka.
Dasadharma
1.      Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.      Patriot yang sopan dan kesatria.
4.      Patuh dan suka bermusyawarah.
5.      Rela menolong dan tabah.
6.      Rajin, terampil, dan gembira.
7.      Hemat, cermat, dan bersahaja.
8.      Disiplin, berani, dan setia.
9.      Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10.  Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
8. Anggota pramuka:
a. Anggota biasa
1. Anggota Muda
Anggota Muda Gerakan Pramuka disebut juga sebagai peserta didik.
Anggota Muda dikelompokkan berdasarkan usia, yang terdiri atas:

o Pramuka Siaga, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia


antara 7-10 tahun.
o Pramuka Penggalang, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang
berusia antara 11-15 tahun.
o Pramuka Penegak, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia
antara 16-20 tahun.
o Pramuka Pandega, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia
antara 21-25 tahun.

2. Anggota Dewasa
Anggota Dewasa Gerakan Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka
yang berusia di atas 25 tahun, atau belum berusia 25 tahun tetapi telah
menikah.

b. Anggota luar biasa


Warga Negara asing yang menetap untuk sementara waktu di Indonesia yang
bergabung dan aktif dalam kegiatan kepramukaan.
c. Anggota kehormatan
Seseorang yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan Pramuka dan
kepramukaan. Pencalonan terhadap anggota kehormatan dapat diusulkan oleh
kwartir ke kwartir nasional, lengkap dengan alasan pengusulan tersebut. Anggota
kehormatan diangkat dan dilantik oleh kwartir nasional.
9. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka
 Tanda Umum
merupakan tanda pengenal yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan
Pramuka, seperti Tanda Tutup Kepal, Setangan Leher (hasduk), Tanda
Pelantikan, Tanda Harian, dan Tanda Kepramukaan Sedunia.
 Tanda Satuan
adalah tanda yang menunjukan satuan tempat seorang Pramuka bergabung
dari satuan terkecil sampai ke tingkat nasional. Macam-macam tanda satuan,
yaitu Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil
lainnya; Kemudian Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing;
Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya; Lencana Daerah dan Tanda Wilayah;
Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa; dan juga tanda-tanda Satuan lainnya.
 Tanda Jabatan
adalah Tanda Pengenal Gerakan Pramuka yang menunjukan jabatan
seseorang beserta hak dan kewajiban yang melekat dengan jabatan itu.
Macam-macam Tanda Jabatan antara lain,

1. Bagi peserta didik yaitu, Tanda Pemimpin Barung Utama (Sulung),


Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Sangga Utama(Pradana),
Ketua Racana; Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Barung, Regu,
Sangga dan Reka; Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida; dan
Tanda Keanggotaan di Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
(Ranting sampai dengan Nasional).
2. Bagi anggota dewasa yaitu, Tanda Pembina dan Pembantu Pembina
(Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega); Tanda Pelatih Pembina;
Tanda Majelis Pembimbing (Gugus Depan sampai Nasional); Tanda
Andalan dan Pembantu Andalan; dan Tanda Jabatan lainnya.

 Tanda Kecakapan
merupakan tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan,
ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang
tertentu, sesuai dengan golongan usianya sebagai peserta didik.

1. Tanda Kecakapan Umum


o Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
o Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
o Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana
o Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega
o Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
2. Tanda Kecakapan Khusus
o Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan
o Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan
Utama
o Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
o Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
o Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
o Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
3. Tanda Pramuka Garuda
o Untuk Pramuka Siaga
o Untuk Pramuka Penggalang
o Untuk Pramuka Penegak
o Untuk Pramuka Pandega

 Tanda Penghargaan
adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan
kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap
cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan
Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.
10. Struktur organisasi Gerakan Pramuka
1. Majelis Pembimbing yang meminta bantuan dan bantuan moril, organisatoris,
materi, dan finansial untuk kwartir, gugusdepan, dan unit karya pramuka. Majelis
Pembinaan di tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Gugusdepan dan Saka.
Majelis Pembimbing: ex-officio:

1. di tingkat nasional (Mabinas) oleh Presiden Republik Indonesia


2. di tingkat daerah (Mabida) oleh Gubernur
3. di tingkat cabang (Mabicab) oleh Bupati / Walikota
4. di tingkat ranting (Mabiran) oleh Camat
5. Sementara di tingkat gugusdepan (Mabigus) dipilih dari anggota
Mabigus yang ada dan di tingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh para
pejabat di lembaga / lembaga terkait.

2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah badan independen


yang membentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggung jawab kepada
Musyawarah Gerakan Pramuka.
3. Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan peran kerja untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Kwartir pengaturan di tingkat:

1. Nasional, disebut Kwartir Nasional (Kwarnas), ditetapkan dalam


Musyawarah Nasional (Munas) dengan masa bakti 5 tahun.
2. Daerah, disebut Kwartir Daerah (Kwarda), ditetapkan dalam
Musyawarah Daerah (Musda) dengan masa bakti 5 tahun.
3. Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam Cabang
Musyawarah (Mucab) dengan masa bakti 5 tahun.
4. Ranting, disebut Kwartir Ranting (Kwarran), ditetapkan dalam
Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
5. Gugusdepan yang ada di satu wilayah kelurahan / desa dikoordinasikan
oleh Koordinator Gudep (Korgudep), ditetapkan dalam Musyawarah
Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
4. Gugusdepan (Gudep) adalah pangkalan pesertadidik yang merupakan wadah
pendidikan dalam organisasi Gerakan Pramuka.
5. Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik dalam
pemahaman tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian bagi
masyarakat yang sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia.
6. Kwartir merupakan badan-badan yang memiliki tugas membantu kwartir. Badan
Kelengkapan Kwartirengkapan:
1. Dewan Kehormatan
2. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas
Lemdikanas, Lemdikada, dan Lemdikacab (di tingkat Cabang).
3. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau disebut Dewan
Kerja yang terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional, DKD atau
Dewan Kerja Daerah, DKC atau Dewan Kerja Cabang, dan DKR atau
Dewan Kerja Ranting (di tingkat Ranting).
4. Pimpinan Satuan Karya pramuka (Saka)
5. Pembantu Andalan
6. Badan Usaha Kwartir
7. Satuan Kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi lokal dan interaksi
situasional.
8. Staf Kwartir.
7. Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia
(Presiden).
8. Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka yang
bersidang pada akhir masa bakti kwartir atau gugusdepan serta memegang
kekuasaan tertinggi dalam kwartir atau gugusdepan. Musyawarah ini terdiri atas :
1. Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun.
Peserta Munas terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan
Mabida.
2. Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun.
Peserta Musda terdiri atas utusan/wakil Kwarda, Mabida, Kwarcab, dan
Mabicab.
3. Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun.
Peserta Mucab terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan
Mabiran.
4. Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun.
Peserta Musran terdiri atas utusan/wakil Kwarran, Mabiran, Korgudep,
Mabi Desa, Gudep dan Mabigus.
5. Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima)
tahun. Peserta Mugus terdiri atas peserta / wakil gudep dan Mabigus.
HASIL WAWANCARA

Biodata :
Narasumber : Ibu Reyneldis Ruto Ngale
Jabatan : Guru SMPN 3 Golewa/ Pembina Pramuka
Tanggal : 08 November 2022
Tempat : SMPN 3 Golewa
Pewawancara:
1. Lentania Tandy Reo
2. Maria Jama Nuna
Tujuan :
Mengetahui perkembangan gerakan pramuka di setiap sekolah.
Pertanyaan dan jawaban :
1. Kapan Ibu menjadi pembina gerakan pramuka?
Jawab:
Ibu menjadi pembina pramuka sejak tahun 1995.
2. Bagaimana perkembangan lembaga pramuka yang ibu pimpin?
Jawab:
Dari awal menjadi seorang pembina pramuka sangat mengalami
kemajuan dari tahun ke tahun, hingga sekarang banyak anggota yang
tergabung dalam kepramukaan baik dari kalangan siswa/ pelajar
maupun mahasiswa dan beberapa teman-teman guru ibu juga
tergabung sebagai pembina pramuka tetapi dibawah pengawasan ibu
sebagai koordinator kepramukaan/
3. Apa yang membuat Ibu menjadi tertarik dan bergabung dalam lembaga
kepramukaan?
Jawab:
Karena ini sudah menjadi hobi dan keinginan ibu bergabung dalam
lembaga kepramukaan.
4. Apa masalah atau kendala yang dialami selama ibu menjadi seorang
pembina pramuka?
Jawab:
Untuk masalah dan kendala yang dihadapi selama ibu mejadi pembina
pramuka hanyalah sarana prasarana.
5. Disekolah ini biasa diadakan kegitan atau ekstrakurikuler kepramukaan!
dan kapan kegitan itu dilakukan?
Jawab:
Untuk kegitan ekstrakuler biasanya di sekolah ini didakan setiap
minggu yaitu dihari jumat dan itu merupakan ekstrakurikuler wajib
yang harus kami lakukan.
6. Adakah kegiatan yang akan diselengarakan waktu dekat yang berkaitan
dengan kepramukaan?
Jawab:
Perencanaan kegiatan kepramukaan sekolah ini akan mengadakan
perkemahan di bulan Desember tahun ini. Untuk tanggal sementara
dipikirkan.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil wawancara kepada pembina pramuka di SMPN 3 Golewa,
pramuka sampai saat ini menjadi kegiatan wajib yang dilakukan oleh semua anggota
kepramukaan di SMPN 3 Golewa baik pelajar dan guru- guru.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai