Anda di halaman 1dari 16

KLIPING

“PRAMUKA”

DISUSUN OLEH :
NAMA : KINANTI PUTRI RAHMADANI
ASAL : JAKARTA

PESANTREN PUTRI AL MAWADDAH


Jl. Mangga No. 35, Coper, Jetis, Ponorogo,
Jawa Timur, Indonesia 63473
TAHUN 2022
KLIPING PRAMUKA

A. Gerakan Pramuka Indonesia


Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang meliputi: Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain
yaitu: Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf
Kwartir, dan Majelis Pembimbing Pramuka. Sedangkan Kepramukaan adalah proses pendidikan di
luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan
dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi
pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Gerakan Pramuka
bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai potensi spiritual, sosial, intelektual, dan
fisik mereka dengan sepenuhnya agar:
1. Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda.
2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bela negara bagi kaum muda.
3. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang
bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang
handal pada masa depan.

B. Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia


Gerakan Pramuka pada awalnya diciptakan oleh Boden Powell dengan nama Gerakan Kepanduan.
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara
termasuk Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia
dan didirikanlah sebuah organisasi bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging)
atau Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda. Selang beberapa waktu para pemimpin gerakan
nasional kemudian membentuk organisasi kepanduan yang bertujuan untuk membentuk manusia
Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional sehingga muncul bermacam-macam
organisasi kepanduan antara lain: JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java
Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling
Padvindery), HW (Hizbul Wathon). Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda
menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau
Kepanduan.
Pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu
Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian pada tahun
1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan
Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak
yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah
Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi seratus organisasi kepanduan yang
terhimpun dalam tiga federasi organisasi, yaitu: IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) yang berdiri
pada tanggal 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) yang berdiri
pada tahun 1954, dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia). Menyadari kelemahan yang
ada, maka ketiga federasi tersebut melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan
gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan
Pioneer Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam
Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan
menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei
1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung
ke Jepang. Di dalam Keppres ini Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-
satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan
pramuka dilarang keberadaannya.

C. Prinsip Dasar dan Sifat Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup, dan alam.
3. Peduli terhadap dirinya sendiri.
4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Sedangkan berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen,
Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu:
1. Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara
haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan
masyarakat, serta bangsa dan negara.
2. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus
membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan
sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan atau agama, golongan, tingkat, suku, dan
bangsa.
3. Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik
anak-anak dari bangsa apa saja.

D. Hymne Pramuka
Kami Pramuka Indonesia
Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan
Agar jaya, Indonesia, Indonesia
Tanah airku
Kami jadi pandumu.
(H. Mutahar)

E. Lambang Gerakan Pramuka


Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat
tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen
Pertanian yang juga merupakan seorang tokoh pramuka.
Lambang ini dipergunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 ketika Presiden Republik Indonesia Ir.
Soekarno menganugerahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada
organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 tahun
1961.
Lambang Gerakan Pramuka berbentuk silluete (bayangan) Tunas Kelapa. Penjabaran tentang
lambang ini ditetapkan dalam Keputusan Kwarnas No. 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan
Pramuka. Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini berarti bahwa Pramuka adalah inti
bagi kelangsungan hidup bangsa atau tunas penerus bangsa.
2. Buah nyiur tahan lama. Ini berarti bahwa Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya
kuat dan ulet.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini berarti bahwa Pramuka adalah orang yang mampu
beradaptasi dalam kondisi apapun.
4. Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini berarti bahwa setiap Pramuka memiliki cita-cita yang
tinggi.
5. Akar nyiur kuat. Ini berarti bahwa Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
6. Nyiur pohon yang serbaguna. Ini berarti bahwa Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
7. Lambang keris melambangkan senjata tradisional Jawa Tengah.
8. Lambang sepuluh api yang berkobar melambangkan Dasadharma.
9. Padi dan kapas melambangkan kesuburan dibidang pangan dan sandang.
10. Kode daerah melambangkan daerah/kota daerah.
11. Nama kabupaten melambangkan kota cabang.
12. Bintang melambangakan kelima sila Pancasila.
Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir atau
Satuan, Tanda Pengenal, dan alat administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan lambang tersebut
dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan
seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa pada setiap anggota Gerakan
Pramuka. Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktikkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya, sebab
generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader
pembangunan yang berjiwa Pancasila.

F. Anggota Gerakan Pramuka


Anggota Gerakan Pramuka adalah perseorangan Warga Negara Indonesia yang secara sukarela dan
aktif mendaftarkan diri sebagai anggota Gerakan Pramuka yang telah mengikuti program
perkenalan kepramukaan serta telah dilantik sebagai anggota. Anggota Gerakan Pramuka disebut
dengan Pramuka. Jenis-jenis keanggotaan Pramuka:
1. Anggota Biasa
a. Anggota Muda
Anggota muda adalah anggota biasa yang terdiri dari Pramuka Siaga (berusia kira-kira 7–
10 tahun, dan biasanya disingkat dengan huruf S serta dilambangkan dengan warna hijau),
Pramuka Penggalang (berusia kira-kira 11–15 tahun, dan biasanya disingkat dengan huruf
G serta dilambangkan dengan warna merah), Pramuka Penegak (berusia kira-kira 16–20
tahun, dan biasanya disingkat dengan huruf T serta dilambangkan dengan warna kuning),
dan Pramuka Pandega (berusia kira-kira 21–25 tahun, dan biasanya disingkat dengan huruf
D serta dilambangkan dengan warna coklat muda). Apabila anggota muda telah menikah,
maka keanggotaannya dianggap sudah dewasa atau dengan kata lain dia dianggap telah
menjadi anggota dewasa.
Setiap anggota muda yang belum menjadi anggota harus menyelesaikan program
perkenalan kepramukaan sesuai dengan golongan keanggotaan dan umur calon anggota
(sebutan bagi anggota muda yang belum terdaftar sebagai Anggota Gerakan Pramuka)
dengan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat pertama sesuai dengan golongan
keanggotaannya, dan setelahnya calon anggota mempunyai hak untuk bisa dilantik sebagai
anggota muda Gerakan Pramuka.
Pelantikan anggota muda dilakukan oleh Pembina Pramuka di gugus depan masing-masing
dengan mengucapkan Dwisatya bagi Pramuka Siaga atau Trisatya bagi Pramuka
Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega memiliki keistimewaan ketimbang Pramuka Siaga
atau Pramuka Penggalang. Dikarenakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat
diangkat sebagai Pembina Muda atau instruktur muda di gugus depan yang bersangkutan
dengan ketentuan Pembina muda atau instruktur muda:
1) Untuk Pramuka Siaga sekurang-kurangnya telah berusia 17 tahun.
2) Untuk Pramuka Penggalang sekurang-kurangnya telah berusia 21 tahun.
3) Untuk Pramuka Penegak sekurang-kurangnya telah berusia 23 tahun.
b. Anggota Dewasa
Anggota dewasa adalah anggota biasa yang berusia di atas 25 tahun. Anggota dewasa
dibagi lagi menjadi dua macam, yakni anggota dewasa biasa dan anggota mitra. Anggota
dewasa dapat terdiri dari:
1) Pembina Pramuka.
2) Pembantu Pembina Pramuka.
3) Pelatih Pembina Pramuka.
4) Pembina Profesional.
5) Pamong Saka.
6) Instruktur Saka.
7) Pimpinan Saka.
8) Andalan.
9) Pembantu Andalan.
10) Anggota Majelis Pembimbing.

2. Anggota Luar Biasa


Anggota luar biasa adalah warga negara asing yang menetap untuk sementara waktu di
Indonesia yang bergabung dan aktif dalam kegiatan kepramukaan.
3. Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan Pramuka dan
Kepramukaan. Pencalonan terhadap anggota kehormatan dapat diusulkan oleh kwartir ke
kwartir nasional, lengkap dengan alasan pengusulan tersebut. Anggota kehormatan diangkat
dan dilantik oleh kwartir nasional.
4. Pramuka Utama
Sebagai Kepala Negara Republik Indonesia, Presiden merupakan Pramuka Utama Gerakan
Pramuka (dulu, beristilah Pramuka Tertinggi Gerakan Pramuka). Pramuka Utama Gerakan
Pramuka merupakan kedudukan kehormatan tertinggi dalam Gerakan Pramuka.

G. Hak dan Kewajiban Anggota Gerakan Pramuka


Hak Anggota:
1. Mendapatkan Kartu Tanda Anggota.
2. Mengenakan Seragam Pramuka.
3. Memilih dan dipilih dalam jabatan organisasi.
4. Melakukan pembelaan dan memperoleh perlindungan.
Kewajiban Anggota:
1. Melaksanakan Kode Kehormatan Pramuka dan menaati segala ketentuan yang berlaku di
lingkungan Gerakan Pramuka.
2. Membayar iuran anggota Gerakan Pramuka.
3. Menjunjung tinggi harkat dan martabat Gerakan Pramuka.
Disamping itu, setiap anggota Kehormatan Gerakan Pramuka berkewajiban untuk memahami,
menaati dan mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode Kehormatan
Pramuka dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di lingkungan Gerakan Pramuka.

H. Pertemuan Pramuka
Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai
dengan PDK dan MK adalah kegiatan kepramukaan, tetapi terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa
bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan. Kegiatan yang dapat diikuti oleh semua golongan
Pramuka yaitu:
1. Jambore on The Air (JOTA) dan Jambore on The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka
melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan
pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak.
Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.
2. Estafet Tunas Kelapa (ETK), adalah kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor,
Bendera Merah Putih dan Panji Kepramukaan yang dilaksanakan oleh kwartir daerah dalam
rangka menyambut Hari Ulang Tahun Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik
pemberangkatan dan berakhir di arena Upacara HUT tingkat daerah. Petugas ETK biasanya
dari Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
3. Perkemahan dan/atau upacara Hari Ulang Tahun Pramuka.
I. Kegiatan Pramuka Siaga
Selain kegiatan latihan rutin, Pramuka Siaga mempunyai kegiatan Pesta Siaga. Pesta Siaga adalah
pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan
dari bentuk:
1. Permainan Bersama, yaitu kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas dalam
permainan.
2. Pameran Siaga.
3. Pasar Siaga, yaitu simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga.
4. Darmawisata.
5. Pentas Seni Budaya.
6. Karnaval.
7. Perkemahan Satu Hari (Persari).

J. Kegiatan Pramuka Penggalang


1. Jambore
Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang,
Jambore Daerah, Jambore Nasional, Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.
2. Lomba Tingkat
Lomba Tingkat (LT) adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan beregu
atau perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah keterampilan. Lomba
tingkat dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba tingkat terdiri atas: LT-I (tingkat gugus
depan), LT-II (tingkat kwartir ranting), LT-III (tingkat kwartir cabang), LT-IV (tingkat kwartir
daerah) dan LT-V (tingkat kwartir nasional).
3. Perkemahan Bhakti
Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada
masyarakat yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.
4. Dianpinru
Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru) adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin
Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang
bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru
diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
5. Perkemahan
Perkemahan adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk
mengevaluasi hasil latihan di gugus depan dalam satu periode, seperti Perkemahan Pelantikan
Penggalang Baru, Perkemahan Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke Penggalang
Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan Sabtu Minggu (Persami),
Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
perkemahan juga merupakan gerakan penghibur dan pengetahuan bagi mereka yang tak pernah
mengenal dunia luar.
6. Forum Penggalang
Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan
dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini
adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai
modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.
7. Penjelajahan
Penjelajahan adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan dalam rangka
mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dansurvival.

K. Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega


1. Raimuna
Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar
yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna
Cabang, Raimuna Daerah, dan Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku asli
di wilayah Yapen Waropen, Papua yang berasal dari kata raidan muna yang artinya pertemuan
ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan
bersama.
2. Gladian Pimpinan Satuan
Gladian Pimpinan Satuan (Dianpinsat) adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang
bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat
diselenggarakan oleh gugus depan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
3. Perkemahan
Perkemahan adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan
secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugus depan dalam satu periode, seperti
Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami),
perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
4. Perkemahan Wirakarya
Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang
berbentuk perkemahan besar dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut
serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran
kwartir secara regular. Khusus untuk PW Nasional hanya diselenggarakan apabila dipandang
perlu.
5. Perkemahan Bhakti
Perkemahan Bakti (Perti) adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk
perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama
mengadakan pembinaan, baik di gugus depan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam
bentuk bakti kepada masyarakat. Kemah bhakti harus dilaksanakan.dengan ketentuan kemah
ter sebut dengan mendirikan tenda.
6. Peran Saka (Perkemahan Antar Saka)
Perkemahan Antar (Peran) Saka adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka) yang berbentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti
minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.
7. Pengembaraan
Pengembaraan adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berbentuk
penjelajahan dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmumedan, peta, kompas
dan survival.
8. Latihan Pengembangan Kepemimpinan
Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi
muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu
menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
9. PPDK
Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK) adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman
mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya
dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
10. Kursus Instruktur Muda
Kursus Instruktur Muda adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk
mensukseskan pelaksanaan upaya pengembangan sumber daya manusia, pengentasan
kemiskinan, dan penanggulangan bencana.
11. Penataran, Seminar dan Lokakarya
Penataran, Seminar, dan Lokakarya adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah
secara bersama sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
12. Sidang Paripurna
Sidang Paripurna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung
dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja
atau kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan
bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
13. Musppanitera
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera) adalah
pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan
bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir
atau dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.
14. Ulang Janji
Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega
dan Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari
Ulang Tahun Pramuka.

L. Kegiatan Pramuka Dewasa


Pramuka Dewasa adalah Pembantu Pembina, Pembina, Instruktur, Andalan dan anggota Majelis
Pembimbing. Kegiatannya antara lain:
1. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD).
2. Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML).
3. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD).
4. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL).
5. Musyawarah Gugus Depan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang
(Muscab), Musyawarah daerah (Musda), dan Musyawarah Nasional (Munas).
6. Ulang Janji.

M. Satuan Karya Pramuka


Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
atau para pemuda berusia 16-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki
beberapa krida, dimana setiap krida mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu yang dipelajari
dalam satuan karya tersebut. Setiap krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh
Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang
bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti Satuan
Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan
yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar
Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer
bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir
Daerah yang bersangkutan.

N. Macam-macam Saka
1. Saka Dirgantara
Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya
dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya
saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan, dengan kata lain
memiliki landasan udara.
Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang
kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan, dan klub aeromodelling. Pelatihan
biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu. Krida-krida dalam Saka Dirgantara
yaitu:
a. Krida Olahraga Dirgantara.
b. Krida Pengetahuan Dirgantara.
c. Krida Jasa Kedirgantaraan.
2. Saka Bhayangkara
Saka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) guna
menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini
membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara ialah satuan karya terbesar dan paling berkembang diIndonesia. Saka
Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah kwartir diIndonesia dan tidak terbatas
pada suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya
Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan kadang
memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara berada
dibawah pembinaan Kepolisian Republik Indonesia. Krida-krida dalam Saka Bhayangkara
yaitu:
a. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas).
b. Krida Lalu Lintas (Lantas).
c. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana (PPB).
d. Krida Pengenalan Tempat Kejadian Perkara (PTKP).
3. Saka Bahari
Satuan Karya Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
nyata, produktif, dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan
sikap hidup yang berorentasi pada kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Satuan Karya
ini membidangi bidang kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, profesional di bidang olahraga air,
Departemen Pariwisata, dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di
wilayah yang memiliki potensi di bidang bahari. Krida-krida dalam Saka Bahari yaitu:
a. Krida Sumberdaya Bahari.
b. Krida Jasa Bahari.
c. Krida Wisata Bahari.
d. Krida Reksa Bahari.
4. Saka Bhakti Husada
Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan,
penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985 dengan dilantiknya Pimpinan Saka
Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 November 1985
sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang.
Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan yang
dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan
masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugus depan dan satuan karya
Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan
pendidikan tersebut dilaksanakan dengan praktik berupa kegiatan nyata yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan
menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya. Krida-krida dalam Saka Bakti
Husada yaitu:
a. Krida Bina Lingkungan Sehat.
b. Krida Bina Keluarga Sehat.
c. Krida Penanggulangan Penyakit.
d. Krida Bina Gizi.
e. Krida Bina Obat.
f. Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
5. Saka Keluarga Berencana
Saka Keluarga Berencana (Kencana) adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga
Berencana, Keluarga Sejahtera, dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaan Saka Kencana
berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Krida-krida Saka Keluarga Berencana yaitu:
a. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR).
b. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK).
c. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE).
d. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).
6. Saka Taruna Bumi
Saka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan
kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan kecakapan para anggotanya,
sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam
mendukung kegiatan pembangunan pertanian. Pembinaan Saka Taruna Bumi dilakukan oleh
Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Departemen Pertanian, LIPI, dan Lembaga
Holtikultura. Krida-krida dalam Saka Taruna Bumi yaitu:
a. Krida Pertanian dan Tanaman Pangan.
b. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan.
c. Krida Perikanan.
d. Krida Peternakan.
e. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura
7. Saka Wanabakti
Saka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
melaksanakan kegiatan nyata, produktif, dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa
tanggungjawab terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pembinaan Saka
Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan
Hidup atau Lembaga Profesional terkait. Krida-krida dalam Saka Wanabakti yaitu:
a. Krida Tata Wana.
b. Krida Reksa Wana.
c. Krida Bina Wana.
d. Krida Guna Wana.
8. Saka Wira Kartika
Saka Wira Kartika masih berupa saka rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007.
Pembentukannya berdasarkan pada Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober
2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan
kepramukaan. Krida-krida dalam Saka Wira Kartika yaitu:
a. Krida Survival.
b. Krida Pioneering (Perintis).
c. Krida Mountainering.
d. Krida Navigasi Darat.
e. Krida Penanggulangan Bencana Alam.
9. Saka Bina Sosial
Saka Bina Sosial adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang usaha kesejahteraan sosial guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional.
10. Saka Kerohanian
Saka Kerohanian adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang pekerjaan kerohanian
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu saka
ini pernah aktif di bawah binaan Kwartir Cabang Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Sekarang Saka Kerohanian sudah ditiadakan.
11. Saka Panduwisata
Saka Panduwisata adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepariwisataan guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Pariwisata
yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut.
Berbeda dengan Saka-saka yang lain. Saka Panduwisata dapat berkedudukan di Objek dan
Daya Tarik Wisata (ODTW), meskipun dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh
ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini. Krida-krida dalam
Saka Panduwisata yaitu:
a. Krida Bina Obyek Wisata.
b. Krida Bina Pramuwisata.
c. Krida Bina Sarana Wisata.
d. Krida Bina Seni Budaya.
12. Saka Pekerjaan Umum
Saka Pekerjaan Umum adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang pekerjaan umum guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu saka
ini adalah salah satu saka yang cukup aktif yang berada di bawah binaan Kwartir Daerah
Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Pekerjaan Umum sudah dituadakan.
13. Saka Pustaka
Saka Pustaka adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepustakaan guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Saka
Pustaka dapat berkedudukan di Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula
berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwartir Daerah Jawa Tengah yang
mempunyai secara resmi Saka ini.
Saka Pustaka dimotori oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Blora, yang mendapat sambutan
baik dari Kwartir Cabang Blora maupun Perpustakaan Pusat Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Dan pada tanggal 29 Desember 2007 secara resmi Saka Pustaka diresmikan di Pendopo Bupati
Blora ditandai dengan Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Daerah Jawa Tengah oleh
Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah dan Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Cabang
Blora oleh Ketua Kwartir Cabang Blora.
Lambang Saka Pustaka memiliki arti bahwa Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (dua
tunas kelapa berwarna cokelat) yang tergabung ke dalam Saka Pustaka harus mempunyai
pancaran semangat (matahari) serta kemauan untuk bisa menjadi kader pembangunan dibidang
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi (buku) yang dapat membantu melembagakan
budaya baca dan belajar bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat di
lingkungannya dengan tetap berpijak pada landasan Pancasila (Segi Lima) dan sifat-sifat budi
luhur manusia (persahabatan = warna biru, kesucian = bintang warna putih, keberanian = warna
merah, dan elegan atau ksatria = warna hitam) untuk menuju kejayaan atau kemakmuran =
warna kuning). Krida-krida dalam Saka Pustaka yaitu:
a. Krida Layanan Perpustakaan (Yanpus).
b. Krida Pengembangan Bahan Pustaka (Baka).
c. Krida Pengembangan Perpustakaan (Peta).
d. Krida Deposit dan Penerbitan (Debit).
14. Saka Teknologi
Saka Teknologi adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang ilmu teknologi guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Sejauh ini
Saka Teknologi hanya ada di Kwartir Cabang Purworejo, berbeda dengan Kwartir Daerah Nusa
Tenggara Barat menamakan Saka Teknologi dengan penamaan Saka Informasi dan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai