SEJARAH PRAMUKA
No.Absen : 21
Kelas : VIII D
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pramuka, yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari beberpa sumber.
Makalah ini memuat tentang “Sejarah Pramuka” yang penting bagi anggota. Walaupun makalah ini
mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembacanya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Terima kasih.
1. Gerakan Pramuka Indonesia
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan
dari Praja Muda Karana yang berarti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang meliputi: Pramuka Siaga, Pramuka
Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu: Pembina
Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir, dan Majelis
Pembimbing Pramuka.
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai potensi spiritual, sosial,
intelektual, dan fisik mereka dengan sepenuhnya agar:
b. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bela negara bagi kaum muda.
c. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang
bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal
pada masa depan.
2. Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia
Gerakan Pramuka pada awalnya diciptakan oleh Boden Powell dengan nama Gerakan Kepanduan.
Gagasan Boden Powell yang menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Belanda
dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikanlah
sebuah organisasi bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging) atau Persatuan Pandu-
pandu Hindia Belanda.
Selang beberapa waktu para pemimpin gerakan nasional kemudian membentuk organisasi kepanduan
yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan
nasional sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain: JPO ( Javaanse
Padvinders Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), dan beberapa organisasi lainnya. Dengan adanya
larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim
menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu Pemuda
Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian pada tahun 1931
terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang
masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu
Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan .
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi seratus organisasi kepanduan yang
terhimpun dalam tiga federasi organisasi, yaitu: IPINDO yang berdiri pada tanggal 13 September 1951,
POPPINDO yang berdiri pada tahun 1954, dan PKPI. Menyadari kelemahan yang ada, maka ketiga
federasi tersebut melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO.
3. Lambang Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap.
Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian
yang juga merupakan seorang tokoh pramuka.
Lambang ini dipergunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 ketika Presiden Republik Indonesia Ir.
Soekarno menganugerahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada
organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 tahun 1961.
Lambang Gerakan Pramuka berbentuk silluete (bayangan) Tunas Kelapa. Penjabaran tentang
lambang ini ditetapkan dalam Keputusan Kwarnas No. 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan
Pramuka. Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini berarti bahwa Pramuka adalah inti
bagi kelangsungan hidup bangsa atau tunas penerus bangsa.
2. Buah nyiur tahan lama. Ini berarti bahwa Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat
dan ulet.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini berarti bahwa Pramuka adalah orang yang mampu
beradaptasi dalam kondisi apapun.
4. Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini berarti bahwa setiap Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi.
5. Akar nyiur kuat. Ini berarti bahwa Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
6. Nyiur pohon yang serbaguna. Ini berarti bahwa Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
3. menepati Dasadharma.
Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
3. menepati Dasadarma.
Dharma
Dharma adalah :
Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang
kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling
menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan
Dasadharma”
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Pramuka itu: