Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH TENTANG KEPRAMUKAAN

PENDAHULUAN
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari
praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang
meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka,
Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di
luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk
kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Gerakan Kepanduan (b. Inggris: Scouting) adalah sebuah gerakan
pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan
kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria
maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual
para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif
di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan
non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di
lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217
negara dan teritori.
GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA

A. Sejarah Pramuka di Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa


tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk
membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia
kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan
untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres
Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember


1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia.
Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta
dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti”, lalu pemerintah RI mengakui
sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan
keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag.
A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan


Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu
diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta,
senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap
Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya
pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda,
Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya
perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu
Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada
1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan
bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan
Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi
Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama
menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam
perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo


menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar
Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu
menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin
kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di
Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat


dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan
demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan.
Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam
hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa
Barat, dengan topik “Penasionalan Kepanduan”.

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-


Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri
yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu
terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan
kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
B. Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah
dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di
Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan
jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS
Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat
ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di
bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan
dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal
349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa
Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya.


Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961
mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan
Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode
dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan
yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga
menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX,
Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan
Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa,
Achmadi serta mentri sosial Muljadi Djojo Martono. Panitia ini tentulah
perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden
RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu
Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan
keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret
1961. Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun
1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

C. Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia


Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang
menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu
permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi
bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu
lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
2. Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi
suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan
pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk
secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya
pencapaian tujuan organisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi
organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan
kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam
satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan
pendidikannya.

D. Tujuan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;
 Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat
keyakinan beragamanya.
 Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan
keterampilannya.
 Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
 Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara
Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota
masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu
menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.

E. Tingkatan dalam gerakan pramuka


Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang
ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan
Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan
penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan.
Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega
hanya satu tingkatan.
 Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga
Tata.
 Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu,
Penggalang Rakit, Penggalang Terap
 Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak
Laksana

Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka


Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam
kepramukaan. Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam
kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.

Kelompok umur dibagi menjadi 4 :

• Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga


• Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
• Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
• Kelompok umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega

Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang
yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka
Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka.
Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian
dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah
Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.

F. Lambang dan sifat gerakan Pramuka


Lambang Pramuka Indonesia adalah tunas kelapa yang dijahitkan
di kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka
Internasional yang dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita).
Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah kiri, sedangkan
Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan kemeja.
Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi)
dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka.

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di


Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri
khas, yaitu
:
• Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan
kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu
dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara.
• Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara
manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat,
suku dan bangsa.
• Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana
saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam
pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan
Metode Kepanduan.

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA


Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang
pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian
dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.
06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti
kiasan lambang gerakan pramuka :
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan
istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang
pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang
buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap
anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup
bangsaIndonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang
bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa
tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi
pada tanah air dan bangsaIndonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan
besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam mesy
dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan
salah satu pohon yang tertinggi diIndonesia. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang
tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap
tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi
lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka
yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan
yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan
yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai
cita-citanya.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas
hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap
pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa
dan negara RepublikIndonesiaserta kepada umat manusia.
Penggunaan Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan
nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka.
Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk
mengingatkan dan meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai
dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka tersebut.

G. Prinsip dan Metode


Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang
digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya
dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah
menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu
menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan
kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau
remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus
diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan,
maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:
• Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
• Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya;
• Kepedulian terhadap diri pribadinya;
• Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.
1. Prinsip dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota
Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses
penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina,
sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh
kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan
moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
2. Metode
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
• Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
• Belajar sambil melakukan;
• Sistem berkelompok;
• Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan
yang sesuai dengan
Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
• Kegiatan di alam terbuka;
• Sistem tanda kecakapan;
• Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
• Sistem among.
Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip
Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode
Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai
suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem
terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan
yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
H. Kode Kehormatan
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan
Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode
Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
1. Satya
Satya adalah :
• Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota
Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
• Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan
mengamalkan janji;
• Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan
visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi
maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik,
yaitu Dwisatya dan Trisatya”
DwisatyaØ
Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga.
selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
• menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
• setiap hari berbuat kebajikan. ”
TrisatyaØ
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam
Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama
yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau
dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap
ulang janji yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah
putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan
penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk
Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.

• Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :


Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat
3. menepati Dasadharma.
• Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. menepati Dasadarma.
2. Dharma
Dharma adalah :
• Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan
budi pekerti luhur.
• Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik
menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat
dimana ia hidup dan menjadi anggota.
• Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal
dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki
rasa kebersamaan dan gotong royong;
• Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan
Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan
kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik,
yaitu Dwidharma dan Dasadharma”
DwidharmaØ
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
• Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
• Siaga berani dan tidak putus asa.
DasadharmaØ
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadharma
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
I. Tanda kehormatan
1. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan
Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya: – Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, –
sulung, pratama, pradana, – pemimpin / wakil krida / saka, – Dewan Kerja,
Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong
Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
2. Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap,
tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan
usianya.
Macamnya: – Tanda kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan
tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
3. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang
atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan
bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa,
negara dan umat manusia.
Macamnya: – Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang
wiratama, bintang teladan. – Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti,
Wiratama, Melati, Tunas Kencana.

Pengertian Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan


Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan
menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan
kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika
pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka
dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk
kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter
dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya
didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada pemikiran lagi
karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya
dapat disebut dengan kebiasaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991
Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk
mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai
obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara
formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai
dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Menurut Wikipedia
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jadi secara umum dari beberapa pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang
tidak dapat dilihat.
Dari masing-masing penjelasan antara karakter dan pendidikan setelah
kita menghubungkannya maka pendidikan karakter itu sendiri merupakan
usaha sadar dan terencana untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi dari masing-masing individu untuk membentuk suatu pemikiran
yang tertanam dalam dirinya sebagai suatu kebiasaan. Tentunya tujuan
dari pendidikan karakter itu sendiri lebih kearah yang positif dikarenakan
karakter dari setiap individu tersebut menentukan bagaimana karakter dari
suatu bangsa. Jadi sangatlah penting setiap individu mendapatkan
pendidikan karakter.

Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung. Sehingga
pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus diberikan pada
peserta didik dalam segala satuan pendidikan.

Dalam tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan


gambaran tentang kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan
oleh satuan pendidikan, serta menjadi dasar dalam mengembangkan
pendidikan karakter bangsa. Pendidikan karakter lebih mudah diberikan
pada usia dini, hal ini akan mudah diterima dan tersimpan dalam memori
anak, akan membawa pengaruh pada perkembangan watak dan pribadi
anak hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen dalam bukunya
Kecerdasan Ganda menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan
sosial dalam kehidupan dibutuhkan 80%, sedangkan kecerdasan intektual
hanya sebesar 20%. Untuk itu pendidikan karakter akan mudah diberikan
melalui jalur pendidikan, salah satunya adalah pendidika nonformal. Jadi
kecerdasan emosional dan sosial lebih membawa dampak pada
perjalanan hidup bahkan karier anak dikemudian hari. Berbagai media
bisa digunakan untuk pendidikan karakter, salah satunya melalui
Kepramukaan.
Melihat permasalahan tersebut, faktor inovasi dan kreativitas ternyata
menempati posisi yang sangat penting bagi keunggulan suatu negara.
Bila ditarik secara lebih mendasar maka faktor inovasi dan kreativiats ini
berhubungan erat dengan karakter suatu bangsa sebab hanya bangsa
yang berkarakter mampu memiliki kreativitas dan menciptakan inovasi-
inovasi penting bagi peradaban.
Karakter bangsa merupakan pilar penting dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Ia ibarat kemudi dalam wahana berbangsa dan
bernegara. Bagi bangsa Indonesia, jelas bahwa kemudinya adalah
Pancasila yang merupakan falsafah bangsa. Namun, fenomena
keseharian kita menunjukkan bahwa perilaku masyarakat belum sejalan
dengan karakter bangsa yang dijiwai oleh falsafah Pancasila. Kondisi ini
menyebabkan munculnya keinginan pemerintah dan berbagai kalangan
masyarakat untuk merevitalisasi peran Pancasila dalam membangun
karakter bangsa.

Menanamkan dan Menumbuhkan Pendidikan Karakter Melalui


Kepramukaan
Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan
mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode
kehormatan mempunyai makna suatu norma (aturan) yang menjadi
ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang
menyadari harga dirinya, serta menjadi standart tingkah laku pramuka di
masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma, yaitu:
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai pribadi yang lemah, kita harus menyembah Tuhan Yang Maha
Esa. Dia adalah pencipta yang ada di bumi dan di langit dan segala
makhluk yang terlihat maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan
ciptaan-Nya, kita wajib menjalankan perintah-Nya.
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Selain sebagai makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial. Artinya,
makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman, bergaul,
berrtetangga. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita memerlukan
bantuan orang lain.

Patriot yang sopan dan kesatria.


Sebagai Pramuka, kita harus berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk
dalam bersikap dan bertutur kata mesti diperhatikan. Kesopanan
melambangkan pribadi seseorang di tengah-tengah pergaulan dalam
masyarakat.

Patuh dan suka bermusyawarah.


Dalam situasi dan kegiatan apa pun, anggota Pramuka wajib taat dan
patuh terhadap aturan yang berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka
selayaknya bermusyawarah dalam mengambil keputusan terbaik dan
memuaskan.
Rela menolong dan tabah.
Pramuka senantiasa rela dalam menolong tanpa membedakan agama,
warna kulit, suku. Dan harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa
ada sikap ingin dipuji. Dalam setiap perjuangan itu seorang anggota
Pramuka harus tabah menghadapi gangguan, tantangan, halangan, dan
hambatan.

Rajin,terampil dan gembira.


Anggota Pramuka itu harus rajin melakukan sesuatu yang positif.
Kegiatan ketika ia berada dalam pembinaan Pramuka harus
diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Jangan rajin karena waktu
penggodokan dalam kegiatan, tetapi harus dibuktikan ketika ia di rumah,
di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan itu pun harus dilaksanakan
dengan senang dan gembira.

Hemat,cermat dan bersahaja.


Kita hendaknya tidak menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak
berhura-hura untuk kepentingan sesaat. Pramuka harus cermat dalam
pengeluaran uang, memprioritaskan apa yang harus dibeli atau
didahulukan, dan mana yang tidak perlu janganlah dibeli. Meskipun ia
kaya, seorang Pramuka jangan sombong di depan orang lain, jangan
angkuh, tapi bersahaja dalam bergaul.

Disiplin, berani dan setia.


Anggota Pramukaharus hidup dengan disiplin, baik dalam waktu belajar di
sekolah, bermain, dan sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup
tak akan percuma, tetapi akan berguna dalam mencapai cita-cita. Anggota
Pramuka harus berani karena benar, tetapi takut karena salah. Pramuka
harus setia terhadap janji setianya karena itulah nilai-nilai luhur pribadi
manusia.

Bertanggung jawab dan dapat dipercaya


Setiap anggota Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang
telah ia perbuat.

Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.


Inilah pribadi manusia yang sejati, bersih pikiran, tidak ada iri dan dengki.

Gerakan Pramuka sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang


pendidikan non formal diharapkan mampu menjadi suatu kekuatan
perubahan sosial nasional. Peran besar gerakan pramuka dalam
pembentukan kepribadian generasi muda dalam bidang karakter bangsa
hendaknya dapat diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari – hari.
Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan bangsa maka
pendidikan kepramukaan yang sebenarnya paling cocok untuk
mempersiapkan kaum muda untuk menanggulangi merosotnya karakter
bangsa, karena kegiatan kepramukaan bersumber dari Dasa Dharma
Pramuka. Dengan demikian, dapat menunjukkan bahwa Gerakan
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat
relevan dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan
nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma.

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA


Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura, seorang
pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian
dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.
06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti
kiasan lambang gerakan pramuka :
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan
istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang
pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang
buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap
anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup
bangsaIndonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang
bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa
tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi
pada tanah air dan bangsaIndonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan
besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam mesy
dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan
salah satu pohon yang tertinggi diIndonesia. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang
tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap
tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi
lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka
yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan
yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan
yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai
cita-citanya.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas
hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap
pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa
dan negara RepublikIndonesiaserta kepada umat manusia.
Penggunaan Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan
nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka.
Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk
mengingatkan dan meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai
dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka tersebut.

BAB III
III. PENUTUP
Simpulan dan Saran
Simpulan
Pendidikan karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat
perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter budaya Indonesia
yang sudah dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan
mental generasi muda yang lebih menyenangi budaya asing. Namun
dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia justru menjadi motivasi
untuk lebih mencintai budaya bangsa sendiri. Untuk itu pendidikan
karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.

Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang
tercantum dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama
mengenai pendidikan karakter dalam kepramukaan
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pramuka

Pramuka Siaga

Sebagaimana diketahui, anggota Gerakan Pramuka dapat digolongan


berdasarkan usia peserta didik. Berdasarkan penggolongan ini anggota
Gerakan Pramuka dapat dikelompokkan menjadi:
1. Pramuka siaga
2. Pramuka Penggalang
3. Pramuka Penegak
4. Pramuka Pandega.

Pramuka Siaga atau siaga pramuka adalah sebutan bagi Anggota Pramuka
yang berumur antara 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai
dengan kiasan (kiasan dasar) masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu
ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai
kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai
tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.
Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat unik yang sangat beraneka
macam yang pada dasarnya merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak
pernah diam. Sifat uniknya merupakan kepolosan seorang anak yang
belum tahu resiko dan belum dapat diserahi tugas dan tanggung jawab
secara penuh. Sifat yang cukup menonjol adalah keingintahuan yang
sangat tinggi, senang berdendang, menari dan menyanyi, agak manja,
suka meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.

Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga yang ada ayah dan
ibu. Keluarga merupakan pusat aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut
pembinaan pramuka siaga dikiaskan sebagai “keluarga bahagia”di
mana terdapat ayah, ibu dan paman serta bibi. Wadah pembinaan
pembinaan ini disebut“Perindukan Siaga” yang mengkiaskan bahwa
anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan bunda (keluarga). Hal
ini diperjelas dengan formasi bentuk barisan berupa lingkaran pada
upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga.
Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga
adalah berupa lingkaran di mana Pembina berdiri di tengah-tengah
lingkaran di belakang bendera. Hal ini memberi makna bahwa di dalam
Siaga, porsi terbesar adalah “ing ngarsa sung tulodo”, atau di depan
memberi contoh, sedangkan porsi “ing madya mangun karsa dan tut
wuri handayani porsinya lebih kecil. Simbol bentuk upacara ini juga
mengkiaskan bahwa norma dan tata-nilai bagi Siaga mengikuti cermin
kepribadian Pembina-nya.

Kode Kehormatan
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua yaitu:
1. Satya (janji Pramuka Siaga)
2. Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga)

Dwi Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia,
dan mengikuti tata krama keluarga.
2. Setiap hari berbuat kebajikan

Dwi Darma
1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya.
2. Siaga berani dan tidak putus asa.

Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi
seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau
ada seorang anggota Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai
dengan standar moral ini, dia belum bisa disebut Pramuka Siaga
seutuhnya.

Syarat Kecakapan Siaga


Syarat kecakapan siaga dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Syarat kecakapan umum siaga
2. Syarat kecakapan khusus siaga

Syarat Kecakapan Umum Siaga


SKU Siaga adalah syarat kecakapan minimal yang wajib dimiliki oleh
Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum yang merupakan alat
pendidikan sebagai perangsang dan pendorong untuk memperoleh
kecakapan yang berguna bagi kehidupannya.
Tingkat pengadopsian nilai-nilai kepramukaan dan keterampilan
dilakukan melalui pendadaran Syarat Kecakapan Khusus (SKU).

Ada 4 jenjang kenaikan tingkat kecakapan umum bagi Pramuka Siaga


yakni:
• Siaga Mula

• Siaga Bantu
• Siaga Tata

• Siaga Garuda
Syarat Kecakapan Khusus Siaga
Selain kecakapan umum Siaga dipersilahkan untuk mengambil kecakapan
khusus yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Secara umum Syarat
Kecakapan Khusus ada tingkatan yakni tingkat:
1. Purwa
2. Madya
3. Utama

Tanda Kecakapan

1. Tanda Kecakapan Umum


Tanda Kecakapan Umum (TKU) Pramuka Siaga dapat dikenakan pada
lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung. TKU untuk Siaga
berbentuk sebuah janur (ini juga diambil dari kebiasaan para pahlawan
dulu untuk menandakan pangkat seseorang).
2. Tanda Kecakapan Khusus
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama
sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK
dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah
lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke
bawah sebanyak 5 buah.

Metode Kesiagaan
Dikreasi untuk membekali para pembina siaga. Tentunya seorang
pembina, teristiwa untuk adik- adik usia Siaga diperlukan kemampuan
khusus, disamping memahami psikologi anak, setidaknya harus tahu
bahwa tingkat anak-anak itu sangat menyukai permainan.

Satuan
Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung setiap 4 Barung
dihimpun dalam sebuah Perindukan. Barung diberi nama dengan warna
semisal, Barung Merah, barung Hijau dll. Sebuah Barung beranggotakan
paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang
Pemimpin Barung (Pinrung) yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-
masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang
akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah
Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung
itu tadi. Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Yanda dan Pembina
Siaga Pramuka putri dipanggil Bunda. Pembantu Pembina Pramuka Siaga
putra dipanggil Pakcik dan Pembantu Pembina Pramuka putri dipanggil
Bucik.
Bentuk barisan dalam Upacara Siaga adalah lingkaran dengan Pembina
berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi bahwa cara pandang
Pramuka Siaga yang masih terfokus pada satu titik. Kegiatan untuk Siaga
salah satunya adalah Pesta Siaga yang berupa Perkemahan satu hari
tanpa menginap.

Pesta Siaga
Pesta Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta
Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk:
1. Permainan Bersama adalah kegiatan keterampilan kepramukaan untuk
golongan Pramuka Siaga, seperti menyusun puzzle, mencari jejak,
permainan kim dan sejenisnya.
2. Pameran Siaga adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka
Siaga.
3. Pasar Siaga (Bazar) adalah simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh
Pramuka Siaga sebagai pedagang, sedangkan pembelinya masyarakat
umum.
4. Darmawisata adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu yang pada akhir
kegiatan Pramuka Siaga harus menceritakan pengalamannya, dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
5. Pentas Seni Budaya,adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni
budaya para Pramuka Siaga.
6. Karnaval adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas
Pramuka Siaga.
7. Perkemahan Satu Hari (Persari) adalah perkemahan bagi Pramuka
Siaga yang dilaksanakan pada siang hari.

Anda mungkin juga menyukai