Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“SEJARAH PRAMUKA DI INDONESIA DAN DUNIA”

Disusun Oleh:
Alkhansa Rizky azzahra

GERAKAN PRAMUKA KOTA SUBANG


GUGUS DEPAN 01.282 PANGKALAN
SMAIT ASSYIFA BOARDING SCHOOL WANAREJA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat dan
Karunia Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah pramuka garuda ini dengan judul
“Sejarah Pramuka di Indonesia dan Dunia”

Dengan selesainya Karya Tulis ini saya mengucapkan terimakasih kepada Bunda Mudrikah
S.Pd. I Selaku Pembina Pramuka Dewan Ambalan Razan Al Najjar yang telah membina dan
membimbing dalam Pramuka dalam bidang materi maupun Praktek. Dan saya ucapkan
terimakasih kepada teman-teman Ambalan saya yang telah membantu dalam pelaksaan
Pramuka Garuda ini.

Saya menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan saya.
Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari
para pembaca. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya,
aamiin.

Subang, Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana dan merupakan organisasi atau
gerakan kepanduan. Pramuka adalah sebuah organisasi yang merupakan wadah proses
pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Dalam dunia internasional, Pramuka
disebut dengan istilah "Kepanduan" (Boy Scout). Gerakan Pramuka memiliki kode Kode
Kehormatan Pramuka, sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Dasar Pramuka, Gerakan
Pramuka memiliki Kode Kehormatan yang terdiri atas janji yang disebut Satya dan Ketentuan
Moral yang disebut Darma Kode Kehormatan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan
perkembangan rohani dan jasmaninya, yaitu: Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas
Dwisatya dan Dwidarma. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka
Penggalang dan Dasadarma. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas
Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma. Kode Kehormatan Pramuka
Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan Dasadarma.
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka”
singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti rakyat Muda yang Suka Berkarya.
“Pramuka” meliputi dari berbagai tingkatan. Mulai dari Siaga, Penggalang, Penegak, dan
Pandega. Kelompok anggota lain yaitu, Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih,
Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka. Sedangkan yang
dimaksud dengan “kepramukaan” adalah proses pendidikan diluar lingkungan sekolah dan di
luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik dan mengasyikan. Dengan
prnsip dasar Kepramukaan dan metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya membentuk
watak, karakter, akhlak dan budi pekerti yang luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, perkembangan di lingkungan
masyaraka dan Bangsa Indonesia.
Dengan adanya media pengenalan ini diharapkan dapat mempermudah dan
membantu siswa/i mengenal lebih mendalam mengenai Sejarah Kepramukaan yang ada di
Dunia dan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah dipaparkan, maka dapat diambil
Rumusan Masalah yaitu:
1. Apa itu Pramuka?
2. Bagaimanakah Sejarah Pramuka di Dunia?
3. Bagaimanakah Sejarah Pramuka di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dibuatnya Penelitian ini adalah membantu mengenal dan mengetahui lebih dalam
mengenai Pramuka, baik dalam pengertian Pramuka itu sendiri maupun sejarah Pramuka
yang ada di Dunia dan di Indonesia. Sehingga dapat belajar dengan baik mengenai hal
kepramukaan dalam lingkungan masyarakat dan Bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Pramuka


A.Pengertian Pramuka
Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti Orang Muda yang
Suka Berkarya. Pramuka bisa diartikan sebagai oranisasi nonformal yang berada di
masyarakat maupun lingkungan sekolah. Dimana organisasi tersebut merupakan wadah untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan kepanduan. Dalam Kamus Besar Bahsa
Indonesia, Pramuka adalah organisasi untuk pemuda yang mendidik para anggotanya dalam
berbagai keterampilan, disiplin, kepercayaan diri sendiri, kreatifitas, saling menolong dan
sebagainya. Tak hanya itu pramuka juga diartikan sebagai organisasi kepramukaan. Kegiatan
kepramukaan biasanya dilakukan dialam terbuka dimana terdapat aktivitas yang
menyenangkan, mengasyikkan, sehat, terarah dan sesuai dengan prinsip dan dasar metode ke
pramukaan.

B. Pengertian pramuka menurut para ahli


1. Menurut Joko Mursitho, pengertian Pramuka adalah proses pendidikan yang
dilakukan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk
kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang
bertujuan untuk membentuk watak peserta didik.
2. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2014, pengertian
pramuka adalah proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, di bawah
tanggung jawab anggota dewasa, yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dan
keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.

C. Tujuan Kepramukaan Secara Umum


Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan
prinsip-prinsip dasar dan metode kepramukaan yang pelaksaannya disesusaikan dengan
keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan
agar:
1. Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi
mental, moral, budi pejerti dan kuat keyakinan beragamanya.
2. Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
3. Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga Indonesia yang berjiwa pancasila,
setia, dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna yang sanggup dan mampu
menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara.

D. Tingkatan Dalam Kegiatan Pramuka


Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh
kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan
Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok
umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka
Pandega hanya satu tingkatan.
• Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
• Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang
Terap
• Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu
tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur
anggotanya.
Kelompok dibagi menjadi 4:
1. kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan pramuka Siaga
2. Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan pramuka Penggalang
3. Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
4. Kelompok umur 21-25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang
emiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan
untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota
Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh
lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.

2.2 Sejarah Pramuka di Dunia


A. Sejarah Pramuka di Dunia
Sejarah Pramuka, baik itu Indonesia maupun dunia, tak bisa dilepaskan dari sosok Bapak
Pandu Sedunia, pendiri gerakan Pramuka, Baden Powell. Sejarah tersebut bermula ketika Pria
yang bernama lengkap Lord Robert Baden Powell Gilwell ini melaksanakan perkemahan
pertamanya bersama dengan 22 anak laki-laki pada tanggal 25 Juli 1907 di Pulau Brownsea,
Inggris. Perkemahan yang berlangsung selama 8 hari itu menjadi tonggak sejarah penting dari
lahirnya gerakan Pramuka Dunia. Ciri khas militer yang melekat kuat pada dirinya, membuat
Baden Powell dikenal sebagai sosok yang tegas, disiplin, dan terampil. Sifat-sifat yang
memang menjadi ciri khas dari gerakan Pramuka.
B. Pendiri Pramuka Baden Powell
Telah kita singgung sedikit diawal uraian ini bahwa tokoh penting yang menjadi aktor
berdirinya gerakan Pramuka adalah Bapak Baden Powell. Membicarakan gerakan Pramuka
di dunia dan di Indonesia tanpa menyebut Baden Powell tentu saja terasa janggal. Selain
sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Baden Powellah yang
mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai
sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.
Siapakah Baden Powell? Bapak Pandu atau Chief Scout of the World yang sering dipanggil
Baden Powell dilahirkan di London, Inggris pada 22 Februari 1857, ketika lahir diberi nama
Robert Stephenson Smyth Powell. Ayahnya bernama Domine Baden Powell, seorang
profesor geometri di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Baden Powell masih kecil.

Karena sejak kecil Baden Powell ditinggal mati oleh ayahnya, beliau memperoleh pendidikan
karakter dan berbagai macam keterampilan dari ibu dan saudara-saudaranya. Peran ibu yang
sangat penting bagi perkembangannya diakui sendiri oleh Baden Powell. Beliau pernah
mengungkapkannya dengan kalimaat "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya."

Baden Powell kecil terkenal sebagai anak yang cerdas, gembira, dan lucu. Sifat ini membuat
Baden Powell sangat disukai oleh teman-temannya. Selain itu, Baden Powell juga dikenal
terampil dalam memainkan alat musik piano dan biola, berenang, teater, berkemah, berlayar,
menggambar, dan mengarang.

Beranjak dewasa, Baden Powell kemudian bergabung dengan militer Inggris. Banyak hal
yang pernah dialami Baden Powell selama menjadi tentara. Pengalaman-pengalaman tersebut
beliau tulis dan dibukukan dengan judul Aids to Scouting pada tahun 1899. Buku ini berisi
penjelasan panduan bagi tentara muda Inggris dalam melaksanakan tugas dilapangan. Tak
disangka, bukunya tersebut terjual laris di Inggris. Bahkan, buku ini juga banyak dibaca oleh
para guru dan organisasi kepemudaan.
Melihatnya besarnya antusias pembaca buku Aids to Scouting, William Alexander Smith,
seorang pendiri organisasi Pemuda di Inggris menyarankan kepadanya untuk menulis ulang
buku tersebut. Baden Powell pun menyetujuinya. Buku itupun ditulis ulang Baden Powell,
namun dengan berbagai revisi agar cocok dibaca oleh remaja-remaja yang bukan berasal dari
ketentaraan.

Untuk menguji semua ide yang tertuang dalam buku barunya tersebut, pada tanggal Baden
Powell melaksanakan sebuah acara perkemahan di Brownsea Island Inggris, bersama dengan
22 remaja lelaki yang memiliki latar belakang berbeda. Perkemahan itu sendiri berlangsung
selama 8 hari, yakni dimulai dari 25 Juli s/d 2 Agustus 1907. Sejak perkemahan inilah, Baden
Powell semakin serius untuk mengembangkan gerakan kepanduan. Bahkan, pada tahun 2010
beliau memutuskan untuk mengakhiri karirnya di dunia militer dengan pangkat terakhir
Letnan Jendral agar bisa fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan. Sebuah
totalitas yang luarbiasa dipersembahkan Baden Powell demi majunya dunia Pramuka.

Tahun 1939, Baden Powell dan istrinya memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya.
Bersamaan dengan itu, kondisi kesehatan Baden Powell mulai menurun. Beliau mulai sakit-
sakitan. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941, pendiri Pramuka itu meninggalkan dunia untuk
selama-lamanya. Baden Powell tutup usia, beliau dimakamkan di pemakaman St. Peter,
Nyeri Kenya.
C. Sejarah Pramuka di Dunia
Sejak Baden Powell menuliskan pengalamannya dalam buku Scouting for Boys pada tahun
1908, hal ini dianggap sebagai cikal bakal dari lahirnya gerakan Pramuka. Buku itu sengaja
dibuat oleh Baden Powell sebagai panduan dalam acara perkemahan yang dirintisnya. Tidak
hanya di Inggris, buku ini juga laris manis di negara-negara lain. Organisasi-organisasi
Pramuka pun bermunculan yang pada mulanya hanya diperuntukkan untuk anak laki-laki saja
dengan nama "Boys Scout". Barulah pada tahun 1912, dibantu oleh adik perempuannya,
Agnes, Baden Powell mendirikan organisasi Pramuka untuk perempuan dengan nama "Girl
Guides".

Tak perlu waktu lama, semenjak buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka semakin
dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Pada tahun 1910, negara Finlandia, Denmark,
Argentina, Perancis, Jerman, Yunani, Meksiko, India, Belanda, Russia, Norwegia, Singapura,
Amerika Serikat, dan Swedia tercatat telah memiliki organisasi Pramuka. Organisasi
Pramuka rintisan Baden Powell terus berkembang. Pada tahun 1916, berdiri organisasi
Pramuka untuk usia siaga yang bernama CUB (anak serigala). Kelompok ini juga dilengkapi
dengan buku panduan kegiatan dengan mengadopsi karya Rudyard Kipling yang berjudul
The Jungle Book. Buku tersebut bercerita atentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara
oleh induk serigala di dalam hutan.

Baden Powell terus bergerak, pada tahun 1918 beliau mendirikan "Rover Scout", sebuah
kelompok yang diperuntukkan bagi remaja-remaja berusia 17 tahun. Tahun 1922, Baden
Powell kembali menerbitkan buku yang berjudul Rovering to Success (Mengembara Menuju
Bahagia). Buku tersebut menceritakan tentang seorang pemuda yang harus mengayuh perahu
sampannya menuju pantai bahagia.

Untuk pertama kalinya, Jambore Dunia dilaksanakan pada 30 Juli sampai 8 Agustus 1920 di
Olympia Hall, London. Sebanyak 8000 orang anggota Pramuka dari 34 negara turut serta
dalam acara Jambore itu. Pada kesempatan itu pula, Baden Powell dinobatkan sebagai Bapak
Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). Di tahun yang sama, dibentuklah Dewan
Internasional organisasi Pramuka yang beranggotakan 9 orang. Kota London ditetapkan
sebagai kantor kesektariatan Pramuka sedunia. Meskipun kemudian tahun 1958 kantor ini
dipindahkan ke Ottawa, Kanada. Terakhir tahun 1968, sekretariat Pramuka sedunia berpindah
lagi ke Geneva, Swiss.
D. Jambore Pramuka di Dunia
Sejak saat itu, acara Jambore Dunia terus diselenggarakan hingga kini. Jambore selanjutnya,
yakni Jambore XXIV akan dilaksanakan di West Virginia, Amerika Serikat. Berikut ini daftar
lengkap Jambore Dunia yang pernah diselenggarakan:

● Jambore I Dunia 1920: Olympia, Kensington, London, Inggris (8.000 orang)


● Jambore II Dunia 1924: Ermelunden, Denmark (4.549 orang)
● Jambore III Dunia 1929: Birkenhead, Inggris (30.000 orang)
● Jambore IV Dunia 1933: Godollo, Hungaria (25.792 orang)
● Jambore V Dunia 1937: Vogelenzang, Bloemendaal, Belanda (28.750 orang)
● Jambore VI Dunia 1947: Moisson, Prancis (24.152 orang)
● Jambore VII Dunia 1951: Bad Ischl, Austria (12.884 orang)
● Jambore VIII Dunia 1955: Niagara-on-the-Lake, Kanada (11.139 orang)
● Jambore IX Dunia 1957: Sutton Park, Inggris (30.000 orang)
● Jambore X Dunia 1959: Los Banos, Laguna, Filipina (12.203 orang)
● Jambore XI Dunia 1963: Marathon, Greece (14.000 orang)
● Jambore XII Dunia 1967: Farragut State Park, Amerika Serikat (12.011 orang)
● Jambore XIII Dunia 1971: Fujinomiya, Jepang (23.758 orang)
● Jambore XIV Dunia 1975: Lillehammer, Norwegia (17.259 orang)
● Jambore XV Dunia 1979: Neyshabur, Iran (dibatalkan)
● Jambore XV Dunia 1983: Calgary, Kanada (14.752 orang)
● Jambore XVI Dunia 1987-1988: Sydney, Australia (14.434 orang)
● Jambore XVII Dunia 1991: Gunung Seorak, Korea Selatan (20.000 orang)
● Jambore XVIII Dunia 1995: Flevoland, Belanda (28.960 orang)
● Jambore XIX Dunia 1998-1999: Picarquín, Chili (31.000 orang)
● Jambore XX Dunia 2002-2003: Sattahip, Thailand (24.000 orang)
● Jambore XXI Dunia 2007: Hylands Park, Inggris (38.074 orang)
● Jambore XXII Dunia 2011: Rinkaby, Swedia (40.061 orang)
● Jambore XXIII Dunia 2015: Kirarahama, Jepang

E. Sejarah Pramuka di Indonesia


Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai
dengan didirikannya (Belanda)Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.
Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda)Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikalbakal kepanduan di Indonesia ini
meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij
Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai
dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.

Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini
meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda)Indonesische Nationale Padvinderij
Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang


Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan Undang Undang ini, maka
Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan
kepramukaan.

1. Masa Hindia Belanda


Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai “saham” besar dalam
pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan
kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak
adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi
yang Bhinneka.

Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang “Nederlandsche Padvinders


Organisatie” (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki
kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi “Nederlands-Indische
Padvinders Vereeniging” (NIPV) pada tahun 1916.

Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders
Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916. Kenyataan bahwa
kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan
pada adanya “Padvinder Muhammadiyah” yang pada 1920 berganti nama menjadi “Hizbul
Wathan” (HW); “Nationale Padvinderij” yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam
mendirikan “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” yang kemudian diganti menjadi “Syarikat
Islam Afdeling Pandu” dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij
(NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders
Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya PAPI yaitu “Persaudaraan Antara Pandu Indonesia” merupakan federasi dari
Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.Federasi ini
tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah
Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java
Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-
Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia


(BPPKI) pada bulan April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan
Indonesia baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang
bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan
(POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia
(KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan,
Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma
(Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan “All Indonesian Jamboree”. Rencana ini
mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang
kemudian disepakati diganti dengan “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” disingkat
PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

2. Masa Perang Dunia II


Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda
meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan
kepanduan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan.
Bukan hanya itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Karena
Pramuka merupakan suatu organisasi yang menjunjung tinggi nilai persatuan. Oleh karena
itulah bangsa Jepang tidak mengizinkan Pramuka di Indonesia.

3. Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan


berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan
Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi
kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres Kesatuan
Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap
pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti”, lalu pemerintah RI
mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan
pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman
gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto
menghadap Tuhan, gugur sebagai martir gerakan kepanduan di Indonesia. Di daerah yang
diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya
perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI),
Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian


juga bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode
perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu
inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22
Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsep baru, yaitu memberi
kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya
masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi
satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor
2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu
Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan
nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.Mungkin agak aneh juga
kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar,
maka wakil-wakil organisasi kepanduan mengadakan konfersensi di Jakarta. Pada saat inilah
tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO)
sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia.

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi
puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah
bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke
Australia

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-10 Ipindo
menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-
20 Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan


seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup
kepanduan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada
dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam
hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan
topik “Penasionalan Kepanduan”.Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar
Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut
Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada
tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling
Filipina. Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

F. Kelahiran Gerakan Pramuka

1. Sejarah Pramuka Indonesia


Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya
Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun
1960.Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan
kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah
seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta
Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa
dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui
rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30).
Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat
8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri
Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah
perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun
1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan
Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9
Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden
itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun
1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia
ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi
dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka.

2. Kelahiran Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu:

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang


mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961
di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN
PRAMUKA
2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,
tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi
anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola
Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan
merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas
meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga
Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961.
5. Selain pelantikan pengurus Gerakan Pramuka, pada tanggal 14 Agustus 1961 pula
dilangsungkan defile Pramuka yang bertujuan untuk memperkenalkan secara resmi
Gerakan Pramuka Indonesia kepada khalayak. Sejak itu, tanggal 14 Agustus
kemudian dikenal sebagai HARI PRAMUKA.
3. Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan
Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh
karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan
anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh
Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-
8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas
17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam
Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi
70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas
dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen
TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal
14 Agustus 1961 bukan saja di Ibu kota Jakarta, tetapi juga di tempat yang penting di
Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang
diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari,
di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa
Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang
diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat
sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan
Pramuka.

BAB III
PENUTUP
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan
nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.Satuan Karya
Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,mengembangkan bakat
dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan
Pramuka s Pandega atau para pemuda usia antara 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap
Satuan Karya memiliki beberapa krida,yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang
ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda
Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang
bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.Satuan Karya Pramuka juga memiliki
kegiatan khusus yangdisebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Disingkat Pertisaka
yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka,sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-
sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat
Peransaka. KegiatanPeransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-
masing SatuanKarya.Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk
berdasarkan surat keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan.

3.1 Saran
Saran yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah:
1. Selalu mengamalkan Kepramukaan baik dilingkungan masyarakat, rumah, sekolah
mengingat pentingan Pramuka demi membangun karakter bangsa.
2. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan serta memberi dukungan lebih terhadap
adanya kepramukaan
3. Pengajar atau guru harus lebih giat mengajarkan Kepramukaan kepada murid agar
memperluaskan pengetahuan tentang pramuka

DAFTAR PUSTAKA

https://pramukababel.or.id/index.php/sejarah-pramuka-indonesia

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pramuka.html

https://www.academia.edu/50318781/MAKALAH_TENTANG_PRAMUKA

https://www.ilmusiana.com/2016/12/sejarah-pramuka-di-dunia-indonesia-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai