Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Sem. IV/PGMI-1
MEDAN
2019
Kata pengantar
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Mini Riset yang dilakukan di SDN 064007
Jl. Kapten Rahmad Buddin Kel. Terjun Kec. Medan Marelan (Gudep Kota
Medan 21-1147 dan 21-1148). Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat
tugas mata kuliah Pendidikan Kepramukaan.
Saya menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan dan bantuan dari segala pihak, karena itu saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Usiono, MA. Selaku Dosen Pendidikan Kepramukaan.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga
makalah yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pramuka siaga ?
2. Mengapa disebut sebagai siaga ?
3. Apa sajakah tingkatan dalam siaga?
4. Apa sajakah kode kehormatan dalam pramuka siaga?
5. Apa sajakah satuan siaga itu?
6. Bagaimana cara memperoleh tanda kecakapan umum dalam siaga ?
7. Bagaimana alur upacara pembukaan dan penutupan latihan perindukan
siaga ?
BAB II
KONSEP
1. MENGENAL PRAMUKA
1. Nasional
2. Internasional
3. Universal
2. SEJARAH KEPANDUAN
Pramuka adalah organisasi kepanduan Indonesia. Setiap Negara didunia
memiliki organisasi kepanduan masing-masing, tentunya dengan nama yang
berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama. Sebagaimana kita ketahui,
lahirnya kepanduan ini dari tangan tentara inggris, seniman, actor dan juga
pemikir bebas bernama Baden Powell. Beliau menorehkan prestasi, yaitu
kegigihannya mempertahankan kota Mafeking di Afrika Utara dalam perang
Boer War.
Pada masa perang yang dilaluinya, ia melihat banyak pemuda yang ikut
berperang dan memiliki potensi yang tinggi, dari pengamatannya itulah
muncul gagasan mengenai kepanduan. Untuk mewujudkan gagasannya, pada
tahun 1907 Baden Powell mengajak beberapa anak muda untuk berkemah.
Lokasi berkemah tersebut adalah sebuah pulau bernama Brownsea. Yang
terletak ditengah Poole, Dorset, pesisir pantai selatan inggris. Pada saat itu
anak muda yang berpartisipasi sebanyak 20 orang, mereka datang dari
berbagai latar belakang. Perkemahan yang digagasnya ternyata menuai
kesuksesan. Hal inilah yang memicu semangatnya untuk segera
menyelesaikan buku panduan yang tengah digarapnya. Akhirnya pada tahun
1908 buku kepanduan tersebut berhasil disiapkan, hingga akhirnya diterbitkan
pada tahun yang sama.
b) Rover Scout
Adalah sekelompok pramuka atau kepanduan yang dibentuk pada tahun
1918. Kelompok ini berusia 17 tahun keatas.
Pada tahun 1910 Baden Powell dan adik perempuannya yang bernama
Agnes Baden Pawell merancang sebuah buku kepanduan untuk putrid. Yang
bernama “Girl Guid”, pada tahun itu lah terbentuk organisasi kepanduan putri
atau Girl Guid, yang sekarang dinamakan Girl Scout. Yang menjadi presiden
pertama adalah Agnes Baden Powell kemudian dilanjutkan oleh Olave Baden
Powell. Pada tahun 1930 beliau dipercaya menjadi World Chief Guide.
Singkat cerita, setelah melalui proses, akhirnya pada tanggal 20 Mei 1961
terbitlah keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang gerakan pramuka
(praja muda karana). Pada tanggal 29 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs
Presiden RI Ir Juanda karena pada saat itu Presiden Soekarno sedang
berkunjung ke Jepang.
Jambore Nasional
Biro kepramukaan sedunia dibagi menjadi 2, yaitu putra dan putri yang
hanya mempunyai 40 orang tenaga staf yang ada di jenewa dan di 5 kantor
kawasan yaitu, di Costa Rica, Mesir, Filiphina, Swiss, dan Nigeria. Sedangkan
yang putrid sampai sekarang tetap berada di London dan mempunyai kantor di
5 kawasan yaitu: Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Pengertian upacara
Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang ditata dalam
suatu ketentuan peraturan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan
peristiwa penting seperti upacara adat, pelantikan, pemberian tanda penghargaan,
peringatan, dan upacara lainnya serta dilaksanakan dengan khidmat dan tertib,
sehingga merupakan kegiatan teratur untuk menciptakan kebiasaan yang
mengarah kepada budi pekerti luhur.
Tujuan dan sasaran upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk
sikap disiplin, menghargai suatu proses berkaitan dengan sejarah, tradisi,
perjuangan dan keberhasilan yang dicapai agar peserta didik:
1) Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa, dan negara.
2) Memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi.
3) Selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari.
4) Memiliki jiwa gotong royong dan percaya pada orang lain.
5) Dapat memimpin dan dipimpin.
6) Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib.
7) Meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Peresmian/Pelantikan anggota
Upacara Pelantikan calon siaga menjadi siaga mula dilaksanakan sebagai berikut:
a) Calon anggota siaga yang akan dilantik diantar oleh pemimpin Barungnya
b) Para siaga yang sudah dilantik maju satu langkah.
c) Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum Siaga Mula antara
Pembina Siaga dan Calon Siaga.
d) Ucapan janji Dwisatya dituntun pembina dengan memegang Sang Merah
Putih di tiang bendera bersama perindukan yang telah dilantik memberi
hormat.
e) Penyematan tanda-tanda diiringi nasehat pembina.
f) Penghormatan kepada Siaga yang baru dilantik dilanjutkan pemberian
selamat, kemudian kembali ke tempat masing-masing.
g) Pembina Siaga mengucapkan doa yang diikuti oleh anggota perindukan.
h) Pemimpin barung menjemput anggotanya yang telah dilantik.
i) Barisan dibubarkan.
2. Pengurus Kwarnas
a) Ketua Kwarnas ditetapkan oleh Musyawarah
Nasional(Munas)untuk masa bakti berikutnya
b) Pengurus Kwarnas dibentuk oleh Munas melalui tim formatur,yang
dituangkan dengan keputusan tim formatur Munas
c) Pengurus Kwarnas di kukuhkan dengan keputusan Majelis
Pembimbing Nasional masa bakti 5 tahun.
d) Pengurus Kwarnas terdiri dari atas anggota dewasa putra putri yang
disebut Andalan Nasional.
e) Dalam melaksanakan tugasnya Kwarnas di dukung oleh staf
Kwarnas
3. Tugas dan Tanggungjawab pengurus Kwarnas
a) Memimpin Gerakan Pramuka selama masa bakti
Kwaritr Nasional
b) Menetapkan kebijakan pelaksanaan anggaran
dasar,anggaran rumah tangga,dan
melaksanakankeputsan musyawarah Nasional
c) Menetapkan hal-hal yang belum diatur dan tidak
betentangan dengan anggaran dasar,anggaran rumah
tangga,dan keputusan Musyarawarah Nasional dalam
bentuk keputusan Kwartir Nasional
d) Melaksanakan dan mengwasi anggaran dasar,anggaran
rumah tangga,dan keputusan Musyawarah Nasional.
e) Membina dan membantu Kwartir daerah,termasuk
pembinaan gugusdepan dan saka
4. Kegiatan Rutin Kwarnas
Lomba tingkat 5,setiap 5 tahun sekali.
Jambore Nasional,setiap 5 tahun sekali
Musyawarah Nasional ,setiap 5 tahun sekali
Raimuna Nasional,setiap 4 tahun sekali untuk Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega
B. TINGKAT DAERAH
Kwartir Daerah(Kwarda)adalah satuan organisasi yang megelolaGerakan
Pramuka di tingkat Provinsi.Berdasarkan tingkatan/wilayahnya,Kwarda
berkedudukan di masing-masing ibukota Provinsi,Pengurus Kwarda diketuai
oleh Ketua Kwarda(disingkat Ka Kwarda).
C. TINGKAT CABANG
Kwartir-Cabang(Karcab)adalah satuan organisasiyang mengelola Gerakan
Pramuka di tingkat Kota/Kabupaten.Berdasarkan
tingkatan/wilayahnya,Kwarcab berkedudukan dimasing-masing
Kota/Kabupaten.Pengurus Kwarcab diketuai oleh Ketua Kwarcab(disingkat
Ka Kwacab).
D. TINGKAT RANTING
D. GUGUS DEPAN(GUDEP)
Gugusdepan,disingkat Gudep adalah suatu kesatuan organik dalam
Gerakan Pramuka yang meupakan wadah untuk menghimpun anggota
Gerakan Pramuka sebagai peserta didik dan Pembina Pramuka,serta berfungsi
sebagai pangkalan keanggotaan peserta didik.
1. Ketentuan Umum
Anggota Gerakan Pramuka yang berkedudukan sebagai peserta didik,
Pembina Pramuka dan Anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan (Mabigus)
dihimpun dalam Gudep.
2. Gudep Lengkap
Gudep lengkap adalah Gudep yang terdiri atas:
1) Satu perindukan siaga,
2) Satu pasukan Penggalang
3) Satu ambalan Penegak dan
4) Satu racana Pandega.
Kode kehormatan adalah suatu norma, budaya atau nilai-nilai luhur dalam
organisasi yang melandasi sikap kehidupan para anggota Gerakan Pramuka
yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang Gerakan Pramuka.
PRAMUKA SIAGA;
Siaga adalah bagi Anggota Pramuka yang berumur antara 7-10 tahun.
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi
Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan
moral Pramuka Siaga).
Dwi Satya
Dwi Darma
1. Saka Dirgantara
2. Saka Bhayangkara
3. Saka Bahari
4. Saka Bakti Husada
5. Saka Keluarga Berencana
6. Saka Taruna Bumi
7. Saka Wanabakti
8. Saka Wira Kartika
9. Saka Kalpataru
10. Saka Bina social
11. Saka Pandu wisata
12. Saka Pekerjaan Umum
13. Saka Pustaka
14. Saka Teknologi
15. Saka Telematika
2. Salam Hormat
Salam ini dipergunakan apabila seorang pramuka bertemu dengan seorang
yang wajib dihormati, melihat bendera merah putih sedang dikibarkan atau
diturunkan.
3. Salam Janji
Dipergunakan apabila seorang pramuka mendengar temannya
mengucapkan Janji Tri Satya. Begitu mendengarkan ucapan “demi
kehormatan aku berjanji...” maka semua Pramuka yang hadir wajib
memberikan Salam Janji secara otomatis walaupun tanpa aba-aba.
C. Cara Memberikan dan Menggunakan Salam Pramuka
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik. Pemberian salam pramuka dilakukan ketika dilakukan pengucapan
janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya. Salam janji juga diberikan pada saat
pengucapan janji Trisatya dalam acara Ulang Janji.
1. Dalam keadaan berhenti
2. Dalam keadaan berjalan
3. Dalam keadaan membawa barang
Estafet tunas kelapa adalah kitab pramuka secara efektif dengan membawa
obor, bendera merah putih, dan panji kepramumaan yang dilaksanakan oleh
kwartir daerah dalam rangka menyambut hari ulang tahun pramuka.
17. BERKEMAH
A. Mengapa Pramuka Berkemah?
a. Bahaya luka
b. Bahaya api
c. Bahaya tersesat
d. Hewan berbisa
B. Etika dalam meninggalkan Perkemahan
1.Mempererat persaudaraan
2.Memupuk kerja sama (gotong royong)
3.Menambah rasa keberanian dan kepercayaan diri
4.Membuat suasana kegembiraan dan kebebasan
5.Mengembangkan bakat dam kreativitas
6.Memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton1
Untuk kelancaran api unggun, perlu di bentuk tim pelaksana yang bertugas
mempersiapkan , mengatur jalan acara api unggun, dan mengadakan
pembenahan kembali tempat api unggun setelah acara selesai.
1
Jenuddin Yusuf,dkk, Panduan Pramuka Super Lengkap, Cet.1, (Jakarta:Cmedia,2014),
H.152
21. PENGERTIAN SIAGA
Siaga adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 07 – 10 tahun.
Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat unik yang sangat beraneka. Pada
dasarnya mereka merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah diam. Sifat
unik Siaga merupakan kepolosan seorang anak yang belum tahu resiko dan belum
dapat diserahi tugas dan tanggung jawab secara penuh. Sifat yang cukup menonjol
adalah keingintahuan (curiosity) yang sangat tinggi, senang berdendang, menari
dan menyanyi,agak manja,suka meniru,senang mengadu dan sangat suka dipuji.
Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan lebih banyak bagi anggota
Barung berlatih menjadi memimpin.
a. Kata Perindukan berasal dari kata induk. Perindukan berarti tempat anak-
anak menginduk menjadi satu.
b. Pembina Perindukan manakala memanggil seluruh anggota Perindukan
meneriakkan ”Siaagaaaa….! Dijawab oleh seluruh anggota Perindukan
dengan meneriakkan: Siaaap….!
c. Perindukan harus memiliki standar bendera dan tiangnya serta bendera
Merah Putih, untuk upacara pembukaan dan penutupan latihan, bendera
Pramuka, tali-temali, buku-buku ceritera untuk Siaga, peralatan memasak
untuk sarana latihan, dan peralatan perkemahan, sebagaimana halnya
peralatan gugusdepan.
d. Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina dan Pembantu
Pembina putera maupun Pembina dan Pembantu Pembina puteri,
sedangkan Perindukan Siaga Puteri hanya dapat dibina oleh Pembina dan
Pembantu Pembina puteri.
Barung
Kelompok kecil dalam Perindukan Siaga yang idealnya beranggotakan 6 Pramuka
Siaga, disebut Barung.Kata Barung berarti rumah jaga suatu bangunan.
a. Setiap Barung baik Siaga putera maupun Siaga puteri memiliki nama
Barung yang diambil dari nama warna seperti Barung Merah, Biru, Hijau,
Putih, dan Barung Kuning. Setiap warna memiliki makna dan kiasannya,
dan namaBarung merupakan cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang
akan ditiru oleh anggota Barung tersebut.
b. Keanggotaan Barung tidak bersifat menetap, dapat diubah setiap 1-2 bulan
sekali, dilakukan secara teratur sebagai bagian dari dinamika Perindukan.
Barung tidak memakai bendera barung, karena pelaksanaan kegiatan
Pramuka Siaga pada umumnya dilaksanakan di tingkat Perindukan.
Kegiatan di tingkat barung hanya berupa permainan singkat dan spontan.
c. Barung memiliki Buku Daftar hadir anggota, dan kas anggota.
d. Barung dipimpin secara bergilir oleh seorang Pemimpin Barung dan
seorang Wakil Pemimpin Barung, dipilih oleh dan dari anggota Barung
dengan bantuan Pembina dan Pembantu Pembina Siaga.
Setiap kegiatan Barung didampingi Pembina dan Pembantu Pembina
Siaga.
Pada Perindukan Siaga tidak dibentuk Dewan Kehormatan, semua tugas Dewan
Kehormatan berada di tangan Pembina.
Kegiatan Siaga
a. Siaga Mula
b. Siaga Bantu
c. Siaga Tata
d. Siaga Garuda
1. Purwa
2. Madya
3. Utama
Tanda Kecakapan
1. Tanda Kecakapan Umum
Tanda Kecakapan Umum (TKU) Pramuka Siaga dapat dikenakan pada lengan
baju sebelah kiri dibawah tanda barung. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur
(ini juga diambil dari kebiasaan para pahlawan dulu untuk menandakan pangkat
seseorang).
2. Tanda Kecakapan Khusus
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi
dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat
dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di
sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah sebanyak 5 buah.
1) Mingguan
Pertemuan ini diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga yang dilaksanakan pada
waktu tertentu dalam rangka peringatan hari-hari besar /Pramuka.
Acara Pertemuan Besar Siaga disebut Pesta Siaga merupakan pertemuan yang
bersifat kreatif,senang-senang, rekreatif, edukatif dan banyak bergerak.
Pesta Siaga dapat berbentuk:
Metode Kesiagaan
2
Ibid. 50-57
b. Dehidrasi yaitu susunan keadaan dimana tubuh mengalami
kekurangan cairan.
c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
d. Pusing yaitu sakitr kepala yang disebabkan oleh kelelahan,
kelaparan, gangguan kesehatan dll.
1. Kualitatif
2. Kuantitataif
Dari dua jenis teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, kemudian
banyak pihak yang penjebaran dari pada jenis tersebut. Pihak yang melakukan
kajian guna mendapatkan hasil riset yang sempurna sehingga dapat dipertanggung
jawabkan dalam secara keilmuan. Oleh karenanya langkah-langkah yang
dipergunakan dalam pengumpulan data ini.
Sebagai peneliti yang datang dari luar, Penelitian ini menggunakan model kooperatif
dimana peneliti ikut aktif dalam kegiatan latihan upacara siaga pramuka di SDN 064007
Jalan.Kapten Rahmad Buiddin kcel.Terjun kec.Medan Marelan.
C. Subjek Penelitian
1. Pembina pramuka
Para peserta dipilih guna mengikuti proses kegiatan latihan upacara pembukaan
siaga di SDN Medan Marelan.
1. Data primer, yaitu sumber data yang diambil langsung di lapangan dengan
cara observasi; wawancara dengan kepala sekolah, pembina pramuka, dan
penanggungjawab ekstrakurikuler pramuka; pengambilan dokumentasi
berupa foto pelaksanaan kegiatan kepramukaan, dan
2. Data skunder. Yaitu data yang bersumber dari buku-buku literature dan
data siswa siaga.
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini untuk prosedur penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut.
1. Observasi
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi terkait kebijakan
kepala sekolah, dalam rangka penguatan pendidikan karakter dan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di SDN064007 Medan
Marelan.Wawancara di lakukan kepada kepala sekolah, pembina pramuka, dan
penanggungjawab ekstrakurikuler pramuka.Data ini di gunakan untuk
memperkuat data observasi.Pembatasan wawancara kepada responden ini di
tujukan untuk memfokuskan kepada masalah penelitian. Sehingga data yang di
peroleh tidak keluar dari topik pembahasan yang akan di teliti.
3. Studi Dokumentasi
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Langkah awal yang di lakukan dalam penelitian ini adalah
mengumpulkan data dari subyek yang akan di teliti yaitu berupa beberapa
pertanyaan dan kamera untuk memotret hasil dokumentasi foto dan wawancara.
G. Dokumentasi
I. Studi Literatur
Teknik pengumpulan data yang terkhir ialah dengan tata cara mencari
informasi dan wawanca dengan penelitian terdahulu, kemudian dari
kesemuanya dijadikan sebagai landasan teori yang mementukan hasil
penelitian. Tata cara ini kami membuatnya yang dilakukan oleh peneliti adalah
dalam bentuk penyusunan makalah yang mana hasil mini riset yang kami
dapat kami membuatnya dalam bentuk makalah agar pembaca memahami isi
dari tujuan kami meminirisetkan ini.
METODE PENELITIAN
1. Wawancara
a. Wawancara terstruktur
c. Observasi
Participant observation
d. Studi Dokumen
Analisis Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil mini riset disusun secara
sistematis kemudian dianalisis dengan metode analisis kualitatif. Metode analisis
kualitatif ini bersifat tidak bisa diukur dengan angka. Kegiatan analisis data
merupakan pekerjaan mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif harus diikuti
langsung dan menuliskan, mengklarifikasi, menyajikan data sepanjang
pengumpulan data kemudian dalam menganalisa data yang ada akan
menggunakan metode atau pendekatan sebagai berikut:
1. Metode Deduktif
2. Metode Induktif
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kajian dari berbagai sumber didapati berbagai macam analisis yang dapat
kami bandingkan dan gabungkan sehingga menghasilkan kesatuan yang utuh
berupa karya tulis ilmiah ini. Meskipun tanpa eksperimental langsung, karena
didapati dari analisis serta kajian dari berbagai jurnal dan buku, maka dapat
diketahui konsepsi ini mampu diterapkan pada saat percobaan langsung.
Saran yang tepat adalah ketika kita menjadi anak pramuka setidaknya tau
posisi kita dimana, ketika kita sudah menggenakan pakaian pramuka kita haruslah
saling membantu banyak orang, tidak membedakan suku, ras maupun agama, kita
satu kita mempunyai jiwa pancasil, kita generasi bangsa yang cemerlang (golden
age).
PUSTAKA
(Jakarta: Cmedia,2014).