Anda di halaman 1dari 17

dasar dharma pramuka merupakan 10 tindakan serta arahan yang wajib dilaksanakan oleh setiap

anggota pramuka di dalam kehidupan sehari-hari yang berisi tindakan-tindakan terpuji yang
senantiasa dapat ditanamkan serta diamalkan serta dijadikannya pedoman. Pengamalan dasar
dharma pramuka telah diusahakan untuk diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari meskipun di
dalam pelaksanaanya masih perlu ditingkatkan didalam menjalankan amalan yang terkandung dalam
dasar dharma. bentuk pengamalan yang telah dilakukan sesuai dengan 10 dasar dharma pramuka
seperti yang pertama bertakwa kepada tuhan yang maha esa yang dapat mengamalkannya melalui
tindakan kita menjunjung tinggi harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, melakukan segala
perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan. selain itu, melalui dasar dharma yang pertama ini,
kita sebagai seorang anggota pramuka juga harus memiliki toleransi beragama dengan orang lain
dan mempersilakan orang lain untuk beribadah sesuai dengan agama yang dianut. lalu yang kedua
cinta ksih sayang sesama manusia dapat diwujudkan dan tercermin dari perilaku kita dalam
mewujudkan rasa cinta serta kasih sayang terhadap lingkungan sehingga akan tercipta lingkungan
yang aman, nyaman, dan menyenangkan. didalam menjalankan amanah yang tertuang di dalam
dasar dharma yang merupakan seorang anggota pramuka, kita sebagai pribadi yang bertanggung
jawab dapat mengamalkan pramuka melaui perilaku kita sehingga dapat dijadikan teladan bagi
manusia sekitarnya. jadi, dasar dharma dapat menjadikannya sebagai pedoman untuk bertingkah
laku dalam kehidupan sehari-hari. Dasa darma ini dapat menjadikannya memiliki karakter moral
yang baik yang dapat menjunjung tinggi bangsa Indonesia.

Perbedaan diantara ketiga kelompok ini yang pertama terletak pada tahapan usia anggota pramuka.
Akan halnya kelompok itu sendiri berdasarkan usia adalah Kelompok pada usia 7 sampai 10 tahun
disebut dengan Pramuka Siaga, Kelompok pada usia 11 sampai 15 tahun disebut dengan Pramuka
Penggalang, Kelompok pada usia 16 sampai 20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak. yang kedua
perbedaannya adalah Tingkatan dalam kepramukaan merupakan sebuah tingkatan yang ditentukan
dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki oleh anggota pramuka. Kemampuan atau kecakapan itu
disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk pramuka siaga siaga dan
penggalang, masing-masing kelompok umur memiliki tiga tingkatan. Untuk penegak, memiliki dua
tingkatan. Sementara itu pada pramuka pandega cuma mempunyai satu tingkatan saja. tingkatan
tersebut yakni Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Bantu dan Tata, Tingkatan Pramuka
Penggalang : Penggalang Ramu, Rakit dan Terap dan Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara
dan Laksana. untuk kode kehormatan siaga adalah Dwisatya (Janji dan Komitmen diri) dan Dwidarma
(Ketentuan Moral) materi pramuka sendiri, siaga yakni ementara pada materi latihan Pramuka Siaga
adalah sekumpulan standar kompetensi yang harus dipenuhi oleh setiap anggota pramuka siaga.
Materi-materi itu disiapkan dalam dalam latihan pramuka yang diolah dengan sebuah permainan.

Materi yang dibungkus dalam bentuk permainan ini mengandung unsur pendidikan serta nyanyian
yang menarik dan menyenangkan. Dalam pelaksanaannya, materi latihan materi latihan diharapkan
bersifat modern, bermanfaat dan taat pada asas-asas. ada materi pramuka untuk anggota
penggalang, kode kehormatan yaitu Trisatya (Janji dan komitmen diri) dan Dasa Darma (Ketentuan
moral).

Kelompok berikutnya, adalah kelompok yang hampir sama ialah Penegak. Pramuka Penegak sendiri
merupakan sebuah golongan setelah pramuka Penggalang. Disebut pramuka penegak ialah
dikarenakan menyesuaikan dengan kiasan pada masa Penegakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan sebuah kegiatan pendidikan non-formal untuk
pengembangan skill dan pembentukan karakter. Sejarah pramuka dunia sudah dimulai sejak awal
abad 20. Sementara sejarah pramuka di Indonesia baru mulai diresmikan pada tahun 1961. Sejarah
gerakan pramuka di Indonesia dimulai sejak tahun 1912. Cikal bakal pramuka Indonesia adalah
didirikannya organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) bentukan Belanda. Kemudian
pada tahun 1916, organisasi tersebut berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padviders
Vereeniging (NIPV). Pada tahun 1916, dibentuklah organisasi kepemudaan bentukan bangsa
Indonesia bernama Javaansche Padviders Organisatie yang diprakarsai oleh S.P. Mangkunegara VII.
Usai peristiwa Sumpah Pemuda, kian banyak organisasi kepanduan yang dibentuk, baik bernafaskan
nasionalis atau keagamaan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dibentuklah organisasi
Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Kota Solo. Organisasi ini ditetapkan
sebagai satu-satunya wadah kepanduan tempat anggota kepanduan Indonesia bernaung. Menginjak
tahun 1961, telah ada sekitar 100 organisasi kepanduan Indonesia. Organisasi tersebut tergabung
dalam 3 federasi organisasi yaitu Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia
(POPPINDO), dan Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Namun, menyikapi kelemahan yang
ada, maka ketiga federasi tersebut bergabung menjadi satu membentuk Persatuan Kepanduan
Indonesia (PERKINDO). Pada tanggal 14 Agustus 1961, secara resmi gerakan Pramuka diperkenalkan
ke seluruh rakyat Indonesia. Tidak hanya di Jakarta, namun juga ditempat penting seluruh Indonesia.
Di Ibu Kota Jakarta, terdapat apel besar yang diikuti oleh 10.000 anggota Gerakan Pramuka yang
dilanjutkan dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Peristiwa perkenalan yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian ditetapkan sebagai
Hari Pramuka yang setiap tahun diperingati oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka se-Indonesia.

1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang
disebut darma merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. Satya
Pramuka diucapkan secara sukarela oleh seorang calon Anggota Gerakan Pramuka setelah
memenuhi persyaratan keanggotaan. Satya Pramuka juga digunakan sebagai pengikat diri pribadi
untuk secara sukarela mengamalkannya dan dipakai sebagai titik tolak memasuki proses Pendidikan
Kepramukaan guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan Darma Pramuka adalah alat pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan
mengembangkan akhlak mulia, selain itu juga merupakan upaya memberi pengalaman praktis yang
mendorong agar anggotanya menemukan, menghayat, serta mematuhi sistem nilai yang dimiliki
masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota dalam masyarakat tersebut.

2. Belajar Sambil Melakukan

Belajar sambil melalukan dilaksanan dengan mengutamakan sebanyak mungkin kegiatan praktik
secara praktis pada setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan
berbagai pengalaman yang bermanfaat bagi anggota muda. Mengarahkan perhatian anggota muda
untuk selalu berbuat hal-hal nyata, merangkasang agar timbulnya keingintahuan akan hal-hal baru,
serta memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan, baik di dalam Gerakan Pramuka
maupun di dalam lingkungan kemasyarakatan merupakan tujuan dari belajar sambil melakukan.

3. Kegiatan Berkelompok Bekerjasama dan Berkompetisi

Peserta didik dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh peserta didik sendiri. Kegiatan
berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur,
berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. Kegiatan
berkelompok memberi kesempatan untuk saling berkompetisi dalam suasana persaudaraan guna
menumbuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik.

4. Kegiatan yang Menarik dan Menantang

Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif, dan
mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan
pengalaman, serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota Gerakan Pramuka.
Diselenggarakan dengan memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni modern, manfaat,
dan taat asas. Penyelenggaraannya disesuaikan dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik, sehingga mudah diterima oleh yang bersangkutan. Diutamakan pada kegiatan yang
dapat mengembangkan bakat dan minat yang mencakup ranah spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisik peserta didik, serta bermanfaat bagi perkembangan kepribadian.

5. Kegiatan di Alam Terbuka

Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreasi yang edukatif dengan mengutamakan
kesehatan, keselamatan dan keamanan, dan tidak jarang diikuti dengan kegiatan yang menarik dan
menantang terutama bagi kaum muda agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka,
serta bagi anggota Pramuka agar tetap terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan
kepramukaan.

6. Kehadiran Orang Dewasa yang Memberikan Bimbingan, Dorongan, dan Dukungan

Anggota dewasa berfungsi sebagai perencanaan, organisator, pelaksanaan, pengendalian, pengawas


dan penilai. Sedang Pramuka Penegak dan Pandega berfungsi sebagai pembantu anggota dewasa
dalam melaksanakan kegiatan kepramukaan. Anggota muda yang dalam melaksanakan kegiatan
yang dimaksud, diharap dapat melakukan konsultasi dengan anggota dewasa . Dan pada waktu
pelaksanaan kegiatan tersebut, anggota dewasa diharapkan dapat memberikan pembinaan dan
pendampingan. Dikarenakan anggota dewasa bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
kepramukaan oleh anggota muda.

7. Penghargaan Berupa Tanda Kecakapan

Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang peserta didik agar
secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki
berbagai kompetensi keterampilan. Tanda kecakapan merupakan pengakuan yang diberikan kepada
peserta didik yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta telah memiliki
berbagai kompetensi keterampilan. Setiap peserta didik wajib berupaya memiliki keterampilan yang
berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.

8. Sistem Satuan Terpisah

Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya
pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka
putra dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat
perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan putri dipimpin oleh
pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh pembina putra.

Tunas kelapa dalam kepramukaan memiliki 6 arti yakni :

1. Buah kelapa yang sedang tumbuh dinamakan cikal yang dalam pramuka memiliki arti yakni
penduduk asli pertama yang telah menurunkan generasi baru. Bahwa pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

2. Buah kelapa merupakan buah yang tahan lama, Yang berarti orang yang memiliki jasmani dam
rohani kuat serta ulet. Tekatnya dalam menghadapi dan menyelesaikan segala tantangan kehidupan
untuk mengabdi kepada bangsa dan tanah air.

3. Kelapa juga dapat tumbuh di segala jenis tanah, Yang berarti pramuka terdiri dari orang-orang
yang mampu beradaptasi di mana pun dan dalam kondisi apa pun.

4. Pohon dari kelapa dapat menjulang hingga tinggi, yang berarti pramuka memiliki cita-cita yang
tinggi dan lurus tidak mudah terombang-ambing apapun.

5. Akar kelapa kuat, yang berarti pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat, benar, dan nyata.

6. Kelapa merupakan pohon serba guna, dari akar hingga ujung dapat dimanfaatkan, dalam
pramuka memiliki arti bahwa manusia merupakan mahkluk yang berguna bagi nusa, bangsa, dan
agama.

Dengan demikian, lambang pramuka tunas kelapa ini dapat memberikan semangat untuk
tidak mudah menyerah, ulet, tekun, giat, di segala kondisi medan yang tengah dihadapi sehingga
akan membangkitkan sikap juang kita yang diharapkan akan mampu melawan arus yang menerjang.

Perbedaan Antara Seragam Harian Putra dan Putri :

Seragam putri :

a. Siaga

Tutup kepala:

1. dibuat dari kain warna coklat


2. berbentuk topi joki terdiri dari lima potongan

3. pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda selebar 1⁄4 cm.

4. di bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan sebagai hiasan, bergaris
tengah antara 1 sampai 3 cm warna coklat tua.

5. pada bagian belakang topi diberi elastik.

6. lebar lidah topi di bagian depan 5 cm, warna coklat tua.

Baju:

1. dibuat dari bahan warna coklat muda.

2. lengan pendek.

3. memakai lidah bahu, dengan lebar 2,5 cm.

4. kerah model kerah shiller.

5. memakai 2 (dua) buah kancing dipasang di bagian depan (dibuat di dalam 2 lipatan).

6. memakai lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm.

7. lengan baju diberi 2 (dua) lis warna coklat tua; lebar lis atas 1,5 cm, lebar lis bawah 3 cm.

8. memakai 2 (dua) saku tempel pada bagian depan bawah kanan dan kiri.

9. 1 (satu) cm dari tepi atas saku diberi lis warna coklat tua, lebar 1,5 cm.

10. disamping kanan dan kiri bawah diberi belahan.

11. panjang sampai garis pinggul, dipakai di luar rok.

Rok:

1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk kulot.

3. memakai ban pinggang dan diberi karet/elastik disisi kanan dan kiri.

4. memakai 2 (dua) saku timbul di bagian depan, dengan lipatan dalam di tengah saku dan diberi
tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).

5. bagian depan dan belakang tanpa lipatan, hanya menggunakan kupnat.

6. memakai ritsleting di bagian belakang.

8. panjang 5 cm di bawah lutut.

Setangan leher:

1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.


2. berbentuk segitiga sama kaki;

3. sisi panjang 90 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan
pemakai sampai di pinggang).

4. bahan dasar warna putih dengan lis merah selebar 5 cm.

5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

6. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.

7. dikenakan di bawah kerah baju.

Kaos kaki:

1. panjang kaos kaki sampai betis.

2. warna hitam.

Sepatu:

1. model tertutup.

2. warna hitam.

3. bertumit rendah.

Tanda pengenal:

1. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.

2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas lipatan.

b. Penggalang

Tutup kepala:

1. dibuat dari kain laken/beludru, warna coklat tua.

2. berbentuk topi bulat.

3. lebar lidah topi ± 4 cm.

Baju:

1. dibuat dari bahan warna coklat muda.

2. lengan pendek.

3. memakai lidah bahu lebar 3 cm.


4. kerah model kerah dasi.

5. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.

6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku
dan diberi tutup bergelombang.

7. dimasukkan ke dalam rok.

Rok:

1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk kulot.

3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.

4. memakai 2 (dua) saku timbul di bagian depan dengan lipatan dalam di tengah saku dan diberi
tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).

5. bagian depan dan belakang tanpa lipatan, hanya menggunakan kupnat.

6. memakai ritsleting di bagian belakang.

7. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

8. panjang kulot 5 cm di bawah lutut.

Setangan leher:

1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.

2. berbentuk segitiga sama kaki;

3. sisi panjang 100–120 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi
badan pemakai sampai di pinggang).

4. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.

5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

6. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.

7. dikenakan di bawah kerah baju.

Kaos kaki:

1. panjang kaos kaki sampai betis.

2. warna hitam.
Sepatu:

1. model tertutup.

2. warna hitam.

3. bertumit rendah.

Tanda Pengenal:

1. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.

2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

c. Penegak dan Pandega

Tutup kepala:

1. dibuat dari kain laken/beludru, warna coklat tua.

2. berbentuk topi bulat.

3. lebar lidah topi ± 4 cm.

Baju:

1. dibuat dari bahan warna coklat muda.

2. lengan pendek.

3. model prinses di bagian depan dan belakang.

4. memakai lidah bahu selebar 3 cm.

5. kerah model kerah dasi.

6. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis potongan prinses ke jahitan
samping, dengan tinggi saku 14–15 cm.

7. tanpa ban pinggang.

8. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.

Rok:

1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. bagian bawah melebar (model “A“).

3. dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.

4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.


5. panjang rok 10 cm di bawah lutut.

Setangan leher:

1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.

2. berbentuk segitiga sama kaki;

3. sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi
badan pemakai sampai di pinggang).

4. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.

5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

6. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.

7. dikenakan di bawah kerah baju.

Kaos kaki:

1. panjang kaos kaki sampai betis.

2. warna hitam.

Sepatu:

1. model tertutup.

2. warna hitam.

3. bertumit rendah.

Tanda Pengenal terdiri dari:

1. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.

2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan atas.

Seragam putra

a. Siaga

Tutup kepala:

1. dibuat dari kain warna coklat tua.


2. berbentuk topi joki terdiri dari lima potongan.

3. pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda selebar 1⁄4 cm.

4. di bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan sebagai hiasan, bergaris
tengah antara 1 sampai 3 cm warna coklat tua.

5. pada bagian belakang topi diberi elastik.

6. lebar lidah topi di bagian depan 5 cm, warna coklat tua.

Baju:

1. dibuat dari bahan warna coklat muda.

2. lengan pendek.

3. memakai lidah bahu, dengan lebar 2,5 cm.

4. kerah model kerah shiller.

6. memakai 2 (dua) buah kancing dipasang di bagian depan (dibuat di dalam 2 lipatan).

7. memakai lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm.

8. lengan baju diberi 2 (dua) lis warna coklat tua; lebar lis atas 1,5 cm, lebar lis bawah 3 cm.

9. memakai 2 (dua) saku tempel pada bagian depan bawah kanan dan kiri.

10. 1 (satu) cm dari tepi atas saku diberi lis warna coklat tua, lebar 1,5 cm.

11. disamping kanan dan kiri bawah diberi belahan.

12.panjang sampai garis pinggul, dipakai di luar celana

Celana:

1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk celana pendek.

3. memakai ban pinggang dan diberi karet/elastik disisi kanan dan kiri.

4. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm dan
diberi tutup.

5.memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam ditengah saku dan
diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).

6. memakai kancing dan ritsleting di bagian depan celana.

7. panjang celana sampai lutut.

Setangan leher:
1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.

2. berbentuk segitiga sama kaki;

3. sisi panjang 90 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan
pemakai sampai di pinggang).

4. bahan dasar warna putih dengan lis merah selebar 5 cm.

5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

6. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.

7. dikenakan di bawah kerah baju.

Kaos kaki:

1. panjang kaos kaki sampai betis.

2. warna hitam.

Sepatu:

1. model tertutup.

2. warna hitam.

Tanda Pengenal terdiri dari:

1. tanda topi dikenakan di topi bagian tengah depan.

2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas lipatan.

b. Penggalang

Tutup kepala:

1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk baret.

3. dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan.

Baju:

1. dibuat dari bahan warna coklat muda.

2. lengan pendek.

3. memakai lidah bahu lebar 3 cm.


4. kerah baju model kerah dasi.

5. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.

6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku
dan diberi tutup bergelombang.

7. dimasukkan ke dalam celana.

Celana:

1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk celana pendek.

3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.

4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.

5. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm dan
diberi tutup.

6. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam ditengah saku dan
diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).

7. memakai ritsleting di bagian depan.

8. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

9. panjang celana sampai lutut.

Setangan leher:

1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.

2. berbentuk segitiga sama kaki;

3. sisi panjang 100–120 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi
badan pemakai sampai di pinggang).

4. bahan dasar warna putih dengan lis warna merahselebar 5 cm.

5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

6. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.

7. dikenakan di bawah kerah baju.

Kaos kaki:

1. panjang kaos kaki sampai betis.

2. warna hitam.
Sepatu:

1. model tertutup.

2. warna hitam.

Tanda Pengenal terdiri dari:

1. tanda topi dikenakan di baret sebelah kiri.

2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

c. Penegak dan Pandega

Tutup kepala:

1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk baret.

3. dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan.

Baju:

1. dibuat dari bahan warna coklat muda.

2. lengan pendek.

3. memakai lidah bahu lebar 3 cm.

4. kerah model kerah dasi.

5. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.

6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku
dan diberi tutup bergelombang.

7. dimasukkan ke dalam celana.

Celana:

1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk celana panjang.

3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang(brattle) selebar 1 cm.

4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.

5. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm dan
diberi tutup.
6. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam di tengah saku dan
diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).

7. memakai ritsleting di bagian depan.

8. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

Setangan leher:

1. dibuat dari bahan warna merah dan putih

2. berbentuk segitiga sama kaki;

3. sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat(panjang disesuaikan dengan tinggi badan
pemakai sampai di pinggang)

4. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm

5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

6. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.

7. dikenakan di bawah kerah baju.

Kaos kaki:

1. panjang kaos kaki sampai betis.

2. warna hitam.

Sepatu:

1. model tertutup.

2. warna hitam.

Tanda Pengenal terdiri dari:

1. tanda topi dikenakan di baret sebelah kiri.

2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku


Terdapat banyak makna yang terkandung dalam lirik lagu hymne pramuka, di antaranya adalah
Trisatya sebagai janji kesetiaan pramuka, Dasadarma pramuka atau sepuluh kebajikan sebagai
pedoman pramuka dalam bertingkah laku dan jiwa nasionalisme pramuka Indonesia. Lirik pertama
tersebut menjelaskan “Kami Pramuka Indonesia” yang menjelaskan bahwa Pramuka adalah Praja
Muda Karana yang bukanlah sebuah organisasi kepanduan di Indonesia, tetapi memiliki arti sebagai
seorang pemuda yang mempunyai semangat berjuang, berkaya, dan sikap untuk selalu berubah
menjadi lebih baik. Pada lirik selanjutnya terdapat makna kami adalah manusia pancasia sehingga
anggota pramuka sangatlah berpegang teguh kepada Pancasila sebagai ideologi dasar negara
Indonesia yang terbetuk dari dua kata yaitu panca dan sila yang artinya lima dasar. Lirik berikutnya
terdapat satyaku ku darmakan darmaku ku baktikan sebagai motto pramuka yang memilki makna
berupa ucapan janji secara sukarela sebagai pengikat antara anggota pramuka dengan
kehormatannya untuk mengamalkan dasa darma pramuka. lirik agar jaya Indonesia menjelaskan
makna secara global yaitu untuk membuat negara Indonesia menjadi lebih Jaya dan Makmur,
sebagai penegasan bahka kami sebagai anggota pramuka juga memiliki tujuan untuk membuat
tanah air Indonesia menjadi maju.

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah di dalamnya
mengatur tentang :

Upacara di sekolah paling sedikit dilaksanakan pada pagi hari setiap:

1. peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus;

2. hari Senin; dan

3. hari besar nasional.

Unsur pelaksana Upacara di sekolah terdiri atas:

1. pejabat Upacara;

2. petugas Upacara; dan

3. peserta Upacara.

Pejabat Upacara terdiri atas:

1. Pembina Upacara;

2. Pemimpin Upacara;

3. Pengatur Upacara; dan

4. Pemandu Upacara.
Petugas Upacara paling sedikit meliputi:

1. Pembawa Naskah Pancasila;

2. Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945;

3. Pembaca Teks Janji Siswa;

4. Pembaca Doa;

5. Pemimpin Lagu/Dirigen;

6. Kelompok Pengibar Bendera; dan

7. Kelompok Paduan Suara.

Peserta Upacara terdiri atas:

1. kepala sekolah;

2. wakil kepala sekolah;

3. guru;

4. tenaga kependidikan;

5. peserta didik; dan/atau

6. tamu undangan.

Susunan acara Upacara meliputi:

acara persiapan yang terdiri atas:

1. setiap pemimpin barisan menyiapkan barisannya;

2. Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara;

3. penghormatan kepada Pemimpin Upacara;

4. laporan setiap pemimpin barisan; dan

5.Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan.

acara pokok yang terdiri atas:

1. Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara;

2. penghormatan umum kepada Pembina Upacara;

3. laporan Pemimpin Upacara;

4. penaikan bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya;


5. mengheningkan cipta;

6. pembacaan teks Pancasila;

7. pembacaan teks Pembukaan UUD 1945;

8. pembacaan teks janji siswa;

9. amanat Pembina Upacara;

10. menyanyikan lagu wajib nasional;

11. pembacaan doa;

12. laporan Pemimpin Upacara;

13. penghormatan umum kepada Pembina Upacara; dan

14. Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara.

acara penutupan yang terdiri atas:

1. Pemimpin Upacara membubarkan peserta Upacara; dan

2. Peserta Upacara meninggalkan lapangan Upacara.

Sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah terdiri atas:

1. bendera;

2. tiang Bendera;

3. tali Bendera; dan

4. naskah-naskah

pelaksanaan upacara pengibaran bendera telah cukup baik. peraturan di dalam pelaksanaan upacara
telah berjalan sesuai dengan aturan yang ada. suara pemimpin upacara serta para anggota
pelaksana upacara telah membuat upacara berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai