anggota pramuka di dalam kehidupan sehari-hari yang berisi tindakan-tindakan terpuji yang
senantiasa dapat ditanamkan serta diamalkan serta dijadikannya pedoman. Pengamalan dasar
dharma pramuka telah diusahakan untuk diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari meskipun di
dalam pelaksanaanya masih perlu ditingkatkan didalam menjalankan amalan yang terkandung dalam
dasar dharma. bentuk pengamalan yang telah dilakukan sesuai dengan 10 dasar dharma pramuka
seperti yang pertama bertakwa kepada tuhan yang maha esa yang dapat mengamalkannya melalui
tindakan kita menjunjung tinggi harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, melakukan segala
perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan. selain itu, melalui dasar dharma yang pertama ini,
kita sebagai seorang anggota pramuka juga harus memiliki toleransi beragama dengan orang lain
dan mempersilakan orang lain untuk beribadah sesuai dengan agama yang dianut. lalu yang kedua
cinta ksih sayang sesama manusia dapat diwujudkan dan tercermin dari perilaku kita dalam
mewujudkan rasa cinta serta kasih sayang terhadap lingkungan sehingga akan tercipta lingkungan
yang aman, nyaman, dan menyenangkan. didalam menjalankan amanah yang tertuang di dalam
dasar dharma yang merupakan seorang anggota pramuka, kita sebagai pribadi yang bertanggung
jawab dapat mengamalkan pramuka melaui perilaku kita sehingga dapat dijadikan teladan bagi
manusia sekitarnya. jadi, dasar dharma dapat menjadikannya sebagai pedoman untuk bertingkah
laku dalam kehidupan sehari-hari. Dasa darma ini dapat menjadikannya memiliki karakter moral
yang baik yang dapat menjunjung tinggi bangsa Indonesia.
Perbedaan diantara ketiga kelompok ini yang pertama terletak pada tahapan usia anggota pramuka.
Akan halnya kelompok itu sendiri berdasarkan usia adalah Kelompok pada usia 7 sampai 10 tahun
disebut dengan Pramuka Siaga, Kelompok pada usia 11 sampai 15 tahun disebut dengan Pramuka
Penggalang, Kelompok pada usia 16 sampai 20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak. yang kedua
perbedaannya adalah Tingkatan dalam kepramukaan merupakan sebuah tingkatan yang ditentukan
dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki oleh anggota pramuka. Kemampuan atau kecakapan itu
disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk pramuka siaga siaga dan
penggalang, masing-masing kelompok umur memiliki tiga tingkatan. Untuk penegak, memiliki dua
tingkatan. Sementara itu pada pramuka pandega cuma mempunyai satu tingkatan saja. tingkatan
tersebut yakni Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Bantu dan Tata, Tingkatan Pramuka
Penggalang : Penggalang Ramu, Rakit dan Terap dan Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara
dan Laksana. untuk kode kehormatan siaga adalah Dwisatya (Janji dan Komitmen diri) dan Dwidarma
(Ketentuan Moral) materi pramuka sendiri, siaga yakni ementara pada materi latihan Pramuka Siaga
adalah sekumpulan standar kompetensi yang harus dipenuhi oleh setiap anggota pramuka siaga.
Materi-materi itu disiapkan dalam dalam latihan pramuka yang diolah dengan sebuah permainan.
Materi yang dibungkus dalam bentuk permainan ini mengandung unsur pendidikan serta nyanyian
yang menarik dan menyenangkan. Dalam pelaksanaannya, materi latihan materi latihan diharapkan
bersifat modern, bermanfaat dan taat pada asas-asas. ada materi pramuka untuk anggota
penggalang, kode kehormatan yaitu Trisatya (Janji dan komitmen diri) dan Dasa Darma (Ketentuan
moral).
Kelompok berikutnya, adalah kelompok yang hampir sama ialah Penegak. Pramuka Penegak sendiri
merupakan sebuah golongan setelah pramuka Penggalang. Disebut pramuka penegak ialah
dikarenakan menyesuaikan dengan kiasan pada masa Penegakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pramuka atau Praja Muda Karana merupakan sebuah kegiatan pendidikan non-formal untuk
pengembangan skill dan pembentukan karakter. Sejarah pramuka dunia sudah dimulai sejak awal
abad 20. Sementara sejarah pramuka di Indonesia baru mulai diresmikan pada tahun 1961. Sejarah
gerakan pramuka di Indonesia dimulai sejak tahun 1912. Cikal bakal pramuka Indonesia adalah
didirikannya organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) bentukan Belanda. Kemudian
pada tahun 1916, organisasi tersebut berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padviders
Vereeniging (NIPV). Pada tahun 1916, dibentuklah organisasi kepemudaan bentukan bangsa
Indonesia bernama Javaansche Padviders Organisatie yang diprakarsai oleh S.P. Mangkunegara VII.
Usai peristiwa Sumpah Pemuda, kian banyak organisasi kepanduan yang dibentuk, baik bernafaskan
nasionalis atau keagamaan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dibentuklah organisasi
Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Kota Solo. Organisasi ini ditetapkan
sebagai satu-satunya wadah kepanduan tempat anggota kepanduan Indonesia bernaung. Menginjak
tahun 1961, telah ada sekitar 100 organisasi kepanduan Indonesia. Organisasi tersebut tergabung
dalam 3 federasi organisasi yaitu Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia
(POPPINDO), dan Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Namun, menyikapi kelemahan yang
ada, maka ketiga federasi tersebut bergabung menjadi satu membentuk Persatuan Kepanduan
Indonesia (PERKINDO). Pada tanggal 14 Agustus 1961, secara resmi gerakan Pramuka diperkenalkan
ke seluruh rakyat Indonesia. Tidak hanya di Jakarta, namun juga ditempat penting seluruh Indonesia.
Di Ibu Kota Jakarta, terdapat apel besar yang diikuti oleh 10.000 anggota Gerakan Pramuka yang
dilanjutkan dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Peristiwa perkenalan yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian ditetapkan sebagai
Hari Pramuka yang setiap tahun diperingati oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka se-Indonesia.
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang
disebut darma merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. Satya
Pramuka diucapkan secara sukarela oleh seorang calon Anggota Gerakan Pramuka setelah
memenuhi persyaratan keanggotaan. Satya Pramuka juga digunakan sebagai pengikat diri pribadi
untuk secara sukarela mengamalkannya dan dipakai sebagai titik tolak memasuki proses Pendidikan
Kepramukaan guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan Darma Pramuka adalah alat pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan
mengembangkan akhlak mulia, selain itu juga merupakan upaya memberi pengalaman praktis yang
mendorong agar anggotanya menemukan, menghayat, serta mematuhi sistem nilai yang dimiliki
masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota dalam masyarakat tersebut.
Belajar sambil melalukan dilaksanan dengan mengutamakan sebanyak mungkin kegiatan praktik
secara praktis pada setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan
berbagai pengalaman yang bermanfaat bagi anggota muda. Mengarahkan perhatian anggota muda
untuk selalu berbuat hal-hal nyata, merangkasang agar timbulnya keingintahuan akan hal-hal baru,
serta memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan, baik di dalam Gerakan Pramuka
maupun di dalam lingkungan kemasyarakatan merupakan tujuan dari belajar sambil melakukan.
Peserta didik dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh peserta didik sendiri. Kegiatan
berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur,
berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. Kegiatan
berkelompok memberi kesempatan untuk saling berkompetisi dalam suasana persaudaraan guna
menumbuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik.
Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif, dan
mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan
pengalaman, serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota Gerakan Pramuka.
Diselenggarakan dengan memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni modern, manfaat,
dan taat asas. Penyelenggaraannya disesuaikan dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik, sehingga mudah diterima oleh yang bersangkutan. Diutamakan pada kegiatan yang
dapat mengembangkan bakat dan minat yang mencakup ranah spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisik peserta didik, serta bermanfaat bagi perkembangan kepribadian.
Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreasi yang edukatif dengan mengutamakan
kesehatan, keselamatan dan keamanan, dan tidak jarang diikuti dengan kegiatan yang menarik dan
menantang terutama bagi kaum muda agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka,
serta bagi anggota Pramuka agar tetap terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan
kepramukaan.
Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang peserta didik agar
secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki
berbagai kompetensi keterampilan. Tanda kecakapan merupakan pengakuan yang diberikan kepada
peserta didik yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta telah memiliki
berbagai kompetensi keterampilan. Setiap peserta didik wajib berupaya memiliki keterampilan yang
berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.
Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya
pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka
putra dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat
perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan putri dipimpin oleh
pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh pembina putra.
1. Buah kelapa yang sedang tumbuh dinamakan cikal yang dalam pramuka memiliki arti yakni
penduduk asli pertama yang telah menurunkan generasi baru. Bahwa pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Buah kelapa merupakan buah yang tahan lama, Yang berarti orang yang memiliki jasmani dam
rohani kuat serta ulet. Tekatnya dalam menghadapi dan menyelesaikan segala tantangan kehidupan
untuk mengabdi kepada bangsa dan tanah air.
3. Kelapa juga dapat tumbuh di segala jenis tanah, Yang berarti pramuka terdiri dari orang-orang
yang mampu beradaptasi di mana pun dan dalam kondisi apa pun.
4. Pohon dari kelapa dapat menjulang hingga tinggi, yang berarti pramuka memiliki cita-cita yang
tinggi dan lurus tidak mudah terombang-ambing apapun.
5. Akar kelapa kuat, yang berarti pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat, benar, dan nyata.
6. Kelapa merupakan pohon serba guna, dari akar hingga ujung dapat dimanfaatkan, dalam
pramuka memiliki arti bahwa manusia merupakan mahkluk yang berguna bagi nusa, bangsa, dan
agama.
Dengan demikian, lambang pramuka tunas kelapa ini dapat memberikan semangat untuk
tidak mudah menyerah, ulet, tekun, giat, di segala kondisi medan yang tengah dihadapi sehingga
akan membangkitkan sikap juang kita yang diharapkan akan mampu melawan arus yang menerjang.
Seragam putri :
a. Siaga
Tutup kepala:
3. pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda selebar 1⁄4 cm.
4. di bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan sebagai hiasan, bergaris
tengah antara 1 sampai 3 cm warna coklat tua.
Baju:
2. lengan pendek.
5. memakai 2 (dua) buah kancing dipasang di bagian depan (dibuat di dalam 2 lipatan).
7. lengan baju diberi 2 (dua) lis warna coklat tua; lebar lis atas 1,5 cm, lebar lis bawah 3 cm.
8. memakai 2 (dua) saku tempel pada bagian depan bawah kanan dan kiri.
9. 1 (satu) cm dari tepi atas saku diberi lis warna coklat tua, lebar 1,5 cm.
Rok:
2. berbentuk kulot.
3. memakai ban pinggang dan diberi karet/elastik disisi kanan dan kiri.
4. memakai 2 (dua) saku timbul di bagian depan, dengan lipatan dalam di tengah saku dan diberi
tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).
Setangan leher:
3. sisi panjang 90 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan
pemakai sampai di pinggang).
5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
Kaos kaki:
2. warna hitam.
Sepatu:
1. model tertutup.
2. warna hitam.
3. bertumit rendah.
Tanda pengenal:
b. Penggalang
Tutup kepala:
Baju:
2. lengan pendek.
6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku
dan diberi tutup bergelombang.
Rok:
2. berbentuk kulot.
3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
4. memakai 2 (dua) saku timbul di bagian depan dengan lipatan dalam di tengah saku dan diberi
tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).
Setangan leher:
3. sisi panjang 100–120 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi
badan pemakai sampai di pinggang).
4. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
Kaos kaki:
2. warna hitam.
Sepatu:
1. model tertutup.
2. warna hitam.
3. bertumit rendah.
Tanda Pengenal:
Tutup kepala:
Baju:
2. lengan pendek.
6. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis potongan prinses ke jahitan
samping, dengan tinggi saku 14–15 cm.
Rok:
Setangan leher:
3. sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi
badan pemakai sampai di pinggang).
4. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
Kaos kaki:
2. warna hitam.
Sepatu:
1. model tertutup.
2. warna hitam.
3. bertumit rendah.
Seragam putra
a. Siaga
Tutup kepala:
3. pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda selebar 1⁄4 cm.
4. di bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan sebagai hiasan, bergaris
tengah antara 1 sampai 3 cm warna coklat tua.
Baju:
2. lengan pendek.
6. memakai 2 (dua) buah kancing dipasang di bagian depan (dibuat di dalam 2 lipatan).
8. lengan baju diberi 2 (dua) lis warna coklat tua; lebar lis atas 1,5 cm, lebar lis bawah 3 cm.
9. memakai 2 (dua) saku tempel pada bagian depan bawah kanan dan kiri.
10. 1 (satu) cm dari tepi atas saku diberi lis warna coklat tua, lebar 1,5 cm.
Celana:
3. memakai ban pinggang dan diberi karet/elastik disisi kanan dan kiri.
4. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm dan
diberi tutup.
5.memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam ditengah saku dan
diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).
Setangan leher:
1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
3. sisi panjang 90 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan
pemakai sampai di pinggang).
5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
Kaos kaki:
2. warna hitam.
Sepatu:
1. model tertutup.
2. warna hitam.
b. Penggalang
Tutup kepala:
2. berbentuk baret.
Baju:
2. lengan pendek.
6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku
dan diberi tutup bergelombang.
Celana:
3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
5. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm dan
diberi tutup.
6. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam ditengah saku dan
diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).
Setangan leher:
3. sisi panjang 100–120 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi
badan pemakai sampai di pinggang).
5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
Kaos kaki:
2. warna hitam.
Sepatu:
1. model tertutup.
2. warna hitam.
Tutup kepala:
2. berbentuk baret.
Baju:
2. lengan pendek.
6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku
dan diberi tutup bergelombang.
Celana:
5. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm dan
diberi tutup.
6. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam di tengah saku dan
diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).
Setangan leher:
3. sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat(panjang disesuaikan dengan tinggi badan
pemakai sampai di pinggang)
5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak
dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
Kaos kaki:
2. warna hitam.
Sepatu:
1. model tertutup.
2. warna hitam.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah di dalamnya
mengatur tentang :
1. pejabat Upacara;
3. peserta Upacara.
1. Pembina Upacara;
2. Pemimpin Upacara;
4. Pemandu Upacara.
Petugas Upacara paling sedikit meliputi:
4. Pembaca Doa;
5. Pemimpin Lagu/Dirigen;
1. kepala sekolah;
3. guru;
4. tenaga kependidikan;
6. tamu undangan.
Sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah terdiri atas:
1. bendera;
2. tiang Bendera;
4. naskah-naskah
pelaksanaan upacara pengibaran bendera telah cukup baik. peraturan di dalam pelaksanaan upacara
telah berjalan sesuai dengan aturan yang ada. suara pemimpin upacara serta para anggota
pelaksana upacara telah membuat upacara berjalan dengan baik.