Postur Pembina Pramuka adalah figur atau cerminan yang ditampilkan oleh seorang yang
membina kegiatan pramuka. Postur pembina pramuka bukan berarti bentuk fisik dari pembina
pramuka itu sendiri, melainkan cerminan dari penampilan, sikap, etika yang baik yang harus
ditunjukkan kepada peserta didik (Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega).
Pembina adalah Anggota Dewasa yang terlibat langsung dalam proses pendidikan kepramukaan
Gugus Depan ialah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan yang menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan..
1. Siaga : yaitu peserta didik yang berusia 7-10 tahun. (Berpangkalan di SD/MI)
2. Penggalang : yaitu peserta didik yang berusia 11-15 tahun. (Berpangkalan di SMP/MTs)
3. Penegak : yaitu peserta didik berusia 16-20 tahun. (Berpangkalan di SMA/MA/SMK)
4. Pandega : yaitu peserta didik yang berusia 21-25 tahun. (Berpangkalan di Perguruan Tinggi)
Tugas Pembina Pramuka
1. Memberikan pembinaan pada peserta didik (berkepribadian dan berbudi pekerti luhur).
2. Menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan – Metode Kepramukaan, Kiasan Dasar dan Sistem
Among dalam pembinaan.
3. Memberi pengayaan dengan mengikuti perkembangan sehingga up to date, bermanfaat bagi
peserta didik dan masyarakat lingkungannya, serta taat pada Kode Kehormatan Pramuka.
4. Menghidupkan, membesarkan gugus depan dengan selalu memelihara kerjasama dengan
orangtua peserta didik dan masyarakat.
Peran Pembina Pramuka
1. Sebagai orang tua yang dapat memberi nasehat, arahan, dan bimbingan
3. Sebagai kakak yang dapat melindungi, mendampingi, membimbing adik-adik peserta didik.
4. Sebagai mitra dan teman yang dapat dipercaya bersama-sama menyelenggarakan kegiatan yang
menarik, menyenangkan, serta mengandung unsur pendidikan.
6. Sebagai motivator, innovator, dan inspirator untuk meningkatkan kualitas diri peserta didik,
serta bersemangat untuk maju.
1. Terselenggaranya pendidikan kepramukaan yang teratur dan terarah sesuai dengan visi dan misi
Gerakan Pramuka.
2. Terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan pada semua
kegiatan pramuka.
3. Pembinaan pengembangan mental, moral, spiritual, fisik, intelektual, emosional, dan sosial
peserta didik.
4. Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, berguna bagi bangsa dan
negaranya.
Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, Pembina Gugus depan dan diri pribadinya sendiri.
10. Ikhlas Bakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana (Ikhlas Berbakti, Berbudi Luhur, Bijaksana
Berwibawa dalam bertindak membina anak-anak Bangsa)
11. Happy (selalu riang gembira), Healthy (Sehat), Helpful (suka menolong), dan Handycraft (suka
berkarya).
Nama : Ekayani Setyaningrum
Sistem Among
Pembina pramuka memberikan dukungan dan pembinaan pada peserta didik dengan
menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta “Sistem Among”.
Sistem Among adalah proses pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk hubungan khas antara
peserta didik dengan pendidiknya. Sistem Among dalam Pramuka, menciptakan hubungan
pendidik (pembina pramuka) yang memberikan kebebasan kepada peserta didik (anggota
Gerakan Pramuka) untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dan menghindari paksaan,
guna mengembangkan kemandirian, percaya diri, dan kreatifitas sesuai aspirasi peserta didik.
Sistem Among merupakan proses pandidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar
berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antar manusia. Sistem
Among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan yang harus dipraktikkan oleh
Pembina Pramuka. Prinsip-prinsip kepemimpinan itu terdiri atas:
Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan menjadi teladan)
Ing Madya Mangun Karsa (di tengan peserta didik harus bisa membangun kemauan atau
motivasi)
Tut Wuri Handayani (di belakang bisa memberi dorongan, kekuatan, pengaruh, yang baik
ke arah kemandirian untuk peserta didik.)
Pembina harus bisa memahami karakteristik peserta didik, karena karakteristik peserta didik
siaga, penggalang, maupun penegak pasti berbeda. Karakteristik pramuka penggalang di
antaranya adalah senang bergerak, senang mengembara, lincah, senang mencoba-coba, suka
denga sifat kepahlawanan, mulai suka lawan jenis, perubahan/perkembangan fisik/suara
penggalang putra, mulai parau, dan sebagian sifat siaga masih terbawa.
Metode Kepramukaan :
1. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2. belajar sambil melakukan
3. kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. kegiatan yang menarik dan menantang;
5. kegiatan di alam terbuka;
6. kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. penghargaan berupa tanda kecakapan;
8. satuan terpisah antara putra dan putri;