Anda di halaman 1dari 12

METODE-METODE KEPRAMUKAAN

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah


KEPRAMUKAAN

Disusun oleh

Maria virdasari ia
2022270791

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS FLORES

2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang di
dalamnya membahas materi mengenai “Metode-Metode yang di gunakan dalam
Kepramukaan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tanda terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Maria Virdasari Ia

Ende, 29 November 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Kepramukaan ......................................................................................2


B. Sistem Among...................................................................................................5
C. Hubungan Metode Kepramukaan dan Sistem Among......................................9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan luar sekolah yang menguunakan prinsip dasar
dan metode kepramukaan. Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal, memiliki
tanggungjawab dalam rangka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan
mental, moral, spiritual, emosional, intelektual, dan fisiknya, sehingga menjadi sosok yang
berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur serta menjadi warga negara Republik Indonesia
yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut. Gerakan Pramuka menggunakan prinsip-prinsip dasar dan
metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia. Metode kepramukaan merupakan cara belajar
interaktif progresif yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan semudah mungkin, salah satunya
dengan menggunakan sistem Among. Sistem Among memberi kesempatan peserta didik untuk
mengembangkan kepribadiannya, bakat, kemampuan, dan cita-citanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Kepramukaan?
2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Among?
3. Bagaimana hubungan Metode Kepramukaan dengan Sistem Among?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui tentang Metode Kepramukaan.
2) Untuk mengetahui Sistem Among.
3) Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Metode Kepramukaan dengan Sistem Among.

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Metode Kepramukaan

Metode kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk mengimplementasikan nilai dan Prinsip
Dasar Kepramukaan. Setiap unsur dalam Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik,
yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan kepramukaan. Macam-macam metode kepramukaan merupakan cara belajar interaktif
profresif melalui,

1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral
yang disebut darma merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. Satya
Pramuka diucapkan secara sukarela oleh seorang calon Anggota Gerakan Pramuka setelah
memenuhi persyaratan keanggotaan. Satya Pramuka juga digunakan sebagai pengikat diri pribadi
untuk secara sukarela mengamalkannya dan dipakai sebagai titik tolak memasuki proses
Pendidikan Kepramukaan guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan Darma
Pramuka adalah alat pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan mengembangkan
akhlak mulia, selain itu juga merupakan upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong agar
anggotanya menemukan, menghayat, serta mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana
ia hidup dan menjadi anggota dalam masyarakat tersebut. Sebagai landasan gerak bagi Gerakan
Pramuka, Darma Pramuka berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan Pendidikan Kepramukaan yang
kegiatannya mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling
menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong.

Darma Pramuka dapat pula disamakan dengan Kode Etik bagi organisasi dan Anggota
Gerakan Pramuka yang berperan sebagai landasan serta ketentuan moral dasar yang diterapkan
bersama berbagai ketentuan lainnya yang mengatur hak dan kewajiban anggotanya, pembagian
tanggungjawab antar anggota serta pengambilan keputusan oleh anggota,

2. Belajar Sambil praktek

Belajar sambil praktek dilaksanan dengan mengutamakan sebanyak mungkin kegiatan


praktik secara praktis pada setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan
dan berbagai pengalaman yang bermanfaat bagi anggota muda. Mengarahkan perhatian anggota
muda untuk selalu berbuat hal-hal nyata, merangkasang agar timbulnya keingintahuan akan hal-hal
baru, serta memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan, baik di dalam Gerakan Pramuka
maupun di dalam lingkungan kemasyarakatan merupakan tujuan dari belajar sambil melakukan.

3. Kegiatan Berkelompok Bekerjasama dan Berkompetisi

Peserta didik dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh peserta didik sendiri.
Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan
diatur, berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan.
Kegiatan berkelompok memberi kesempatan untuk saling berkompetisi dalam suasana
persaudaraan guna menumbuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik.

4. Kegiatan yang Menarik dan Menantang

5
Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif, dan
mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan
pengalaman, serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota Gerakan Pramuka.
Diselenggarakan dengan memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni modern,
manfaat, dan taat asas. Penyelenggaraannya disesuaikan dengan usia dan perkembangan rohani dan
jasmani peserta didik, sehingga mudah diterima oleh yang bersangkutan. Diutamakan pada
kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan minat yang mencakup ranah spiritual, emosional,
sosial, intelektual, dan fisik peserta didik, serta bermanfaat bagi perkembangan kepribadian.

5. Kegiatan di Alam Terbuka

Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreasi yang edukatif dengan mengutamakan
kesehatan, keselamatan dan keamanan, dan tidak jarang diikuti dengan kegiatan yang menarik dan
menantang terutama bagi kaum muda agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka,
serta bagi anggota Pramuka agar tetap terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan
kepramukaan.

Biasanya kegiatan di alam terbuka dapat memberikan pengalaman dengan adanya rasa saling
ketergantungan antara unsur-sunru alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, serta
mengembangkan suatu rasa tanggungjawab akan masa depan dengan menghormati keseimbangan
alam untuk tetep menjaga serta menanamkan pada anggota muda bahwa menjaga lingkungan
adalah hal yang utama yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan dasar dalam setiap kegiatan
yang selaras dengan alam.

Mengembangkan kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, menyadari tidak


ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan
dalam kesederhanaan, serta membina kerjasama dan rasa memiliki.

6. Kehadiran Orang Dewasa yang Memberikan Bimbingan, Dorongan, dan Dukungan

Anggota dewasa berfungsi sebagai perencanaan, organisator, pelaksanaan, pengendalian,


pengawas dan penilai. Sedang Pramuka Penegak dan Pandega berfungsi sebagai pembantu anggota
dewasa dalam melaksanakan kegiatan kepramukaan. Anggota muda yang dalam melaksanakan
kegiatan yang dimaksud, diharap dapat melakukan konsultasi dengan anggota dewasa . Dan pada
waktu pelaksanaan kegiatan tersebut, anggota dewasa diharapkan dapat memberikan pembinaan
dan pendampingan. Dikarenakan anggota dewasa bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
kepramukaan oleh anggota muda.

7. Penghargaan Berupa Tanda Kecakapan

Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang peserta didik
agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta
memiliki berbagai kompetensi keterampilan. Tanda kecakapan merupakan pengakuan yang
diberikan kepada peserta didik yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan
serta telah memiliki berbagai kompetensi keterampilan. Setiap peserta didik wajib berupaya
memiliki keterampilan yang berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.

6
8. Sistem Satuan Terpisah

Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya
pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka
putra dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat
perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan putri dipimpin oleh pembina
putri dan perkemahan putra dipimpin oleh pembina putra.1

B. Sistem Among
Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan pramuka. Sistem among
merupakan hasil pemikiran Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar
Dewantara, bapak pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa. Sistem Among adalah suatu sistem
pendidikan yang berjiwa kekeluargaan yang bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. 2
Dalam gerakan pramuka sistem Among merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan
sejauh mungkin menghidari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan , dengan maksud untuk
menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi
peserta didik.3
Sistem among yang dirumuskan oleh ki hajar dewantara, terdiri dari 3 prinsip kepemimpinan,
berikut ini,4
a. "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan.
b. "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina membangun
kemauan.
c. "Tut wuri handayani", maksudnya dari belakang Pembina memberi daya/kekuatan atau
dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.

Tujuan sistem among adalah untuk membangun anak didik menjadi manusia beriman dan
bertaqwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani
dan rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan
tanah air serta manusia pada umumnya.5

Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku:

a. Cinta kasih kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan


berkorban, dan kesetiakawanan sosial.
b. Disiplin disertai inisiatif.
c. Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan
lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.

Anggota dewasa berupaya secara bertahap menyerahkan kepemimpinan sebanyak mungkin kepada
anggota muda, untuk selanjutnya anggota dewasa secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan

7
pengaruh yang baik. Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-citanya. Pembina Pramuka sebagai
Pamong hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat
berkonsultasi dan bertanya. Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai sebagai subjek pendidikan,
bukan hanya sebagai objek pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau disuruh pembinanya tetapi
mereka diberi kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar
berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi mereka.

Kegiatan kepramukaan dengan menggunakan sistem among dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan dihayati, atas dasar minat dan karsa para peserta
didik Pembina Pramuka harus mampu menjadi contoh/teladan peserta didiknya. Sistem Among harus
digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah satu dengan lainnya saling berkaitan oleh karena itu bagi
semua golongan peserta didik ( S, G, T, D ) diberikan keteladanan, daya kreasi dan dorongan. Peserta
didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya, melalui proses:

1) " Learning by doing", belajar sambil bekerja.


2) " Learning by teaching", bekerja sambil mengajar.
3) "Learning to live together" belajar untuk bisa hidup bersama.
4) "Learning to earn", belajar mencari penghasilan.
5) "Earning to live", penghasilan untuk hidup.
6) " Living to serve", kehidupan untuk bekal mengabdi.
7) "Learning to be", belajar untuk menjadi dirinya sendiri.

Berikut ini cara ;penerapan Sistem Among pada golongan Gerakan Pramuka.

1) Sistem Among Pada Pramuka Siaga

Sifat dasar Pramuka Siaga adalah senang meniru, suka dipuji, suka bernyanyi, manja, dan
masih senang bermain. Pada Pramuka Siaga, Pembina lebih berperan banyak dalam memberikan
prakarsa untuk memunculkan daya kreasi peserta didik. Pembina juga memberikan dorongan
dengan peserta didik dengan cara menyesuaikan sifat, daya nalar, dan suasana Siaga. Sifat momong
dengan di depan memberikan contoh (ing ngarso sung tulodho) porsinya harus lebih besar
dibandingkan golongan Pramuka lainnya.

2) Sistem Among Pada Pramuka Penggalang

Pada Pramuka Penggalang, sifat-sifat Pramuka Siaga mmasih ada sebagian yang terbawa.
Pramuka Penggalang senang bergerak dan mengembara, sudah mulai menyukai lawan jenis, senang
mencoba-coba, dan menyenangi hal-hal yang bersifat kepahlawanan. Pembina Pramuka pada
golongan Penggalang berperan dalam mendorong dan membangkitkan semangat, motivasi, dan
membangun kemauan yang lebih besar dari peserta didik sesuai prinsip kepemimpinan ing madya
mangun karso

8
3) Sistem Among Pada Pramuka Penegak

Pramuka Penegak sudah mulai memasuki masa sosial dan berusaha mencari identitas atau
jati diri. Mereka juga tingkat kestabilan emosinya belum mantap, mudan terprovokasi dan mudah
berubah. Pramuka penegak juga menyukai kenyataan dan menjunjung tingggi realitas, memiliki
kemauan yang kuat serta sulit dicegah, agresif, dan senang menyelesaikan persoalan dengan cepat
yang kadang-kadang menggunakan kekuatan fisik mereka. Pada golongan Penegak, Pembina
mengambil peran sbagai Pamong dengan sikap memberikan keleluasaan dalam mengamalkan
Satya dan Dharma untuk beraktivitas dan berkreasi (tut wuri handayani).

4) Sistem Among Pada Pramuka Pandega

Sebagian besar sifat Penegak ada pada Pramuka Pandega. Pandega lebih kerkonsentrasi pada
kelompok dyadic (duaan) atau triadic (tigaan). Jarang sekali mereka melakukan kegiatan bersama-
sama lebih dari 5 orang dalam satu kelompok. Pramuka Pandega juga lebih terbuka terhadap
anggota lainnya. Pada golongan Pandega, Pembina mengambil peran sebagai konsultan dengan
sikap lebih memberikan keleluasaan mengamalkan Satya dan Dharma untuk Pandega dalam
membina diri, membina satuan, dan membina masyarakat (tut wuri handayani).

C. Hubungan Metode Kepramukaan dengan Sistem Among


Metode kepramukaan dengan menerapkan sistem Among yaitu Pengamalan Kode Kehormatan
Pramuka, belajar sambil melakukan, sistem beregu, kegiatan yang menarik dan menantang di alam
terbuka yang mendukung pendidikan karakter kepedulian sosial dan kemandirian yang disesuaikan
dengan perkembangan jasmani dan rohani anggota muda, kegiatan di alam terbuka, kemitraan dengan
anggota dewasa dalam setiap kegiatan, sistem tanda kecakapan, sistem satuan terpisah untuk putera
puteri, kiasan dasar.
Metode kepramukaan menerapkan sistem Among yang mana menurut Ki Hajar Dewantara adalah
Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani, maksudnya adalah ketika
di depan memberikan teladan, ketika berada di tengah memberikan semangat dan ketika berada di
belakang memberikan dukungan.6 Berikut merupakan hubungan antara metode kepramukaan dengan
sistem Among:
a) Dalam golongan siaga, pembina pramuka memberikan dorongan dengan peserta didik
dengan cara menyesuaikan sifat, daya nalar, dan suasana sigap.
b) Dalam golongan Penggalang, pembina pramuka berperan sebagai pendorong dan
membangkitkan semangat, motivasi, dan membangun kemauan yang lebih besar dari
peserta didik.
c) Pada golongan Penegak, pembina mengambil peran sebagai pamong dengan sikap
memberikan keleluasaan dalam mengamalkan Satya dan Dharma untuk beraktifitas dan
berkreasi.

9
d) Pada golongan Pandega, pembina mengambil peran sebagai konsultan dengan sikap lebih
memberikan keleluasaan mengamalkan Satya dan Dharma untuk Pandega dalam membina
diri, membina satuan, dan membina masyarakat.

10
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kode kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk mengimplementasikan nilai dan Prinsip
Dasar Kepramukaan. Setiap unsur dalam Metode Kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik,
yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan kepramukaan.
Macam-macam metode kepramukaan merupakan cara belajar interaktif profresif melalui,
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka,Belajar Sambil praktek, Kegiatan Berkelompok Bekerjasama
dan Berkompetisi,Kegiatan yang Menarik dan Menantang, Kegiatan di Alam Terbuka, Kehadiran
Orang Dewasa yang Memberikan Bimbingan, Dorongan, dan Dukungan, Penghargaan Berupa Tanda
Kecakapan, serta Sistem Satuan Terpisah.
Adapun sistem among yang di artikan sebagai cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan
pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau yang kita
kenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa.aspirasi
peserta didik.
Sistem Among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan
sebagai berikut "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan, "Ing madya mangun
korso", maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina membangun kemauan, "Tut wuri handayani",
maksudnya dari belakang Pembina memberi daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik
kearah kemandirian.kepada peserta didik untuk mengembangkan pribadinya, bakatnya,
kemampuannya, cita-citanya. Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan,
meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan bertanya.
Hubungan metode kepramukaan dan sistem among dapat dilihat dari cara pembina membimbing
peserta didiknya, hal ini dapat dilihat seperti pembina Pramuka dalam golongan siaga memberikan
dorongan kepada peserta didik dengan cara menyesuaikan sifat, daya nalar, dan suasana siaga. Yang
kedua pembina Pramuka pada golongan penggalang memberikan mendorong dan membangkitkan
semangat, motivasi, dan membangun kemauan yang besar pada peserta didik, dan seterusnya sampai
ke tingkat pandega.

11
DAFTAR PUSTAKA

Erliani Saadah, Peran Gerakan Pramuka Untuk Membentuk Karakter Kepedulian Sosial dan
Kemandirian, Vol. 7, No. 1, 2017, hlm. 42

Jana. T. Anggadiredja, dkk. Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka. Jakarta : Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka, 2011.

Kwarnas, Kusrsus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan. Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2011.

Kwarnas. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2014.

Suparto Rahardjo. Ki Hajar Dewantara Biografi singkat. Jogjakarta : Garasi, 2009.


Susetya Wawan. Dharmaning Satriya; Nilai-nilai Kepribadian dan Kepemimpinan Jawa. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2019.

12

Anda mungkin juga menyukai