Anda di halaman 1dari 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAMUKA SIAGA DALAM

MENYEBUTKAN RUKUN ISLAM PADA SKU NO. I


MELALUI METODE BERNYANYI.

Disusun oleh

Mintarsih, S.Pd.SD.
NTA :
ABSTRAK

Gerakan pramuka berfungsi sebagai organisasi pendidikan nonformal, diluar sekolah


dan diluar keluarga, sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda
berlandaskan Sistem Among dan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan dan Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya desesuaikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan serta masyarakat Indonesia.

Pendidikan Kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi


kaum muda mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral, spiritual,
emosional, sosial, intelektual dan fisik baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
Adapun penelitian yang dilaksanakan mengacu kepada “Peningkatan aktifitas dan
kreatifitas Pramuka Siaga Muda dengan metode bernyanyi dengan materi menyebutkan
Rukun Islam yang dilakukan dipangkalan SDN Banjaran II Kwartir Ranting Kecamatan
Banjaran Cabang kabupaten Bandung”.
Penelitian tindakan satuan dilaksanakan dengan tiga siklus dan setiap siklus terdiri
dari dua tindakan kegiatan dilaksanakan dengan pencarian informasi dan kegiatan belajar
sambil bernyanyi yang dilakukan oleh peserta didik dan pembina berperan sebagai fasilitator,
mediator, motivator, teman dan sebagainya. Sehingga peserta didik dapat merasa nyaman,
mengembangkan pemikirannya dalam ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dia
lakukan sendiri.
Ada beberapa saran yang dapat disajikan sebagai acuan bagi setiap Pramuka setiap
melaksanakan kegiatan latihan, yaitu pembina senantiasa mempersiapkan segala sesuatunya
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan dapat tercapai secara maksimal, Pembna harus
melakukan pemantauan secara intensif selama kegiatan berlangsung agar terhindar dari hal-
hal yang tidak diinginkan.
Kata Pengantar

Alhamdulillah segala puji milik Allah pembuatan makalah penelitian tindakan satuan
ini bisa diselesaikan dengan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti.
Dalam penelitian ini penulis mencoba mengangkat sebuah tema yang menurut penulis patut
untuk dijadikan penelitian meskipun sederhana dan temanya adalah “Peningkatan
Kemampuan Pramuka Siaga Dalam Menyebutkan Rukun Islam Pada SKU No. I Melalui
Metode Bernyanyi”.
Kegiatan latihan kepramukaan merupakan kegiatan yang dilakukan pramuka yang
giat berkarya dengan tujuan dapat mambangun karakter bangsa (Caracter Building) malalui
bimbingan dari orang dewasa yang disebut Pembina Pramuka. Pembimbingan pada setiap
pemuda yang giat berkarya dengan menggunakan sistem among yaitu “Ing Ngarso
Sungtulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” yang artinya di depan memberi
teladan di belakang memberi dorongan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari sangat jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat banyak
berharap kepada siapa saja yang ingin memajukan pendidikan dan kepramukaan dimohon
untuk memberikan kritik dan sarannya yang membangun.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan baik moril maupun materil hingga terwujudnya makalah ini, terutama
kepada para pembimbing yang telah berkenan membantunya.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dapat melimpahkan pahalanya kepada Kakak-Kakak atas
segala amal ilmu yang telah diberikan, Amin.

Banjaran,

Penulis
Daftar Isi

- Lembar Pengesahan
- Judul Makalah
- Abstrak
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
- BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAMUKA SIAGA MULA DALAM
MENYEBUTKAN RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM PADA SKU NO. I
MELALUI METODE BERNYANYI
A. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak
B. Macam-macam Metode Pembelajaran Kepada Anak.
C. Karakteristik Pembelajaran Untuk Anak.
D. Beberapa Kelebihan dan Kelemahan Metode-Metode Pembelajaran Anak.
E. Rukun Iman dan Rukun Islam
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Hampir setengah abad lebih Gerakan Pramuka berdiri atau tepatnya hampir 52 tahun
sejak dicanangkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 namun
demikian keberadaan gerakan kepanduan sejatinya jauh sebelum itu bahkan sebelum
Republik ini berdiri pendidikan kepanduan telah terwujud pada puluhan organisasi
Kepanduan yang sebagian besar pada Ormas ataupun Partai Politik
Sejak berdirinya Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 Adicita merupakan dorongan
para Pemuda Indonesia melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk
lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan dan dengan jiwa dan semangat Sumpah
Pemuda inilah Rakyat Indonesia berjuang untuk Kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia
yang diproklamasikan pada tangga 17 Agustus 1945, Kemerdekaan ini merupakan karunia
dan berkah Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Gerakan Pramuka merupakan sebagian kelanjutan dan pembaruan gerakan Kepanduan
Nasional dibentuk karena dorongan kesadaran dan bertanggungjawab atas kelestarian Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum
muda melalui Kepramukaan dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda
mewujudkan masyarakat madani, melestarikan keutuhan:
- Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika
- Ideologi Pancasila
- Kehidupan rakyat yang rukun dan damai
- Lingkungan hidup di Nusantara

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga menjadi :
a. Manusia berwatak kepribadian dan berbudi pekerti yang luhur :
1) Tinggi moral, spiritual, kuat mental, sosial, intelektual, emosional dan fisiknya.
2) Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya.
3) Kuat dan sehat jasmaninya.
b. Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan
berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan Bangsa dan Negara, memiliki kepedulian
terhadap sesama makhluk hidup dan alam lingkungan baik lokal, nasional maupun
internasional. Pendidikan Kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang
progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya meliputi
aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai organisasi pendidikan nonformal diluar sekolah dan
keluarga dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda berlandaskan
sistem Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan dan
Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia
Dalam fungsi gerakan Kepramukaan dikemukakan metode Kepramukaan yaitu
“merupakan cara memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan
Kepramukaan yang menarik, menyenangkan dan menantang yang disesuaikan kondisi, situasi
dan kegiatan peserta didik”.

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :


a. Pengamalan kode kehormatan Pramuka.
b. Belajar sambil melakukan.
c. Sistem Kelompok.
d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.
e. Kegiatan di alam terbuka.
f. Sistem tanda kecakapan.
g. Kecakapan sistem satuan terpisah untuk putra dan putri.
h. Sistem among.
Ada dua metode Kepramukaan yang tidak boleh ditinggal yaitu tanda kecakapan dan
sistem beregu sebagai jati diri pendidikan kepramukaan.
Melalui sistem tanda kecakapan potensi yang berbeda pada setiap peserta didik
dikembangkan secara optimal.
Sistem tanda kecakapan mendidik Pramuka untuk memilih motivasi mencapai yang terbaik,
serta keinginan untuk mencapai suatu syarat kecakapan tertentu akan diberi penghargaan,
yaitu berupa tanda kecakapan yang dikenakan pada baju seragam Pramuka.
Sedangkan melalui sistem beregu Pramuka dididik untuk bergaul dari bermasyarakat
pada kelompok kecilnya dan satuan-satuannya. Penerapan sistem beregu diharapkan mampu
menggeser metode klasikal yang dipandang kurang menguntungkan bagi proses pendidik
kepramukaan
Sistem Berkelompok :

1) Sistem berkelompok dilaksanakan agar peserta didik memperoleh kesempatan belajar


memimpin dan dipimpin berorganisasi memikul tanggungjawab, mengatur diri
menempatkan diri, bekerjasama dalam kerukunan (gotong royong).
2) Peserta didik dikelompokan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh mereka sendiri,
dan merupakan wadah kerukunan diantara mereka.
Namun kenyataannya sekarang kita sangat jarang menjumpai para Pramuka yang
mengenakan berbagai tanda kecakapan di baju seragamnya.
Sementara itu dalam penerapan sistem beregu Pembina sekedar membagi Pramuka dalam
regu-regu atau kelompok-kelompok kecil lainnya secara fisik, tetapi tidak di ikuti
implementasinya. Jadi hakekat sistem beregu tidak terletak semata pada pembagian Pramuka
kedalam kelompok-kelompok kecil, tetapi pada penerapannya menjadi regu/kelompok
sebagai kesatuan kerja dan bermain dan disiplin maupun dalam menjalankan kewajiban.
Dengan demikian menuntut pula kemauan dan kepercayaan Pembina untuk memberikan
kekuasaan dan tanggungjawab kepada pemimpin regu.
Melemahnya penerapan dua metode pendidikan kepramukaan di atas lebih banyak
dikarenakan karena dampak dari kebijakan dititipkan gugus depan di sekolah. Permasalahan
pendidikan kepramukaan di sekolah menyebabkan penerapan sistem beregu dan sistem tanda
kecakapan sebagai roh utama pendidikan kepramukaan menjadi sulit karena keterbatasan
jumlah Pembina. Bagaimana mungkin sistem beregu dan sistem tanda kecakapan dapat
dijalankan oleh satu orang Pembina yang menghadapi ratusan peserta didik dengan variasi
usia dan karakter yang berbeda pula karena siswa di sekolah diwajibkan mengikuti
pendidikan kepramukaan?
Akhirnya pendekatan klasikal yang paling mungkin diterapkan yang akhirnya latihan
kepramukaan menjadi pelajaran Kepramukaan.
Karena itulah ketika revitalisasi gerakan kepramukaan dicanangkan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006, hal pertama kali yang perlu dilakukan adalah
revitalisasi organisasi gerakan Pramuka dengan mengembalikan gugus depan ke masyarakat.
Gugus depan berbasis masyarakat akan lebih fleksibel dalam menerapkan prinsip dasar
kepramukaan dan metode kepramukaan hal mana ketika gugus depan berada di sekolah
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan sebagai ciri utama pendidikan
kepramukaan sudah tereliminasi sehingga pendidikan kepramukaan kehilangan jati diri.
Untuk meminimalisir agar gerakan kepramukaan bukan merupakan pendidikan formal
yang biasa dilakukan oleh sekolah-sekolah, maka peneliti melakukan kegiatan kepramukaan
lebih banyak di alam terbuka, sehingga peserta didik merasakan perbedaan belajar dikelas
yang menjemukan menjadi pembelajaran diluar kelas yang menyenangkan hal ini sesuai
dengan anggaran dasar Pramuka Bab III Pasal 8 tentang Pendidikan Kepramukaan yaitu :
“Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis diluar lingkungan Sekolah
dan diluar lingkungan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang
menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah. Dengan menerapkan prinsip
dasar Kepramukaan dan metode Kepramukaan yang sasaran yang akhirnya adalah
terbentuknya watak, kepribadian dan akhlak mulia”
Melakukan kegiatan di alam terbuka, merupakan kegiatan yang menarik dan menantang
sehingga peserta didik dapat menimba pengetahuan tidak secara formal, tetapi peserta didik
mengembangkan pengetahuan melalui pengalaman.
Dengan mengetahui yang menyenangkan, siswa dapat mengkontruksi mengetahui dengan
cara alamiah tanpa ada tekanan atau paksaaan. Adapun kegiatan di alam terbuka dilakukan
dengan harapan sebagai berikut :
a. Kegiatan dialam terbuka memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara
unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, selain itu mengembangkan
suatu sikap tanggungjawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.
b. Kegiatan di alam terbuka memotivasi peserta didik untuk ikut menjaga lingkungannya
dan setiap kegiatan hendaknya selaras dengan alam.
c. Kegiatan di alam terbuka mengembangkan :
1) Kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi.
2) Menyadari bahwa tidak ada suatu yang berlebihan di dalam dirinya.
3) Menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan.
4) Membina kerjasama dan rasa memilikinya.
Disamping melakukannya di alam terbuka penentuan metode yang tepat yang sesuai
dengan kondisi alam dan kondisi kejiwaan peserta didik dalam hal ini adalah siaga mula
sangatlah penting dalam upaya meningkatkan kemampuan dari peserta didik siaga mula.
Dalam menentukan metode, tempat serta kelengkapan yang lain bagi seorang Pembina
haruslah dititikberatkan pada ragam permainan dan hiburan seperti bernyanyi, bermain dalam
menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam.
Dari pembahasan di atas, maka perlu kiranya melakukan penelitian dalam kepramukaan
yang diharapkan dapat meningkatkan jati diri pendidikan kepramukaan yang sesungguhnya,
adapun penelitian ini mengacu kepada “Peningkatan kemampuan Pramuka Siaga Mula dalam
menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam pada SKU no. I melalui metode bernyanyi yang
dilakukan di pangkalan SDN Banjaran II no Gugus Depan _____________ Kwartir Ranting
Kecamatan Banjaran Kwartir Cabang Kabupaten Bandung.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka dirumuskan dalam suatu rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana motivasi peserta didik siaga mula dalam melakukan pembelajaran tentang
Rukun Iman dan Rukun Islam?
2. Bagaimana aktifitas peserta didik siaga mula dalam melakukan pembelajaran tentang
Rukun Iman dan Rukun Islam?
3. Bagaimana kreatifitas peserta didik siaga mula dalam melakukan pembelajaran
tentang Rukun Iman dan Rukun Islam?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Penelitian dalam materi Rukun Iman dan Rukun Islam bagi peserta didik siaga mula
mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam melakukan pembelajaran tentang
Rukun Iman dan Rukun Islam.
b. Meningkatkan aktifitas peserta didik dalam melakukan pembelajaran tentang
Rukun Iman dan Rukun Islam.
c. Meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam melakukan pembelajaran tentang
Rukun Iman dan Rukun Islam.

2. Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian pada materi menyebutkan Rukun Iman dan Rukun
Islam diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak seperti uraian berikut ini :
a. Bagi peserta didik :
1) Peserta didik dapat mengembangkan potensi yang mereka punyai supaya
dengan cepat menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam.
2) Dapat mengembangkan aktifitas peserta didik dengan melakukan kegiatan
yang menantang dan menyenangkan.
3) Dapat mengembangkan kreatifitas aktifitas peserta didik dengan melakukan
kegiatan yang menantang dan menyenangkan.
b. Bagi Pembina :
1) Melakukan uji coba terhadap berbagai metode yang akan diteliti yaitu metode
bernyanyi.
2) Mengembangkan wawasan bagi Pembina dalam mencari solusi penyelesaian
masalah sehingga dicapai suatu keberhasilan dalam melatih peserta didik.
BAB II
PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAMUKA SIAGA MULA DALAM
MENYEBUTKAN RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM PADA SKU NO. I MELALUI
METODE BERNYANYI

A. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak


Secara umum pendidikan kepada anak dalam hal ini adalah peserta didik dimaksudkan
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyuruh
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan
prasekolah anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara
lain agama, intelektual, sosial, emosi dan fisik, juga memiliki dasar-dasar aqidah yang harus
sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang
diharapkan. Selain itu anak diharapkan menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan
dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan positif.

Sesuai dengan rumusan tujuan di atas dapat dikemukakan bahwa secara garis besar terdapat
lima fungsi utama pendidikan prasekolah yakni :
1. Fungsi pengembangan potensi.
2. Fungsi penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan.
3. Fungsi pembentukan dan pembiasaan perilaku yang diharapkan.
4. Fungsi pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan.
5. Fungsi pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.

Lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut sebenarnya susah untuk dipisahkan satu
sama lain karena semuanya merupakan sesuatu yang saling terjalin dan bersifat terpadu
dalam perwujudannya.
Namun untuk kepentingan penjelasan lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut perlu
dinyatakan secara eksplisit agar para pendidik atau guru prasekolah tidak melupakan atau
mengabaikan salah satu diantaranya.
Diasumsikan bahwa setiap bagi yang lahir ke dunia dilengkapi dengan sejumlah potensi
yang diperlukan untuk menjalani kehidupannya. Dibalik ketidakberdayaan bayi manusia yang
baru lahir terpendam sejumlah potensi kehidupan yang jauh lebih kaya bila dibanding dengan
yang dimiliki oleh makhluk-makhluk lainnya.
Ia memiliki potensi untuk beragama, berfikir, berkreasi, merasa berkomunikasi dengan orang
lain dan potensi-potensi lainnya. Mengembangkan potensi-potensi anak tersebut adalah
kewajiban para pendidikan orang tua dan guru.

B. Karakteristik Pembelajaran Untuk Anak.


Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku.
Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula
dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus
dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk
anak usia dini. Adapun karakteristik cara belajar anak adalah :
1. Anak belajar melalui bermain.
2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
3. Anak belajar secara Alamiah.
4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan
aspek pengembangan, bermakna, menarik dan fungsional.

Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini dasarnya adalah pengembangan kurikulum
secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui
bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan
yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.
Atas dasar diatas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini memiliki
karakteristik sebagai berikut :

1. Belajar, Bermain dan Bernyanyi.


Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain dan bernyanyi.
Pembelajaran untuk usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak
aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan
dan perlengkapan serta manusia.
Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi
lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak
menggunakan seluruh alat inderanya.

1.1 Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan.


Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting yaitu :
1. Berorientasi pada usia yang tepat
2. Berorientasi pada individu yang tepat
3. Berorientasi pada kontek sosial budaya
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia
anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan, dapat dicapai serta
kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak usia tersebut. Manusia merupakan
makhluk individu, perbedaan individual juga harus menjadi pertimbangan guru dalam
merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi dan memenuhi harapan anak.
Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat pembelajaran berorientasi
perkembangan harus dipertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat
mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam
konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.

C. Macam-macam Metode Pembelajaran Kepada Anak.


Metode pembelajaran anak usia dini merupakan cara-cara atau tekhnik yang digunakan
agar tujuan pembelajaran tercapai.
Kalau model pembelajaran merupakan pendekatan umum dalam satu proses pembelajaran
dan biasanya dalam satu proses pembelajaran menggunakan satu model, sedangkan metode
adalah langkah tekhnisnya dan dapat menggunakan lebih dari satu metode desesuaikan
dengan model pembelajaran yang digunakan serta kebutuhan anak ketika pembelajaran
berlangsung.
Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan dapat
memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal serta
tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak.
Secara tekhnis ada beberapa metode yang tepat diterapkan pada anak usia dini antara lain
:
1. Ceramah.
2. Bermain.
3. Bercerita.
4. Bernyanyi.
5. Bercakap (dialog dengan tanya jawab).
6. Karya wisata.
7. Praktik langsung.
8. Bermain peran (sosio drama).
9. Penugasan.
10. Demonstrasi.
11. Eksperimen.
12. Diskusi.
13. Pemecahan masalah (problem solving).
14. Latihan.

D. Beberapa Kelebihan dan Kelemahan Metode-Metode Pembelajaran Anak.


Berikut adalah beberapa analisis penulis terhadap beberapa metode pembelajaran anak
1. Metoder Ceramah
Metode ini sangat umum digunakan dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali pada
pendidikan anak usia dini. Adapun kelebihan metode ceramah adalah :
- Banyak materi dapat disampaikan pada proses pembelajaran
Sedangkan kekurangannya adalah :
- Sifatnya hanya satu arah, sehingga tidak mendorong anak untuk aktif dan kreatif.

2. Metode Bermain
Bermain merupakan prinsip dasar pendidikan anak usia dini, sehingga wajar apabila
bermain menjadi salah satu metode wajib dilakukan guru dalam pembelajaran anak usia
dini.
Adapun kelebihan metode ini adalah :
- Sesuai dengan tahap perkembangan anak yang membutuhkan wahana dalam
mengembangkan semua aspek-aspek perkembangannya, baik perkembangan fisik,
perkembangan kognitif maupun perkembangan emosionalnya.
- Dapat mendorong minat anak untuk belajar, dengan bermain anak biasanya tidak
menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu sebab yang menjadi fokus utama
mereka adalah ketertarikan terhadap bermainnya.
Adapun kelemahan metode ini adalah sebagai berikut :
- Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, maka ada
kemungkinan tujuan-tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab
anak terlalu larut dalam proses bermain apabila misalnya guru kurang
memperhatikan tahap-tahap pembelajaran melalui metode ini.
- Metode ini biasanya memerlukan strategi dan media pembelajaran yang disiapkan
secara baik. Oleh karena itu ketersediaan media bermain merupakan syarat
diterapkannya metode ini. Media disini bukan saja terbentuk barang tetapi dapat
berbentuk berbagai jenis permainan yang harus dikuasai guru agar pembelajaran
berjalan dengan baik. Apabila guru tidak menyediakan media pembelajaran maka
tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

3. Metode Bercerita
Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini,
khususnya dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak di
internalisasikan kepada anak.
Adapun kelebihan metode ini adalah :
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang
dengan cerita-cerita.
- Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai) sebab metode ini dapat
menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam
cerita sehingga mendorong anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus
menghindari perbuatan buruk yang digambarkan dalam cerita guru.
- Tidak membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.
Adapun kelemahannya antara lain :
- Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran anktif anak
lebih terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan metode ini
dengan metode-metode yang lainnya seperti tanya jawab dan bernyanyi.
- Guru dituntun benar-benar menguasai tekhnik bercerita yang baik, sehingga anak
tertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang ingin disampaikan
akan diterima anak dengan baik.
-
4. Metode Bernyanyi.
Kelebihan metode bernyanyi antara lain :
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, anak-anak biasanya sangat
senang bernyanyi sehingga pembelajaran melalui metode bernyanyi sangat disukai
anak.
- Tidak membutuhkan media yang terlalu sulit didapat, metode ini dapat dilakukan
dengan tanpa musik ataupun dengan musik, dapat pula dengan melihat gambar
dalam VCD.
Kelemahannya antara lain :
- Metode bernyanyi kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya maka
tujuan pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya
mengembangkan kecerdasan musik saja.

5. Bercakap (dialog dengan tanya jawab)


Dalam metode ini terkandung beberapa kelebihan yaitu :
- Anak didorong untuk lebih aktif dalam menjawab dan bertanya sehingga dapat
merangsang kemampuan berfikirnya.
- Guru dapat mengetahui segala perkembangan setiap anak, karena guru dapat
langsung menilai kemampuan anak dalam menjawab atau bertanya. Sehingga guru
dapat melakukan diagnose dan rencana tindak lanjutnya.
Kelemahannya antara lain :
- Biasanya hanya anak-anak yang aktif dan mempunyai kecerdasan yang lebih baik
saja yang mampu menjawab dan bertanya. Dalam hal ini guru harus mampu
mengelola pembelajaran melalui metode tanya jawab dengan baik, sehingga setiap
siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab dan bertanya.

6. Metode Karya Wisata


Biasanya metode karya wisata dilakukan dalam satu dua kali kegiatan dalam satu
semester.
Kelebihan metode ini adalah :
- Siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya, sehingga proses
pembelajaran lebih bermakna bagi anak. Misalnya kunjungan ke panti asuhan,
pasar, bank dan lainnya.
- Sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang mendekatkan anak dengan
lingkungan sekitarnya, yaitu pendekatan belajar CTL (Contextual Teaching and
Learning).
Adapun kelemahannya biasanya adalah :
- Unsur rekreasi biasanya lebih dominan sehingga proses belajarnya tersisihkan.
- Memerlukan biaya, sehingga memberatkan orang tua anak.
- Tempat karya wisata biasanya tempat-tempat yang nilai edukatifnya kurang,
seperti waterboom, kolam renang dan lainnya. Jarang karya wisata yang mampu
meningkatkan kepedulian sosial anak, misalnya ke perkampungan kumuh, panti
asuhan dan lainnya.

7. Metode Praktik Langsung.


Adapun kelebihan metode praktik langsung adalah :
- Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan
memecahkan masalah secara langsung.
- Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang
sedang dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk
berfikir dalam memecahkan masalah.
Adapun kelemahannya adalah :
- Kadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek
langsung terhadap alat-alat tertentu.
- Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan
dan tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.

8. Bermain Pesan (Sosio Drama)


Kelebihannya adalah :
- Anak dapat menghayati peran yang ia lakukan, sehingga anak dapat mengambil
nilai baik dan buruk dari peran-peran tersebut.
- Mendorong motivasi belajar anak, karena bermain peran merupakan metode
pembelajaran yang lebih terbuka terhadap improvisasi-improvisasi anak sehingga
mendorong kreativitas anak.
Adapun kelemahannya adalah :
- Memerlukan waktu yang banyak, karena anak tidak akan langsung memahami
peran yang akan dilakukannya.
- Memerlukan kesabaran dan ketekunan guru dalam membimbing anak melakukan
metode bermain peran.
9. Metode Penugasan
Kelebihannya adalah :
- Dengan metode penugasan terutama tugas dirumah anak lebih terdorong untuk
belajar di ruimah.
- Dengan adanya tugas di rumah, aktifitas anak akan lebih positif.
Kelemahannya adalah :
- Kadang kalau tugas itu terlalu banyak akan memberikan beban untuk anak dan
mengurangi jam bermainnya.

10. Metode Demonstrasi


Kelebihan metode ini adalah :
- Anak melihat dan mengalami langsung proses terjadinya sesuatu atau proses
membuat sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Membutuhkan alat-alat yang dibutuhkan dalam mendemonstrasikan pembuatan
sesuatu.

11. Metode Eksperimen


Kelebihan metode ini adalah :
- Anak dapat melakukan secara langsung apa yang dia pelajari, contohnya
melakukan pembuatan sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Metode ini juga cenderung membutuhkan alat-alat yang dalam eksperimen
- Selain itu, guru harus benar-benar memperhatikan seetiap anak dalam melakukan
eksperimennya.

12. Metode Diskusi


Kelebihan metode ini adalah :
- Anak dapat bertukar pendapat dengan temannya mengenai apa yang ia pelajari.
- Mendorong anak untuk bersosialisasi dan mengembangkan aspek-aspek sosialnya.
Kekurangannya adalah :
- Kadang Anak tidak fokus pada apa yang ia pelajarinya seringkali mereka sibuk
dengan dirinya sendiri atau diluar tugasnya.
13. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Kelebihan metode ini adalah :
- Anak dirangsang untuk mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah
yang ia hadapi.
Kekurangannya adalah :
- Seringkali anak tidak memahami langkah-langkah sehingga masalah tidak berhasil
dipecahkan.

14. Metode Latihan


Kelebihan metode ini adalah :
- Anak dapat melatih kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan,
biasanya latihan dilakukan berulang-ulang sampai anak menguasai materi latihan
tersebut.
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak menjadi bosan, apalagi anak-anak yang berbakat dan cerdas. Latihan
yang berulang-ulang akan membuatnmya bosan dan frustasi.

E. Rukun Iman dan Rukun Islam


Bahwa rukun Islam itu ada lima perkara yaitu :
1. Mengucapkan dua kalimah syahadat.
2. Mengerjakan shalat 5 kali sehari semalam yaitu Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya,
Subuh.
3. Puasa sebulan penuh pada bulan Rhamadan.
4. Membayar Zakat.
5. Menunaikan ibadah Haji ke Baitulloh bagi orang yang mampu.

Perlu diketahui agama islam yaitu aturan Allah Swt. bagi menata kehidupan manusia di
dunia, yang sesuai dengan akal pikiran yang dibawa Rasul utusan Allah, yaitu KN.
Muhammad SAW bagi seluruh umat manusia, untuk mengangkat umat manusia dari
kegelapan menuju terang benderang. Agama islam itu sebenarnya agama Allah Yang Maha
Esa, Maha Kuasa, yang menjadikan dan menciptakan, yang menguasai jagat raya ini. Jadi
anak yang tidak beragama tidak berhak menjadi Pramuka. Bagi orang yang tidak beragama
disebut dengan bahasa asing Atheis.
Bangsa indonesia mempunyai Pancasila, oleh karena itu setiap warga negara wajib menganut
sesuatu agama menurut kepercayaan masing-masing. Sebagai seorang penganut agama, kita
wajib mengetahui aturan-aturan dan hukum-hukumnya dan taat melaksanakannya.
Melaksanakan agama adalah wajib bagi seorang siaga sesuai dengan Dwisatya.
Salah satu syair tentang keimanan, dengan metode bernyanyi :
1. Siapa Tuhanmu?
Apa Agamamu?
Siapa Nabimu?
Apa Kitabmu?
2. Tuhanku hanyalah Allah
Agamaku islam
Nabiku Nabi Muhammad
Kitabku Al’Quran
3. Ya ya ya ya Allah Tuhanku
Ya ya ya ya Islam Agamaku
Ya ya ya ya Muhammad Nabiku
Ya ya ya ya Al’Quran Kitabku

Metode bernyanyi sengaja digunakan oleh penulis karena penulis beranggapan bahwa
dengan menerapkan pendidikan melalui bernyanyi maka peserta didik akan mudah mengingat
apa yang kita ajarkan.

Anda mungkin juga menyukai