Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPRAMUKAAN

(PERAN, TUGAS DAN FUNGSI PRAMUKA MAUPUN HIZBUL WATHAN)

Dosen Pengampu: Heryanti Alamsyah S.Pd.M.Pd

Di Susun Oleh

Kelompok 4

Nurmila Sari Putri

Nadya Azhara Ramadani

Nur Asmi (105401124121)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PERAN,TUGAS DAN FUNGSI PRAMUKA MAUPUN HIZBUL WATHAN” ini
tepat waktunya.

Semoga makalah ini juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca dan pembuatnya sendiri agar dapat mengetahui beberapa ilmu untuk
menjadi lebih baik lain kedepannya.

Makalah ini banyak kekurangan oleh karena itu, saya harpkan bagi para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
pembuat makalah sehingga nantinya dapat menyempurnakan makalah-makalah yang
lain.

Sekian dan terima kasih.

Waalaikumsalam Wr Wb

Rabu 12 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran hizbul wathan didirikan untuk menyiapkan dan membina anak,
remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan
berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan terwujudnya pribadi
muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat,
dan bangsa. Peran pramuka Sebagai salah satu wahana pengembangan bagi
para generasi muda Indonesia, Gerakan Pramuka memiliki peran penting
dalam mewujudkan generasi yang tangguh, berbudi luhur dengan
mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan serta cinta tanah air yang
lebih ditujukan pada setiap kegiatannya.
Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan Pendidikan
Kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar
menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab dan mampu membina
serta mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.
Tugas hizbul wathan untuk melatih generasi muda agar memaksimalkan
setiap potensi yang ada di dalam dirinya, baik itu intelektual, spiritual, sosial,
dan fisik.
Fungsi hizbul wathan pembentkan dan pembinaan kader
persyarikatan,pembinaan warga muhammadiyah dan pembimbingan
kelompok masyarakat tertentu dalam rangka mencapai tujuan
muhammadiyah,pengembangan persyarikatan. Fungsi pramuka menjadi
kegiatan menarik untuk generasi muda. menyelenggarakan sebuah pendidikan
melalui cara-cara yang menarik dan menyenangkan adalah metode terbaik
supaya mudah dipahami oleh siswa,sarana pengabdian orang dewasa,alat
untuk organisasi dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengkaji pradigma ke pembinaan dalam pendidikan
kepanduan?
2. Bagaimana cara mengatasi problematika membina peserta didik?
3. Bagaimana cara menguatkan jiwa dan peran anggota dewasa dalam
pendidikan kepaduan?
4. Bagaimana cara mendalami fungsi dan tugas anggota dewasa dalam
gerakan kepaduan?
5. Bagaimana cara memahami peserta didik dan kebutuhannya?
C. Tujuan
1. Untuk mengkaji pradigma ke pembinaan dalam pendidikan kepanduan.
2. Untuk mengatasi problematika membina peserta didik
3. Untuk menguatkan jiwa dan peran anggota dewasa dalam pendidikan
kepaduan
4. Untuk mendalami fungsi dan tugas anggota dewasa dalam gerakan
kepaduan
5. Untuk memahami peserta didik dan kebutuhannya?
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Mengkaji Pradigma Kepembinaan Dalam Pendidikan Kepanduan
Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang
berarti kaum muda yang suka berkarya. Penggunaan istilah pramuka di
Indonesia baru resmi digunakan pada tahun 1961. Gerakan pramuka
sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dengan nama kepanduan.

Gerakan pramuka adalah organisasi yang dibentuk untuk


menyelenggarakan proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup,
dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-
nilai kepramukaan berlandaskan terhadap kode kehormatan pramuka
serta menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan. Kepramukaan adalah segala aspek kegiatan yang
berkaitan dengan pramuka. Pendidikan kepramukaan adalah proses
pendidikan untuk membentuk kepribadian, kecakapan hidup, dan
akhlak mulia pramuka.

Dari berbagai istilah yang telah dipaparkan tersebut, dapat


disimpulkan bahwa ekstrakurikuler pramuka adalah kegiatan belajar
yang merupakan perluasan dari kegiatan kurikulum yang dilakukan di
bawah bimbingan sekolah atau madrasah di mana waktu
pelaksanaannya di luar jam pelajaran dengan maksud untuk membantu
proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan yang
berlandaskan terhadap kode kehormatan pramuka serta menggunakan
prinsip dasar dan metode kepramukaan.
Metode kepramukaan merupakan ciri khas pendidikan dalam
gerakan pramuka yang dilaksanakan terpadu dengan prinsip dasar
pendidikan kepramukaan. Metode kepramukaan merupakan cara
belajar progresif yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
pengamalan kode kehormatan pramuka, belajar sambil melakukan
sistem beregu, kegiatan yang menarik dan menantang serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani
dan jasmani anggota muda, kegiatan alam terbuka, kemitraan dengan
anggota dewasa dalam setiap kegiatan, sistem tanda kecakapan, sistem
satuan terpisah untuk putra dan putri, dan kiasan dasar.

Pasal 4 UU Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2010 tentang


Gerakan Pramuka disebutkan bahwa gerakan pramuka bertujuan untuk
membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan
hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun NKRI,
mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Berdasarkan pasal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan


ekstrakurikuler pramuka dapat memperkuat pembentukan karakter
bangsa. Kegiatan kepramukaan terdapat pendidikan kesederhanaan,
kemandirian, kesetiakawanan, kebersamaan, kecintaan pada
lingkungan, dan kepemimpinan. Selain itu, ada beberapa karakter yang
dapat dikembangkan dalam ekstrakurikuler pramuka, yaitu
demokratis, percaya diri, mandiri, bekerja keras, disiplin, bertanggung
jawab, peduli lingkungan dan sosial, serta cinta tanah air.
Pendidikan kepramukaan mendorong peserta didik untuk
mengeksplorasi perkembangan diri untuk menjadi manusia yang
seutuhnya. Guna mencapai tujuan tersebut, kepramukaan
mengembangkan area-area perkembangan yang meliputi
pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.
Setiap area pengembangan memiliki kompetensi akhir yang harus
dicapai.

Kompetensi ini dimaksudkan untuk memberikan arah


pengembangan pribadi, menetapkan arah potensi yang sesuai dengan
usia dan sifat pribadi. Kompetensi akhir merupakan sasaran yang
diharapkan dapat dicapai secara bertahap.

1. Area pengembangan spiritual

Pengembangan spiritual adalah pengembangan yang berkaitan


dengan pengetahuan yang mendalam untuk memahami dan
menghayati kekayaan spiritual yang dimiliki masyarakat.
Pengembangan spiritual memberikan motivasi hidup agar menjadi
manusia yang seutuhnya: mengatur hubungan antara Allah SWT
dengan manusia, hubungan antar sesama manusia, hubungan manusia
dengan alam, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Hubungan tersebut dapat menjamin keserasian, keselarasan,


dan keseimbangan hidup manusia baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota masyarakat dalam mencapai kemajuan lahiriah dan
kebahagiaan rohaniah.

2. Area pengembangan emosional


Pengembangan emosional adalah pengembangan yang
berkaitan dengan perasaan dan cara mengungkapkan emosi,
keseimbangan, dan kematangan emosi. Emosi dan perasaan
merupakan bagian dari kehidupan yang membantu pembentukan
pribadi. Pada pengembangan ini, pramuka mendapatkan kesempatan
untuk mengenali, memahami, dan mengungkapkan nilai-nilai
kepramukaan, belajar mengendalikan kepekaan yang berlebihan,
mengatasi rasa malu, rasa tidak aman, dan sifat memberontak.

Adapun tujuan pada area pengembangan ini adalah untuk


menumbuhkembangkan perasaan dan pengungkapannya secara wajar,
menghargai orang lain, serta dapat mengendalikan emosinya dengan
seimbang.

3. Area pengembangan sosial

Pengembangan sosial adalah pengebangan pribadi yang


berkaitan dengan saling ketergantungan dengan orang lain dan
membangun kemampuan untuk bekerjasama dan memimpin. Pada
area pengembangan ini, pramuka dibina untuk saling mencintai,
menghormati, ketergantungan baik terhadap keluarga, sesame teman
maupun terhadap ayah dan ibunya.

Pramuka diharapkan dapat hidup damai, saling tolong


menolong, peduli dengan lingkungan sekitar, menaati aturan di
kelompoknya, mentaati aturan keluarga, dan mentaati aturan di
lingkungan masyarakat. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk
membantu pramuka dalam mengembangkan hubungan dengan
keluarga, teman, dan orang-orang di sekitarnya, komunikasi,
kepemimpinan, kemandirian, kerjasama, dan solidaritas.
4. Area pengembangan intelektual

Pengembangan intelektual adalah pengembangan yang


berkaitan dengan kemampuan berpikir, berinovasi, dan menggunakan
informasi. Melalui kecerdasan yang dimilikinya, pramuka dapat
membuat hubungan untuk mengumpulkan informasi dan berpikir
secara kritis untuk memecahkan masalah secara kreatif.

Adapun tujuan pengembangan intelektual adalah membantu


menumbuhkan keingintahuan dengan menghimpun informasi,
memproses, dan memecahkan masalah. Kompetensi akhir yang
diharapkan adalah dapat mengenal, menyikapi, dan menghargai
pengetahuan dan teknologi serta membiasakan berpikir dan
berperilaku yang kritis dan kreatif.

5. Area pengembangan fisik

Pengembangan fisik adalah pengembangan yang berkaitan


dengan tubuh manusia, mengenali kebutuhan hidup, serta
pemeliharaan tubh agar menjadi sehat dan bugar. Manusia yang
diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang sempurna,
senantiasa mensyukurinya dengan menjaga dan memelihara tubuh agar
sehat dan kuat.

Pengembangan fisik pramuka bertujuan untuk mengenali


tubuh, bertanggungjawab atas pertumbuhan dan fungsi tubuhnya, serta
dapat menjaganya agar tetap sehat dan bugar. Adapun kompetensi
akhir yang diharapkan pada area ini adalah meningkatkan potensi fisik
(melakukan olahraga), dan menanamkan sportivitas serta kesadaran
hidup bersih dan sehat.

Paradigma Integratif Ekstrakurikuler Pramuka


Kajian pemikiran Islam terdapat beberapa aliran besar dalam
kaitannya dengan teori pengetahuan, yakni ada tiga model sistem
berpikir dalam Islam. Ketiga model pemikiran tersebut antara lain
bayani, burhani, dan irfani. Tiga model pemikiran tersebut akan kita
gunakan untuk mengitegrasikan antara ilmu pendidikan islam dengan
pendidikan kepramukaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumya.

1. Bayani
Bayani adalah sebuah metode berfikir yang berdasarkan pada
teks (Al-Qur’an dan Al Hadits). Kode kehormatan pramuka siaga
seperti yang sudah dikemukakan pada bagian sebelumnya ada dua,
yakni dwi satya dan dwi dharma. Kode kehormatan tersebut akan
diperdalam maknanya melalui model pemikiran bayani.

2. Burhani
Burhani adalah pemikiran yang berpandangan bahwa sumber
ilmu pengetahuan adalah akal. Akal menurut cara pandang burhani
mempunyai kemampuan untuk menemukan berbagai pengetahuan,
bahkan dalam bidang agama sekalipun akal mampu untuk
mengetahuinya, seperti masalah yang baik dan buruk sekalipun.

3. Irfani
Irfani berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh secara
langsung lewat pengalaman atau dengan kata lain manfaat dari ilmu
yang telah dipelajari. Adapun manfaat mempelajari dwi satya dan dwi
dharma adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan siaga selalu beriman dan bertakwa kepada Allah SWT


2. Mencentak generasi penerus bangsa yang cinta dan peduli pada
NKRI
3. Mencetak pramuka siaga patuh terhadap atauran-aturan yang ada
dalam keluarga.

B. Mendiskusikan Cara Mengatasi Problematika Membina Peserta


Didik
Sejak dilantik tahun 2016 sampai dengan saat ini Gerakan
Pramuka Kwartir Cabang (KWARCAB) SIGI dan Dewan Kerja
Cabang (DKC) Sigi dengan cepat menunjukkan keseriusannya untuk
membangun kader bangsa melalui gerakan pramuka dengan cara mulai
mengaktifkan semua pengurus gerakan pramuka baik ditingkat
Kecamatan maupun di tingkat Gugus Depan.
Sampai dengan saat inipun sudah ada kurang lebih 7
Kecamatan yang sudah memiliki kepengurusan Gerakan Pramuka dan
hampir sudah 85 Persen Gugus Depan yang mengaktifkan Dewan
Ambalannya, tinggal 10 persen yang sampai saat ini masih vakum
serta 5 persen lainnya masih belum mempunyai pengurus Dewan
Ambalan.
Tentunya peristiwa tersebut merupakan kabar gembira bagi
seluruh unsur yang terkait. Sebab  peristiwa itu mengandung harapan
yang begitu luar biasa, yakni kemajuan Gerakan Pramuka di
Kabupaten Sigi serta diharapkan bisa berdampak langsung terhadap
pengembangan diri bagi para peserta didik.
Keberadaan Gerakan Pramuka yang juga sebagai jembatan
berfungsi untuk membentuk karakter peserta didik tentunya sudah tak
perlu diragukan lagi. Karena titik berat pendidikan pramuka adalah
pembentukan watak, pembangunan akhlak, serta pembentukan nilai –
nilai seorang patriot dan moralitas yang luar biasa. Namun, dalam
pelaksanaannya sering dijumpai beberapa persoalan yang mendasar.
Seperti persoalan banyaknya peserta didik yang sama sekali tak
berminat dengan pramuka.
Kedua tak sedikit pula para peserta didik yang berminat untuk
aktif di Gerakan Pramuka tetapi dilarang oleh orangtua/wali. Sebab
Orangtua/wali beranggapan bahwa pramuka lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bersenang-senang terutama pada waktu
kegiatan kemah. Hal tersebut menjadikan orangtua/wali khawatir akan
keselamatan putra putrinya karena kegiatan kemah yang jauh dari
mereka ditambah harus meninap untuk beberapa malam.
Dan ketiga model kegiatan pramuka yang dijalankan tidak
dikemas sesuai dengan tuntutan perkembangan peserta didik sehingga
kegiatan pramuka menjadi sesuatu yang sangat membosankan dan
membuat para peserta didik menjadi jenuh.
Di tengah persoalan-persoalan yang ada, peran pembina Sangat
dibutuhkan kreativitas seorang Pembina untuk bisa mengatasi hal – hal
yang ada seperti ketika salah satu peserta didik mulai merasa bosan
dan jenuh dengan keadaan yang ada dan yang utama ada mengatasi
ketika ada orang tua peserrta didik yang melarang anaknya untuk
mengikuti kegiatan pramuka padahal telah menjadi salah satu kegiatan
eskul yang wajib disekolah.
Meskipun seperti itu, tak kalah pentingnya seorang pembina juga
harus memikirkan cara yang manjur agar kegiatan pramuka bisa lebih
berkualitas mempunyai tujuan dan manfaat serta dapat dipercaya oleh
orangtua/wali siswa dan siswa merasa butuh pramuka.

Untuk itu, ada beberapa gagasan yang mungkin bisa dijadikan


sebagai peluang guna mengatasi persoalan yang ada.

1. Gudep harus melibatkan orangtua/wali siswa dalam menyusun


visi, misi dan merancang program kegiatan pramuka. Sebab Hal
ini bisa saja memungkinkan orantua/wali dapat mengenal pramuka
secara lebih baik. Orantua/wali tidak melihat kegiatan pramuka
dari sisi negative lagi. Cara seperti ini juga akan membuat orangtua
merasa menjadi bagian sekaligus bertanggungjawab terhadap
proses kegiatan pramuka. Maka dengan begitu mereka akan
dengan sendirinya mendorong anak-anak mereka agar aktif
mengikuti kegiatan pramuka.
2. Para siswa juga diikutsertakan dalam menyusun program kegiatan.
Para peserta didik pun diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk
mengungkapkan ide serta keinginan mereka dengan begitu rasa
memiliki dan mencintai pramuka sendirinya akan tumbuh dalam
jiwa mereka.Kesempatan ini juga menjadi saat yang tepat bagi
para pembina dan orangtua/wali untuk mendengarkan secara
langsung apa hasrat anak-anak yang relevan dengan perkembangan
mereka. Bukan tidak mungkin kegiatan pramuka yang dikemas
dengan kualitas bagus maka akan berjalan dengan baik dan tepat
sasaran serta menyenangkan.
3. Perlu adanya pemurnian motivasi bagi para pembina untuk
menjadi seorang pembina pramuka. Artinya, menjadi pembina
merupakan sebuah panggilan yang menuntut pengabdian dan
pengorbanan yang tulus. Pembina harus mengembangkan
kompetensinya secara pribadi dengan terus belajar dan tidak patah
semangat manakala setumpuk persoalan datang menggerogoti. Dan
pembina harus tetap membangun relasi atas dasar saling
menguntungkan dengan pengurus Kwarcab, Kwaran dan Gudep di
sekolah lain.

C. Menguatkan Jiwa Dan Peran Anggota Dewasa Dalam Pendidikan


Kepanduan

Kehadiran anggota dewasa di antara kaum muda baik secara


langsung maupun tidak langsung sangat diperlukan. Agar mereka
dapat berperan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka
disusunlah kebijakan pengelolaan dan pengembangan anggota dewasa
dalam Gerakan Pramuka yang diatur dalam Surat Keputusan Kwartir
Nasional (SK Kwarnas) Nomor 201 Tahun 2011.

Dijelaskan dalam SK Kwarnas tersebut bahwa fungsi anggota


dewasa dalam pendidikan kepramukaan adalah sebagai Pembina,
Pembantu Pembina, Pelatih, Pamong Satuan Karya, Instruktur,
Andalan Kwartir, Anggota Majelis Pembimbing, Anggota Pimpinan
Satuan Karya, dan anggota Gugus Darma.

Setiap fungsi memiliki tugas, wewenang, dan tanggungjawab


sesuai dengan kedudukannya baik di kwartir maupun di satuan.
Pengelolaan dan pengembangan anggota dewasa dalam Gerakan
Pramuka merupakan suatu siklus kehidupan yang dimulai dari awal
pengabdian sampai dengan purna tugas.
1. Motivator

Pemberi dorongan, penumbuh rasa percaya diri dan keyakinan


akan kemampuan.

2. Simulator

Pemberi contoh yang benar dan baik serta memberi kesempatan


kepada peserta didiknya untuk mencoba hal-hal yang kelak akan
membatu peserta didik menjadi mandiri.

D. Mendalami Fungsi Dan Tugas Anggota Dewasa Dalam Gerakan


Kepanduan

Fungsi anggota dewasa anggota dewasa berfungsi sebagai:

1. pemberi teladan bagi peserta didiknya;


2. “salesperson” sekaligus “penjaga dan pelayantoko” gerakan
pramuka;
3. penggerak gugusdepan dan satuan-satuan yangada di dalamnya;
4. peneguh citra gerakan pramuka
5. penyelenggara kepramukaan yang paling depan dan pelaksanaan
kebijakan gerakan kepanduan.

Tugas anggota dewasa Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok


menyelenggarakan pendidikan kepramukaanbagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik,
bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta
membangun dunia yang lebih baik.
E. Memahami Peserta Didik Dan Kebutuhannya

Memahami peserta didik, merupakan sikap Pembina Pramuka,


Pelatih Pembina Pramuka dam Pemimpin Kwartir yang harus dimiliki dan
dilakukan karena dengan mengetahui aspirasi / tuntutan peserta didik dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program peserta didik
(prodik), maka kegiatan kepramukaan akan dapat memenuhi kebutuhan
dan minat mereka, sehingga kegiatan kepramukaan yang disajikan menjadi
kegiatan yang menarik dan menyenangkan. Beberapa dasar pertimbangan
perlunya “memahami peserta didik" sebagai berikut

1. Dasar pertimbangan psikologis


Bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai
dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta
didik.
2. Dasar pertimbangan sosiologi

Bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif
mengikuti kegiatan yang ada.

a. Kebutuhan Peserta Didik

Kebutuhan dan aspirasi (tuntutan) peserta didik dalam


pengembangan diri, antara lain :

1. Adanya tempat dan kesempatan yang menyenangkan


memperoleh kegiatan yang menyenangkan.
2. Dorongan naluri untuk memperoleh kebebasan
berfikir, berpendapat, dan berprestasi.
3. Hak azazi untuk memperoleh pembinaan, bimbingan
dan kasih sayang dari orang dewasa, orang tua dan
masyarakat.
4. Pengembangan bakat.
5. Pengembangan minat.
6. Peningkatan kemampuan dan kecakapan.
7. Pencapaian cita- cita.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran hizbul wathan didirikan untuk menyiapkan dan membina


anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik,
berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan
terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi
kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Peran pramuka Sebagai salah
satu wahana pengembangan bagi para generasi muda Indonesia,
Gerakan Pramuka memiliki peran penting dalam mewujudkan generasi
yang tangguh, berbudi luhur dengan mengedepankan semangat
persatuan dan kesatuan serta cinta tanah air yang lebih ditujukan pada
setiap kegiatannya.

B. Saran

Saran yang bisa penulis berikan Perlu adanya metode


penilitian lebih lanjut akan upaya peningkatan dikusi terhadap pemuda
sebagai salah satu cara memaksimalakan potensi genarasi untuk
mengetahui apa-apa yang terdapan di gerakan kepanduan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.smpmariaplg.sch.id/blog/read-post/23/2017/02/peran-kepramukaan-
dalam-pendidikan-karakter-siswa

https://id.scribd.com/presentation/448321857/PERAN-FUNGSI-DAN-TUGAS-
ANGGOTA-DEWASA-GP

https://www.gurusiana.id/read/dedibambangsujana/article/memahamhttps://
media.alkhairaat.id/tuntutan-serta-solusi-bagi-seorang-pembina-pramuka/i-peserta-
didik-dan-kebutuhannya-1042100

Anda mungkin juga menyukai