Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS

Dosen Pengampu : Ilham S.Pd., M.Pd

Kelompok 1

Ashari (105401122621)

Nurmila Sari Putri(105401122721)

Putri Nial (105401122821)

Nurfadhilah Wulandary Faizal (105401122921)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

Keterampilan dan Kemampuan Dasar Menulis

Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Fitri selaku dosen pengampu yang

telah memberikan kami tugas dan membantu kami baik secara moral maupun

materi. Terima kasih juga kepada teman-teman sekelompok yang telah berkerja

sama dalam mengerjakan tugas ini sehingga dapat diselesaikan dengan tepat

waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca agar menjadi acuan bagi kami agar menjadi lebih baik lagi di masa

mendatang.

Makassar, 0 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Menulis.......................................................................................3
B. Menulis sebagai proses.................................................................................4
C. Tujuan, Manfaat, dan Aspek Menulis...........................................................5
D. Penggunaan Kata, Kalimat , Ejaan................................................................8
BAB III..................................................................................................................27
PENUTUP..............................................................................................................27
A. Kesimpulan.................................................................................................27
B. Saran............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu

dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa juga dikatakan sebagai satuan ujaran

yang dihasilkan oleh alat ucap manusia sebagai lambang bunyi yang bersifat

arbitrer dan memiliki satuan arti yang lengkap.

Dengan bahasa itulah manusia dapat saling berinteraksi satu sama

lainnya. Interaksi itu sendiri adalah berkomunikasi. Komunikasi dapat

dilakukan dengan cara lisan dan tulisan. Komunikasi yang dilakukan secara

lisan berarti seseorang itu dapat langsung menyampaikan pesan kepada lawan

bicaranya sehingga pesan langsung sampai kepada yang dituju, sedangkan

secara tulisan lebih cenderung terstruktur dan teratur karena pesan yang akan

disampaikan kepada penerima pesan dan waktunya pun cenderung lebih

lama, namun isi pesan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian menulis?

2. Bagaimana tujuan,manfaat dan aspek menulis?

3. Bagaimana penggunaan kata, kalimat kata, dan ejaan kata?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian menulis.

2. Untuk mengetahui tujuan, manfaat, dan aspek menulis.

3. Untuk mengetahui penggunaan kata, kalimat kata, dan ejaan ka

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian

pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan

bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan

beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran

atau media, dan pembaca.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam

bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau

menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan

atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun

ada pendapat yang mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian

yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang

sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses

kreatif yang berjenis nonilmiah.

Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf

menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga

orang lain dapat memahaminnya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi

antarpenulis dan pembaca dengan baik.

Marwoto (1987:19) menjelaskan bahwa menulis adalah

mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa.

Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si

2
3

penulis mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan

lancar. Skemata itu sendiri adalah pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia

menulis.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat disimpul kan bahwa

menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam

bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan menulis

terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/

tanda/tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata

membentuk kelompok kata atau kalimat. kumpulan kalimat membentuk

paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk wacana/karangan yang utuh dan

bermakna.

B. Menulis sebagai proses

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara

berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat) (Supriadi,

1997). Dalam hal ini, menulis merupakan proses penyampaian informasi

secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan menggunakan cara

berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak terpusat pada satu pemecahan

masalah saja. Dengan demikian, penulis dapat menghasilkan berbagai bentuk

dan warna tulisan secara kreatif sesuai dengan tujuan dan sasaran tulisannya.
4

Menulis dalam prosesnya akan menggunakan kedua belahan otak.

Menulis adalah sebuah proses mengkait-kaitkan antara kata, kalimat, paragraf

maupun antara bab secara logis agar dapat dipahami. Proses ini mendorong

seorang penulis harus berpikir secara sistematis dan logis sekaligus kreatif.

C. Tujuan, Manfaat, dan Aspek Menulis

Sebelum membuat tulisan, penulis harus mempunyai tujuan dan

manfaat dari keterampilan menulis, hal ini dapat digunakan sebagai acuan

atau target penulis dalam menyelesaikan karya tulis yang dibuatnya. Kegiatan

menulis dilakukan dengan berbagai tujuan.. Menulis mempunyai empat

tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada

pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk menghasilkan karya tulis

(Lestari, 2009).

Sementara itu, tujuan menulis karena berawal dari faktor pentingnya

menulis itu sendiri. Pertama, Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari

diri kita sendiri atau timbul secara spontan dari hati nurani kita. Misalnya

kurangnya minat menulis para pelajar, Kesulitan menuangkan ide dan karena

malas membaca (jika seseorang sudah tidak tertarik untuk membaca maka

sulit). Kedua, Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar atau

lingkungan sekitar. Kita sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari

interaksi dengan sesama, baik langsung maupun dengan alat komunikasi

lainnya seperti: handphone dan surat.

Pada prinsipnya fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat

komunikasi yang tidak langsung. Maksud dan tujuan menulis yang


5

dimaksudkan adalah respons atau jawaban yang diharapkan dapat diperoleh

dari pembaca, atau perubahan yang diharapkan akan terjadi pada diri

pembaca.

Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, dalam

komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu:

1. Penulis sebagai penyampai pesan,

2. Pesan atau isi tulisan,

3. Saluran atau media berupa tulisan, dan

4. Pembaca sebagai penerima pesan.

Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan

ini, di antaranya adalah:

1. Peningkatan kecerdasan,

2. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas,

3. Penumbuhan keberanian, dan

4. Pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Menulis tidak dapat dilakukan seperti membalikkan kedua telapak

tangan. Tetapi, menulis harus melalui proses. Meskipun demikian, masih

banyak masyarakat mempercayai mitos tentang menulis. Di antara mitos

tersebut adalah:

1. Menulis itu mudah. Teori menulis atau mengarang, memang mudah, dan

gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori,

melainkan keterampilan. Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori

hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang dalam


6

mengarang. Seseorang tanpa dilibatkan langsung dalam kegiatan dan

latihan menulis, tidak akan pernah mampu menulis dengan baik.

2. Kemampuan menggunakan unsur mekanik tulisan inti dari menulis.

Seseorang perlu memiliki keterampilan mekanik seperti penggunaan ejaan,

pemilihann kata, pengkalimatan, pengalineaan, dan pewacanaan dalam

mengarang. Namun, kemampuan mekanik saja tidak cukup, karangan

harus mengandung ide, gagasan, perasaan, atau informasi yang akan

diungkapkan penulis kepada orang lain.

3. Menulis itu harus sekali jadi tidak banyak orang yang dapat menulis sekali

jadi. Bahkan, penulis profesional sekalipun. Menulis merupakan sebuah

proses. Proses yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan, serta

penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan.

4. Orang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis dapat mengajarkan

menulis. Seseorang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis tidak

akan mungkin dapat mengajarkan seseorang menulis. Seseorang yang

akan mengajarkan menulis harus dapat menunjukkan kepada muridnya

manfaat dan nikmatnya menulis. Dia pun harus dapat mendemonstrasikan

apa dan bagaimana mengarang.

Unsur-unsur dalam menulis minimal mencapai empat aspek, yaitu (1)

aspek gagasan yang akan disampaikan yang berupa topik masalah, (2) aspek

tulisan yang berbentuk jenis karangan, sebagai gaya cara menulis karangan

narasi, deskripsi, argumentasi, persuasi, atau eksposisi agar pembaca dapat

mencerna tulisannya, (3) aspek keterpaduan antarparagraf agar tidak tumpang


7

tindih pembahasannya, dan (4) aspek bahasa memilih diksi yang tepat dan

gaya bahasa.

D. Penggunaan Kata, Kalimat , Ejaan

1. Penggunaan kata

Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu Bahasa yang

mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata

terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan

kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.

Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata

dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata

yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan.

Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau

imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan),

maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau

bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian

sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang

berbeda membentuk suatu arti baru.

Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi

menjadi tujuh kategori, yaitu:

a. Nomina (kata benda) adalah nama dari seseorang, tempat, atau semua

benda dan segala yang dibendakan. Kata benda menurut wujudnya

dibagi sebagai berikut.


8

1) Kata benda konkret (berwujud) adalah kata benda yang wujud

bendanya kelihatan, tampak dan dapat ditangkap oleh panca indra.

Contoh: meja, kursi, pensil, piring, dan sebagainya.

2) Kata benda abstrak (tak berwujud) adalah kata benda yang wujud

bendanya tidak kelihatan, tidak tampak dan tidak dapat ditangkap

oleh panca indra. Contoh: faham [watak, kelakuan, kesopanan, dan

sebagainya.

b. Verba (kata kerja) adalah kata yang menyatakan suatu tindakan atau

pengertian dinamis

1) Kata kerja transitif adalah kata kerja yang membutuhkan kehadiran

objek dibelakangnya. Contoh: menyebabkan (men + sebab + -kan).

Kalimatnya: Serangan hama tersebut menyebabkan kematian 100%

pada varietas hibrida.

Kata kerja transitif dapat dibedakan (terjadinya) kedalam 7

bentuk kata kerja yaitu:

a) Kata kerja tak berimbuhan. Contoh: minta izin, makan roti, dan

sebagainya.

b) Kata kerja berimbuhan berupa awalan me. Contoh: menangkap

pencopet, menembak burung, dan sebagainya.

c) Kata kerja berimbuhan "me-kan". Contoh: merapikan rambut,

melepaskan tali, dan sebagainya.


9

d) Kata kerja berimbuhan "memper-kan".Contoh: memperebutkan

kekuasaan, mempermainkan bola.

e) Kata kerja berimbuhan "me-1". Contoh: mengawasi pekerjaan,

merestui perkawinan.

f) Kata kerja berimbuhan "memper-".Contoh memperbaiki

sepeda, memperingati hari kelahiran

g) Kata kerja berimbuhan "memper". Contoh memperdalam ilmu,

mempertebal iman.

2) Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan

kehadiran objek dibelakangnya. Contoh: menangis (men + tangis).

Kalimatnya: Adik menangis di kamarnya.

Kata kerja intransitif dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

a) Kata kerja intransitif yang berimbuhan. Contoh:

Adik menangis.

Kakak menari.

b) Kata kerja intransitif yang kata kerjanya berbentuk kata kerja

aus (tak berimbuhan). Contoh:

Saya makan

Adik pergi.

c. Adjektiva (kata sifat) adalah kata keadaan yang lebih khusus karena

erat hubungannya dengan benda yang diterangkan. Contoh,

1) Putih bersih, merah padam, sunyi, gelap, hiruk pikuk, kacau balau,

dan sebagainya:
10

2) Terbagus, terbaik, tertinggi, kecil, besar, keras, lunak, dan

sebagainya:

3) Pemberani, penakut, dermawan, budiman, pemarah, dan

sebagainya.

Kata keadaan yang erat hubungannya dengan benda yang

diterangkannya dan sifatnya adalah abadi akan lebih digolongkan

sebagai kata sifat. Contoh:

1) Api panas, di sini panas adalah sifat yang abadi dari pada api

sehingga panas itu merupakan kata sifat.

2) Es dingin, disini kata dingin adalah merupakan kata sifat.

d. Adverbis (kata keterangan) adalah semua kata yang memberikan

keterangan kepada selain kata benda. Kata keterangan tersebut dapat

dibedakan seperti dibawah ini.

1) Kata Keterangan Tempat adalah segala macam kata ini memberi

penjelasan atas berlangsungnya suatu peristiwa atau perbuatan

dalam suatu ruang. Keterangan ini cocok untuk menjawab

pertanyaan di mana, dari mana, ke mana, dan melalui mana.

Contoh: di sini, di situ, di sana, ke mari, ke sana, di rumah, di

bandung, dari jakarta dan lain-lain.

2) Kata Keterangan Tujuan adalah keterangan yang menerangkan

hasil atau tujuan dari suatu proses. Tujuan itu pada hakekatnya

adalah suatu akibat, tetapi akibat yang sengaja dicapai atau

memang dikehendaki demikian. Kata-kata yang menyatakan


11

keterangan tujuan adalah: supaya, agar, agar supaya, hendak,

untuk, guna, buat.

3) Kata Keterangan Keadaan adalah keterangan yang menyatakan

perihal keadaan tentang peristiwa atau kejadian. Contoh:

a) Ia berkata beriba hati kepada ayahnya.

b) Masri taunduk kemalu-maluan dihadapan ayah bundanya.

c) Dengan lemah-lembut Ibu itu memberikan nasihat kepada

anaknya.

4) Kata Keterangan Kesungguhan adalah keterangan yang

menyatakan taraf kepastian terjadinya peristiwa atau kejadian.

Sebagaimana yang kita ketahui, terjadinya suatu peristiwa itu,

suatu hal yang pasti terjadi, tidak terjadi, mungkin terjadi,

diharapkan terjadi. Oleh karena itu ada bermacam-macam

keterangan sungguhan sebagai berikut.

a) Kepastian. Dinyatakan dengan kata-kata sungguh, tentu, pasti,

sesungguhnya, sebenarnya, tak dapat tidak, dan sebagainya.

b) Ingkar. Dinyatakan dengan kata-kata: tak, tidak, tiada,tak usah,

usahkan, jangan, dan sebagainya.

c) Keraguan-raguan. Dinyatakan dengan kata-kata : mungkin,

boleh jadi, barang kali, rupa-rupanya, dan sebagainya.

sebagainya.

d) Pengharapan. Dinyatakan dengan kata-kata: semoga, moga-

moga, mudah-mudahan, sudilah kiranya, dan


12

e. Pronomina (kata ganti) adalah kata yang menggantikan kata benda atau

kata lain yang tidak disebut. Kata ganti menurut sifat dan fungsinya

dapat dibedakan sebagai berikut.

1) Kata Ganti Orang (Pronomina Personalia) adalah kata ganti yang

berfungsi sebagai pengganti orang yang telah disebut atau dikenal.

Adapun jenis-jenis kata ganti orang adalah sebagai berikut:

a) Kata ganti orang ke-I (si pembicara).

(1) Tunggal : aku, saya, daku,hamba, beta.

(2) Jamak: kami, kita.

b) Kata ganti orang ke-II (orang yang diajak bicara).

(1) Tunggal : engkau, kamu,Paduka, tuan, yang mulia,

saudara,ibu, bapak dan lain-lain.

(2) Jamak :kamu, kalian, kamu sekalian, anda sekalian.

c) Kata ganti orang ke-III (orang yang dibicarakan).

(1) Tunggal : dia, beliau, ia. Untuk orang yang sudah

meninggal yaitu mendiang almarhum atau almarhumah.

(2) Jamak: mereka.

2) Kata ganti mempunya (Pronomina Possessiva) adalah segala kata

yang menggantikan kata ganti orang dalam kedudukan sebagai

pemilik -ku, - mu, -nya, kami, kamu, mereka. Dalam fungsinya

sebagai pemilik, kata kata ini mengambil bentuk ringkas dan

dirangkaikan saja di belakang kata yang diterangkan disebut

sebagai bentuk enklitis. Contoh:


13

Pensilku = Pensil aku

Pensilmu pensil kamu = Pensil kamu

Apabila bentuk ringkas itu dirangkaikan di depan sebuah kata,

disebut proklitis. Contoh: kupinjam, kau pinjam.

3) Kata ganti penunjuk (Pronomina Demonstrativa) adalah kata yang

menunjuk di mana terdapat sesuatu benda. Dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

a) Kata ganti penunjuk dekat. Contoh: ini, disini, kemari, kesini

b) Kata ganti penunjuk jauh. Contoh: itu, disitu, kesana, kesitu.

4) Kata Ganti Penghubung (Pronomina Relativa) adalah kata ganti

yang mempunyai fungsi sebagai pengantar atau penghubung anak

kalimat. Contoh: yang.

5) Kata Ganti Penanya (Pronomina Interrogativa) adalah kata ganti

yang berfungsi untuk menanyakan benda, waktu, tempat, atau

keadaan.

a) Kata ganti penanya benda. Contoh apa, siapa, mana,yang mana.

b) Kata ganti penanya waktu. Contoh: bila, bilamana, apabila,

kapan.

c) Kata ganti penanya tempat. Contoh: dimana, kemana.

darimana.

d) Kata ganti penanya keadaan. Contoh: berapa. bagaimana,

mengapa
14

f. Numeralia (kata bilangan) adalah kata yang menyatakan jumlah benda

atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan. Menurut

sifatnya kata bilangan dapat dibagi sebagai berikut.

1) Kata bilangan utama (numeralia cardinalia) adalah kata bilangan

yang menyatakan satuan jumlah angka. Contoh: satu, dua, tiga,

empat, seratus, seribu, dan sebagainya.

2) Kata bilangan tingkat (numeralia ordinalia) adalah kata bilangan

yang menunjukan susunan atau tingkatan Contoh: pertama, kedua,

ketiga, kelima, kesepuluh, dan sebagainya.

3) Kata bilangan tak tentu adalah kata bilangan yang menyatakan

jumlah dari sesuatu yang relatif dan satuan hitungnya tidak tentu.

Contoh: beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya.

4) Kata bantu bilangan adalah kata bilangan pelengkap, membantu

suatu bentuk satuan dari sesuatu objeknya. Contoh: sehelai,

secarik, sepotong dan sebagainya.

g. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan

peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:

1) Preposisi (kata depan) merupakan kata yang menghubungkan kata

benda dengan kata yang lain serta menentukan sekali sifat

perhubungannya. Dan pada dasarnya kata depan tersebut erat

hubungannya dengan kedudukan, arah, maupun tujuan. Hal ini

dapat dilihat pada kata depan sejati.

a) Kata depan sejati. Contoh: di, ke,


15

b) Kata depan majemuk. Contoh: di atas, ke sana, ke bawah, dari

mana, dan sebagainya.

c) Kata depan yang lain. Contoh: bagi, pada, untuk, sebab, serta,

sampai, demi dan sebagainya.

2. Penggunaan Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang

dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah

satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik

dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan

dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan

intonasi akhir.

Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai

dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan

kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk

menyatakan pertanyaan dan tanda seru (1) untuk menyatakan kalimat

perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan

maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P).

Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah

kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa

dengan kalimat. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu

pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta
16

satu keterangan (jika perlu). Kalimat tunggal dapat berupa semboyan,

salam, perintah, pertanyaan, ajakan. jawaban, seruan, larangan, sapaan

dan kekaguman Comoh kalimat tunggal:

 Selamat sore

 Silakan Masuk!

 Kapan menikah?

 Hei,

b. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola

kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan

anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu

dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi

di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.

Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang

berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara

melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat

majemuk adalah:

 Kalimat Majemuk Setara

 Kalimat Majemuk Rapatan

 Kalimat Majemuk Bertingkat

 Kalimat Majemuk Campuran

1) Kalimat Majemuk Setara


17

Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat

atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau

sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat

majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:

Tabel 1. Kalimat Majemuk Setara

Jenis Kongjungsi

Penggabungan Dan

Penguatan penegasan Bahkan

Pemilihan Atau

Berlawanan Sedangkan

Urutan waktu Kemudian, lalu, lantas

Contoh:

 Lisa pergi ke Pasar. (Kalimat Tunggal)

 Gio berangkat ke bengkel. (Kalimat Tunggal)

 Lisa pergi ke Pasar sedangkan Fadilah berangkat ke

Bengkel (KalimatMajemuk)

 Fadilah berangkat ke Bengkel sedangkan Lisa pergi ke

Pasar. (Kalimat Majemuk)

2) Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat

tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka

bagian yang sama hanya disebutkan sekali.


18

Contoh:

 Pekerjaannya hanya makan. (Kalimat Tunggal 1)

 Pekerjaannya hanya tidur. (Kalimat Tunggal 2)

 Pekerjaannya hanya merokok. (Kalimat Tunggal 3)

 Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (Kalimat

Majemuk Rapatan).

3) Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua

kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di

dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat

dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang

terdapat pada induk kalimat.

Berdasarkan kata penghubungiya (konjungsi), kalimat

majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni:

Tabel 2. Kalimat Majemuk Bertingkat

Jenis Kongjungsi

Syarat Jika, kalau, manakala,andaikata,

asal(kan)

Tujuan Agar, supaya, biar

Perlawanan (Konsesif) Walaupun, kendati(pun), biarpun

Penyebaban Sebab, karena, oleh karena

Pengakibatan Maka, sehingga

Cara Dengan, tanpa


19

Alat Dengan, tanpa

Perbandingan Seperti, bagaikan, alih-alih

Penjelasan Bahwa

Kenyataan Padahal

Contoh:

 Kemarin Ayah mencuci motor. (Induk Kalimat)

 Ketika matahari berada diufuk Timur. (Anak Kalimat sebagai

pengganti keterangan waktu)

 Ketika matahari berada diufuk Timur, Ayah mencuci

motor. (Kalimat Majemuk Bertingkat cara 1)

 Ayah mencuci motor ketika matahari berada diufuk Timur.

(Kalimat Majemuk Bertingkat cara 2)

4) Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat

majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-

kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Contoh:

 Denver bermain dengan Taufik. (Kalimat Tunggal 1)

 Ariena membaca buku di kamar kemarin. (Kalimat Tunggal 2,

Induk Kalimat)
20

 Ketika aku datang ke rumahnya. (Anak Kalimat sebagai

pengganti keterangan waktu)

 Denver bermain dengan Taufik, dan Rina membaca buku di

kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (Kalimat Majemuk

Campuran)

3. Penggunaan Ejaan

a. Pengertiaan ejaan

Dalam buku Konsep Dasar Bahasa Indonesia (2019) karya

Yunus Abidin, ejaan merupakan aturan yang melambangkan bunyi

bahasa menjadi bentuk huruf, kata serta kalimat. Ejaan juga bisa

diartikan sebagai kumpulan peraturan penulisan huruf, kata serta

penggunaan tanda baca. Mengutip dari buku Esai Penerapan Ejaan

Bahasa Indonesia (2020) karya Widya Fitriantiwi, yang dimaksud

ejaan adalah kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa supaya

keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat tercapai.

b. Fungsi Ejaan

Menurut Siti Mutmainah dalam buku Bahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi (2019), ejaan harus diterapkan dalam penulisan

bahasa. Ejaan memiliki sejumlah fungsi penting, yaitu:

1) Landasan pembakuan tata bahasa

2) Penggunaan ejaan dalam penulisan bahasa akan membuat tata

bahasayang digunakan semakin baku.


21

3) Landasan pembakuan kosa kata serta istilah Tidak hanya membuat

tata bahasa semakin baku, ejaan juga membuat pemilihan kosa

kata dan istilah mennadi lebih baku.

4) Penyaring masuknya unsur bahasa lain ke bahasa Indonesia Ejaan

juga memiliki fungsi penting sebagai penyaring bahasa lain ke

bahasa Indonesia. Sehingga dalam penulisannya tidak akan

menghilangkan makna aslinya.

5) Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi

Penggunaan ejaan akan membuat penulisan bahasa lebih teratur.

Hal ini membuat pembaca semakin mudah dalam memahami

informasi yang disampaikan secara tertulis

c. Penulisan Ejaan

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

penulisan ejaan mencakup beberapa hal, yaitu:

1) Penulisan huruf abjad

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf abjad terdiri atas

huruf A, B,C,D,E,F,G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V,

W, X, Y, Z. Huruf abjad ini bisa ditulis dalam bentuk huruf

kapital maupun tidak, tergantung pada pemakaian dan tujuan

penggunaannya.

2) Penulisan huruf vokal


22

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf vokal terdiri atas

huruf a, i, u, e, o. Sama seperti huruf abjad, huruf vokal juga bisa

ditulis dalam huruf kapital atau tidak.

3) Penulisan huruf konsonan

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf konsonan adalah

huruf yang tidak termasuk huruf vokal, yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l,

m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z Penulisan kapital atau tidaknya juga

bergantung pada pemakaian dan tujuan penggunaannya.

4) Penulisan Horuf diftong

Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong merupakan

dua vokal yang diucapkan bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai,

au, oi. Contoh katanya ialah 'santai, 'pulau, 'survei, dan 'kalian

5) Penulisan gabungan huruf konsonan

Dalam ejaan bahasa Indonesia, penulisan gabungan huruf

konsonan berarti dua huruf konsonan dijadikan satu, seperti kh,

ny, sy, ng contoh katanya ikhtisar', 'nyata', 'syarat, dan 'ngarai'.

6) Penulisan pemenggalan kata

Dalam ejaan bahasa Indonesia, pemenggalan kata sering

dilakukan jika:

a) Ada huruf vokal yang berurutan dan terletak di tengah kata.

Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokalnya.

Contoh kata 'aula' jika dipenggal menjadi 'au-la'.


23

b) Ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan di

antara dua huruf vokal, yang terletak di tengah kata

Pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Contohnya

kata 'ba-pak, dan 'mu-ta-khir",

c) Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang terletak di

tengah kata. Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf

konsonan. Contohnya 'man di, dan 'makh-luk

d) Ada tiga huruf konsonan atau lebih yang terletak di tengah

kata. Pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan

pertama dan kedua, Contohnya 'in-stru-men'

d. Pemakaian Ejaan

1) Huruf kapital

Penggunaan huruf kapital bisa dari huruf vokal ataupun

huruf konsonan. Berikut beberapa contoh pemakaiannya:

a) Huruf kapital dipakai di awal kalimat. Contohnya: 'Aku lapar

b) Huruf kapital dipakai di awal petikan langsung. Contohnya:

'Jinnie berkata, "Besok aku tidak masuk sekolah" kepadaku.

c) Huruf kapital dipakai di huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan serta Kitab Suci, termasuk

kata ganti untuk Tuhan. Contohnya: 'Allah', 'Yang Mahakuasa',

'Islam', 'Alkitab', dan lainnya.


24

d) Huruf kapital dipakai di huruf pertama gelar kehormatan,

keturunan dan keagamaan. Contohnya 'Sultan Hasanuddin',

'Haji Agus Salim'.

e) Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama jabatan

atau pangkat. Contohnya 'Presiden Jokowi'.

f) Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama orang.

Contohnya 'Ed Sheeran.

g) Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama bangsa, suku dan

bahasa. Contohnya: 'bahasa Indonesia', 'Bangsa Indonesia'

h) Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama tahun, bulan,

hari, hari raya dan peristiwa sejarah Contohnya: tahun Masehi,

bulan Juni', 'hari Natal.

i) Huruf kapital di pakai di huruf pertama nama geografi.

Contohny Asia Tenggara

2) Huruf miring

Berikut beberapa contoh pemakaiannya:

a) Huruf miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan

surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contohnya 'Majalah

Bahasa'.

b) Huruf miring dipakai untuk menegaskan kata. Contohnya:

'Huruf pertama kata aku adalah a.

c) Huruf miring dipakai di nama ilmiah. Contohnya 'Politik

devide et impera
25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian

pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan

bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan

beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran

atau media, dan pembaca. Menulis dalam prosesnya akan menggunakan

kedua belahan otak. Menulis merupakan sebuah proses mengkait-kaitkan

antara kata, kalimat, paragraf maupun antara bab secara logis agar dapat

dipahami. Proses ini mendorong seorang penulis harus berpikir secara

sistematis dan logis sekaligus kreatif.

Pada prinsipnya fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat

komunikasi yang tidak langsung. Maksud dan tujuan menulis yang

dimaksudkan adalah respons atau jawaban yang diharapkan dapat diperoleh

dari pembaca, atau perubahan yang diharapkan akan terjadi pada diri

pembaca.

B. Saran

Kami menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan

yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan

adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.

26
DAFTAR PUSTAKA

Dalman. (2016). Keterampilan Menulis. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Munirah. (2015). Pengembangan Menulis Pragraf. Yogyakarta: Deepublish.

Tri Hatmo, K. (2021). Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jawa Tengah:

Lakeisha.

a.       Sikap pengajar terhadap pembelajar dalam bentuk penampilan diri secara


wajar,
penerimaan diri, dan rasa empati. Ide ini diperkuat oleh pendapat Girrot bahwa
komunikasi yang interaktif perlu diselenggarakan oleh pengajar yang berorientasi
pada pembelajar. Menurut Glosser, penciptaan iklim sosio emosional terjadi bila
tcrdapat keterlibatan pengajar dalam suasana belajar itu untuk mengembangkan

27
tanggung jawab sosial dan merasa dirinya “berarti” bagi orang lain. Bagi mereka
yang melakukan perilaku menyimpang hendaknya dibantu untuk memperbaiki
diri. Salah satu saran dan Glosser untuk mengatasi masalah kelas/kelompok
hendaknya melalui pertemuan kelas untuk memecahkan masalah sosial.
Pandangan Dreikurs terhadap iklim sosio emosional adalah : pentingnya
suasana kelas yang demokratis pengajar, pengajar dan pembelajar bersama
sama mewujudkan tanggung jawab terhadap kelas demi kelancaran belajar
mengajar. pemikiran dan kewaspadaan terhadap pengaruh akibat-akibat tertentu
baik akibat alamiah dan akibat logis.

b.      Dengan pendekatan iklim sosio emosional ini pembelajar dipandang sebagai


“keseluruhan pribadi yang sedang berkembang”, bukan semata-mata sebagai
seorang yang mempelajari pelajaran tertentu saja. Anggaran dasar dari
pengelolaan kelas ini bahwa :

1)      Kegiatan pembelajar di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu.

2)      Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki oleh
sistem sosial lainnya.

5.         Pendekatan Kerja Kelompok


Bentuk lain pendekatan manajemen kelas adalah pendekatan kerja
kelompok. Pada pendekatan kerja kelompok, guru berperan sebagai pendorong
terciptanya kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok
memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif. Agar kelompok-
kelompok siswa menjadi produktif dalam melakukan proses pembelajarannya
maka guru juga dituntut untuk bisa memelihara kondisi itu agar tetap baik.
Kondisi kelas yang baik menurut pendekatan kelompok kerja adalah tampaknya
kemampuan guru dalam mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi
konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan kelas. Tujuan utama dari
pendekatan proses kelompok ini ialah membantu kelompok bertanggung jawab
atas perbuatan kelompok anggota-anggotanya dalam kegiatan

28

Anda mungkin juga menyukai