Anda di halaman 1dari 17

KETERAMPILAN MENULIS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Nama Anggota :
1. Vera Febrianti (2022143175)
2. Miftahul Jannah (2022143171)
3. Armila (2022143164)
4. Jingga Hermalia Putri (2022143181)
5. Putu Eka Lestari (2022143163)
6. Hidayatus Shopiyan (2022143162)

Dosen pengampuh : Aldora Pratama, M.Pd


Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmatNya makalah yang berjudul Keterampilan Menulis ini dapat kami selesaikan tepat
pada waktunya makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aldora Pratama M.Pd dosen Mata
Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia SD dan kami ucapkan terima kasih juga kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, kami terima
dengan senang hati namun dibalik ketidak sempurnaan makalah ini masih tersimpan sebuah
harapan semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Palembang, 4 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3. Tujuan ..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. Pengertian dan Manfaat Menulis..................................................................................3
2.2. Jenis-Jenis Menulis.......................................................................................................4
2.3. Syarat-syarat Peragraph yang Baik...............................................................................5
2.4. Kendala Menulis dan Cara Mengatasinya....................................................................6
2.5. Kemampan Dasar dalam Kegiatan Menulis.................................................................6
2.6. Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Menulis..............................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................12
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................12
3.2. Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegitan pembelajaran dan
merangsang keterampilan siswa dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapanya
banyak orang mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis.
Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pengajaran dengan cara yag terlalu kaku
sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis itu sulit. Belum banyak guru yang bisa
menyunguhkan materi pelajaran dengan cara yang tepat dan menarik.

Sesecang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak
berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menuis, mereka juga
mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat, terbatasnya kosakatan yang dimiliki dan
kurangnya imijinasi atau kreatifitas untuk berpikir saat menulis. Ketidaksukaan tak lepas
dari pengaruh lingkungan, keluarga, dan masyarakatnya. serta pengalam pembelajaran
menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat.

Keterampilan menulis tidak akan datang secara optimis tetapi harus melalui latihan,
praktik yang banyak, dan teratur. Pembelajaran menulis di sekolah sebagai wadah untuk
mnegembangkan potensi siswa dalam hal tulis menulis pada diri siswa. Guru dalam hal
ini tidak saja berperan untuk mentransmisikan dan mengembangkan pengetahuan serta
keterampilan, tetapi juga nilai yang berkenan dengan keterampilan menulis serta
menumbuhkan budaya tulis menulis pada siswa.

1.2. Rumusan Makalah


Agar makalah yang kami bahas tidak terlalu luas, maka kami membatasi rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan manfaat menulis?
2. Apa jenis-jenis menulis?
3. Apa syarat-syarat paragraph yang baik?
4. Apa kendala menulis dan cara mengatasinya?
5. Apa kemampuan dasar dalam kegiatan menulis?
6. Apa kemampuan lanjut dalam kegiatan menulis?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan manfaat menulis
2. Untuk mengetahui apa jenis jenis menulis
3. Untuk mengetahui syarat-syarat paragraph yang baik
4. Untuk mengetahui kendala menulis dan cara mengatasinya

1
5. Untuk mengetahui kemampuan dasar dalam kegiatan menulis
6. Untuk mengetahui kemampuan lanjut dalam kegiatan menulis

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Manfaat Menulis


Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresit. Menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang, schingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Pada prinsipnya, fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir.
Menulis dapat membantu dalam proses pembelajaran kritis, memperdalam daya tanggap atau
persepsi, membantu menjelaskan pikiran, dan sebagainya.
Selain itu, menulis juga merupakan aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa
sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna
dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu
proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan simbol-
simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama.
Dalam hakikatnya, menulis menurut Hayon adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan
perihal menulis. Menulis ada hubungannya dengan orang menulis, bahan yang ditulis, dan
masyarakat sebagai sarana pembaca. Itulah dunia kepenulisan yang saling berkaitan satu
sama lain. Selanjutnya menurut Suparno dan Yunus menulis adalah kegiatan penyampaian
pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Kemudian Wiyanto
juga menambahkan bahwa menulis adalah mengungkapkan gagasan secara tertulis.
Dari semua pendapat tersebut dapat disimpilkan bahwa menulis merupakan kegiatan yang
mempunyai banyak komponen mulai dari hal yang sederhana, seperti memilih kata, merakit
kalimat, sampai ke hal hal yang rumit yaitu merakit paragraf sampai menjadi wacana yang
utuh.
Beberapa Manfaat yang Didapatkan Saat Menulis adalah Sebagai Berikut:
 Menulis berarti menciptakan jembatan berkomunikasi dengan diri sendiri maupun orang
lain.
 Kebiasaan menulis akan mengasah dan mempertajam kemampuan diri sendiri dalam berb
ahasa tulis.
 Dengan menulis akan membantu mencegah masalah kepikunan.
 Menulis dapat mencegah daya nalar dan daya ingat seseorang.
 Melatih ketajaman untuk berkonsentrasi.
 Menulis kreatif akan menjadi sumber penghasilan.
 Aktivitas menulis dapat memperbanyak teman dan sahabat.
 Menulis adalah sarana aktualisasi diri seseorang.

3
 Kegiatan menulis mendatangkan kepuasan batin.
 Menulis akan menambah pengetahuan dan wawasan seseorang.

2.2. Jenis-Jenis Menulis


Uraian jenis-jenis kegiatan menulis di atas menunjukkan kepada guru bahasa Indonesia
ada banyak pilihan dalam merencanakan pembelajaran keterampilan menulis, di bawah ini
dijelaskan secara singkat jenis-jenis tulisan berdasarkan isi tulisan.

1. Menulis Deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata atas suatu benda,
tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi melalui tulisannya mengharapkan
pembaca dapat melihat, mendengar, mencium bau, mencicipi dan merasakan hal yang sama
dengan penulis. Deskripsi pada dasarnya merupakan hasil dari pengamatan melalui panca
indera yang disampaikan dengan kata-kata.

2. Menulis Narasi
Narasi pada dasamya adalah karangan atau tulisan yang berbentuk cerita. Seperti
kalau orang bercerita tentang "mengisi liburan sekolah", "mendaftarkan diri ke sekolah",
"pengalaman berkemah di hutan", "kecelakaan lalu lintas di jalan raya", atau "pertandingan
olahraga". Cerita itu tentunya didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Di
dalam peristiwa itu ada tokoh, mungkin tokoh itu adalah penulis sendiri, teman penulis, atau
orang lain, dan tokoh itu mengalami masalah atau konflik. Bisa saja dalam cerita itu
menghadirkan satu konflik atau serangkaian konflik yang dihadapi oleh tokoh dalam
ceritamu itu. Jadi, dalam sebuah narasi terdapat tiga unsur pokok, yaitu: peristiwa, tokoh, dan
konflik. Ketiga unsur itu diramu menjadi satu dalam sebuah jalinan yang disebut alur atau
plot. Dengan demikian, narasi adalah cerita berdasarkan alur. Sering juga narasi diartikan
sebagai cerita yang didasarkan pada kronologi waktu.

3. Menulis Eksposisi
Eksposisi/paparan merupakan tulisan hasil peninjauan terhadap suatu hal.
Penyampaian gagasan dilakukan secara analitis kronologis waktu maupun ruang. Tulisan
berjenis eksposisi biasanya merupakan bagian dari karangan ilmiah. Penulisan eksposisi
dilakukan dengan cara menyusun kerangka karangan yang memuat kata-kata kunci yang
didukung oleh penjelasan- penjelasan, contoh-contoh, ilustrasi, maupun bukti.

4. Menulis Argumentasi
Argumentasi dibentuk dari kata argumen yang berarti alasan. Paragraf argumentasi
adalah paragraf yang bertujuan untuk menyatakan kebenaran dengan didukung argumen atau
alasan yang sesuai. Termasuk dalam bentuk ini adalah tulisan yang bertujuan mengajak,
membujuk, dan mempengaruhi orang lain. Argumentasi sering pula dibedakan dengan
persuasi yang lebih bertujuan membujuk atau mempengaruhi orang lain, sementara
argumentasi diartikan sebagai tulisan yang isinya bersifat menyakinkan suatu hal kepada
orang lain terhadap suatu hal. Paragraf argumentasi dapat disusun dengan pola sebab-akibat.
Artinya, paragraf tersebut diawali dengan kalimat utama yang merupakan sebab dan diikuti
oleh beberapa akibat sebagai kalimat penjelasnya. Sebaliknya, paragraf argumentasi juga
4
dapat disusun dengan pola akibat sebab yang berarti paragraf tersebut diawali dengan akibat
yang merupakan kalimat utama dan diikuti oleh beberapa sebab sebagai kalimat penjelasnya.

2.3. Syarat-Syarat Pargraph yang Baik


Berikut adalah tiga syarat paragraf yang baik merujuk pada buku Think Smart Bahasa
Indonesia oleh Ismail Kusmayadi.
1. Pemilihan Kata Harus Tepat
Setiap kata memiliki pengaruh penting dalam sebuah paragraf. Oleh sebab itu, pilih
yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi penggunaannya.
Misalnya, untuk menyebut seseorang yang lebih tua atau yang dihormati, sebaiknya
menggunakan ‘beliau’, bukan ‘dia’. Apabila mengunjungi orang sakit, bisa menggunakan
kata ‘menjenguk’ atau ‘menengok’, bukan ‘melihat’.

2. Hubungan Kalimat Harus Logis


Dalam menyusun paragraf, perhatikan kelogisan hubungan kalimat yang
membentuknya. Artinya, informasi yang diberikan harus fokus pada topik yang dibicarakan.
Untuk mengeceknya, cobalah baca paragraf yang disusun. Kemudian pastikan apakah
hubungan kalimat dalam paragraf sudah masuk akal atau belum.

3. Kekompakan Hubungan Antarkalimat


Kalimat dalam sebuah paragraf tidak berdiri sendiri. Mereka harus memiliki
keterkaitan antara satu dan lainnya. Kekompakan atau kepaduan ini bisa dibangun dengan
menggunakan alat kohesi gramatikal seperti transisi, referensi, paralelisme, dan ellipsis. Bisa
juga dengan alat kohesi leksikal seperti sinonim, antonim, hiponim, dan repetisi. Setelah
mengetahui unsur dan syarat penyusunannya, akan lebih mudah untuk memahaminya jika
mengetahui contoh paragraf yang baik. Berikut dua contoh paragraf yang baik, dikutip dari
buku Cerdas Menulis Karya Ilmiah susunan Prof. Dr. Suyono dkk.
 Contoh 1:
Pendidikan di Kota Malang mengalami perkembangan pesat. Setiap tahun, jumlah
pelajar SMA/sederajat yang ingin melanjutkan kuliah di Kota Malang semakin meningkat.
Ada beberapa alasan pelajar ingin melanjutkan kuliah di Kota Malang. Alasan-alasan tersebut
diantaranya, letak Kota Malang yang strategis, jalur akses transportasi yang mudah, dan juga
perkembangan kualitas pendidikan.
 Contoh 2 :
Desa Balebrang memiliki ketersediaan minyak tanah sebagai sumber energi bahan
bakar. Masyarakat tidak mengalami kekurangan energi bahan bakar karena terdapat PT.
Pertamina di desa tersebut. Kontribusi minyak tanah pun mudah dan murah. Pendistribusian
minyak dari pemerintah ke desa-desa dilakukan melalui agen yang dipilih oleh pemerintah.
Agen distributor minyak harus memiliki persyaratan tertentu, salah sayunya adalah
memiliki tanah pribadi.

5
2.4. Kendala Menulis dan Cara Mengatasinya
Menulis adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan ketekunan untuk
menghasilkan tulisan. Berikut ini macam-macam kendala menulis yang seringkali dihadapi
dan cara mengatasinya diantaranya.
1. Topik apa yang ditulis?
Pertanyaan ini umum dialami oleh para penulis, sering kali kebingungan dalam
menentukan topik apa yang akan ditulis. Ketika menentukan topik sebenarnya bukanlah hal
yang rumit. Mulailah dari hal-hal yang diminati. Jangan menulis yang tidak diminati, karena
minat akan menentukan keberlanjutan dalam menulis. Ketika menulis topik tulisan usahakan
yang spesifik dan menarik pembaca.
2. Bagaimana mencari ide yang tepat?
Ide adalah rohnya menulis. Seringakali saat menulis kehabisan ide sehingga aktivitas
menulis menjadi terhenti. Proses menggali ide dalam meulis merupakan hal yang penting
dalam menulis. Untuk menggali ide bisa dilakukan dengan membaca berbagai referensi
terkini. Dari referensi yang terkini akan menghasilkan tulisan yang fresh untuk dinikmati oleh
para pembaca. Jika dari proses membaca belum menemukan ide maka belajarlah untuk
berpikir kritis padakeadaan yang ada di sekitar. Dengan berpikir kritis akan menemukan
banyak ide untuk dituliskaan.
3. Mulainya darimana?
Kendala besar yang dihadapi saat akan menulis adalah "darimana memulainya?"
Karena untuk mulai menulis ini membutuhkan tekad yang benar-benar kuat untuk
menghasilkan sebuat tulisan. Ketika masih bingung darimana menulisnya, maka tulislah apa
yang saat itu terlintas dipikiran.

2.5. Kemampuan Dasar dalam Kegiatan Menulis


Menulis adalah suatu proses berfikir dan menuangkan pikiran itu dalam bentuk
wacana (karangan). Kajian dan latihan yang akan kita lakukan guna memperoleh
keterampilan menulis menggunakan pendekatan "proses dari bawah ke atas". Dalam hal ini
kita mulai kajian dan latihan kita dari aspek menulis kebahasaan.

1. Menulis Kebahasaan
Berikut ini aspek pemilihan dan penulisan kata, kalimat dan penggunaan cjaan.
a. Pemakaian kata
Agar terampil dalam memilih kata-kata yang tepat yang akan dipakai dalam suatu tulisan
maka kita harus memahami terlebih dulu seluk-beluk kata dan maknanya serta berlatih,
menggunakannya untuk berbagai tujuan.

b. Sinonim dan antonym


Dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang memiliki
makna sama atau mirip. Contohnya:

6
 Cara, metode  Periksa, selidiki, teliti
 Besar, agung, raya  Lihat, pantau, observasi
 Sukar, sulit, pelik

Dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang memiliki
makna sama atau mirip. Contohnya:
 Cara, metode  Periksa, selidiki, teliti
 Besar, agung, raya  Lihat, pantau, observasi
 Sukar, sulit, pelik  Hati, kalbu

Kata-kata yang bersinonim ini ada yang dapat saling menggantikan dalam kalimat dan
ada pula yang tidak. Perhatikan contoh kata sukar, sulit, pelik. Kata tersebut merupakan kata
sinonim dan dapat saling mengganti penggunaanya dalam kalmat. Sedangkan pemilihan kata
yang berantonim kita perhatikan contoh kalimat berikut:

(1) Besar kecil, tua muda, kaya miskin berbondong-bondong datang ke Balai Desa
(2) Semua orang berbondong-bondong ke Balai Desa.

Kesan apa yang anda tangkap dari penggunaan kata-kata yang berantonim pada kalimat
(1) dibandingkan dengan penggunaan semua orang pada kalimat ke (2). Kalimat no (1) di
anggap lebih hidup dibandingkan kalimat (2) Karena kalimat (2) terlihat lebih netral.

c. Denotasi dan konotasi


Ketika kita mendiskusikan kata-kata yang bersinonim, kita mendapati terdapat dua atau
lebih kata yang memiliki makna lekstial yang sama, namun pemakaian kata-kata itu dalam
kalimat memberi kesan atau rasa yang berbeda. Oleh karena itu, kita dapat mengetahui bahwa
sebuah kata selain memiliki makna denotatif juga mempunyai makna kognotatif
tertentu. Perhatikan contoh berikut ini.

1) Sebagian besar penduduk di desa hidup dalam kemiskinan.


2) Sebagian besar penduduk di desa hidup dalam kemelaratan.

Kata kemiskinan dan kemelaratan memiliki makna yang sama, yaitu keadaan tidak
memiliki harta benda yang cukup untuk kebutuhan hidup minimum schari-hari. Meskipun
dalam kata kemiskinan terdapat pesan menyedihkan, tetapi tidak sekuat kesan yang
ditimbulkan oleh kata kemelaratan. Untuk itu, kita dapat mengatakan bahwa dalam kala
kemiskinan makna denotative yang ditonjolkan, sedangkan pada kata kemelaratan makna
konotatifnya yang ditonjolkan.

d. Kata umum dan khusus


Penggunaan kata umum dan kata khusus tergantung pada tujuan penulisan. Kata umum
cenderung digunakan untuk penulisan generalisasi- generalisasi, sedangkan tulisan-tulisan

7
yang diberikan kepada anak sebaiknya menggunakan kata-kata yang khusus supaya lebih
mudah mereka pahami.

e. Kata konkret dan kata abstrak


Kata abstrak mempunyai referent berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai
referent objek yang dapat diamati. Masjid, perahu, pisang, hitam, merah adalah kata-kata
konkret. Sedangkan ibadah, musyrik, transportasi, kebendaan, kejujuran adalah kata-kata
abstrak. Kata abstrak atau kata konkret yang sebaiknya digunakan dalam tulisan? Itu
tergantung tujuan dan siapa pembaca tulisan yang kita susun. Guna menyampaikan
generalisasi-generalisasi tentu kita memerlukan kata-kata abstrak, sedangkan untuk
menyampaikan contoh-contoh mungkin lebih banyak menggunakan kata-kata konkret.

f. Kata populer dan kata kajian


Istilah kata populer dipakai untuk merujuk pada kata-kata yang biasa dipakai dalam
komunikasi sehari-hari, sedangkan kata kajian merujuk pada kata-kata yang dipakai dalam
komunikasi ilmiah atau komunikasi profesi tertentu.
Contoh:
 Kata popular  Kecil
 kata kajian  karbon
 sampel  mikro
 Cara  Berarti
 Metode  signifikan
 Arang

Sedangkan yang penting bagi kita sebagai seorang penulis adalah kita dapat
menggunakan jenis kata yang tepat dalam menulis. Apabila kita menulis karangan ilmiah
yang ditujukan bagi kalangan akademis maka tentulah lebih tepat kita menggunakan kata-
kata kajian. Sedangkan tulisan itu ditujukan bagi pembaca untuk kalangan nonakademis tentu
saja pemakaian kata-kata dalam penulisan tersebut disesuaikan dengan kebiasaan komunikasi
mereka.

g. Penulisan kalimat
Seorang penulis hendaknya menggunakan kalimat efektif dalam karangannya. Ini
dimaksudkan agar tulisan-tulisan tersebut mudah dibaca. Kalimat efektif digunakan untuk
karangan-karangan yang bersifat ekspositoris dan argumentatif. Namun untuk tulisan-tulisan
bersifat naratif dan puitis, syarat penulisan kalimat efektif sebagai berikut:
Unsur subjek dan predikat
 Kehematan  Penckanan
 Kesejajaran  Penggunaan ejaan
 Kevariasian

8
Seorang penulis harus mematuhi konvensi dibidang ejaan suatu bahasa apabila
menginginkan tulisannya mudah dibaca dan diterima. Berikut ini aspek-aspek yang sangat
penting yang biasanya bila pemakaiannya keliru akan sangat mengganggu pemenggalan kata
Jika ditengah kata terdapat dua vocal berurutan maka pemenggalannya diantara kedua vocal
tersebut. Jika ditengah kata terdapat vocal dan konsonan maka pemenggalan kata dapat
dilakukan sebelum konsonan.
Jika ditengah kata terapat dua konsonan, pemenggalan dilakukan di antara konsonan
tersebut. Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan, pemenggalan dilakukan diantara
konsonan tersebut. Imbuhan berupa awalan dan akhiran pada prinsipnya diperlakukan
sebagaisatu suku kata bila dipenggal.

h. Penulisan kata depan


Penulisan kata depan dalam frase atau kalimat sebetulnya cukup sederhana yaitu, selalu
dipisahkan dari kata yang mengikutinya. Kesalahan yang kadang terjadi penulisan imbuhan
di seperti penulisan kata depan, misalnya di lakukan, di tulis, seharusnya dilakukan, ditulis.
Untuk membedakan kata depan di dengan kata imbuhan di sebetulnya tidak sulit, yaitu kata
depan di selalu diikuti oleh kata atau frase benda saja, sedangkan imbuhan di tidak demikian.
Kemudian cirri lain dari imbuhan di- adalah bila imbuhan tersebut diikuti kata benda maka
pasti siikuti oleh akhiran-I atau-kan, misalnya dibuahi, dirumahkan.

i. Pemakaian tanda baca


Kesulitan yang dihadapi para siswa dalam penggunaan tanda baca adalah sebagai berikut:
Pemakaian tanda koma dalam gelar akademik. Tanda baca dipakai untuk memisahkan nama
seseorang dengan gelar akademik yang di tulis dibelakang nama orang tersebut. Contohnya:
Mangasi, S.P.

2.6. Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan

Secara dikotomis, kita dapat membedakan tulisan atas dua jenis, yaitu fiksi dan nonfiksi.
Contoh fiksi, yaitu cerpen, novel, dan naskah drama. Sedangkan contoh nonfiksi, yaitu
makalah, artikel dalam jurnal, artikel berita dalam surat kabar, dan laporan penelitian.
Dari contoh tersebut kita dapat mengatakan bahwa fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-
imanjinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang biasanya digolongkan ke dalam tulisan
kesastraan. Nonfiksi merupakan hasil kegiatan penulisan yang mengandalkan logika dan
pengamatan penulisnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan nonfiksi cenderung
bersifat logis dan empiris.

a. Merencanakan Tulisan Fiksi

Tulisan fiksi adalah hasil kegiatan kreatif dan imajinatif penulisnya. Kalaupun terdapat
fakta-fakta yang disajikan didalamnya, fakta-fakta itu hanyalah hasil imanjinasi penulisnya.
Mungkin juga tulisan itu diciptakan berdasarkan pengamatan terhadap fakta-fakta itu hanya
dijadikan sebagai sumber inspirasi. Setelah diramu menjadi suatu tulisan fiksi, apakah
berbentuk cerpen, novel, atau naskah drama, fakta-fakta empiris itu berubah menjadi fakta
imajinatif.

9
Pada umumnya, proses penulisan fiksi yang dilakukan setiap pengarang tidaklah sama.
Ada yang mengatakan bahwa kadang-kadang sebuah inspirasi muncul secara tiba-tiba. Ada
pula inspirasi itu sengaja dicari dengan cara bepergian ke berbagai sudut desa dan kota,
dengan menuruni lembah dan ngarai, mengarungi sungai dan lautan, dan ada pula yang
mencari inspirasi untuk menulis fiksi dengan cara menekuni berbagai bahan basaan di
perpustakaan.

Hal yang sama yang ditempuh oleh penulis fiksi adalah mereka membuat catatan-catatan
mengenai peristiwa-persitiwa dan kesan-kesan imajinatif yang muncul dalam kepalanya.
Selanjutnya, peristiwa –peristiwa dan kesan – kesan imajinatif itu dirangkaikan menjadi
sebiah synopsis atau sebuah ringkasan cerita. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa penulisan
sebuah fiksi dimulai dengan penulisan sebuah synopsis cerita. Setelah sebuah synopsis
terwujud, lalu si penulis dapat meramunya menjadi sebuah cerita pendek, sebuah novel
ataukah meramunya mennjadi babak-babak drama.

b. Merencanakan Tulisan Nonfiksi

Pada tahap perencanaan, antara lain seorang penulis harus melakukan pemilihan terhadap
topik karangan, merumuskan tujuan karangan, dan menulis kerangka karangan.

1) Pemilihan Topik

Langkah pertama dalam perancanaan sebuah karangan adalah memilih topik karangan.
Ada beberapa kriteria yang dapat dipakai dalam pemilihan topic karangan. Berikut ini
dikemukakan satu per satu kriteria tersebut.

Kriteria pertama, topic yang dipih untuk ditulis hendaklah yang menarik bagi penulis itu
sendiri dan dikuasai betul oleh penulis. Bayangkan bila topic yang dipih tidak menarik bagi
penulis, pekerjaan manulis pastilah menjadi sangat membosankan. Kemudian, apabila topik
yang dipili tidak begitu dikuasai maka sudah tentu tulis an yang disusun pasti tidak dapat
dikembangkan dengan baik atau dangkal isinya. Oleh karena itu, topic yang kita pilih untuk
ditulis haruslah menarik bagi kita dan kita kuasai substansinya.

Kriteria kedua, topik yang dipilih hendaklah aktual, sedang hangat dibicarakan atau
sangat diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembaca sasaran. Apabila
topic yang kita pilih untuk sesuatu yang sudah basi, tentu tidak ada yang akan membacanya.
Sebaliknya, bila topik yang kita pilih untuk ditulis adalah sesuatu masalah yang sedang
dihadapi masyarakat pembaca maka tentu akan banyak yang menyukai tulisan kita sehingga
akan banyak pembacanya. Apa gunanya sesuatu tulisan apabila tidak ada yang membacanya.

Kriteria ketiga, bahan- bahan yang kita perlu untuk menulis sehubungan dengan topik
yang kita pilih tersedia atau dapat dijangkau. Misalnya, data atau informasi yang kita
perlukan untuk menulis berkenaan dengan topik tersebut dapat diperoleh dalam batas waktu
dan sumber dana yang tersedia. Kita akan mengalami kesulitan dalam menulis apabila data
atau informasi yang diperlukan untuk mengembangkan tulisan kita berada jauh, misalnya di

10
kutub utara, sedangkan waktu dan dana yang tersedia, tidak mencukupi untuk itu. Jadi, dalam
pemilihan topic ,pertimbangan aspek keterjangkauan terhadap data dan informasi yang kita
perlukan.

Kriteria keempat, topic yang kita pilih hendaklah sesuai cakupan ruang lingkupnya
dengan waktu dan sumber dana yang tersedia. Jadi, jangan terlalu luas dan jangan pula terlalu
sempit. Dalam menentukan ruang lingkup topic, kita dapat dengan menggunakan diagram,
misalnyaseperti berikut.

Jadi, melalui diagram tersebut, kita dapat melihat ruang lingkup topic pendidikan. Setelah
mencermati diagram tersebut, kita pun harus bertanya-tanya pada diri sendiri, dengan waktu
dan dana yang tersedia, sanggupkah menulis sebuah artikel atau buku dengan topik
pendidikan? Kalau tidak memungkinka, kita harus mempersempit ruang lingkup tulisan kita
dengan memilih salah satu aspek dari topik pendidikan tersebut yang akhirnya kita harus
memilih subtopic, yaitu hubungan konsep diri dengan prestasi belajar siswa.

2) Perumusan Tujuan

Setelah topik tulisan dipilih, kita harus merumuskan tujuan tulisan kita. Dengan tulisan
yang akan disusun, kita dapat bermaksud member pengetahuan atau penjelasan kepada
pembaca menyangkut topik yang telah kita pilih. Mungkin pula tujuan yang ingin dicapai
dalam menulis adalah berupaya mempengaruhi sikap pembaca atau kita menginginkan
pembaca melakukan suatu tindakan sehubungan dengan topik yang kita tulis. Tujuan yang
kita rumuskan akan berpengaruh terhadap kerangka karanagn yng akan kita susun serta
terhadap jenis data atau infoemasi yang kita perlukan dalam menulis.

Sebagai contoh, berikut ini dikemukakan topik karangan serta perumusan tujuan
penulisan.
Topik : Hubungan antara konsep diri fisik dengan prestasi belajar
Tujuan: Melalui tulisan yang bersifat argumentatif, penulis bermaksud menjelaskan
hubungan antara konsep diri fisik dengan prestasi belajar, serta perlunya bimbingan mengenai
konsep diri bagi para siswa yang sedang berada pada masa puber.

3) Penulisan Kerangka Karangan

Kerangka karangan perlu ditulis sebagai bagian dari perencanaan karangan. Penulisan
kerangka karangan bermanfaat terutama sebagai pedoman bagi penulis agar tidak ke luar dari
topic dan tujuan penulisan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, kerangka karanagn
merupakan panduan bagi penulis dalam penentuan struktur karangan serta dalam
pengumpulan bahan bagi karangan.

Ada 2 cara penulisan kerangka karangan. Cara pertama adalah dengan mendaftarkan
seluruh subtopik dari topik yang telah dipilih, kemudian memilah-milah, mengelompokkan
dan menyusun nya menjadi suatu struktur kerangka tertentu. Cara ini biasanya dipakai oleh
para penulis pemula. Selnajutnya, cara kedua, penulis langsung menentukan subtopik apa
yang perlu ditulis dan langsung mengurutkannya. Kemudian, setiap subtopik tersebut

11
diperinci lagi sesuai dengan keperluan penulisan. Berikut ini disajikan contohnya sebuah
kerangka karangan.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa berupa kegiatan menyampaikan
pikiran, ide, gagasan dan perasaan kepada pembaca melalui tulisan atau bahasa tertulis secara
logis dan sistematis. Dengan menulis, dapat terjadi komunikasi antara penulis dengan
pembaca dikarenakan apabila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang grafik yang
dipergunakan untuk menulis tersbut.

Secara umum, manfaat dari menulis itu adalah untuk mengetahui kemampuan dan
potensi kita dalam menuangkan dan mengembangkan gagasan, ide, pikiran, dan perasaan
dalam bentuk tulisan yang dirangkai menjadi kalimat yang mudah dipahami. Selain itu,
dengan menulis kita dapat memperluas wawasan baik secara teoritis maupun secara fakta-
fakta yang saling berhubungan.Selain itu, menulis juga mempunyai tujuan yaitu untuk
menuangkan segala pikiran, gagasan, ide, dan perasaan dalam bentuk tulisan. Dalam menulis
tentunya harus memperhatikan proses dan langkah-langkahnya agar tercapai keterampilan
menulis yang sebenarnya.

3.2. Saran
Saran diharapkan kepada pembaca, khusunya para tenaga pendidik agar dapat
memperhatikan dan melatih keterampilan menulis anak didiknya baik dalam proses
pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran, serta dapat menerapkan metode
pembelajaran yang menarik agar anak tertarik dalam belajar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Elyehon, E. (2020, Oktober 29). Makalah Keterampilan Menulis. Diambil kembali dari
Scribd: https://id.scribd.com/document/508446900/Makalah-Keterampilan-Menulis
Kumparan. (2023, Mei 4). Syarat Paragraf yang Baik dalam Bahasa Indonesia beserta
Contohnya. Diambil kembali dari Kumparan.com:
https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/syarat-paragraf-yang-baik-dalam-bahasa-
indonesia-beserta-contohnya-20KyGR0Hsmq
Purnomo, D. (2021, April 22). Kendala Menulis dan Cara Mengatasinya. Diambil kembali
dari Kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/amp/donypurnomo/5c91d3c871cd4af794/kendala-
menulis-dan-cara-mengatasinya#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16966486544276&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com
Setyaningrum, Y. (2015, April 10). Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Menulis. Diambil
kembali dari blogspot: http://yurishancraft.blogspot.co,/2015/04/kemampuan-lanjut-
dalam-kegiatan-menulis.html?m=1

13
14

Anda mungkin juga menyukai