Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“Strategi Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Tertulis”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia SD 2
Dosen Pengampu :
Prof. Drs. H. Rustam Effendi, M.Pd., Ph.D/Dessy Dwitalia Sari, M.Pd

Disusun Oleh
Kelas: 4 B PGSD
Kelompok 4:
Rahimah 1910125220007
Siska Lefheya 1910125220027
Tri Ayu Saptaning Putri 1910125220097
Marfuah 1910125320002
Lidya Wati 1910125320052
Masyitah 1910125320067
Akhmad Muttaqie 1910125310078

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah
dan inayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesikan makalah yang berjudul
“Strategi Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Tertulis”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terutama kepada Bapak Prof. Drs. H. Rustam Effendi, M.Pd., Ph.D dan Ibu Dessy
Dwitalia Sari, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia SD 2 yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat kami harpkan guna menjadikan makalah ini menjadi lebih
sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin
Yarobbal Aalamiin.

Banjarmasin, 11 Februari 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Keterampilan Berbahasa Tulis..................................................................3
B. Faktor Keterampilan Berbahasa Tulis.......................................................3
C. Hubungan Membaca dan Menulis dalam Keterampilan Berbahasa Tulis 6
D. Strategi Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Tulis.............................8
E. Manfaat Keterampilan Berbahasa Tulis..................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................27
A. Kesimpulan..............................................................................................27
B. Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran
karena dengan bahasa akan membantu siswa untuk menemukan serta
menggunakan keterampilan yang ada pada dirinya dalam mengungkapkan
gagasan, pikiran dan perasaan. Hal ini sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menurut Depdiknas (2006: 231) yang menyebutkan bahwa Pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulisan serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya kesastraan manusia
Indonesia. Mengacu pada hal tersebut, maka pada hakikatnya fungsi utama bahasa
adalah sebagai alat komunikasi. Saleh Abbas (2006: 17) menyebutkan bahwa
standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap
bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh
karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses
pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Henry Guntur
Tarigan, 2008: 3). Apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang
lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa karena
keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa
untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut atau padu.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting, tidak
hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam
kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, keterampilan menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki siswa yang sedang belajar mulai
tingkat pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi untuk mencapai

1
keterampilan-keterampilan berbicara, mebaca, menyimak, dan menulis. Dengan
menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan/pendapat,
pemikiran, dan perasaan yang dimiliki.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa tulis?


2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi dalam keterampilan berbahasa
tulis?
3. Bagaimana hubungan membaca dan menulis dalam keterampilan berbahasa
tulis?
4. Bagaimana strategi meningkatkan keterampilan berbahasa tulis?
5. Bagaimana manfaat dari keterampilan berbahasa tulis?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan berbahasa tulis.


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan
berbahasa tulis.
3. Untuk mengetahui hubungan membaca dan menulis dalam keterampilan
berbahasa tulis.
4. Untuk mengetahui strategi meningkatkan keterampilan berbahasa tulis.
5. Untuk mengetahui manfaat keterampilan berbahasa tulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Berbahasa Tulis


Seperti yang telah diketahui keterampilan berbahasa meliputi keterampilan
berbicara,menyimak,membaca dan menulis. Keterampilan berbicara dan menulis
bersifat ekspresif atau produktif yaitu memberikan informasi,sedangkan
keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif yaitu menerima informasi.
a. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca merupakan komponen keterampilan berbahasa yang
sangat erat kaitannya dengan keterampilan menyimak.Seseorang dikatakan
terampil membaca jika ia mampu menyimak secara akurat,benar,dan lengkap
mengenai apa yang ia baca.Berdasarkan pendapat (Hernowo,2004:59) bahwa
dengan membaca buku berarti,seseorang sedang memahami dirinya sendiri
melalui pengalaman orang lain.Seseorang yang rajin membaca buku berarti dia
sedang belajar dari pengalaman orang lain.
b. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan keterampilan puncak dari semua aspek
keterampilan berbahasa. Seseorang dikatakan terampil dalam menulis jika ia
mampu mengungkapkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan dengan untaian kata
dan kalimat yang mudah untuk dipahami oleh pembaca. Untuk mengukur tulisan
tersebut, terlebih dahulu penulis sendiri harus memahami dengan baik tulisannya
sendiri. Logikanya, bagaimana mungkin orang lain memahami tulisan jika
penulisnya sendiri tidak memahami apa yang ia tulis.
Keterampilan menulis adalah kegiatan menyampaikan ide, gagasan,
informasi,atau perasaan ke dalam bentuk-bentuk lambang bahasa berupa tulisan
secara terampil yang dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca.

B. Faktor Keterampilan Berbahasa Tulis


1. Faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca

Menurut Lamb dalam Rachim (2005:16) kemampuan membaca


dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya: (1) faktor fisiologis (2) intelektual
(3) faktor lingkungan (4) faktor psikologis.pendapat diatas dapat di artikan bahwa

3
faktor fisiologis terkait dengan kesanggupan seorang anak dalam fisiknya.Selain
faktor di sebut faktor yan cukup penting dalam mempengaruhi unsur fisiologis
anak dalah faktor kelelahan dimana terlalu banyak aktifitas yang dilakukan oleh
anak akan berpengaruh terhadapa daya konsentrasi siswa. Selain faktor fisiologis
faktor lain adalah intelektual dimana seorang anak akan siap membaca apabila
waktu jangka pendek dan jangka panjang anak mampu mengingat simbol yang
dibacanya. Berikutnya faktor lingkungan faktor ini meliputi lingkungan
keluarga,masyarakat, dan sekolah. Pda lingkungan keluarga peran serta keluarga
dalam menciptakan budaya baca bagi siswa dapat dipupuk melalui kebiasaan
orang tua yang senang membaca begitu juga dengan faktor lingkungan.
Lingkungan yang berwarna karena masyarakat dekat sekolah terbiasa membaca
akan mempupuk kemaunan untuk membaca. Sekolah turut berperan menciptakan
gemar membaca tidak hanya melalui kunjungan ke perpustakaan sekolah tetapi
juga dibudayakan melalui sudut baca sudut baca.Faktor psikologis dengan minat
dan motivasi anak untuk membaca. Motivasi dan minat siswa akan meningkat
apabila di rumah dibiasakan untuk membaca serta disediakan berbagai bahan
bahan bacaan.

2. Faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis

Untuk mencapai keterampilan menulis siswa yang diharapkan maka perlu


di perhatikan faktor faktor yang mempengaruhi ketrampilan menulis diantaranya:

a. Faktor Internal, adalah faktor yang berasal dari individu faktor faktor yang
mempengaruhinya yaitu:
1) Kesehatan

Kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa.Jika siswa


mempunyai badan yang kurang sehat maka ia tidak akan bersemangat dalam
melakukan semua kegiatan di samping itu dia ankan mudah cepat lelah,mudah
pusing dan ngantuk. Cara yang dapat dapat dilakukan agar siswa dapat
menjaga kesehatan yaitu dengan olahraga.

4
2) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk melakukan sebuah kegiatan.


Minat mempunyai pengaruh besar terhadap keterampilan menulis siwa, karena
bila bahan dan materi yang di pelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka
siswa tidak dapat mengembangkan keterampilan menulis dengan baik.Cara
yang baik untk dilakukan untuk dapat meningkatkan minat anak dalam
menulis dengan memberikan tema yang berhubungan dengan peristiwa yang
pernah dilakukan seperti membantu ibu memasak.

3) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang untuk elajar.Kemampuan ini akan


terealisasi menjadi kecakapan yang nyata jika siswa sudah berlatih. Bakat
dapat mempengaruhi kemampuan menulis anak, maka ia akan lebih giat
mengembangkan kemampuan menulisnya dan dapat mengerjakan berbagai
tugas.

4) Motivasi

Motivasi adalah kondisi yang terdapat dalam diri seseorang yang


mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai sesuatu
tujuan. Cara yang dapat dilakukakn untuk dapat memberikan motivasi kepada
anak yaitu dengan memberikan hadiah jika telah menyelesaikan tulisanya.

b.Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yakni kondisi
dilingkungan sekitar siswa. Faktor faktor yang mempengaruhinya yaitu:

1) Keluarga

Kondisi keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak.


Pendidikan orang tua, status ekonomi, perkataan dan bimbingan orang tua
memengaruhi keterampilan menulis seorang anak. Peran keluarga sanga

5
penting keluarga harus membiasakan anak untuk selalu belajar
mengembangkan keterampilan yang dimiliki setelah ia mendapatkan pelajaran
dari sekolah.

2) Lingkungan sekitar

Apabila seorang anak bertempat tinggal di lingkungan masyarakat yang


terdiri atas orang orang yang berpendidikan,terutama bersekolah tinggi dan
moralnya baik, rumah dan suasana sekitar nyaman dapat mempengaruhi
pencapain tujuan belajar karena anak akan nyaman dalam belajar dan
memiliki motivasi untuk belajar yang tinggi.

3) Sekolah

Sampai saat ini masih banyak guru yang menganggap menulis merupakan
pekerjaan sulit sehingga jika siswa sudah menulis walupun hasilnya belum
bagus sudah di anggap memenuhi kompetensi yang diharapkan tanpa
memberikan bantuan langsung kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan menulis.

C. Hubungan Membaca dan Menulis dalam Keterampilan Berbahasa Tulis


Pada mulanya dikatakan bahwa “menulis” merupakan suatu kegiatan yang
jauh lebih aktif daripada “membaca”. Pernyataan itu muncul dengan alasan bahwa
seseorang penulis selalu aktifberpikir tentang materi yang ingin disampaikan dan
kemudian secara aktif juga menyatakannya dengan dalam bahasa yang sesuai agar
mudah di pahami.
Secara kultural masyarakat Indonesia belum memiliki budaya literasi
membaca yang tinggi, hasil penelitian Programme for International Student
Assesment (PISSA) menjelaskan bahwa posisi membaca siswa Indonesia di
urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti. Data statistic UNESCO tahun 2012 juga
menyebutkan indeks minat baca di Indonesia mencapai 0,001 artinya setiap 1.000
penduduk, hanya ada satu orang yang memiliki minat baca (Sari, 2020).
Membaca adalah proses hubungan antara pembaca dan teks bacaan artinya
suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan (informasi) yang disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa

6
tulis (Utami, 2018). Membaca adalah kegiatan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menulis. Membaca adalah
salah satu aktivitas belajar yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks
bacaan (Pratiwi et al., 2018). Membaca adalah salah satu kegiatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam dunia pendidikan, karena kegiatan membaca merupakan suatu
proses transformasi ilmu melalui cara melihat dan memahami isi yang tertulis
didalam sebuah buku pengetahuan maupun buku pelajaran (Nugraha et al., 2018).
Sejalan dengan pendapat milik Tarigan dalam Kuanaben mengatakan bahwa
membaca merupakan suatu keterampilan yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui bahasa tulis (Kuanaben, 2016).
Menulis adalah suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan
sebagai mediumnya (Bukhari, 2010). Menulis adalah sebuah proses, yaitu proses
penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis yang dalam praktik proses
menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang
lebih utuh (Nafiah, 2017). Hal ini sejalan dengan pendapat yang di kemukakan
oleh Mirnawati yaitu writing is an activity of expressing feeling in written
language in order to entertain, convey, explain, or tell something to someone
(Mirnawati, 2019).
Keterampilan membaca dan menulis adalah kegiatan yang saling berkaitan,
keterampilan membaca berpengaruh terhadap keterampilan menulis, keterampilan
menulis membutuhkan pengetahuan dan ide-ide yang akan dituangkan melalui
tulisan sedangkan pengetahuan dan ide-ide diperoleh dari kegiatan membaca
(Febrina, 2017). Kemampuan menulis yang baik tidak dapat diperoleh tanpa
kemampuan membaca yang baik, karena dengan memiliki kemampuan membaca
yang baik seseorang akan mendapatkan informasi yang lebih luas, pengalaman
yang didapatkan pun lebih banyak sehingga kosakata yang dimiliki oleh pembaca
akan lebih beragam.
Kaitan antara membaca dan menulis dalam bahasa tulis memiliki persamaan
dengan menyimak dan berbicara (bahasa lisan). Seseorang dapat berbicara dengan
baik karena telah menyimak sebelumnya. Demikian juga sebaliknya. Menyimak

7
menjadi proses awal untuk seseorang sebelumnya berbiacara. Dengan dasar
pemikiran yang sama , dapat dikatakan bahwa seseorang akan dapat menulis
dengan baik jika ia telah memiliki keterampilan membaca. Atau secara negatif
dikatakan bahwa jika tidak memiliki secara baik keterampilan membaca,
seseorang akan kesulitan dalam membuat sebuah tulisan.

D. Strategi Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Tulis


Dalam keterampilan berbahasa tulis, ada dua keterampilan yang harus
ditingkatkan yaitu keterampilan membaca dan menulis. Sebagai seorang guru, kita
harus mampu menggunakan strategi yang tepat dan sesuai dengan materi
pembelajaran yang kita ajarkan. Strategi yang diterapkan guru dalam mengajar
dapat mempengaruhi keefektifan dan keberhasilan pembelajaran. Pemilihan
strategi yang tepat dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif,
sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi pembelajaran dengan baik.
Selain itu, keberhasilan pembelajaran dan proses pengajaran itu efektif, guru harus
mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi dan tidak bertumpu pada satu
metode saja. Strategi yang bervariasi dapat merubah kejenuhan siswa, sehingga
siswa lebih senang dan bersemangat dalam belajar.

1. Strategi Pembelajaran Keterampilan Membaca

Keterampilan membaca memiliki peranan penting dalam pengembangan


pengetahuan dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa masyarakat di negara maju ditandai oleh
berkembangnya suatu kebiasaan membaca yang tinggi. Membaca merupakan
suatu kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks.
Pembelajaran membaca harus memerhatikan cara berpikir teratur dan baik.
Membaca melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi. seperti ingatan,
pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan dan pemecahan masalah.

Membaca di SD pada hakikatnya terbagi menjadi dua bagian, yaitu membaca


permulaan pada kelas I sampai kelas III dan membaca pemahaman untuk kelas IV
sampai kelas VI. Penggunaan strategi yang tepat sangat membantu siswa dalam
menguasai kemampuan membaca. Strategi membaca di kelas rendah berbeda

8
dengan strategi membaca yang diterapkan pada siswa kelas tinggi. Hal ini
dikarenakan siswa kelas rendah diajarkan untuk mengenal huruf dan dapat
membaca. Strategi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca pada siswa
kelas rendah, yaitu :

a. Strategi kartu huruf

Dengan menggunakan kartu huruf berwarna akan membuat siswa lebih cepat
mengingat huruf-huruf abjad sehingga dalam membuat suku kata menjadi kalimat
akan lebih mudah.

b. Strategi media gambar

Strategi media gambar dapat digunakan saat pembelajaran. Media yang


digunakan, yaitu seperti poster yang berkaitan dengan pembelajaran dan media
gambar yang dibuat oleh guru kelas. Benda nyata merupakan alat bantu yang bisa
memberikan pengalaman kepada siswa, dan banyak digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk memperkenalkan subjek baru. Dengan strategi benda
nyata atau asli akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk
mempelajari berbagai hal terutama menyangkut dalam meningkatkan kemampuan
membaca dan benda nyata juga dapat melatih keterampilan siswa menggunakan
alat indera sehingga membuat siswa mengingat dan mengenal lebih nyata.

c. Strategi bernyanyi

Bernyanyi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang efektif terutama


untuk siswa kelas rendah, yang mempunyai banyak manfaat bagi perkembangan
siswa, diantaranya dapat mengurangi rasa cemas, menimbulkan rasa percaya diri
dan menumbuhkan kreativitas siswa yang merupakan salah satu strategi untuk
memudahkan siswa mengingat kata-kata atau kalimat-kalimat yang terdapat
dalam bait nyayian tersebut. Melalui nyanyian yang diformulasikan ke dalam
bentuk materi ajar diyakini dapat menggugah motivasi belajar siswa sehingga
menghilangkan rasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran.

Sedangkan untuk strategi yang diajarkan pada siswa kelas tinggi lebih terfokus
pada pemahaman atau makna yang terdapat dalam bacaan. Untuk meningkatkan

9
kemampuan siswa dalam membaca, perlu diterapkan strategi yang sesuai. Berikut
beberapa strategi pembelajaran yang dapat dilakukan pada siswa kelas tinggi,
antara lain :

a. Strategi Know Want to Learn (KWL)

Strategi ini dikembangkan oleh Ogle pada tahun 1986 untuk membantu guru
menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik.
Strategi KWL bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan peran
aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka
memikirkan informasi baru yang diterimanya, dapat memperkuat kemampuan
siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik dan siswa juga dapat
menilai hasil belajar mereka sendiri (Farida Rahim, 2007:41).

Strategi KWL (Know Want to Learn) merupakan salah satu strategi yang tepat
dalam meningkatkan kemampuan membaca. Penerapan strategi KWL (Know-
Want to Know-Learned) pada pembelajaran membaca dapat membantu siswa
yang kesulitan belajar dalam menghubungkan pengetahuan yang mereka miliki
dengan informasi yang baru diterimanya. Selain itu, strategi KWL (Know Want to
Know Learned) juga bermanfaat dalam meningkatkan peran aktif siswa kesulitan
belajar sehingga dapat mengatasi kejenuhan siswa terhadap materi yang sangat
luas.

Langkah-Langkah dari strategi KWL (Know Want to Learn) antara lain:

a. Langkah K (What I “Know”)

Langkah K merupakan langkah awal atau langkah pembukaan. Pada langkah


ini, ada dua tahapan untuk melakukan penilaian terhadap pengetahuan awal atau
bekal awal siswa. Langkah pertama, melakukan brainstorming (curah pendapat)
mengenai apa yang telah diketahui oleh para siswa berkenaan dengan topik atau
teks yang akan dibacanya. Selama proses pada langkah ini, peran guru adalah
mencatat di papan tulis mengenai apa saja pendapat atau pikiran-pikiran yang
diajukan oleh para siswa berkenaan dengan topik atau teks yang mereka baca.
Kegiatan penting yang harus dilakukan guru di sini adalah mencari dan memilih

10
konsep-konsep kunci dari proses curah pendapat tadi yang secara spesifik
dipandang dapat mengantarkan pengetahuan siswa kepada topik atau teks yang
akan mereka baca. Curah pendapat itu sangat penting sebagai kegiatan
pendahuluan sebelum melakukan kegiatan membaca teks, karena diperlukan
untuk mengaktifkan apapun pengetahuan atau struktur pemikiran yang telah
dimiliki siswa yang akan sangat membantu mereka dalam menginterpretasikan
informasi yang terkandung di dalam teks yang mereka baca. Stimulasi dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan atau mengajukan berbagai ketidakpastian kepada
siswa merupakan bagian penting atau kunci dari kegiatan curah pendapat yang
sangat berguna untuk mengantarkan pengetahuan awal siswa kepada teks yang
akan mereka baca. Dengan cara demikian, para siswa diberikan kesempatan
secara leluasa untuk menemukan sesuatu yang dirasa samar-samar,
mengemukakan apa saja yang mereka ketahui, serta mengaktifkan memori dalam
pikirannya sehingga sangat membantu mereka menemukan apa yang selama ini
tidak mereka ketahui. Untuk lebih memperdalam pemikiran siswa selama kegiatan
curah pendapat, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang
bersifat menggali jawaban dari siswa. Cara lain yang dapat dilakukan adalah
dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat menantang siswa sehingga siswa
dapat dibawa ke tingkat berpikir yang lebih tinggi lagi. Pertanyaan-pertanyaan
seperti itu akan dapat menciptakan suasana psikologis pada diri siswa bahwa
mereka lebih leluasa dan lebih berani untuk mengajukan informasi yang
barangkali bertentangan dengan siswa lainnya yang kemudian dapat dikonfirmasi
bersama melalui teks yang mereka baca. Langkah kedua, melibatkan siswa,
melalui teks yang mereka baca, ke dalam berpikir tentang kategori informasi yang
lebih umum sebagaimana yang mereka temukan ketika membaca teks.

b. Langkah W (What do I “Want” to Learn ?)

Setelah siswa memikirkan tentang apa yang telah mereka ketahui berkenaan
dengan topik dalam teks serta kategori informasi yang harus mereka rumuskan,
maka guru dapat memberikan sejumlah pertanyaan kepada mereka. Peranan guru
dalam langkah ini sangat sentral, yaitu :

11
a). harus dapat memperjelas hal-hal yang tidak disetujui oleh guru maupun
antarsiswa mengenai informasi yang terkandung di dalam teks

b). menunjukkan kesenjangan-kesenjangan yang terkandung di dalam informasi

c). membantu siswa agar mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat


memfokuskan perhatian dan energi mereka terhadap bacaan.

Sebagian besar kegiatan dalam “langkah W” ini dilakukan dalam kegiatan


kelompok, tetapi sebelum siswa mulai membaca teks, tiap-tiap siswa harus
menulis di lembar kerja mereka mengenai pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
yang dipandang paling menarik yang akan dicari jawabannya dalam teks atau
diskusi. Dengan cara ini, masing-masing siswa dapat mengembangkan komitmen
pribadi yang akan membimbing mereka dalam membaca teks. Jika tiap-tiap siswa
sudah memfokuskan pada topik bacaan dalam teks, maka kegiatan membaca oleh
siswa dapat segera dimulai. Namun, jika teks yang akan dibaca merupakan suatu
artikel panjang atau tidak mengikuti suatu pola dasar artikel pada umumnya
sehingga dapat membingungkan siswa, maka akan sangat berguna jika guru
membahasnya lebih dahulu guna melihat kesesuaian antara harapan siswa dengan
konstruksi artikel yang akan mereka baca. Selanjutnya, bagian-bagian yang sulit
dan tidak jelas dapat dicatat untuk kemudian dijelaskan kepada siswa.

c. Langkah L (What I “Learn”)

Setelah selesai membaca suatu artikel, arahkan siswa untuk menulis tentang
apa yang telah mereka pelajari dari bacaan tersebut. Guru hendaknya mengecek
apakah mereka sudah merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
sejauh mana artikel yang dibacanya berkenaan dengan minat mereka. Jika tidak
anjurkan ke bacaan selanjutnya untuk memenuhi keingintahuan siswa. Dengan
cara ini, guru dapat mengetahui dengan jelas tentang prioritas yang ingin mereka
pelajari. Setiap siswa yang telah membaca teks harus diberikan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskannya sendiri. Dengan
merumuskan pertanyaan-pertanyaan spesifik berkenaaan dengan teks yang telah
mereka baca, siswa juga dapat memberikan penilaian secara lebih baik tentang
variasi yang terkandung di dalam artikel yang berbeda-beda yang telah mereka

12
baca. Selain itu, cara ini sangat baik bagi siswa mengembangkan kesadaran lebih
kritis tentang keterbatasan interaksi antara penulis dengan pembaca (Farida
Rahim, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi KWL


adalah strategi membaca dengan tiga langkah pokok, yaitu menggali latar
belakang pengetahuan siswa dengan cara brainstorming, kemudian menentukan
hal-hal yang ingin diketahui dengan merumuskan pertanyaan yang berkaitan
dengan teks yang akan dibaca, dan yang terakhir menentukan hal-hal yang telah
dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan pada
langkah sebelumnya.

2. Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT)

Menurut Stauffer (dalam Farida Rahim, 2008:50) strategi AMBT dapat


mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui keterampilan
membaca dalam memahami suatu bacaan untuk menentukan ide pokok dalam
menarik kesimpulan isi bacaan melalui beberapa tahap atau langkah untuk
mempermudah dalam menemukan ide pokok dan kesimpulan terhadap wacana
yang dibacanya. Oleh karena itu, metode yang sesuai atau relevan yang digunakan
dalam menentukan ide pokok adalah strategi AMBT untuk menentukan ide pokok
paragraf. Proses membaca dalam strategi AMBT dimulai dengan tahap pra baca,
saat baca dan pasca baca. Ketiga tahap tersebut harus terlaksana dengan baik agar
tujuan membaca dapat tercapai secara maksimal. Berikut ini tahap-tahap yang
terdapat dalam penerapan strategi AMBT :

a. Kegiatan Pembelajaran Prabaca

Aktivitas yang dilakukan saat prabaca adalah dengan menggunakan pembelajaran


mini. Pembelajaran mini dilakukan untuk membantu siswa membangkitkan
pengalaman atau skema sebelum membaca, hal ini penting karena keberhasilan
dalam membaca sangat ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan
pendahuluan yang dimiliki siswa, membantu guru dalam pengembangan afektif
minat, sikap positif dan motivasi bagi siswa. Aktivitas pada tahap prabaca
memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan mencoba kebiasaan

13
memecahkan suatu masalah dan langsung termotivasi untuk menguji kebenaran
dari sebuah bacaan. Di samping itu, siswa akan dapat mengaktifkan skemata
untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan topik yang akan
dibaca. Aktivitas yang dapat dilaksanakan, yaitu :

a). Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas
lima siswa pada setiap kelompok berdasarkan perbedaan kemampuan.

b). Guru memperkenalkan topik bacaan, guru memberikan penjelasan atau


pernyataan dengan cara menghubungkan judul bacaan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki siswa.

c). Guru memberikan penjelasan tentang tujuan membaca yang dilaksanakan.

d). Guru menjelaskan langkah-langkah belajar yang dilaksanakan.

e). Guru mencatat di papan tulis semua prediksi yang dikemukakan siswa.

b. Kegiatan Pembelajaran Saat Baca

Pada tahap saat baca, periode membaca dalam hati merupakan waktu yang
ditetapkan guru yang harus dilaksanakan. Pelaksanaan dapat perorangan,
berpasangan, maupun kelompok. Banyak hal yang harus dibaca dapat ditentukan
oleh guru atau kelompok, misalnya sejumlah bab, halaman atau paragraf. Sewaktu
membaca dalam hati siswa dapat menemukan alasan tujuan penulis dan
menyimpulkan isi bacaan. Pada saat baca, siswa harus ingat bahwa peletakan ide
pokok mempunyai gaya tersendiri untuk lebih muda memahaminya. Lazimnya ide
pokok berada diawal paragraf, ditengah paragraf, dan diakhir paragraf. Dengan
adanya latihan siswa dapat menentukan ide pokok. Untuk mengetahui ide pokok
suatu paragraf sebelumnya harus mengetahui bagian fungsi paragraf menemukan
ide pokoknya. Paragraf adalah kumpulan kalimat yang berisi suatu gagasan.
Paragraf merupakan jalan yang ditempuh penulis untuk menyampaikan buah
pikiranya, untuk memudahkan pembaca (siswa) dalam menemukan ide pokok.
Dalam satu paragraf ada kalimat pokok atau kalimat kunci. Kalimat pokok
mengandung ide pokok paragraf, kalimat lainnya adalah kalimat pendukung yang
menguraikan, menjelaskan, melukiskan, menjabarkan dan menyajikan contoh-

14
contoh ide pokok. Kalimat kunci paragraf mengandung pernyataan tentang kata
benda atau kata ganti orang yang dominan atau yang menjadi topik secara umum,
garis besar paragraf itu.

c. Kegiatan Pembelajaran Pasca Baca

Aktivitas pasca baca adalah aktivitas pembelajaran setelah siswa melakukan


kegiatan membaca. Kegiatan pasca baca ini sangat membantu siswa
mengintegrasikan informasi yang baru dalam menghidupkan skematanya, dan
menghadirkan pengalaman belajar pada tahapan yang telah dilaluinya.
Pembelajaran pada tahap pasca baca dilakukan dengan cara membaca ulang
prediksi awal yang dikemukakan pada tahap prabaca, bertanya-jawab untuk
merevisi atau menguji prediksi awal, melakukan sharing hasil dalam diskusi kelas
serta menjawab pertanyaan tingkat literal, inferensial, kritis dan kreatif secara
individu.

3. Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Menulis


sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,
membaca dan menulis) yang diajarkan di sekolah dasar merupakan sarana yang
penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat,
pengalaman, dan perasaan dengan baik. Strategi para guru dalam meningkatkan
kemampuan menulis pada siswa, yaitu :

1). Strategi Pembelajaran Menulis Dengan Model Proses

Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan


menulis, ialah melalui pengembangan model menulis proses dengan penilaian
portofolio. Model menulis proses yang dikembangkan oleh Tompkins (1994) dan
penilaian Portofolio (Terney dkk, 1991). Model menulis proses adalah kegiatan
menulis secara proses melalui tahap-tahap yaitu, pramenulis (prewriting),
pembuatan konsep (drafting), perbaikan (revising), penyuntingan (editing) dan
penerbitan (publishing). Penilaian portofolio adalah kumpulan karya (hasil kerja)
seorang siswa dalam satu periode. Kumpulan karya ini menggambarkan taraf

15
kemampuan atau kompetensi yang telah dicapai oleh seorang siswa. Kumpulan
karya tersebut merupakan refleksi perkembangan berbagai kompetensi. Kumpulan
karya yang dimaksud dalam penelitian ini ialah tulisan siswa. Portofolio ini
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran karena nilai diagnostik hasil
menulis siswa sangat berarti bagi guru maupun siswanya. Dengan tahap-tahap
proses menulis serta penilaian portofolio, masalah yang dihadapi siswa dalam
menulis akan teratasi. Dengan demikian kemampuan siswa dalam menulis akan
meningkat. Peningkatan itu dilihat dari indikator proses dan hasil.

Menulis sebagai suatu proses mengandung makna bahwa menulis terdiri dari
tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut, yaitu :

a). Pramenulis (Prewriting)

Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka
tulis. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu
siswa memilih tema dan menentukan topik tulisan. Topik tulisan sangat
menentukan lancarnya proses menulis. Tema harus sesuai dengan minat dan
skemata siswa. Untuk mengatasi hal itu guru dapat melakukan kolaborasi melalui
curah pendapat sehingga dapat melahirkan tema dan topik tulisan yang sesuai
dengan minat dan keinginan mereka. Selain dengan curah pendapat juga dapat
dilakukan dengan membaca atau menelaah bentuk tulisan.

b). Menulis Konsep (drafting)

Pada Tahap ini siswa mengorganisasikan dan mengembangkan ide yang telah
dikumpulkannya lewat kegiatan curah pendapat dalam bentuk draft kasar. Untuk
membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat
dilakukan dengan pemberian chart struktur cerita sebagai media untuk
menuangkan semua ide yang dimilikinya. Hal ini bertujuan agar siswa tidak ragu-
ragu, karena pada tahap berikutnya akan diperbaiki, diubah dan disusun ulang.

c). Merevisi (revising)

16
Pada tahap perbaikan siswa melihat kembali tulisannya untuk selanjutnya
menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan
penggarapan struktur cerita yang telah ditulisnya.

d). Mengedit (editing)

Penyuntingan merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang dilakukan


sebelum dipublikasikan. Pada tahap ini siswa menulis kembali draft cerita yang
telah dibuatnya melalui pengerjaan chart sehingga menjadi sebuah karangan yang
utuh. Pada tahap ini siswa memperbaiki kesalahan yang bersifat mekanis
berkaitan dengan ejaan dan tanda baca.

e). Publikasi (publisihing)

Setelah semua tahap terlewati, maka sebagai tahap akhir adalah tahap
publikasi. Siswa mempublikasikan hasil tulisannya melalui kegiatan berbagai
hasil tulisan cerita (sharing). Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan
penugasan untuk membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding
sekolah atau di depan kelas.

Setelah itu, dilakukan penilaian portofolio. Tulisan yang dikumpulkan bisa


berupa gambar, karangan puisi, dan sebagainya. Kumpulan karya tersebut dapat
dipakai sebagai dasar untuk menelaah usaha, perbaikan, proses dan pencapaian di
samping untuk memenuhi tuntutan-tuntutan keterandalan yang umumnya dicapai
oleh prosedur-prosedur pengujian yang lebih formal. Melalui refleksi terhadap
koleksi-koleksi tematik karya siswa, guru dan siswa dapat bekerjasama untuk
menentukan kekuatan-kekuatan dan kemajuankemajuan siswa.

2). Strategi Pembelajaran Teknik Guiding Questions

Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan


menulis, ialah dengan menggunakan teknik Guiding Questions. Traver dalam
Amelia (2015) mengatakan bahwa sebuah Guiding Question adalah pertanyaan
mendasar yang mengarahkan kepada pencarian terhadap pemahaman. Peserta
didik akan mendapatkan beberapa pertanyaan yang akan memandu mereka

17
terhadap jawaban-jawaban yang kemudian menjadi materi dalam menulis.
Adapun pertanyaan yang diberikan pada peserta didik adalah 5W+1H.

Alit Kusuma Pranata (2017) menyatakan bahwa Keterampilan menulis juga


mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Keberhasilan siswa dalam
mengikuti pelajaran di sekolah juga ditentukan dari keterampilan menulis. Dalam
strategi ini, peserta didik akan mendapatkan daftar pertanyaan yang akan
memandu mereka dalam menulis. Teknik Guiding Questions yang selanjutnya
disebut GQ merupakan teknik yang meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab
antar peserta didik dalam menghasilkan karya tulis.

Menurut Traver (1998), Guding Questions adalah pertanyaan dasar yang


mengarahkan kepada pencarian teradap pemahaman. Sebagai salah satu teknik
dalam mengajar, teknik ini sangat berguna untuk membantu peserta didik
menggali informasi yang mereka butuhkan untuk menulis.

Margaret Boner (1994), dalam bukunya menjelaskan beberapa langkah dalam


menulis menggunakan pertanyaan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a). Pikirkan tentang subjek tulisan.

Subjek dalam hal ini dapat berarti orang, masalah, kejadian, ide, isu, atau apapun
topic yang akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan.

b). Jawab pertanyaan-pertanyaan tentang subjek.

Mulai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang subjek dari pertanyaan


pertama sampai seluruh pertanyaan terjawab.

c). Buat daftar jawaban

Siswa dapat membuat daftar jawaban sebagai tuntunan teks yang akan dituliskan.

Guiding Questions dapat membantu peserta didik untuk mengambangkan ide


peserta didik dalam mengembangkan keterampilan menulis. Meyer (2005)
mengatakan bahwa pertanyaan dapat menjadi cara untuk membantu
mengambangkan topik dalam keterampilan menulis. Dengan menanyakan

18
beberapa pertanyaan tentang subjek tulisan, kita dapat menghasilakan ide dan
detail menggunakan pertanyaan 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, dan
How).

E. Manfaat Keterampilan Berbahasa Tulis


Menulis dalam hal ini adalah menyampaikan sesuatu dalam bentuk bahasa
tulis. Dengan tulisan tangan maupun mesin pengetik. Isi tulisan boleh jadi berupa
pendapat, gagasan dan pemikiran seseorang. Hasil tulisan seseorang minimal
untuk dibaca sendiri. Menulis dengan tujuan bukan untuk orang lain. Mungkin
dalam konteks ini adalah sebuah diari atau catatan perjalan hidup.
Namun demikian menulis dengan tujuan untuk dibaca dan diketahui oleh
orang lain jauh lebih bagus. Kenapa bagus? Selain bermanfaat untuk diri sendiri
juga akan bermanfaat untuk orang lain. Paling tidak menjadi sumber inspirasi
dalam hidup atau bagi penulis lain. Yang ini butuh media tertentu. Misalnya,
media massa cetak dan internet. Dalam dunia internet dikenal dengan media blog
atau website.
Menulis adalah sebuah keterampilan yang diperoleh karena kebiasaan, yang
sangat berkaitan dengan membaca. Seseorang akan mampu menghasilkan sebuah
tulisan yang bermakna, tentu didahului dengan kegiatan membaca. Kegiatan ini
hendaklah dibiasakan sejak kecil, sehingga kelak akan menjadi suatu budaya,
yaitu budaya baca-tulis yang baik. Tulisan- tulisan yang dihasilkan dapat berupa
fiksi, seperti: cerpen atau puisi; atau nonfiksi, seperti: artikel, atau dakwah.
Ketika kita menulis, tentu ada tujuan yang kita harapkan dari tulisan yang kita
buat. Dari tujuan-tujuan itu, kita juga berharap akan meraih manfaat, baik bagi diri
penulis maupun orang lain yang membaca tulisan kita. Sebagai sarana seseorang
menuangkan idenya melalui tulisan, terkadang tidak hanya memiliki satu tujuan
namun terkadang mengharapkan beraneka tujuan melalui ide-idenya yang tertata
melalui tulisan.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting
karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan

19
gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat
mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.
Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung. Bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang
aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan
dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran,
gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang
produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek
berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta
pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda
baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serat pemahaman berbagai jenis
paragraf dan pengembangannya.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk
mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan pengetahuan. Dalam kegiatan menulis
ini, maka penulis haruslah teampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan
kosakata. Disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatan menulis
menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif karena
kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan
pengetahuan penulis kepada pembaca.
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena
keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut
pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang
teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh sebab itu,
keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh
sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa.
Menulis adalah sebuah keterampilan yang diperoleh karena kebiasaan, yang
sangat berkaitan dengan membaca. Seseorang akan mampu menghasilkan sebuah
tulisan yang bermakna, tentu didahului dengan kegiatan membaca. Kegiatan ini
hendaklah dibiasakan sejak kecil, sehingga kelak akan menjadi suatu budaya,
yaitu budaya baca-tulis yang baik. Tulisan- tulisan yang dihasilkan dapat berupa
fiksi, seperti: cerpen atau puisi; atau nonfiksi, seperti: artikel, atau dakwah.

20
Ketika kita menulis, tentu ada tujuan yang kita harapkan dari tulisan yang kita
buat. Dari tujuan-tujuan itu, kita juga berharap akan meraih manfaat, baik bagi diri
penulis maupun orang lain yang membaca tulisan kita. Sebagai sarana seseorang
menuangkan idenya melalui tulisan, terkadang tidak hanya memiliki satu tujuan
namun terkadang mengharapkan beraneka tujuan melalui ide-idenya.
Banyak manfaat jika menulis ditujukan untuk orang lain melalui media yang
dipilih. Berikut ini rangkuman manfaat menulis bagi seseorang:
1. Menulis berarti menciptakan jembatan berkomunikasi dengan diri sendiri
maupun orang lain.
2. Kebiasaan menulis akan mengasah dan mempertajam kemampuan diri sendiri
dalam berbahasa tulis.
3. Dengan menulis akan membantu orang lain dalam menghadapi dan
memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapi si penulis.
4. Menulis dapat mengasah daya nalar dan daya ingat seseorang.
5. Melatih ketajaman untuk berkonsentrasi.
6. Menulis kreatif akan menjadi sumber penghasilan.
7. Aktivitas menulis dapat memperbanyak teman dan sahabat.
8. Menulis adalah sarana aktualisasi diri seseorang.
9. Kemampuan menulis menjadi sebuah prestise dan prestasi
10. Kegiatan menulis mendatangkan kepuasan batin.
11. Menulis akan menambah pengetahuan dan wawasan seseorang.
Itulah beberapa manfaat penting dari sebuah aktivitas menulis bagi seseorang.
Tentu saja masih banyak manfaat lain dari kegiatan menulis. Oleh sebab itu
penting sekali untuk membudayakan menulis. Lalu juga ada manfaat bercorak
nilai dan praktis. Adapun manfaat yang bercorak nilai, seperti berikut ini.
1. Semakin banyak membaca dan belajar maka tulisan yang dihasilkan semakin
berkembang, dan ilmu semakin bertambah.
2. Melatih untuk berpikir logis dan sistematis, baik pada tulisan kategori fiksi
maupun nonfiksi.
3. Menuliskan hasil bacaan adalah cara kita untuk menangkap makna. Makna
yang kita tangkap dari bacaan akan lebih kuat/terikat maknanya jika kita
tuliskan.

21
4. Sarana chatarsis, yang mana seseorang akan merasa lega hatinya jika dapat
menuangkan unek-uneknya ke dalam bentuk tulisan.
5. Sarana dakwah, bahwa tulisan seperti ini terkait dengan tujuan ideologis.
Melalui tulisan tentu sangat banyak materi dakwah yang bisa penulisnya
sampaikan, juga kepada banyak orang dari berbagai kalangan secara luas.
6. Sarana mengedukasi tentang hal-hal yang bermanfaat.
7. Sarana kepuasan mental, spiritual, dan intelektual yang tidak ternilai dan
tidak tergantikan.
Sedangkan manfaat praktis atau pragmatis dari kegiatan menulis, misalnya:
1. Untuk menjadikan si penulis terkenal.
2. Dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas tertentu, misalnya bagi siswa atau
mahasiswa.
Jadi, berbagai tujuan dari kegiatan menulis, sekaligus mendatangkan berbagai
manfaat bagi penulis maupun orang-orang yang membaca tulisan tersebut. Oleh
karena itu, kegiatan menulis hendaknya dibiasakan sejak dini, sehingga kelak
menjadi membudaya pada diri kita.
Selain keterampilan menulis yang mempunyai banyak manfaat, keterampilan
membaca juga mempunyai banyak manfaat. Ada berbagai manfaat membaca yang
bisa kita dapatkan jika rajin membaca, Bukan hanya menjadi hiburan bagi kita,
ada manfaat membaca lainnya, seperti rajin membaca menambah wawasan kita
dan bisa melatih kemampuan berpikir. Berikut manfaat-manfaat dari Membaca !
1. Membaca dapat mengurangi stress.
Manfaat membaca yang pertama adalah mengurangi stress. Pada 2009, para
ilmuwan menilai bagaimana berbagai aktivitas dapat menurunkan tingkat stres
dengan mengukur detak jantung dan ketegangan otot. Membaca buku atau koran
hanya selama enam menit dapat menurunkan tingkat stres seseorang hingga 68
persen. Wah, besar sekali, bukan. Bahkan, efek ini jauh lebih besar daripada
berjalan-jalan (42 persen), minum secangkir teh atau kopi (54 persen), atau
mendengarkan musik (61 persen). Kemampuan untuk sepenuhnya
menenggelamkan diri dalam bacaan adalah faktor yang membuat membaca
merupakan cara yang sempurna untuk menghilangkan stres.
2. Membaca dapat menambah usia.

22
Manfaat membaca yang kedua adalah menambah usia seseorang. Sebuah tim
pernah melakukan penelitian terhadap orang dewasa di atas usia 50 tahun. Mereka
menemukan bahwa orang yang membaca, khususnya membaca buku selama 30
menit sehari, dapat hidup hampir dua tahun lebih lama.
3. Membaca dapat meningkatkan keterampilan bahasa dan pengetahuan global.
Manfaat membaca yang ketiga adalah m meningkatkan keterampilan bahasa dan
pengetahuan global. Sebuah studi melakukan penelitian untuk menilai hubungan
antara keterampilan kognitif, kosa kata, pengetahuan faktual, dan paparan
terhadap penulis fiksi dan nonfiksi tertentu. Mereka menggunakan Author
Recognition Test (ART), yang merupakan tes dengan hasil terakurat untuk
mengetahui keterampilan membaca seseorang. Hasil rata-rata dari studi ini adalah
bahwa mereka yang rajin membaca, memiliki sekitar 50 persen lebih besar
kosakata dan 50 persen lebih banyak pengetahuan berbasis fakta.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa membaca dapat memengaruhi kosakata
yang Anda miliki dan juga pengetahuan berbasis fakta yang mendunia. Cara kerja
otak manusia diumpamakan seperti efek bola salju. Semakin banyak kata yang
Anda pelajari, semakin baik kemampuan Anda untuk membaca dan memahami,
termasuk bidang lain yang tidak berkaitan dengan keahlian Anda.
4. Membaca dapat menambah empati.
Manfaat pembaca yang keempat adalah menambah empati. Sebuah lembaga
melakukan penelitian pada tahun 2013. Mereka meneliti sekelompok relawan
yang membaca karya sastra berupa fiksi dan yang tidak membaca. Dalam lima
percobaan, mereka yang membaca karya sastra fiksi memiliki kinerja yang lebih
baik dalam tugas-tugas. Mereka mampu memprediksi bagaimana orang lain akan
bertindak dan mengidentifikasi emosi seseorang melalui ekspresi wajah yang
ditampilan. Ini membuktikan bahwa membaca dapat meningkatkan kemampuan
seseorang untuk memahami keadaan mental orang lain, atau yang sering kita
kenal dengan kata empati.
Jika kita berinteraksi dengan orang lain yang sulit untuk diprediksi dan
dimengerti, kita membutuhkan kerendahan hati dalam menghadapinya. Membaca
membuat seseorang dapat bersikap rendah hati terhadap sesama. Sehingga,

23
mereka yang gemar membaca tidak akan mengalami kesulitan yang mendalam
ketika harus berhadapan dengan individu yang memiliki kompleksitas tinggi.
5. Membaca dapat meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas.
Manfaat membaca yang kelima adalah meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas.
Dalam kehidupan nyata, kita sering merasa seperti harus membuat keputusan.
Namun terkadang kita menutup pikiran akan informasi yang sebenarnya dapat
membantu kita. Nah, membaca fiksi melatih kita untuk memiliki pikiran yang
tetap terbuka, dengan begitu kita akan selalu mampu menghadapi ketidakpastian
yang terjadi di kehidupan kita.
Membaca, terutama membaca fiksi, dapat menambah produktivitas dan
kreativitas. Ini dibuktikan dalam sebuah penelitian terhadap 100 orang yang
ditugaskan untuk membaca cerita fiksi atau esai nonfiksi. Para peserta kemudian
mengisi kuesioner yang dimaksudkan untuk menilai tingkat kemampuan kognitif
mereka, bagaimana mereka dapat mencapai kesimpulan dengan cepat dan
menghindari ambiguitas dalam proses pengambilan keputusan. Mereka yang
membaca fiksi menunjukkan hasil yang lebih fleksibel dan kreatif daripada
mereka yang membaca esai.
Jadi, jika rekan pembaca ingin meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas, cobalah
untuk membaca cerita fiksi dengan rutin, tetapi, ini tidak menutup kemungkinan
untuk membaca esai ya.
6. Membaca dapat mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik.
Manfaat membaca yang keenam adalah mengubah seseorang menjadi pribadi
yang lebih baik. Setiap kita pastinya ingin berkembang dan terus bertumbuh
menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Membaca dapat membantu Anda
mewujudkannya, terlebih lagi membaca cerita fiksi. Cerita fiksi membuat Anda
mengidentifikasi diri sendiri melalui gambaran orang lain, yang bisa saja
merupakan tokoh protagonis dalam cerita, Cerita fiksi akan membawa Anda
memasuki kehidupan yang tidak Anda ketahui sebelumnya. Sehingga, Anda
memiliki emosi atau keadaan yang tidak akan Anda pahami. Membayangkan
pengalaman baru menciptakan ruang bagi Anda untuk dapat tumbuh dan berubah.
Itulah sebabnya, membaca, terlebih membaca cerita fiksi, dapat membuat Anda
menjadi pribadi yang lebih baik.

24
Inilah 6 manfaat membaca yang dibuktikan melalui penelitian. Jadi, apakah rekan
pembaca ingin mendapatkan keenam manfaat tersebut? Sediakan waktu dan
ambilah buku yang ingin Anda baca setiap hari. tenggelamkan diri Anda dalam
bacaan dan membacalah secara konsisten. Hasilnya, rekan pembaca akan
mendapatkan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan Anda.
7. Membaca Menambah Wawasan dan Ilmu Pengetahuan
Buku sering disebut sebagai jendela dunia. Ini karena ada berbagai jenis bacaan
dengan berbagai isi pengetahuan, teman-teman. Karenanya, semakin banyak
membaca, semakin banyak juga pengetahuan yang kita ketahui!
Kemudian, kalau kita mengatahui banyak permasalahan dan penyelesaiannya
melalui buku, kita akan terbiasa mencari solusi apabila ada masalah yang terjadi
di kehidupan kita.Selain itu, membaca membuat kita mendapat banyak inspirasi
yang mungkin berguna untuk kita.
8. Membaca Melatih Kemampuan Berpikir dan Meningkatkan Daya Ingat
Salah satu cara terbaik untuk melatih kemampuan berpikir adalah dengan
membaca.
Jika kita punya wawasan yang luas, ini bisa melatih pikiran kita untuk memiliki
pertimbangan dan pemikiran dari berbagai sudut pandang.Jadi, kita bisa melihat
permasalahan dari berbagai sisi.Membaca juga baik untuk daya ingat otak
kita.Penelitian telah menunjukkan bahwa tetap terstimulasi secara mental dapat
memperlambat atau bahkan mencegah penyakit Alzheimer dan Dementia,
lo.Karena membaca membuat otak kita aktif dan mencegah otak kita kehilangan
kekuatan.Sama seperti otot lain di tubuh, otak membutuhkan latihan untuk
membuatnya kuat dan sehat.
9. Membaca Memperkaya Kosakata
Dengan banyak membaca, kamu akan lebih mudah bercerita karena kosakata yang
kamu miliki bertambah banyak.Ini membuat kita bisa lebih baik menyampaikan
berbagai hal yang kita pikirkan dengan lebih jelas, teman-teman.
10. Meningkatkan Konsentrasi dan Memori
Selama membaca, kita akan fokus pada bacaan. Konsentrasi kita akan meningkat
ketika sedang membaca.Membaca bisa melatih kita untuk fokus dan tidak mudah
teralihkan saat melakukan sesuatu.Kemudian, kebiasaan rajin membaca juga

25
membuat otak mengingat berbagai hal dengan mudah.Sebabnya, dalam proses
membaca kita membentuk memori baru dan memperkuat memori yang sudah ada.
11. Meningkatkan Keterampilan Menulis
Apabila kita sering membaca, kita akan terbiasa dengan kata, kalimat, dan
paragraf.Selain menambah kosakata untuk berbicara, terbiasa dengan kata,
kalimat, dan paragraf juga memudahkan kita untuk menuliskan apa yang kita
pikirkan.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan menulis adalah kegiatan menyampaikan ide, gagasan,
informasi,atau perasaan ke dalam bentuk-bentuk lambang bahasa berupa tulisan
secara terampil yang dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca. Untuk
mencapai keterampilan menulis siswa, maka perlu di perhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi ketrampilan menulis diantaranya faktor internal dan eksternal
yang meliputi, faktor internal (kesehatan, minat, bakat, dan motivasi pesertta
didik) sedangkan faktor eksternal (keluarga, lingkungan sekitar, dan sekolah).
Sedangkan dalam meningkatkan keterampilan menulis guru dapat melakukan
strategi dalam pembelajaran diantaranya menggunakan Strategi Pembelajaran
Menulis Dengan Model Proses dan Strategi Pembelajaran Teknik Guiding
Questions. Manfaat dari keterampian menulis mencakup manfaat praktis dan
pragmatis, salah satunya ialah menambah wawasan si penulis.

B. Saran
Sebaiknya orang tua mengajarkan anaknya dari kecil untuk menyukai
menulis. Karena manfaat dari keterampilan berbahasa tulis sangat banyak.
Kebiasaan tersebut dapat dilakukan melalui pembiasaan orang tua, lingkungan,
maupun sekolah.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ilham Muhammad,Iva Ani Wijayanti. (2020). Keterampilan Berbicara:Pengantar


Keterampilan Berbahasa. Pasuruan:Lembaga Academic & Research Institute.
Drs. Josep Hayon, M. Hum. (2003). Membaca dan Menulis Wacana Petunjuk
Praktis Bago Mahasiswa. Jakarta: PT. Grasindo
Sari, Putu A.P. (2020). Jurnal Pelajaran dan Studi Pembelajaran. Hubungan
Literasi Baca Tulis dan Minat Membaca dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
Vol. 3, No.1. (https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JLLS/article/view/24324)
diakses pada 10 Februari 2021
Erfin. Strategi KWL Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Di
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru. 2016. 1-9.
Meliza. Adnan. Intan Safiah. (2016). Strategi Guru Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pada Siswa Kelas Rendah Gugus Inti Kecamatan
Peudada Kabupaten Bireuen. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1-
11.
Fatimah. Sari, Ratna dewi kartika. (2018). Strategi Belajar & Pembelajaran
Dalam Meningkatkan Keterampilan Bahasa. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 1-6.
Sumarwati, Atikah Anindyarini, dan Amir Fuady. (2014). Pembelajaran Kaidah
Bahasa Indonesia Dan Keterampilan Berbahasa Secara Terpadu Dengan
Pendekatan Focus On Form Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
Litera, 1-11.
Santosa Puji, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Rofi’uddin, ahmad, dkk. (1999). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD di
Kelas Tinggi: Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fahrurrozi. Pembelajaran Membaca Permulaan Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
PGSD.2016. 1-7. (http://digilib.uinsby.ac.id/16731/5/Bab%202.pdf) diakses 14
februari 2021.

28

Anda mungkin juga menyukai