Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KEGIATAN ADMINISTRASI BIMBINGAN KONSELING DI SD”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Bimbingan Konseling di SD”
Dosen Pengampu :
Dr. Nina Permatasari , S.Psi., M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Kelas 7B PGSD
Mira Erdiyanti 1910125320022
Siti Firda Anggraini 1910125220042
Marfuah 1910125320002
Wanda Azizah 1910125220107
Puteri Ade Utari 19101252220017
Desi Pertami br Tarigan 2210118820019

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT


serta sholawat dan salam tak lupa senantiasa kita hanturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad saw yang mana atas karunia-Nya dan syafaat beliau kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata


kuliah Bimbingan Konseling di SD Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung
Mangkurat, dengan materi pembahasan mengenai Kegiatan Administrasi
Bimbingan Konseling di SD .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Nina Permatasari , S.Psi.,
M.Pd. selaku dosen pengampu beserta pihak-pihak yang sudah mendukung
penulisan makalah ini. Kami pun sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna
menjadikan makalah ini menjadi lebih sempurna. Kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin Yarobbal Aalamiin.

Banjarmasin, September 2022

Kelompok 6

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar...........................3
B. Perencanaan Kegiatan Administrasi Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar............................................................................................4
C. Kegiatan Administrasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar........8
D. Personil Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar..........................................................................................................9
E. Isi dokumen Administrasi Bimbingan Konseling....................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya,
telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi globalisasi mmebuat
kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk
mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari
kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan
kemampuan dan tingkat kehidupan yang lebih baik, sedangkan dampak
negatif dari globalisasi titu sendiri diantaranya: keresahan hidup di kalangan
masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, adanya
kecendrungan pelanggaran disiplin, adanya ambisi kelompok yang dapat
menimbulkan konflik dan pelarian dari masalahmelalui jalan pintas yang
bersifat sementara, seperti penggunakan obat-obat terlarang. Untuk menangkal
dan mengatasi masalah itu perlu disiapkan insan dan sumber daya manusia
yang harmonis lahir bathin, sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai
ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara profesional, serta dinamis dan kreatif.
Dalam perspektif pendidikan nasional, Bimbingan dan Konseling
merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di
sekolah, yang bertujuan untuk membantu para siswa agar dapat
mengembangkan dirinya secara optimal dan memperoleh kemandirian.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling setidaknya harus di
dukung oleh Semua stakeholder yang ada di sekolah, dalam artian harus ada
kegiatan kerja sama antar penghuni sekolah agar semua program yang telah di
susun dapat di laksanakan.
Administrasi merupakan kedudukan sentral dalam pembinaan dan
pengembangan sama sekelompok manusia. Kegiatan usaha yang dimaksudkan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Administrasi sebagai ilmu yang
membahas tentang usaha – usaha manusia dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja di dalam suatu kelompok. Sedangkan lembaga pendidikan
formal adalah merupakan salah satu bentuk pengelompokan manusia, karena
itu pendidikan tidak dapat terlepas dari kegiatan administrasi.

1
Administrasi pendidikan yang merupakan usaha dalam mencapai dari
tujuan, tidak terlepas dari bimbingan. Artinya administrasi pendidikan tidak
akan berjalan tanpa adanya hal – hal yang dijadikan satu acuan atau ukuran.
Bimbingan disini artinya, dalam administrasi diperlukan adanya satu cara atau
pedoman dalam menjalankan administrasi itu sendiri. Artinya administrasi
juga memerlukan adanya bimbingan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari administrasi bimbingan dan konseling di sekolah
dasar?
2. Bagaimana perencanaan kegiatan administrasi bimbingan dan
konseling di sd?
3. Bagaimana kegiatan administrasi bimbingan dan konseling di sekolah
dasar?
4. Siapa saja personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar ?
5. Bagaimana contoh isi dokumen administrasi pada bimbingan dan
konseling di sekolah dasar?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari administrasi bimbingan dan konseling di
sekolah dasar .
2. Mengetahui perencaan kegiatan administrasi bimbingan dan konseling
di sekolah dasar .
3. Mengetahui kegiatan administrasi bimbingan dan konseling di sekolah
dasar .
4. Mengetahui personil pelaksaan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar
5. Mengetahui contoh isi dokumen administrasi pada bimbingan dan
konseling di sekolah dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar


Adelia Delarosa mengatakan menurut Hendyat Soetopo dalam jurnal
Layanan Khusus Peserta Didik oleh Adi Putra (2016), bimbingan adalah
proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan
kemungkinan atau kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam
rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan
mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Lunenburg (2010) mengatakan bahwa “The counseling service is designed
to facilitate self-understanding and development through dyadic or small-
group relationships”. Jadi, konseling dapat diartikan sebagai bantuan yang
diberikan oleh seorang ahli kepada seseorang yang memiliki permasalahan
agar permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan.
Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Setiap bimbingan belum tentu dapat dikatakan sebagai konseling,
karena bimbingan diberikan kepada setiap individu baik yang memiliki
masalah maupun yang tidak. Sedangkan konseling merupakana bagian dari
bimbingan karena konseling ditujukan terutama kepada klien yang memiliki
masalah.
Berdasarkan pengertian bimbingan dan konseling diatas maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah “ services of assistance
given to students to develop their potential, alleviate the problems, and shape
the character of the students in accordance with the norms that exist in the
neighborhood”(Nurhasanah dan Qathrin Nida, 2015). Menurut Prayitno
dalam jurnal Bimbingan dan Konseling oleh H. Kamaluddin (2011),
bimbingan dan koseling dapat juga diartikan sebagai secara perorangan
maupun kelompok, agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karir melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

3
Dalam Jurnal Administrasi Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling
oleh Adelia Delarosa berdasarkan pengertian bimbingan dan konseling diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa administrasi layanan khusus bimbingan dan
konseling adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan, aktifitas-aktifitas pelayanan bimbingan dan konseling, serta
penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Wildan Zulkarnain, 2014).

B. Perencanaan Kegiatan Administrasi Bimbingan dan Konseling di


Sekolah Dasar
Perencanaan merupakan upaya untuk merumuskan apa yang ingin
dicapaidapat terlaksana melalui rumusan rencana kegiatan. Perencanaan
adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telahditentukan.
Perencanaan tersebut dapat di susun berdasarkan kebutuhan dalam waktu
tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. selanjutnya Usman
(2013:77) ‘’perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan dimasa akan
datang untuk mencapai tujuan.perencanaan mengandung unsur unsur :
sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya ,adanya Proses, hasil yang
ingin dicapai,dan menyangkut masa depan dalam waktu tertentu’’
Menurut Nurihsan (2007 :40) Dalam hubungannya dengan perencanaan
program layanan bimbingan dan konseling disekolah,maka ada beberapa
aspek kegiatan penting yang perlu diperhatikan,antara lain:
1. Analisis kebutuhan dan permasalahan Siswa,
2. Penentuan tujuan Program layanan bimbingan yang hendak dicapai
3. Analisis situasi dan kondisi disekolah
4. Penentuan jenis jenis kegiatan yang akan dilakukan
5. penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan
6. penetapan personel personel yang akan melaksanakan kegiatan kegiatan
yang telah ditetapkan
7. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan bimbingan yang
direncanakan

4
8. Perkiraan tentang hambatan hambatan yang akan ditemui dan usaha
usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan.
Dalam Perencanaan program bimbingan dan konseling, Guru pembimbing
harus memperhatikan alokasi Waktu. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling disekolah,setiap guru pembimbing harus dapat mengatur waktu
untuk menyusun, melaksanakan, menilai, menganalisis,dan menindak lanjuti
program kegiatan bimbingan dan konseling dengan memperhatikan hal hal
berikut ini :
a. Semua jenis program bimbingan dan konseling (tahunan,
semesteran,bulanan, mingguan, harian),
b. kontak langsung sengan siswa yang akan dilayani,
c. kegiatan bimbingan dan konseling tidak merugikan waktu belajar
disekolah,d) kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam sekolah dapat
50%.
Perencanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah dasar dapat
dimulai dari :
1. Analisis kebutuhan konseling
Dalam rangka merencanakan program yang dimaksud perlu
dilakukan analisis kebutuhan (need assessment), untuk mendapatkan
informasi-informasi yang akurat mengenai kebutuhan program. Kegiatan
analisis kebutuhan dalam bimbingan dan konseling mencakup informasi-
informasi mengenai kebutuhan peserta didik, lingkungan peserta didik,
dan layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan analisis kebutuhan
dalam program bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
mengelompokkan masalah yang berkaitan atau yang ada pada peserta
didik. Kebutuhan atau masalah peserta didik dapat diidentifikasi melalui
mengenali:
a. Karakteristik siswa, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan
keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan
belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung, atau mudah
tersinggung), dan karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan, dan
tanggung jawab)

5
b. Harapan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dapat dianalisis
dari tugas-tugas perkembangan yang dijabarkan dalam rumusan
kompetensi dan materi pengembangan kompetensi yang ada.Pada
prinsipnya apapun pendekatan yang digunakan, pengukuran
kebutuhan bertujuan untuk menentukan prioritas kebutuhan yang
akan diprogramkan dalam layanan bimbingan dan konseling. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan kriteria yang digunakan untuk
menganalisis dan mengkonversi data yang menjadi prioritas.
Misalnya dengan menggunakan Standar Kompetensi Kemandirian
Peserta Didik (SKKPD), atau bidang bimbingan (pribadi, sosial,
belajar, dan karier). Kegiatan pengumpulan data tentang program
akan memberikan informasi kualitatif tentang program, dan detail
yang menujukkan isi dari stuktur program bimbingan yang sedang
berlaku (Gysbers & Henderson, 2006)
2. Penyusunan program bimbingan dan konseling
Pencapaian tujuan program BK secara efektif dan efisien
memerlukan penyusunan program yang memadai. Penyusunan program
tersebut terdiri atas asesmen kebutuhan konseli dan lingkungannya.
Asesmen kebutuhan konseli berkaitan dengan identifikasi karakteristik
konseli dan harapannya terhadap program layanan BK. Asesmen
lingkungan konseli berkaitan dengan identifikasi visi dan misi serta
tujuan sekolah, harapan sekolah dan orang tua konseli, kondisi dan
kualifikasi guru dan konselor, sarana dan prasarana pendukung program
BK, dan kebijakan pimpinan sekolah. Kemudian, perumusan tujuan BK
dapat merujuk SKKPD, dan yang terakhir perancangan program layanan
BK, Berdasarkan hasil asesmen kebutuhan konseli dan lingkungannya
serta pencermatan tujuan program BK maka dilakukan perancangan
program bimbingan dan konseling dengan menetapkan elemen dan
komponen program bimbingan dan konseling (Ramli & Flurentin, 2012);
(Depdiknas, 2008)
3. Pengembangan rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
(RPLBK)

6
Sebagaimana yang dilakukan oleh guru bidang studi, maka guru
bimbingan dan konseling/konselor juga membuat perencanaan
pelayanan dalam bentuk program dan RPLBK. RPLBK dijabarkan dari
kalender kegiatan BK, sebagai upaya mengarahkan proses pelayanan BK
bagi konseli dalam rangka mencapai kompetensi dasar. Di dalam
RPLBK, setidaknya memuat identitas RPLBK, rumusan kompetensi dan
tujuan pelayanan, materi bimbingan, rincian kegiatan pelayanan, metode,
sumber dan penilaian proses dan hasil.
4. Perencanaan sarana penyelenggaraan program bimbingan dan konseling
Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi
setempat, namun untuk keperluan ini perlu diprogramkan sebelum tahun
ajaran baru, agar pelayanan bimbingan dapat berjalan lancar. Dalam hal
memprogramkan pengadaan 11 sarana dan prasarana, konselor
mengkonsultasikannya dengan kepala sekolah, guru, wali kelas, dan
komite sekolah. Berikut ini sarana dan prasarana yang perlu disediakan
untuk pelayanan BK (Depdiknas, 2008); (Flurentin, 2012);
(Permendikbud RI , 2014). Pertama yaitu Ruang bimbingan dan
konseling, merupakan salah satu sarana penting yang turut
mempengaruhi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Letak atau lokasi ruang bimbingan dan konseling di suatu
sekolah dipilih lokasi yang mudah diakses (strategis) oleh siswa tetapi
tidak terlalu terbuka. Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan
dengan kebutuhan jenis layanan dan jumlah ruangan. Sebaiknya antar
ruangan tidak tembus pandang. Jenis ruangan yang diperlukan meliputi:
ruang kerja, ruang administrasi/data, ruang konseling individual, ruang
bimbingan dan konseling kelompok, ruang biblioterapi, ruang
relaksasi/desensitisasi, dan ruang tamu. Adapun besaran ukuran ruangan
disesuaikan dengan jumlah konseli dan jumlah konselor yang ada di
suatu sekolah. Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan
tempat bimbingan yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang
memungkinkan tercapainya proses pelayanan bimbingan dan konseling
yang bermutu dan membuat konseli yang datang ke ruang konseling

7
nyaman. Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap
perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data siswa,
dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya
juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi
pendidikan dan jabatan.
5. Perencanaan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling
Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari
manajemen bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat
berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi
program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja
Sekolah (Flurentin, E., 2012; (Permendikbud, 2014).

C. Kegiatan Administrasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar


Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah terdiri
atas layanan langsung dan tidak langsung. Layanan langsung dilakukan guru
secara terintegrasi dengan proses pembelajaran dan pada kasus-kasus tertentu
diberikan pada jam istirahat dan melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti
membaca asmaul husna, shalat berjama’ah, olahraga, dan bermain. Di antara
materi yang disampaikan kepada peserta didik adalah menjaga kebersihan diri
dan pakaian, berdoa, suka menolong, jujur, dan bersikap sopan santun.
Guru kelas biasanya memberikan tindakan sesuai dengan masalah yang
dihadapi peserta didik. Terkait masalah anak yang berkebutuhan khusus, guru
kelas bekerjasama dengan guru pendamping ABK dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi peserta didiknya. Ketika guru kewalahan dalam
menghadapi permasalahan anak maka guru biasanya menyampaikan masalah
tersebut kepada kepala sekolah, guru kelas lain yang dianggap senior, dan
kepada orangtua peserta didik, baik secara insidental maupun secara terjadwal
pada kegiatan bulanan dewan guru dan pada waktu penerimaan rapor.
Contoh praktik bimbingan dan konseling yang dilakukan guru, antara lain
mengajak peserta didik membaca Al Quran, merenungkan kasih sayang
orangtua terhadapnya, menunjukkan akibat dari perbuatan buruknya,
memberikan sanksi atas perbuatan negatif yang dilakukannya, dan mendorong

8
peserta didik untuk membaca buku cerita di pojok baca dan gerobak baca pada
jam istirahat (Ariani, D. N, 2018).
Pelaksanaan bimbingan dan konseling individu dilakukan guru pada jam
istirahat. Guru biasanya memulai aktivitas konseling dengan meminta peserta
didik membaca Al-Quran, kemudian dilanjutkan dengan mengajak peserta
didik memikirkan dampak perbuatannya bagi dirinya, orangtuanya, dan orang
di sekitarnya. Pada kasus tertentu, kegiatan bimbingan dan konseling juga
dilakukan dengan mengundang orangtua peserta didik ke sekolah untuk
membicarakan permasalahan anak dan pada waktu-waktu luang guru juga
melakukan kunjungan ke rumah peserta didik untuk mendapatkan kesamaan
persepsi antara guru dan orangtua peserta didik dalam menyelesaikan masalah
belajar anak (Rahayu, 2017).
Adapun pelaksanaan bimbingan dan konseling secara tidak langsung
dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan diri dan pembiasaan, seperti
mengucapkan salam, kegiatan pramuka, olahraga, pameran karya peserta
didik, dan sholat zuhur berjamaah di Musholla sekolah. Disamping itu,
sekolah juga menyediakan berbagai sumber belajar yang mendukung
pertumbuhan sikap positif pada diri peserta didik, seperti papan nasihat, pojok
baca dan gerobak buku yang menyediakan buku-buku cerita dan untuk
meningkatkan minat baca peserta didik (Ariani, D. N, 2018).

D. Personil Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Dasar
Personel pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar
adalah segenap unsur yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah
dengan guru kelas sebagai pelaksana utamanya. Menurut Shetzer dan Stone
(1985) dalam Mugiarso, dkk (2012:109), personel pelayan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator
bimbingan dan konseling, guru pembimbing, guru, wali kelas, dan staf
administrasi. Tugas masing-masing personel itu adalah sebagai berikut.
1. Kepala Sekolah

9
Kepala sekolah bertanggung jawab atas segala kegiatan yang
berlangsung di sekolah dapat dirinci sebagai berikut: mengoordinir
semua kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah,
sehingga pelayanan pembelajaran, latihan, serta bimbingan dan
konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan
dinamis , menyediakan sarana dan prasarana, tenaga dan berbagai
kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling
secara efektif dan efisien, melakukan supervisi terhadap pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah untuk memantau sejauh mana
pelaksanaan bimbingan dan konseling ,mengadakan kerjasama dengan
instansi terkait dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah; serta melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
terhadap minimal 40 peserta didik bagi kepala sekolah yang berlatar
belakang bimbingan dan konseling.

2. Wakil Kepala Sekolah


Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam hal:
mengoordinir pelaksanaan bimbingan dan konseling dan membantu
melaksanakan kebijakan kepala sekolah; dan melaksanakan bimbingan
terhadap minimal 75 peserta didik bagi wakil kepala sekolah yang
berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.

3. Koordinator Guru Pembimbing


Tugas koordinator guru pembimbing dapat dirinci sebagai berikut:
mengoordinir guru pembimbing dalam menyusun, melaksanakan, dan
menilai program bimbingan dan konseling serta mengadakan tindak
lanjut; mengusulkan kepada kepala sekolah untuk mengusahakan
terpenuhinya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling; serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan bimbingan
dan konseling kepada kepala sekolah.

4. Guru Pembimbing

10
Tugas guru pembimbing atau konselor dapat dirinci sebagai
berikut: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program
pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan tindak lanjut
berdasarkan hasil analisis evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
, mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru
pembimbing.

5. Guru Mata Pelajaran


Tugas guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling dirinci sebagai berikut: melakukan kerjasama dengan guru
pembimbing dalam mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan
pelayanan bimbingan dan konseling , mengalihtangankan peserta didik
yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling, berpartisipasi
dalam kegiatan upaya mencegah munculnya masalah peserta didik
dalam pengembangan potensi serta membantu mengumpulkan informasi
yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan serta ikut
serta dalam program layanan bimbingan.

6. Guru Mata Pelajaran


Tugas guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling dirinci sebagai berikut: melakukan kerjasama dengan guru
pembimbing dalam mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan
pelayanan bimbingan dan konseling, mengalihtangankan peserta didik
yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling, berpartisipasi
dalam kegiatan upaya mencegah 39 munculnya masalah peserta didik
dalam pengembangan potensi; serta membantu mengumpulkan
informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan
serta ikut serta dalam program layanan bimbingan.

7. Staf Administrasi
Tugas staf administrasi dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling dirinci sebagai berikut: membantu koordinator guru

11
pembimbing dan guru pembimbing dalam mengadministrasikan seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah; dan membantu
menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam layanan
bimbingan dan konseling.

E. Isi dokumen Administrasi Bimbingan Konseling

Isi dokumen Administrasi Bimbingan Konseling ini meliputi:


 Laporan semester ganjil/genap
 Laporan evaluasi pelaksanaan BK
 Prosentase absen
 Format studi kasus
 Daftar catatan pelanggaran
 Catatan observasi siswa
 Kartu komunikasi
 Laporan absensi siswa
 Program kerja BK
 Rencana operasional kegiatan layanan BK
 Contoh kegiatan layanan
 Teknik pelaksanaan BK
 Pembagian tugas bimbingan kelas petugas BK
 Contoh laporan kunjungan rumah.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Setiap bimbingan belum tentu dapat dikatakan sebagai konseling,
karena bimbingan diberikan kepada setiap individu baik yang memiliki
masalah maupun yang tidak. Sedangkan konseling merupakana bagian dari
bimbingan karena konseling ditujukan terutama kepada klien yang memiliki
masalah.
Dalam Perencanaan program bimbingan dan konseling, Guru pembimbing
harus memperhatikan alokasi Waktu. Dalam pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling disekolah,setiap guru pembimbing harus dapat mengatur waktu
untuk menyusun, melaksanakan, menilai, menganalisis,dan menindak lanjuti
program kegiatan bimbingan dan konseling.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah terdiri
atas layanan langsung dan tidak langsung. Layanan langsung dilakukan guru
secara terintegrasi dengan proses pembelajaran dan pada kasus-kasus tertentu
diberikan pada jam istirahat dan melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti
membaca asmaul husna, shalat berjama’ah, olahraga, dan bermain. Di antara
materi yang disampaikan kepada peserta didik adalah menjaga kebersihan diri
dan pakaian, berdoa, suka menolong, jujur, dan bersikap sopan santun.
Adapun pelaksanaan bimbingan dan konseling secara tidak langsung
dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan diri dan pembiasaan, seperti
mengucapkan salam, kegiatan pramuka, olahraga, pameran karya peserta
didik, dan sholat zuhur berjamaah di Musholla sekolah. Disamping itu,
sekolah juga menyediakan berbagai sumber belajar yang mendukung
pertumbuhan sikap positif pada diri peserta didik, seperti papan nasihat, pojok
baca dan gerobak buku yang menyediakan buku-buku cerita dan untuk
meningkatkan minat baca peserta didik (Ariani, D. N, 2018).
Personel pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar
adalah segenap unsur yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah
dengan guru kelas sebagai pelaksana utamanya. Menurut Shetzer dan Stone

13
(1985) dalam Mugiarso, dkk (2012:109), personel pelayan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator
bimbingan dan konseling, guru pembimbing, guru, wali kelas, dan staf
administrasi.

B. Saran
Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami
selaku penulis menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun agar
kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu. (2017). Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Madrasah


Ibtidaiyah. Primary Education Journal (PEJ), 1(1),24–30.

Ariani, D. N. (2018). Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.


Jurnal Pendidikan, 3(4), 447—452.

Mutia ,Sri. (2021). PELAKSANAANPROGRAM LAYANAN BIMBINGAN


DAN KONSELING DISEKOLAH. Jurnal Intelektualita.

Ramadani,Dewita, Herdi. (2021). STUDI KEPUSTAKAAN MENGENAI


KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH. Jurnal Edukasi: jurnal bimbingan dan konseling. Vol. 7,
No. 1, 2021Hal : 42-52.

Delarosa, A. (2019). Administrasi Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling.

Anisah, A. (2019). Desain Sistem Informasi Administrasi Bimbingan Konseling


pada SMA Negeri 1 Tempilang dengan Model Fast. Jurnal Sisfokom
(Sistem Informasi dan Komputer), 8(1), 92-97.

Ningsih, R. W., Asrori, M., & Wicaksono, L. STUDI PENGELOLAAN


ADMINISTRASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 PONTIANAK TAHUN 2019.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9(6).

Namirah, N. (2018). Pengelolaan Administrasi Bimbingan dan Konseling di MTs


Negeri 8 Banjar Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

Putri, A. E. (2019). Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling: Sebuah Studi


Pustaka. Jurnal bimbingan konseling indonesia, 4(2), 39-42.

Batubara, H. H., & Ariani, D. N. (2018). Penyelenggaraan Bimbingan dan


Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 3(4), 447-452.

15

Anda mungkin juga menyukai