Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN”

Untuk Memenuhi Mata Kuliah

“Pendidikan Kewarganegaraan SD”

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Asniwati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Khalawatul Zakiah 1910125120047
Muhammad Iqbal 1910125210014
Tazkiatul Mahfuzah 1910125220012
Siti Firda Anggraini 1910125220042
Mislian Dinda Norjanah 1910125220087
Ahmad Shabirin 1910125310032
Esty Fahlupi Yurinda 1910125320027
Maya Aulia 1910125220042

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT serta
sholawat dan salam tak lupa senantiasa kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang mana atas karunia-Nya dan safaat beliau kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Pengelolaan Kelas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, dengan materi
pembahasan tentang Keterampilan Memberi Penguatan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hj. Asniwati, S.Pd., M.Pd.,
selaku dosen pengampu beserta pihak-pihak yang sudah mendukung penulisan
makalah ini. Kami pun sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna menjadikan
makalah ini menjadi lebih sempurna. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin Yarobbal Aalamiin.

Banjarmasin, Agustus 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Keterampilan Memberi Penguatan.................................................................6
B. Tujuan Keterampilan Memberi Penguatan.....................................................7
C. Model Keterampilan Memberi Penguatan.....................................................8
D. Komponen-Komponen dalam Keterampilan Memberi Penguatan.................9
E. Cara Memberikan Penguatan........................................................................13
F. Prinsip Keterampilan Memberikan Penguatan.................................................14
G. Kelebihan dan Kelemahan Keterampilan Memberi Penguatan....................16
BAB III........................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
A. Kesimpulan...................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan sosok yang sering ditiru. Program kelas tidak akan berarti
bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat
menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa
di dalam suatu kelas. Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran
mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah
ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan secara
langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru mestinya merencanakan
pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif di dalam
proses pembelajaran.
Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik
oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan
kualitas yang lebih baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa
berpartisipasi disebut penguatan atau reinforcement.
Keterampilan guru adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru di dalam maupun di luar kelas secara profesinal, karena
guru adalah profesi, dan sebagai profesi yang dimiliki guru harus mempunyai
sejumlah keterampilan-keterampilan dalam mengajar. Sedangkan keterampilan
yang harus dimiliki guru yaitu berupa keterampilan dasar dalam mengajar.
Keterampilan dasar mengajar tersebut adalah keterampilan yang dimiliki oleh
setiap guru dalam melakukan pengajaran.
Dalam menguasai keterampilan dasar mengajar itu akan dapat membedakan
mana guru yang profesional dan mana guru yang tidak profesinal, serta mana guru
yang memenuhi persyaratan kompetensi serta mana guru yang belum memiliki
persyaratan kompetensi. Misalnya seorang sulit dikatakan sebagai seorang guru
profesional dan memenuhi persyaratan kompetensi apabila ia tidak memiliki
keterampilan untuk membuka dan menutup pelajaran, bertanya dan menjelaskan
kepada siswa, memberikan penguatan, serta terampil mengelola kelas. Sejumlah

4
keterampilan dasar yang dimiliki oleh seorang guru agar dalam mengerjakan
tugas profesionalnya berhasil atau mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan?
2. Apa tujuan keterampilan memberi penguatan?
3. Apa saja model keterampilan memberi penguatan?
4. Apa saja komponen dalam keterampilan memberi penguatan?
5. Bagaimana cara penggunaan keterampilan memberi penguatan?
6. Bagaimana prinsip keterampilan memberi penguatan?
7. Apa saja kelebihan dan kelemahan keterampilan memberi penguatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keterampilan memberi penguatan.
2. Untuk mengetaui tujuan keterampilan memberi penguatan.
3. Untuk mengetahui model-model keterampilan memberi penguatan.
4. Untuk mengetahui komponen dalam keterampilan memberi penguatan.
5. Untuk mengetahui cara penggunaan keterampilan penguatan.
6. Untuk mengetahui prinsip keterampilan memberi penguatan.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan keterampilan memberi
penguatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan mengajar sangat penting untuk calon guru ketika melaksanakan
tugasnya dikelas (Rahayu et al., 2018). Pendidik harus menguasai dan memenuhi
ketiga komponen trilogi profesi, yaitu komponen dasar keilmuan, substansi
profesi, dan komponen praktik profesi. Pengelolaan pendidikan diharapkan
mampu memberdayakan para pendidik untuk menyelenggarakan tugas
keprofesionalan sesuai trilogi profesi (Nasrun, 2017). Komponen dasar keilmuan
memberikan landasan bagi calon tenaga pendidik sehingga memiliki wawasan,
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap berkenaan dengan profesi pendidik.
Pendidik diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan
kinerja profesionalnya. Komponen substansi profesi membekali calon pendidik
berkaitan dengan apa yang menjadi fokus, serta objek praktis spesifik pekerjaan
profesionalnya. Komponen ini berintikan proses pembelajaran materi yang
merupakan bagian kurikulum. Komponen praktik mengarahkan calon tenaga
pendidik untuk menyelenggarakan praktik profesinya kepada sasaran pelayanan
secara tepat dan berdaya guna.
Keterampilan memberi penguatan merupakan salah satu keterampilan
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik. Dalam proses
pembelajaran, keterampilan maupun tingkah laku peserta didik yang baik dapat
kita beri penghargaan baik berupa senyuman, kalimat pujian, maupun hadiah.
Pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk penghargaan yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan peserta didik yang dapat mendorongnya dalam
meningkatkan semangat belajar dan memperbaiki tingkah laku peserta didik.
Bentuk respon ini merupakan salah satu bentuk pemberian penguatan kepada
peserta didik dalam proses pembelajaran. Pujian atau respons positif guru
terhadap kegiatan peserta didik yang positif akan membuat peserta didik merasa
merasa senang karena dianggap mempunyai kemampuan. Tujuan memberi
penguatan ini adalah untuk meningkatkan perhatian dan membangkitkan

6
semangat belajar siswa, memudahkan siswa memahami pembelajaran,
mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta merangsang munculnya
perilaku yang positif, menumbuhkan percaya diri pada diri siswa, serta
memelihara iklim kelas yang kondusif.
Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin (2012: 208) penguatan adalah
respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilaku peserta
didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan perilaku
tersebut. Penguatan merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang sengaja
diberikan agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali. Penguatan yang
diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat peting bagi peserta didik.
Hasibuan (2008:58) menyatakan bahwa siswa membutuhkan penguatan dalam
belajar karena penguatan merupakan penghargaan yang dapat menimbulkan
dorongan dan semangat dalam belajar. Jika dijabarkan fungsi penguatan ialah
untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan
meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.
Dengan demikian penguatan atau reinforcement merupakan salah satu bentuk
respon positif tenaga pendidik dalam proses pembelajaran terhadap perilaku
peserta didik dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku
positif peserta didik tersebut.

B. Tujuan Keterampilan Memberi Penguatan


Ada beberapa tujuan keterampilan memberi penguatan di dalam kelas yang
diambil dari beberapa referensi, diantaranya :
1. Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa
Melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar
siswa, siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya, dengan demikian
perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru
melalui respon yang diberikan kepada siswanya. Apabila perhatian siswa
semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi (energi dari dalam diri

7
seseorang yang mengarahkan tingkah lakunya) belajarnya pun akan semakin
baik pula.
2. Memudahkan siswa belajar
Tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk
memudahkan siswa belajar. Kemudahan berfungsi untuk memberikan suasana
yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Untuk
memudahkan belajar harus ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan positif dalam
pembelajaran, yaitu dengan memberikan respon-respon (penguatan) yang
akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan
terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan
negatif yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus
dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif
dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan
oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.
4. Memelihara iklim kelas yang kondusif
Suasana kelas yang menyenangkan, aman dan dinamis akan
mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang
dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis, sehingga siswa
akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba dan
melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Untuk memelihara iklim
kelas dapat dilakukan dengan cara menanggapi dengan penuh kepekaan yang
mengganggu proses belajar mengajar, memeratakan perhatian, mengurangi
ketegangan dengan humor, dan lain sebagainya.

C. Model Keterampilan Memberi Penguatan


1. Penguatan Seluruh Kelompok
Pemberian penguatan terhadap seluruh anggota kelompok dalam kelas
dapat dilakukan secara terus menerus seperti halnya pada pemberian

8
penguatan untuk individu. Penguatan verbal, gestural, tanda, dan kegiatan
adalah merupakan komponen penguatan yang dapat diperuntukkan pada
seluruh anggota kelompok.
2. Penguatan yang Ditunda
Pemberian penguatan dengan menggunakan komponen yang mana
pun, sebaiknya sesegera mungkin diberikan kepada siswa setelah melakukan
suatu respon. Penundaan pengguatan pada umumnya adalah kurang efektif
bila dibandingkan dengan pemberian secara langsung. Tetapi penundaan
tersebut dapat memberi penjelasan atau isyarat verbal, bahwa penghargaan itu
ditunda dan akan diberikan kemudian. Pepatah yang sesuai untuk ini misalnya
“lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”.
3. Penguatan Partial
Penguatan partial sama dengan penguatan Sebagian-sebagian atau
ketidak berkesinambungan, diberi kepada siswa untuk Sebagian dari
responnya. Sebenarnya penguatan tersebut digunakan untuk menghindari
penggunaan penguatan negative dan pemberian krtitik.
4. Penguatan Perorangan
Penguatan perorangan merupakan pemberian penguatan secara khusus,
misalnya menyebutkan kemampuan, penampilan, dan nama siswa yang
bersangkutan adalah lebih efektif daripada tidak menyebut apa-apa.

D. Komponen-Komponen dalam Keterampilan Memberi Penguatan


1. Komponen Penguatan Verbal
Menurut Marno dan Idris (2010: 135) menyatakan bahwa ada beberapa
komponen dalam memberikan penguatan yang perlu dipahami dan dikuasai oleh
guru. Hal ini akan membuat guru menjadi bijaksanan dan sistematis dalam
pelaksanaannya. Penguatan verbal dapat diberikan dengan komentar guru berupa
kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan sebagai penguatan tingkah laku dan
kinerja siswa. Komentar tersebut merupakan balikan (feed back) yang dapat
dilakukan oleh guru atas kinerja ataupun perilaku siswa.

9
Menurut D. N. Pah (1984: 6) penguatan verbal dapat dikelompokan menjadi
dua bentuk. Adapun bentuk komponen penguatan verbal yaitu: a) kata-kata, dan b)
kalimat.

a. Kata-kata. Penguatan yang diberikan kepada siswa berupa kata saja, hal
ini dilakukan secara singkat, mudah dipahami sehingga siswa mudah
dalam menangkap respon dari guru. Contoh:
1) Bagus. Diutarakan ketika siswa mengerjakan tugas atau perintah
dengan baik, rapi, sistematis.
2) Tepat/ betul/ benar. Diutarakan ketika siswa menjawab suatu soal/
pertanyaan sesuai dengan sesuai/ benar.
3) Pintar. Disampaikan guru apabila siswa memiliki kemampuan
intelektual yang baik di banding teman yang lain, bisa juga
disampaikan pada saat siswa benar dalam menjawab pertanyaan atau
soal.
4) Ya. Disampaikan guru apabila siswa menjawab soal atau pertanyaan
sesuai dengan harapan guru, atau memberikan pendapat dengan
benar.
b. Kalimat Umpan balik yang diberikan guru berupa rangkaian kata atau
kalimat untuk memperjelas susunan kata-kata yang ada, sehingga siswa
dapat mengerti kemampuan dan alasan mengapa guru memberikan
penguatan tersebut. Contoh:
1) Pekerjaan Andi bagus sekali!
2) Cara Agus memberikan penjelasan baik sekali!
3) Saya senang dengan pekerjaanmu!
4) Menurut Hurlock (1978: 90) apapun bentuk penguatan yang
digunakan, pada dasarnya penguatan harus sesuai dengan
perkembangan anak. Hal ini akan menimbulkan keefektivan dari
penguatan itu sendiri.
Maka dari itu untuk penguatan verbal seharusnya dilakukan sesuai tahap
perkembangan siswa. Baik penguatan verbal berupa kata maupun kalimat sebaiknya
disampaikan dengan tepat dan benar sesuai perkembangan bahasa anak dan usia.
Secara garis besar dari uraian tersebut di atas komponen penguatan verbal terdiri dari

10
kata dan kalimat. Dalam penelitian ini ke dua komponen tersebut dijadikan kisi-kisi
dalam angket pemberian penguatan verbal dengan jumlah soal 16 butir.

2. Komponen Penguatan non Verbal


Penggunaan komponen keterampilan dalam memberikan penguatan dalam
kelas harus bersifat selektif dan hati-hati, dengan menyesuaikan usia siswa, tingkat
kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang, tujuan dan sifat-sifat tugas. Hal ini
bertujuan agar pemberian penguatan tersebut efektif , sehingga mampu mencapai
tujuan yang di harapkan oleh guru dan bermakna bagi siswa.
Menurut Hamzah B. Uno (2005: 169) beberapa komponen keterampilan
pemberian penguatan yang termasuk ke dalam penguatan nonverbal yaitu:
a. Penguatan Gestural
Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau
anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya,
mengangkat alis, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan
tanda setuju, menaikan ibu jari tanda “jempolan”.
b. Penguatan Dengan Cara Mendekati
Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk
menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau
penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi,
berdiri di samping siswa diberikan unutk memperkuat penguatan yang
bersifat verbal.
c. Penguatan Dengan Sentuhan
Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk
pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa.
Seringkali untuk anak-anak yang masih kecil, guru mengusap rambut
kepala siswa.
d. Penguatan Berupa Tanda atau Benda
Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan
bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku
siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain: komentar tertulis
pada buku pekerjaan, pemberian perangko, mata uang koleksi, bintang,
permen.

11
e. Penguatan Dengan Memberikan Kegiatan yang Menyenangkan
Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membentu temanya
apabila dia selesai mengerjakan ppekerjaan terlebih dahulu dengan tepat,
siswa diminta memipmpin kegiatan.

Kemudian D.N. Pah (1984: 6-7) mengelompokan komponen penguatan


nonverbal menjadi 5 kelompok. Adapun pengelompokan tersebut yaitu:

a. Penguatan berupa mimik dan gerakan badan


Penguatan berupa mimik dan gerakan-gerakan badan seperti
senyuman, anggukan, acungan ibu jari, dan sebagainya kadang dilakukan
bersama dengan penguatan verbal. Misalnya ketika guru memberikan
penguatan verbal “bagus” kepada siswa, pada saat bersamaan guru juga
mengacungkan jempolnya ke arah siswa tersebut. Namun demikian,
penguatan nonverbal ini tidak harus selalu dilaksanakan pada saat yang
bersamaan dengan penguatan verbal.
b. Penguatan dengan cara mendekati
Pendekatan dengan cara mendekati (proximity), ialah pendekatan
yang diberikan guru dengan cara mendekati siswa sebagai wujud
perhatian, kesenangannya terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau
penampilan siswa.dapat dilakukan dengan berdiri di samping siswa,
berjalan atau duduk di samping siswa atau kelompok diskusi. Penguatan
ini juga digunakan untuk memperkuat penguatan verbal. Guru dapat
memperkirakan berapa lama ia mendekati seorang siswa atau
sekelompok siswa agar manfaat penguatan dapat berfungsi dengan baik.
c. Penguatan Dalam Sentuhan
Dilakukan dengan menepuk bahu atau pundak siswa, menjabat
tangan atau mengangkat ytangan siswa yang menang dalam
pertandingan. Guru perlu mempertimbangkan umur, latar belakang
budaya, jenis kelamin. Sebagai contoh penguatan berupa mengelus
rambut rambut saat di Taman Kanak-Kanak dan kelas rendah bisa
dipakai, tetapi belum tentu sesuai dengan siswa kelas tinggi.
d. Penguatan Dengan Kegiatan yang Menyenangkan

12
Guru dapat menggunakan kegiatan atau tugas yang menyenankan
sebagai penguatan. Ada baiknya kegiatan atau tugas tersebut ada
kaitannya dengan penampilan yang diberi penguatan. Ini bukan berarti
bahwa kegiatan lain yang tidak berhubungan tidak dapat digunakan.
Apapun jenis kegiatan atau tugas yang disenangi anak dan positif dapat
diberikan guru sebagai penguatan.
e. Penguatan Berupa Simbol atau Benda
Dapat dilakukan dengan cara menulis komentar di buku siswa,
bintang dari kertas dan benda lain yang tidak terlalu mahal harganya,
tetapi memiliki arti simbolis. Sebaiknya jangan terlalu sering digunakan,
terutama berupa benda agar tidak menjadi kebiasaan siswa untuk
mengarapkan imbalan karena penampilanya. Sekalipun demikian,
komentar tertulis pada buku pekerjaan siswa yang berarti pengakuan
pegnhasilannya dan pemberian saran konstruktif kepadanya, akan tetap
besar nilainya bagi siswa dalam masa belajarnya.

Selanjutnya Marno dan Idris (2010:137) menambahkan bahwa dalam


memberikan kegiatan yang menyenangkan, ketepatan pemilihan jenis kegiatan
belajar akan membuat guru menjadi bijaksanan dan sistematis dalam rangka
menguatkan gairah belajar. Dengan meberikan alternative kegiatan belajar yang
sesuai dengan kesukaan anak tersebut, maka hal itu bisa juga menjadi bentuk
penguatan bagi anak. Bentuk kegiatan belajar yang disenangi anak dapat
mempertinggi intensitas belajarnya. Sehingga kegiatan belajar yang menyenangkan
atau tidak akan mempengaruhi motivasi belajar.

E. Cara Memberikan Penguatan


Menurut Ramayulis, ada empat cara dalam memberikan penguatan
(Reinforcement) yaitu:
1. Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa
ditujukan, yaitu dengan cara menyebutkan namanya, sebab bila tidak jelas
akan tidak efektif.
2. Penggunaan kepada kelompok siswa yaitu dengan memberikan penghargaan
kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

13
3. Pemberian penguatan dengan cara segera.
4. Variasi dalam penggunaan.
Menurut Mulyasa, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam
memberi penguatan:
1. Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh.
2. Penguatan yang diberikan harus memiliki makna yang sesuai dengan
kompetensi yang diberikan penguatan.
3. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik.
4. Penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi ditampilkan.
5. Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.

Jadi dari pendapat di atas guru harus memperhatikan dalam


memberikan penguatan dengan cara: penguatan harus jelas pada siapa
ditunjukan dengan sungguh-sungguh, harus memiliki makna, penguatan harus
diberikan dengan segera mungkin, hindari respon negatif terhadap siswa, dan
penguatan yang bervariasi.

F. Prinsip Keterampilan Memberikan Penguatan


Untuk mewujudkan hasil pemberian penguatan (reinforcement) yang
maksimal guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya. Adapun
prinsipnya sebagaimana terdeskripsi sebagai berikut :

1. Hangat dan antusias


Penguatan yang baik dilakukan guru disertai kondisi yang hangat dan penuh
antusias. Sikap tersebut tergambar dalam memberikan senyum tanpa kepura-
puraan, wajah berseri-seri, suara yang enak didengar serta penuh perhatian,
sehingga siswa merasa diperlakukan seperti buah hati guru. Namun
sebaliknya, sikap penguatan yang lemes, tidak ada perhatian dan wajah judes,
akan menjadikan kesan tidak baik pada siswa.
2. Bermakna

14
Pemberian penguatan mestinya bermakna terhadap mental siswa, dia merasa
sangat termotivasi untuk mengulang tindakannya setelah diberikan penguatan.
Bemakna erat dengan kaitannya dengan objektivitas, artinya penguatan yang
dilakukan guru sesuai dengan fakta tindakan dana tau prestasi siswa akan jauh
lebih bermakna, dibandingkan dengan penguatan yang diberikan namun tidak
sesuai dengan kondisi objek prestasi, atau tindakan siswa.
3. Menjauhi respon negatif
Terkadang guru terlalu gegabah terhadap perilaku siswa yang kurang baik.
Alih-alih mengendalikan diri, kadang main saksi, hukuman atau bahkan
ancaman, padahal semua itu dapat menghilangkan kepercayaan guru pada
siswa. Hukuman atau sanksi memang diperbolehkan, tetapi ada batas-batas
tertentu dan waktu tertentu kapan siswa mendapatkannya, dengan cara
tertentu pula. Jika siswa hanya menjawab keliru atas pertanyaan guru,
hendaknya guru meminta teman lainnya untuk menjawab, sehingga siswa
tersebut cukup belajar pada dirinya bahwa jawabannya kurang tepat. Apabila
siswa tidak dapat mempraktikan pelajaran tertentu, guru dengan nada baik
meminta anak untuk mendemonstrasikan setelah itu siswa tadi diminnta untuk
mengulanginya kembali. Cara tersebut sebenarnya kiat yang dapat dilakukan
guru agar terhindar dari respon negatif siswa.

Selain prinsip diatas, Wardani (2006) menjelaskan betapa pentingnya seorang


guru dalam menguasai teknik pemberian penguatan (reinforcement) sehingga
guru dapat disenangi oleh siswa, dan merasa ada yang kurang saat guru tidak ada
ditempat, maka hal yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan pemberian
penguatan (reinforcement) adalah sebagai berkut :

1. Kejelasan sasaran penguatan


Subjek yang menjadi sasaran penguatan hendak harus dipeerjelas, agar tidak
terjadi multi tafsir dan penguatan menjadi sia-sia. Sebelum melakuka
penguatan, guru memperjelas apakah ditujukan pada personal siswa, arinya
ada individu yang berhak mendapatkan pujian. Kemudian jika personal,

15
tatapan dan pengucapan nama sesuai dengan sasaran pula. Guru perlu
menghinndari kesalahan penguatan, iika tidak sedikitnya siswa bingung dan
penguatan menjadi tidak efektif. Selain individu, dapat pula penguatan
(reinforcement) pada kelompok tertentu, ini juga kejelasan kelompok yang
mana yang berhak mendapatkannya, atau guru memang perlu memberikan
penguatan pada seluruh siswa di kelas.
2. Penguatan hendaknya dilakukan sesegera mungkin
Agar capaian tujuan penguatan (reinforcement) cepat berdampak, maka
pemberiannya juga dilakukan dengan segera setelah siswa selesai
menampilkan tindakan atau perbuatan positif. Tidak perlu menunggu
berlama-lama, sehingga kehilangan makna penguatan itu sendiri. Guru
hendaknya jauh-jauh sebelumnya menyiapkan dengan benar, penguatan apa
yang hendak diberikan pada anak,, misalnya dia melakukan atau menjawab
hal tertentu, sehingga persiapan tadi akan reflek dengan sendirinya.
3. Variasi penguatan
Pemberian penguatan yang tanpa variasi akan menciptakan kebosanan dan
bahkan menjadi lelucon buat siswa. Misalnya saja, guru hanya melakukan
penguatan kata-kata, bagus teus yang disampaikan, mulai dari semester satu
hingga dua, atau tiap bulan itu-itu aja, maka penguatan tidak berdampak apa-
apa. Harapannya guru dapat melakukan variasi penguatan, misalnya jika
siswa dapat menjawab soal mudah cukup dengan kata dan kalimat, setelah itu
didengar lagi ada siswa yang berhasil menjawab soal tingkat tinggi dapat
dilakukan penguatan kalimat, disertai gerakan badan. Atau ada siswa yang
bisa menjawab soal mudah sudah harus berbeda lagi bukan dengan kata atau
kalimat lagi melainkan sentuhan, senyuman, dan lain-lain. Variasi inilah
mengandung makna dan kehangatan buat siswa.

G. Kelebihan dan Kelemahan Keterampilan Memberi Penguatan


1. Kelebihan dalam Memberikan Penguatan

16
Kelebihan-kelebihan dalam memberi penguatan bergantung pada guru
yang memberikan penguatan. Apabila guru bsesuai melakukan penguatan,
maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Dalam pemberian
penguatan terdapat juga kelebihan atau manfaat apabila dilakukan dengan
tepat dan dilakukan secara optimal dalam penerapannya. Berikut adalah
kelebihan pemberian penguatan:
a. Dapat meningkatkan perhatian siswa dan memotifasi siswa terhadap
pembelajaran.
b. Mendorong siswa memiliki perilaku atau bersikap baik dan produktif.
c. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
d. Meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
e. Mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
2. Kelemahan dalam Memberikan Penguatan
Pemberian penguatan memang bersifat sederhana dan mudah
diterapkan. akan tetapi apabila pemberian penguatan dilakukan dengan cara
tidak tepat, dapat menyebabkan siswa enggan belajar karena penguatan yang
diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.
Pemberian penguatan ini apabila dilakukan secara berlebihan juga
akan bersifat negatif, misalnya saja pemberian penguatan berupa hadiah
secara terus menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat
materialistis.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa
kelebihan apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain dapat meningkatkan
perhatian dan motivasi siswa terhadap materi, dapat mendorong siswa untuk
berbuat baik dan produktif, dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu
sendiri, dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif, dan dapat
mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri. Pemberian
penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa
tersebut akan menyebabkan siswa enggan belajar. Pemberian penguatan yang
berlebihan juga akan berakibat fatal

B. Saran
1. Saran untuk Pembaca
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama
untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan
dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga
hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana di
dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.

2. Saran untuk Pendidik


Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang
sebelumnya tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan menjadi
tahu bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting dikarenakan
dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sebaiknya para pendidik menghindari
respon negatif, karena hal tersebut dapat membuat siswa tertekan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Mansyur. (2017). Keterampilan Dasar Mengajar dan Penguasaan Kompetensi Guru
(Suatu Proses Pembelajaran Micro). El-Ghiroh, XII(1), 130–146.
https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el-ghiroh/article/download/31/23

Pradnyayoni, W. (2017). Keterampilan Dasar Mengajar Memberi Penguatan Pada


Siswa Sekolah Dasar. Pendidikan Dasar, 1(1), 1–48.
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW

Sundari, F. S., & Muliyawati, Y. (2017). Analisis Keterampilan Dasar Mengajar


Mahasiswa Pgsd. Pedagonal : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(1), 26–36.
https://doi.org/10.33751/pedagog.v1i1.225

García Reyes, L. E. (2013). Kajian tentang Keterampilan Memberi Penguatan. 53(9),


1689–1699.

PENGARUH KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERI PENGUATAN


(REINFORCEMENT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII
DI MTS AULIA CENDIKIA PALEMBANG

Eka Puspita Sari

UIN RADEN FATAH PALEMBANG, 2017

eprints.radenfatah.ac.id

Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

19
20

Anda mungkin juga menyukai