Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 11 & 12

Kelompok 7 :

Devi Novita Sari 856786256

Desma Niarti 855772233

Dheviya Malholtra 855778123

Desi Ratna Sari 855773733

Fitria Putri 85773758

Tutor :
Ratna Juwita Sari,S.Pd.I,M.M

UNIVERSITAS TERBUKAUPBJJ Palembang

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Pokjar Pangkalan Balai

2023.1
Daftar isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................6
MODUL 11 DISIPLIN KELAS..............................................................................................................6
A. Disiplin dan Disiplin Kelas..........................................................................................................6
B. Disiplin Kelas..............................................................................................................................7
C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kelas....................................................................8
STRATEGI PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS..............................................8
A. Pandangan Terhadap Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas............................................9
B. Strategi Penanaman Disiplin Kelas..............................................................................................9
C. Stategi Penanganan Disiplin Kelas............................................................................................10
MODUL 12 PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF..............................................................................11
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran......................................................................................11
B. Komponen Perencanaan Pembelajaran......................................................................................11
C. Prinsip Perencanaan Pembelajaran............................................................................................12
D. Prosedur Perencanaan Pembelajaran.........................................................................................12
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF..................................................................................................13
A. Hakikat Pembelajaran Efektif....................................................................................................14
B. Faktor – faktor yang Berkaitan Dengan Kegiatan Pembelajaran..............................................14
C. Karakteristik Guru.....................................................................................................................14
D. Guru yang Efektif......................................................................................................................14
E. Pendekatan Pembelajaran yang Efektif.....................................................................................15
KESIMPULAN......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................17
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya dan karunia

nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah i

ni adalah “Pengelolaan Kelas” Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang se

besar-besarnya kepada Dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran DI SD yang telah memberik

an tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, dan masih dapat

kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan kami , maka kr

itik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bergun

a bagi pihak yang berkepentingan .

Banyuasin, 3 Desember 2023

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi
dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang
optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan pelajaran.
Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala
kemampuannya, murid dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan
segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala
perangkatnya, materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu
dan berinteraksi di dalam kelas. Oleh karena itu, selayaknya kelas dimanajemeni secara
baik dan professional.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola
kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai
tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa
adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud
menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu
dapat berlangsung secara efektif dan-efisien. Memberi ganjaran dengan segera,
mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan
permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan
ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi
belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Di sini jelas bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu pentingnya
pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan
kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan
memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses
pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas
sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran
yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan
menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Bagaimana hakikat disiplin kelas ?

2. Apa faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kelas ?

3. Bagaimana strategi perencanaan dan penanganan disiplin kelas ?

4. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang efektif ?

5. Apa itu pembelajaran yang efektif ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan apa itu hakikat disiplin kelas


2. Mengetahui apa saja faktor – faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kelas
3. Menjelaskan strategi guru dalam perencanaan serta memberikan contoh bagaimana
cara penanganan disiplin kelas
4. Memberikan contoh perencanaan pembelajaran yang efektif
5. Mengetahui apa itu pembelajaran yang efektif
BAB II

PEMBAHASAN

MODUL 11 : DISIPLIN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 1

Hakikat Disiplin Kelas


Kata disiplin pasti sangat akrab dengan Anda karena mungkin sering Anda terapkan d
alam menjalankan tugas. Dalam kegiatan belajar ini, Anda akan mengkaji pengertian disiplin
dan displin kelas, mengapa disiplin kelas itu penting, serta faktor-faktor apa yang mempengar
uhi disiplin kelas. Anda diharapkan terlibat aktif dalam pembahasan, baik dalam mengkaiji il
ustrasi, mencari contoh maupun membandingkan contoh dan ilustrasi. Dengan cara ini. Anda
akan mampu menjelaskan pengertian disiplin dan disiplin kelas secara mantap, menjelaskan p
entingnya disiplin kelas, serta mengidentifikasi disiplin kelas.
A. DISIPLIN DAN DISIPLIN KELAS
1. Disiplin
Disiplin adalah ketaatan terhadap aturan. Jika definisi tersebut dapat kita sepakati,
mari kita terapkan definisi tersebut pada contoh lain. Berkaitan dengan disiplin, permerintah
telah mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional (GDN).Apa artinya ini? Pemerintah berupaya
meningkarkan ketaatan masyarakat terhadap aturan yang ada dalam segala bidang.Disiplin
dalam berlalu lintas, menunggu giliran, membayar pajak, .membuang sampah, bekerja, dan
sebagainya
2. Disiplin Kelas
Jika kita sudah sepakat bahwa secara umum disiplin berarti ketaatan terhadap aturan,
baik aturan untuk umun maupun kelompok tertentu,dan bahkan aturan yang kita buat untuk
diri kita sendiri, kini tiba saatnya kita membahas arti “disiplin kelas”. Sebagai guru, Anda
tentu tidak asing lagi dengan istilah ini karena hampir setiap hari berurusan dengan disiplin
kelas. Pengertian disiplin kelas,p engentian disiplin kelas telah banyak diungkapkan oleh para
pakar. Turney & Caims (1980) mengkaji ulang definisi disiplin kelas yang berasal dari para
pakar. Dalam kajian tersebut, antara lain diungkapkan definisi disiplin yang bervariasi
sebagai berikut.
Pertama, disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok.
Kedua, disiplin kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk
membangun atau memelihara keteraturan đi dalam kelas.
Ketiga, ada pakar yang menyamakan kata displin dengan hukuman. Dengan makna
ini, anda dapat menggunakan kata disiplin dalam kalimat.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimak bahwa disiplin kelas dilandasi oleh adanya
hubungan guru-siswa dalam kelas. Hal ini juga tercermin dalam pengertian disiplin yang
disepakati oleh beberapa pakar.
B. DISIPLIN KELAS
Sebagai guru, Anda tentu perlu memahami alasan dari tindakan Anda di dalam kelas.
Mengapa anda perlu mengajarkan, menanamkan atau meningkatkan disiplin kelas? Mengapa
kita tidak hanya mengajar saja dan tidak usah peduli pada disiplin? untuk menjawab
pertanyaan ini,Anda dapa mengingatingat kembali situasi kelas ketika pelajaran sedang
berlangsung. Berdasarkan renungan tersebut cobalah simak alasan berikut.
1. Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa mampu
mendisplinkan dirinya sendiri. Inilah yang merupakan tujuan utama penanaman displin.
Siswa mampu mengendalikan diri sendiri, tanpa perlu dikontrol oleh guru (Winzer,1992).
2. Disiplin, sebagaimana diakui oleh para pakar sejak dahulu,merupakan titik pusat
berputarnya kehidupan sekolah.(Turney & Caims, 1980). Keberhasilan dan kegagalan
sekolah tergantung dari tingkat ketercapaian dalam menerapkan disiplin yang sempuna.
3. Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas, lebih-lebih jika ketaatan
tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan, akan memungkinkan terciptanya
iklim belajar yang kondusif, yaitu iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa
terpacu untuk belajar.
4. Sebaliknya, tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim
belajar yang tidak kondusif, tidak menyenangkan. Guru akan lebih banyak berurusan
dengan perilaku siswa yang menyimpang schingga pelajaran terbengkalai.
5. Jumlah siswa dalam satu kelas, lebih-lebih di negeri kita, cukup banyak. Di kota- kota
besar, satu kelas bisa terdiri dari 40-50 orang siswa. Kelas yang besar ini, jika tidak diikat
oleh aturan yang ditaati bersama akan dapat menimbulkan kekacauan.
6. Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih luas bagi
kehidupan siswa di dalam masyarakat. Siswa yang terbiasa menaati aturan di dalam
kelas.akan terdorong pula menaati aturan yang ada dalam masyarakat.
Itulah 6 alasan mengapa disiplin kelas itu sangat diperlukan. Anda barangkali masih dapat
menemukan alasan lain, yang mungkin bersumber dari pengalaman Anda.
C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS
1. Faktor Fisik
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interakesi gunu-siswa dalam konteks
(hubungan)kelas maka faktor fisik yang mempengaruhi disjplin kelas juga mencakup guru,
siswa, dan ruang kelas. Kondisi fisik guru, antara lain tampak dalam penampilannya, akan
mempenganuhi Ketaatan siswa pada aturan. Guru yang penampilannya rapi, sehat, dan
tampak bersemangat akan lebih mudah mengatur siswanya dari pada guru yang tampak
lusuh dan lesu. Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak pada penampilannya serta
panca indra yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang sakit
atau yang kelaparan atau yang indranya tidak berfungsi dengan sempuma akan sulit
memusatkan perhatian pada pelajaran. Selain itu, kondisi fisik kelas, yang mencakup
keamanan, dan susunan peralatan serta cara menggunakan alat –alat pelajaran juga
mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa.

2. Faktor Sosial
Hubungan antara guru-siswa dan tentunya siswa dengan siswa terjadi di dalam
kelas.Kualitas interakesi sosial ini,yaitu kualias hubungan gure-siswa-siswa juga dapat
mempengaruhi disiplin kelas.Hubungan yang akrab dan sehat,saling mempercayai akan
mampu meningkatkan disiplin kelas. Sebaliknya, hubungan yang tidak akrab, tidak sehat
(misalnya munculnya rasa iri, cemburu), serta saling mencurigai akan mengurangi ketaatan
siswa pada aturan kelas. Hal ini tersirat dalam tulisan Ballard yang diterbitkan pada tahun
1925. dan dikutip oleh Turney & Cairns (1980).Kutipan tersebut, antara lain menegaskan
bahwa "hanya dalam iklim yang saling mempercayai, saling mengerti, dan saling
menghormati, siswa
dapat tumbuh dan berkembang".
3. Faktor Psikologis
Faktor psikologis atau kejiwaan juga dianggap sangat berpengaruh pada tingkat
kedisplinan siswa. Faktor psikologis mencakup, antara lain perasaan (seperti sedih, senang,
marah, bosan, benci,dan sebagainya), dan kebutuhan (seperti keinginan untk dihargai, diakui,
dan disayangi). Siswa yang merasa sedih,marah atau bosan, mungkin akan berbeda tingkat
kepatuhannya dibandingkan dengan mereka yang.sedang bergembira

KEGIATAN BELAJAR 2

Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas


A. PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KEL
AS
Sebagaimana halnya dengan berbagai aspek pendidikan, penanaman dan penanganan disi
plin kelas juga disikapi secara bervariasi oleh para pakar.Sikap atau pandangan ini akan berpe
ngaruh tehadap cara-cara guru menangani disiplin kelas. Berikut ini dapat dikaji berbagai
pandangan ilustrasi yang mencerminkan pandangan, yaitu:
1. Pandangan yang barangkali sudah akrab dengan Anda, baik ketika Anda masih menjad
i siswa maupun sesudah menjadi guru, adalah pandangan yang menyatakan bahwa gur
u harus berusaha agar siswa mengerjakan apa yang diinginkan oleh guru. Siswa tidak p
erlu tahu mengapa dia harus mengerjakan hal tersebut atau siswa juga tidak perlu tahu
apakah yang dikerjakannya tersebut sesual dengan kebutuhannya. Pandangam ini secar
a keras dikritk oleh Kohn (1996).
2. Berbeda dengan pandangan pertama,yang berfokus pada guru,Kohn (1996)
menegaskan bahwa guru seharusnya mulai dengan pertanyaan: "Apa yang diperlukan
oleh anak-anak,dan bagaimana cara saya untuk memenuhi kebutuhan tersebut?" Cara
pandang ini jelas-jelas berfokus pada kepentingan siswa, bukan kepentingan guru.
3. Pandangan yang berfokus pada kebutuhan siswa ini tampaknya senada dengan
pandangan yang diulas olch Winzer (1995), yang menyatakan bahwa pendekatan yang
berhasil dalam membangun disiplin adalah pendekatan yang menghormati hak
individu, mendorong peningkatan konsep diri siswa, serta memupuk kerja sama.
4. Pandangan lain yang sejalan dengan pandangan 2 dan 3 tersebut adalah pandangan
humanistik, yaitu pandangan yang menekankan kemanusian. Pandangan ini
mengemulatalan perlurya Komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan
anak-anak atau antara guru dan siswa.
5. Pandangan terakhir yang perlu kita simak adalah pandangan kaum behaviorism. yang
berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.Hukuman dan penguatan
merupakan dua hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam menegakkan displin.
B. STRATEGI PENANAM DISIPLIN KELAS
Beranjak dari berbagai pandangan yang sudah kita bahas pada bagian A, kini tiba
saatnya kita memikirkan strategi atau teknik apa yang dapat kita gunakan dalam menanamkan
displin kelas.
1. Modelkan tata tertib yang sudah dietapkan oleh sckolah.Contoh nyata merupakan alat
mengajar/mendidik yang terbaik, terutama bagi anak-anak SD. Sebagaimana dinyatakan olch
Elias,et al.(199)7), melalui model atau contoh yang diperlihatkan oleh guru,anak-anak akan dapat
melihat langsung perilaku. keterampilan, dan sikap yang dianjurkan. Berikut ini dapat Anda
simak beberapa contoh.
a. Jika ingin anak-anak tidak terlambat, kita harus mencontohkannya,dengan cara datang
sebelum waktunya atau tepat waktu.
b. Jika kita ingin agar anak-anak berpakaian rapi, kita pun harus mencontohkan dengan cara
berpakaian rapi.
c. Jika aturan menyatakan bahwa anak-anak harus meminta izin kalau mau ke luar kelas atau
tidak masuk, guru pun harus mencontohkannya. Kalau kita ingin meninggalkan kelas karena
satu keperluan atau berhalangan hadir, akan sangat bijaksana jika kita menyampaikannya
kepada anak- anak, misallya dengan mengatakan'Anak-anak teruskan bekerjia, Ibu pergi
sebentar".
d. Kalau kita menginginkan anak-anak selalu menepatijanji, misalnya mengumpulkan PR atau
sesuatu pada waktu yang disepakati,kita pun harus mencontohkannya pula. dan
dikembalikan, kita harus menepatinya.
2. Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu ditinjau kembali.
Pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar (di antaranya Glasser) sebagai salah satu
alternatif yang efekif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas. Kohn
(1996)mengungkapkan bahwa pertemuan kelas dapat berfungsi sebagai berikut.
a. Tempat berbagi pengalaman antarsiswa dan antara siswa-guru.
b. Tempat untuk mengambil keputusan.
c. Tempat untuk membuat rencana
d. Tempat untuk melakukan refleks.
3. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) schingga siswa tidak merasa tertekan. Hal ini berkaitan
dengan jadwal pelajaran yang biasanya sangat ketat.
4. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkermbangan anak.
5. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas. Sekali lagi, hal ini mungkin masih baru bagi situasi
Indonesia,tetapi sebagai guru yang memperhatikan kebutuhan anak, Anda tentu dapat
mencobanya.

D. STRATEGI PENGANAN DISPLIN KELAS

1. MenanganI Gangguan Ringan


Kelas merupakan masyarakat kecil yang penuh dengan interaksi.Oleh karena itu. Anda
tentu tidak mengharapkan kelas Anda akan sepi dan tertib terus-menerus. Untuk mengatasi
gangguan ringan berbagai strategin/teknik dapat Anda terapkan. Winzer (1995) menguraikan
beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk mengatasi gangguan ringan, antara lain
sebagai berikut.
a. Mengabaikan
Gangguan kecil dan ringan yang Anda anggap tidak akan mempengaruhi yang lain
dapat diabaikan saja.
b. Menatap agak lama
Cara lain yang dapat digunakan dalam mengatasi gangguan ringan adalah dengan
menatap siswa yang membuat gangguan.
c. Mendekati
Gerak mendekati yang dilakukan guru akan menyebabkan siswa yang melakukan
pelanggaran sadar bahwa perbuatanya sudah diketahui guru.
d. Memanggil nama
Memanggil nama siswa yang sedang melakan pelanggaran kecil akan dapat membantu
memulikan disiplin kelas asal dilakukan secara bijaksana.

2. Menangani Gangguan Berat


Gangguan berat atau besar adalah pelanggaran yang dilakukan siswa yang dapat
mempengaruhi siswa lain atau mengganggu jalannya pelajaran. Adapun strategi yang
dikemukan oleh Winzer (1995 ) berikut ini.
a. Memberi hukuman
Hukuman merupakan alat pendidkian yang masih sering diperdebatkan.Banyak yang
menganggap member hukuman lebih banyak segi negatifinya daripada segi positifnya.
b. Melibatkan orang tua
Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua. masyarakat, dan
sekolah. Oleh karena itu, waiar jika guru melibatkan orang tua dalam menangani masalah
pelanggaran disiplin.

3. Menangani Perilaku Agresif


Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam
kelas. Misalnya, ada siswa yang berteriak attau menyerang menyakiti temannya atau
bahkan menyerang guru.
Berikut ini dapat Anda simak beberapa cara untuk menangani perilaku yang demikian, yang
dikemukakun oleh Winzer (1999)
a. Mengubah/menukar teman duduk
b. Jangan terribak dalam konfrontas;atau perselisihan yang tidak.perlu
c. Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang panas
d. Hindarkan dirt dari mengucapkan kata-kata yang kasar atau yang bersifat menghina
e. Konsultasi dengan pihak lain.

MODUL 12 : PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF


KEGIATAN BELAJAR 1
Perencanaan pembelajaran yang Efektif
A. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN.
Dalam pelaksanaannya tidak begitu persis, seperti apa yang telah direncanakan karena pro
ses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional, Namun apabila perencanaan sudah disusun s
ecara matang maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang udah direncanak
an.
1. Secara garis besar perencanan pengsinan mencakup kegiatan merumuskan tujuan, apa
yang akan dicapai olch suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai
pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagainman cara
menyampaikannya,serta alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim 1993:2).
2. Untuk mempermudah process belajar mengajar.maka diperlukan perencanaan
pengajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan
instruksional yang merupakan suatu sistem yang terintegrasi dan terdiri dari beberapa
unsur yang saling berinteraksi (Toeti Sockamto I 993:9).
3. Perencanaan pengajaran dikatakan sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman
belajar bagi siswa.
4. Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam
rumusanKegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan
pengajaran.
B. KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Salah seorang ahli pembelajaran yang bernama Ralph W.Tyler (1975). bahwa prinsip
dasar dalam pengEmbangan pembelajaran mengikui empat komponen yang disebutnya
sebagai four-step model. Keempat komponen tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyan
yang mendasar yang harus dijawab, yaitu:
1. What educational purposes should the school seek to attain?
2. What educational experiences can be provided that are likely to attain these purposes?
3.How can these educational experiences be effectively organized?
4.How can we determine wether these purposes are being attained?
C. PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Prinsp-prinsip perencanaan pembelajaran berikut ini.
1. Perencanaan pembelajaran harus berdassakan kondisi siswa.
2. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
3. Perencanaan Pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia
4. Perencannan pembelajaran harus merupakan urutan kegistan belajar-mengajar yang
sistematis.
5. Perencanaan pembelajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/ tugas dan atau
lembar observasi.
6. Perencanman pembelajaran harus bersifat fleksibel.
7. Perencanaan pemmbelajaran harus berdasarkan.pada pendekatan sistem yang
mengutarmakan keterpaduan antara tujuan/ kompetensi; materi, kegistan belajar dan evaluasi.

C. PROSEDUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

1. Penyusunan Silabus
Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis yang harus memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurkulum lainnya,
yaitu proses pembelajaran.
2. Peryusunan Rencana Pembelajaran
Untuk pegangan mengajar dalam jangka waktu yang lebih pendek, guru harus membuat
rencana pembelajaran. Remema pembelajaran adalah satuan atau unit program pembelajaran
terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu
pokok atau satuan bahasan tertentu dalam satu mata pelajaran.

KEGIATAN BELAJAR 2
Pembelajaran yang efektif
A. Hakikat pembelajaran efektif
Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa segi, yang dimulai dari perencanaan
guru.Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan yang diambil guru dalam meng
organisasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi hasil pembelajaran (Burden & Byrd,
1999). Perencanaan merupakan tugas yang sangat penting dilakukan oleh guru. Ketika guru
membuat keputusan tentang perencanaan perlu dipertimbangkan mempertimbangkan “seseor
ang melakukan apa dan urutan-urutan peristiwa belajar apa yang akan terjadi, di mana peristi
wa belajar itu berlangsung, jumlah waktu yang digunakan dan sumber-sumber serta bahan-ba
han yang dimanfaatkan”. Keputusan tentang perencanaan juga berhubungan dengan isu-isu se
perti materi yang dipilih, strategi pembelajaran, penyampaian pelajaran media pembelajaran,
pengelolaan kelas, iklim kelas dan evaluasi pembelajaran. Tujuan perencanaan adalah memb
eri jaminan pebelajar akan belajar dengan baik. Oleh karena itu, perencanaan membantu men
ciptakan, mengelola dan mengorganisasi peristiwa-peristiwa pembelajaran yang memungkink
an kegiatan belajar terjadi. Perencanaan membantu guru untuk menata alur dan urutan peristi
wa-peristiwa pembelajaran yang tepat dan juga mengatur waktu. Jumlah waktu yang digunak
an dalam merencanakan pembelajaran sangat tergantung pada individu guru. Hal ini dipengar
uhi oleh faktor-faktor seperti kebutuhan pebelajar, kekompleksan tugas pembelajaran, fasilita
s-fasilitas dan peralatan serta pengalaman guru.
B. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
1. Isi (content) pelajaran
Isi pelajaran berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, aturan dan konsep atau pro
ses kreatif yang akan dipelajari pebelajar.
2. Bahan
Bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimulus visual, yang digunakan d
alam pembelajaran. Buku teks, film, film strip, komputer, transparan, video tape, meru
pakan beberapa bahan yang digunakan guru (lihat kembali modul 5 tentang media pem
belajaran) .
3. Strategi pembelajaran
Pemilihan berbagai strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan isi pem
belajaran merupakan perencanaan sentral guru (lihat kembali Modul 1) .
4. Perilaku guru
Guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung dan me
mbantu pebelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar, seperti membimbing kelompok, me
nyajikan pelajaran secara jelas, membuka pelajaran dan membuat kesimpulan (lihat ke
mbali modul 5 tentang keterampilan dasar mengajar).
5. Menstrukturkan pelajaran
Menyusun pelajaran berkaitan dengan kegiatan yang terjadi pada suatu saat tertentu se
lama penyajian pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur pelajaran. Pada suatu s
aat, mungkin pebelajar membaca, diskusi dan menulis atau berpartisipasi dalam suatu
kegiatan tertentu.
6. Lingkungan Belajar
Ketika kegiatan-kegiatan belajar direncanakan, pertimbangkan jenis lingkungan belaja
r yang ingin diciptakan. Banyak faktor yang perlu diperhatikan antara lain; sistem peng
elolaan kelas yang efektif perlu direncanakan dan ditetapkan, seperti aturan-aturan kela
s, menciptakan iklim kelas yang positif, tanggung jawab pebelajar secara akademik da
n penguatan-penguatan perilaku yang dikehendaki.
7. Pebelajar
Ketika merencanakan kegiatan pembelajaran, pertimbangkan karakteristik pebelajar te
rtentu yang ada di kelas Anda. Perlu dipertimbangkan pula motivasi pebelajar, kegiata
n akademik, kebutuhan fisik, dan psikologis. Lebih dari itu, pertimbangkan pengelomp
okan pebelajar, seperti kelompok kecil, kelompok keseluruhan, dan kerja Mandiri.
8. Durasi Pembelajaran
Buatlah rencana tentang waktu yang tersedia atau dialokasikan. Dengan waktu yang te
rsedia, guru perlu melaksanakan berbagai kegiatan, dan menggunakan sumber-sumber
untuk tujuan pembelajaran, serta memelihara motivasi pebelajar. Guru perlu menjadi
manajer waktu untuk menjamin bahwa belajar mempunyai kesempatan untuk mencapa
i tujuan pembelajaran selama kurun waktu tertentu.
9. Lokasi Pembelajaran
Ketika merancang kegiatan pembelajaran, rencanakan di tempat mana pembelajaran it
u akan terjadi. Lokasi suatu kegiatan mungkin berubah berdasarkan kebutuhan, seperti:
(a) ruang kerja untuk serangkaian materi tertentu (misalnya komputer), (b) tambahan r
eferensi, materi-materi atau pengalaman-pengalaman baru (misalnya perpustakaan dan
kerja lapangan), dan (c) struktur sosial yang berbeda (misalnya dengan debat atau kegi
atan yang memerlukan belajar bersama).
C. Karakteristik Guru
Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran, dipengaruhi oleh karakt
eristik guru itu sendiri (Neely & Hansford, 1985).
Pertama, banyaknya pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan.
Pengalaman terdahulu membawa guru pada kesiapan mental yang lebih mantap.
Kedua, filosofi belajar-mengajar akan mempengaruhi keputusan tentang perencanaan guru.
Ketiga, pengetahuan guru tentang isi pelajaran, juga mempengaruhi keputusan tentang perenc
anaan. Guru yang menguasai materi pembelajaran biasanya dapat merencanakan pembelajara
n yang bervariasi dan fleksibel karena siap memanfaatkan dan menata informasi.
Keempat, gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran akan mempengaruhi keputusan
perencanaan. Gaya ini gaya tercermin dari kebutuhan guru untuk menyusun perencanaan ruti
n dan gaya memecahkan masalah.
Kelima, harapan-harapan menata kelas, baik untuk pebelajar belajar maupun pelaksanaan pe
mbelajaran oleh guru itu sendir,i juga mempengaruhi kebutuhan tentang perencanaan.
Keenam, perasaan aman dan kontrol pembelajaran memainkan peranan dalam proses perenca
naan. Apabila guru merasa aman dalam semua segi pembelajaran, rencana pembelajaran cend
erung kurang ketat. Namun, apabila tidak begitu aman, guru cenderung untuk lebih terstruktu
r dan rencana lebih terperinci.
D. Guru yang Efektif
Rosanshine (1989) mengidentifikasi 6 hal tentang guru yang efektif sebagai berikut:
1. Melakukan Reviu Harian
Untuk menentukan apakah pebelajar telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan
prasyarat yang diperlukan, guru yang efektif memulai pembelajaran dengan mereviu m
ateri yang lalu, mengoreksi pekerjaan rumah dan mereviu pengetahuan awal yang rele
van dengan pembelajaran hari ini.
2. Menyiapkan Materi Baru
Hasil riset menunjukkan bahwa guru yang efektif memerlukan waktu yang lebih banya
k dalam menyajikan materi baru dan membimbing praktik, dibandingkan guru yang ku
rang efektif. Untuk memulai pelajaran, guru yang efektif berusaha menarik perhatian p
ebelajar dengan menerangkan tujuan belajar yang ingin dicapai selama pembelajaran.S
etelah pengantar pembelajaran, guru efektif melanjutkan dengan mengajar satu pokok
bahasan pada suatu waktu. Setiap pokok bahasan terdiri dari penyajian singkat dan con
toh yang banyak. Contoh-contoh tersebut disajikan dengan pengalaman konkret atau p
engetahuan, yang menjadikan pebelajar dapat memproses pengetahuan baru tersebut.
Hal yang penting, penyajian itu jelas dan singkat.
3. Melakukan Praktik Terbimbing
Praktik terbimbing adalah membimbing praktik keterampilan awal pebelajar dan meny
ediakan penguatan yang perlu untuk kemajuan belajar baru, dari ingatan jangka pende
k ke ingatan jangka panjang. Pebelajar berpartisipasi aktif selama praktik terbimbing d
engan masalah-masalah kerja atau pertanyaan-pertanyaan dari guru. Penelitian menunj
ukkan bahwa guru yang lebih efektif meningkatkan pencapaian pebelajar, akan menam
bah jumlah pertanyaan.
4. Menyediakan Balikan dan Koreksi
Selama praktik terbimbing, bagi guru sangat penting untuk menyediakan proses balika
n kepada pebelajar. Proses balikan dapat berupa memberikan penjelasan tambahan yan
g kadang-kadang diperlukan apabila pebelajar benar, tetapi apabila belajar membuat ke
salahan, yang tepat adalah menyederhanakan pertanyaan, kemudian menuntun (membe
ri petunjuk sedikit) ke arah jawaban yang benar.
5. Melaksanakan Praktik Mandiri
Setelah guru memberikan praktik terbimbing, sangat penting memberikan kesempatan
kepada pebelajar untuk praktik mandiri. Praktik mandiri membutuhkan reviu dan peng
uatan yang diperlukan agar keterampilan tertentu menjadi bagus. Praktek mandiri berb
eda dengan praktik terbimbing, yaitu isyarat-isyarat yang diberikan oleh guru selama p
raktik terbimbing dihilangkan.
6. Reviu Mingguan dan Bulanan
Guru dianjurkan untuk mereviu pekerjaan seminggu yang lalu tiap hari Sabtu dan peke
rjaan sebulan yang lalu setiap Sabtu keempat.
E. Pendekatan Pembelajaran yang Efektif
Pendekatan pembelajaran yang efektif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada pebelajar. Pada saat ini telah ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu pe
mbelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada pebelajar. Dalam hal i
ni banyak pendekatan yang dipelajari namun dalam modul ini ada 3 jenis pendekatan yan
g saat ini banyak diterapkan yaitu:
1. Belajar Mandiri (Independent Learning)
a. Prinsip-prinsip belajar mandiri
1) Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri.
2) Pebelajar mempunyai ukuran untuk mengontrol atas kegiatan belajarnya sendi
ri. Pebelajar mungkin memilih di mana belajar, apa yang dipelajari, bagaiman
a belajar dan kapan belajar.
3) Pebelajar memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks pelajar, mendi
agnosis kebutuhan belajar secara pribadi, mengidentifikasi sumber-sumber bel
ajar, dan menentukan waktu untuk belajar serta langkah belajar.
4) Pebelajar mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri.
5) Kebutuhan individu yang berbeda dikenal dengan belajar respond yang tepat,
dibuat untuk kebutuhan khusus pebelajar secara individual.
6) Kegiatan belajar pebelajar didukung, diperluas atau dikurangi, dengan sumbe
r-sumber belajar dan panduan belajar.
7) Peranan pengajar berubah dari guru atau penyampai informasi ke pengelola pr
oses belajar.
b. Manfaat belajar mandiri
1) Belajar aktif
Belajar mandiri apabila dirancang secara tepat, meningkatkan pendekatan yan
g lebih aktif dalam belajar. Pebelajar mengadopsi pendekatan ini dengan lebih
aktif dalam, lebih memahami materi dari pada mengingat kembali apa yang di
pelajari. Pebelajar meningkat dalam kemampuan berpikir dan tidak sekedar m
engingat apa yang dipelajari.
2) Kebutuhan individual pebelajar
Pebelajar dapat memilih metode belajar atau pendekatan yang dirasa terbaik b
aginya. Pebelajar dapat membaca bahan secara cepat, apabila telah memaham
inya dan membutuhkan waktu yang lebih banyak apabila sesuatu itu baru atau
yang menantangnya. Dalam pencapaian belajar, pebelajar bekerja dengan sum
ber-sumber bahan yang sesuai sampai mencapai tingkat penguasaan tertentu.
3) Motivasi pebelajar
Belajar mandiri menjadikan pebelajar lebih bertanggung jawab atas kegiatan
belajarnya dan berpartisipasi lebih besar dalam proses belajar. Hal ini mengaj
ar pebelajar untuk memilih taraf studi yang sesuai. Dengan demikian, pebelaja
r akan merasa memiliki kegiatan belajar tersebut dan berpengaruh positif terh
adap motivasi belajar.
4) Peranan pengajar
Pengajar yang berperan sebagai pengelola kegiatan belajar diterima dengan ba
ik dan konsisten dengan pendekatan belajar mandiri. Peran pengajar tersebut
dapat dikembangkan ke arah hubungan yang baik dengan pebelajar sehingga
menimbulkan rasa percaya yang lebih besar antara pengajar dan pebelajar. Ba
nyak pengajar yang merasa sangat senang dengan peranan tradisionalnya seba
gai penyedia informasi, sedangkan sebagian yang lain memposisikan kemamp
uannya dalam hal pengembangan materi atau sumber belajar, suatu peranan y
ang juga dihargai.
2. Pembelajaran Terpadu (Integrated Learning)
Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pebelajar melalui:
a. Belajar aktif
b. Menilai diri sendiri
c. Individualisasi
d. Belajar mandiri
e.

a. Kelebihan pembelajaran terpadu


1) Memberikan gambaran hubungan antarpengetahuan
2) Mempermudah belajar secara terpadu, penyajian materi yang terpadu akan mening
katkan pemikiran yang terpadu dan pengalaman-pengalaman belajar akan membant
u pengembangan struktur pengetahuan bagi pebelajar.
3) Memungkinkan kesatuan penyajian suatu problem
4) meminimalkan kontradiksi konsep-konsep
5) Menghindari pengulangan dalam kurikulum
6) Mempermudah kerjasama antardisiplin
7) Memotivasi pebelajar
b. Keterpaduan kurikulum dapat membantu pebelajar
1) Menguasai perubahan-perubahan dalam pengetahuan
2) Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu
3) Memahami pengetahuan
1) Penguasaan perubahan pengetahuan
Keterpaduan memungkinkan kurikulum diorganisasikan sekitar konsep-konsep d
an prinsip-prinsip kunci serta meningkatkan taraf berpikir yang lebih tinggi. Jika
kurikulum yang bermuatan banyak sering disoroti karena beban berat yang faktu
al, keterpaduan ini memungkinkan pembelajaran memfokuskan pada prinsip-prin
sip dasar dari berbagai pengetahuan sehingga belajar akan bermakna dan kurikul
um tidak lagi bermuatan berat.
2) Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu
Apabila pengetahuan menjadi kadaluarsa, tidak merupakan struktur kognitif dasa
r yang dapat dikecam, tetapi isinya faktual. Misalnya, pemahaman tentang teori l
ibido dari Freud. Teori Freud ini sudah lama sekali, namun sampai saat ini diakui
ada sisi kebenarannya. Pemecahan beberapa kasus kelainan psikologis, sering di
kaitkan dengan teori itu.
3) Memahami pengetahuan
Keterkaitan bidang pengetahuan yang berbeda dapat menjadi sukar bagi pembela
jar dan secara tradisional diasumsikan dapat dilakukan dengan cara yang khusus.
Penguasaan dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain, memberikan perspek
tif pengetahuan yang berbeda dan belajar menjadi terpisah-pisah, apabila mata-m
ata pelajaran memiliki status yang berbeda-beda.
3. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Belajar berbasis masalah (BBM) adalah belajar yang berpusat pada pebelajar d
an juga menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran. Prinsipny
a sama dengan pembelajaran terpadu, namun pembelajaran terpadu mendasarkan pa
da tema, sedangkan BBM berdasarkan masalah (pembelajaran dimulai dengan men
ampilkan masalah).
BBM merupakan proses alami yang secara potensial terbuka maka tim pengaja
r mempunyai kewajiban merancang masalah-masalah yang terstruktur dengan baik
dan tujuan yang jelas. Masalah tersebut mendorong pebelajar untuk memberi alasan
berpikir kritis dan mempertimbangkan bukti-bukti, mencari-cari dan berbagi infor
masi yang relevan. Kelompok ini tidak membutuhkan pengetahuan awal untuk mem
bangkitkan ide-ide dengan mengidentifikasi bidang-bidang studi lebih lanjut, baik
melalui belajar secara kolektif maupun individual setiap pembelajaran membawa pe
ngalaman individual sehingga memberikan kontribusi yang berbeda-beda.
KESIMPULAN

Suatu kelompok BBM yang efektif adalah kelompok yang bersatu padu, termotivasi, s
aling mendukung dan ikut serta belajar secara aktif, anggota kelompok memahami dan mengi
kuti tugas-tugas tersebut dengan penuh semangat.Peranan dibagi, semua anggota secara bergi
liran menjadi penulis, memimpin diskusi atau menerima tanggung jawab untuk memperoleh i
nformasi. Jika tutorial tertunda, kelompok menetapkan kembali secara pasti, kemudian memu
lai tutorial dan maju secara efektif
DAFTAR PUSTAKA

Anita,W Sri, dkk.2022. Strategi Pembelajaran di SD. Tanggerang Selatan: Universitas

Terbuka

Anda mungkin juga menyukai