Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN PENJAS

“MODEL PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA (PEER TEACHING)”

Dosen Pengampu : Dicky Tri Juniar, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 10

Kelas B

M Arul Pirmansah 212191053

Ai Dila Nurul Fadilah 212191063

Heri Kurniawan 212191075

Esa Muhammad Rafli 212191086

PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MODEL
PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA (PEER TEACHING)” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Strategi dan Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep PEMBELAJARAN TEMAN
SEBAYA (PEER TEACHING) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen, selaku yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tasikmalaya, 12 Maret 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
1. Pengertian Model Pembelajaran Teman Sebaya................................................................6
2. Prinsip Model Pembelajaran Teman Sebaya......................................................................7
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teman Sebaya.....................................9
4. Implementasian Pembelajaran Metode Teman Sebaya....................................................11
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini banyak macam metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan suasana belajarmengajar yang efektif,

kondusif, dan menyenangkan bagi guru dan para siswa. Suasana mengajar yang

menyenangkan akan menumbuhkan dan menguatkan motivasi pada guru untuk memberikan

seluruh upayadalam peranannya sebagai perancang pengajaran, pengelola pengajaran, penilai

hasil pembelajaran, pengarah pembelajaran, dan pembimbing siswa pada proses

pembelajaran. Sedangkan bagi siswa, terciptanya suasana belajar yang menyenangkan akan

menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa dapat bersikap positif dan aktif dalam

menerima pembelajaran.

Dengan suasana yang menyenangkan, seluruh perhatian dan konsentrasi siswa terpusat

pada proses pembelajaran, sehingga suasana belajar yang serius tapi santai dapat terwujud.

Salah satu metode pembelajaran yang efektif digunakan adalah peer teaching(tutor sebaya).

Tutor sebaya bukanlah metode pembelajaran yang baru, melainkan sebuah metode

pembelajaran lama yang seringkali digunakan tetapi tidak efektif, karena dulu belajar

berpusat pada guru (teacher centered). Tetapi karena saat ini belajar berpusat pada siswa

(student centered), maka penggunaan tutor sebaya sebagai metode pembelajaran dapat efektif

digunakan. Tutor sebaya berarti siswa mengajar siswa lainnya atau yang berperan sebagai

pengajar (tutor) adalah siswa.

Tentu saja, siswa yang berperan sebagai tutor adalah siswa yang mempunyai kelebihan

daripada siswa yang lainnya, artinya seorang tutor adalah siswa yang lebih pintar atau lebih

memahami pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu dibandingkan siswa lainnya. Seorang

tutor bisa juga adalah siswa yang diberikan tugas sebelumnya untuk mencari dan menemukan
informasiinformasi sebagai bahan untuk belajar pada mata pelajaran tertentu, sehingga saat

kegiatan belajar-mengajar berlangsung siswa tersebut dapat berperan sebagai tutor bagi

teman-temannya di kelas.

Jadi, semua siswa bisa menjadi tutor asalkan siswa tersebut sudah memahami pokok
bahasan pada mata pelajaran yang akan diberikan saat proses pembelajaran berlangsung.
Tutor sebaya juga seringkali digunakan setelah proses pembelajaran di kelas berlangsung,
biasanya salah seorang siswa menjadi tutor untuk teman-temannya yang belum memahami
pembelajaran yang diberikan di kelas.
Tutor sebaya bisa dilakukan berdua atau lebih, tetapi tutor sebaya lebih efektif
digunakan dengan jumlah siswa maksimal 20 orang, agar proses penyampaian informasi
lebih menyeluruh dan mudah dipahami temanteman lainnya. Semakin sedikit siswa yang
mengikuti metode pembelajaran tutor sebaya, siswa yang berperan sebagai tutor pun tidak
cepat mengalami kecapaian karena harus mengulang-ulang pengajaran dengan suara keras
dan/atau harus memberikan pengarahan tentang materi bahasan kepada satu persatu
temannya.Yang paling penting dari penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya adalah
melatih siswa agar dapat memberanikan diri berbicara di depan kelas, yang dalam hal ini
adalah melatih siswa mengajar teman-temannya, sehingga para siswa dapat merasakan
kenikmatan dan ketidaknyamanan dalam mengajar. Dan bagi guru, dengan tutor sebaya dapat
meringankan tugas sebagai penyampai informasi dan menghilangkan kesuntukan yang selalu
dirasakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu model pembelajaran peer teaching atau teman sebaya?
2. Apa saja Prinsip Model Pembelajaran Teman Sebaya?
3. Apa Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teman Sebaya?
4. Bagaimana Implementasi Pembelajaran Metode Teman Sebaya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran peer teaching.
2. Untuk mengetahui prinsip dari model pembelajaran teman sebaya.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran teman sebaya.
4. Untuk mengetahui cara implementasi pembelajaran teman sebaya.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Pembelajaran Teman Sebaya

Peer teaching atau tutor sebaya atau pengajaran teman sejawat merupakan

proses belajar mengajar dengan bantuan seorang peserta didik yang kompeten untuk

mengajar peserta didik lainnya. Dalam hal ini yang paling penting adalah bentuk

tanggung jawab yang diberikan kepada peserta didik yang telah dilatih oleh guru

untuk mengobservasi dan menganalisis upaya latihan siswa lainnya. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya, model peer teaching merupakan suatu variasi dari

pembelajaran langsung (direct instruction). Pembelajaran langsung menempatkan

guru yang bertanggung jawab dalam perbuatan dan mengimplementasikan hampir

seluruh konten, manajerial, tugas, dan keputusan pembelajaran di dalam suatu

pelajaran atau pertemuan. Dalam model pengajaran teman sejawat guru tetap

mengontrol seluruh elemen yang sama, kecuali satu yaitu interaksi pembelajaran yang

terjadi selama dan setelah siswa belajar.

Model pengajaran teman sebaya berpotensi besar untuk meningkatkan

pengembangan kognitif peserta didik dalam pendidikan jasmani. Untuk menjadi

seorang asisten pengajar yang baik (tutor), seorang peserta didik harus memahami

kunci isyarat penampilan dan hubungannya dengan luaran setiap usaha latihan. Pada

intinya, seorang tutor (asisten pengajar) mengembangkan keterampilan pemecahan

masalah (problema solving) yang dapat meningkatkan level pemahaman dan

penampilannya terhadap keterampilan gerak.

Metode tutor sebaya (peer teaching) adalah kegiatan belajar mengajar di kelas

yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengajarkan dan berbagi ilmu

pengetahuan atau keterampilan pada siswa yang lain untuk membantu temannya yang
mengalami kesulitan dalam belajar agar temannya tersebut bisa memahami materi

dengan baik. Tutor sebaya dapat memberi rasa nyaman pada siswa karena pada

umumnya hubungan antara teman lebih dekat dibandingkan hubungan guru. Teknik

pembelajaran dengan métode tutor sebaya dilaksanakan dengan membagi kelompok-

kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan juga teman

sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai suatu materi tertentu. Dalam

pembelajaran ini, siswa yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia memberikan

bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan. (Haris, 2018)

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya

merupakan pembelajaran yang mandiri, karena siswa menggantikan fungsi guru untuk

membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar.

2. Prinsip Model Pembelajaran Teman Sebaya

Model pembelajaran teman sebaya pada dasarnya merupakan metode

pembelajaran yang menuntut adanya partisipasi aktif dari peserta didik dalam proses

pembelajaran yang dilakukan. Terdapat beberapa prinsip dalam metode pembelajaran

teman sebaya yang perlu diketahui agar proses belajar siswa menjadi aktif, yaitu

menurut (Ahmadi dan Supriyono, 2004):

1) Stimulasi Belajar

Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam

bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal/bahasa, visual,

auditif, taktik, dan lain-lain. Ada dua cara yang mungkin membantu para siswa

agar pesan tersebut mudah diterima. Cara pertama perlu adanya pengulangan

sehingga membantu siswa dalam memperkuat pemahamannya. Cara kedua


adalah siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan guru kepada

siswa.

2) Perhatian dan Motivasi

Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses

belajar mengajar. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan

motivasi, antara lain melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan

pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya melalui

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu

yang menarik perhatian siswa, seperti gambar, foto, diagram, dan lain-lain.

3) Respon yang dipelajari

Keterlibatan atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi

berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan

nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti memecahkan masalah,

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, menilai kemampuan dirinya

dalam menguasai informasi, melatih diri dalam menguasai informasi yang

diberikan dan lain-lain.

4) Penguatan

Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal dari luar

dan dari dalam dirinya. Penguat belajar yang berasal dari luar diri seperti nilai,

pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran, hadiah dan

lain-lain, merupakan cara untuk memperkuat respons siswa. Sedangkan

penguat dari dalam dirinya bisa terjadi apabila respons yang dilakukan siswa

betul-betul memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya.

5) Pemakaian dan pemindahan


Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan

kemampuan siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari pada situasi

lain yang serupa di masa mendatang. Asosiasi dapat dibentuk melalui

pemberian bahan yang bermakna, berorientasi kepada pengetahuan yang telah

dimiliki siswa, memberi contoh yang jelas, pemberi latihan yang teratur,

pemecahan masalah yang serupa, melakukan dalam situasi yang

menyenangkan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teman Sebaya

Metode peer teaching ini menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar para

peserta didik sebagai anggota kelas. Kekuatan ataupun kelebihan dari peer teaching

diantaranya metode ini merupakan pembelajaran active learning. Siswa aktif

melakukan kegiatan dalam proses belajar mengajar. Beberapa ahli percaya bahwa satu

mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu

mengajarkan kepada peserta didik. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama,

saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Peserta didik dilatih untuk berani tampil di

depan kelas mempresentasikan apa yang ia pelajari. Suatu metode pembelajaran tidak

selamanya sempurna, atau tepat secara menyeluruh bila diterapkan kepada sebuah

mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Setiap metode pembelajaran tentu ada

kelebihan dan juga ada sisi kelemahannya.

1) Kelebihan metode pembelajaran teman sebaya

 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik

 Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran

 Meningkatkan interaktif social peserta didik dalam pembelajaran

 Mendorong peserta didik kearah berpikir tingkat tinggi


 Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok

 Meningkatkan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri

 Membangun semangat bekerja sama

 Melatih keterampilan berkomunikasi

 Meningkatkan hasil belajar

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan kelebihan dari metode peer

teaching antara lain memberikan hasil belajar yang lebih baik bagi anak

yang takut pada guru, tutor menjadi lebih paham dengan materi yang

sedang dibahas, bagi tutor metode ini dapat melatih dan meningkatkan rasa

tanggung jawab dalam mengemban tugas, melatih kesabaran dan

meningktatkan harga diri serta efikasi diri karena merasa bahwa dirinya

mampu membantu temannya dalam memhami materi. Metode peer

teaching juga dapat mendekatkan hubungan antar siswa, dan menambah

motivasi belajar siswa. Metode ini dapat menimbulkan persaingan belajar

antara tutor dengan siswa, siswa yang diajar tidak ingin kalah dengan

temannya yang menjadi tutor, dia ingin lebih baik daripada tutor. Motivasi

belajar siswa yang meningkat akan berdampak pada peningkatan hasil

belajar. Tutorial sebaya dapat membantu guru dalam menerangkan materi

karena terlalu banyaknya siswa dalam satu kelas dan membantu sekolah

menyediakan siswa yang bisa ditugaskan untuk mengajari temannya

apabila sekolah tersebut kekurangan guru.(Febianti, 2014)

2) Kelemahan metode pembelajaran teman sebaya

 Terbatasnya peserta didik yang dapat dilatih dalam satu periode

tertentu
 Kegiatan Latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk

memelihara kualitas

 Memerlukan waktu yang relative lama

 Jika peserta didik tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka

metode ini menjadi tidak efektif

 Kemungkinan didominasi oleh peserta didik yang suka berbicara,

pintar atau yang ingin menonjolkan diri

 Tidak semua pendidik benar-benar memahami cara masing-masing

peserta didik bekerja dikelompok

 Perlu dimodifikasi agar sesuai diterapkan pada SD (Teknik ini

biasanya diterapkan di Perguruan Tinggi)

 Memerlukan perhatian pendidik yang ekstra ketat

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari

metode pembelajaran teman sebaya atau peer teaching antara lain

kurangnya keseriusan siswa yang diajar karena tahu yang mengajar adalah

temannya sendiri, siswa yang diajar menganggap enteng tutornya karena

menganggap tutor tersebut hanya teman bukan orang tua yang harus

dihormati. Ada beberapa siswa yang malu bertanya karena takut

rahasianya terbongkar, perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa

menjadikan metode ini sukar dilaksanakan pada kelas-kelas tertentu, guru

sukar dalam menentukan tutor dan tidak semua siswa yang pandai dapat

menerangkan materi kembali pada teman-temannya. Meskipun metode

peer teaching memiliki kelemahan tentu bukan menjadi penghalang bagi

seorang guru untuk melakukannya. Kekurangan tentu harus diminimalisir

sedemikian rupa sehingga yang mencuat adalah kelebihannya dan untuk


itulah seorang guru harus memiliki kerativitas dalam menerapkan metode

peer teaching dalam kegiatan pembelajaran.

4. Implementasian Pembelajaran Metode Teman Sebaya

Pada hakikatnya, terdapat tiga kegiatan penting dalam proses pembelajaran,

yaitu tahap persiapan (preparation), pelaksanaan (implementation), dan evaluasi

(evaluation). Langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran tutor sebaya dalam

proses pembelajaran, dapat diterapkan oleh seorang guru dalam pembelajaran

berdasarkan ketiga tahapan pembelajaran tersebut. Tahapan pertama adalah tahap

persiapan (Preparation). Di dalam tahap persiapan ini seorang guru harus membuat

suatu rancangan program pembelajaran tentang satu pokok bahasan tertentu. Hal ini

bertujuan untuk mempermudah guru dalam menjalankan proses pembelajaran dan

mempermudah siswa dalam memahami pokok bahasan yang akan disampaikan dalam

proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Setelah itu, guru membuat suatu petunjuk tugas pelaksanaan pembelajaran yang harus

dilaksanakan dan diselesaikan selama proses pembelajaran. Langkah selanjutnya

adalah membagi siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan proses

pembelajaran. Selanjutnya merupakan langkah yang paling utama yaitu guru memilih

dan menunjuk beberapa orang siswa yang nantinya berperan sebagai tutor dalam

pembelajaran. Pemilihan dapat didasarkan pada nilai akademik siswa, tingkat

intelegensi, atau melalui tes tulis dan wawancara sesuai dengan kemampuan masing-

masing siswa dalam bidang dan mata pelajaran tertentu yang mereka kuasai masing-

masing. Setelah menunjuk tutor, kemudian guru melatih dan membimbing para tutor

yang telah terpilih tersebut. Nantinya dalam proses pembelajaran, siswa yang telah

ditunjuk tadi akan menjadi tutor yang bertindak sebagai jembatan antara guru dengan

siswa lainnya. Tutor berperan sebagai penyampai materi dari guru kepada siswa lain,
bertanggung jawab terhadap pemahaman yang dimiliki teman-teman satu

kelompoknya, dan mengingatkan siswa lain dalam satu kelompoknya, untuk selalu

mengerjakan setiap tugas yang telah diberikan oleh guru. Tahap kedua adalah tahap

pelaksanaan (implementation). Dalam tahap pelaksanaan ini, pada awal pembelajaran

guru memberikan penjelasan ringkasam materi atau pokok bahasan kepada para

siswa. Kemudian tutor yang sudah ditunjuk sebelumnya, bertugas untuk menjelaskan

materi dan pembahasan kepada teman-teman satu kelompoknya masing-masing dan

memandu diskusi dalam kelompok kecil tersebut. Tutor disini bertanggung jawab

terhadap pemahaman materi setiap anggota kelompoknya masingmasing. Jika ada

masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh seorang tutor bersama dengan siswa lain,

tutor harus segera mungkin meminta bantuan penjelasan kepada guru. Hal yang

terpenting dalam tahapan ini adalah, selama proses pembelajaran berlangsung, baik

guru ataupun tutor harus memberikan teladan dan sikap-sikap yang positif untuk

ditunjukkan kepada siswa yang lainnya. Tahap ketiga adalah tahap evaluasi

(evaluation). Pada tahap evaluasi ini, sebelum guru mengakhiri pembelajaran, guru

dapat memberikan kesimpulan dan nilai-nilai yang dapat dipetik dan diambil selama

proses pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat memberikan soal-soal latihan dan

tugas kepada siswanya untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah

tercapai dan pokok bahasan telah diterima oleh para siswa. Dalam tahap evaluasi ini,

guru juga dapat memberikan penilaian terhadap para tutor tentang kinerjanya,

tentunya dengan bahasa yang positif dan motivasi yang membangun. Pemilihan siswa

sebagai tutor sebaya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Guru dapat

melakukan pergantian tutor setiap beberapa kali pertemuan. Hal ini bertujuan untuk

memberikan kesempatan kepada siswa lainnya, agar bisa menjadi seorang tutor bagi

teman-temannya dalam proses pembelajaran.(Yusup & Sari, 2020)


Tabel 1. Implementasi Model Pembelajaran Peer Teaching

Pertemuan Topik atau Materi Aktivitas Pembelajaran


1 a. Konsep dan Tes 1. Penjelasan umum tentang
Kebugaran kebugaran jasmani oleh guru
jasmani 2. Seluruh siswa menyelesaikan
b. Penjelasan penilaian kebugaran dan
bagaimana memasukannya ke dalam lembar
menjadi tutor kerja
yang baik 3. memilih rekan/pasangan. Guru
memberikan tugas dalam
pasangan disesuaikan dengan
tingkatan kebugaran jasmaninya
4. guru menjelaskan struktur peer
teaching (tutor sebaya), dengan
petunjuk untuk menjadi seorang
tutor yang efektif
5. seluruh siswa menulis profil
pribadi dengan disertai tujuan-
tujuan dalam pembelajaran, dan
dibagikan ke rekannya.
2-4 Kekuatan Otot 1. Guru mengajarkan kepada tutor
dalam melatih mengambangkan
kekuatan
2. Tutor mengajarkan Latihan
kekuatan kepada rekannya
3. Siswa berganti peran, dan yang
menjadi tutor saat ini
mengajarkan Latihan kekuatan
yang lainnya kepada rekannya
4. Setiap siswa atau tutor memiliki
6 latihan kekuatan yang berbeda
5. Tutor mengobservasi rekannya
saat Latihan untuk mengoreksi
Teknik, menjaga keselamatan dan
menetapkan tempat pelatihan

Menurut Sani (2019, hal. 202) pembelajaran peer teaching dilakukan melaui

hal-hal sebagai berikut :

1. Guru menyusun kelompok belajar, yang beranggotakan 3 atau 4 orang

dengan kemampuan beragam. Setiap kelompok memiliki 1 orang yang

berkemampuan tinggi untuk menjadi tutor teman sejawat.

2. Guru menjelaskan tentang cara penyelesaian tugas melalui belajar

kelompok dengan peer teaching. Wewenang dan tanggung jawab masing-

masing anggota kelompok, dan memberi penjelasan tentang mekanisme

penilaian tugas menggunakan penilaian teman sejawat (peer assessment)

dan penilaian diri (self assessment)

3. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada semua peserta didik dan

memberi peluang tanya jawab apabila terdapat materi yang belum jelas

4. Guru memberi tugas dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam

mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk

sebagai tutor/guru

5. Guru mengamati aktivitas belajar dan memberi penilaian kompetensi

6. Guru, tutor dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar mengajar

untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan berikutnya


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar. Metode pembelajaran tersebut dipilih dan disesuaikan dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar-mengajar haruslah metode
pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa, sehingga materimateri
pelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami. Peer teaching adalah sebuah
metode pembelajaran yang sedang menjadi tren sekarang.

Peer teaching memang menjadi metode yang menjadikan siswa tidak bosan,
sementara guru juga tidak suntuk.Peer teachingdalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan
istilah tutor sebaya. Tutor sebaya (peer teaching) adalah metode pembelajaran dengan
pendekatan kooperatif dimana peserta didik ada yang berperan sebagai pengajar (biasanya
siswa yang lebih pandai dari siswa yang lain) dan peserta didik yang lain berperan sebagai
pembelajar, baik pada usia yang sama atau pengajar berusia lebih tua dari pembelajar, untuk
membantu belajar dalam tingkat kelas yang sama, untuk mengembangkan kemampuan yang
lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan
cara yang bermakna, karena penjelasan yang diberikan menggunakan bahasa yang lebih
akrab.

Mengajar akan lebih efektif apabila segala persiapan untuk mengajar sudah
dipersiapkan dengan baik dari bahan ajar sampai alat untuk mendukung pengajaran tersedia,
sehingga penyampaian informasi dapat tepat sasaran, semua rangsangan (stimulus) untuk
menarik minat dan motivasi belajar mudah dilakukan, dan proses belajar yang lebih kondusif
dan menyenangkan pun terwujudkan.
DAFTAR PUSTAKA
Febianti, Y. N. (2014). Peer Teaching (Tutor Sebaya) Sebagai Metode Pembelajaran
Untuk Melatih Siswa Mengajar. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2(2).
Haris, I. N. (2018). Model pembelajaran peer teaching dalam pembelajaran pendidikan
jasmani. Biormatika: Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 4(01).
Yusup, A. A. M., & Sari, A. I. C. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Peer
Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Kuliah Kalkulus. Research and
Development Journal of Education, 6(2), 1–12.

Anda mungkin juga menyukai