Disusun oleh :
Kelompok 10
Kelas B
PENDIDIKAN JASMANI
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MODEL
PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA (PEER TEACHING)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Strategi dan Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep PEMBELAJARAN TEMAN
SEBAYA (PEER TEACHING) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen, selaku yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
1. Pengertian Model Pembelajaran Teman Sebaya................................................................6
2. Prinsip Model Pembelajaran Teman Sebaya......................................................................7
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teman Sebaya.....................................9
4. Implementasian Pembelajaran Metode Teman Sebaya....................................................11
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini banyak macam metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses
kondusif, dan menyenangkan bagi guru dan para siswa. Suasana mengajar yang
menyenangkan akan menumbuhkan dan menguatkan motivasi pada guru untuk memberikan
pembelajaran. Sedangkan bagi siswa, terciptanya suasana belajar yang menyenangkan akan
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa dapat bersikap positif dan aktif dalam
menerima pembelajaran.
Dengan suasana yang menyenangkan, seluruh perhatian dan konsentrasi siswa terpusat
pada proses pembelajaran, sehingga suasana belajar yang serius tapi santai dapat terwujud.
Salah satu metode pembelajaran yang efektif digunakan adalah peer teaching(tutor sebaya).
Tutor sebaya bukanlah metode pembelajaran yang baru, melainkan sebuah metode
pembelajaran lama yang seringkali digunakan tetapi tidak efektif, karena dulu belajar
berpusat pada guru (teacher centered). Tetapi karena saat ini belajar berpusat pada siswa
(student centered), maka penggunaan tutor sebaya sebagai metode pembelajaran dapat efektif
digunakan. Tutor sebaya berarti siswa mengajar siswa lainnya atau yang berperan sebagai
Tentu saja, siswa yang berperan sebagai tutor adalah siswa yang mempunyai kelebihan
daripada siswa yang lainnya, artinya seorang tutor adalah siswa yang lebih pintar atau lebih
memahami pokok bahasan pada mata pelajaran tertentu dibandingkan siswa lainnya. Seorang
tutor bisa juga adalah siswa yang diberikan tugas sebelumnya untuk mencari dan menemukan
informasiinformasi sebagai bahan untuk belajar pada mata pelajaran tertentu, sehingga saat
kegiatan belajar-mengajar berlangsung siswa tersebut dapat berperan sebagai tutor bagi
teman-temannya di kelas.
Jadi, semua siswa bisa menjadi tutor asalkan siswa tersebut sudah memahami pokok
bahasan pada mata pelajaran yang akan diberikan saat proses pembelajaran berlangsung.
Tutor sebaya juga seringkali digunakan setelah proses pembelajaran di kelas berlangsung,
biasanya salah seorang siswa menjadi tutor untuk teman-temannya yang belum memahami
pembelajaran yang diberikan di kelas.
Tutor sebaya bisa dilakukan berdua atau lebih, tetapi tutor sebaya lebih efektif
digunakan dengan jumlah siswa maksimal 20 orang, agar proses penyampaian informasi
lebih menyeluruh dan mudah dipahami temanteman lainnya. Semakin sedikit siswa yang
mengikuti metode pembelajaran tutor sebaya, siswa yang berperan sebagai tutor pun tidak
cepat mengalami kecapaian karena harus mengulang-ulang pengajaran dengan suara keras
dan/atau harus memberikan pengarahan tentang materi bahasan kepada satu persatu
temannya.Yang paling penting dari penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya adalah
melatih siswa agar dapat memberanikan diri berbicara di depan kelas, yang dalam hal ini
adalah melatih siswa mengajar teman-temannya, sehingga para siswa dapat merasakan
kenikmatan dan ketidaknyamanan dalam mengajar. Dan bagi guru, dengan tutor sebaya dapat
meringankan tugas sebagai penyampai informasi dan menghilangkan kesuntukan yang selalu
dirasakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu model pembelajaran peer teaching atau teman sebaya?
2. Apa saja Prinsip Model Pembelajaran Teman Sebaya?
3. Apa Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teman Sebaya?
4. Bagaimana Implementasi Pembelajaran Metode Teman Sebaya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran peer teaching.
2. Untuk mengetahui prinsip dari model pembelajaran teman sebaya.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran teman sebaya.
4. Untuk mengetahui cara implementasi pembelajaran teman sebaya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Pembelajaran Teman Sebaya
Peer teaching atau tutor sebaya atau pengajaran teman sejawat merupakan
proses belajar mengajar dengan bantuan seorang peserta didik yang kompeten untuk
mengajar peserta didik lainnya. Dalam hal ini yang paling penting adalah bentuk
tanggung jawab yang diberikan kepada peserta didik yang telah dilatih oleh guru
untuk mengobservasi dan menganalisis upaya latihan siswa lainnya. Seperti yang
pelajaran atau pertemuan. Dalam model pengajaran teman sejawat guru tetap
mengontrol seluruh elemen yang sama, kecuali satu yaitu interaksi pembelajaran yang
seorang asisten pengajar yang baik (tutor), seorang peserta didik harus memahami
kunci isyarat penampilan dan hubungannya dengan luaran setiap usaha latihan. Pada
Metode tutor sebaya (peer teaching) adalah kegiatan belajar mengajar di kelas
yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengajarkan dan berbagi ilmu
pengetahuan atau keterampilan pada siswa yang lain untuk membantu temannya yang
mengalami kesulitan dalam belajar agar temannya tersebut bisa memahami materi
dengan baik. Tutor sebaya dapat memberi rasa nyaman pada siswa karena pada
umumnya hubungan antara teman lebih dekat dibandingkan hubungan guru. Teknik
kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan juga teman
sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai suatu materi tertentu. Dalam
pembelajaran ini, siswa yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia memberikan
bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan. (Haris, 2018)
merupakan pembelajaran yang mandiri, karena siswa menggantikan fungsi guru untuk
pembelajaran yang menuntut adanya partisipasi aktif dari peserta didik dalam proses
teman sebaya yang perlu diketahui agar proses belajar siswa menjadi aktif, yaitu
1) Stimulasi Belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam
auditif, taktik, dan lain-lain. Ada dua cara yang mungkin membantu para siswa
agar pesan tersebut mudah diterima. Cara pertama perlu adanya pengulangan
siswa.
yang menarik perhatian siswa, seperti gambar, foto, diagram, dan lain-lain.
4) Penguatan
dan dari dalam dirinya. Penguat belajar yang berasal dari luar diri seperti nilai,
penguat dari dalam dirinya bisa terjadi apabila respons yang dilakukan siswa
kemampuan siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari pada situasi
dimiliki siswa, memberi contoh yang jelas, pemberi latihan yang teratur,
menyenangkan.
Metode peer teaching ini menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar para
peserta didik sebagai anggota kelas. Kekuatan ataupun kelebihan dari peer teaching
melakukan kegiatan dalam proses belajar mengajar. Beberapa ahli percaya bahwa satu
mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu
kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama,
saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Peserta didik dilatih untuk berani tampil di
depan kelas mempresentasikan apa yang ia pelajari. Suatu metode pembelajaran tidak
selamanya sempurna, atau tepat secara menyeluruh bila diterapkan kepada sebuah
mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Setiap metode pembelajaran tentu ada
teaching antara lain memberikan hasil belajar yang lebih baik bagi anak
yang takut pada guru, tutor menjadi lebih paham dengan materi yang
sedang dibahas, bagi tutor metode ini dapat melatih dan meningkatkan rasa
meningktatkan harga diri serta efikasi diri karena merasa bahwa dirinya
antara tutor dengan siswa, siswa yang diajar tidak ingin kalah dengan
temannya yang menjadi tutor, dia ingin lebih baik daripada tutor. Motivasi
karena terlalu banyaknya siswa dalam satu kelas dan membantu sekolah
tertentu
Kegiatan Latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk
memelihara kualitas
Jika peserta didik tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka
kurangnya keseriusan siswa yang diajar karena tahu yang mengajar adalah
menganggap tutor tersebut hanya teman bukan orang tua yang harus
sukar dalam menentukan tutor dan tidak semua siswa yang pandai dapat
persiapan (Preparation). Di dalam tahap persiapan ini seorang guru harus membuat
suatu rancangan program pembelajaran tentang satu pokok bahasan tertentu. Hal ini
mempermudah siswa dalam memahami pokok bahasan yang akan disampaikan dalam
Setelah itu, guru membuat suatu petunjuk tugas pelaksanaan pembelajaran yang harus
adalah membagi siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan proses
pembelajaran. Selanjutnya merupakan langkah yang paling utama yaitu guru memilih
dan menunjuk beberapa orang siswa yang nantinya berperan sebagai tutor dalam
intelegensi, atau melalui tes tulis dan wawancara sesuai dengan kemampuan masing-
masing siswa dalam bidang dan mata pelajaran tertentu yang mereka kuasai masing-
masing. Setelah menunjuk tutor, kemudian guru melatih dan membimbing para tutor
yang telah terpilih tersebut. Nantinya dalam proses pembelajaran, siswa yang telah
ditunjuk tadi akan menjadi tutor yang bertindak sebagai jembatan antara guru dengan
siswa lainnya. Tutor berperan sebagai penyampai materi dari guru kepada siswa lain,
bertanggung jawab terhadap pemahaman yang dimiliki teman-teman satu
kelompoknya, dan mengingatkan siswa lain dalam satu kelompoknya, untuk selalu
mengerjakan setiap tugas yang telah diberikan oleh guru. Tahap kedua adalah tahap
guru memberikan penjelasan ringkasam materi atau pokok bahasan kepada para
siswa. Kemudian tutor yang sudah ditunjuk sebelumnya, bertugas untuk menjelaskan
memandu diskusi dalam kelompok kecil tersebut. Tutor disini bertanggung jawab
masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh seorang tutor bersama dengan siswa lain,
tutor harus segera mungkin meminta bantuan penjelasan kepada guru. Hal yang
terpenting dalam tahapan ini adalah, selama proses pembelajaran berlangsung, baik
guru ataupun tutor harus memberikan teladan dan sikap-sikap yang positif untuk
ditunjukkan kepada siswa yang lainnya. Tahap ketiga adalah tahap evaluasi
(evaluation). Pada tahap evaluasi ini, sebelum guru mengakhiri pembelajaran, guru
dapat memberikan kesimpulan dan nilai-nilai yang dapat dipetik dan diambil selama
proses pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat memberikan soal-soal latihan dan
tugas kepada siswanya untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah
tercapai dan pokok bahasan telah diterima oleh para siswa. Dalam tahap evaluasi ini,
guru juga dapat memberikan penilaian terhadap para tutor tentang kinerjanya,
tentunya dengan bahasa yang positif dan motivasi yang membangun. Pemilihan siswa
sebagai tutor sebaya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Guru dapat
melakukan pergantian tutor setiap beberapa kali pertemuan. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa lainnya, agar bisa menjadi seorang tutor bagi
Menurut Sani (2019, hal. 202) pembelajaran peer teaching dilakukan melaui
memberi peluang tanya jawab apabila terdapat materi yang belum jelas
4. Guru memberi tugas dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam
sebagai tutor/guru
6. Guru, tutor dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar mengajar
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar. Metode pembelajaran tersebut dipilih dan disesuaikan dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar-mengajar haruslah metode
pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa, sehingga materimateri
pelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami. Peer teaching adalah sebuah
metode pembelajaran yang sedang menjadi tren sekarang.
Peer teaching memang menjadi metode yang menjadikan siswa tidak bosan,
sementara guru juga tidak suntuk.Peer teachingdalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan
istilah tutor sebaya. Tutor sebaya (peer teaching) adalah metode pembelajaran dengan
pendekatan kooperatif dimana peserta didik ada yang berperan sebagai pengajar (biasanya
siswa yang lebih pandai dari siswa yang lain) dan peserta didik yang lain berperan sebagai
pembelajar, baik pada usia yang sama atau pengajar berusia lebih tua dari pembelajar, untuk
membantu belajar dalam tingkat kelas yang sama, untuk mengembangkan kemampuan yang
lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan
cara yang bermakna, karena penjelasan yang diberikan menggunakan bahasa yang lebih
akrab.
Mengajar akan lebih efektif apabila segala persiapan untuk mengajar sudah
dipersiapkan dengan baik dari bahan ajar sampai alat untuk mendukung pengajaran tersedia,
sehingga penyampaian informasi dapat tepat sasaran, semua rangsangan (stimulus) untuk
menarik minat dan motivasi belajar mudah dilakukan, dan proses belajar yang lebih kondusif
dan menyenangkan pun terwujudkan.
DAFTAR PUSTAKA
Febianti, Y. N. (2014). Peer Teaching (Tutor Sebaya) Sebagai Metode Pembelajaran
Untuk Melatih Siswa Mengajar. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2(2).
Haris, I. N. (2018). Model pembelajaran peer teaching dalam pembelajaran pendidikan
jasmani. Biormatika: Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 4(01).
Yusup, A. A. M., & Sari, A. I. C. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Peer
Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Kuliah Kalkulus. Research and
Development Journal of Education, 6(2), 1–12.