Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
FAKULTAS ................................
UNIVERSITAS ..................................
BUKITTINGGI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas serta menjadi rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?
2. Apa sajakah kriteria-kriteria dalam pemilihan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran?
3. Apa sajakah macam-macam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?
4. Bagaimanakah merencanakan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran di
Sekolah Dasar (SD) ?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian atau maksud dari pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
2. Menjelaskan kriteria-kriteria dalam pemilihan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
3. Menjelaskan macam-macam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
4. Menjelaskan bagaimana merencanakan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran di Sekolah Dasar (SD).
BAB II
PEMBAHASAN
1) Karakteristik
Menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan
masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolah,memiliki perencanaan,
aktivitas siwa lebih muncul dari pada guru,aspek pembelajaran merupakan
salah satu implementasi dri pembelajaran berbasis kontekstual.
2) Prasyarat untuk mengoptimalkan Metode Karya Wisata
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar karya wisata
(outdoor)berhasil dengan baik di antaranya adalah :
a) Mampu mengidentifikasi objek karyawisata (outdoor) yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
b) Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam
melaksanakan karyawisata.
c) Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
karyawisata.
d) Mampu mengontrol, memfasilitasi, dan membimbing aktivitas siswa
selama melaksanakankegiatan.
e) Mampu menilai kegiatan karyawisat.
5) Kelemahaanya :
a. Waktu yang digunakan relatif lama.
b. Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis.
c. Memerlukan bimbingan dari guru.
3. Teknik Pembelajaran
a. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar oleh guru
sebagai proses interaksi antara dua orang atau lebih yang terlibat, saling tukar
menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga
semuanya aktif atau pasif sebagai pendengar. Mengajar teknik diskusi berarti,
(a) kelas dibagi menjadi kelompok, (b) dapat mempertinggi partisipasi siswa,
(c) dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan, (d)
rasa sosial dapat dikembangkan, (e) mengemukakan pendapat, (f) pendekatan
demokratis, (g) memperluas pandangan.
Jenis- jenis teknik diskusi ada beberapa macam yaitu:
a. Whole-Group
Suatu diskusi yang memiliki anggota kelompok tidak lebih dari 15 orang.
b. Buzz-Group
Satu kelompok besar dibagi menjadi dua sampai delapan kelompok yang
lebih kecil. Diperlukan kelompok kecil untuk melaporkan hasil diskusi
kepada kelompok besar.
c. Panel
Satu kelompok kecil (antara 3-6 orang) mendiskusikan subyek tertentu,
mereka duduk melingkar menghadap kelompok besar. Yang duduk
sebagai panelis orang yang ahli dalam bidangnya. Tujuan menggunaka
teknik diskusi panel ialah memberikan rangsangan cara berfikir secara
massal dengan memberikan berbagai perspektif dari beberapa sudut
pandang dan siswa berani mengemumkakan pendapat yang logis.
d. Symposium
Teknik ini menyerupai panel, sifatnya lebih formal. Semua anggota
menyiapkan prasan menurut pandangan sendiri. Pendengar bisa
mengajukkan pertanyaan dan pandangan umum, setelah pembicara dan
penyelenggara selesai. Dalam teknik ini peran moderator tidak seaktif
teknik panel, banyak mengkoordinasi pembicara. Tujuan teknik
symposium untuk merangsang daya pikir manusia dalam kelompok besar,
agar dapat berpartisipasi untuk memecahkan masalah dalam waktu yang
relative singkat.
e. Gaogolium
Teknik gaogolium cara berdiskusi dijalankan oleh satu atau beberapa
orang sumber, yang berpendapat, menjawab pertanyaan tidak dalam
bentuk pidato.
f. Informal-Debate
Diskusi ini dilaksanakan dengan membagi kelompok menjadi dua tim
sama kuat dan jumlahnya agar imbang. Kedua tim mendiskusikan subyek
yang cocok, tidak banyak menggunakan peraturan, jalanya perdebatan
lebih bebas. Yang diperdebatkan masalah nilai.
g. Fish Bowl
Diskusi ini terdiri dari seorang moderator dan satu/tiga orang sumber
pendapat, duduk dalam semi lingkar berderetan dengan tiga kursi kosong
menghadap kelompok. Peserta dari kelompok besar untuk menduduki
kursi yang kosong. Peserta mengajuhkan pertanyaan terhadap manusia
sumber, peserta lain ikut berpartisipasi.
b. Kerja Kelompok
Teknik ini suatu cara mengajar, dimana siswa didalam kelas dibagi
menjadi suatu kelompok atau beberapa kelompok. Kelopok dapat terdiri dari 5
atau 7 siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang ditentuka
oleh guru.
Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar dengan tujuan agar
siswa mampu bejerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan
bersama. Adapun pengelompokan didasarkan pada:
a. Adanya alat pelajaran yang tidak mencakupi jumlahnya.
Agar lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikankelompok kecil.
Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat
terbatas dengan sebaik mungkin, tanpa menunggu giliran.
b. Kemampuan belajar siswa.
Membentuk kelompok dengan kemampuan belajar masing-masing siswa,
agar setiap siswa belajar sesuai dengan kemampuanya.
c. Minat khusus.
Setiap individu memiliki minat yang khusus yang harus dikembangkan,
tidak menutup kemungkinan ada yang minat khusunya sama untuk dibuat
kelompok untuk mengembangkan minat tersebut.
d. Memperbesar partisipasi siswa.
Disekolah biasanya dengan siswa jumlah banyak dan pelajaran dalam
waktu yang terbatas, tidak bisa mengikut sertakan semua siswa. Dibuatlah
kelompok diberi tugas yang sama, siswa dapat ikut serta melaksanakan
dan memecahkan.
e. Pembagian tugas atau pekerjaan.
Dikelas terdapat persoalan, perlu tugas untuk membahas persoalan tersebut
pada kelompok, dengan demikian kelompok harus membahas tugas yang
diberikan.
f. Kerja sama yang efektif.
Dalam kerja kelompok diharuskan siswa dapat bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, menyeimbangkan pendapat dan tenaga untuk
kepentingan bersama, sehingga mencapai tujuan bersama.
Keuntungan dan kelemahan menggnakan teknik kerja kelompok:
1. Keuntungan menggunakan teknik kerja kelompok:
a. Dapat memberikan kesempatan siswa menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas masalah.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai masalah.
c. Mengembngkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
diskusi.
d. Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu kebutuhanya belajar.
e. Siswa lebih aktif tergabaung dalam pelajaran dan berpartisipasi dalam
diskusi.
f. Menggajarkan siswa untuk menghargai pendapat oaring lain dan saling
membantu kelompok dalam usaha mencapai tujuan bersama.
2. Kekurangan menggunakan teknik kerja kelompok:
a. Kerja kelompok sering melibatkan siswa yang mampu cakap
memimpin dan mengarahkan yang kurang.
b. Strategi kadang menuntut peraturan tempat duduk yang berbeda
dangaya mengajar yang berbeda.
c. Keberasilanstrategi kerja kelompok tergantung kemampuan siswa
memimpin kelompok uantuk bekerja sendiri.
Menerut Sun discivery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip.
a. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan dan memperbanyak kesiapan
b. Siswa memperleh pengetahuan yang bersifat sangat pribdi/individual.
c. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
d. Teknin ini mampu memberikan kesempata kepada siswa untuk berkembang da maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
e. Mampu mengarahkan cara siswa belajar.
f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan
proses penemuan sendiri.
g. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.
a. Pada siswaq harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
b. Bila kelas terlalu besar pengguanaan teknik ini akan kurang berhasil.
c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional
mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
d. Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian
asaja,kurang memperhatikan perkembangan.
e. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir sescara kreatif.
4. SIMULASI
Simulasi adalah tingkahlaku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimakud kan,dengan tujuan
agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat
itu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain.
a. Menyenangkan siswa.
b. Menggalakkan guru untuk mengembangkan kretifitas siswa .
c. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sederhana.
d. Mengurangi hal-hal yang verbalitas atau abstrak.
e. Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.
a. Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.
b. Terlalu mahal biayanya.
c. Banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen yang
penting.
d. Menghendaki pengelompokan yang fleksibel.
e. Menghendaki banyak imajenasi dari guru maupun siswa.
MICRO TEACHING
Micro teaching berarti kecil,terbatas,sempit. Teaching berati mengajar.micro teaching berarti suatu
kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau disederhanakan.tujuan micro teaching secara
umum adalaah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar
sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap
sebagai guru yang pfofesional.
a. Micro teaching dapat menimbulkan efek departementalisasi akan ketrampilan mengajar dan
bila tidak diteruskan denagn prakte mengajar yang menyeluruh.
b. Pengeertian micro teaching yang disalah tafsirkan dapat hanya menitikbearatkan pada
ketrampilan guru sebagai pengajar saja bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu
sebagai pendidik dan sebagi pengajar.
c. Micro teaching menuntut perencanaan , pengetahuan dan pelaksanaan yang
cermat,mendetail,logis dan sistematis.
d. Micr0 teaching dimana menggunakan rekan sendiri sebagai murid ,merupakan sandiwara
saja sehingga tidak mewujudkan situasi belajar yang sewajarnya.
Brain storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam
kelas.ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau
menyatakan pendapat, atau dengan komentar sehingga munkin masalah yersebut berkembang
menjadi masalah baru,
b) Pembentukan kelompok
Pembelajaran kelompok harus didsarkan pada pengelompokkan
siswa sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.
Setelah pengelompokkan selesai dilakukan, kemudian siswa
diminta untuk menentukan ketua kelompok, sekertaris/ penulis, dan
anggota kelompok.
c) Kerja sama
Adanya kerja sama merupakan salah satu prasyarat utama yang
harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok.
d) Perhatian
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru harus
memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan
siswa sebagai individu dalam kelompok.
e) Motivasi
Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok, guru
harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara
individu dalam kelompok.
f) Sumber belajar dan fasilitas
Kelengkapan sumber belajar ,erupakan salah satu aspek yang
memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar
kelompok. Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang
diperlukan akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran secara optimal.
g) Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus memberikan
tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu yang
diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.
2) Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok.
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan
yang diharapkan dicapai dan topik pembelajaran yang akan dibahas
dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokkan
siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan penjelasan
pada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami
tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya
siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Merumuskan masalah berdasarkan topic pembahasan dan
tujuan pembelajaran.
b) Mengidentifikasi masalah berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan.
c) Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.
d) Menyususn laporan oleh masing-masing kelompok.
e) Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok
kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang
langsung dibimbing oleh guru.
f) Pada akhir kegiatan, siswa dibawah bimbingan guru
menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan
sub-submasalah.
c. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses
pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara
individu. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk menampung
kegiatan pengayaan dan perbaikan. Program pengayaan perlu diberikan pada
siswa yang memiliki prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman
sekelasnya, disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.
Sementara itu, perbaikan dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang
berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya dan
juga bagi siswa yang ketinggalan pelajaran karena tidak masuk dengan alasan
izin/sakit.
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan
dalam pemberian tugas dan atau latihan. Dalam pelaksanaannya, setelah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahantentang
tahapan atau teknik belajar yang harus ditempuh siswa, langkah selanjutnya
(kegiatan inti pembelajaran) yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.
1) Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan
kepada siswa.
2) Memberikan lembaran kerja atau tugas. Guru memberi bimbingan atau
arahan yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru hendaknya
member stimulus atau dorongan agar siswa dapat melakukan interaksi dan
asosiasi, sehingga tugas atau latihan tersebut dapat dilakukan secara
optimal.
3) Memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada kesempatan ini, guru
berkeliling memantau kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberikan
bantuan atau bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan atau menyelesaikan tugas.
4) Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memeriksa dan menilai tugas atau
latihan yang telah dikerjakan oleh siswa serta membuat kesimpulan
bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang telah ditugaskan.
4. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk meyakinkan
guru terhadap penguasaan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan
penguasaan kompetensi yang diharapkan.
a. Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir adalah
memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Selain itu, dengan melakukan
keguatan akhir pembelajaran, siswa dapat memperoleh gambaran yang utuh
tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut
berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.
1) Meninjau kembali penguasaan siswa
Cara yang dapat digunakan guru untuk meninjau kembali penguasaan
siswa terhadap materi yang telah diajarkan, yaitu merangkum
(menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran.
Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman/ kesimpulan/
ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria sebagai berikut.
a) Berorientasi pada acuan hasi belajar dan kompetensi dasar.
b) Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
c) Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topic yang telah
dibahas.
d) Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
2) Melaksanakan penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan
mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Melalui
kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru perlu
memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru
dapat memberikan tes atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau
kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
b. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran
Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan
untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini beberapa kegiatan
tindak lanjut yang dapat dilakukan guru.
1) Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan dirumah.
2) Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa. Ada
dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu
siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, yaitu membahas
kembali materi yang belum dikuasai pada saat itu juga, atau membahas
kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila membutuhkan
waktu yang relatif lama.
3) Membaca materi pelajaran tertentu. Ini dapat dilakukan dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumberl pelajaran
yang lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan.
4) Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
5) Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
datang. Harapannya agar siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu
dirumah dan mencari informasi melalui media maupun sumber belajar
lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.