Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH RAGAM PENELITIAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu:

Disusun oleh:

PROGRAM STUDI .....................................

FAKULTAS ................................

UNIVERSITAS ..................................

BUKITTINGGI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan, yang banyak melibatkan


aktivitas siswa dan aktivitas guru.Mengajar bukan hanya menyampaikan bahan
pelajaran pada siswa, tetapi merupakan suatu proses upaya dalam membimbing dan
memfasilitasi siswa agar dapat belajar secara efektif dan efisien. Keberhasilan
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dikembangkan oleh
guru. Oleh karena itu, guru dan juga calon guru harus memiliki kemampuan dalam
memilih, mengembangkan dan menerapkan berbagai pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran sebagai penunjang dalam mencapai tujuan pembelajaran. Makalah ini
akan membahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran, sehingga sehingga dapat menjadi sumber referensi kepada
pembaca untuk mengenal lebih jauh mengenai pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas serta menjadi rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?
2. Apa sajakah kriteria-kriteria dalam pemilihan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran?
3. Apa sajakah macam-macam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran?
4. Bagaimanakah merencanakan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran di
Sekolah Dasar (SD) ?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian atau maksud dari pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
2. Menjelaskan kriteria-kriteria dalam pemilihan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
3. Menjelaskan macam-macam pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
4. Menjelaskan bagaimana merencanakan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran di Sekolah Dasar (SD).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Joni (via Sri Anitah, dkk., 2009: 1.23),
“Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek
kajian.”Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa pendekatan pembelajaran
adalah cara memandang terhadap pembelajaran.
Dalam proses pengajaran, intinya adalah kegiatan belajar para siswa. Tinggi
rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar
yang digunakan guru. Killen (via Sri Anitah, dkk., 2009: 1.23) mengemukakan
bahwa ada dua pendekatan utama dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang
berorientasi pada aktivitas guru (teacher centered) dan pendekatan yang
berorientasi pada aktivitas siswa (students centered).
2. Metode Pembelajaran
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Jika dikaitkan dengan dengan
pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan
siswa. Joni (via Sri Anitah, dkk., 2009: 24) mengemukakan bahwa metode adalah
berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan
tertentu. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering
digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar.
3. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran adalah penerapan atau wujud konkret dari penggunaan
metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran. Dari langkah-langkah atau teknik
pembelajaran, kita dapat mengetahui metode, strategi dan pendekatan yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
B. Kriteria dalam Pemilihan Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Berikut ini adalah kriteria-kriteria dalam pemilihan pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
1. Kesesuaian pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dengan tujuan belajar.
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran, karena komponen-komponen tersebut dipilih dan difungsikan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Namun, tidak semua pendekatan, meode dan
teknik pembelajaran cocok dengan tujuan yang ingin dicapai.Bloom
mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam tiga ranah (Taxonomy Bloom),
yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.Misalnya tujuan yang ingin di
capai yaitu siswa dapat membuat prakarya (membatik). Metode ceramah tidak
akan cocok digunakan dalam rangka mencapai tujuan ini, mungkinalternatif
metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi..Oleh karena itu, guru
harus pintar dalam memilih metode yang tepat dalam memilih metode ataupun
pendekatan serta teknik yang digunakan.
2. Kesesuaian Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dengan karakteristik
bahan pelajaran/ materi pelajaran.
Karakteristik bahan pelajaran juga perlu dipertimbangkan dalam memilih
memilih pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Sama halnya seperti tujuan
pembelajaran, tidak semua pendekatan, metode dan teknik pembelajaran akan
sesuai dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Mata pelajaran satu dengan
lainnya mempunyai karakteristik atau aspek yang berbeda sehingga pendekatan,
metode, dan teknik pembelajarannya pun juga berbeda.Berikut ini beberapa aspek
yang terdapat dalam materi pelajaran.
a. Aspek konsep (concept), yaitu substansi materi pelajaran yang
berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan
gagasan sesuatu.
b. Aspek fakta (fact), yaitu substansi materi pelajaran yang berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi
objek dan waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan
peristiwa atau sejarah.
c. Aspek prinsip (principle), yaitu substansi materi pelajaran yang
berhubungan dengan dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus
ditempuh.
d. Aspek proses (process), yaitu substansi materi pelajaran yang berhubungan
dengan rangkaian kegiatan, rangkaian peristiwa, dan rangkaian tindakan.
e. Aspek nilai (value), yaitu substansi materi pelajaran yang berhubungan
dengan aspek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang
bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak orang.
f. Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), yaitu substansi materi
pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan
menyelesaikan persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, logis,
taktis, kritis, inovatif, dan ilmiah.
g. Aspek keterampilan psikomotor (psychomotor skills), yaitu substansi
materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan
fisik. (Sri Anitah, dkk., 2009: 5.8-5.9)
3. Ketersediaan waktu
Ketersediaan waktu juga menjadi salah satu pertimbangan seorang guru dalam
memilih pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang akan diterapkan.
Beberapa pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang membutuhkan
waktu lama dalam pelaksanaannya, namun juga ada yang membutuhkan waktu
yang relative singkat.
Contoh, metode inkuiri dianggap sebagai metode yang relatif
banyakmemerlukan waktu namun digunakan pada jam pelajaran yang alokasi
waktunya relative singkat, tentu tidak akan sesuai. Hal ini karena penguasaan
materi oleh siswa tidak akan optimal. Oleh karena itu, ketersediaan waktu perlu
menjadi perhatian guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
4. Faktor siswa
Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran tidak lain adalah
siswa sendiri, mengingat tujuan yang ingin dicapai dari proses tersebut ialah
perubahan perilaku siswa. Oleh karena itu, di dalam memilih pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran, faktor siswa tidak boleh diabaikan.
Kita tahu bahwa siswa sebagai individu mempunyai keunikan tersendiri yang
berbeda dengan individu lainnya. Keunikan-keunikan atau perbedaan-perbedaan
tersebut hendaknya menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih pendekatan,
metode dan teknik pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang guru.
5. Ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar
Ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar juga tidak kalah penting
untuk diperhatikan oleh seorang guru. Fasilitas, media dan sumber belajar
merupakan penunjang dan pendukung dalam kegiatan belajar mengajar agar
pembelajaran berjalan dengan lancer dan hasilnya akan optimal. Jika guru sudah
menetapkan pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajarannya namun
fasilitas, media dan sumber belajar tidak tersedia di sekolah, maka guru harus
berupaya untuk mempersiapkannya terlebih dahulu agar kegiatan belajar mengajar
berjalan dengan lancar.
C. Macam-macam Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran
Richard Anderson mengajukan dua pendekatan, yakni pendekatan yang
berorientasi pada guru atau disebut teacher centered dan pendekatan yang berorientasi
pada siswa atau disebut students centered. Pendapat lainnya dikemukakan oleh
Massialas yang mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekspositori dan
pendekatan inkuiri. Sedangkan Bruce Joyce mengemukakan empat kategori, yaitu
model informasi, model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah
laku.Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa pendekatan pembelajaran.
a. Pendekatan ekspositori atau model informasi
Pada pendekatan ini, tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol
dan ditentukan oleh guru/ pengajar. Guru dipandang sebagai sumber belajar paling
utama.
Hakikat mengajar menurut pendekatan ini adalah menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada siswa. Siswa hanya dipandang sebagai objek yang menerima
apa pun yang diberikan oleh guru. Guru menyampaikan informasi atau bahan
pengajaran secara lisan atau dikenal dengan istilah ceramah.
` Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa adalah
komunikasi satu arah.Oleh karena itu, kegiatan belajar siswa kurang optimal
karena siswa pasif hanya mendengarkan “ceramah” dari gurunya saja.
b. Pendekatan Inquiry/ discovery
Pendekatan “inquiri” merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pada pendekatan ini,
siswa lebih banyak belajar sendiri.Siswa dapat mengeksplorasi kreatifitas yang
mereka miliki dalam memecahkan masalah yang mereka temui dalam belajar
ataupun masalah yang dikemukakan oleh guru. Guru disini berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator belajar.
Pada pendekatan inquiri, siswa dipandang sebagai subjek dan objek dalam
belajar yang mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.Komunikasi yang digunakan guru
dalam interaksinya dengan siswa bukan komunikasi satu arah tetapi komunikasi
banyak arah.
Pendekatan inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada
kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/
problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa.
2) Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan.
3) Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
4) Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan berdiskusi.
5) Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.
6) Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pendekatan inquiry/
discovery, yaitu:
1) Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa.
2) Menetapkan jawaban sementara (hipotesis).
3) Siswa mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan/ hipotesis.
4) Mengaplikasikan kesimpulan/ generalisasi dalam situasi baru.
c. Pendekatan Interaksi Sosial
Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/ siswa
yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas
terjadi hubungan sosial individu dengan masyarakat.Oleh karena itu, proses
pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam mengadakan hubungan dengan orang lain, mengembangkan sikap dan
perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar
siswa.
Langkah yang dapat ditempuh guru dalam melaksanakan pendekatan ini
adalah:
1) Guru melemparkan masalah dalam bentuk situasi social kepada para siswa.
2) Siswa dengan bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang
terdapat dalam situasi tersebut.
3) Siswa diberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan, dianalisis, dikerjakan
yang berkenaan dengan situasi tersebut.
4) Dalam memecahkan masalah tersebut siswa diminta untuk mendiskusikannya.
5) Siswa membuat kesimpulan dai hasil diskusinya.
6) Pembahasan kembali hasil-hasil kegiatannya.
d. Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral models)
Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku sebagai aplikasi dari teori
belajar behaviorisme.Tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh stimulus
dan respon yang diberikan individu. Penguatan hubungan stimulus dengan respon
merupakan proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Paradigma
utama dalam proses belajar adalah stimulus-respon.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh guru dalam melaksanakan pendekatan
ini adalah sebagai berikut:
1) Guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa.
2) Mengamati tingkah laku siswa dalam menanggapi stimulus yang diberikan
guru (respon siswa).
3) Menyediakan atau memberikan latihan-latihan kepada siswa dalam
memberikan respon terhadap stimulus.
4) Memperkuat respon siswa yang dipandang paling tepat sebagai jawaban
terhadap stimulus.
Aspek penting dari pendekatan ini adalah melatih siswa dan memperkuat
respon siswa yang paling tepat terhadap stimulus.
2. Metode Pembelajaran
a. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian
bahan ajaran cera lisan dari guru.Ceramah yang baik adalah ceramah
berfariasai artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan
media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehingga proses
pembelajaran tidak menjenuhkan.dalam memberikan ceramah hendaknya
materi tersusun secara sistematis, dari sederhana, mudah, konkrit menuju pada
yang lebih kompleks, sukar dan abstrak.
1) Karakteristik Metode Ceramah
Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan
lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta atau konsep
sederhana.Proses pembelajaran dilakukan secara klasikal dengan jumlah
siswa yang relatif banyak . lebih bersifat monoton karena guru lebih
banyak berbicara.dalam prosesnya perlu adanya dukungan kondisi yang
efektif dari guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan
motivasi dan perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah.
2) Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah
Untuk menunjang efektifitas penggunanaan metode ceramah perlu
dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal.ada
beberapa kemampuan yang harus diperhatikan oleh guru untuk
mendukung keberhasilan metode ceramah dalam pembelajaran, yaitu:\
a) Menguasai tehnik-tehnik ceramah yang memungkinkan dapat
membangkitkan minat dan motivasi siswa.
b) Mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran.
c) Menguasai materi pelajaran.
d) Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik.
e) Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas.

Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah


berkaitan dengan kondisi siswa adalah:

a) Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang


dijelaskan guru.
b) Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi
yang akan dipelaqjari.
c) Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan
dan memiliki motivasi mengikuti pelajaran.
b. Metode diskusi
Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja
kelompok yang didalamnya melibatka beberapa orang siswa untyk
menyelesaikan pekerjaan atau tugas atau permasalahan.metode mengajar
diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian
materinya melalui suatu problema atau pertanyaaqn yang harus diselesaikan
berdasarkan pendapat atau keputusan bersama.kegiatan diskusi dapat
dilaksanakan dalam kelompok kecil, sedang dan besar.kegiatan diskusi
dipimpin oleh seorang ketua atau moderator untuk mengatur pembicaraan cara
mencapai target.
1) Karakteristik
a) Bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau
persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalah
atau persoalan tersebut.
b) Perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai
anggota didalam kelompok tersebut.
c) Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator agar
semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan
seluruh pembicaraan mengarah pada kesimpulan bersama.
d) Guru berperan sebagai pembimbing,vasilitator atau motivator agar
interaksi dan aktifitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.
c. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kelompok. Kegiatan simulasi dapat dilakukan
oleh siswa pada kelas tinggi disekolah dasar. Ada beberapa jenis model
simulasi diantaranya, yaitu:
a) Bermain peran atau role playing merupakan bagian dari metode simulasi,
dalam proses pembelajaranya metode ini mengutamakan pola permainan
dalam bentuk dramatisasi
b) Sosio drama meruoakan bagian dari simulasi dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktifitas belajar memecahkan
masalahan yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk
sosial.
c) Permainan simulasi merupakan bagian dari simulasi yang dalam
pembelajaranya siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan
sebagai belajar membuat suatu keputusan.
1) Karakteristik Metode Simulasi
Metode simulasi banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn,
pendidikan agama dan pendidikan apresiasi. Pembinaan kemampuan
bekerja sama, komunikasi dan iteraksi merupakan bagian dari
keterampilan dihasilkan pembelajaran simulasi. Metode ini digunakan
dalam pembelajaran berbasis kontekstual, contoh bahan pembelajaran
dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial atau permasalahn
sosial yang aktual. Permasalahan yang berkaitan tentang nilai kehidupan
sosial dapat membentuk sikap atau perilaku melalui pelajaran ini. Siswa
dapat menguasaikonsep dan keterampilan intelektual sosial dan motorik
dalam bidang yang dipelajari dan penyempurnaan yang berkelanjutan.
2) Prosedur
Prosedur simulasi yang harus ditempuh dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a) Menetapkan topic simulasi yang diarahkan oleh guru.
b) Menetapkan kelompok dan topic-topik yang akan dibahas.
c) Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik
dan peran yang dimainkan.
d) Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik dan prosedur dapa
dilakukan dengan diskusi.
e) Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi.
3) Persyaratan untuk mengoptimalkan Pembelajaran Simulasi.
Menujang efektivitas penggunaan metode simulasi perlu dipersiapkan
kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal. Dijelaskan tentang
kemampuan guru dan kondisi siswa mendukung efektivitas metode
simulasi dalam pembelajaran. Kemampuan guru yang harus diperhatikan
untuk menujang metode simulasi bantara lain:
a) Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan
peran yang akan dilakukan dalam simulasi.
b) Mampu memberikan simulasi.
c) Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi tersebut.
d) Mampu mengamati secara proses simulasi yang dilakukan oleh siswa.
Kemampuan kondisi siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan
metode simulasi yaitu:
a) Kondisi, minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bersimulasi.
b) Pemhaman terhadap pesan yang akan menstimuluskan. Kemampuan
dasar berkomunikasi dan berperan.
4) Keunggulan menggunakan metode simulasi diantaranya adalah
a) Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam
kelompoknya.
b) Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat
langsung dalam pembelajaran.
c) Dapat membiasakan siswa untuk memahami sosial, hal ini dapat
dikatakan sebagai implemasi pembelajaran yang berbasi kontekstual.
d) Melalui kegiatan kelompok dalam simulasi dapat membina hubungan
personal yang positif.
e) Dapat membangkitkan imajinasi.
f) Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.
5) Kelemahan menggunakan metode simulasi diantaranya adalah
a) Relative memerlukan waktu yang cukup banyak.
b) Sangat bergantung pada aktivitas siswa.
c) Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar.
d) Banyak siswa yang kurang menyaenangi simulasi sehingga simulasi
menjadi tidak efektif.
d. Metode Demonstrasi
Merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertujukan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga
dapat mempelajari secara proses. Demontrasi dapat digunakan semua mata
pelajaran disesuaikan dengan topic dan tujuan yang akan dicapai. Demontrasi
digunakan semata-mata hanya untuk; (1) mengkrongketkan suatu konsep atau
prosedur yang abstrak; (2) mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan
prosedur secara tepat; (3) meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa
digunakan; (4) membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur.
1) Karakteristik
Metode mengajar demontrasi hakikatnya pembelajaran menggunakan
penguasa proses objek tertentu. Metode demontrasi identik denganmetode
mengajar modeling. Pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain
guru jadi model, mendatangkan narasumber yang akan mendemontrasikan
materi dengan syarat menguasai bahan materi yang didemokrasikan, bahan
yang digunakan objek yang sebenarnya.
2) Prosedur
Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a) Mempersiapkan alat bantu yang akan di demonstrasikan.
b) Memberikan penjelajahan tentang topic yang akan di demonstrasikan.
c) Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan
dari siswa.
d) Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan/atau latian) terhadap hasil
demonstrasi.
e) Kesimpulan.
3) Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi
Kemampuan guru yang perlu di perhatikan dalam menunjang keberhasilan
demonstrasi, di antaranya adalah :
a) Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau
topik yang di praktikkan.
b) Mampu mengelola kelas, dan menguasai siswa secara menyeluruh.
c) Mampu menggunakan alat bantu yang di gunakan.
d) Mampu melaksanakan penilaian proses.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus di perhatikan untuk menunjang
demonstrasi, di antaranya adalah :
a) Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang
akan di demotrasikan.
b) Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.
c) Mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.
d) Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang di gunakan dalam
demonstrasi.
4) Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar demontrasi dapat di capai
apabila kondisi pemblajaran diciptakan secara efektif, di antaranya
keunggulan tersebut adalah :
a) Siswa-siswa dapat memahami bahan plajaran sesuai dengan objek
yang sebenarnya.
b) Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
c) Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.
d) Dapat mengetahui hubungan yang struktual atau urutan objek.
e) Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.
5) Kelemahan
Namun demikian, dalam metode demonstrasi pun masih tetep ada
kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu di antisipasi
oleh guru jika akan menerapkan metode ini, di antaranya adalah :
a) Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja.
b) Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak di atur maka
demonstrasi tidak efektif.
c) Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya.
d) Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan
praktik yang didemonstrasikan.
e. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajian
atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta
mengamati secara proses. Eksperimen sulit dipisahkan dengan demonstrasi
karena keduanya kemungkinan dapat di gunakan secara bersamaan.
Eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan
sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya. Setelah eksperimen
selesai siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan hasil eksperimen yang
lain, dan mendiskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan
(Winarno:1980:90).
Ekperimen dapat dilakukan secara kelompok maupun individu di dalam
laboraturium atau di kelas atau di luar kelas. Perlu di perhatiakn bahwa setiap
kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematis, yaitu
harus dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan kajian hasil.
1) Karakteristik
Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut penggunaan alat
bantu yang sebenarnya karena esensi pembelajaran ini adalah mencobakan
sesuatu objek. Oleh karena itu, dalam prosesnya selalu mengutamakan
aktivitas siswa sehingga peran guru cenderung lebih banyak sebagai
pembimbing dan fasilitator. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran
eksperimen segala sesuatunya perlu dipersiapkan dan dikondisikan secara
maksimal. Di samping itu, untuk mendukung efektivitas dan efisiensi
pembelajaran eksperimen diperlukan adanya pedoman pembelajaran
untuk.
2) Prosedur
Prosedur metode eksperimen dpat dilaukan sebagai berikut:
a. Mempesiapkan alat bantu
b. Petunjuk dan inforasi tentng tugas-tuas yang harus dilaksanakan dalam
eksperimen.
c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran
kerja/pedoman eksperimenyang disusun secara sismatis sehingga siswa
dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitas dan membuat
laporan.
d. Penguatan perolehan temuan-temun eksperimen dilkukan dengan
diskusi,tanya jawab ,daa tugas-tugas.
e. Kesimpulan.
3) Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaan eksperimen
a) mampu membimbing sistem dari meumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan ekspiren dan
kesimpulan serta membuat laporan eksperimen.
b) menguasai konsep yang di eksperimenkan.
c) mampu mengelola kelas.
d) mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secar efektif.
4) Keunggulan menggunakan metode eksperimen:
a) membangkitkan rasa ingin tahu ssiswa
b) membangkitkn sikap ilmiah siswa.
c) membuat pelajaran bersifat aktual
d) membia kbiasaan belaar kelompok maupun individu.
5) Kelemahan menggunakan metode eksperimen:
a) memerlukan alat dan biaya
b) memerlukan waktu yang rekatif lama
c) sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen.
d) guru dan siswa banyak yang belum terbiasamelakukan eksperimen.
f. Metode Karyawisata
Karyawisata kebih menitkberatkan pada perjalanan yang relatif jauh dari
kelas/sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan
topikbahasan yang bersifat umum.

1) Karakteristik
Menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan
masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolah,memiliki perencanaan,
aktivitas siwa lebih muncul dari pada guru,aspek pembelajaran merupakan
salah satu implementasi dri pembelajaran berbasis kontekstual.
2) Prasyarat untuk mengoptimalkan Metode Karya Wisata
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar karya wisata
(outdoor)berhasil dengan baik di antaranya adalah :
a) Mampu mengidentifikasi objek karyawisata (outdoor) yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
b) Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam
melaksanakan karyawisata.
c) Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
karyawisata.
d) Mampu mengontrol, memfasilitasi, dan membimbing aktivitas siswa
selama melaksanakankegiatan.
e) Mampu menilai kegiatan karyawisat.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang


karya wisata maupun outdoor adalah :

a) Mampu memahami petunjuk pelaksanaan karyawisata.


b) Mampu menyusun laporan hasil karyawisata.
c) Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok.
d) Mampu menggunakan bahan dan alat dalam karyawisata.
3) Keunggulan menggunakan metode karyawisata
Keunggulan yang dicapai dalam pembelajaran karyawisata adalah :
a) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman
nyata, praktis, dan konkret.
b) Dapat menumbuhkan rasa senang, minat, dan motivasi terhadap obyek
tertentu.
c) Memberikan masukan terhadap program sekolah.
d) Mendekatkan siswa dengan lingkungan.
4) Kelemahan menggunakan metode karyawisata:
a) Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak.
b) Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap
aktivitas siswa.
c) Akan banyak menggunakan biaya.
d) Harus ada pengontrolan ekstra dari guru.

g. Metode Pemecahan Masalah


Metode ini merupakan metode mengajar yang banyak mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Metode pemecahan masalah sering juga
digunakan dalam implementasi pembelajaran terpadu maupun kontekstual
karena pembelajaran ini dikembangkan secara integritas antara kemampuan
siswa dengan topik bahasa maupun lingkungan. Dan metode ini cenderung
menggunakan pendekatan konstruktivisme.
1) Prosedur metode pemecahan masalah dapat dikatakan sebagai berikut :
a. Merumuskan dan membatasi masalah.
b. Merumuskan dugaan dan pertanyaan.
c. Mengumpulkan data atau mengolah data.
d. Membuktikan atau menjawab pertanyaan.
e. Merumuskan kesimpulan.
2) Prasarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar pemecahan masalah
berhasil dengan baik diantaranya adalah :
a. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan menecahan
masalah.
b. Menguasai konsepyang diproblem solving-kan.
c. Mampu mengelola kelas.
d. Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah
secara efektif.
e. Mampu memberikan penilaian secara proses.
3) Kondisi siswa yang perlu diperhatikan untuk menunjang pemecahan
masalah adalah :
a. Memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui pemecahan
masalah.
b. Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah.
c. Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras.
d. Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.
4) Keunggulanya :
a. Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, dan kritis.
b. Mempelajari bahan pelajaran yang aktual dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat.
c. Jika dilaksanakan secara kelompok dapat mengembangkan
kemampuan sosial siswanya.
d. Mengoptimalkan kemampuan siswanya.

5) Kelemahaanya :
a. Waktu yang digunakan relatif lama.
b. Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis.
c. Memerlukan bimbingan dari guru.

3. Teknik Pembelajaran
a. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar oleh guru
sebagai proses interaksi antara dua orang atau lebih yang terlibat, saling tukar
menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga
semuanya aktif atau pasif sebagai pendengar. Mengajar teknik diskusi berarti,
(a) kelas dibagi menjadi kelompok, (b) dapat mempertinggi partisipasi siswa,
(c) dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan, (d)
rasa sosial dapat dikembangkan, (e) mengemukakan pendapat, (f) pendekatan
demokratis, (g) memperluas pandangan.
Jenis- jenis teknik diskusi ada beberapa macam yaitu:
a. Whole-Group
Suatu diskusi yang memiliki anggota kelompok tidak lebih dari 15 orang.
b. Buzz-Group
Satu kelompok besar dibagi menjadi dua sampai delapan kelompok yang
lebih kecil. Diperlukan kelompok kecil untuk melaporkan hasil diskusi
kepada kelompok besar.
c. Panel
Satu kelompok kecil (antara 3-6 orang) mendiskusikan subyek tertentu,
mereka duduk melingkar menghadap kelompok besar. Yang duduk
sebagai panelis orang yang ahli dalam bidangnya. Tujuan menggunaka
teknik diskusi panel ialah memberikan rangsangan cara berfikir secara
massal dengan memberikan berbagai perspektif dari beberapa sudut
pandang dan siswa berani mengemumkakan pendapat yang logis.
d. Symposium
Teknik ini menyerupai panel, sifatnya lebih formal. Semua anggota
menyiapkan prasan menurut pandangan sendiri. Pendengar bisa
mengajukkan pertanyaan dan pandangan umum, setelah pembicara dan
penyelenggara selesai. Dalam teknik ini peran moderator tidak seaktif
teknik panel, banyak mengkoordinasi pembicara. Tujuan teknik
symposium untuk merangsang daya pikir manusia dalam kelompok besar,
agar dapat berpartisipasi untuk memecahkan masalah dalam waktu yang
relative singkat.
e. Gaogolium
Teknik gaogolium cara berdiskusi dijalankan oleh satu atau beberapa
orang sumber, yang berpendapat, menjawab pertanyaan tidak dalam
bentuk pidato.
f. Informal-Debate
Diskusi ini dilaksanakan dengan membagi kelompok menjadi dua tim
sama kuat dan jumlahnya agar imbang. Kedua tim mendiskusikan subyek
yang cocok, tidak banyak menggunakan peraturan, jalanya perdebatan
lebih bebas. Yang diperdebatkan masalah nilai.
g. Fish Bowl
Diskusi ini terdiri dari seorang moderator dan satu/tiga orang sumber
pendapat, duduk dalam semi lingkar berderetan dengan tiga kursi kosong
menghadap kelompok. Peserta dari kelompok besar untuk menduduki
kursi yang kosong. Peserta mengajuhkan pertanyaan terhadap manusia
sumber, peserta lain ikut berpartisipasi.
b. Kerja Kelompok
Teknik ini suatu cara mengajar, dimana siswa didalam kelas dibagi
menjadi suatu kelompok atau beberapa kelompok. Kelopok dapat terdiri dari 5
atau 7 siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah atau
melaksanakan tugas dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang ditentuka
oleh guru.
Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar dengan tujuan agar
siswa mampu bejerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan
bersama. Adapun pengelompokan didasarkan pada:
a. Adanya alat pelajaran yang tidak mencakupi jumlahnya.
Agar lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikankelompok kecil.
Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat
terbatas dengan sebaik mungkin, tanpa menunggu giliran.
b. Kemampuan belajar siswa.
Membentuk kelompok dengan kemampuan belajar masing-masing siswa,
agar setiap siswa belajar sesuai dengan kemampuanya.
c. Minat khusus.
Setiap individu memiliki minat yang khusus yang harus dikembangkan,
tidak menutup kemungkinan ada yang minat khusunya sama untuk dibuat
kelompok untuk mengembangkan minat tersebut.
d. Memperbesar partisipasi siswa.
Disekolah biasanya dengan siswa jumlah banyak dan pelajaran dalam
waktu yang terbatas, tidak bisa mengikut sertakan semua siswa. Dibuatlah
kelompok diberi tugas yang sama, siswa dapat ikut serta melaksanakan
dan memecahkan.
e. Pembagian tugas atau pekerjaan.
Dikelas terdapat persoalan, perlu tugas untuk membahas persoalan tersebut
pada kelompok, dengan demikian kelompok harus membahas tugas yang
diberikan.
f. Kerja sama yang efektif.
Dalam kerja kelompok diharuskan siswa dapat bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, menyeimbangkan pendapat dan tenaga untuk
kepentingan bersama, sehingga mencapai tujuan bersama.
Keuntungan dan kelemahan menggnakan teknik kerja kelompok:
1. Keuntungan menggunakan teknik kerja kelompok:
a. Dapat memberikan kesempatan siswa menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas masalah.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai masalah.
c. Mengembngkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
diskusi.
d. Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu kebutuhanya belajar.
e. Siswa lebih aktif tergabaung dalam pelajaran dan berpartisipasi dalam
diskusi.
f. Menggajarkan siswa untuk menghargai pendapat oaring lain dan saling
membantu kelompok dalam usaha mencapai tujuan bersama.
2. Kekurangan menggunakan teknik kerja kelompok:
a. Kerja kelompok sering melibatkan siswa yang mampu cakap
memimpin dan mengarahkan yang kurang.
b. Strategi kadang menuntut peraturan tempat duduk yang berbeda
dangaya mengajar yang berbeda.
c. Keberasilanstrategi kerja kelompok tergantung kemampuan siswa
memimpin kelompok uantuk bekerja sendiri.

3. Teknik PENEMUAN (DISCOVERY)

Menerut Sun discivery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu
konsep atau prinsip.

Teknik ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

a. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan dan memperbanyak kesiapan
b. Siswa memperleh pengetahuan yang bersifat sangat pribdi/individual.
c. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
d. Teknin ini mampu memberikan kesempata kepada siswa untuk berkembang da maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
e. Mampu mengarahkan cara siswa belajar.
f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan
proses penemuan sendiri.
g. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.

Kelemahan yang perlu diperhatikan:

a. Pada siswaq harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
b. Bila kelas terlalu besar pengguanaan teknik ini akan kurang berhasil.
c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional
mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
d. Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian
asaja,kurang memperhatikan perkembangan.
e. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir sescara kreatif.
4. SIMULASI

Simulasi adalah tingkahlaku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimakud kan,dengan tujuan
agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat
itu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain.

Teknik simulasi baik sekali digunankan karena:

a. Menyenangkan siswa.
b. Menggalakkan guru untuk mengembangkan kretifitas siswa .
c. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sederhana.
d. Mengurangi hal-hal yang verbalitas atau abstrak.
e. Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.

Kelemahan teknik simulasi:

a. Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.
b. Terlalu mahal biayanya.
c. Banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen yang
penting.
d. Menghendaki pengelompokan yang fleksibel.
e. Menghendaki banyak imajenasi dari guru maupun siswa.

MICRO TEACHING

Micro teaching berarti kecil,terbatas,sempit. Teaching berati mengajar.micro teaching berarti suatu
kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau disederhanakan.tujuan micro teaching secara
umum adalaah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar
sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap
sebagai guru yang pfofesional.

Kebaikan micro teaching:

a. Mikro teaching merupakan pengalaman laboratoris.


b. Micro teaching dapat menunjang pelaksanaan praktek keguruan.
c. Mukro teaching memungkinkan ditingkatkannya pengawasan tang ketat dan evaluasi yang
mantap, teliti dan obyektif.
d. Dengan micro teaching dihaharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang lebuih kuat, luas
dan mendalam.
e. Mahasiswa dilatih mempunyai sikap kritis, terbuka dan bersifat obyektif.

Kelemahan micro teaching:

a. Micro teaching dapat menimbulkan efek departementalisasi akan ketrampilan mengajar dan
bila tidak diteruskan denagn prakte mengajar yang menyeluruh.
b. Pengeertian micro teaching yang disalah tafsirkan dapat hanya menitikbearatkan pada
ketrampilan guru sebagai pengajar saja bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu
sebagai pendidik dan sebagi pengajar.
c. Micro teaching menuntut perencanaan , pengetahuan dan pelaksanaan yang
cermat,mendetail,logis dan sistematis.
d. Micr0 teaching dimana menggunakan rekan sendiri sebagai murid ,merupakan sandiwara
saja sehingga tidak mewujudkan situasi belajar yang sewajarnya.

SUMBANG SARAN (BRAIN-STORMING)

Brain storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam
kelas.ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau
menyatakan pendapat, atau dengan komentar sehingga munkin masalah yersebut berkembang
menjadi masalah baru,

D. Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)


Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan
berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh
karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Berikut penjelasan lebih lanjut.
1. Kegiatan pra dan awal pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa siap mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan
pembelajaran dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
guru diharapkan mampu merancang dan melaksanakan kegiatan awal
pembelajaran dengan baik.
Kegiatan untuk menyiapkan mental siswa mengikuti pelajaran ada yang
langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas dan ada jugayang tidak
berkaitan langsung. Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan
materi yang akan dibahas disebut Kegiatan Awal Pembelajaran. Sementara itu,
kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi atau kompetensi yang akan
dibahas disebut Kegiatan Pra-pembelajaran.
a. Kegiatan Pra Pembelajaran
Kegiatan pra-pembelajaran atau disebut juga kegiatan pra-instruksional
adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan
siswa mengikuti pelajaran. Kegiatan pra-pembelajaran biasanya bersifat umum
dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan
dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra-pembelajaran
diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Menciptakan Sikap dan Suasan Kelas yang Menarik
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru
harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak
merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran. Disamping
itu, guru juga perlu mempersiapkan dan menata alat-fasilitas kelas yang
memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas, misalnya menyiapkan
buku dan alat tulis yang akan digunakan siswa serta alat peraga yang akan
digunakan guru. Memberikan salam diawal pertemuan dan berdoa sebelum
pelajaran dimulai juga, merupakan kegiatan pra-pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
2) Memeriksa Kehadiran Siswa
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada jam pertama pembelajran
adalah mengecek kehadiran siswa. Dengan selalu mengecek kehadiran,
secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa,
berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri
memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara langsung
maupun melalui temannya secara lisan maupun tulisan.
3) Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan (readiness) belajar merupakan salah satu prinsip belajar yang
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena
itu, guru perlu membantu mengembangkan kesiapan belajar dan
menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan
kesiapan dan semangat siswa dalam belajar, diantaranya sebagai berikut.
a) Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/
sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
b) Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa
dalam belajar.
c) Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d) Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal
sampai akhir pembelajaran.
e) Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan minat siswa.
f) Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.
4) Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis
Untuk menciptakan suasan belajar yang demokratis guru harus
membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani
berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan
unjuk kerja (performance). Guru harus selalu memberikan kesempatan
pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini
akan memungkinkan guru untuk mengembangkan bakat dan keunggulan
yang dimiliki oleh siswa.
2. Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa
dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain tiu, kegiatan awal
dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam
mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas
tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan antara
pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Berikut ini adalah kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran,
diantaranya:
a. Menimbulkan Motivasi dan Perhatian Siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan
yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran.
Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu difokuskan
perhatiannya pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya
melakukan kegiatan yang dapat menarik siswa. Misalnya dengan
menyampaikan cerita yang menimbulkn pertanyaan sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi pada pada
siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
b. Memberikan Acuan
Dalam kaitannya dengan kegiatan awal pembelajaran, member acuan
diartikan sebagai upaya dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat
gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan
ditempuh selama pembelajaran berlangsung.
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam member acuan diantaranya:
1) Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar
materi yang akan dipelajari. Dengan memberitahukan informasi tersebut,
siswa akan memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang
dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari sehingga
diharapkan siswa akan memusatkan perhatiannya untuk mencapai
kemampuan tersebut.

2) Menyampaikan altenatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.


Guru juga perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar
yang bagaimana yang harus ditempuh siswa untuk menguasai kemampuan
tersebut atau dalam mempelajari topic-topik yang akan dibahas.Dengan
menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan
atau menguasai topik-topik tersebut. Selain itu, guru hendaknya
menyampaikan informasi tentang sumber-sumber belajar yang mendukung
dan dapat digunakan oleh siswa.
c. Membuat kaitan
Siswa tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka
melihat kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai
dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan
mereka.Berikut ini beberapa cara di antaranya yang dapat dilakukan guru
dalam membuat kaitan.
1) Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya
Dengan menunjukkan hubungan antara apa yang dipelajari siswa
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh
gambaran yang utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa materi yang
dipelajarinya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.
2) Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka
melihat manfaat yang akan diperoleh apabila mereka menguasai materi
tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal pembelajaran guru hendaknya
menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi yang
dipelajari dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi
yang akan dibahas
Untuk membangkitkan perhatian dan motivasi belajar siswa, pada
kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk
mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas.

d. Melaksanakan Tes Awal


Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui
sejauh mana siswa menguasai materi yang akan dibahas tersebut. Hal ini perlu
dilakukan karena guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa.
Kemudian, informasi ini akan digunakan oleh guru untuk menentukan dari
mana pembahasan materi baru akan dimulai.
3. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses
pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning
experience) siswa. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu
proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang
dilaksanaan dalam durasi waktu tertentu. Melalui kegiatan inti pembelajaran siswa
tidak hanya diharapkan memiliki kemampuan yang merupakan dampak
instruksional (langsng berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang diracang sesuai
kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran (sebagai
dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran). Oleh karena itu, kegiatan inti
hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik individual
maupun kelompok.
Kegiatan inti merupakan implementasi strategi dan pendekatn belajar yang
digunakan guru dalam proses mengajar. Kegiatan penyajian/pembahasan materi
pembelajaran pada kegiatan inti dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembelajaran
secara klasikal, secara kelompok, dan secara perseorangan.
a. Pembahasan materi dalam pembelajaran klasikal
Kegiatan pembelajaran ini cenderung digunakan apabila dalam proses
pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif). Selain
itu, bentuk penyajian ini lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi
atau penjelasan mater yang belum dipahami siswa. Salah satu keunggulan dari
Pembelajaran klasikal adalah memberikan kemudahan bagi guru dalam
mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam
diberikan kepada siswa.
Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran
bersifat informatif atau fakta. Selain itu pembelajaran klasikal terutama
ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses
pembelajaran. Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran
klasikal adalah metode ceramah dan tanya jawab bervariasi.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus
memiliki kemampuan mengelola pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh
implementasi prinsip-prinsip pembelajaran klasikal.
1) Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal
Berikut ini beberapa perinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran
klasikal.
a) Sistematis, bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu
berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
b) Perhatian dan aktivitas
Dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu memberikan
perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas.
Selain itu, guru harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Perhatian siswa terhadap
pembelajaran dapat dikembangkan oleh guru melalui penampilan guru
diantaranya dengan variasi suara, gerak, gaya dan seni mengajar.
c) Media pembelajaran
Salah satu hal yang dapat dilakukan guru untuk lebih
mengoptimalkan efektivitas pembelajaran klasikal adalah penggunaan
media pembelajaran. Salah satu keunggulan media pembelajaran
adalah mengurangi vrbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan
oleh guru.
d) Latihan atau penugasan
Untuk memantapkan dan memperkuat terhadap penguasaan siswa
materi pelajaran, guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas,
namun pemberiannya jangan terlalu berlebihan karena akan
menjadikan beban bagi siswa.
2) Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
Berikut adalah tahapan kegiatan inti pmbelajaran klasikal, yaitu:
a) Menyajikan (preentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.
b) Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap baha pelajaran dengan cara
menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang dipelajari
dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau
dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
b. Pembahasan materi pembelajaran dalam pembelajaran kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang
didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6
orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Dalam pembelajaran
kelompok sangat memungkinkan siswa untuk mengumpulkan informasi dan
membangun pengetahuan secara bekerja sama. Pembelajaran kelompok sering
disebut dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Steven dan
Slavin (via Sri Anitah, dkk., 2009: 4.21) menyatakan bahwa siswa yang
belajar dengan mengikuti pembelajaran kelompok/kooperatif selama periode
dua tahun ajaran menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan dengan hasil belajar siswa yang diorganisasikan secara tradisional.
Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi
peluangnya lebih besar akan dapat diperoleh melalui kegiatan belajar
kelompok. Oleh karena itu, kegiatan belajar secara kelompk perlu
dikembangkan dalam pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan social,
seperti kemampuan bekerja sama, berkomunikasi, bermusyawarah, dan
berinteraksi yang dibentuk melalui kelompoknya.
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok, di
antaranya adalah diskusi, kerja kelompok, somulsi dan penelitian sederhana
(observasi).
1) Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
Agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
berikut.
a) Adanya topik dan permasalahan
Materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok diantaranya harus
mengandung permasalahan atau proyek yang harus dipecahkan
atau diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama. Tugas guru di sini
adalah mengarahkan/mengkondisikan kegiatan belajar sehingga
siswa mampu bekerja sam dalam memecahkan masalah atau
mengkaji bahan yang diberikan oleh guru.

b) Pembentukan kelompok
Pembelajaran kelompok harus didsarkan pada pengelompokkan
siswa sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.
Setelah pengelompokkan selesai dilakukan, kemudian siswa
diminta untuk menentukan ketua kelompok, sekertaris/ penulis, dan
anggota kelompok.
c) Kerja sama
Adanya kerja sama merupakan salah satu prasyarat utama yang
harus dipenuhi dalam pembelajaran kelompok.
d) Perhatian
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru harus
memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan
siswa sebagai individu dalam kelompok.
e) Motivasi
Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok, guru
harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara
individu dalam kelompok.
f) Sumber belajar dan fasilitas
Kelengkapan sumber belajar ,erupakan salah satu aspek yang
memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar
kelompok. Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang
diperlukan akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran secara optimal.
g) Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus memberikan
tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu yang
diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.
2) Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok.
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan
yang diharapkan dicapai dan topik pembelajaran yang akan dibahas
dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokkan
siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan penjelasan
pada siswa tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami
tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya
siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Merumuskan masalah berdasarkan topic pembahasan dan
tujuan pembelajaran.
b) Mengidentifikasi masalah berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan.
c) Analisis masalah berdasarkan sub-submasalah.
d) Menyususn laporan oleh masing-masing kelompok.
e) Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok
kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang
langsung dibimbing oleh guru.
f) Pada akhir kegiatan, siswa dibawah bimbingan guru
menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan
sub-submasalah.
c. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses
pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara
individu. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk menampung
kegiatan pengayaan dan perbaikan. Program pengayaan perlu diberikan pada
siswa yang memiliki prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman
sekelasnya, disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.
Sementara itu, perbaikan dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang
berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman sekelasnya dan
juga bagi siswa yang ketinggalan pelajaran karena tidak masuk dengan alasan
izin/sakit.
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan
dalam pemberian tugas dan atau latihan. Dalam pelaksanaannya, setelah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahantentang
tahapan atau teknik belajar yang harus ditempuh siswa, langkah selanjutnya
(kegiatan inti pembelajaran) yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.
1) Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan
kepada siswa.
2) Memberikan lembaran kerja atau tugas. Guru memberi bimbingan atau
arahan yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru hendaknya
member stimulus atau dorongan agar siswa dapat melakukan interaksi dan
asosiasi, sehingga tugas atau latihan tersebut dapat dilakukan secara
optimal.
3) Memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada kesempatan ini, guru
berkeliling memantau kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberikan
bantuan atau bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan atau menyelesaikan tugas.
4) Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memeriksa dan menilai tugas atau
latihan yang telah dikerjakan oleh siswa serta membuat kesimpulan
bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang telah ditugaskan.
4. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk meyakinkan
guru terhadap penguasaan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan
penguasaan kompetensi yang diharapkan.
a. Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir adalah
memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Selain itu, dengan melakukan
keguatan akhir pembelajaran, siswa dapat memperoleh gambaran yang utuh
tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut
berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.
1) Meninjau kembali penguasaan siswa
Cara yang dapat digunakan guru untuk meninjau kembali penguasaan
siswa terhadap materi yang telah diajarkan, yaitu merangkum
(menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran.
Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman/ kesimpulan/
ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria sebagai berikut.
a) Berorientasi pada acuan hasi belajar dan kompetensi dasar.
b) Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
c) Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topic yang telah
dibahas.
d) Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
2) Melaksanakan penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan
mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Melalui
kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru perlu
memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru
dapat memberikan tes atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau
kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
b. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran
Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan
untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini beberapa kegiatan
tindak lanjut yang dapat dilakukan guru.
1) Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan dirumah.
2) Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa. Ada
dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu
siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, yaitu membahas
kembali materi yang belum dikuasai pada saat itu juga, atau membahas
kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila membutuhkan
waktu yang relatif lama.
3) Membaca materi pelajaran tertentu. Ini dapat dilakukan dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumberl pelajaran
yang lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan.
4) Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
5) Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
datang. Harapannya agar siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu
dirumah dan mencari informasi melalui media maupun sumber belajar
lainnya untuk dibahas dalam pertemuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai