Anda di halaman 1dari 23

TUGAS RANGKUMAN

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 5 PEMILIHAN METODE MENGAJAR


DAN
MODUL 6 MEDIA PEMBELAJARAN

NAMA : MUHAMAD JOKO PURNOMO


NIM : 857973407
SEMESTER : 1 PGSD-BI

Modul 5
Pemilihan Metode Mengajar

Kegiatan Belajar 1

Hakikat dan Faktor faktor dalam Pemilihan Metode Mengajar

A. HAKIKAT METODE MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN


Ada beberapa prinsip yang perlu anda perhatikna dalam penggunaan metode
mengajar ini, perinsip tersebut terutama berkaitan dengan factor perkembangan kemampuan
siswa, di antaranya berikut ini:
1. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih
jauh terhadap materi pelajaran (curiosity).
2. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan memberi peluang untuk
berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
3. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar melalui pemecahan masalah.
4. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran
seseuatu.
5. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkurir)
terhadap sesuatu topik permasalahan.
6. Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak.
7. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (independent
study)
8. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara berkerja sama
(cooperative learning).
9. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

B.FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPEHATIKAN DALAM PEMILIHAN


METODE MENGAJAR

1. Tujuan Pembelajaran atau Kompetisi Siswa


Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan pernyataan yanga diharapkan
dapat diketahui, disikapi dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Tujuan Institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan.

Uraian tentang Taxonomy Bloom di bawah ini.


a. Kognitif
1. Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui, atau untuk mengigat
sesuatau.
2. Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menerjemahkan,memahami sesuatu dan
seterusnya.
3. Penerapan lebih menekankan pada kemampuan membuat,mengrjakan atau menggunakan
teori atau rumus.
4. Analisis,lebih menekankan pada kemampuan
mengkaji,menguraikan,membedakan,mengdintifikasi dan seterusnya
5. Sintetis, Lebih menekankan pada kemampuan
menggabungkan,mengelompokkan,menyusun,membuat rencana progam dan
seterusnya.Evaluasi, lebih menekankan pada kemampuan menilai berdasarkan norma atau
kemampuan menilai pekerjaaan sesuatu

b. Afektif
1) Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka,atau kemampuan menerima
2) Partisipasi, lebih menekankan pada turut serata pada sesuatu kegiatan dan keleraan hati
3) Penilaian dan penentuan sikao, lebih menekankan pada menentukan
sikap.Organisasi,kemampuan membentuk system nilai sebagai pedoman hidup.Pembentukan
pola hidup,lebih menekankan pada penghayatan dan pegangan hidup.

c. Piskomotor
1) Presepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap sesuatu dan peka
terhadap sesuatu hal.
2) Kesiapan,kemampuan bersiap diri secara fisik
3) Gerakan terbimbinf, kemampuan dalam meniru pekerjaan yang lain/meniru contoh.
4) Gerakan terbiasa,keterampilan yang berpegang pada pola.
5) Gerakan yang kompleks, keterampilan yang lincah,cepat, dan lancar .Penyesuaian,
keterampilan dalam mengubah dan mengatur kembali.Kreativitas,kemampuan dalam
menciptakan pola baru.

2. Karakteristik Bahan Pembelajaran/Materi Pelajaran

Salah satu factor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah
karakteristik bahan pelajaran.Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, aspek
tersebut terdiri dari aspek konsep, prinsip, proses, nilai, fakta, intelektual, dan aspek
pisikomotor.

a. Aspek konsep (cocept),merupakan,substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan


pengertian, atribut, karakteristik,label atau ide dan gagasan sesuatu.Artinya guru akan
memilih metode mana yang dianggap sesuai jika akan mengajarkan tentang
konsep,begitu juga dengan aspek yang lainnya.
b. Aspek fakta (fact),merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang lalu,data-data yang memiliki esensi objek dan waktu,seperti
nama dan tahun yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
c. Aspek prinsip (principle), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan
aturan, dalil, hokum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh.Aspek proses
(process), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan rangkaian
kegiatan, rangkaian peristiwa, dan rangkaian tindakan.
d. Aspek nilai (value), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan
aspek perilaku yang dan buruk, yang benar dan salah, yang bermanfaat dan tidak
bermanfaat bagi banyak orang.
e. Aspek keterampikaln intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi
pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan
persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikie taktis, berpikir
keritis, berpikir inovatif, dan berpiki ilmiah
f. Aspek keterampilan piskomotor (psychomotor skills), merupakan substansi ,ateri
pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.

3. Waktu yang Digunakan


Pemilihan metode mengajar juiga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia
dalam jam pelajaran, ada beberapa metode mengajar yang dianggap relative banyak
menggunakan waktu, seperti metode pemecah masalah, dan inkuiri.Penggunaan metode ini
sangat kurang tepat jika digunakan pada jam pelajaran alokasi waktunya relative singkat
sehingga penguasaan materi tidak akan optimal demikian pula dengan pembentukan
kemampuan siswa.

4. Faktor siswa
Faktor siswa merupakan sealah satu factor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan metode mengajar, selain factor-faktor yang telah dikemukakan di atas.Aspek
yang berkaitan dengan factor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (factor antusias
dan kelelahan), jumalah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola
pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya sesuai
dengan kondisi siswa dalam belajar. Posisi tempat duduk tidak harus seperti kelas formal
regular, tetapi bersifat fleksibel dan mendukung terhadap proses pembelajaran.

5. Fasilitas,Media,dan Sumber Belajar


Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka setiap peristiwa pembelajaran
harus dirancang secar sistematis dan sistematik.Perinsip-perinsip belajar yang dijadikan
landasan dalam pembelajaran di antaranya adal;ah ketersediaan fasilitas, media, dam
sumber belajar.

C. PENTINGNYA METODE MENGAJAR DALAM MENCAPAI TUJUAN


PEMBELAJARAN MAUPUN MEMBENTUK KEMAMPUAN SISWA

Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa metode mengajar memiliki keterkaitan


yang kuat dengan yujuan pembelajaran.Ketertarikan tersebut dapat dilihat dari gambaran
perilaku maupun kompetisi yang dilakukan oleh siswa selama dan setelah jam pelajaran
dengan cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan Belajar 2

Jenis-jenis Metode Mengajar

Dalam kegiatan belajar ini akan dikemukakan tentang konsep, karakteristik, prosedur,
keterbatasan, dan geunggulan beberapa metode mengajar yang mungkin banyak atau sering
digunakan oleh guru

A. METODE CERAMAH
Metode ceramah masih banyak digunakan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
pembelajaran secara klasikal. Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan
pelajaran secara lisan dari guru. Dalam bentuk penyampaiannya,metode ceramah sangat
sederhana dari mulai pemberian informasi,klarifikasi, ilustrasi, dan menyimpulkan Ceramah
yang baik adalah ceramah bervariasi artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan
alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehingga pembelajaran
tidak menjenuhkan.

1. Karakteristik Metode Ceramah


Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat
pemberian informasi berupa fakta atau konsep-konsep sederhana. Proses pembelajarannya
dilakukan secara klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak. Biasanya penggunaan
metode ceramah lebih bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara. Oleh karena itu, perlu
ada variasi-variasi terutama gaya dan seni guru dalam berbicara, seperti intonasi, improvisasi,
semangat, dan isi pesan yang disampaikan harus benar-benar diminati oleh siswa. Di samping
itu, variasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan interaksi antara siswa dengan guru
maupun antara siswa dengan siswa. Dalam hal ini guru harus dapat memvariasikan dengan
tanya jawab atau dengan dialog sehingga siswa tidak merasa jenuh hanya mendengarkan saja.
2. Prosedur Metode Ceramah
Untuk memahami prosedur ceramah, coba Anda lihat kembali Modul Prosedur Pembelajaran
pada kegiatan inti pembelajaran dalam pembelajaran klasikal.
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah
Ada beberapa kemampuan yang harus diperhatikan oleh guru untuk mendukung keberhasilan
metode ceramah dalam pembelajaran, yaitu :
(a) menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapat membangkitkan minat, dan
motivasi siswa;
(b) mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran;
(c) menguasai materi pelajaran;
(d) menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik;
(e) menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas.
Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah berkaitan dengan
kondisi siswa adalah
(a) siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan guru;
(b) kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang akan dipelajari;
(c) memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan memiliki
motivasi mengikuti pelajaran.
4. Keunggulan
Penggunaan metode ceramah dapat menjadi baik dalam pembelajaran, di antaranya
(a) metode ini dianggap ekonomis waktu dan biaya karena waktu dan materi pelajaran dapat
diatur oleh guru secara langsung, materi dan waktu pelajaran sangat ditentukan oleh sistem
nilai yang dimiliki oleh guru yang bersangkutan;
(b) target jumlah siswa akan lebih banyak, apalagi jika menggunakan alat sound system;
(c) bahan pelajaran sudah dipilih/ dipersiapkan sehingga memudahkan untuk mengklasifikasi
dan mengkaji aspek-aspek bahan pelajaran;
(d) apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru akan merasa
mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu pada siswa yang bersangkutan.
5. Kelemahan
Setiap metode mengajar memiliki keterbatasan dalam penerapan proses pembelajaran.
Keterbatasan ini merupakan alternatif yang harus diantisipasi oleh guru sehingga dalam
pelaksanaannya dapat mengurangi kelemahan tersebut. Beberapa kelemahan yang mungkin
terjadi dalam metode ceramah adalah:
(a) sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang baik;
(b) kemungkinan menimbulkan verbalisme;
(c) sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi secara total (hanya
proses mental, tetapi sulit dikontrol);
(d) peran guru lebih banyak sebagai sumber pelajaran;
(e) materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan; dan
(f) proses pembelajaran ada dalam otoritas guru.

B. METODE DISKUSI
Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja kelompok yang di
dalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk menyelesaikan pekerjaanatau tugas atau
permasalahan. Sering pula metode ini disebut sebagai salah satu metode yang menggunakan
pendekatan CBSA atau keterampilan proses. Metode mengajar diskusi merupakan cara
mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama.
1. Karakteristik
Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik
permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan
permasalahan/persoalan tersebut. Untuk menjawab atau menyelesaikan permasalahan/
persoalan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota
dalam kelompok tersebut.
2. Prosedur
Untuk mengkaji prosedur metode diskusi, coba Anda lihat kembali Modul Prosedur
Pembelajaran pada kegiatan inti pembelajaran dalam pembelajaran kelompok.
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi
Untuk menunjang efektivitas penggunaan metode diskusi perlu dipersiapkan kemampuan
guru maupun kondisi siswa yang optimal. Di bawah ini dijelaskan tentang kemampuan guru
dan kondisi siswa guna mendukung efektivitas metode diskusi dalam pembelajaran.
4. Keunggulan
Beberapa keunggulan penggunaan metode diskusi di antaranya metode ini dapat
memfasilitasi siswa agar dapat, yaitu: (a) bertukar pikiran; (b) menghayati permasalahan; (c)
merangsang siswa untuk berpendapat; (d) mengembangkan rasa tanggung jawab; (e)
membina kemampuan berbicara; (f) belajar memahami pendapat atau pikiran orang lain; dan
(g) memberikan kesempatan belajar.
5. Kelemahan
Namun demikian, dalam metode diskusi pun masih tetap ada kelemahanatau kendala-kendala
yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh para guru jika akan menerapkan metode ini, di
antaranya, yaitu: (a) relatif memerlukan waktu yang cukup banyak; (b) apabila siswa tidak
memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi tidak akan efektif; (c) materi pelajaran
dapat menjadi lebih luas; (d) yang aktif hanya siswa tertentu saja.
C. METODE SIMULASI (SIMULATION)
Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat digunakandalam
pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung
objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang
bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di Sekolah
Dasar. Dalam pembelajaran, siswa akan dibina kemampuannya berkaitan dengan
keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode
simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Ada beberapa jenis model simulasi di antaranya, yaitu; (1)
bermain peran (role playing), merupakan bagian dari metode simulasi, dalam proses
pembelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi.

1. Karakteristik Metode Simulasi


Metode mengajar simulasi banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn, pendidikan agama
dan pendidikan apresiasi. Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi
merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi.
Metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode simulasi
sebagai metode berlandaskan pada pendekatan CBSA dan keterampilan proses.
2. Prosedur
Prosedur metode simulasi yang harus ditempuh dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru.
b. Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas.
c. Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran
yang dimainkan.
d. Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur dapat dilakukan
dengan diskusi.
e. Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi.
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Simulasi
Untuk menunjang efektivitas penggunaan metode simulasi perlu dipersiapkan kemampuan
guru maupun kondisi siswa yang optimal. Di bawah ini, dijelaskan tentang kemampuan guru
dan kondisi siswa guna mendukung efektivitas metode simulasi dalam pembelajaran
4. Keunggulan
Beberapa keunggulan penggunaan metode simulasi di antaranya adalah (a) siswa dapat
melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya; (b) aktivitas siswa cukup
tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran; (c) dapat
membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial, hal ini dapat dikatakan sebagai
implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual; (d) melalui kegiatan kelompok dalam
simulasi dapat membina hubungan personal yang positif; (e) dapat membangkitkan imajinasi;
(f) membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.
5. Kelemahan
Namun demikian, dalam metode simulasi pun masih tetap ada kelemahan atau kendala-
kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh para guru jika akan menerapkan metode
ini, di antaranya adalah (a) relatif memerlukan waktu yang cukup banyak; (b) sangat
bergantung pada aktivitas siswa; (c) cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar; (d)
banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi sehingga simulasi menjadi tidak efektif.

D. METODE DEMONSTRASI
1. Karakteristik
Metode mengajar demonstrasi hakikatnya untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa
dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode mengajar demonstrasi juga identik dengan
metode mengajar modeling. Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru
yang akan menjadi model juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan
mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat harus menguasai bahan materi
yang didemonstrasikan, serta mengutamakan aktivitas siswa untuk melakukan demonstrasi
tersebut. Dalam demonstrasi cenderung bahan dan situasi yang digunakan adalah objek yang
sebenarnya.
2. Prosedur
Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut.
a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan.
c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
d. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan/atau latihan) terhadap hasil demonstrasi.
e. Kesimpulan.
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan demonstrasi, di
antaranya adalah (a) mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik
yang dipraktikkan; (b) mampu mengelola kelas, dan menguasai siswa secara menyeluruh; (c)
mampu menggunakan alat bantu yang digunakan; (d) mampu melaksanakan penilaian proses.
4. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar demonstrasi dapat dicapai apabila kondisi
pembelajaran diciptakan secara efektif, di antaranya keunggulan tersebut adalah: (a) siswa-
siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya; (b) dapat
mengembangkan rasa ingin tahu siswa; (c) dapat melakukan / pekerjaan berdasarkan proses
yang sistematis; (d) dapat mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek; (c) dapat
melakukan perbandingan dari beberapa objek.
5. Kelemahan
Namun demikian, dalam metode demonstrasi pun masih tetap ada kelemahan atau kendala-
kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jika akan menerapkan metode ini, di
antaranya adalah: (a) hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja; (b) jika
jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif; (c)
bergantung pada alat bantu yang sebenarnya; (d) sering terjadi siswa kurang berani dalam
mencoba atau melakukan praktik yang didemonstrasikan.

2. METODE EKSPERIMEN
1. Karakteristik
Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut penggunaan alat bantu yang
sebenarnya karena esensi pembelajaran ini adalah mencobakan sesuatu objek. Oleh karena
itu, dalam prosesnya selalu mengutamakan aktivitas siswa sehingga peran guru cenderung
lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator. Untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran eksperimen segala sesuatunya perlu dipersiapkan dan dikondisikan secara
maksimal.

2. Prosedur
Prosedur metode eksperimen dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mempersiapkan alat bantu (alat eksperimen).
b. Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam
eksperimen.
c. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja/pedoman
eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam pelaksanaannya
tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan.
d. Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi,
tanya jawab, dan/atau tugas.
e. Kesimpulan.
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Eksperimen
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar eksperimen berhasil dengan baik, di
antaranya adalah: (a) mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen; (b) menguasai konsep yang
dieksperimenkan; (c) mampu mengelola kelas; (d) mampu menciptakan kondisi pembelajaran
eksperimen secara efektif; (e) mampu memberikan penilaian secara proses.
4. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar eksperimen dapat dicapai apabila kondisi
pembelajaran diciptakan secara efektif, di antara keunggulan tersebut adalah dapat: (a)
membangkitkan rasa ingin tahu siswa; (b) membangkitkan sikap ilmiah siswa; (c) membuat
pembelajaran bersifat aktual; (d) membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.
5. Kelemahan
Namun demikian, dalam metode eksperimen pun masih tetap ada kelemahan atau kendala-
kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jika akan menerapkan metode ini, di
antaranya: (a) memerlukan alat dan biaya; (b) memerlukan waktu relative lama; (c) sangat
sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen; (d) guru dan siswa nbanyak yang belum
terbiasa melakukan eksperimen.

F. METODE KARYAWISATA
Pembelajaran outdoor hampir identik dengan pembelajaran karya wisata (field trip) artinya
aktivitas belajar siswa di bawa ke luar kelas. Karya wisata lebih menitikberatkan pada
perjalanan yang relatif jauh dari kelas/sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang
berkaitan dengan topik bahasan yang bersifat umum, misalnya mengunjungi peninggalan
sejarah, perjalanan mengunjungi kebun binatang, atau tempat rekreasi dengan
mempertimbangkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian hasil
belajar.Pembelajaran outdoor lebih bersifat sederhana dan kasus biasanya lokasi kunjungan
relative dekat dari sekolahan/kelas.
1. Karakteristik
Menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan masyarakat,dilaksanakan
di luar kelas/sekolahan, memiliki perencanaa, aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru,
aspek pembelajaran merupakan salah satu impeletasi dari pembelajaran berbasis kontekstual

2. Prosedur
Prosedur metode karya wisata atau outdoor dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai siswa.
b. Mempelajari topik karya wisata atau outdoor.
c. Merumuskan kegiatan yang akan ditempuh.
d. Melaksanakan kegiatan.
e. Menilai kegiatan.
f. Melaporkan hasil kegiatan.

3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Metode Karya Wisata


Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar karya wisata atau outdoor berhasil dengan
baik di antaranya adalah (a) mampu mengidentifikasi objek karya wisata atau outdoor yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran; (b) mampu membuat perencanaan dan panduan siswa
dalam melaksanakan karya wisata; (c) mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan
digunakan dalam karyawisata; (d) mampu mengontrol, memfasilitasi, dan membimbing
aktivitas siswa selama melaksanakan kegiatan; (e) mampu menilai kegiatan karyawisata.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang karyawisata
maupun outdoor adalah (a) mampu memahami petunjuk pelaksanaan karyawisata; (b) mampu
menyusun laporan hasil karyawisata; (c) mampu belajar secara mandiri maupun kelompok
(mampu bekerja sama); (d) mampu menggunakan bahan atau alat yang diperlukan dalam
kegiatan karyawisata maupun outdoor

4. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar karyawisata dapat dicapai apabila kondisi
pembelajaran diciptakan secara efektif, di antara keunggulan tersebut adalah (a) memberikan
kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata, praktis dan konkret; (b) dapat
menumbuhkan rasa senang, minat, dan motivasi terhadap objek tertentu; (c) memberikan
masukan terhadap program sekolah; (d) mendekatkan sisw
dengan lingkungan.

5. Kelemahan
Namun demikian, dalam metode karyawisata atau outdoor masih tetap ada kelemahan atau
kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru di antaranya: (a) memerlukan
alokasi waktu yang cukup banyak; (b) memerlukan
pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktivitas siswa; (c) akan banyak
menggunakan biaya; (d) jika tidak dikontrol maka siswa selalu terlena dengan bermainnya
dari pada belajarnya.

G. METODE PEMECAHAN MASALAH

1. Karakteristik
Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode ilmiah yang digunakan dalam proses
pembelajaran Metode ini sesuai jika digunakan pada siswa Sekolah Dasar di kelas tinggi.
Cenderung pendekatan induktif yang digunakan dalam proses pembelajaran pemecahan
masalah, siswa belajar mulai dari hal-hal yang khusus sampai pada konsep umum.
2. Prosedur
Prosedur metode pemecahan masalah dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Merumuskan dan membatasi masalah. Masalah yang diambil dari kehidupan
sehari-hari atau masalah aktual biasanya lebih kompleks.
b. Merumuskan dugaan dan pertanyaan.
c. mengumpulkan data atau mengolah data.
d. membuktikan atau menjawab pertanyaan.
e. merumuskan kesimpulan

3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah


Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar pemecahan masalah berhasil dengan baik di
antaranya adalah (a) mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan pemecahan
masalah; (b) menguasai konsep yang di-problem solving-kan; (c) mampu mengelola kelas; (d)
mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah secara efektif, (e) mampu
memberikan penilaian secara proses.

4. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar pemecahan masalah dapat dicapai apabila
kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif, di antaranya keunggulan tersebut adalah: (a)
mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah; (b) mengembangkan kemampuan berpikir
kritis; (c) mempelajari bahan pelajaran yang aktual dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat; (d) jika dilaksanakan secara kelompok dapat mengembangkan kemampuan sosial
siswa; (e) mengoptimalkan kemampuan siswa.

5. Kelemahan
Namun demikian, dalam metode pemecahan masalah masih tetap ada kelemahan atau
kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru di antaranya: (a) waktu yang
digunakan relatif lama; (b) bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis; (c) memerlukan
bimbingan dari guru.

Kegiatan Belajar 3

Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar


Memang, apabila kita perhatikan banyak sekali prinsip-prinsip yang bisa kita gunakan agar
proses belajar benar-benar mencapai sasarannya, namun demikian paling tidak prinsip-prinsip
di bawah ini jangan Anda abaikan.
1. Belajar memerlukan perhatian atau pemusatan pikiran dan perasaan terhadap sesuatu objek
yang dipelajari.
2. Belajar memerlukan motivasi atau penggerak/dorongan.
3. Belajar memerlukan aktivitas yang maksimal.
4. Belajar memerlukan balikan (feedback) atau tanggapan.
5. Belajar terjadi secara bertahap tidak sekaligus.
6. Belajar pada dasarnya terjadi secara individual.

Modul 6
Media Pembelajaran
Kegiatan Belajar 1
Hakikat,Fungsi dan Peran Media Pembelajaran

Menurut Heinich, ddk. (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media
berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara
hafifah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima bahan
tercetak (printed materials), computer, dan instrukstur. Contoh media tersebut bisa
dipertimbangkan sebagai, media pembelajaran jika membawa pesan pesan (messages) dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media
dengan pesan dan metode (methods) dalam proses pembelajaran.

Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas,masih terdapat pengertian lain
yang dikemukakan oleh bebrapa ahli. Coba Anda Perhatikan beberapa pengertian media
pembelajaran berikut ini:

1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan


pembelajaran (Schramm, 1977).
2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku,film,video
slide, dan sebagainya (Briggs, 1977).
3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,termasuk
teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)
Dalam proses komunikasi,biasanya guru berperan sebagai komunikator
(communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajaran (messages) kepada
siswa.Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan (communicant) Agar pesan atau
bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana
penyalur pesan, yaitu media pembelajaran.
Dalam system pembelajaran modern saat ini,siswa tidak hanya berperan sebagai
komunikan atau penerima pesan,bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau
penyampaian pesan. Dalam kondisi seperti itu maka terjadi apa yang disebut dengan
komunikasi dua arah (two way traffic communication) bahkan komunikasi banyak arak
(multi way traffic communication).
Media pembelajaran selalu terdidi atas dua unsur penting,yaitu unsur peralatan atau
perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan
demikian,perlu sekali anda perhatikan bahwa media pembelajaran memerlukan pesan atau
informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.
Guna menjawab pertanyaan tersebut coba anda perhatikan bebeberapa hasil kajian
atau hasil penelitian berikut ini.
1. Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila siswa turut aktif dalam
pembelajaran tersebut.Dengan perkataan lain, yang menjadi pusat kegiatan dalam
pembelajaran bukanlah guru melainkan siswa. Jika pembelajaran berpusat
kegiatan dalam siswa (student centered) maka diperlukan berbagai fasilitas sebagai
media pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pencapaian hasil belajarnya.
2. Rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indra menunjukan
komposisi sebagai berikut.
Dari gambar di atas diketahui bahwa pengatuhan seseorang paling banyak
diperoleh secara visual atau melalui indra pengelihatan, padahal umummnya kita
masih menganut pembelajaran tradisional,artinya sebagaian besar bahan ajar
disampaikan secara verbal dengan menggandalkan indra pendengaran. Kondisi
seperti ini, tentu saja kurang menguntungkan dalam pencapaian tujuan
pembelajaran

3. Tujuan penelitian lainnya menunjukan bahwa pengetahuan yang dapat diingat


seseorang, antara lain bergantung melalui indra apa ia memperoleh
pengetahuannya. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara jumlah
pengetahuan yang dapat diingat dengan jenis rangsangan terhadap indranya.
Dalam kaitanya dengan fungsi belajar,dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran.Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran
sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi
belajar yang di harapkan
3. Media pembelajaran dalam penggunanya harus relevan dengan kompetisi
yang inggin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung
makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus sealalu melihat
kepada kompetisi dan bahan ajar.
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan. Dengan demikian
tidak diperkenankan menggunakanya hanya sekedar untuk permainan atau
memancing perhatian siswa semata.
5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat prosrs pembelajaran.
Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat
menangkap tujuan dan bahan ajar agar lebih mudah dan lebih cepat.
6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-
mengajar. Pada umummnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media
pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
7. Media pembelajaran meletakan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir. Oleh
karena itu, dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

Selaian fungsi-fungsi sebagaimana telah diuraikan di atas,media pembelajaran omo


juga memiliki niliai dan manfaat sebagai berikut.

1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang


dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung
kepada siswa bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui
pemanfaatan media pembelajaran.Misalnya,untuk menjelaskan tentang
system peredaran darah manusia,arus listrik, berhembusnya angina bisa
menggunakan media gambar atau bagan sederhana.
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke
dalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan
menggunakan gambar arau program televise tentang binatang-binatang
buas, seperti harimau dan beruang, atau hewan-hewan lainnya,seperti
gajah, jerapah, dinosaurus.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya, guru akan
menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara,
pasar, candi, atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil, seperti
bakteri, virus, semut, nyamuk, atau hewan/benda kecil lainnya.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan
menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film
bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah,
atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan
yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga
wijaya kusuma.

Kegiatan Belajar 2
Jenis dan karakterristik Media Pembelajaran
Media pembelajaran pada umumnya dapat dikelompokan ke dalam 3 jenis,
yaitu: (a) Media Visual, (b) Media Audio, (c) Media AudioVisual.
Jenis-jenis media adalah sebagai berikut

A. Media Visual

1. Media Visual yang Diproyeksikan ( Projected Visual)


Media visual yang dapat diproyeksikan pada dasarnya adalah media yang
menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau yulisan tampak pada
layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam, misalnya
gambar diam (still pictures) dan media proyeksi gerak, misalnya gambar bergerak
(motion pictures).

2. Media Visual yang Diproyeksikan ( Non Projected Visual )


Jenis media visual tidak diproyeksikan yang akan dijelaskan dalam kegiatan belajar
ini mencakup gambar fotografik, grafis, dan media 3 dimensi.

a. Gambar fotografik
Gambar fotografik atau seperti fotografik ini termasuk kedalam gambar
diam/mati (still pictures), misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau
objek lainya yang ada kaitanya dengan isi/bahan pembelajaran yang akan
disamapaikan kepada siswa.

b. Grafis (graphic)
Media grafis ini merupakan media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang
dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran.

1) Grafik (graph)
2) Bagan (chart)
3) Diagram
4) Poster
Poster merupakan suatu kombinasi visual yang terdiri atas gambar dan
pesan/tulisan, biasanya dengan menggunakan warna yang mencolok.
5) Kartun (cartoon)
Kartun merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang
orang, gagasan atau situasi yang dirancang untuk membentuk opini siswa.
Bentuknya bisa kartun tunggal atau berseri.

c. Media tiga dimensi


Media tiga dimensi dalam hal ini terdiri atas media realia dan model. Media
realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi
memberikan pengalaman secara langsung kepada para siswa ( direct
experiences).
B. MEDIA AUDIO

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa
untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset suara (audio
cassette), CD audio, dan program radio.

C. MEDIA AUDIOVISUAL

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa
disebut media pandang dengar.

Kegiatan Belajar 3

Pemilihan, Penggunaan,dan Perawatan Media


Pembelajaran Sederhana

A. PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN ( MEDIA SELECTION )

Kegiatan pemilihan media pembelajaran ini merupakan bagian tak terpisahkan dari
keseluruhan proses penggunaan media pembelajaran. Jika anada salah dalam memilih
media pembelajaran ini maka akan berpengaruh terhadap keberhasilan anda dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
1. Tujuan Pemilihan Media Pembelajaran
Tujuan pemilihan media pembelajara ini sangat berkaitan dengan kemampuan anda
dalam menguasai berbagai jenis media pembelajaran beserta karakterisriknya. Sehingga
dalam proses pembelajaran bisa mencapai tujuan yang sesuai dengan tujuan pencapaian
pembelajaran.
2. Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
kendalanya, cara pembuatanya, maupun cara penggunaannya. Pemahaman terhadap
karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu Anda
miliki dalam kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran ini.

3. Alternatif Media Pembelajaran yang dapat Dipilih


Supaya media pembelajaran yang dipilih itu tepat, selain Anda harus
mempertimbangkan
ketiga hal tersebut di atas, perhatikan pula beberapa factor berikut ini

a. Rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran atau satuan pembelajaran ini harus


sesuai dengan kurikulum yang berlaku
b. Sasaran belajar. Maksud sasaran belajar ini adalah siswa yang akan menerima pesan
atau informawsi melalui media pembelajaran
c. Tingkat keterbacaan media (reliability). Maksudnya apakah media pembelajaran
tersebut sudah memenuhi syarat –syarat teknis, seperti kejelasan gambar, huruf, dan
pengaturan warna
d. Situasi dan kondisi. Misalnya, situasi dan kondisi tempat atau ruangan yang
dipergunakan untuk kegiatan belajar-mengajar, seperti: ukurannya, perlengkapannya,
ventilasinnya, dan cahayanya. Bisa juga keadaan siswanya, seperti jumlah siswa,
minat, dan motivasi belajarnya.
e. Objektivitas. Maksudnya bahwa anda harus terhindar dari pemilihan media yang
didasari oleh kesenangan pribadi semata (subjektif).

B. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

a. Cara menggunakan grafik


b. Cara menggunakan bagan dan diagram
c. Cara menggunakan poster
d. Cara menggunakan kartun
e. Penggunaan media tiga dimensi

C. PEMELIHARAAN MEDIA PEMBELAJARAN


Berikut ini diuraikan bebrapa cara dan praktis dalam memelihara dan merawat media
pembelajaran sederhana yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya yang
terlalu banyak, bahkan tanpa biaya sedikit pun,antara lain

1. Media grafis,seperti bagan,diagram,grafik,poster,kartun yang dibuat dengan ukuran


cukup besar (ukuran karton manila),bisa diberi bingkai pada bagian atas dan
bawahnya
2. Dalam rangka upaya pemeliharaan dan kepraktisan dalam menggunakan media
grafis, bisa diupayakan dengan pembuatan display atau papan penyajian
3. Apabila pihak sekolah memiliki dana yang cukup memadai,sebaiknya disediakan
ruangan tertentu untuk penyimpanan berbagai media pembelajaran,baik yang telah
dibuat sendiri oleh guru maupun hasil memebli dari took sehingga media tersebut
awat/tahan lama dan terpelihara dengan baik.

Kegiatan Belajar 4
Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), lingkungan diartikan sebagai bulatan
yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya, lingkungan adalah sekalian yang
terlingkungi di suatu daerah. Dalam Kamus Bahasa Inggris,peristilahan lingkungan ini
cukup beragam di antarannya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain,
range, dan environment, yang artinya jurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala
sesuatu yang ada di sekitar/sekeliling.

B. NILAI LINGKUNGAN

Lingkungan yang ada di sekitar siswa adalah salah satu sumber yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara lebih optimal. Keuntungan yang
dapat diperoleh dengan menggunakan nilai lingkungan, diantaranya sebagai berikut :
1. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, memperkaya
wawasannya, tidak terbatas oleh empat dinding kelas, dan keberadaannya lebih
akurat.
2. Kegiatan belajar memungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan, dan
menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar.
3. Belajar akan lebih bermakna (meaningful learning), sebab siswa dihadapkan
dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Aktivitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya menggunakan
berbagai cara, seperti proses mengamati, bertanya, atau wawancara, membuktikan
sesuatu, dan menguji fakta.
5. Dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya, dapat dimungkinkan terjadinya pembentukan pribadi para siswa,
seperti cinta akan lingkungan.

C. JENIS LINGKUNGAN
Jenis lingkungan yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran adalah
semua jenis lingkunganyang sesuai dengan kompetensi/tujuan pembelajaran yang
harus dicapai, serta bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Jenis lingkungan
tersebut bisa berupa lingkungan sosial maupun lingkungan alam atau lingkungan fisik.
Lingkungan sosisal berkenaan dengan interaksi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat, misalnya dalam hal=hal berikut ini.
1. Mempelajari organisasi-organisasi sosial yang di masyarakat sekitar sekolah
(Karang Taruna, Pepabri).
2. Mengenal adat istiadat, kebiasaan , dan mata pencaharian penduduk sekitar.
3. Mempelajari kebudayaaan termasuk kesenian yang ada disekitar sekolah.
4. Mempelajari Struktur pemerintah setempat (RT<RW, desa/kelurahan,
kecamatan).
5. Mengenal kehidupan beragam dan sistem beragama dan sistem nilai yang dianut
penduduk sekitar.

D. TEKNIK MENGGUNAKAN LIGKUNGAN


Pada dasarnya ada dua teknik pemanfaatan lingkungan yaitu membawa kelas ke dalam
liungkungan yang akan dipelajari (Out Of Class) atau membawa lingkungan iktu
kedalam kelas. Teknik yang dapat Anda lakukan dengan menggunakan beberapa cara
antara lain sebagai berikut:
1. Anda bersama siswa melakukan kegiatan karya wisata atau fieldtrip yaitu
mengunjungi lingkungan yang dijadikan objek studi tertentu sebagai bagian
integral dari pelaksanaan kurikulum.
2. Anda bersama para siswa melaksanakan kegiatan perkemahan (School Camping)
para peserta didik akan merasa senang apabila diajak berkemah.
3. Anda bersama para siswa melakukan kegiatan survei yaitu mengunjungi objek
tertentu yang relevan dengan tujuan pembelajaran misalnya mempelajari kebiasaan
adat istiadat di satu daerah, sensus ekonomi penduduk.
4. Para siswa melakukan praktik kerja pada tempat-tempat pekerjaan yang ada
disekitar lingkungan sekolaj. Jenis-jenis pekerjaan dipilih sesuai dan terjangkau
oleh anak usia dasar, misalnya membuat anyaman, beternak ikan dan bewrjualan.
5. Anda bersama para sioswa mengadakan suatu proyek pelayanan kepada
masyarakat (Social service). Tentu jenis ini pelayanannya harus dipilih yang
terjangkau dan cocok dikerjakan oleh anak usia sekolah dasar, seperti membantu
dalam hal kebersihan lingkungan , kerja bakti pembuatan jalan desa atau gang, dan
sebagainya.

E. PROSEDUR PEMANFAATAN LINGKUNGAN

Apabila Anda menginginkan siswa memperoleh hasil belajar yang banyak dari sumber
belajar lingkungan maka Anda perlu membuat persiapan yang matang karena tanpa
persiapan tersebut kegiatan belajar para siswa tidak akan terkendali sehingga hal ini akan
berpengaruh terhadap tercapainya kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ada
3 langkah yang bisa Anda tempuh untuk menggunakan lingkungan ini, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) tindak lanjut (follow up).
1. Perencanaan
Langkah perencanaan dalam pemanfaatan lingkungan sebagaio sumber belajar
dapat Anda lakukan melalui cara-cara sebagai berikut.
a. Tentukan kompetensi/tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa berkaiatan
dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
b. Tentukan objek yang akan dipelajari atau dikunjungi.
c. Rumuskan cara belajar atau bentuk kegiatan yang harus dilakukan siswa
selama mempelajari lingkungan, seperti mencatatapa yang terjadi, mengamati
suatu proses, melakukan wawancara, membuat sketsa dan sebagainya.
d. Siapkan pula hal-hal yang sifaknya teknis, seperti tata terbit kegiatan yang
harus dipatuhi siswa, perizinan untuk mengadakan kegiatan, perlengkapan-
perlengkapan yang harus dibawa, dan alat atau instrumen yang akan
digunakan.
2. Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan yaitu melakukan berbagai kegiatan nbelajar ditempat
tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
3. Tindak Lanjut
Langkah terakhir yaitu tindak lanjut dari semua kegiatan yang telah
dilaksanakan. Langkah ini bisa berupa kegiatan belajar di dalam kelas untuk
mendiskusikan hasil-hasil yang telah diperoleh dari lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai