Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MUHAMAD JOKO PURNOMO

NIM : 857973407
PGSD BI SEMSTER 1
1. Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihaninquiri (Inquiry
training). Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bahwa perkembangan individu itu bersifat
indipenden (bebas). Oleh karena itu, dalam penerapannya lebih menitikberatkan pada penyelidikan
yang bersifat bebas, tetapi terarahdan sisteatis.
Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Gurumemulainya dengan
mengajukan suatu situasi teka-teki kepada siswa untukdipecahkan/diselidiki. Guru dalam kegiatan ini
harus mampu menyajikan peristiwa- peristiwa yang membangkitkan siswa untuk terjadinya
konfrontasi intelektual.
Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adalah berikut ini :
Menyajikan masalah
Guru menunjukkan situasi yang mengandung masalah dan menentukan prosedurinkuiri yang akan
ditempuh oleh siswa
Pengumpulkan data dan verivikasi data
Siswa mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan. Tahap inidimaksudkan untuk
membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki peristiwa situasi masalah.
Mengumpulkan unsur baru
Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan pengumpulan data (unsur baru).Maksud kegiatan
eksperimen ini adalah memisahkan variabel yang mendukung,mengajukan hipotesis dan mengetes
sebab akibat.
Merumuskan penjelasan
Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi, dansistematis.
Menganalisis pola-pola penemuan.
Tahapan ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana proses inkuiri telahdilaksanakan dan
apabila menemu beberapa kekurangan dicoba untuk diperbaikkisecara sistematis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan inkuiri adalah berikut ini:
a.Rencanakan waktu yang akan digunakan.
b.Siswa dapat melakukan secara kelompok.
c.Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan diskusi
d. Gunakan sumber-sumber yang sesuai maslah sebanyak-banyaknya.

2. Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan


perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.Pendekatan sosial berangkat dari
dua asumsi. Pertama, masalah-masalah sosialdiidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh
dalam proses sisial danmenggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis
perludikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus
menerus.Dalam menggunakan model Inkuiri Sosial, ada tahap-tahap yang harus dilalui, yaitu berikut
ini:

1.Tahap Orientasi
Dalam tahp ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang relevan denganGBPP) yang
akan dijadikan pokok bahsan. Masalah dapat bersumber dari peristiwa- peristiwa sosial dikelas atau
disekolah atau masyarakat sekitar sekolah.
2.Tahap Hipotesis
Tahap hipotesis diakukan setelah perumusan dan pembahasan masalah. Fungsi perumusan hipotesis
adalah sebagai acuan dalam usaha menemukan pemecahanmasalah.Untuk membuat hipotesis yang
baik, diperlukan beberapa kriteria sbb :
a.Valid atau mempunyai kejelasan untuk melakukan pengujian (menguji apa yangseharusnya diuji).
b.Kompatibilitas, yaitu kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman siswa atau guruyang pernah
diperoleh.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya.
3.Tahap definisi
Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan tentang pengertian latihan-latihan yangterdapat dalam
hipotesis. Hal ini penting agar terdapat pengertian yang sama padasetiap siswa.
4.Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan logika deduksi danmengembangkan
hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila telah terujiantara hipotesis dengan dasar
logika maka tahap berikutnya adalah pembuktiandengan fakta-fakta.
5.Tahap Pembuktian
Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang sesuai.Misalnya, melaui
wawancara, angket dan observasi. Jika data telah terkumpul,kemudian diadakan analisis data untuk
disimpulkan, apakah hipotesis diterima atauditolak.
6.Tahap Generalisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri sosial. Pada tahap ini telah dapatdisusun
pernyataan terbaik dalam pemecahan masalah. Generalisasi yang dihasilkanhendaknya disusun secara
sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa.
3. Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar memiliki dua tingkatan kerjasebagai berikut:
Aspek Kognitif tingkatan lebih rendah, meliputi hal hal berikut ini:
a.Pengetahuan (knowledge)
b.Pemahaman (Comprehension)
c.Penerapan (application)
d. analisis (analisys)
e. Sintensis (synthesis)
f. Evaluasi (evalution)

Aspek Kognitif tingkatan yang lebih tinggi. Menurut Sardiyo (2006:34)


Contoh pertanyaan atau les yang dapat mengungkapkan kemampuan pada aspek kognitif sebagai
berikut :
Pegetahuan (Knowledge)Evaluasi mengungkapkan pertanyaan atau tes yang mengungkap penalaran
dalamkategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap tentang fakta, definisi,pengertian dan
sejeninya. Jadi, siswa hanya dituntut untuk meningkatkan kembaliapa yang telah dipelajari. Contoh
pertayaannya sebagai berikut :
1. Dimanakah terdapat tambang timah di Indonesia?
2.Siapakah presiden pertama Negara RI?
3.Siapakah Gajah Mada itu?
jawaban untuk pertanyaan diatas dapat disingkat atau memerlukan keteranganatau penjelasan singkat.
Kata – kata yang sering dipakai untuk evaluasi yangmengungkap pengetahuan antara lain :
1.Apa?
2.Siapa?
3.Di mana?
a. Pemahaman (Comprehension).Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa
yang telahdipelajari. Dengan demikian, siswa yang dituntut dengan menjelaskan apa yangtelah
dipelajari dengan kalimatnya sendiri. Dia tidak dapat sekedar mengingat danmenghafal informasi
yang telah diperoleh, tetapi dapat memilih danmengorganisasikan Informasi tersebut. Termasuk dapat
menafsirkanngambaran,grafik, bagan, dan lain– lain dengan kata – katanya sendiri.
.Kata –kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkapkanpemahaman antara
lain :
1.Mengapa?
2.Jelaskan?
3. Uraikan?
4.Berilah alasan!
5.Bandingkan!
b. Penerapan (Application)Jika pada evaluasi (pertanyaan) yang mengungkapkan pengetahuan siswa
dimintamengingat menghafal dan mendefinisikan sesuatu. Selanjutnya dapat menjelaskandan
mengungkapkan informasi yang diterima untuk memecahkan suatu masalah.Dengan menggunakan
konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang telahdipelajari sebelumnya. Siswa diharapkan dapat
menentukan jawaban yang benarterhadap pertanyaan yang diajukan.Kata - kata yang sering
digunakan untuk mengungkap penerapan (application)adalah berikut ini :
1.Demontrasikan !
2.Tunjukanlah !
3.Klasifikasikan !
4. Sebelum menyusun alat evaluasi, terlebih dahulu kita harus merancang alat evaluasi tersebut.
Dalam merancang alat evaluasi, perlu mempelajari kurikulum yang berlaku mengenai hal-hal berikut.
a. Kompetensi Dasar (KD).
b. Materi Pokok
c. Hasil belajar
d. Indikator Materi
Adapun penjelasan dari masing alat evaluasi di atas yaitu :
a. Komptensi Dasar (KD)
KD dalam kurikulum kelas 3 SD semester 1, kemampuan mendeskripsikan kedudukan dan peran
anggota keluarga.
b. Materi Pokok
Kedudukan dan peran keluarga
c. Hasil Belajar
Kedudukan anggota keluarga
Peran anggota keluarga
d. Indikator
1. Kedudukan anggota keluarga, diperinci menjadi :
1) Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga.
2) Membuat silsilah keluarga.
2. Peran anggota keluarga, diperinci menjadi :
1) Menjelaskan peran setiap anggota keluarga.
2) Menjelaskan kecenderungan perubahan peran di keluarga.
3) Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan peranya dalam keluarga.
Dari materi tersebut dapat dibuat indikator tes (kisi-kisi soal) yang mengungkap nilai dan sikap
sosial sebagai berikut.
Contoh:
1. Dengan berkerja sama dengan adiknya membersihkan halaman rumah, Doni dapat
menghargai kedua adiknya yang berkerja dengan baik.
Contoh berikut adalah alat evaluasi atau tes dari indikator diatas.
2. Membersihkan halaman rumah dikerjakan oleh Doni, Tuti dan adiknya.
Kebersihan halaman rumah ditentukan oleh………..
1. Doni yang membersihkan halaman depan rumah.
2. Tuti dan adiknya yang membersihkan halam samping rumah.
3. Ketiga anak tersebut, masing-masing memberi sumbangan terhadap kebersihan halaman
rumah.
4. Kebersihan halaman rumah hanya ditentukan oleh Doni.
Menyusun Alat Evaluasi Nilai Dan Sikap Sosial
Dari materi pokok dan hasil belajar diatas telah dicontohkan “peran anggota keluarga”. Selanjutnya,
akan dibicarakan cara menyusun alat evaluasi materi kelas 3 SD semester 1, kedudukan anggota
keluarga, untuk materi pokok yang sama, yaitu kedudukan dan peran anggota keluarga, sebagai
berikut.
1. Setelah dijelaskan Ibu Anton sebagai ibu rumah tangga, siswa dapat menghargai
bahwa………..
2. Ibu Anton sebagai ibu yang rajin berkerja.
3. Ibu Anton sebagai ibu yang rajin mengurus kebutuhan anggota keluarga.
4. Ibu Anton rajin memasak untuk suami.
5. Ibu Anton sebagai ibu yang rajin mencuci.

5. model ini menirikberatkan pada pemecahan masalah secara kelompok yaitu pada kemampuan
mengambil keputusan. Kemampuan pemecahan masalah secara kelompok meliputi beberapa
unsur sebagai berikut:
a. dapat menghasilkan kesepakatan tentang sesuatu keadaan yang dikehendaki
b. sepakat menetapkan struktur dan prosedur untuk menghasilkan, memahami dan memakai
informasi yang relevan dengan keadaan yang aktual
c. sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan kemungkinan pemecahan
masalah, memutuskan dan mempergunakan cara pemecahan yang terbaik dan efektif.

Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok yang dikemukakan oleh Johnson dan
Johnson sebagai berikut:
1. Definisi Masalah
Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mz marumuskan dengan baik
maka langkah selanjutnya akan lebih mi Untuk perumusan masalah ini dianjurkan menggunakan
langkah-lar sebagai berikut:
a. tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah
b. rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat memperoleh gambaran yang ideal dan
aktual. Pilihlah salah satu definisi yang penting dan dapat dipecahkan.
2. Diagnosis Masalah
Langkah kcdua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab sebab timbulnya masalah.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan yang mendorong ke arah situasi
yang ideal dan kekuatan-kekuatan ynng menghambat ke arah tersebut.
3. Merumuskan Altematif Strategi
Dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai altematif cara
pemecahan masalah, di mana kelompok harus kreatif berpikir divergen, memahami pertentangan
antaridea dan punya daya temu yang tinggi.
4. Penentuan dan Penerapan suatu Strategi
Setelah berbagai altematif strategi pemecahan masalah diperoleh, maka kelompok pada tahap ini
memutuskan untuk memilih altematif mana yang akan dipakai. Tahap ini mengandung dua aspek
utama pemecahan masalah yaitu:
a. pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai altematif
tindakan
b. keputusan penerapan yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang diperlukan sehingga
menghasilkan pelaksanaan tersebut
Dalam tahap ini kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis, berpikir kovergen
dalam membitat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan.
5. Evaluasi Keberhasilan Strategi
Dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari: apakah strategi itu berhasil diterapkan
(evaluasi proses), apakah akibat pcnerapan strategi itu (evaluasi hasil) dan apakah keadaan
akKial sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum penerapan.
Hasil akhir dari evaluasi harus monunjukkan: masalah apa yang sudah dipecahkan, seberapa jauh
pemea.hannya, masalah apa yang belum terpecahkan dan masalah baru apa yang timbul sebagai
akibat pemecahan ini.
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari metode pemecahan masalah
banyakdigunakan guru bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode ini
gurutidak memberikan informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah
memecahkanmasalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah
yang harusdipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.Suatu soal dapat dipandang
sebagai“masalah” merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai
masalahbagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka.
Dengandemikian, guru perlu berhati-hati dalam menentukan soal yang akan disajikan
sebagaipemecahan masalah. Bagi sebagian besar guru untuk memperoleh atau menyusun
soalyang benar-benar bukan merupakan masalah rutin bagi siswa mungkin
termasukpekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal ini akan dapat diatasi antara lain
melaluipengalaman dalam menyajikan soal yang bervariasi baik bentuk, tema masalah,
tingkatkesulitan, serta tuntutan kemampuan intelektual yang ingin dicapai atau
dikembangkanpada siswa.

Anda mungkin juga menyukai