Anda di halaman 1dari 8

1.

Seorang guru di dalam kelas akan menjadi nahkoda bagi kapal yang berisi penumpangnya
adalah murid-muridnya. Guru harus mengajarkan metode pembelajaran IPS SD yang
berlandaskan pendekatan kognitif. Rancanglah dan berilah contoh terkait metode
pembelajaran IPS SD dengan berlandaskan pendekatan kognitif digunakan untuk
mengajarkan materi pendidikan IPS di SD kepada peserta didik anda sesuai dengan
pengalaman anda sebagai seorang guru profesional!
 salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah
latihan inkuiri (inquiry training). Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bahwa
perkembangan individu itu bersifat indipenden (bebas). Oleh karena itu, dalam
penerapannya lebih menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi
terarah dan sisteatis. Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi
intelektual. Guru memulainya dengan mengajukan suatu situasi teka teki kepada
siswa untuk dipecahkan/diselidiki. Guru dalam kegiatan ini harus mampu
menyanjikan peristiwa-peristiwa yang membangkitkan siswa untuk terjadinya
konfrontasi intelektual. Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adalah
berikut ini :
1. menyajikan masalah
guru menunjukan situasi yang mengandung masalah dan menentukan prosedur
inkuiri yang akan ditempuh oleh siswa
2. pengumpulan data dan verivikasi data
siswa mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan. Tahap ini
dimaksud untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki
peristiwa situasi masalah
3. mengumpulkan unsur baru
siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan pengumpulan data (unsur
baru) maksud kegiatan eksperimen ini adalah memisahkan variabel yang
mendukung, mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat
4. merumuskan penjelasan
siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi
dan sistematis.
5. Menganalisis pola-pola penemuan
Tahap ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana proses inkuiri telah
dilaksanakan dan apabila menemui beberapa kekurangan dicoba untuk
diperbaiki secara sistematis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan inkuiri
adalah berikut ini :
a. Rencanakan waktu yang akan digunakan
b. Siswa dapat melakukan secara kelompok
c. Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan diskusi
d. Gunakan sumber-sumber yang sesuai masalah sebanyak-banyaknya
Menerapkan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum sekolah dasar kelas 6 semester 2 sebagai
berikut :
1. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara indonesia dan negara
tetangga
2. Materi pokok
Gejala alam dan sosial negara indonesia dan negara tetangga
3. Hasil belajar
a. Membandingkan Gejala alam dan sosial negara indonesia dan negara
tetangga
b. Mendeskripsikan Gejala alam dan sosial negara indonesia dan negara
tetangga
4. Indikator
a. Menunjukan pada peta letak dan nama negera-negara tetangga indonesia
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam indonesia dengan negara-negara
tetangga
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial alam indonesia dengan negara-negara
tetangga
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di indonesia
Setelah memahami hal-hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah :
1. Menyajikan masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan “bagaimana gejala alam dan
sosial di indonesia jika dibandingkan dengan negara tetangganya “?
2. Mengumpulkan data dan verivikasi data
Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku-buku,
internet, surat kabar yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengkaji situasi gejala alam dan sosial negara indonesia dan
negara tetangga sehingga peserta didik memahami situasi secara objektif. Pada
tahap verivikasi data ditanyakan situasi, kondisi dan objek secara sistematis.
3. Mengumpulkan unsur baru
Guru dan pserta didik mencocokan secara langsung antara informasi dengan
rumusan masalah yang dirumuskan dan menemukan unsur-unsur baru yang
dapat digunakan untuk menjawab masalah
4. Merumuskan penjelasan
Guru membantu peserta didik dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab
atas masalah secara mendetail, rapi dan sistematis
5. Menganalisis proses inkuiri
Peserta didik menganalisi pola-pola penemuannya dan peserta didik menilai
efektivitas proses inkuiri yang dilakukan. Kemudian memperbaiki kekurangan
yang ada.
Penerapan penggunaan metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan
kognitif ini pada dasarnya dimulai konfrontasi intelektual dan diakhiri dengan
penemuan jawaban atas masalah secara ilmiah melalui metode-metode ilmiah.
Kegiatan ini menekan pada kemampun intelektual melalui mengorganisasikan data,
merumuskan masalah, membangun konsep dan merumuskan pernyataan atas
masalah yang ada.

2. Banyak metode pembelajaran dengan pendekatan bermacam-macam di dalam


mengajarkan kegiatan belajar mengajar pendidikan IPS di SD salah satunya yaitu metode
pembelajaran melalui pendekatan sosial. Analisislah penggunaan metode pembelajaran
IPS SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan sosial!
 Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan
memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah sosial
diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan
menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu
dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus
menerus. Dalam menggunakan model inkuiri sosial, ada tahap-tahap yang harus
dilalui yaitu :
1. Tahap orientasi
Dalam tahap ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang relevan
dengan GBPP) yang akan dijadikan pokok bahasan. Masalah dapat bersumber
dari peristiwa-peristiwa sosial dikelas atau di sekolah atau masyarakat sekitar
sekolah
2. Tahap hipotesis
Tahap hipotesis dilakukan setelah perumusan dan pembahasan masalah. Fungsi
perumusan hipotesis adalah sebagai acuan dalam usaha menemukan
pemecahan masalah. Untuk membuat hipotesis yang baik, diperlukan beberapa
kriteria sebagai berikut :
a. Valid atau mempunyai kejelasan untuk melakukan pengujian (menguji apa
yang seharusnya diuji)
b. Kompatibilitas, yaitu kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman siswa
atau guru yang pernah diperoleh
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
sebelumnya
3. Tahap defenisi
Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan tentang pengertian latihan-
latihan yang terdapat dalam hipotesis. Hal ini penting agar terdapat pengertian
yang sama pada setiap siswa.
4. Tahap eksplorasi
Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila telah
teruji antara hipotesis dengan dasar logika maka tahap berikutnya adalah
pembuktian dengan fakta-fakta
5. Tahap pembuktian
Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang sesuai.
Misalnya, melalui wawancara, angket dan observasi. Jika data telah terkumpul,
kemudian diadakan analisis data untuk disimpulkan, apakah hipotesis diterima
atau ditolak.
6. Tahap generalisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri sosial. Pada tahap ini telah
dapat disusun pernyataan terbaik dalam pemecahan masalah. Generalisasi yang
dihasilkan hendaknya disusun secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh
siswa.

3. Merancang dan menyusun alat evaluasi hasil Belajar IPS di SD terdapat beberapa aspek
kognitif didalamnya. Telaah dan berilah contoh 2 tingkatan aspek kognitif dalam evaluasi
hasil belajar IPS SD!
 Penilaian aspek kognitif dalam pembelajaran IPS
Aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental
yang berawal dari tingkatan pengetahuan sampai tingkatan evaluasi. Tujuan aspek
kognitif beriontasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana yaitu memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide. Gagasan metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut (Sardiyo, 29:12),
aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar memiliki dua tingkatan kerja sebagai
berikut :
1. Aspek kognitif tingkatan lebih rendah, melalui hal-hal berikut :
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisis (analisys)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evalution)
2. Aspek kognitif tingkatan yang lebih tinggi. Menurut Sardiyo (2006:34) contoh
pertanyaan atau les yang dapat mengungkapkan kemampuan pada aspek
kognitif sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Evaluasi mengungkapkan pertanyaan atau tes yang mengungkap penalaran
dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap tentang fakta,
defenisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi, siswa hanya dituntut untuk
meningkatkan kembali apa yang telah dipelajari. Contoh pertanyaan sebagai
berikut :
 Dimanakah terdapat tambang timah di indonesia ?
 Siapakah presiden pertama Negara RI ?
 Siapakah gajah mada itu ?
Jawaban untuk pertanyaan di atas dapat disingkat atau memerlukan keterangan
atau penjelasan singkat. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi yang
mengungkapkan pengetahuan antara lain :
 Apa ?
 Siapa ?
 Dimana ?
b. Pemahaman
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah
dipelajari. Dengan demikian, siswa yang dituntut dengan menjelaskan apa
yang telah dipelajari dengan kalimatnya sendiri. Dia tidak dapat sekedar
mengingat dan menghapal informasi yang telah diperoleh, tetapi dapat
memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Termaksud dapat
menafsirkan gambaran, grafik, bagan, dan lain-lain dengan kata-katanya
sendiri. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang
mengungkapkan pemahaman antara lain :
 Mengapa ?
 Jelaskan ?
 Uraikan ?
 Berilah alasan !
 Bandingkan !

c. Penerapan
Jika pada evaluasi (pertanyaan) yang mengungkapkan pengetahuan siswa
diminta mengigat menghapal dan mendefenisikan sesuatu. Selanjutnya
dapat menjelaskan dan mengungkapkan informasi yang diterima untuk
memecahkan suatu masalah. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan,
hukum atau proses yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa diharapkan
dapat menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang dijaukan.
Kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkap penerapan (application)
adalah sebagai berikut :
 Demontrasikan !
 Tunjukan !
 Klasifikasikan

4. Kita perlu menyusun dan merencanakan alat evaluasi sehingga alat evaluasi yang disusun
tersebut menjadi sangat baik. Analisislah rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap
sosial!
 evaluasi atau penilaian adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efesiensi suatu program. Jadi, pada dasarnya yang dinilai adalah
program, yaitu suatu kegiatan yang telah dirancang sebelumnya, lengap dengan
tujuan dari kegiatan tersebut. aspek yang dinilai dari program itu ada dua macam,
yaitu tingkat keberhasilan dan tingkat efesiensi pelaksanaan program. Setiap
program mempunyai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kegunaan utama
dari evaluasi adalah untuk mengambil keputusan dan pertanggungjawaban terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi atau program dapat dilakukan oleh pihak
yang merencanakan dan melaksanakan, namun dapat pula diserahkan pihak lain
yang dianggap ahli dan tidak terlibat dalam pelaksanaan program. Dalam suatu
proses belajar mengajar, yang melaksanakan evaluasi adalah guru, yaitu orang yang
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ada tiga istilah yang
sering digunakan secara rancu, yaitu berkut ini :
a. pengukuran
b. penilaian atau evaluasi
c. pengambilan keputusan
untuk mengukur prestasi belajar diperlukan alat ukur yang disebut tes. Tes adalah
himpunan pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang dites.
5. Beragam model menurut para ahli salah satunya model yang dikemukakan oleh David
Johson dan Frank Johnson dalam Udin S.Winataputra (2003) menjelaskan bahwa model
pemecahan masalah menitikberatkan masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan
mengambil keputusan. Analisislah penerapan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut pendapat ahli di atas!
 Kemampuan pemecahan masalah secara kelompok meliputi beberap unsur
sebagai berikut :
a. Dapat menghasilkan kesepakatan tentang sesuatu keadaan yang dikehendaki
b. Sepakat menetapkan struktw dan prosedw untuk menghasilkan, memahami dan
memakai informasi yang relevan dengan keadaan yang aktual.
c. Sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan
kemungkinan pemecahan masalah, memutuskan dan mempergunakan cara
pemecahan yang terbaik dan efektif. Langkah-langkah pemecahan masalah
secara kelompok yang dikemukakan oleh Johnson sebagai berikut :
1. Defenisi masalah
Defenisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mampu
merumuskan dengan baik maka langkah selanjutnya akan lebih muda. Untuk
perumusan masalah ini diajukan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
 Tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah
 Rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat memperoleh
gambaran ideal dan aktual. Pilihlah salah satu definisi yang penting
dan dapat dipecahkan
2. Diagnosis masalah langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan
sebab-sebab timbulnya masalah. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat
dan besarnya kekuatan yang mendorong kearah situasi yang ideal dan
kekuatan-kekuatan yang menghambat ke arah tersebut.
3. Merumuskan alternatif strategi dalam kelompok ketiga ini, kelompok harus
mencari dan menemukan berbagai alternatif cara pemecahan masalah,
dimana kelompok harus kreatif, berfikir divergen, memahami pertentangan
antar idea dan punya daya temu yang tinggi
4. Penentuan daan penerapan suatu strategi setelah berbagai alternatif strategi
pemecahan diperoleh maka kelompok pada tahap ini memutuskan untuk
memilih alternatif mana yang akan dipakai. Tahap ini mengandung diu aspek
uatama pemecahan masalah, yaitu :
 Pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu pilihan
dari berbagai alternatif tindakan
 Keputusan penerapan, yaitu suatu proses mengambil tindakan yang
diperlukan sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut. Dalam
tahap ini kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis,
berfikir konvergen dalam membuat perencanaan yang nyata
mengenai pelaksanaan.
5. Evaluasi keberhasilan strategi, dalam langkah kelima ini kelompok
mempelajari apakah strategi itu berhasil diterapkan evaluasi proses, apakah
akibat penerapan strategi itu evaluasi hasil dan apakah keadaan aktual sudah
lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum penerapan. Hasil akhir
dari evaluasi harus menunjukan bahwa masalah apa yang sudah dipecahkan,
seberapa jauh pemecahannya, masalah apa yang belum terpecahkan dan
masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini.
Menerapkan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah.
Dalam merapkan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah anda dapat memilih model pemecahan masalah
tersebut adalah sama, yakni dari merumuskan masalah sampai pada pemecahan
masalah menggunakan suatu strategi yang cocok. Sebagai contoh, seorang guru
akan menerapkan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Ambil contoh kurikulum sekolah dasar kelas 5 semester 1. Langkah-langkah guru
adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia
2. Materi pokok
Penduduk dan sistem pemerintahan di indonesia
3. Hasil belajar
a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di indonesia, khususnya perkembangan
yang cepat
 Menjelaskan perkembangan jumlah, penggolongan, persebaran dan
kepadatan penduduk di indonesia
 Menginterprestasikan berbagai grafik penduduk
 Menjelaskan permasalahan penduduk di indonesia
 Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat perpindahan penduduk
yang terjadi di indonesia
b. Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah
 Menguraikan pengertian pemerintah daerah dan pemerintah pusat
 Menguraikan apa saja yang menjadi tanggung jawab pemerintah

Anda mungkin juga menyukai