Anda di halaman 1dari 16

Nama : Dewi Rosmawati

NIM : 858645902
UPBJJ : UT-Surabaya
Program Studi : S1-PGSD

TUGAS TUTORIAL 3
“PENDIDIKAN IPS DI SD”

1. Jika anda sebagai seorang guru di dalam sebuah kelas dan


menjadi nahkoda bagi kapal yang berisi penumpangnya adalah
murid anda. Anda harus mengajarkan metode pembelajaran IPS
SD yang berlandaskan pendekatan kognitif. Rancanglah dan
berilah contoh terkait metode pembelajaran IPS SD dengan
berlandaskan pendekatan kognitif digunakan untuk
mengajarkan materi pendidikan IPS di SD kepada peserta didik
anda sesuai dengan pengalaman anda sebagai seorang guru
profesional!

Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan


kognitif adalah latihan inkuiri. Metode ini berangkat dari suatu
kenyataan bahwa perkembangan individu ini bersifat independen
(bebas). Oleh karena itu, dalam penerapannya lebih
menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi
terarah dan sistematis.

Tahap-tahap penerapan metode berlandaskan pendekatan kognitif


(latihan inkuiri) yaitu :

1. Menyajikan masalah
Guru mengajukan situasi yang mengandung maslaagh dan
menentukan prosedur inkuiri yang akan ditempuh oleh siswa.

2. Mengumpulkan data dan verifikasi data


Siswa mengumpulkan informasi tentang masalah yang
diajukan. Tahap ini dimaksudkan untuk membuktikan hakikat
objek dan kondisi serta menyelidiki peristiwa situasi masalah.

3. Mengumpulkan unsur baru


Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan
pengumpulan data (unsur baru). Maksud kegiatan eksperimen
ini adalah memisahkan variabel yang mendukung, mengajukan
hipotesis dan mengetes sebab akibat.

4. Merumuskan penjelasan
Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara
mendetail, rapi, dan sistematis.

5. Menganalisis terhadap proses inkuiri


Siswa mengalisis pola-pola penemuan. Tahapan ini sangat
penting untuk mengetahui sejauh mana proses inkuiri telah
dilaksanakan dan apabila menemui beberapa kekurangan
dicoba untuk diperbaiki secara sistematis.

Contoh rancangan metode pembelajaran IPS SD yang


berlandaskan pendekatan kognitif :

Kelas/Semester : 6/II

Kompetensi Dasar :

Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia


dan negara tetangga.

Materi Pokok :

Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.

Hasil Belajar :

a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara


tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial negara Indonesia dengan negara
tetangga.

Indikator :

a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara


tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gekala alam negara Indonesia dan
negara-negara tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial di Indonesia dengan
negara-negara tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di
Indonesia.

Setelah memahami di atas, langkah selanjutnya adalah :

1. Menyajikan masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan seperti berikut ini.
Bagaimana gejala alam dan sosial di Indonesia jika dibandingkan
dengan negara tetangganya ?

2. Mengumpulkan data dan verifikasi data


Siswa mengumpulkan data melalui buku-buku sumber yang
berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengkaji situasi peristiwa Pemberontakan
G30S/PKI sehingga siswa memahami situasi secara objektif. Pada
tahap verifikasi data ditanyakan situasi, kondisi, dan objek secara
sistematis.

3. Mengumpulkan unsur baru


Guru dan siswa mencocokkan secara langsung antara informasi
dengan rumusan maslaah yang dirumuskan dan menemukan
unsur-unsur baru yang dapat digunakan untuk menjawab
masalah secara mendetail, rapi, dan sistematis.

4. Merumuskan penjelasan
Guru membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk
menjawab atas masalah secara mendetail, rapi, dan sistematis.

5. Menganalisis proses inkuiri


Siswa menganalisis pola-pola penemuannya dan siswa menilai
efektivitas proses inkuiri yang dilakukan. Kemudian,
memperbaiki kekurangan yang ada. Penerapan penggunaan
metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif ini
pada dasarnya dimulai dengan konfrontasi intelektual dan
diakhiri dengan penemuan jawaban atas masalah secara ilmiah
melalui metode-metode ilmiah. Kegiatan ini menekankan pada
kemampuan intelektual melalui mengorganisasikan data,
merumuskan masalah, membangun konsep dan merumuskan
pernyataan atas masalah yang ada.
2. Terdapat banyak metode pembelajaran dengan pendekatan
apapun di dalam mengajarkan kegitan belajar mengajar
pendidikan IPS di SD salah satunya yaitu metode pembelajaran
melalui pendekatan sosial. Analisislah penggunaan metode
pembelajaran IPS SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan
sosial!

Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan


masyarakat dan memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang
merupakan negosiasi sosial.

Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sosial


yaitu inkuiri sosial. Metode ini berangkat dari kenyataan bahwa peserta
didik sering menghadapi masalah-masalah sosial. Fungsi sekolah selain
memecahkan masalah sosial juga memelihara dan menjaga nilai-nilai
sosial.

Tahap-tahap merancang penggunaan metode berlandaskan pendekatan


sosial dalam pembelajaran IPS SD, yakni :

1. Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan
masalah sosial yang dijadikan pokok pembahasan. Masalah sosial
hendaknya masalah yang betul-betul menarik dan memerlukan
pemecahan secepatnya. Kemudian, peserta didik dengan bantuan
guru merumuskan masalah sosial dan membatasi ruang lingkup
permasalahannya.

2. Tahap hipotesis
Peserta didik bersama guru menyusun hipotesis. Hipotesis ini
sebagai acuan dalam usaha pemecahan masalah. Hipotesis yang
baik harus memenuhi syarat berikut ini :
a. Valid (shahih), yaitu menguji apa yang seharusnya diuji.
b. Kompabilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan
generalisasi pengalaman siswa/guru yang telah diperoleh
sebelumnya.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi agar
dapat diadakan pembuktian
3. Tahap definisi
Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian
istilah yang terdapat pada hipotesis.
4. Tahap eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika
deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan
asumsi-asumsinya.
5. Tahap pembuktian hipotesis
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data
yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Setelah data
memenuhi syarat, kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan
hipotesis yang telah dirumuskan. Demikianlah suatu hipotesis
diuji secara empirik untuk dipastikan hipotesis diterima atau
ditolak.
6. Tahap generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang
benar-benar terbaik untuk pemecahan masalah.

Contoh penerapan metode pembelajaran IPS SD berdasarkan


pendekatan sosial di kelas tinggi :

Kelas/Semester : 5/II

Kompetensi Dasar :

Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di


Indonesia.

Pokok Bahasan :

Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia

Hasil Belajar :

a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia


b. Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.

Indikator :

a. Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan,


pensebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia.
b. Menginterpretasikan berbagai grafik penduduk.
c. Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia.
d. Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat dari perpindahan
penduduk yang terjadi di Indonesia.
e. Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah,
dan pemerintahan pusat.
f. Menjelaskan sistem pemerintahan demkorasi.
g. Memberi contoh tugas dan tanggung jawab pemerintah
terhadap masyarakat.

Setelah memahami langkah diatas, langkah selanjutnya adalah :

1. Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan
menetapkan masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk
yang meledak, golongan penduduk muda, pensebaran tidak
merata dan kepadatan yang tinggi. Salah satu akibatnya adalah
munculnya masalah sosial, yaitu kemiskinan masih ditambah
penodongan, pencurian, tuna susila dan tuna wisma. Rumusan
masalahnya adalah “Faktor-faktor apa yang menyebabkan
kemiskinan di suatu daerah ?” Jadi, masalah pokoknya adalah
terjadinya kemiskinan.

2. Tahap hipotesis
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun hipotesis, yaitu
berikut ini :
a. Kondisi fisik suatu daerah yaitu lahan pertanian yang
sempit, mempunyai hubungan dengan terjadinya
kemiskinan.
b. Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan
yang rendah, mempunyai hubungan dengan terjadinya
kemiskinan.

3. Tahap definisi
Peserta didik membahas pengertian dari istilah-istilah yang
ada dalam hipotesis.
a. Kondisi fisis adalah lingkungan alam yang mempunyai
pengaruh terhadap perikehidupan manusia, misalnya
keadaan sumber daya alam pada suatu daerah.
b. Kualitas sumber daya manusia adalah derajat kemampuan
manusia untuk mengolah sumber daya alam yang ada
dengan teknologi yang dimiliki.
c. Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan
alamiah dan kemiskinan struktural/buatan. Kemiskinan
alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat
terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber
daya alam terhadap kehidupan manusia rendah.
Kemiskinan struktural/buatan adalah kemiskinan yang
ditimbulkan sebagai akibat perubahan ekonomi, teknologi
dan pembangunan itu sendiri atau karena kelembagaan
yang ada menyebabkan sebagian masyarakat tidak
memperoleh kesempatan yang sama untuk menguasai
sumber daya sehingga menjadi miskin.
d. Pada golongan penduduk muda, bentuk grafik
penduduknya seperti pyramid, yaitu golongan penduduk
usia muda jauh lebih besar daripada usia dewasa dan tua.

4. Tahap eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika
dedukasi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasinya
serta asumsi-asumsi yang mendasarinya.

5. Tahap pembuktian
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data
yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Setelah data
lengkap, kemudian diadakan analisis data dan dihubungkan
dengan hipotesisnya untuk dipastikan apakah hipotesis itu
diterima atau tidak.

6. Tahap generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan
terbaik sebagai jawaban atas masalah yang dibahas, berikut ini :
a. Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya
kemiskinan di suatu daerah.
b. Kualitas sumber daya manusia yang rendah mendukung
terjadinya kemiskinan di suatu daerah.

3. Terdapat beberapa aspek kognitif dalam merancang dan


menyusun alat evaluasi hasil Belajar IPS di SD. Terkait hal
tersebut, telaah dan berilah contoh 2 tingkatan aspek kognitif
dalam evaluasi hasil belajar IPS SD!
Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan
sebagai berikut :

1. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-


hal berikut ini :
a. Evaluasi yang mengungkapkan pengetahuan (kowledge)
atau C1.
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan
pertanyaan atau tes yang mengungkap penalaran dalam
kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap fakta,
definisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi, peserta didik hanya
dituntut untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari.
Misalnya pertanyannya sebagai berikut :
1) Dimanakah terdapat tambang timah di Indonesia ?
2) Siapakah presiden pertama negara RI ?
3) Siapakah Bung Karno ?
4) Berapakah jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2000 ?
5) Apa nama ibukota provinsi Jawa Timur ?

Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi yang


mengungkap pengetahuan, antara lain : Apa, siapa,
dimana, kapan, sebutkan.

b. Evaluasi yang mengungkapkan pemahaman


(comprehension) atau C2.
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami atau
mengerti apa yang telah dipelajari. Dengan dmeikian, siswa
dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan
kalimatnya sendiri. dia tidak sekedar dapat mengingat dan
menghafal informasi yang telah diperoleh, tetapi dapat
memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut.
Termasuk dengan menafsirkan gambaran, grafik, bagan, dll
dengan kata-katanya sendiri.

Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi yang


mengungkap pemahaman, antara lain : Mengapa?; Jelaskan!;
uraikan!; Berilah ulasan!; Bandingkan!.

Contoh :
a. Mengapa pulau Jawa padat penduduknya ?
b. Jelaskan secara singkat lingkungan sekolahmu !
c. Uraikan dengan kata-katamu sendiri mengapa di
Indonesia agama Islam mula-mula berkembang di daerah
pantai ?
d. Berilah ulasan singkat pentingnya persatuan dalam
keberagaman !
e. Bandingkan metode ceramah dan dengan metode
diskusi !

c. Evaluasi yang mengungkapkan penerapan (application)


atau C3.
Pada evaluasi ini, siswa dapat menggunakan informasi yang
diterima untuk memecahkan suatu masalah. Dengan
menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses
yang telah dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat
menentukan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang
diajukan.

Kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkap


penerapan adalah : Demonstrasikan!; Tunjukkanlah!;
Klasifikasikanlah!; Carilah hubungan!; Tuliskan!; dan
Gambarkan!.

Contoh :
a. Demonstrasikan terjadinya gerhana matahari dengan 3
bola yang ukurannya berbeda.
b. Tunjukkanlah letak Pulau Bangka pada Pulau Sumatera!
c. Klasifikasikanlah penduduk Indonesia atas golongan
produktif, belum produktif, dan tidak produktif !

2. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, meliputi hal-


hal berikut ini :
a. Evaluasi yang mengungkap analisis atau C4
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok
pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisi menuntut siswa
untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan menciptakan
sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa
harus mampu menguraikan sebab, motif, atau pertanyaan
analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab, motif,
mampu mengadakan deduktif (dari suatu generalisasi hal
umum, dicari faktanya, ke hal yang khusus). Oleh karena itu,
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban
yang benar, melainkan berbagai alternatif.

Contohnya :
a) Menguraikan alasan atau sebab-sebab suatu kejadian.
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya
perang Diponegoro ?

b) Mempetimbangkan dan menganalisis informasi agar


dapat menyimpulkan informasi yang diterima.
Berdasarkan data yang ada, jumlah penganggur dan
tunawisma adalah penduduk desa yang pergi ke kota
untuk mencari pekerjaan. Bagaimana cara mengatasinya ?

c) Mengalisis kesimpulan atau generalisasi untuk


menemukan bukti yang menunjang atau bahkan
menyangkal kesimpulan.
Bukti-bukti apakah yang dapat dikumpulkan bahwa
kerajaan Majapahit pernah berdiri di Kota Mojokerto ?

Kata-kata yang dapat dipakai untuk evaluasi (pertanyaan)


analisis, antara lain : Sebutkan bukti-bukti!; Mengapa?;
Tunjukkan sebab-sebabnya!; Analisislah!; Berilah
alasannya!.

b. Sintesis atau C5
Sintesis merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan
tingkat tinggi. Pertanyaan yang mengungkap sintesis
menuntut siswa berpikir orisinal dan kreatif. Siswa dituntut
berpikir induktif (dari faktor, fakta, dan unsur-unsur yang
bersifat khusus, diambil dari suatu kesimpulan atau
generalisasi).
Jenis pertanyaan sintesis dapat berbentuk :
a. Pertanyaan yang menuntut siswa membuat prediksi atau
peramalan atau perkiraan.
Apa dampak yang mungkin terjadi jika pantai utara Jawa
Barat ditimbun untuk dijafikan daerah pemukiman ?
b. Pertanyaan yang menuntut siswa mengungkapkan ide dan
menghasilkan pemikiran yang orisinil.
Bagaimana tindakan Anda jika perahu tempel yang Anda
tumpangi terdampar pada suatu pulau yang tidak
berpenduduk?
c. Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memecahkan
masalah.
Apa yang harus kita lakukan agar masyarakat menaati
peraturan lalu lintas ?

Beberapa kata-kata yang dipakai untuk pertanyaan sintesis


antara lain :
1) Susunlah dengan kata-katamu !
2) Apa yang mungkin terjadi ?
3) Buatlah perkiraan apa yang terjadi ?’
4) Bagaimanakah ?

c. Evaluasi atau C6
Evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap penilaian menuntut
siswa untuk melakukan kegiatan berpikir yang paling tinggi.
Dia dapat melakukan itu apabila pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dapat dikuasai dengan baik.

Pertanyaan yang mengungkap evaluasi menuntut adanya


standar atau kriteria yang jelas. Kemungkinan jawaban yang
diberikan siswa berbeda-beda. Hal itu tidak menjadi masalah,
asal sudah ada kriteria yang jelas. Adanya perbedaan itu justru
memperluas segi penalaran siswa sehingga mereka
mempunyai cakrawala yang luas.

Pertanyaan yang mengungkap evaluasi penilaian dapat


dikategorikan sebagai beriktut :
a. Pertanyaan yang meminta siswa untuk memberikan
pendapat.
Setujukah Anda terhadap kehidupan ala barat yang sangat
bebas ?
b. Pertanyaan yang memberi penilaian terhadap suatu ide.
Menurut pendapat Anda, apakah benar pengusaha dengan
modal besar akan menang dalam persaingan usaha ?
c. Pertanyaan yang meminta siswa untuk dapat memecahkan
masalah.
Cara manakah yang dapat dipilih untuk mengatasi
pengangguran ?
d. Pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya
terbaik.
Manakah yang lebih baik, mengajar dengan ceramah atau
diskusi ?

Beberapa kata-kata yang dipakai untuk pertanyaan sintesis


antara lain :
1) Berilah pendapat bahwa . . . . .
2) Bandingkan !
3) Bedakanlah!
4) Berilah alasan!
5) Berilah kritik!
6) Setujukah anda bila . . .
7) Alternatif mana yang lebih baik ?

4. Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya


sehingga alat evaluasi yang disusun betul-betul baik.
Analisislah rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap
sosial!

Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga


alat evaluasi yang disusun betul-betul baik.

Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah yang


berlaku, yang mengenai hal-hal berikut ini :

1. Kompetensi Dasar
2. Materi Pokok
3. Hasil Belajar
4. Indikator Materi

Materi pelajaran yang ada pada kurikulum sekolah perlu dikembangkan


lebih terperinci. Hal tersebut akan mempermudah dalam menyususn
kisi-kisi soal. Setelah mater dijabarkan, kemudian disusun indikator
untuk kisi-kisi soal yang akan dibuat.

Contoh rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap :

Kelas/Semester : 3/I

Kompetensi Dasar :
Kemampuan mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota
keluarga.

Pokok Bahasan :

Kedudukan dan peran anggota keluarga.

Hasil Belajar :

a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga.


b. Menceritakan peran anggota keluarga.

Indikator :

a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga :


1) Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga.
2) Membuat silsilah keluarga.
b. Menceritakan peran anggota keluarga :
1) Menjelaskan peran setiap anggota keluarga.
2) Menjelaskan kecenderungan perubahan peran di keluarga.
Misalnya, ibu yang bekerja mencari nafkah.
3) Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan
perannya dalam keluarga.

Dalam materi tersebut dapat dibuat indikator tes (kisi-kisi soal) yang
mengungkap nilai dan sikap sosial sebagai berikut :

a. Dengan bekerja sama dengan adiknya membersihkan halaman


rumah. Doni dapat menghargai kedua adiknya yang bekerja
dengan baik.
b. Dengan bekerja sama dengan ibunya yang mengajar memasak,
Tuti dan adiknya dapat menghargai ibunya yang pintar memasak
dan sabar.

Contoh berikut adalah alat evaluasi atau tes dari indikator a (yang
mengungkapkan nilai sosial) sebagai berikut :

1. Membersihkan halaman rumah dikerjakan oleh Doni, Tuti dan


adiknya. Kebersihan halaman rumah ditentukan oleh . . . .
a. Doni yang membersihkan halaman depan rumah.
b. Tuti dan adiknya yang membersihkan halama samping rumah.
c. Ketiga anak tersebut, masing-masing memberi sumbangan
terhadap kebersihan halaman rumah.
d. Kebersihan halaman rumah hanya ditentukan oleh Doni.

Jawaban yang benar adalah C.

Untuk indikator b (yang mengungkapkan nilai sosial) adalah :

2. Belajar memasak dilakukan oleh Tuti dan adiknya, dibimbing oleh


ibunya yang pandai memasak dan sabar. Keberhasilan memasak
ditentukan oleh . . .
a. Ibunya yang pandia memasak dan sabar
b. Tutiyang serius belajar memasak
c. Adik Tuti yang serius belajar memasak
d. Tuti dan adiknya yang serius serta Ibunya yang pandai
memasak dan sabar

Jawaban yang ebnar adalah D.

5. Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank


Johnson dalam Udin S.Winataputra (2003) menjelaskan bahwa
model pemecahan masalah menitikberatkan masalah secara
kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil keputusan.
Analisislah penerapan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut
pendapat ahli di atas!

Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johnson


dalam Udin S.Winataputra (2003) dimana model ini
menitikberatkan pada pemecahan masalah masalah secara
kelompok meliputi beberapa unsur sebagai berikut :

a. Dapat menghasilkan kesepakatan tentang sesuatu keadaan


yang dikehendaki.
b. Sepakat menetapkan struktur dan prosedur untuk
menghasilkan, memahami dan memakai informasi yang
relevan dengan keadaan yang aktual.
c. Sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk
menemukan kemungkinan pemecahan masalah,
memutuskan dan mempergunakan cara pemecahan masalah
yang terbaik dan efektif.
Langkah-langkah pemecahan masalah secara berkelompok yang
dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johnson sebagai berikut :
a. Definisi masalah
Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila
mampu merumuskan dengan baik maka langkah selanjutnya
akan lebih mudah. Untuk perumusan masalah ini dianjrkan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tampunglah secara terbuka semua pernyataan
masalah.
2) Rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat
memperoleh gambaran yang ideal dan faktual. Pilihlah
salah satu definisi yang penting dan dapat dipecahkan.

b. Diagnosis masalah
Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab-
sebab timbulnya masalah. Tujuannya adalah untuk mengetahui
sifat dan besarnya kekuatan yang mendorong ke arah situasi
yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat ke arah
tersebut.

c. Merumuskan alternatif strategi


Dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan
menemukan berbagai alternatif cara pemecahan masalah,
dimana kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami
pertentangan antar idea dan punya daya temu yang tinggi.

d. Penentuan dan penerapan suatu strategi


Setelah berbagai alternatif strategi pemecahan masalah
diperoleh maka kelompok pada tahap ini memutuskan untuk
memilih alternatif mana yang akan dipakai. Tahap ini
mengandung dua aspek utama pemecahan masalah, yaitu :
1) Pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu
pilihan dari berbagai alternatif tindakan.
2) Keputusan penerapan, yaitu suatu proses untuk mengambil
tindakan yang diperlukan sehingga menghasilkan
pelaksanaan tersebut.

Dalam tahap ini, kelompok harus menggunakan pertimbangan


yang kritis, berpikir konvergen dalam membuat perencanaan
yang nyata mengenai pelaksanaan.

e. Evaluasi keberhasilan strategi


Dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari : apakah
strategi itu berhasil diterapkan (evaluasi proses), apakah akibat
penerapan strategi itu (evaluasi hasil) dan apakah keadaan
faktual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada
sebelum penerapan.
Hasil akhir dari evaluasi harus menunjukkan bahwa masalah
apa yang sudah dipecahkan, seberapa jauh pemecahannya,
masalah apa yang belum terpecahkan dan masalah baru apa
yang timbul sebagai akibat pemecahan ini.

Anda mungkin juga menyukai