Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH


Masalah dapat diatikan setiap hal ang mengundang keragu-raguan, ketidak
pastian atau kesulitan yang harus diatasi dan di selamatkan. Selanjutnya, masalah
sosial dapat diartikan suatu situasi yang mempengarhi banyak orang dan dianggap
sumber kesulitan atau ketidak puasan yang menuntut untuk dipecahkan. Secara
oprasional, masalah sosail diartikan suatu situasi yang pada kenyataannya tidak
sesuai dengan yang dikehendaki.
Menurut sifatnya , masalah sosial bermacam-macam; statis-dinamis, besar-
kecil, sederhana-kompleks. Dengan demikian, strategi pemecahanya pun harus
disesuaikan dengan sifat dan karakteristik masalahnya, seperti ada yang
dipecahka secara intuitif, coba-coba, tradisional, berdasakan pengalaman lampau,
terkaan kasar.
Secara umum kita mengenal tiga cara pemecahan masalah.
1. Pemecahan masalah secara otoratif, yaitu pemecahan masalah yang
dilakukan oleh penguasa yang berwenang (pejabat,guru, hakim, dan lain-lain )
2. Pemecahan masalah secara ilmiah, yaitu pemecahan masalah dengan
menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan secara ilmiah.
3. Pemecahan masalah secara metafisik, yaitu pemecahan masala dengan
menggunakan cara-cara yang tidak rasional, misalnya secara gaib.

Pemecahan masalah merupakan suatu proses memecahkan masalah dan


menyangkut mengubah keadaan yang actual menjadi keadaan, seperti yang
dikehendaki.
Pendekatan adalah cara umum dalam melihat dan bersikap terhadap suatu
masalah. Dengan demikian, pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan
yang digunakan dalam memplajari IPS terpadu dengan maksud mengubah
keadaan yang actual menjadi keadaan, seperti yang dikehendaki dengan
memperhatikan prosedur pemecahan yang sistematis.
Apabila menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar
mengaja kita akan memperoleh manfaat , antara lain berikut ini.
1. Mengembangkan sikap/ketrampilan siswa untuk mampu memecahkan
permasalahan serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Proses berpikir terdiri dari
srentetan ketrampilan, seperti mengumpulkan inforasi/data, membaca dan
menafsirkan data, dan lain-lain yang penerapannya membutuhkan latihan dan
pembinaan.
3. Siswa benar-benar menghayati untuk berpikir dan mengembangkan minat
dalam berbagai kemungkinan.
4. Embina pengembangan sikap pealaran lebih jauh dan cara berpikir objektif,
mandiri, kritis dan analitis baik secara individual maupun kelompok.

Untuk mencapai maksud tersebut diatas maka program dan jalannya proses
pemblajaran, hendaknya:

1. Memberi kesempata pengembangan pengalaman individudan berpusat kepada


peseta didik;
2. Dibina suasana belajar yang bebas dari tekanan, paksaan dan ketakutan,
menuju pemblajaran yang PAIKEM.

B. MERANCANG MODEL PEMBLAJARAN SD DENGAN


MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

Dalam merancang model pemblajaran IPS SD dengan menggunakan


pendekatan pemecahan masalah, seyogianya mendasarkan pada pemikiran kritis
dan reflektif yang mengikuti proses krja sebagai berikut.
1. Menyadari adanya masalah.
2. Mencari petunjuk untuk pemecahannya.
a. Pikiran kemungkinan pemecahannya dan pendekatannya.
b. Ujilah kemungkinan-kemungkinan pemecahan tersebut dengan kriteria
tertentu.
3. Pergunakan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria tertentu dan
tinggalkan kemungkinan pemecahan yang lain.

Kita perlu menyeleksi dalam memilih pendekatan pemecahan masalahd kelas


bagi kepentingan proses belajar mengajar. Oleh karena itu harus memperhatikan
kriteria pemilihan masalah. Sebagai acuannya adalah kriteria pemilihan masala
sepert yang dikemukakan quillen dan hanna, yakni berikut ini.
Masalah tersebut bersifat umum dan berulang-ulang sehingga cukup dikenal
dan menarik perhtian siswa.
1. Masalah tersebut ckup penting dibahas dikelas.
2. Masalah tersebut dapat mengembangkan kelas kearah tujuan yan dikehendaki.
3. Melihat kemungkinan tersebut bahan-bahan yang diperlukan untuk
pemecahkan masalah.
4. Masalah tersebut dapat menjamin kelanjutan pengalaman belajar siswa.

Setelah masalah kita ketemukanmaka langkah selanjutnya adalah pemecahan


masalah. Ada tiga model pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli,
antara lain Jhon Dewey, Brian Larkin, Lawrence Senesh David Jhonson, dan
Frank johnson dalam Wina Senjaya. (2008). Untuk lebih jelasnya marilah kita
perhatikan uraian berikut.
1. Langkah-langkah dan gambaran pemecahan masalah yang dikemukakan John
Dewey
a. Merumuskan permasalahan
Mengetahui dan merumuskan permasalahan secara jelas.
b. Menelaah permasalahan
Menggunakan pengetahuan untuk mencari an menganalisis masalah
tersebut dari berbagai sudut.
c. Membuat atau merumuskan hopotesis
Menghayati secara luas dan lengkap sebab akibat serta alternative
pemecahan masalah tersebut.
d. Menghimpun, mengelompokan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Kecakapan mencari dan menyusun data danmemvisualisasikan data dalam
bentuk began, gambar, grafik, dan lain-lain.
e. Pembuktian hipotesis
Kecakapan menelaah dan membahas data, menghubung-hubungkanatau
menghitung data terhadap hipotesis dan ketrampilan mengambil keputusan
dan keseimbangan dari hal-hal diatas.
f. Menentukan pilihan pemecahan atau keputusan
Kecakapan membuat, memilih dan menilai besertaperhitungan akibat-
akibat kelak.

2. Brian Larkin, mengemukakan langkah-langkah pemecahan masalah sebagai


berikut.
a. Definisi maasalah.
b. Identifikasi masalah.
c. Analisis akibat.
d. Penerapan kriteria.
e. Pengambilan keputusan.
3. Lawrence Senesh, mengemukakan langkah-langkah pemecahan masala,terdiri
tiga fase sebagai berikut.
a. Fase motivasi.
b. Fase pengembangan.
c. Fase kulminasi.
Pada fase pengembangan Lawrence Senesh menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah sebagai berikut.
a. Menemukan gejala dari permasalahannya.
b. Memplajari aspek-aspek permasalahannya.
c. Definisi permasalahanya.
d. Menemukan ruang lingkup permasalhannya.
e. Menganalisis sebab-sebab permasalhannya.
f. Pemecahan masalah.
Hal ini didasarkan pada teori belajar spiral, dimana guru mulai dari hal
yang sudah diketahui ke hal yang belum diketahui, dari yang sederhana ke
yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit dan dari yang konkret ke
yang abstrak.

1. Model Pemecahan Masalah secara Kelompok


Model ini dikemukakan oleh David Johnson dan Frank Johnson dalam Udin
S. Winata putra (2003), dimana model ini menitikbeatkan dala pemecahan
masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil keputusan.
Kemampuan pemecahan masalah secara kelompok meliputi berbagai unsur
sebagai berikut.
a. Dapat menghasilkan kesempatan tentang suatau keadaan yang dikehendaki;
b. Sepakat menetapkan struktur dan prossedur untukmenghasilkan, memahami
dan memakai informasi yang relefan dengan keadaan yang actual;
c. Sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan
kemungkinan pemecahan masalah, memutuskan an mempergunakan cara
pemecahan yang terbaik dan efektif.

Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok yang dikemukakan


oleh Johnson dan Johnson sebagai berikut.
a. Definisi Masalah
Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mermuskan
dengan baik maka langkah selanjutnya akan lebih mudah. Untuk merumuskan
masalah ini dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah.
2) Rumuskan kembali setiappernyataan sehingga dapat memperoleh gambaran
yang ideal dan actual. Pilihlah salah satu definisi yang penting dan dapat
dipecahkan.

b. Diagnosis Masalah

Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab-sebab timbulnya
masalah. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan yang
mendorong ke arah situasi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat kea
rah tersebut.

c. merumuskan alternative strategi


dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai
alternative cara pemecahan masalah, di mana kelompok harus kreatif, berpikir
divergen, memahami pertetangan antar idea dan punya daya temu yang tinggi.
d. Penentuan dan penerapan suatu strategi
setelah berbagai alternative strategi pemecahan masalah diperoleh maka
kelompok pada tahap ini memutuskan untuk memilih alternative ,ama yang akan
dipakai. Tahap ini mengandung dua aspek utama pemecahan masalah, yaitu :
1. Pengambialan keputusan yaitu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai
alternative tindakan.
2. Keputusan penerapan, yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang
diperlukan sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut.

Dalam tahap ini kelompok harus mengunakan pertimbangan yang kritis, berpikir
konvergen dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan.
e. Evaluasi keberhasilan strategi
dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari : apakah strategi itu berhasil
diterapkan (evaluasi proses), apakah akibat penerapan strategi itu (evaluasi hasil) dan
apakah actual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum
penerapan.
Hasil akhir dari evaluasi harus menunjukkan bahwa masalah apa yang sudah
dipecahkan, seberapa jauh pemecahannya, masalah apa yang belum terpecahkan dan
masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini.

C. Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan Menggunakan


Pendekatan Pemecahan Masalah
Dalam menerapkan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan
pendekatan masalah Anda dapat memilih model yang dikemukakan oleh para ahli
di atas. Karena pada prinsipnya model pemecahan masalah tersebut adalah sama
yakni dari merumuskan masalah sampai pada pemecahan masalah dengan
menggunakan suatu strategi yang cocok.
Sebagai contoh, seorang guru akan menerapkan model pembelajaran IPS
terpadu dengan menggunakan pendekatan pcmecahan masalah dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas. Ambil contoh kurikulum Sekolah Dasar kelas V
catur wulan 2. Langkah-langkah guru adalah sebagai berikut:
1. menentukan tujuan pembelajaran
Siswa mengenai sumber daya manusia dan ciri khas kebudayaan Indonesia,
2. menentukan pokok bahasan.
Jumlah penduduk
3. menentukan dan memahami materi pelajaian yang akan disampaikan
Membahas cara-cara pengendalian pertambahan jumlah pendu Indonesia
4. Setelah guru melakukun persiapan di atas maka langkah selanjutnya
adalah menyampaikan materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah secara kelompok dengan
prosedur: guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Kemudian
kelompok tersebut atas bimbingan dan pengarahan guru mengikuti proses kerja
sebagai berikut:
a. Mendefinisikan Masalah
Langkah yang ditempuh adalah: menampung seluruh pernyataan masalah
yang berkaitan dengan cara-cara untuk mengendalikan pertambahan pendrduk
Indonesia; merumuskan kembali pernyataan masalah dan memilih beberapa
definisi masalah yang dapat diselcsaikan oleh setiap kelompok yang disesuaikan
dengan kemampuan siswa dan fasilitas yang ada,
b. Mendiagnosis Masalah
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui dimensi dan sebab-sebab. timbulnya
masaiah. Adapun sebab-sebab timbulnya masalah tersebut antara lain:
1) tingginya angka kawin muda, hal ini menyebabkan kesempatan unruk
melahirkan menjadi besar dan dalam jangka waktu yang panjang memungkinkan
untuk melahirkan dalam frekuensi yang banyak
2)adanya anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki, hal ini yang mendasari
keluarga besar dalam satu lumah tangga
3)adanya anggapan bahwa mengendalikan kelahiran dengan kontrasepsi
merupakan perbuatan haram
4)rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang keluarga berencana,
sehingga mereka tidak mengetahui cara-cara untuk mengendalikan kelahiran dan
hal ini ditunjang dengan sarana dan prasarana praktik KB yang belum merata ke
seluruh lapisan masyarakat,
c. merumuskan alternatif strategi
Tahap ini kelompok hanjs kreatif dan berusaha untuk merumuskan alternatif
strategi untuk memecahkan masalah serta dituntut mempunyai daya nalar yang
tinggi. Setelah mengetahui sebab-sebab timbulnya masalah yang ditinjau dari
berbngai sudut pandang, maka kita dapat merumuskan strategi pemecahan
masalah dengan jalan:
1)menggalakkan Keluarga Berencana secara nasional, karena strategi ini dapat
menekan angka kelahiran,
2)meningkatkan pendidikan kependudukan di seluruh masyarakat Indonesia,
3)membuat undang-undang yang mengatur tentang batas usia kawin pertama
bagi penduduk Indonesia baik pria maupun wanita,
4)membudayakan dan melembagakannorma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. penentuan dan penerapan strategi

Tahap ini kelompok-kelompok memutuskan untuk memilih alternatif strategi


yang akan dipakai. Tentunya alternatif yang dipilih sudah melalui pertimbangan
yang matang, sehingga diharapkan strategi tersebut dapat menjadi obat mujarab
bagi pemecahan masalah. Adapun alternatif strategi yang dipilih antara lain:
1)meningkatkan gerakan Keluarga Berencana secara nasional dengan
menggunakan alat kontrasepsi, Strategi ini untuk memecahkan masalah tingginya
angka kelahiran,
2)melembagakan dan membudayakan norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. Strategi ini untuk memberikan penjelasan tentang arti penting dan
hakikat keluargn kecil bahr.gia sejahtera bagi
masyarakat yang masih mempunyai anggapan keluarga besar dalam satu
rumah tangga,
3)membuat undang-undang perkawinan yang mengatur batas minimal usia
kawin pertama bagi penduduk Indonesia. Strategi ini untuk memecahkan masalah
rendahnya usia kawin pertama yang dilakukan penduduk Indonesia khususnya di
pedesaan,
e. evaluasi keberhasilan strategi
Tahap ini kelompok mempelajari: apakah strategi itu bi diterapkan; apakah
akibat dari penerapan strategi itu; apakah keadaaan akrual sudah mendekah
keadaan yang kita kehendaki,
5. setelah kelompok sampai kepada tahap evaluasi, maka langkal selanjutnya
mengadakan tanya jawab mengenai hasil pemecahan masalah yang diputuskan
masing-masing kelompok yang bertujuan mendapatkan keputusan bersama
mengenai strategi pemecahan masalah cara-cara mengendalikan pertambahan
penduduk Indonesia.
Demikian langkah-langkah pendekatan pemecahan masalah dalam belajar
mengajar secara sederhana. Anda dapat memodif ikasi langkah-langkah yang
disampaikan oleh para ahli dengan tetap memperhatikan pi prinsip yang baku
sesuai dengan gaya mengajar Anda serta fasilitas yang ada

Anda mungkin juga menyukai