Anda di halaman 1dari 11

NAMA : RIZKA KHOIRU FITRIA

NIM : 859543605

MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPS DI SD

SEMESTER : 1 (SATU)

JURUSAN : S1-PGSD (BI)

POKJAR : KALIREJO

TUGAS 3

1. Jika anda sebagai seorang guru di dalam sebuah kelas dan menjadi nahkoda bagi kapal yang
berisi penumpangnya adalah murid anda. Anda harus mengajarkan metode pembelajaran
IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif. Rancanglah dan berilah contoh terkait
metode pembelajaran IPS SD dengan berlandaskan pendekatan kognitif digunakan untuk
mengajarkan materi pendidikan IPS di SD kepada peserta didik anda sesuai dengan
pengalaman anda sebagai seorang guru profesional!

Jawab :

Metode mengajar adalah kemampuan yag perlu dimiliki oleh seseorang guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didiknya. Tidak ada metode yang cocok untuk
semua pokok bahasan yanga ada dalam Program Tahunan (prota) maupun program semester
(promes). Masing-masing metode mempunyai kebaikan dan kelemahan. Oleh karena itu, [erlu
dipilih metode yang lebih sesuai untuk pokok bahasan tertentu

Dalam meilih metode, perlu memperhatikan hal-hal berikut :

a. Standar kompetensi
b. Kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik
c. Kemampuan guru terhadap materi dan metode yang telah dipilih
d. Jumlah peserta didik yang belajar
e. Situasi atau kondisi saat belajar
f. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belajar)
g. Evaluassi yag dipakai

Ada beberama metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu: metode ceramah,
metode diskusi kelompok, panel, studi kasus, metode brainstorming, diskusi formal, metode
kerja kelompok dan lain sebagainya.
Merancang Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Kognitif

Salah satu metode pembelajaran yang berdasarkan pendekatan kognitif adalah latihan
inkuri (inquiry Training). Metode ini berangkat dari satu kenyataan bahwa perkembangan
individu bersifat independen (bebas). Oleh karena itu, penerapannya lebih menitik beratkan pada
penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan sistematis.

Metode latihan inkuri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Guru


memulainya dengan mengajukan suatu situasi teka-teki kepada siswa untuk
dipecahkan/diselidiki. Guru dalam kegiatan ini harus mampu menyajikan peristiwa-peristiwa
yang membangkitkan siswa untuk terjadinya konfrontasi intelektual.

Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuri adalah sebagai berikut:

1) Menyajikan masalah
2) Mengumpulkan data dan verifikasi data
3) Mengumpulkan unsur baru
4) Merumuskan penjelasan
5) Menganalisis terhadap proses inkuri

Contoh penerapan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif (SD
kelas 6 Semester II)

1) Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan social Negara Indonesia dan Negara tetangga
2) Materi Pokok
Gejala alam dan social Negara Indonesia dan Negara tetangga
3) Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam Negara Indonesia dengan Negara-negara tetangga
b. Mendeskripsikan gejala social Indonesia dan negara-negara tetangga
4) Indikator
a. Menunjukkan pada peta letak dan nama Negara-negara tetangga Indonesia
b. Membandingkan ciri-ciri gejala social di Indonesia dengan Negara-negara tetangga
c. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala social di Indonesia

Setelah itu langkah selanjutnya adalah:

I. Menyajikan Masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan, seperti berikut ini
Bagaimana gejala alam dan social di Indonesia jika dibandingkan dengan Negara lain
II. Mengumpulkan Data dan Verifikasi Data
Siswa mengumpulkan data melalui buku-buku sumber yang berkaitan dengan masalah yang
dirumuskan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji situasi peristiwa Pemberontakan
G30S/PKI sehingga siswa memahami situasi secara objektif. Pada tahap verifiasski data
dinyatakan situasi, kondisi dan objek secara sistmatis
III. Mengumpulkan Unsur Baru
Guru dan siswa mencocokan secara langsung antara informasi dengan rumusan masalah
yang dirumuskan dan menentukan unsur-unsur baru yang dapat digunakan untuk menjawab
masalah
IV. Merumuskan Penjelasan
Guru membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab atas msalah secara
menditail, rapid an sistematis
V. Menganalisis Proses Inkuri
Siswa menganalisis pola-pola penemuannya dan siswa menilai efektivitas peroses inkuri
yang dilakukan. Kemudian, memperbaiki kekurangan yang ada. Penerapan penggunaan
metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif ini pada dasarnya dimulai
dengan konfrontasi intelektual dan diakhiri dengan penemuan jawaban atas masalah secara
ilmiah melalui metode-metode ilmiah. Kegiatan ini menekankan pada kemampuan
intelektual melalui mengorganisasikan data, merumuskan masalah, membangun konsep, dan
merumuskan pertanyaan atass masalah yang ada

2. Terdapat banyak metode pembelajaran dengan pendekatan apapun di dalam mengajarkan


kegitan belajar mengajar pendidikan IPS di SD salah satunya yaitu metode pembelajaran
melalaui pendekatan sosial. Analisislah penggunaan metode pembelajaran IPS SD kelas
tinggi berdasarkan pendekatan sosial!

Jawab :

Penggunaan metode pembelajaran IPS SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan social.


Sebagai contoh kita ambil Kurikulum Sekolah Dasar Kelas 5 Semester I, sebagai berikut

Kemampuan memahami gejala alam dan social Negara Indonesia dan Negara tetangga
1) Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintah di Indonesia
2) Pokok Bahasan
Penduduk dan system Pemerintahan Indonesia
3) Hasil Belajar
a. Mengidentifikassi keadaan penduduk di Indonesia
b. Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab Pemerintah
4) Indikator
a. Menjelakan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan kepadatan
penduduk di Indonesia
b. Menginterprestasikan berbagai grafik penduduk
c. Menjelasskan permasalahan penduduk di Indonesia
d. Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat perpindahan penduduk yang terjadi di
Indonesia
e. Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintah daerah dan pemerintahan pusat
f. Menjelaskan system pemerintahan demokrasi
g. Memebri contoh tugas dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat

Setalah kita memahami hal-hal di atas, amaka langkah selanjutnya adalah :

1) Tahap Orientasi
Peseta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang
berkaitan dengan jumlah penduduk yang meledak, golongan penduduk muda,
persebaran tidak merata dan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu akibatnya
adalah munculnya masalah social yaitu kemiskinan masih ditambah penodongan,
pencurian, tuna susila dan tuna wisma. Rumusan msalahnya adalah “faktor-faktor apa
yang menyebabkan kemiskinan di suatu daerah?” jadi, masalah pokoknya adalah
terjadinya kemiskinan
2) Tahap hipotesis
Peserta didik dengan bantuan guru menysun hipotesis, yaitu sebagai berikut:
a. Kondisi fisik suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai hubungan
dengan terjadinya kemiskinan
b. Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah, mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan
3) Tahap Definisi
Peserta didik membahas dari istilah-istilah yag ada dalam hipotesis:
a. Kondisi fisik adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengarh terhadap
peri kehidupan manusia, misal keadaan sumber daya alam pada suatu daerah
b. Kualitas sumber daya manusia adalah derajat kemampuan manusia untuk
mengelola sumber daya alam yang ada dengan teknologi yang dimiliki
c. Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan alami yang timbul
structural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan alam
akibat terbatasnya sumber daya alam atau adya dukung sumber daya alam terhadap
kehidupan masnusia rendah. Kemiskinan structural/buatan adalah kemiskinan yang
ditimbulkan sebagai akibat perubahan ekonomi, teknologi, sebagai masyarakat
tidak memperbolehka kesempatan yang sama untuk menguasai sumber daya
sehingga menjadi miskin
d. Pada golongan penduduk muda, bentuk grafik penduduknya seperti pyramid, yaitu
golongan penduduk usia muda jauh lebih besar dari usia dewasa dan tua
Materi/indikator : d,e,f dan g belum dibahas. Perlu pembahasan tersendiri
4) Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujuan hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang menasarinya
5) Tahap Pembuktian
Pesera didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data
melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang dibahas.
Setelah data lengkap, kemudian diadakan analisis data dan dihubungkan dengan
hipotesisnya unuk dipastikan apakah hipotesis itu diterima atau tidak
6) Tahap Generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan terbaik sebagai ajwaban
atas masalah yang dibahass, yaitu:
a. Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah
b. Kualitas sumber daya manusia yang rendah mendukung terjadinya kemiskinan di
suatu daerah

3. Terdapat beberapa aspek kognitif dalam merancang dan menyusun alat evaluasi hasil
Belajar IPS di SD. Terkait hal tersebut, telaah dan berilah contoh 2 tingkatan aspek kognitif
dalam evaluasi hasil belajar IPS SD!

Jawab :

Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut:

1) Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tendah, meliputi hal-hal berikut:


a. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowlage) atau C1
b. Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension) atau C2
c. Evaluasi yang mengungkap penerapan (application) atau C3

2) Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi meliputi hal-hal berikut:
a. Analisis (analysis) atau C4
b. Sintesis (synthesis) atau C5
c. Evaluasi (evaluation) atau C6

Contoh tingkatan aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar IPS

1) Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowlage) atau C1


Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes yang
mengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap tentang
fakta, definisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi, pesrta didik hanya dituntut untuk
mengingat kembali apa yang telah dipelajari:
Misalnya pertanyaan sebagai berikut
a. Di manakah terdapat tambang timah di Indonesia
b. Siapakah presidan pertama Negara RI
c. Siapakah Gajah Mada
d. Berapakah jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2007
e. Apa nama ibu kota provinsi jawa Tengah
f. Apakah bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa Melayu

Jawaban untuk pertanyaan di atas dapat singkat atau memerlukan keterangan atau
penjelasan singkat.

2) Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension) atau C2


Evaluasi ini membuat siswa untu memahami atau mengerti apa yang telah dipelajari.
Dengan demikian, siswa dituntutdapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan
kalimatnya sendiri. Dia tidak sekedar dapat mengingat dan menghafal informasi yang
telah diperoleh, tetapi memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Termasuk
dapat menafsirkan gambaran, gerafik, bagan, dan lain-lain dengan kata-katanya sendiri
Contoh :
a. Mengapa Pulau Jawa padat penduduknya
b. Jelaskan secara singkat lingkungan sekolah
c. Berilah ulasan singkat pentingnya irigasi pantai
d. Bandingkan metode ceramah dengan metode diskusi

3) Evaluasi (evaluation) atau C6


Jika evaluasi (pertanyaan) yang mengungkapkan penetahuan siswa diminta
menghafal, mendefinisikan sesuatu dan selanjutnya dapat menjelaskan mengungkapkan
informasi yang diterima (pemahaman) maka pada penerapan (apliakasi) siswa dapat
menggunakan informassi yang diterima untuk memecahkan suatu masalah. Dengan
menggunakan konsep, perindip, aturan, hukum atau proses yang telah dipelajari
sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan ajwaban yang benar terhadap
pertanyaan yang diajawab:
Contoh:
a. Mendemonstrasikan terjadinya gerhana matahari dengan bola yang ukurannya
berbeda
b. Tunjukkan letak Pulau Bangka pada peta Pulau Sumatra
c. Klasifikasikan penduduk Indonesia atas dasar golongan belum produktif, produktif
dan tidak produktif
d. Carilah hubungan antara tinkatan pendudukan dengan usaha menjaga kebrsihan
lingkungan
4) Analisis (analysis) atau C4
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berfikir secara mendalam, kritis bahkan
menciptakan sesuatu yang abru. Untuk menjaab pertanyaan analisis, siswa harus mampu
menguraikan sebab, motif atau mampu mengadakan deduktif (dari satu generalisasi hal
umum, dicari faktanya ke hal yang khusus). Oleh karena itu, pertanyaan analisis tidak
hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternative.
Pertanyaan analisi menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif, yaitu berikut ini:
a. Menguraikan alas an atau sebab-sebab suatu kejadian
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya perang Diponogoro?
b. Mempertimbangkan dan menganalissi informasi agar dapat menyimpulkan informasi
yang diterima
Berdasarkan data yang adad, jumlah penggur atau tuna wisma dalah penduduk desa
yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Bagaimana cara mengatasinya?
c. Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang
d. atau bukan menyangkal kesimpulan
bukti-bukti apakah yang dapat dikumpulkan bahwa filem Barat tidak cocok bagi
kepribadian Timur?

5) Sintesis (synthesis) atau C5


Sintesis merupakan jenjang ke dua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berbikir orisinal dan kreatif. Siswa
dituntut berfikir induktif (dari faktor, fakta, unsur-unsur yang bersifat khusus, diambil
suatu kesimpulan atau generalisasi)
Jenis pertanyaan sintesis dapat berbentuk, sebagai berikut:
a. Pertanyaan yang menuntut siswa membuat prediksi atau pengalaman atau pikiran.
Apa dampak yang mungkin terjadi jika pantai utara Jawa Barat ditimbun untuk
dijadikan daeerah pemukiman?
b. Pertanyaan yang menuntut siswa mengungkapkan ide dan menghasilkan pemikiran
orisinal.
Bagaiman tindakan anda jika perahu temple yang anda tumpangi terdampar pada
suatu pulau yang tidak berpenduduk?
c. Pertanyaan yang menuntut siswa untuk siswa memecakan masalah
Apa yang harus kita lakukan agar masyarakat mentaati peraturan lalu-lintas?

6) Evaluasi (evaluation) atau C6


Evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap penilaian menunut siswa untuk melakukan
kegiatan berfikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu apabila pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis dan sisntesis dapat dikuasi dengan baik.
Pertanyaan yang mengungkap evaluasi yang menuntut adanya standar atau kriteria
yang jelas. Kemungkinan jawaban yang diberikan siswa berbeda-beda. Hal itu tidak
menjadi masalah, asal sudah ada kriteria yang jelas. Adanya perbedaan itu justru
memperluas segi penalaran siswa sehingga mereka mempunyai cakrawala yang luas.
Pertanyaan yang mengungkap evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Pertanyan yang meminta sisiwa memberikan pendapat
Setujukan anda terhadap kehidupan ala barat yang sangat bebas?
b. Pertanyaan yang memberi penilaian terhadap suatu ide?
Menurut pendapat anda, apakah benar pengusaha yang bermodal besar akan menang
dalam persaingan usaha
c. Pertanyaan yang meminta siswa untuk dapat memecahkan masalah
Cara manakah yang dapat dipilih untuk mengatasi pengangguran?
d. Pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya terbaik
Manakah yang lebih baik, mengajar dengan ceramah atau diskusi

4. Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga alat evaluasi yang
disusun betul-betul baik. Analisislah rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap sosial!

Jawab :

Sebelum menyusun alat evaluassi, kiat perlu merencanakannya sehingga alat evaluasi
yang disusun betul-betul baik.

Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah yang berlaku, yaitu
mengenai hal-hal berikut ini’

1) Kompetensi Dasar (KD)


2) Materi Pokok
3) Hasil Belajar
4) Indikator Materi

Materi yang ada pada kurikulum sekolah perl dikembangkan lebih terperinci. Hal tersebut
akan mempermudah dalam menyusun kisi-kisi soal. Setelah materi dijabarkan, kemudian
disusun indicator untuk kisi-kisi soal yang akan dibuat.

Pada kegiatan sebelumnya, kita mengambil contoh pokok bahasan pada kurikulum SD.
Kelas yang diambil adalah SD Kelas 3, Semester I. dari kurikulum itu dapat dibaca, sebagai
berikut

1) Kompetensi dasasr
Kemampuan mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga
2) Materi Pokok
Kedudukan dari anggota keluarga
3) Hasil Belajar
a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga
b. Menceritakan peran anggota keluarga
4) Indikator
a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga
- Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga
- Membuat silsilah keluarga
b. Menceritakan peran anggota keluarga
- Menjelaskan peran setiap anggota keluarga
- Menjelaskan kecendrungan perubahan peran di keluarga, misalnya ibu yang
bekerja mencari nafkah
- Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan perannya dalam keluarga
Dari materi tersebut dapat dibuat indicator tes (kisi-kisi soal) yang mengungkap
nilai dan sikap social sebagai berikut:
Contoh:
a. Dengan bekerja sama dengan adiknya membersihkan halaman rumah, Doni dapat
menghargai kedua adiknya yang bekerja dengan abik
b. Dengan bekerja sama dengan ibunya yang mengajar memasak, Tuti dan adiknya
dapat mengahargai ibunya yang pintar memasak dan sabar

Menyusun Alat Evaluasi Nilai dan Sikap Sosial

Dari materi pokok dan hasil belajar di atas telah dicontohkan “Peran Anggota
Keluarga”. Selanjutnya, akan dibcarakan cara menyusun alat evaluasi materi kelas 3 SD
Semester I, kedudukan anggota keluarga, untuk mencari pokok yang sama, yaitu
Kedudukan dan peran anggota keluarga, sebagai berikut

1) Setelah dijelaskan Pak Anton sebagai pengurus RT, siswa dapat menghargai
bahwa….
A. Pak Anton adalah sebagai ketua RT
B. Pak Anton sebagai ketua RT yang rajin mengurus warga
C. Pak Anton sebagai kepala keluarga
D. Pak Anton sebagai suami Ibu Anton

Jawaban yang paling tepat adalah B

2) Setelah dijelaskan Ibu Anton sebagai ibu rumah tangga, siswa dapat menghargai
bahwa….
A. Ibu Anton sebagai ibu yang rajin bekerja
B. Ibu Anton sebagai ibu yang rajin mengurus kebutuhan anggota keluarga
C. Ibu Anton rajin memasak untuk suami
D. Ibu NAton sebagai Ibu yang rajin mencuci

Jawaban yang paling tepat adalah B

CATATAN:

Sebetulnya alat yang paling tepat untuk mengukur nilai dan sikap social ranah efektif
selain daftar pertanyaan, seperti di atas adalah berikut ini.

1) Skala penilaian (rating scale)


2) Daftar cek (checklist)
3) Laporan pribadi (self report)
4) wawancara

5. Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johnson dalam Udin S.Winataputra
(2003) menjelaskan bahwa model pemecahan masalah menitikberatkan masalah secara
kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil keputusan. Analisislah penerapan model
pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut
pendapat ahli di atas!

Jawab:

Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johnson dalam Udin
S.Winataputra (2003) menjelaskan bahwa model pemecahan masalah menitikberatkan
masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil keputusan. Kemampuan
pemecahan masalah secara kelompok meliputi beberapa unsur sebagai berikut

a. Dapat menghasilkan kesepakatan tentang suatu keadaan yang dikehendaki


b. Sepakat menentukan struktur dan prosedur untuk mengahsilkan, memahami dan
memakai informasi yang relevan dengan keadaan yang actual
c. Sepakat untuk menerapkan struktur dan prosedur untuk menemukan kemungkinan
pemecahan masalah, memutuskan dan mempergunakan cara pemecahan terbaik dan
efektif

Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok yang dikemukakan oleh Johson


dan Johnson sebagai berikut
a. Definisi masalah
Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mampu
merumuskan dengan baik langkah selanjutnya akan lebih mudah. Untuk perumusan
masalah ini dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut
1) Tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah
2) Rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat memperoleh gambaran yang
ideal dan actual. Pilihlah salah satu definisi yang penting dan dapat dipecahkan
b. Diagnosis masalah
Langkah kedua ini kita mengetahui dimensia dan sebab-sebab timbulnya masalah.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan yang mendorong kea
rah situassi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat kea rah tersebut.
c. Merumuskan masalah
Dalam kelompok ketika ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai
alternative cara pemecahan masalah, di mana kelompok harus kreatif, berfikir divergen,
memahami pertentangan antar ide dan punya daya temu yang tinggi.
d. Penentuan dan penerapan suatu strategi
Setalah berbagai strategi pemecahan masalah diperoleh maka kelompok pada tahap
ini memutuskan untuk memilih alternative mana yang akan dipakai. Tahap ini
mengandung dua aspek utama pemechan masalah, yaitu:
1) Pengambilan keputuasn yaitu suatu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai
alternative tindakan
2) Keputusan penerapan, yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang diperlukan
sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut

Dalam tahap ini kelompok harus menggunakan pertimbangan yang keritis,


berpikir konvergen dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan

e. Evaluasi keberhasilan strategi


Dalam langkah kelima ini kelompok memeprlajari: apakah strategi itu berhasil
diterapkan (evaluasi proses), apakah akibat penerapan strategi it (evaluasi hasil) dan
apakah keadaan actual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum
penerapan.
Hasil akhir dari evaluassi harus menunjukkan bahwa masalah apa yang sudah
dipecahkan, sebarapa jauh pemecahannya, masalah apa yang belum terpecahkan dan
msalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini.

Anda mungkin juga menyukai