Anda di halaman 1dari 17

PDGK 4106 PENDIDIKAN IPS DI SD

MATERI :

METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS


KELAS V DAN VI

DAN
EVALUASI PEMBELAJARAN IPS SD

Oleh :
Mohammad Cipto Alim, SE., M.Pd
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS
SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
A. PENGERTIAN PENDEKATAN KOGNITIF
      Aspek-aspek yang termasuk kognitif adalah pengetahuan, pemahaman,
penerapan,analisis, sintesis, dan evaluasi.  Pendekatan kognitif ini menekankan pada
bagaimana cara individu memberi respons yang datang dari lingkungan dengan cara
mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep, dan rencana
pemecahan masalah dengan simbol-simbol verbal dan nonverbal atau pendekatan
kognitif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada kecakapan intelektual.
B.  CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD
YANG  BERLANDASKAN   PENDEKATAN KOGNITIF
 Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah
latihan    
inkuiri (Inquiry Training).  Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adalah sbb :
1.   Menyajikan masalah
2.   Mengumpulkan data dan verifikasi data
3.   Mengumpulkan unsur baru
4.   Merumuskan penjelasan
5.   Menganalisis terhadap proses inkuiri
C.   MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN
PENDEKATAN  KOGNITIF
• Sebagai contoh, kita ambil kurikulum SD kelas 6 semester II sbb :
• Kompetensi dasar :
• Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
• Materi pokok :
• Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
• Hasil belajar :
•     a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dan negara tetangga.
•     b. Mendeskripsikan gejala sosial Indonesia dan negara tetangga.
•   Indikator :
•     a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
•     b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara tetangga.
•     c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial Indonesia dengan negara-negara tetangga.
•     d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
•  
• Setelah kita pahami hal-hal diatas maka langkah selanjutnya adalah sbb :
• 1. Menyajikan masalah
• 2. Mengumpulkan data dan verifikasi data
• 3. Mengumpulkan unsur baru
• 4. Merumuskan penjelasan
• 5. Menganalis proses inkuiri
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN  METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKANPENDEKATAN SOSIAL
A. Pengertian Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan perhatiannya kepada
proses sosial yang
merupakan negosiasi sosial.
Terdapat tiga ciri pokok metode inkuiri sosial sbb :
1. Adanya aspek –aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya suasana  diskusi
2. Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah
3. Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis
 
Tahap-tahap metode inkuiri sosial adalah sbb :
1. Tahap orientasi, siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah  sosial yang
dijadikan pokok pembahasan.
2. Tahap hipotesis, siswa menyusun hipotesis sebagai acuan dalam usaha pemecahan masalah.
3. Tahap definisi, siswa mengdakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang terdapat  pada
hipotesis.
4. Tahap eksplorasi, siswa mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi
dan  mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
5. Tahap pembuktian hipotesis, siswa melakukan pembuktian dengan jalan melakukan  pengumpulan
data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan  masalah  yang dibahas.
6. Tahap generalisasi ,  siswa  dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar- benar terbaik
untuk pemecahan masalah. 
MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD YANG  BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum SD kelas 5 semester I, sbb :
1. Kompetensi dasar :
 Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
2. Pokok bahasan :
    Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia.
3. Hasil belajar :
    a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia.
    b. Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.
4. Indikator :
    a. Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia.
    b. Menginterprestasi berbagai grafik penduduk.
    c. Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia.
Setelah kita memahami hal-hal diatas, maka langkah selanjutnya adalah sbb :
1.  Tahap orientasi  :  Siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk.
2.  Tahap hipotesis :  Siswa menyusun hipotesis yaitu :
      a. Kondisi fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai  hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
      b. Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah,  mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3 Tahap Definisi
    Siswa membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis :
    a.  Kondisi fisis :  adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh  terhadap peri kehidupan manusia, misalnya SDA pada suatu daerah.
    b.  Kualitas SDM :  adalah derajat kemampuan manusia untuk mengolah SDA  yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
    c.  Kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan     struktural/  buatan.   
4. Tahap Eksplorasi :  Siswa mengadakan pengujian hipotesis dengan logika  deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan
implikasinya serta asumsi-  asumsi yang mendasarinya.
5. Tahap Pembuktian  :  Siswa melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
    pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai  dengan masalah yang dibahas.
6. Tahap Generalisasi  :  Siswa menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban atas masalah yang dibahas.
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN PERSONAL.
PENGERTIAN PENDEKATAN PERSONAL
 
Pendekatan personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang kompleks.  Melalui
pendekatan personal siswa diharapkan dapat melihat diri pribadi dan sebagai yang berada di tengah-tengah kelompok.
 
B.   CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN  PERSONAL
         Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yang akan dipilih sebagai contoh adalah metode
pertemuan kelas.  Metode pertemuan kelas, dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi menurut Glasser dibedakan menjadi 3 tipe sbb :
       1. Tipe pertemuan pemecahan masalah sosial
           Siswa berusaha mengembangkan tanggung jawab untuk belajar dan berperilaku  dengan jalan memecahkan masalahnya di  dalam kelas.
       2. Tipe pertemuan terbuka
           Guru memulai pertemuan dengan pertanyaan  “apa yang menarik perhatian  kalian?”.  Siswa diberi kebebasan dalam
memikirkan dan menjawab pertanyaan  dari guru.
       3. Tipe pertemuan terarah dan terbuka
           Pada dasarnya sama dengan tipe kedua, tetapi permasalahannya diarahkan  kepada hal-hal yang dipelajari  siswa.
 Langkah-langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah sbb :
1. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
    Guru berupaya untuk menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan siswa.Tugas guru adalah sbb :
v  Mendorong setiap siswa untuk berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar.
v  Menyeleksi pendapat siswa tanpa disertai dengan celaan dan penilaian.  
2. Menyajikan masalah untuk diskusi
    Tugas siswa dibantu guru adalah sbb :
v  Mengajukan masalah
v  Mengemukakan masalah
v  Mendeskripsikan masalah
v  Mengidentifikasi konsekuensi
v  Mengidentifikasi norma sosial
3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
    Siswa dapat membuat pertimbangan pribadi terhadap perilakunya sendiri.  Untuk itu siswa harus :
v  Mengidentifikasi nilai dari masalah perilaku dan norma sosial
v  Membuat pertimbangan pribadi terhadap norma-norma sosial yang dapat mengarah pada permilihan perilaku dan nilai-nilai perilaku yang ditemukan.
4. Mengidentifikasi alternatif tindakan
    Siswa mengidentifikasikan alternatif perilaku khusus dan siswa sepakat untuk  mentaatinya.
5. Merumuskan kesepakatan
    Siswa secara bersama merumuskan kesepakatan.  Apa yang sudah ditentukan dan dirumuskan bersama harus dipenuhi  dan ditaatinya.
6. Perilaku tindak lanjut
    Mengukur efektifitas kesepakatan  dan perilaku baru.
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG  BERLANDASKAN
PENDEKATAN   MODIFIKASI PERSONAL
    Sebagai contoh, kita ambil kurikulum SD kelas 5 semester 2, sbb :
1. Kompetensi dasar :
    Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan
penjajah dan tokoh tokoh Pergerakan Nasional.
2. Pokok bahasan  ( Materi pokok ) :
Perjuangan melawan penjajah dan Pergerakan Nasional Indonesia.
3. Hasil belajar :
    a. Mengidentifikasi tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional dan
tokoh-tokoh pejuang setempat.
b. Mengidentifikasi  peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
dalam  mempersatukan Indonesia.
4. Indikator :
a. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh-tokoh penting Pergerakan
Nasional Indonesia.
b. Membuat laporan tentang tokoh pejuang yang ada di provinsinya.
c. Menceritakan peristiwa Sumpah pemuda.    d. Dll.
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN
MODIFIKASI PERILAKU
A.  PENGERTIAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
      Salah satu ciri pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah tugas belajar  menjadi sejumlah
perilaku yang kecil ( langkah-langkah kecil) dan berurutan.
       Rumpun pendekatan perilaku
      Rumpun ini dapat dibedakan menjadi enam sbb :
      a. Pendekatan pengelolaan kontingensi menurut Skinner. 
            Lebih menekankan kepada penguasaan fakta, konsep dan skill yang dijadikan  dasar pengubahan tingkah
laku.
      b. Pendekatan mawas diri menurut Skinner.
           Menekankan pada bentuk tingkah laku sosial dan keterampilan mawas diri.
       c. Pendekatan relaksasi menurut David C. Rimm dan John  C. Masters.  
            Menekankan pada pembentukan pribadi yang dapat menanggulangi stress dan  kecemasan.
        d. Pendekatan reduksi stress menurut David C. Rimm dan John C. Masters. 
            Lebih menekankan pada cara menghadapi kecemasan dalam situasi sosial.
        e. Pendekatan assertive training menurut J.Welpe, Arnold A. Lazarus dan   A.  Salter. 
            Pendekatan ini mempunyai tujuan yang bersifat langsung, spontasnitas ekspresif dalam  merasakan
perubahan sosial.
        f. Pendekatan direct training menurut Robert Gagne, Karl.U. Smith dan Margaret Foltz  Smith.
           Pendekatan ini lebih menekankan kepada pembentukan pola-pola tingkah laku  dan  keterampilan.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD YANG BERLANDASKAN
PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri atau model mengajar pengendalian
diri.  Pembelajaran dengan pendekatan mawas diri melalui 5 tahap sbb :
1. Tahap pengenalan prinsip tingkah laku
    Pada tahap ini guru memperkenalkan program dan prinsip-prinsip pengendalian diri. Tahap ini bertujuan
agar siswa memahami kesulitan yang dihadapi dalam pengendalian diri, terutama yang terletak pada fungsi
lingkungan yang tidak permanen.
2. Tahap menetapkan data dasar
     Data dasar dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti perangsang yang terkendali, perilakuyang
terbentuk dan respons yang sesuai  atau tidak sesuai.
3. Tahap menyiapkan program yang realitis
    Guru harus membantu siswa dalam menyusun program secara realistis dan seimbang .  Program ini disusun
harus mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang secara jelas.
4. Tahap pelaksanaan program
    Siswa melaksanakan program yang telah direncanakan.  Selama dalam jangka waktu pelaksanaan program,
siswa mengadakan pertemuan secara berkala dengan guru untuk menelaah kemajuan dan mengubah
program apabila diperlukan.
5. Tahap evaluasi dan tindak lanjut
     Pada tahap ini guru mengadakan penilaian tingkah laku siswa, apa sudah sesuai yang diprogramkan dan
menentukan tingkah laku sebagai tindak lanjut.
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN
EKSPOSITORI
A.  PENGERTIAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
      Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengolahan materi pelajaran yang telah
jadi atau siap disampaikan kepada siswa.  Dalam hal ini, guru memberi pesan (materi) yang telah siap
sehingga siswa tidak perlu mencari, menemukan dan memecahkan sendiri.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN
EKSPOSITORI
     Dalam merancang penggunaan metode ceramah (sebagai contoh pendekatan ekspositori) perlu terlebih
dahulu diketahui sifat-sifatnya yang kurang baik, yaitu berikut ini :
     1. Kurang memberikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan masalah sehingga daya
serap siswa kurang tajam.
     2. Kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap.  Apalagi jika  menggunakan kata-kata
asing.
     3. Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan  kecakapannya untuk mengeluarkan
pendapat.
     4. Kurang cocok untuk anak yang tingkat abstraksinya masih kurang.
     5. Dapat menimbulkan kebosanan siswa dan verbalisme.

       Metode ceramah dapat digunakan apabila terdapat hal-hal berikut ini  :


       1. Bahan ceramah yang akan diberikan jumlahnya/volumenya sangat banyak.
       2. Banyak atau materi yang akan diberikan merupakan bahan baru.
       3. Para siswa dapat memahami informasi melalui kata-kata.
Pengertian Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan
Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh,
dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternative keputusan.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara
itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan
pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga
dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
Berdasarkan jurnal Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur
keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks
tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya
untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan
mengambil keputusan (Lehman, 1990).Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar
untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi
pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas
evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat
dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom.
Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan. Tujuan
dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan
pencapaian hasil pembelajaran oleh setiap peserta didik. Informasi kedua hal tersebut pada gilirannya sebagai masukan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
1.         Evaluasi Dengan Penilaian Tes 
Tes dapat didefinisikan sebagai sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang yang akan diuji.
Hasil tugas ini biasanya dilukiskan dalam bentuk angka-angka yang dalam istilah teknisnya dinamakan
scores, aspek kepribadian tersebut bisa berupa prestasi akademik, bakat, sikap, minat penyesuaian
sosial dan lain-lain.Tujuan dari evaluasi melalui penilaian tes adalah untuk mengetahui apakah
seseorang siswa telah menguasai atau belum menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan. Dengan
evaluai tes ini juga dapat melihat perbedaan kemampuan, bakat, sikap, minat atau aspek-aspek
kepribadaian lainnya.
Agar tes dapat menunaikan fungsinya sebagai alat pengukur yang baik, maka guru harus
memperhatikan hal berikut dalam menyusun soal :
a.      Validitas
Syarat ini menuntut keabsahan tes, dalam arti soal-soal yang diberikan benar-benar
sesuai untuk mengukur dan mengungkapkan kemampuan yang menjadi tujuan
instruksional.
b.      Reliabilitas
Tes memberikan hasil yang konsisten dan mantap, hasilnya tidak menunjukkan
perubahan atau penyimpangan seandainya diterapkan untuk mengukur kemampuan
seseorang.
c.      Objektivitas
Soal-soal tes seharusnya memberikan hasil sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi
oleh pemberi tes (guru) yang melakukan penukuran atau faktor pengganggu lainnya.
d.       Efisiensi
Tes dapat dilaksanakan secarah mudah, tidak memerlukan banyak waktu, tenaga,
dan biaya, tetapi bisa memenuhi tujuan sebaik-baiknya
2.  Evaluasi Dengan Penilaian non tes
Salah satu peembaharuan pengajaran ilmu pengetahuan sosisal bersangkutan dengan lingkungan tujuan yang hendak
dicapainya,yang tidak terbatas dengn aspek kognitif,tetapi mencangkup aspek ketampilan (intelectual skiil and sosial skill) dan
juga mencangkup aspek afektif.sebagai konsekuensinya  tujuan prongram pembelajaran IPS harus mencangkup ketiga aspek
tujuan tersebut dan guru IPS harus mampu menyelesaikan ketiga penilaian yaitu ;
a.       Penilaian keterampilan
• Untuk mengetahui keterampilan seseorang mengetahui sesuatu diperlukan tes perbuatan(performace tes).Dalam
melaksanakan tes ini perlu di perhatikan dan dibedakan antara hasil perbuatan dan proses pelaksanaan perbuatan itu sendiri.
b.      Penialaian dengan pembuatan karangan (Laporan)
• Dari hasil karangan siswa dapat diketahu seberapa jauh menerangkan,karena untuk menciptakan karangan tersebut diperlukan
pengetahuan dan pemahaman dari materi karangan. Dalam menggevaluasi karangan terdapat beberapa kriteria yang dapat
digunakan sebagai patokan,seperti : materi,dan sistematika karangan data penunjang dan cara pengambilan keputusan.
c.       Penilaian dari Segi Afektif
• Aspek ini bersangkutan dengan perasaan dan sikap seseorang terhadap suatu stimulus.Aspek tujuan afektif mempunyai
kedudukan penting dalam pengajaran IPS. Karena sering kali cara dan alasan seseorang melakukan sesuatu perbuatan lebih di
perhatikan dari pada jenis perbuatan itu sendiri.
d.      Skala pilihan
• Skala pilihan (ranting scales) menyediakan daftar sebanyak 3-5 pilihan.skala pilihan dapat digunakan untuk
:observasi,wawancara,angket,sikap,kebiasan dan minat.
e.      Studi Kasus
• Studi kasus diperlukan untuk mempelajari peserta didik yang bertingkahlaku ekstrim.disekolah menengah,stufdi kasus
dilakukan terhadap siswanya yang bertingkahlaku estrim,menggangu dan perlu bantuan khusus
f.    Portofolyo
• Pendengkatan porto folyo adalah suatu penilaian yang bertujuan mengukur sebagaimana kemampuan siswa dalam
mengontruksi suatu pekerjaan atau tugas dengan mengumpulkan bahan yang relafan dengan tujuan dan keingginan yang
dikontruksi ole siswa dan selanjutnya dapat dinilai oleh guru. Dengan kata lain penilaian portofolyo merupakan suatu
pendekatan dalam penilaian kinerja siswa. Sistem penilaian ini bermanfaaat bagi guru untuk mengevaluasi
kebutuhan,minat,kemampuan akademik dan karakteristik siswa secara indifidual.Penilaian Ranah atau dimensi keterampilan
skil dan nilai nilai falues secara eksplisip tidak tertuang dalam SK,KD
Bentuk bentuk evaluasi dalam pembelajaran IPS di SD
1.Tes bentuk Isian
1)    Wujudnya
Terdapat kekosongan dalam butir soal perlu diisi.siswa diminta mencari sendiri bagian yang dapat
melengkapi kekosongan itu.
2)   Ragamnya (jenisnya)
a.  Isian dan melengkapi
Ragam ini mempunyai ciriciri antara lain; Berupa pertanyaan tak lengkap,adanya ruangan atau
tempat untuk mengisi pertanyaan itu.
b.  Pertanyaan
Ragam ini diakhiri dengan tanda tanya,siswa diminta menuliskan jawabanya dalam ruang yang b
tersisa secukupnya.
c.  Identifikasi atau asosiasi.
Ragam ini menghendaki jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang diberikan dengan selalu
menghubungkan dengan pertanyaan pokok.
3) Keberatan terhadap bentuk isian
Sukar membuat soal yang mampu mengukur jenjang kemampuan yang lebih tinggi dari pengggingat.
Jawabanya sukar di pastikan sebagai satu-satunya jawaban,dengan demikian kunci jawaban pun
sanggat sukar di temukan.
c.  Skor memakan waktu lama
d.  Skornya kurang terandalkan
e.  Faktor subjektivitas ikut berpengaruh dalam penilaian,jadi tidak objektif lagi.
2. Bentuk penilaian Afektif
Bentuk pilihan alternatif ditandai butiran soal yang diikuti oleh dua penilaian,dan siswa diminta memilih
salah satu dari padanya yang merupakan penilaian sendiri beberapa ragam pilihan alternatif.
a. Ragam benar - salah
Ragam ini berupa pernyataan yang akan dinilai sebagai “benar” atau “salah”
b. Ragam betul-salah
Ragam ini terdiri dari sebuah kalimat,penghitungan atau ungkapan lain yang harus dinilai
betul atau salah,tergantung pada tepat tidaknya tulisan atau bahasanya.
c. Ragam ya- tidak
Ragam ini terdiri dari pertanyyan langsung yang harus di jawab dengan ya,atau
tidak.Bentuk ini mempunya kesamaan seperti yang di atas.
d. Ragam kelompok
Ragam ini terdiri dari satu item yang tidak lengkap dengan beberapa isian
sebagai pelengkap,yang masing masing nya harus isian sebagai pelengkap,yang
masing masing harus dinilai benar atau salah.
e. Ragam pembetulan
Dalam ragam ini siswa diminta untuk membetulkan setiap kesalahan dalam soal-
soal dengan jalan mengamati bagian yang di garis bawah dengan yang benar.
3. Bentuk  penilaian pilihan ganda
a) wujud test pilihan ganda
Test pilihan ganda terdiri dari,;
1. item atau pokok soal
Berbntuk ; jawaban yang di usulkan ,pengisian/perlengkapan pernyataan Jawaban terdiri dari ;
a. Kunci,yaitu jawaban atau jawaban -jawaban yang benar
b. Distractor atau pengecok,yaitu jawaban yang tidak benar atau yang menyesatkan kunci dan distractor option.

Dengan bentuk pilihan ganda:


a. Aspek yang lebih tingggi dapat di ukur
b. Kemungkinan besar karena tebakan lebih kecil
c. Ragam fariasi bentu dapat di buat banyak.
d. Jawaban tidak harus mutlak benar,tetapi dapat berupa yang paling benar,atau dapat pula mengandung beberapa
jawaban yang memang benar semuanya,
 
b) beberapa kriteria terhadap bentuk tes objektif pilihan ganda
1. Ragam jawaban yang benar ,maksudnya adalah salahsatu dari kemungkinan itu mutlak benar,sementara yang lain
mutlak salah.
2. Ragam jawaban yang paling benar,maksudnya adalah kemungkinan jawaban benar dengan tingkat kebenaran
yang berbeda,yang paling tinggi tingkat kebenaran itu yang paling benar
3. Ragam banyak jawab,maksudnya soal memiliki beberapa jawaban yang paling benar
4. Ragam pernyataan tak lengkap (melengkapi pernyataan)
5. Ragam negatif (pengecualian),maksudnya ragam ini biasanya dipakai untuk bahan bahan yang jawaban benarnya
ada beberapa,yang sama bobotnya,maka jawaban yang nampak,justru menjadi kunci dalam soal itu.
6. Ragam jawaban terpadu,maksudnya mengunakan metode penilaian skoring.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai