Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nurul Rizqi Hana

NIM : 857161867
Tugas 3 IPS

TUGAS 3 IPS PERTEMUAN KE 7


1. Jika anda sebagai seorang guru didalam sebuah kelas dan menjadi nahkoda bagi kapal
yang berisi penumpangnya adalah murid anda. Anda harus mengajarkan metode
pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif. Rancanglah dan berilah
contoh terkait metode pembelajaran IPS SD dengan berlandaskan pendekatan kognitif
digunakan untuk mengajarkan materi pendidikan IPS di SD kepada peserta didik anda
sesuai dengan pengalaman anda sebagai seorang guru profesional!
Jawab :
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah
latihan inkuiri. Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bakwa perkembangan individu ini
bersifat independen (bebas). Oleh karena itu dalam penerapannya menitikberatkan pada
penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan sistematis.
Tahap-tahap penerapan metode berlandaskan pendekatan kognitif (latihan inkuiri) yaitu :
a. Menyajikan masalah
Guru mengajukan situasi yang mengandung masalah dan prosedur inkuiri yang akan
ditempuh oleh siswa.
b. Mengumpulkan data dan verifikasi data
Siswa mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan. Tahap ini dimaksudkan
untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki peristiwa situasi
masalah.
c. Mengumpulkan unsur baru Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan
pengumpulan data (unsur baru). Maksud kegiatan eksperimen ini adalah memisahkan
variabel yang mendukung, mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat.
d. Merumuskan penjelasan Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian
secara mendetail, rapi, dan sistematis.
e. Menganalisis terhadap proses inkuiri Siswa mengalisis pola-pola penemuan. Tahapan ini
sangat penting untuk mengetahui sejauh mana proses inkuiri telah dilaksanakan dan
apabila menemui beberapa kekurangan dicoba untuk diperbaiki secara sistematis.

2. Terdapat banyak metode pembelajaran dengan pendekatan apapun di dalam


mengajarkan kegiatan belajar mengajar pendidikan IPS di SD salah satunya yaitu metode
pembelajaran melalui pendekatan sosial. Analislah penggunaan metode pembelajaran IPS
di SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan sosial!
Jawab :
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sosial yaitu
inkuiri sosial. Metode ini berangkat dari kenyataan bahwa peserta didik sering menghadapi
masalah-masalah sosial. Fungsi sekolah selain memecahkan masalah sosial juga memelihara
dan menjaga nilai-nilai sosial.
Tahap-tahap merancang penggunaan metode berlandaskan pendekatan sosial dalam
pembelajaran IPS SD, yakni :
a. Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah sosial yang
dijadikan pokok pembahasan. Masalah sosial hendaknya masalah yang betul-betul
menarik dan memerlukan pemecahan secepatnya. Kemudian, peserta didik dengan
bantuan guru merumuskan masalah sosial dan membatasi ruang lingkup
permasalahannya.
b. Tahap hipotesis
Peserta didik bersama guru menyusun hipotesis. Hipotesis ini sebagai acuan dalam
usaha pemecahan masalah.
c. Tahap definisi
Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang terdapat pada
hipotesis.
d. Tahap eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi- asumsinya.
e. Tahap pembuktian hipotesis
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui
metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Setelah
data memenuhi syarat, kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis yang
telah dirumuskan. Demikianlah suatu hipotesis diuji secara empirik untuk dipastikan
hipotesis diterima atau ditolak.
f. Tahap generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar- benar terbaik
untuk pemecahan masalah.
Contoh penerapan metode pembelajaran IPS SD berdasarkan pendekatan sosial di kelas
tinggi :
Kelas/Semester : 5/II
Kompetensi Dasar :
Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
Pokok Bahasan :
Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia Hasil Belajar :
 Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia
 Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.
Indikator :
 Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, pesebaran dan
kepadatan penduduk di Indonesia.
 Menginterpretasikan berbagai grafik penduduk
 Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia.
 Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat dari perpindahan penduduk yang terjadi
di Indonesia.
 Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah, dan pemerintahan
pusat.
 Menjelaskan sistem pemerintahan demokrasi.
 Memberi Contoh tugas dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat.
Setelah memahami langkah diatas, langkah selanjutnya adalah :
1. Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang
berkaitan dengan jumlah penduduk yang meledak, golongan penduduk muda,
pensebaran tidak merata dan kepadatan yang tinggi. Salah satu akibatnya adalah
munculnya masalah sosial, yaitu kemiskinan masih ditambah penodongan, pencurian,
tuna susila dan tuna wisma. Rumusan masalahnya adalah “Faktor-faktor apa yang
menyebabkan kemiskinan di suatu daerah ?“ Jadi, masalah pokoknya adalah
terjadinya kemiskinan.
2. Tahap hipotesis
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun hipotesis, yaitu berikut ini :
 Kondisi fisik suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
 Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah, mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3. Tahap definisi
Peserta didik membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis.
 Kondisi fisik adalah lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap
perikehidupan manusia, misalnya keadaan sumber daya alam pada suatu daerah.
 Kualitas sumber daya manusia adalah derajat kemampuan manusia untuk
mengolah sumber daya alam yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
 Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan
struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan
sebagai akibat terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber daya
alam terhadap kehidupan manusia rendah. Kemiskinan
struktural/buatan adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat perubahan
ekonomi, teknologi dan pembangunan itu sendiri atau karena kelembagaan yang
ada menyebabkan sebagian masyarakat tidak memperoleh kesempatan yang
sama untuk menguasai sumber daya sehingga menjadi miskin.
 Pada golongan penduduk muda, bentuk grafik penduduknya seperti pyramid,
yaitu golongan penduduk usia muda jauk lebih besar daripada usia dewasa dan
tua.
4. Tahap eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika dedukasi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya.
5. Tahap pembuktian
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data
melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang
dibahas. Setelah data lengkap, kemudian diadakan analisis data dan dihubungkan
dengan hipotesisnya untuk dipastikan apakah hipotesis itu diterima atau tidak.
6. Tahap generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban
atas masalah yang dibahas, berikut ini :
 Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.
 Kualitas sumber daya manusia yang rendah mendukung terjadinya kemiskinan
di suatu daerah.

3. Terdapat beberapa aspek kognitif dalam merancang dan menyusun alat evaluasi hasil
belajar IPS di SD. Terkait hal tersebut, telaah dan berilah contoh 2 tingkatan aspek kognitif
dalam evaluasi hasil belajar IPS di SD!
Jawab :
Aspek kognitif dalam evaluasi kasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut :
1. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini :
a. Evaluasi yang mengungkapkan pengetahuan (knowlage) atau C1 Evaluasi yang
mengungkap pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes yang mengungkap
penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap fakta, definisi,
pengertian dan sejenisnya. Jadi, peserta didik hanya dituntut untuk mengingat
kembali apa yang telah dipelajari. Misalnya pertanyannya sebagai berikut :
 Dimanakah terdapat tambang timah di Indonesia?
 Siapakah presiden pertama negara RI ?
 Siapakah Bung Karno ?
 Berapakah jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000?
 Apa Nama ibukota provinsi Jawa Timur ?
Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi yang mengungkap pengetahuan,
antara lain : Apa, siapa,dimana, kapan, sebutkan.
b. Evaluasi yang mengungkapkan pemakaman (Comprehension) atau C2.
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah
dipelajari. Dengan dmeikian, siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah
dipelajari dengan kalimatnya sendiri. dia tidak sekedar dapat mengingat dan
menghafal informasi yang telah diperoleh, tetapi dapat memilih dan
mengorganisasikan informasi tersebut. Termasuk dengan menafsirkan gambaran,
grafik, bagan, dll dengan kata-katanya sendiri. Kata-kata yang sering dipakai untuk
evaluasi yang mengungkap pemahaman, antara lain : Mengapa?; Jelaskan!; uraikan!;
Berilah ulasan!; Bandingkan!.nContoh :
 Mengapa pulau Jawa padat penduduknya ?
 Jelaskan secara singkat lingkungan sekolahmu !
 Uraikan dengan kata-katamu sendiri mengapa di Indonesia agama Islam
mula-mula berkembang di daerah pantai ?
 Berilah ulasan singkat pentingnya persatuan dalam keberagaman !
 Bandingkan metode ceramah dan dengan metode diskusi
c. Evaluasi yang mengungkapkan penerapan (application) atau C3. Pada evaluasi ini,
siswa dapat menggunakan informasi yang diterima untuk memecahkan suatu
masalah. Dengan menggunakan konsep, pr IP Sip, aturan, kukum atau proses yang
telah dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan jawaban yang
benar terhadap pertanyaan yang diajukan.
2. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, meliputi kalimat-kalimat berikut ini:
a. Evaluasi yang mengungkap analisis atau C4
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bakkan
menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus
mampu menguraikan sebab, motif, atau pertanyaan analisis, siswa harus mampu
menguraikan sebab, motif, mampu mengadakan deduktif (dari suatu generalisasi
kalimat umum, dicari faktanya, ke kalimat yang kkusus). Oleh karena itu, pertanyaan
analisis tidak kanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai
alternatif.
b. Sintesis atau C5
Sintesis merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berpikir orisinal dan kreatif.
Siswa dituntut berpikir induktif (dari faktor, fakta, dan unsur-unsur yang bersifat
kkusus, diambil dari suatu kesimpulan atau generalisasi).
c. Evaluasi atau C6
Evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap penilaian menuntut siswa untuk melakukan
kegiatan berpikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu apabila pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dapat dikuasai dengan baik. Pertanyaan yang
mengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau kriteria yang jelas.
Kemungkinan jawaban yang diberikan siswa berbeda-beda. Hal itu tidak menjadi
masalah, asal sudah ada kriteria yang jelas. Adanya perbedaan itu justru
memperluas segi penalaran siswa sekingga mereka mempunyai cakrawala yang
luas. Pertanyaan yang mengungkap evaluasi penilaian dapat dikategorikan sebagai
beriktut:
 Pertanyaan yang meminta siswa untuk memberikan pendapat. Setujukah Anda
terhadap kekidupan ala barat yang sangat bebas ?
 Pertanyaan yang memberi penilaian terhadap suatu ide. Menurut pendapat
Anda, apakah benar pengusaha dengan modal besar akan menang dalam
persaingan usaha ?
 Pertanyaan yang meminta siswa untuk dapat memecahkan masalah. Cara
manakah yang dapat dipilik untuk mengatasi pengangguran ?
 Pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya terbaik. Manakah yang lebih
baik, mengajar dengan ceramah atau diskusi ? Beberapa kata-kata yang dipakai
untuk pertanyaan sintesis antara lain :
 Berilah pendapat bahwa . . . . .
 Bandingkan !
 Bedakanlah!
 Berilah alasan!
 Berilah kritik!
 Setujukah anda bila . . .
4. Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga alat evaluasi yang
disusun betul-betul baik. Analislah rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap sosial!
Jawab :
Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah yang berlaku, yang
mengenai hal-hal berikut ini :
1. Kompetensi Dasar
2. Materi pokok
3. Hasil Belajar
4. Indikator Materi
Materi pelajaran yang ada pada kurikulum sekolah perlu dikembangkan lebih terperinci. Hal
tersebut akan mempermudah dalam menyususn kisi-kisi soal. Setelah materi dijabarkan,
kemudian disusun indikator untuk kisi-kisi soal yang akan dibuat. Contoh rancangan alat
evaluasi tentang nilai dan sikap :
Kelas/Semester : 3/I
Kompetensi Dasar :
Kemampuan mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga.
Pokok Bahasan :
Kedudukan dan peran anggota keluarga.
Hasil Belajar :
a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga.
b. Menceritakan peran anggota keluarga.
Indikator :
a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga :
1. Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga.
2. Membuat silsilah keluarga.
b. Menceritakan peran anggota keluarga :
1. Menjelaskan peran setiap anggota keluarga.
2. Menjelaskan kecenderungan perubahan peran di keluarga. Misalnya, ibu yang
bekerja mencari nafkah.
3. Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan perannya dalam keluarga.
Dalam materi tersebut dapat dibuat indikator tes (kisi-kisi soal) yang mengungkap nilai dan
sikap sosial sebagai berikut :
a. Dengan bekerja sama dengan adiknya membersihkan halaman rumah.
Doni dapat menghargai kedua adiknya yang bekerja dengan baik
b. Dengan bekerja sama dengan ibunya yang mengajar memasak, Tuti dan
adiknya dapat mengkargai ibunya yang pintar memasak dan sabar.
5. Model yang dikemukakan oleh David Johnson dan Frank Johnson dalam udin S.
Winataputra (2003) menjelaskan bahwa model pemecahan masalah menitikberatkan
masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil keputusan. Analislah
penerapan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah menurut pendapat ahli di atas!
Jawab :
Model yang dikemukakan oleh Onvid Ecasch dan @rnhk Ecahsch dalam Udin S.Winataputra
(2003) dimana model ini menitikberatkan pada pemecahan masalah masalah secara
kelompok meliputi beberapa unsur sebagai berikut :
a) Dapat mengkasilkan kesepakatan tentang sesuatu keadaan yang dikekendaki.
b) Sepakat menetapkan struktur dan prosedur untuk menghasilkan, memahami dan
memakai informasi yang relevan dengan keadaan yang aktual.
c) Sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan kemungkinan
pemecahan masalah,memutuskan dan mempergunakan cara pemecahan masalah yang
terbaik dan efektif. Langkah-langkah pemecahan masalah secara berkelompok yang
Defini sebagai berikut :
 Definisi masalah
Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mampu merumuskan
dengan baik maka langkah selanjutnya akan lebih mudah. Untuk perumusan masalah
ini dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
 Tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah.
 Rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat memperoleh gambaran yang
ideal dan faktual. Nilailah Salah satu definisi yang penting dan dapat dipecahkan.
 Diagnosis masalah
Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab-sebab timbulnya masalah.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan yang mendorong ke
arah situasi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat ke arah tersebut.
 Merumuskan alternatif strategi
Dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai alternatif
cara pemecahan masalah, dimana kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami
pertentangan antar idea dan punya daya temu yang tinggi.
 Penentuan dan penerapan suatu strategi
Setelah berbagai alternatif strategi pemecahan masalah diperoleh maka kelompok pada
tahap ini memutuskan untuk memilih alternatif mana yang akan dipakai. Tahap ini
mengandung dua aspek utama pemecahan masalah, yaitu :
1) Pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu pilikan dari berbagai
alternatif tindakan.
2) Keputusan penerapan, yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang
diperlukan sekingga menghasilkan pelaksanaan tersebut.
Dalam tahap ini, kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis, berpikir
konvergen dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan.
 Evaluasi Keberhasilan strategi
Dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari : apakah strategi itu berhasil diterapkan
(evaluasi proses), apakah akibat penerapan strategi itu (evaluasi kasil) dan apakah
keadaan faktual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum
penerapan. Hasil akkir dari evaluasi harus menunjukkan bahwa masalah apa yang sudah
dipecahkan, seberapa jauh pemecahannya, masalah apa yang belum terpecahkan dan
masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini

Anda mungkin juga menyukai