Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3

PENDIDIKAN IPS DI SD
(PDGK4106)

Oleh:
Nama Mahasiswa : Jeni Rahmadaninya Puteri
NIM : 856832625
Masa Ujian : 2022.2
Program : PENDAS
Asal Pokjar : Curup, Kab. Rejang Lebong

KEMENTERIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BENGKULU
2022
TUGAS 3
MENJAWAB SOAL

1. Rancangan dan contoh terkait metode pembelajaran IPS SD dengan


berlandaskan pendekatan kognitif digunakan untuk mengajarkan materi
pendidikan IPS di SD

Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang memicu individu untuk berfikir.


Dalam sistem pembelajaran, pendekatan ini memicu siswa untuk mencari solusi
terhadap permasalahan-permasalahan yang disodorkan kepada mereka. Salah satu
metode belajar berlandaskan kognitif adalah diskusi. Metode diskusi adalah metode
pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan. Tujuan
dari metode diskusi adalah untuk pemecahan masalah, membina kerjasama
danberpartisipasi dalam sebuah kelompok, membantu melatih berpikir
ketikaberinteraksi dengan orang lain. Menurut Sutisna (2013) guru harus menjadi
mampu pemimpin diskusi, menyiapkan topik dengan jelas dan menarik, peserta
diskusi dapat menerima dan memberi informasi, dan suasana diskusi harus nyaman
tanpa tekanan.

Contoh Rancangan Metode Pembelajaran Ips Di Sd Terkait Kognitif

Metode : diskusi kelompok kecil (Buzz Group Discussion)

Indikator : Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala


kompetensi nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
Berikut ini langkah-langkah diskusi kelompok kecilnya;
1. Guru, menentukan masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan
perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar.
2. Guru, membagi kelas kedalam beberapa kelompok. Jumlah kelompok yang
akan dibentuk dan banyaknya peserta dalam setiap kelompok kecil disesuaikan
dengan jumlah bagian masalah yang akan dibahas.
3. Masing-masing siswa mendapat lintingan kertas berisi nama-nama kerajaan
Hindu di Indonesia
4. Siswa yang mendapat tulisan kerajaan yang sama berkumpul menjadi 1
kelompok
5. Selanjutnya, masing-masing kelompok mendapat 1 set kartu berisi kata kunci
acak terkait materi yang dipelajari
6. Siswa dalam kelompok mendiskusikan kata kunci apa saja yang sesuai dengan
kelompok mereka (nama-nama kerajaan).
7. Setelah waktu diskusi selesai, masing-masing perwakilan kelompok menempel
kata kunci tersebut ke papan tulis
8. Setelah seluruh kata kunci tertempel, masingmasing kelompok
mempresentasikan hasil pekerjaannya
9. Kelompok yang tidak mendapat giliran maju, mengoreksi pekerjaan kelompok
yang maju
10. Praktikan memberi kesempatan kelompok lain untuk mengajukan pendapat
maupun masukan
11. Praktikan bersama guru mengapresiasi hasil pekerjaan mereka
12. Praktikan menjelaskan materi terkait kerajaan Hindu dan peninggalannya di
Indonesia
13. Praktikan bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
14. Praktikan bersama siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan kesimpulan

2. Metode Pendekatan Sosial pembelajaran IPS Kelas Tinggi di SD


Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat
danmemusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi
sosial.Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah
sosialdiidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sisial
danmenggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis
perludikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan
terusmenerus.Dalam menggunakan model Inkuiri Sosial, ada tahap-tahap yang harus
dilalui, yaitu berikut ini:
1) Tahap Orientasi
Dalam tahp ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang relevan
denganGBPP) yang akan dijadikan pokok bahsan. Masalah dapat bersumber dari
peristiwa- peristiwa sosial dikelas atau disekolah atau masyarakat sekitar sekolah.
2) Tahap Hipotesis
Tahap hipotesis diakukan setelah perumusan dan pembahasan masalah. Fungsi
perumusan hipotesis adalah sebagai acuan dalam usaha menemukan
pemecahanmasalah.Untuk membuat hipotesis yang baik, diperlukan beberapa
kriteria;
a. Valid atau mempunyai kejelasan untuk melakukan pengujian (menguji apa
yang seharusnya diuji).
b. Kompatibilitas, yaitu kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman
siswa atau guruyang pernah diperoleh.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
sebelumnya.
3) Tahap definisi
Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan tentang pengertian latihan-latihan
yangterdapat dalam hipotesis. Hal ini penting agar terdapat pengertian yang sama
padasetiap siswa.
4) Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan logika deduksi
danmengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila
telah terujiantara hipotesis dengan dasar logika maka tahap berikutnya adalah
pembuktiandengan fakta-fakta.
5) Tahap Pembuktian
Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang
sesuai.Misalnya, melaui wawancara, angket dan observasi. Jika data telah
terkumpul,kemudian diadakan analisis data untuk disimpulkan, apakah hipotesis
diterima atauditolak.
6) Tahap Generalisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri sosial. Pada tahap ini telah
dapatdisusun pernyataan terbaik dalam pemecahan masalah. Generalisasi yang
dihasilkanhendaknya disusun secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh
siswa

3. Menelaah dan memberi contoh 2 tingkatan aspek kognitif dalam evaluasi hasil
belajar IPS SD

Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut.
a. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini.
1. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge)
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes yang
mengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya
mengungkap tentang fakta, definisi, pengertian dan sejenisnya. Kata-kata yang
sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap pengetahuan,
antara lain apa?, siapa?, dimana?, kapan?, sebutkan!
Contohnya : siapakah presiden pertama indonesia?
2. Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension)
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah
dipelajari. Maka siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari
dengan kalimatnya sendiri. Tidak hanya dapat mengingat dan menghafal
informasi tapi dapat memilih dan mengorganisasikan informasi itu. Termasuk
dapat menafsirkan gambaran, grafik, bagan dan lain-lain dengan kata-katanya
sendiri. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang
mengungkap pemahaman, antara lain Mengapa?, Jelaskan!, Uraikan., Berilah
ulasan!, Bandingkan!
Contohnya : mengapa kita harus menjadi warga Negara Indonesia yang
demokratis?
3. Evaluasi yang mengungkap penerapan (application)
Pada penerapan (aplikasi) siswa dapat menggunakan informasi yang diterima
untuk memecahkan sesuatu masalah. Kata-kata yang digunakan untuk
mengungkap penerapan (application) adalah Demonstrasikan!, Tunjukkanlah!,
Klasifikasikan!, Carilah hubungan!, Tuliskan!, Gambarkanlah!
Contohnya : tunjukan letak pulau jawa pada peta indonesia !

b. Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi meliputi hal-hal berikut.
1. Analisis (analysis)
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok tingkat tinggi yang
menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis bahkan menciptakan
sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis siswa harus mampu
menguraikan sebab, motif atau mampu mrngadakan deduktif (dari suatu
generalisasi hal umum, dicari faktanya ke hal yang khusus). Oleh karena itu,
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar,
melainkan berbagai alternatif. Beberapa kata yang dapat dipakai untuk
pertanyaan analisis antara lain Sebutkan bukti-bukti!, Mengapa!, Tunjukkan
sebab-sebabnya!, Analisislah!, Berilah alasan!
Contohnya : indonesia dikenal sebagai negara kepulauan. Mengapa demikian?
Sebutkan bukti-buktinya!
2. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berpikir orisinal dan
kreatif. Siswa dituntut berpikir induktif (dari faktor, fakta,unsur-unsur yang
bersifat khusus, diambil suatu kesimpulan atau generalisasi). Beberapa kata
yang dapat dipakai untuk pertanyaan sintesis yaitu Susunlah dengan kata-
katamu!, Apa yang mungkin terjadi!, Buatlah perkiraan apa yang terjadi!,
Bagaimanakah!.
Contohnya : buatlah perkiraan apa yang akan terjadi pada bumi, jika
masyarakat terus menerus membuang sampah sembarangan?
3. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yang mengungkap penilaian menuntut siswa untuk melakukan
kegiatan berpikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu apabila
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dapat dikuasai dengan
baik. Pertanyaan yang mengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau
kriteria yang jelas. Kemungkinan jawaban siswa berbeda-beda, tapi dengan
perbedaan jawaban akan memperluas segi penalaran siswa sehingga mereka
mempunyai cakrawala yang luas. Kata-kata berikut dapat digunakan untuk
pertanyaan evaluasi, Berilah pendapat bahwa…, Bandingkan!, Bedakanlah!,
Berilah alasan!, Berikan kritik!, Alternatif mana yang lebih baik!, Setujukah
Anda!.
Contohnya : setujukah anda tentang slogan bahwa hukum di indonesia saat ini
tajam kebawah dan tumpul keatas? Berikan alasan !

4. Analisislah rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap sosial!


Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan
orang lain, dengan kelompok atau antarkelompok. Untuk terjadinya interaksi sosial
perlu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kemudian dalam merancang alat evaluasi
nilaidan sikap sosial, kita perlu mempelajari hal-hal berikut.
a. Kompetensi dasar
b. Materi pokok
c. Hasil belajar
d. Indikator materi
e. Kisi-kisi
Langkah - langkah dalam mengevaluasi atau menilai sikap sosial, yaitu:
1. Melakukan perencanaan penilaian
2. Melakukan klasifikasi terhadap indikator penilaian
3. Melakukan observasi
4. Memberikan nilai dan evaluasi sikap

5. penerapan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan


masalah menurut pendapat David Johson dan Frank Johnson dalam Udin
S.Winataputra
model ini menitikberatkan pada pemecahan pada masalah secara kelompok, yaitu
pada kemampuan mengambil keputusan. Kemampuan pemecahan masalah secara
kelompok meliputi beberapa unsur sebagai berikut.
1. Dapat menghasilkan kesepakatan tentang suatu keadaan yang dikehendaki.
2. Sepakat menetapkan struktur dan prosedur untuk menghasilkan, memahami
dan memakai informasi yang relavan dengan keadaan yang aktual.
3. Sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan
kemungkinan pemecahan masalah, memutuskan dan mempergunakan cara
pemecahan yang terbaik dan efektif.
Langkah-langkah pemecahan masalah berdasarkan model ini adalah;
1. Definisi masalah, dengan menampung semua permasalahan secara terbuka.
Kemudian merumuskan kembali setiap pernyataan hingga ideal dan aktual.
2. Diagnosis masalah
3. Merumuskan alternatif strategy
4. Penentuan dan pemerapan suatu strategy.

Anda mungkin juga menyukai