NIM : 858049684
MATA KULIAH : MATA KULIAH PDGK 4503
JAWABAN
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien
dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Kemampuan–kemampuan
dasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih yang lama-kelamaan akan menjadi
keterampilan. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-
kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan
yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah
terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan. Jadi, keterampilan proses sains
merupakan keterampilan atau kemampuan yang dipelajari oleh siswa saat mereka melakukan
penemuan ilmiah, dimana diantaranya mencakup pengamatan (observasi), mengklasifikasikan,
menafsirkan, meramalkan, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan
percobaan, menggunakan alat/bahan serta menerapkan konsep.
Keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu keterampilan proses dasar
dan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar merupakan pondasi untuk
mempelajari keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar meliputi
mengobservasi, menginferensi, mengukur, mengkomunikasikan, mengklasifikasikan dan
memprediksi, sedangkan yang termasuk dalam keterampilan proses terintergrasi adalah
mengontrol variabel, memberikan definisi oprasional, merumuskan hipotesis,
menginterpretasikan data, melakukan eksperimen, dan merumuskan model.
2). PISA 2000 dan 2003 menetapkan tiga dimensi besar literasi sains dalam
pengukurannya, yakni kompetensi/proses sains, konten/pengetahuan sains dan konteks
aplikasi sains. Hasil penelitian PISA (the Programme for International Student Assessment )
tahun 2000 dan tahun 2003 menunjukkan bahwa literasi siswa-siswa Indonesia tersebut diduga
baru mampu mengingat pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana (Rustaman, 2006b).
Hal ini dikuatkan oleh Dasar Pemikiran yang ditulis pada Panduan Seminar Sehari Hasil Studi
Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca, yang
menyebutkan bahwa salah satu sebab rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses
pembelajaran. Proses pembelajaran selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan
teori dan hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik
menjadi terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada guru (teacher
centered) cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan
mencerdaskan kurang optimal (Panduan Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa
Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca, 2006).
Karakteristik Umum Butir Soal KPS Pembahasan pokok uji pada karakteristik umum lebih
ditunjukkan untuk membedakan dengan pokok uji biasa yang mengukur penguasaan konsep.
Karakteristik pokok uji tersebut yaitu:
a. Pokok uji tidak boleh dibebani konsep (non concept burdan). Hal ini diupayakan
agar pokok uji tersebut tidak rancu dengan pengukuran penguasaan konsepnya.
Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun
dan pokok uji sudah tidak asing lagi bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-
hari siswa).
c. Seperti pokok uji pada umumnya aspek yang akan diukur oleh pokok uji
keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja,
misalnya interpretasi.
Langkah-langkah :
• Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
• Menyajikan materi sebagai pengantar
• Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
• Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis
• Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai
• Kesimpulan/rangkuman
• Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerjasama mereka
• Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
• Kesimpulan
• Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
• Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar
Sementara pendengar :
- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya
atau dengan materi lainnya
• Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta
lakukan seperti diatas.
• Penutup
8. Kesimpulan
5). Siklus Belajar (Learning Cycle) sebagai model instruksional untuk rencana pembelajaran.
Siklus belajar bersandar pada konstruktivisme sebagai dasar teoritisnya. “Konstruktivisme adalah model
dinamis dan interaktif tentang bagaimana manusia belajar” (Bybee, 1997, hal. 176). Sebuah perspektif
konstruktivis menganggap siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran mereka dan konsep tidak
ditransmisikan dari guru ke murid tapi dibangun oleh siswa. Pada tahun 1960-an, Robert Karplus dan
rekannya mengusulkan dan menggunakan model pembelajaran berdasarkan karya Piaget.
Model ini akhirnya akan disebut Siklus Belajar. (Atkin & Karplus, 1962). Sejumlah penelitian
telah menunjukkan bahwa siklus belajar sebagai model pengajaran jauh lebih unggul daripada
model transmisi pasif di mana siswa penerima pengetahuan dari guru mereka (Bybee, 1997).
Sebagai model pembelajaran, siklus pembelajaran memberikan pengalaman belajar aktif yang
direkomendasikan oleh Standar Pendidikan Sains Nasional (National Research Council, 1996).
Siklus belajar yang digunakan dalam rencana pembelajaran terdapat lima langkah, yaitu
Engagement, Eksplorasi, Penjelasan, Elaborasi dan Evaluasi (Bybee, 1997). Setiap siklus,
benar-benar ada proses akhir. Setelah berakhir elaborasi, keterlibatan siklus belajar berikutnya
dimulai. Evaluasi bukan langkah terakhir. Evaluasi terjadi dalam semua empat bagian dari siklus
belajar.
A. Engagement (keterlibatan):
B. Exploration (Eksplorasi):
Siswa mengumpulkan data untuk memecahkan masalah. Guru memastikan para siswa
mengumpulkan dan mengatur data mereka untuk memecahkan masalah. Para siswa
C. Explanation (Penjelasan):
Pada fase proses ini, siswa menggunakan data yang mereka kumpulkan untuk
memecahkan masalah dan melaporkan apa yang mereka lakukan dan mencoba untuk
mencari tahu jawaban atas masalah yang disajikan. Guru juga memperkenalkan kosa kata
baru, frasa atau kalimat untuk label apa yang siswa sudah tahu.
D. Elaboration (Elaborasi):
Guru memberi siswa informasi baru yang lebih luas apa yang mereka telah pelajari di
bagian-bagian awal dari siklus belajar. Pada tahap ini guru juga menciptakan masalah
agar siswa mampu memecahkan masalah dengan menerapkan apa yang telah mereka
pelajari.
E. Evaluation (Evaluasi):
Guru dapat mengadakan evaluasi dengan tes pada akhir setiap tahap.