Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL 3

PENDIDIKAN IPS DI SD

MARIA M. MANURUNG
857236529

UPBJJ SERANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
1. Jika anda sebagai seorang guru di dalam sebuah kelas dan menjadi nahkoda bagi
kapal yang berisi penumpangnya adalah murid anda. Anda harus mengajarkan
metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif.
Rancanglah dan berilah contoh terkait metode pembelajaran IPS SD dengan
berlandaskan pendekatan kognitif digunakan untuk mengajarkan materi
pendidikan IPS di SD kepada peserta didik anda sesuai dengan pengalaman anda
sebagai seorang guru profesional!

Jawab:

Sebagai contoh, saya ambil kurikulum sd KELAS 6 semester II

1. Kompetensi Dasar

Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara
tetangga.

2. Materi Pokok

Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga

3. Hasil Belajar

a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara tetangga.


b. Mendeskripsikan gejala sosial Indonesia dan negara-negara tetangga.

4. Indikator

a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.


b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.

5. Menyajikan Masalah

Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan sebagai berikut :

Bagaimana gejala alam dan sosial di Indonesia jika dibandingkan dengan negara
tetangga ?

6. Mengumpulkan Data dan Verifikasi Data


Siswa mengumpulkan data melalui buku-buku sumber yang berkaitan dengan
masalah yang dirumuskan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji situasi
peristiwa Pemberontakan G30S/PKI sehingga siswa memahami situasi secara
objektif. Pada tahap verifikasi data ditanyakan situasi, kondisi, dan objek secara
sistematis.

7. Mengunpulkan Unsur Baru

Guru dan siswa mencocokkan secara langsung antara informasi dengan rumusan
masalah yang dirumuskan dan menemukan unsur -unsur baru yang dapat
digunakan untuk menjawab masalah.

8. Merumuskan Penjelasan

Guru membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab atas


masalah secara mendetail, rapi, dan sistematis.

9. Menganalisis Proses Inkuiri

Siswa menganalisis pola-pola penemuannya dan siswa menilai efektivitas proses


inkuiri yang dilakukan.

Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah


latihan inquiri (Inquiry training). Metode ini berangkat dari suatu kenyataan
bahwa perkembangan individu itu bersifat indipenden (bebas).  Oleh karena itu,
dalam penerapannya lebih menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat
bebas, tetapi terarah dan sisteatis.

Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Guru


memulainya dengan mengajukan suatu situasi teka-teki kepada siswa untuk
dipecahkan/diselidiki. Guru dalam kegiatan ini harus mampu menyajikan
peristiwa-peristiwa yang membangkitkan siswa untuk terjadinya konfrontasi
intelektual.

Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adalah berikut ini:

1. Menyajikan masalah

Guru menunjukkan situasi yang mengandung masalah dan menentukan prosedur


inkuiri yang akan ditempuh oleh siswa.
2. Pengumpulkan data dan verivikasi data

Siswa mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan. Tahap ini


dimaksudkan  untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki
peristiwa situasi masalah.

3. Mengumpulkan unsur baru

Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan pengumpulan data (unsur


baru). Maksud kegiatan eksperimen ini adalah memisahkan variabel yang
mendukung, mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat.

4. Merumuskan penjelasan

Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi,
dan sistematis.

5. Menganalisis pola-pola penemuan.

Tahapan ini sangat penting untuk mengetahui  sejauh mana proses inkuiri telah
dilaksanakan dan apabila menemui beberapa kekurangan dicoba untuk
diperbaikki secara sistematis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan inkuiri
adalah berikut ini:

a. Rencanakan waktu yang akan digunakan.


b. Siswa dapat melakukan secara kelompok.
c. Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan diskusi
d. Gunakan sumber-sumber yang sesuai maslah sebanyak-banyaknya.

2. Terdapat banyak metode pembelajaran dengan pendekatan apapun di dalam


mengajarkan kegitan belajar mengajar pendidikan IPS di SD salah satunya yaitu
metode pembelajaran nmelalaui pendekatan sosial. Analisislah penggunaan
metode pembelajaran IPS SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan sosial!

Jawab:

Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan


memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah sosial
diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sisial dan
menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu
dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus 
menerus.

Contoh yang saya gunakan adalah Kelas 5 semester I

1. Kompetensi Dasar

Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia

2. Pokok Bahasan

Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia

3. Hasil Belajar

a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia


b. Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah

4. Indikator

a. Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran, dan


kepadatan penduduk di Indonesia
b. Menginterpretasi berbagai grafik penduduk
c. Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia
d. Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat perpendahan penduduk yang
terjadi di Indonesia
e. Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah dan pusat.
f. Menjelaskan sistempemerintahan demokrasi
g. Memberi contoh tugas dan tanggung jawab pemerintahan terhadap
masyarakat.

Dalam menggunakan model Inkuiri Sosial, ada tahap-tahap yang harus dilalui, yaitu
berikut ini:

1. Tahap Orientasi
Dalam tahp ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang relevan
dengan GBPP) yang akan dijadikan pokok bahsan. Masalah dapat bersumber dari
peristiwa-peristiwa sosial dikelas atau disekolah atau masyarakat sekitar sekolah.

2. Tahap Hipotesis

Tahap hipotesis diakukan setelah perumusan dan pembahasan masalah. Fungsi


perumusan hipotesis adalah sebagai acuan dalam usaha menemukan pemecahan
masalah.

Untuk membuat hipotesis yang baik, diperlukan beberapa kriteria sbb :

a. Valid atau mempunyai kejelasan untuk melakukan pengujian (menguji apa yang
seharusnya diuji).
b. Kompatibilitas, yaitu kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman siswa atau
guru yang pernah diperoleh.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya.

3. Tahap definisi

Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan tentang pengertian latihan-latihan


yang terdapat dalam hipotesis. Hal ini penting agar terdapat pengertian yang sama
pada setiap siswa.

4. Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila telah
teruji antara hipotesis dengan dasar logika maka tahap berikutnya adalah
pembuktian dengan fakta-fakta.

5. Tahap Pembuktian

Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang sesuai.
Misalnya, melaui wawancara, angket dan observasi. Jika data telah terkumpul,
kemudian diadakan analisis data untuk disimpulkan, apakah hipotesis diterima
atau ditolak.

6. Tahap Generalisasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri sosial. Pada tahap ini telah
dapat disusun pernyataan terbaik dalam pemecahan masalah. Generalisasi yang
dihasilkan hendaknya disusun secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh
siswa

3. Terdapat beberapa aspek kognitif dalam merancang dan menyusun alat evaluasi
hasil Belajar IPS di SD. Terkait hal tersebut, telaah dan berilah contoh 2 tingkatan
aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar IPS SD!

Jawab:

Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai 2 tingkatan yaitu :

1. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi :

a. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge) atau C1

Evaluasi ini hanya mengungkap tentang fakta, defenisi, pengertian dan


sejenisnya.

Contoh :

Dimanakah terdapat tambang timah di Indonesia ?

b. Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension atau C2

Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami apa yang sudah dipelajari, dan
dapat menjelaskan dengan kalimatnya sendiri.

Contoh :

Jelaskan secara singkat lingkungan sekolahmu ?

c. Evaluasi yang mengungkap penerapan (application) atau C3

Evaluasi ini menuntut siswa untuk dapat menggunakan informasi yang


diterimanya dan digunakan untuk memecahkan suatu masalah.

Contoh :

Tunjukkanlah letak Pulau Bangka pada peta Pulau Sumatera !


2. Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi, meliputi :

a. Analisis (analysis) atau C4

Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok pertanyaan tingkat


tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam,
kritis, bahkan menciptakan sesuatu yang baru.

Contoh :

Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya perang Diponegoro ?

b. Sintesis (synthesis) atau C5

Pertanyan sintesis menuntut siswa berpikir rasional dan kreatif. Siswa dituntut
berpikir induktif.

Contoh :

Apa yang harus kita lakukan agar masyarakat menaati peraturan lalu lintas ?

c. Evaluasi (evaluation) atau C5

Evaluasi yang mengungkapka penilaian menuntut siswa untuk melakukan


kegiatan berpikir yang tinggi.

Contoh :

Setujukah anda terhadap kehidupan ala barat yang sangat bebas ?

4. Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga alat


evaluasi yang disusun betul-betul baik. Analisislah rancangan alat evaluasi
tentang nilai dan sikap sosial!

Jawab :

Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah yang berlaku,
yaitu mengenai :
1. Kompetensi Dasar
2. Materi Pokok
3. Hasil Belajar
4. Indikator Materi

Materi pelajaran yang ada pada kurikulum sekolah perlu dikembangkan lebih
terperinci. Hal tersebut akan mempermudah dalam menyusun kisi-kisi soal. Setelah
materi dijabarkan, kemudian disusun indikator untuk kisi-kisi soal yang akan dibuat.

Contoh

Kompetensi Dasar

Kemampuan mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga

Materi Pokok

Kedudukan dan peran anggota keluarga

Hasil Belajar

a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga


b. Menceritakan peran anggota keluarga

Indikator

a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga

1. Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga


2. Membuat silsilah keluarga

b. Menceritakan peran anggota keluarga

1. Menjelaskan peran setiap anggota keluarga


2. Menjelaskan kecenderungan perubahan peran di keluarga. Misalnya : ibu
yang bekerja mencari nafkah.
3. Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan perannya dalam
keluarga.

Dari materi tersebut dapat dibuat indikator tes (kisi-kisi soal) yang mengungkap
nilai dan sikap sebagai berikut :
a. Dengan bekerja sama dengan adiknya membersihkan halaman rumah, Doni
dapat menghargai kedua adiknya yang bekerja dengan baik.
b. Dengan bekerjasama dengan ibunya yang mengajar memasak, Tuti dan
adiknya dapat menghargai ibunya yang pintar memasak dan sabar

Contoh soal a :

Membersihkan halaman rumah dikerjakan oleh Doni, Tuti dan adiknya.

Kebersihan halaman rumah ditentukan oleh ....

a. Doni yang membersihkan halaman depan rumah


b. Tuti dan adiknya yang membersihkan halaman samping rumah
c. Ketiga anak tersebut, masing-masing memberi sumbangan terhadap
kebersihan halaman rumah
d. Kebersihan halaman rumah hanya ditentukan oleh Doni

Jawaban yang paling benar C

Contoh soal untuk indikator b

Belajar memasak dilakukan oleh Tuti dan adiknya, dibimbing oleh ibunya
yang pandai memasak dan sabar. Keberhasilan belajar ditentukan oleh ...

a. Ibunya pandai memasak dan sabar


b. Tuti yang serius belajar memasak
c. Adik Tuti yang serius belajar memasak
d. Tuti dan adiknya yang serius dan ibunya yang pandai memasak dan
sabar

Jawaban yang benar d

5. Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johnson dalam Udin
S.Winataputra (2003) menjelaskan bahwa model pemecahan masalah
menitikberatkan masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil
keputusan. Analisislah penerapan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut pendapat ahli di atas!

Jawaban
Model pemecahan masalah secara kelompok yang dikemukakan oleh David
Johson dan Frank Johnson dalam Udin S.Winataputra (2003), yaitu menitik
beratkan pada kemampuan mengambil keputusan.
Kemampuan pemecahan masalah secara kelompok meliputi beberapa unsur :
a. Dapat menghasilkan kesepakatan tentang seuatu keadaan yang dikehendaki
b. Sepakat menetapkan struktur dan prosedur untuk menghasilkan, memahami
dan memakai informasi yang relevan dengan keadaan yang aktual
c. Sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan
kemungkinan pemecahan masalah, memutuskan dan mempergunakan cara
pemecahan masalah yang lebih efektif.
Contoh :
Kompetensi Dasar

Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia

Pokok Bahasan

Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia

Hasil Belajar

a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia


b. Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah
a. Indikator
c. Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran, dan
kepadatan penduduk di Indonesia
d. Menginterpretasi berbagai grafik penduduk
e. Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia
f. Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat perpendahan penduduk yang terjadi di
Indonesia
g. Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah dan pusat.
h. Menjelaskan sistempemerintahan demokrasi
i. Memberi contoh tugas dan tanggung jawab pemerintahan terhadap masyarakat.

Langkah-langkah pemecahan masalah dalam kelompok :


a. Defenisi masalah
Menampung seluruh pernyataan masalah yang berkaitan dengan cara-cara
untuk mengendalikan pertambahan penduduk Indonesia.
Merumuskan kembali maslaah dan memilih beberapa defenisi masalah
yang dapat diselesaikan oleh setiap kelompok dengan kemampuan siswa
dan fasilitas yang ada.
b. Diagnosis masalah
Bertujuan untuk mengetahui dimensi dan sebab-sebab timbulnya masalah.
Contoh :
Adanya anggapan bahwa mengendalikan kelahiran dengan kontrasepsi
merupakan perbuatan haram
Adanya anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki
c. Merumuskan alternatif strategi
Kelompok harus kreatif untuk merumuskan alternatif strategi untuk
memecahkan masalah serta dituntut mempunyai daya nalar yang tinggi.
Contoh perumusan strategi pemecahan masalah :
Menggalakkan KB secara nasional karena strategi ini dapat menekan
angka kelahiran.
Membudayakan dan melembagakan norma keluarga kecil bahagian dan
sejahtera.
d. Penentuan dan penerapan suatu strategi
Tahap ini kelompok-kelompok memutuskan untuk memilih alternatif
strategi yang akan dipakai.
Contoh :
Meningkatkan gerakan KB secara nasional dengan menggunakan alat
kontrasepsi. Strategi ini untuk memecahkan masalah tingginya angka
kelahiran.
e. Evaluasi keberhasilan strategi
Setelah kelompok sampai pada tahap evaluasi maka langkah guru
selanjutnya mengadakan tanya jawab mengenai hasilpemecahan masalah
yang diputuskan masing-masing kelompok untuk mendapatkan keputusan
bersama.

Anda mungkin juga menyukai