Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

CEDERA OLAHRAGA

Disusun untuk memenuhi tugas-tugas KKNI


Dosen pengampuh : dr. Novita Sari Harahap
O
L
E
H
ANDI SILABAN
NIM : 6162210005
IKOR III Reguler B

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA.2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga tugas
Critical Book Report ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                      Medan, Maret 2018

                                                                                               Penyusun

ANDI SILABAN

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
IDENTITAS DARI KE 3 BUKU CEDERA OLAHRAGA YANG DIKERITIK.......................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................7
BUKU 1............................................................................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................................21
Kelebihan :......................................................................................................................................21
Kelemahan :.....................................................................................................................................22
BAB IV...............................................................................................................................................23
PENUTUP.......................................................................................................................................23
Kesimpulan :....................................................................................................................................23
Saran................................................................................................................................................24

3
BAB I

IDENTITAS DARI KE 3 BUKU CEDERA OLAHRAGA YANG DIKERITIK

BUKU 1

IDENTITAS BUKU
JUDUL BUKU: MENCEGAH DAN MENGATASI CEDERA
OLAHRAGA
EDITOR: PAUL M. TAYLOR Dp.M
DIANE K. TAYLOR, BA
PENERBIT: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 1997.
JAKARTA
HALAMAN:

363 HAL; 26CM


ISBN 979-421-637-2
JUDUL ASLI CONQUERING ATHLETIV INJURIES

4
BUKU 2

JUDUL BUKU MENGOBATI CEDERA OLAHRAGA


PENGARANG LYLE W. MORGEN II
TAHUN JUNI, 1993
GAMBAR

JUMLAH HALAMAN 122 HALAMAN


PENERBIT BUMI AKSARA
PENERJEMAH Dr. Wendra Ali

5
BUKU KE 3

JUDUL Pertolongan Pertama dan Pencegahan Cedera 

ISBN 9789790759022

TAHUN 2012

PENULIS RONAL P. PFEIFFER

GAMBAR

PENERBIT ERLANGGA

BAB II PEMBAHASAN

BUKU 1
RINGKASAN BAB 13
CARA MENGHINDARI CEDERA

6
Cara menghindari cedera
Apabila anda pernah mengalami cedera, maka untuk mencegah (misalnya agar tdak
bertambah parah maupun untuk mencegah jangan sampai kambuh lagi), anda
sebaiknya melakukan perawatan/pengobatan secara dini.
1. Mengurangi atau menghentikan tekanan yang menyebabkan cedera tersebut.
2. Mengurangi peradangan yang terjadi dan sedapat mungkin mengusahakan proses
penyembuhan yang (secara) alami.
3. Senantiasa mewaspadai factor-faktor yang dapat menimbulkan cedera tersebut
kambuh kembali.

Usaha pemelharan kebugaran pada atlet yang cedera


Berjuta-juta masyarakat dewasa ini telah menikamati manfaat dari latihan olahta
yang dilakukan secara teratur.
Melakukan diagnose yang tepat
Melakukan identifikasi secara dini dan menentukan penyebab terjadinya cedera
memang merupakan hal yang pertama kali harus anda lakukan dan ini merupakan
langkah paling penting dalam proses penyembuhan. Identifikasi tersebut meliputi,
apakah cedera tersebut akibat adanya cacat tubuh biomekanikanis atau akibat
adanya trauma masa lali.
Penurunan tingkat kebugaran
Hasil studi yang dilakukan oleh bengt satin, ph.D, dan rekan-rekannya, tentang
adanya oenutunan latihan atau penurunan ketahanan tubuh (sebagai pengaruh
cedera yang dialami oleh atlet) merupakan hasil studi yang paling terkenal selama
ini.
Satin dan tekan-rekannya mengambil kesimpulan dari kondisi tersebut, bahwa
usaha penyembuhan cedera akan lebih mudah dan lebih cepat pada seorang atlet
yang mana selama masa proses penyembuhan tersebut tetap melakukan latihan
pada system sirkulasi pusat dibandingkan apabila mereka melakukan istirahat total
selama proses penyembuhan tersebut.
Program latihan alternative
Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada beberapa atlet yang sedang
menderita cedera, menunjukkan bahwa daya tahan system karidovaskular seorang
atlet akan menurun pada suatu tingkatan yang hampit sama (atau lebih cepat dari
rata-rata). Oleh, karena itu penting sekali bagi atlet yang melakukan program
latihan alternative untuk menjaga kekuatan, kelenturan tubuh dan memelihara
kebugaran kardiovaskular selama atlet tersebut menjalani masa istirahat.
Bersepeda ergometry
Alternative yang terbaik adalah latihan yang menggunakan kombinasi latihan
lengan dan kaki secara aktif. Rata-rata sepeda yang dipergunakan untuk latihan
dilengkapi dengan sepasang pedan dan sepasang pegangan tangan sehingga
memungkinkan kita untuk melakukan berbagai variasi latihan selama masa
istirahat dari cedera.

7
Sepeda ini dapat dipergunakan secara normal, demikian juga pada sepeda
argometry. Dengan aktif meakuakn gerakan pada kedua kaki dan lengan (yaitu
kedua kaki melakukan gerakkan mengayun pedal mengikuti pola putaran pedal,
diikuti gerakkan lengan pada bandleader demikian seterusnya).
Berenang
berenang merupaan latihan alternative yang baik sekali bagi atlet yang menderita
cedera. Daya apung ait akan memberikan manfaat latihan tanpa memeberikan
beban pada daerah yang cedera.
Pada tahap awal rehabilitasi, dianjurkan untuk melakukan gerakan berjalan di
dalam air (kolam) kemudian secara bertahap melakukan renang (untuk cedera kaki
dan telapak kaki, sebaiknya tidak melakuakn gerakan secara berlebihan pada kaki
bawah).
Weighted Limbs
Alternative latihan lainnya yang baru-baru ini dikembangkan oleh leonard
Schwartz, M.D., terkenal dengan nama Heavyhands. Meskipun Schwartz sendiri
menyangkal bahwa teknik latihan ini tidak diciptakan untuk seseorang yang
sedang sakit atau orang yang tidak berdata dalam melakukan latihan normal,
namun kelihatannya latihan tersebut memberikan keuntungan yang hampir sama
dengan sebagian besar program rehabilitasi yang ada.
Pengobatan yang sempurna
Penyembuhan cedera secara total dan pemeliharaan daya tahan kardiovaskular
selama masa penyembuhan adalah satu hal yang penting sekali dilakukan setiap
atlet. Sikap memaksakan diri melakukan latihan meskipun sedang menderita
cedera (selft-destruct) memang seringkali kita temui dan ini sebaiknya
mendapatkan perhatian yang serius.

MENGHINDARI BAHAYA FISIK PADA SAAT LATIHAN


Permasalahan yang penting sekali dalam melakuakn latihan agar terhindar dari
cedera, tidak hanya memperhatikan kondisi tubuh anda, tetapi juga menyangkut
tempat latihan (lingkungan sekitar) anda. Sementara banyak sekali orang yang
melakukan latihan olahraga dengan tujuan untuk menjaga kesehatan, umur
panjang dan ini membuat anda untuk senantiasa bersikap hati-hati.

Bahaya Kendaraan
Pada masa-masa sekitar 100 tahun yang lalu, jalan kaki merupakan alat
transportasi yang paling umum. Namun dalam perkembangan selanjutnya sampai
sekarang ini, jumlah kendaraan (sepeda motor maupun mobil) telah melebihi
jumlah pejalan kaki yang ada. Sebaiknya memang ideal sekali apabila jalur antara
kendaraan dan para pejalan kaki maupun pesepeda dipisahkan satu sama lain.
Bahaya Binatang
Banyak orang yang mengatakan bahwa anjing adalah sahabat manusia yang paling
baik. namun itu tidak selamanya tepat apalagi bagi para pesepda dan para pelari.
Kebanyakan, anjing biasanya secara naluri akan menggonggong atau bahkan
dapat menggigit bila melihat sesuatu yang bergerak.

8
Jalan terbaik untuk memeperlakukan anjing yang menggonggong adalah dengan
bersikap seakan-akan tidak ada anjing sehingga anjing tersebut tidak akan
memperhatikan keberadaan anda.
Ada tiga alternative bila berpapasan dengan anjing.
1. Cobalah untuk bersikap bersahabat
2. Paksa agar anjing cepat menjauh dari anda
3. Bersikap tundu ( tidak melawan)

Bahaya Manusia
Karena kebiasan anda berlari yang dilakukan sendirian, dapat mudah mengalami
berbagai serangan baik berupa peramokan maupun permerkosaan dan bahata
secara fisik lainnya.
Untuk mempertahankan diri, bawalah pentunan atau peluit, dan senantiasa
waspada terhadap sesuatu yang terjadi disekitar anda.
Bahaya Lingkungan
Kondisi udara dimana anda melakukan latihan akan mempengaruhi prestasi serta
kesehatan anda. Ada kolerasi (hubungan) positif antara karbon monoksida pada
udara yang terdapat di sekitar tempat latihan dengan terjadinya gejala penyakit
kardiovaskular. Pada saat anda latihan akan banyak menghirup udara secara
berlebihan, anda akan menghirup udara yang telah terkontaminasi dengan
senyawa kimiawi yang berbahaya selama melakukan latihan di tempat yang
udaranya telah tercemar.
Buat Rencana Latihan yang Matang
Bawalah selalu kartu identitas diri (KTP) yang dapat memancarkan cahaya pada
saat melakukan latihan (khususnya untuk latihan yang dilakukan di luar rumah),
sehingga anda mudah dikenali
Lakukan latihan seperti yang biasa dilakukan oleh masyarakat umum, sehingga
anda dapat menikmati program latihan tersebut dengan nyaman.

MENGHINDARI CEDERA YANG TERJADI AKIBAT CUACA DINGIN


Dalam mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh cuaca dingin lebih
banyak ditekankan pada pelengkapan pakaian yang anda kenakan selama melakukan
latihan, jenis sepatu yang anda kenakan serta lingkungan disekitar tempat latihan
anda.
Anda sebaiknya berhati-hati, jangan mengenakan pakaian yang berlebihan
selama melakukan latihan pada musim dingin. Suhu tubuh anda akan meningkat
secara bertahap selama melakukan latihan. Jadi, setelah masa 5 sampai 10 menit anda
melakukan latihan, tubuh anda akan mengalami mekanisme dan menghasilkan panas,
meskipun sebelumnya anda merasa kedinginan pada saat mulai melakukan lari.

9
Suhu panas pada tubuh akan berkurang apabila anda membalut kedua lengan,
telapak kaki, kaki dan kepala secara tidak tepat. Posisi panas tubuh anda berkurang
sampai 40%.
Pada posisi cuaca dingin, kaki kita juga membutuhkan kehangatan. Pakailah
kaos kaki yang terbuat dari wol, bahan ini dapat memelihara kaki anda tetap hangat.
Kaki biasanya sudah cukup yerasa nyaman dengan hanya mengenakan satu
lapisan. Jenis-jenis perlengkapan latihan yang dapat anda pergunakan, seperti dance
tights, sweatpants, pantyhose ataupun perlengkapan lai yang dikenakan selama berlari
memang dapat memberikan perasaan hangat tanpa menimbulkan gangguan.
Orang-orang yang banyak menghabiskan waktunya di tempat-tempat yang
terbukan pada cuaca yang dingin akan dapat terserang radang dingin, khususnya pda
temperature yang sangat rendah. Gejalanya adalah suhu pada kulir akan menurun di
bawah 32 derajat farenheit dan menyebabkan terbentuknya Kristal es dikulit.
Perawatan untuk radang dingin dapat dilakukan dengan melakukan gerakkan-
gerakkan (terapi fisik) misalnya merentangkan jari-jari tangan dan kaki atau dapat
dilakukan dengan cara mengontraksi otot-otot yang bersangkutan, gerakkan tersebut
dimaksudkan agar suplai darah pada daerah tersebut menjadi hangat.

MENGHINDARI CEDERA KARENA PANAS

Suhu panas maupun suhu dingin keduanya berpotensi menimbulkan cedera


bagi atlet. Suhu panas dapat membunuh kesehatan atlet, dmeikian dikatakan oleh Dr.
George Sheehan. Pada saat otot melakuakn kontraksi (melakukan gerakan cepat
misalnya) maka tubuh kita akan menghasilkan panas yang lebih banyak dari pada saat
istirahat. Cara mudah ini untuk mengurangi panas yang terjadi didalam tubuh kita
adalah dengan keringar yang kita keluarkan.
Heatstroke merupakan masalah yang serius dan dapat tmenyebabkan
kematian. Gejala yang ditimbulkan berupa suhu tubuh menjadi sangat tinggi dan
mekanisme yang terjadi di dalam tubuh kita mampu mengendalikannya ke tingkat
yang normal. Gejala-tersebut meliputi pandangan kabur, kepala pusing dan mual.
Beberapa usaha pencegahan berikut ini da[at anda lakukan pada saat
melakulan latihan selama musim panas
1. Secar abertahap lakuakn penyesuaian dengan suhu udara
2. Sesuaikan jadwal altihan dengan keadaan cuaca.
3. Memakai pakaian yang tipis dapa menyerap keringat
4. Jangan memakai sweater
5. Minum cairan dalam jumlah yang banyak
6. Jangan minum tablet yang mengandung garam
7. Memakai jenis sepatu yang cocok.
8. Usahakan mengkomsumsi makanan dan buah buahan yang dapat
mengganti kandungan mineral
9. Sebaiknya anda melakukan latihan pada kondisi cuaca yang paling sejuk
10. Membasahi seluruh tubuh
11. Melakukan latihan dengan teman

10
12. Kenalilah gejala-gejala dan tanda-tanda heatstroke dan heat exhaustion.
13. Pergunakan cairan untuk melindungi sinar matahari.
14. Berilah perhatian ekstra apabila bersama anak-anak.

MEMILIH JENIS SEPATU YANG COCOK UNTUK MENCEGAH TERJADINYA


CEDERA
Memilih jenis sepatu yang tepat dalam membantu mencegah terjadinya cedera
olahraga. Sepatu yang dipakai idealmya harus sesuai dengan jenis olahraga yang anda
lakukan juga disesuaikan dengan karakter kaki anda.
Sekarang ini banya sekali produk-produk sepatu olahraga (khususnya sepatu atletik)
dan dapat meningkatkan prestasi latihan dan melindungi anda dari cedera. Sepatu yang
khusus untuk olahraga sekarang banyak tersedia pada took-toko peralatan olahraga.
Ada beberapa model sepatu yang dimana dipakai untuk sprinter dengan sepatu untuk
pelari jarah jauh. Juga jenis sepatu khusus yang digunakan untuk olahraga atletik. Sepatu ini
dapat dimodifikasi secara lebih luas lagi dengan mengubah bagian geriginya. Modifikasi
bentuk sepatu banyak seklai kita jumpai, terutama pada jenis sepatu lari. Oleh sebab itu,
apabila anda mengikuti lebih banyak jenis olahraga maka anda juga harus memiliki jenis dan
bentuk sepatu yang bervariasi.

BUKU 2
PENGOBATAN CEDERA OLAHRAGA MENGGUNAKAN HOMEOPATIK

11
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang praktisi homeopati cerhadap seorang atlet setelah
umur yang mengeluh "nyeri lutut yang terus-menerus sepanjang hari Atlet ini senang
melakukan joging dan jalan cepat untuk keperluan menjaga kesehatan dan rekreasi, sejak
empat tahun yang lalu sampai sekarang menderita kelainan sendi yang nyeri dan belum
diketahui penyebabnya. Ia telah berobat kepada seorang dokter keluarga dan didiagnosis seba
artritis periartikuler dan memberikan suntikan kortikosteroid yang kuat yaitu kortison untuk
menghilangkan inflamasi. Terapi yang pertama ini berhasil, tetapi nyeri timbul kembali
hanya setelah beberapa minggu. Kemu- dian berobat ke dokter lain dan didiagnosis sebagai
khondritis, Suatu peradangan pada rawan meniskus, dan tendinitis. Dokter ini menolak
memberikan kortison sebab dianggap cara pengobatan yang terakhir dan diberikan Motrin,
suatu obat anti inflamasi non steroid yang sering diresepkan untuk cedera atletik yang
melibatkan sendi dan untuk radang jaringan ikat. Obat Motrin "menyebabkan lambungnya
perih seperti ditusuk pisau" dan akhirnya pasien menghentikan pemakaian obat tersebut.
Pasien mencoba pengobatan chiropractic yaitu cara pengobatan dengan menekan dan memijat
tulang punggung dan tulang leher. Pengobatan ini dapat mengurangi rasa tidak enak tetapi
nyeri lutut masih ada bahkan menjalar sepanjang lutut bagian luar sehingga memerlukan
pemijatan dan tekanan yang terus-menerus.
Dalam homeopati tidak ditemukan istilah-istilah seperti artritis peri-artikuler atau
khondritis atau tendinitis.
"Kata Homeopati berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu dan pathos artinya
kelainan/penyakit, dan gabungan dari keduanya memberikan gambaran yang jelas
mengenai Suatu homeopatik dipilih untuk seorang pasien apabila obat tersebut
diberikan kepada seseorang yang sehat, dapat menimbulkan gejala gejala penyakit
yang sama/sejenis dengan gejala-gejala penyakit yang terdapat pada pasien tersebut.
Dengan perkataan lain, obat yang cocok untuk penyakit pasien adalah obat yang dapat
menimbulkan penyakit yang sama pada orang sehat.
Mengenai atlet wanita setengah umur yang selama empat tahuh lamanya belum
berhasil diobati dengan pengobatan medis standar dan dengan cara chiropratic dapat
meringankan penderitaan tetapi tidak dapat menyembuhkan. "Saya diminta oleh pasien
tersebut untuk berbuat sesuatu agar penyakitnya dapat disembuhkan." satu Wawancara awal
untuk evaluasi berlangsung jam, pasien selama lebih dari menjelaskan gejala-gejala yang
diterimanya dengan bahasanya sendiri. Misalnya: "Rasa nyerinya seperti sakit gigi,
berlangsung terus-menerus terasa agak enak bila digosok-gosok bila berjalan menuruni
tangga harus sambil memegang tepi tangga, dan kedua kaki harus diinjakkan ersama-sama.
saya takut terjatuh". Pasien juga ditanya: "Apakah nyerinya konstan atau hilang timbul?
Nyeri tersebut bertambah pada awal gerakan dan sedikit terasa bila gerakan diteruskan.
berkurang lutut terasa Jika bangun dari tempat tidur, nyeri, begitu pula bila bangun berdiri
dari kursi. Tetapi bila pasien berjalan lama-kelamaan nyeri berkurang/tidak dirasakan. Pasien
juga ditanya "apakah nyerinya bertambah atau berkurang pada cuaca dingin?" (Pada kasus
ini, lutut terasa nyeri dan berdenyut denyut pada cuaca dingin dan bertambah nyeri pada
udara lembap) praktisi homeopati harus menghadapi pasien
Bila memperhatikan semua aspek dari pasien. Sebab di dalam homeopati terdapat
obat atau sediaan yang jumlahnya lebih dari 2000 yang di dalam buku Materia Medica
dibahas beratus-ratus gejala dari ribu yang ada. Yang harus diperhatikan pada pasien adalah

12
mentalitas yaitu kondisi psikologis dan emosional dari pasien, gejala akut yaitu sifat seluruh
gejala yang dialami pasien baik gejala mayor maupun minor, dan modalitas yaitu gejala-
gejala yang disebabkan oleh faktor luar yang masih berperan penting dalam proses penyakit.
Perhatian khusus harus ditujukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi pasien.
Apakah bertambah baik bila bergerak atau memburuk? Apakah gejala penyakit memburuk
bila beristirahat atau bertambah baik bila latihan fisik? Apakah panas dan dingin berpengaruh
pada keluhan pasien?
Kemudian harus ditentukan kapan keluhan timbul dan sudah berapa lama. Suatu
kondisi yang akut adalah yang baru saja terjadi, sedangkan kondisi yang kronis adalah yang
telah berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tah Yang perlu diperhatikan
juga adalah kondisi konstitusional yaitu yang yang ditemukan secara turun- temurun dalam
keluarga dan dapat menjadi predisposisi timbulnya penyakit penyakit yang berat seperti
kanker atau tuberkulosis.
Setelah penelitian yang mendalam terhadap seluruh aspek dari pasien dan proses
penyakitnya, praktisi hom mulai mengeliminir gejala-gejala yang tidak sesuai dengan gejala
kunci dari obat-obat (sediaan) homeopatik. Praktisi harus memilih satu, dua atau tiga obat
ediaan) yang paling sesuai dengan gejala kunci. Bila sudah ditemukan maka tinggal
meresepkan potensi sediaan yang diinginkan. Pada umumnya, penyakit atau cedera akut
memerlukan potensi yang rendah. Pada kondisi kronis yang sudah berlangsung lama maka
potensi tinggi yang paling sering dipakai. Berdasarkan analisis secara homeopatik, kondisi
atlet tersebut adalah nyeri sendi lutut yang kronis. Modalitas penyakitnya adalah bertambah
baik bila bergerak dan diberi tekanan, bila dipijat, bila terkena panas dan bertambah buruk
bila terkena dingin atau lembap.
Mentalitas pasien adalah sering capek dan lesu, gejala ini tidak diperhatikan saat
wawancara awal, tetapi dapat diketahui dari sikap badannya yang lemas dan sering menarik
napas dalam dan ketika ditanya. Semua gejala di atas dirangkum dan ditemukan sediaan
(obat) yang paling sesuai yaitu Rhus toxicodendron atau yang biasa disebut Rhus tox., obat
ini dibuat dari tanaman poison ivy. Metode pengobatan homeopati melalui penelitian klinis di
mana sukarelawan yang sehat diberi makan tanaman, binatang dan mineral yang spesifik dan
gejala-gejala atau penyakit yang ditimbulkannya dicatat dan diteliti oleh ilmuan homeopati.
Teori yang mendasari metode ini dapat dijelaskan sebagai semua obat yang sudah
berikut "Jika orang sehat, maka dikenal dan obat lainnya diberikan kepada oleh obat tersebut
gambaran penyakit atau gejala yang disebabkan untuk pemakaian dapat menjadi indikasi
yang spesifik dan akurat ditemukan pada obat tersebut. Dengan mudah gejala-gejala yang
menjadi pasien dapat dicocokkan dengan gejala-gejala yang indikasi tersebut. Dan teori
tersebut benar. homeopati, di tengah-tengah berbagai seperti ilmu ke dokteran metode
pengobatan lainnya dan pathos artinya standar, alopati (allos artinya lain berbeda naturopati,
kelainan/penyakit), osteopati, chiropactic dan dan tidak dapat bertahan dan tidak tersingkir.
Tentu saja kira masuk akal bagi ilmu adalah sulit tikan homeopati untuk berusaha menggan-
secara metode pengobatan standar yang sudah mapan dan dipakai luas.
Pada atlet wanita tersebut di atas, karena sifat dari kondisi penyakitnya (tidak ada diagnosis
khusus yang dibuat), Rhus tox, dapat diindikasikan. Tetapi, karena kondisinya sudah
berlangsung lama (kronis), dipilih sediaan potensi tinggi yaitu 200c. Pasien dianjurkan untuk
minum Rhus tox, dosis tunggal 200c satu kali setiap dua hari sekali sebanyak 2 dosis secara

13
keseluruhan, kemudian dihentikan selama seminggu, ulangi pengobatan seperti sebelumnya,
dan tunggu hasilnya. Tiga hari setelah terapi awal, wanita tersebut berkunjung kembali.
Terlihat senyum di wajahnya di mana sebelumnya tidak ada. "Ia bertanya apakah ada yang
berbeda pada penampilannya." Dan tanpa menunggu saya menjawab, ia berseru bahwa "Saya
dapat menuruni tangga seperti orang sehat dan nyeri lutut telah hilang." Dalam ilmu
homeopati terdapat satu prinsip yang vital. Bila suatu sediaan (obat) homeopatik yang sudah
diseleksi berdasarkan gejala kunci, menunjukkan hasil yang memuaskan maka semua
pengobatan harus dihentikan. Atlet diberitahukan untuk menghen- tikan pengobatan yang
lamanya 2 minggu tersebut dan dapat diulangi bila gejala, ia kambuh. Kasus ini diobati pada
pertengahan musim panas tahun 1984. Hampir dua tahun dan enam bulan berlalu, wanita
mengalami ke kambuhan. tersebut belum pernah Pada akhir musim panas tahun 1984,
seorang laki-laki yang mengalami cedera atletik datang berobat. Sebagai seorang profesor di
Universitas dan berumur 42 tahun, ia juga seorang pemain softball yang aktif pada musim
panas. Selain musim panas ia tidak aktif berolahraga. Pasien ini mengeluh bahunya sangat
nyeri sekali akibat cedera. Ia telah berobat ke dokter pribadinya, seorang internist, kira- kira
empat minggu yang lalu, dan didiagnosis sebagai tendinitis dan diresepkan obat anti
inflamasi non steroid. obat tersebut bila diminum dapat menghilangkan rasa nyeri tetapi tidak
permanen. Bil obat habis maka nyeri timbul kembali. Profesor Michael merasa tidak enak
secara terus-menerus dan terpaksa menghentikan permainan softballnya. Bahu terasa
berdenyut-denyut dan nyeri. Nyeri bertambah parah bila bergerak, membaik bila beristirahat
dan menghentikan gerakan, memburuk bila ditekan. Pasien tidak dapat tidur pada sisi yang
cedera; dan juga tidak dapat tertekan; juga tidak dapat mengangkat lengannya di atas bahu
tanpa menimbulkan rasa nyeri Dokter pribadinya telah memberitahu bahwa cedera tersebut
dapat sembuh sendiri. Ternyata tidak terjadi walaupun sudah berminggu minggu. Sementara
itu, dokter pribadinya menambahkan obat lain untuk mempercepat penyembuhan. Dapat
dimengerti bahwa profesor tersebut menginginkan kesembuhan yang cepat sehingga ia dapat
bemain softball lagi.

Bila diamati dengan teliti kedua kasus tersebut mempunyai keluhan yang sama.
Kedua-duanya mengeluh nyeri sendiri, yang satu di lutut, sedangkan yang lainnya di bahu.
Dalam ilmu kedokteran standar, kedua kondisi tersebut hampir sama dan kedua pasien
tersebut diresepkan obat yang sama yaitu anti inflamasi, Motrin. Tetapi, secara ilmu
homeopati, kedua atlet memiliki gejala kunci yang sangat berbeda. Pada kasus pertama,
memulai gerakan meningkatkan rasa nyeri, tetapi bila diteruskan gerakannya, rasa nyeri akan
berkurang. Pada kasus kedua, gejalanya merupakan kebalikan dari yang pertama Pada kasus
pertama, tekanan dan pijatan mengurangi nyeri, pada kasus kedua tekanan meningkatkan
nyeri. Bagi praktisi yang terlatih homeopati, atlet-atlet tersebut menderita kelainan yang
berbeda.
Obat yang sesuai untuk profesor yang suka bermain softball adalah Bryonia, suatu
sediaan homeopatik yang terbuat dari sejenis tanaman liar (wild hops plant). Dan, karena
kondisinya hanya berlangsung beberapa minggu saja, maka dianggap akut, dan diberi
Bryonia potensi rendah atau menengah, diminum sebanyak 5 tablet yang masing-masing
berisi i grain setiap 4 jam sampai sebagian besar gejala nyeri mereda, pada saat itu proses
penyembuhan telah dimulai dan pengobatan dapat dihentikan. Bagi orang yang tidak terlatih
ilmu homeopati, kecepatan kerja

14
1. Individualisasi. Pengobatan homeopati bersifat individual terha dap gejala akut atau kronis,
mentalitas dan modalitas dari proses penyakit. Pengobatan tidak ditujukan pada diagnosis
penyakit tertentu, tetapi pada individu yang sakit sebagai satu kesatuan biologis dan
psikologis. (Pasien mungkin tidak menderita penyakit yang dicurigai)."
2. siat obat terbukti. Percobaan dalam homeopati dan pem buktian khasiat obat melalui
manusia percobaan. Tidak seperti obat alopatik, obat homeopatik tidak melalui percobaan
binatang untuk menentukan efektivitasnya dan reliabilitasnya sebelum di sediakan untuk
masyarakat.
3. Metode homeopati. Homeopati memakai seluruh gejala kunci untuk cedera dan penyakit.
Homeopati bukan mengurangi proses penyakit saja. Aspirin menutupi nyeri kepala dan
codein menutupi batuk, tetapi keduanya tidak.

BUKU 3
BAB 5 FASE CEDERA
MODEL PENCEGAHAN CEDERA

15
Pencegahan Cedera

Mencegah lebih baik daripada mengobati, hal ini tetap merupakan kaidah yang harus
dipegang teguh. Banyak cara pencegahan tampaknya biasa-biasa saja, tetapi masing-masing
tetaplah memiliki kekhususan yang perlu diperhatikan.
1.    Pencegahan lewat keterampilan
Pencegahan lewat keterampilan mempunyai andil yang besar dalam pencegahan cedera itu
telah terbukti, karena penyiapan atlit dan resikonya harus dipikirkan lebih awal. Untuk itu
para atlit sangat perlu ditumbuhkan kemampuan untuk bersikap wjar atau relaks. Dalam
meningkatkan atlit tidak cukup keterampilan tentang kemampuan fisik saja namun termasuk
daya pikir, membaca situasi, mengetahui bahaya yang bisa terjadi dan mengurangi resiko.
Pelatih juga harus mampu mengenali tanda-tanda kelelahan pada atlitnya, serta harus dapt
mengurangi dosis latihan sebelum resiko cedar timbul.
a)    Mengurangnya antusiasme atau kurang tanggap
b)   Kulit dan otot terasa mengembang
c)    Kehilangan selera makan
d)   Gangguan tidur, sampai bangun masih terasa lelah
e)    Meningkatnya frekuensi jantung saat istirahat
f)     Penurunan berat badan
g)    Melambatnya pemulihan
h)    Cenderung menghindari latihan atau pertandingan

2.    Pencegahan lewat Fitness


Fitness secara terus menerus mampu mencegah cedera pada atlit baik cedera otot, sendi dan
tendo, serta mampu bertahan untuk pertandingan lebih lama tanpa kelelahan.
a.    Strength
Otot lebih kuat jika dilatih, beban waktu latihan yang cukup sesuai nomor yang diinginkan
untuk. Untuk latihan sifatnya individual, otot yang dilatih benar-benar tidak mudah cedera.
b.    Daya tahan
Daya tahan meliputi endurance otot, paru dan jantung. Daya tahan yang baik berarti tidak
cepat lelah, karena kelelahan mengundang cedera.
c.    Pencegahan lewat makanan
Nutrisi yang baik akan mempunyai andil mencegah cedera karena memperbaiki proses
pemulihan kesegaran diantara latihan-latihan.
Makan harus memenuhi tuntutan gizi yang dibutuhkan atlit sehubungan dengan latihannya.

16
Atlit harus makan-makanan yang mudah dicerna dan yang berenergi tinggi kira-kira 2,5 jam
sebelum latihan atau pertandingan.
Pencegahan lewat Warming up ada 3 alasan kenapa warm up harus dilakukan :
· Untuk melenturkan (stretching) otot, tendon dan ligament utama yang akan dipakai.
· Untuk menaikkan suhu terutama bagian dalam seperti otot dan sendi.
· Untuk menyiapkan atlit secara fisik dan mental menghadapi tugasnya.
d.    Pencegahan lewat lingkungan
Banyak terjadi bahwa cedera karena lingkungan. Seorang atlit jatuh karena tersandung
sesuatu (tas, peralatan yang tidak ditaruh secara baik) dan cedera. Harusnya memperhatikan
peralatan dan barang ditaruh secara benar agar tidak membahayakan.
e.       Peralatan
Peralatan yang standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat
sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah
salah satu bagian peralatan dalam berolahraga yang mendapat banyak perhatian para ahli.
Masing-masing cabang olahraga umumnya mempunyai model sepatu dengan cirinya sendiri.
Yang paling banyak dibicarakan adalah sepatu olahraga lari. Hal ini di hubungkan dengan
dominanya olahraga lari, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari orang lain.
Sepatu yang baiksangat membantu kenyamanan berolahraga dan dapat memperkecil resiko
cedera olahraga.
Kontruksi sepatu
Sepatu lari yang baik mempunyai cirri-ciri kontruksi sebagai berikut :
1)   Sol relative tebal dan kuat, tetapi cukup elastic sehingga mampu meredam benturan.
Biasanya mempunyai permukaan yang tidak rata (bergelombang atau berkembang-kembang).
2)   Tumit harus sedikit lebih tinggi dari bagian depan ½ inci (1,3 cm).
3)   Bagian belakang “counter” ditinggikan sedikit sebagai “Achilles pad” dengan tujuan
mencegah cedera tendon Achilles.
4)   Terdapat “arch support” yang baik.
5)   Harus cukup fleksibel, bisa dibengkokkan dengan mudah.
6)   “Heel counter” harus kuat dan kaku.
7)   Berat sepatu sekitar 238-340 gram.
Sepatu dikatakan pas jika jarak antara ujung jari kaki dengan bagian depan sepatu selebar
satu jari tangan (1,5 cm), bagian yang lebar dari kaki pas dengan bagian lebar dari sepatu,
serta tumit “terpegang” dengan pas pada “counter” (bagian belakang sepatu). Pengepasan
sepatu harus dengan memakai kaos kaki (harus cukup empuk dan tebal) yang bisa digunakan.
f.        Medan

17
Medan dalam menggunakan latihan atau pertandingan mungkin dari alam, buatan atau
sintetik, keduanya menimbulkan masalah. Alam dapat selalu berubah-ubah karena iklim,
sedang sintetik yang telah banyak dipakai juga dapat rusak. Yang terpenting atlit mampu
menghalau dan mengantisipasi hal-hal penyebab cedera.
g.       Pencegahan lewat pakaian
Pakaian sangat tergantung selera tetapi haruslah dipilih dengan benar, seperti kaos, celana,
kaos kaki, perlu mendapat perhatian. Misalnya celana jika terlalu ketat dan tidak elastis maka
dalam melakukan gerakan juga tidak bebas. Khususnya atletik, sehingga menyebabkan lecet-
lecet pada daerah selakangan dan bahkan akan mempengaruhi penampilan atlit.
h.       Pencegahan lewat pertolongan
Setiap cedera memberi tiap kemungkinan untuk cedera lagi yang sama atau yang lebih berat
lagi. Masalahnya ada kelemahan otot yang berakibat kurang stabil atau kelainan anatomi,
ketidakstabilan tersebut penyebab cedera berikutnya. Dengan demikian dalam menangani
atau pemberian pertolongan harus kondisi benar dan rehabilitasi yang tepat pula.
i.         Implikasi terhadap pelatih
Sikap tanggung jawab dan sportifitas dari pelatih, official, tenaga kesehatan dan atlitnya
sendiri secara bersama-sama. Yakinkan bahwa atlitnya memang siap untuk tampil, bila tidak
janganlah mencoba-coba untuk ditampilkan dari pada mengundang permasalahan. Sebagai
pelatih juga perlu memikirkan masa depan atlit merupakan faktor yang lebih penting.

H.    Perawatan dan Pengobatan cedera olahraga

Dalam melakukan perawatan dan pengobatan cedera olahraga terlebih dahulu mengetahui
dan apa yang harus dikerjakan. Terdapat pendarahan tidak, fruktur tulang (patah tulang) dan
sebagainya, atau mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah kecil atau besar (pendarahan
dibawah kulit) di daerah itu. Bila ini terjadi akan ada warna ungu, nyeri dan bengkak.
A.       Penanganan pendarahan
Penanganan cedera dinilai lewat tingkatan cedera berdasarkan adanya pendarahan lokal.
1.    Akut (0-24 jam)
Terjadi cedera antara saat kejadian sampai proses pendarahan berhenti, biasanya samapai 24
jam. Dalam pertolongan yang benar dapat mempersingkat periode ini.
2.    Sub-Akut (24-48 jam)
Pada saat masa akut telah berakhir, pendarahan telah berhenti, tetapi bisa berdarah kembali.
Bila pertolongan tidak benar dapat kembali ke tingkat akut dan berdarah kembali.
3.    Tingkat lanjut (48 jam sampai lebih)

18
Pendarahan telah berhenti, dan kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut, pada saat ini
penyembuhan telah mulai. Dengan pertolongan yang baikmasa ini dapat mempersingkat.
Pelatih harus sangat mahir dalam hal ini agar tahu kapan harus meminta pertolongan dokter.
B.       Penanganan pertama
Pulihnya atlit dan mampu aktif  kembali sangat tergantung dari keputusan yang dibuat saat
terjadi cedera, serta pertolongan yang diberikan. Bila dokter tidak ada, maka terpaksa pelatih
harus memutuskan sendiri, keadaan ini paling banyak berlaku.
Pelatih harus mampu memutuskan apakah atlit terus atau berhenti, untuk cedera yang berat
keputusannya sangat mudah diambil, tetapi untuk cedera yang ringan keputusannya menjadi
sangat sulit. Bila ragu istirahatkan atlit anda, pelatih sebaiknya mampu melakukan
pemeriksaan praktis fungsional dilapangan.
C.       Penanganan rehabilitasi medik
Pada terjadinya cedera olahraga upaya rehabilitasi medik yang sering digunakan adalah :
1.    Pelayanan spesialistik rehabilitasi medik
2.    Pelayanan fisioterapi
3.    Pelayanan alat bantu (ortesa)
4.    Pelayananpengganti tubuh (protesa)
Penangana rehabilitasi medik harus sesuai dengan kondisi cedera.
a.    Penanganan rehabilitasi medik pada cedera olahraga akut.
Cedera akut ini terjadi dalam waktu 0-24 jam. Yang paling penting adalah penangananya.
Pertama adalah evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah
ada keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Bila ada  tindakan pertama harus
berupa penyelamatan jiwa. Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau hal
tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu RICE :
R – Rest         : diistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial penting
untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
I – Ice : terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa nyeri.
C – Compression : penekanan atau balut tekan gunanya membantu mengurangi
pembengkakan jaringan dan pendarahan lebih lanjut.
E – Elevatin : peninggian daerah cedera gunanya mencegah statis, mengurangi edema
(pembengkakan) dan rasa nyeri.
b.    Penanganan rehabilitasi pada cedera olahraga lanjut
Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada antara lain berupa :
·      Pemberian modalitas terapi fisik
Terapi dingin :

19
Cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :
1.    Kompress dingin
Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada
bagian yang cedera.
Lamanya : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10 menit.
2.    Masase es
Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dengan lama 5-7 menit,
dapat diulang dengan tenggang waktu 10 menit.
3.    Pencelupan atau peredaman
Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang dicampur
dengan es. Lamanya 10-20 menit.
4.    Semprot dingin
Tekniknya dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane kebagian tubuh yang cedera.
Terapi panas :
Pada umumnya toleransi yang baik pada terapi panas adalah bila diberikan pada fase subakut
dan kronis dari suatu cedera, tetapi panas juga dapat diberikan pada keadaan akut.

BAB III
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN DARI KE 3 BUKU CEDERA OLAHRAGA :

20
Kelebihan :
BUKU 1 BUKU 2 BUKU 3
1. Didalam buku 1 saya Didalam buku ke 2 hanya Didalam buku ke tiga yang
membahas dua bab satu jenis pengobatan yang saya dapat hanya satu yaitu
yang dimana dua bab dianjurkan yaitu dengan dimana didalam buku ke 3
tersebut hemeoaptik Cuma itu yang hanya model-model
berhubungan dibahas didalam buku 2 penangannya saja
mengenai tentang hanya penjelasannya saja.
cedera olahraga
tetapi didalam bab
pertama dimana
bukan hanya
mencegah tetapi
merawat atlet yang
sedang cedera.
2. Didalam buku 1 saya Pada buku yang kedua ini Penjelasan utuk buku ke 3
sangat memahami saya melihat ada beberapa sangat singkat terdapat
karena didalam buku gambar yang jelas serta contoh cedera apa saja yng
1 ada pula di bab 13 bewarna yang bagus serta terjadi pada atlet.
membahas tentang mudah dimengerti. Adanya
bentuk-bentuk sepatu sifat-sifat cara mengobati
agar para atlet tidak hemeotapi. Memiliki metode
mengalami cedera cara mengobatinya juga di
dan adapula paparkan dengan jelas dan
membahas tentang terperinci.
dimana pada saat
cuaca dingin dan
panas seorang atlet
mudah kali terkenan
cedera disitukan
dibahas apa saja
cedera yang dialami
atlet pada musim
dingin dan panas.
3. Point ketiga yang isi buku kedua memiliki Dalam buku ini sangat
saya dapat dari buku manfaat untak saya terutam mempermudahkan saya
ini yaitu buku ini pada penjelasannya tentang mengerti tentang arti
banyak penjelasan pencegahan dalam cedera pencegahan cedera olahraga
dan gambar-gambar olahraga. itu seperti apa karena
bentuk latihan pada Cara mengobati cedera bahasanya sangat baku dan
saaat mengalami menggunakan hemopatik singkat
cedera bentuk latihan sangat mudah saya pahami
yang dianjurkan
4. Pemaparan materi
yang saya dapat
sangat lengkap ada
terdapat cara
mengatasi cedera
dengan beberapa
grade.

21
Kelemahan :
BUKU 1 BUKU 2 BUKU 3
Didalam buku satu yang Pada buku ke 2 ini ada Terlalu banyak materi yang
saya dapat hanya satu gambar yang kurang dipaparkan dalam buku ke 3
kelemahan saja yaitu dimana menarik, tidak ada contoh ini, sehingga membuat saya
didalam buku 1 yang saya dalam buku ke 2 ini. lebih sulit unutk dimengerti.
dapat hanya gambarnya
yang buram
Ada beberapa hal yang Pemaparan materinya Kurang efektif bahasa yang
kurang dimiliki pada buku 1 kurang lengkap, tidak terinci di jelaskan pada buku ini
ini yakni cara mengatasi dijelaskan ilmu
cedera tidak di jelaskan pada hemeotapinya
buku ini.

Ada kurang saya mengerti Ada kasus yang diamati


dalam buku ke 1 ini yakni tetapi tidak menjelaskan
terlalu banyak latihannya hasilnya
sedangkan cedera harus
beristirahat.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan :
Saya ambil kesimpulan di buku ini bahwasanya buku ini memiliki tujuan yang berbeda beda
tetapi dalam topik materi yng sama tentang cedera olahraga misalnya:

22
Pada buku ke 1 MENGHINDARI CEDERA KARENA PANAS

Suhu panas maupun suhu dingin keduanya berpotensi menimbulkan cedera


bagi atlet. Suhu panas dapat membunuh kesehatan atlet, dmeikian dikatakan oleh Dr.
George Sheehan. Pada saat otot melakuakn kontraksi (melakukan gerakan cepat
misalnya) maka tubuh kita akan menghasilkan panas yang lebih banyak dari pada saat
istirahat. Cara mudah ini untuk mengurangi panas yang terjadi didalam tubuh kita
adalah dengan keringar yang kita keluarkan.
Heatstroke merupakan masalah yang serius dan dapat tmenyebabkan
kematian. Gejala yang ditimbulkan berupa suhu tubuh menjadi sangat tinggi dan
mekanisme yang terjadi di dalam tubuh kita mampu mengendalikannya ke tingkat
yang normal. Gejala-tersebut meliputi pandangan kabur, kepala pusing dan mual.
Beberapa usaha pencegahan berikut ini da[at anda lakukan pada saat
melakulan latihan selama musim panas
15. Secar abertahap lakuakn penyesuaian dengan suhu udara
16. Sesuaikan jadwal altihan dengan keadaan cuaca.
17. Memakai pakaian yang tipis dapa menyerap keringat
18. Jangan memakai sweater
19. Minum cairan dalam jumlah yang banyak

Pada buku 2 1. Individualisasi. Pengobatan homeopati bersifat individual terha dap gejala
akut atau kronis, mentalitas dan modalitas dari proses penyakit. Pengobatan tidak ditujukan
pada diagnosis penyakit tertentu, tetapi pada individu yang sakit sebagai satu kesatuan
biologis dan psikologis. (Pasien mungkin tidak menderita penyakit yang dicurigai)."
2. siat obat terbukti. Percobaan dalam homeopati dan pem buktian khasiat obat melalui
manusia percobaan. Tidak seperti obat alopatik, obat homeopatik tidak melalui percobaan
binatang untuk menentukan efektivitasnya dan reliabilitasnya sebelum di sediakan untuk
masyarakat.
3. Metode homeopati. Homeopati memakai seluruh gejala kunci untuk cedera dan penyakit.
Homeopati bukan mengurangi proses penyakit saja. Aspirin menutupi nyeri kepala dan
codein menutupi batuk, tetapi keduanya tidak.

pada buku 3Pencegahan lewat keterampilan

23
Pencegahan lewat keterampilan mempunyai andil yang besar dalam pencegahan cedera itu
telah terbukti, karena penyiapan atlit dan resikonya harus dipikirkan lebih awal. Untuk itu
para atlit sangat perlu ditumbuhkan kemampuan untuk bersikap wjar atau relaks. Dalam
meningkatkan atlit tidak cukup keterampilan tentang kemampuan fisik saja namun termasuk
daya pikir, membaca situasi, mengetahui bahaya yang bisa terjadi dan mengurangi resiko.
Pelatih juga harus mampu mengenali tanda-tanda kelelahan pada atlitnya, serta harus dapt
mengurangi dosis latihan sebelum resiko cedar timbul.
a)    Mengurangnya antusiasme atau kurang tanggap
b)   Kulit dan otot terasa mengembang
c)    Kehilangan selera makan
d)   Gangguan tidur, sampai bangun masih terasa lelah
e)    Meningkatnya frekuensi jantung saat istirahat
f)     Penurunan berat badan
g)    Melambatnya pemulihan
h)    Cenderung menghindari latihan atau pertandingan
jadi dari ke 3 buku ini yang mudah saya pahami adalah buku pertama karena pada buku
pertama sangat efekti dalam materinya.

Saran
Saran yang saya dapat dari ketiga buku tersebut yaitu dimana buku ini bagus dan banyak
penjelasan tetapi didalam buku 2 dan 3 banyak hal yang tidak dijelaskan seperti buku 1.

24

Anda mungkin juga menyukai