Dosen Pengampu :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat yang diberikan kepada kita sehingga kita dapat berhasil menyelesaikan CBR
atau Critical Book Review ini dengan tepat waktunya, dengan judul review “Terapi
Fisik”.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. dr. Novita Sari Harahap, M.
Kes., selaku dosen pembimbing matakuliah Terapi Fisik, yang telah memberi banyak
masukkan serta saran yang bermanfaat hingga tugas pemenuhan KKNI Universitas
Negeri Medan ini dapat selesai dengan tepat waktunya.
Kami menyadari bahwa review ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan review ini dan tugas selanjutnya. Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
review ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
menyertai segala usaha kita. Amin.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
A. Latar belakang ................................................................................................ 3
B. Tujuan ............................................................................................................ 3
C. Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II. ISI ANALISIS BUKU .................................................................................... 5
BAB III. PEMBAHASAN
A. Kelebihan buku ............................................................................................. 21
B. Kekurangan buku ......................................................................................... 22
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................23
B. Saran ..............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha prevensi sudah dapat diterima oleh
banyak orang, namun perannya sebagai terapi masih menjadikan kontroversi.
Kenyataan memang menunjukan bahwa pada keadaan tertentu aktivitas fisik atau
olahraga memberi manfaat sebagai penyembuh, namun pada keadaan lain
kadang-kadang justru menambah parahnya suatu penyakit. Berbeda dengan
pencegahan, hampir semua jenis penyakit dapat dicegah atau dihambat dengan
olahraga atau aktivitas fisik, sedang untuk usaha terapi terbatas terutama penyakit
degeneratif. Ada beberapa macam program terapi, seperti fisio terapi, terapi
akupasi, terapi bermain, terapi musik, operasi ortopedi. Fisio terapi adalah suatu
penyembuhan atau pengobatan bagi penderita kelainan fisik dengan menggunakan
tenaga, daya dan khasiat alam. Maksud kegiatan penyembuhan dan pengobatan
dengan menggunakan khasiat alam, terutama untuk menjaga gerak sendi,
mencegah terjadinya pemendekan otot, mendidik kembali perasaan dan gerakan
otot-otot, mencegah adanya atropi otot, serta mendidik gerakan fungsional.
B. Tujuan
Tujuan dari review buku ini untuk meningkatkan kualitas hidup penderita,
mengelola ketunaan atau penyakitnya dan menunda atau meniadakan komplikasi
yang akan ditimbulkannya. Selain itu, tujuan dari pengerjaan tugas ini ialah untuk
memenuhi penugasan KKNI Universitas Negeri Medan
C. Manfaat
1. Menambah studi pustaka mengenai kajian terapi fisik, khususnya terhadap usia
lanjut
2. Menambah wawasan mengenai kesehatan organ tubuh usia lanjut
3
BAB II
ISI ANALISIS BUKU
A. Buku Utama
ISBN :
Urutan cetakan :1
Dimensi buku :
Tebal buku :
BAB I. PENDAHULUAN
4
A. Pengertian Aktivitas Terapi
Terdapat beberapa macam program terapi, seperti fisio terapi, terapi akupasi,
terapi bermain, terapi musik, operasi ortopedi. Fisio terapi adalah suatu
penyembuhan atau pengobatan bagi penderita kelainan fisik dengan menggunakan
tenaga, daya dan khasiat alam. Maksud kegiatan penyembuhan dan pengobatan
dengan menggunakan khasiat alam, terutama untuk menjaga gerak sendi,
mencegah terjadinya pemendekan otot, mendidik kembali perasaan dan gerakan
otot-otot, mencegah adanya atropi otot, serta mendidik gerakan fungsional. Banyak
macam khasiat alam yang dapat dimanfaatkan untuk usaha penyembuhan dan
pengobatan, diantaranya dengan menggunakan sinar (light therapy) yang
menimbulkan panas berguna untuk analgesia, relaksasi otot, dan peningkatan
peregangan kolagen.
Tujuan yang ingin dicapai dalam program aktivitas terapi adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita, mengelola ketunaan atau penyakitnya dan
menunda atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Hal ini dilakukan
dengan didasarkan kepada kenyataan bahwa fungsi organ akan menurun apabila
tidak digunakan dan akan meningkat apabila digunakan. Takaran latihan harus
5
disesuaikan dengan tingkat toleransi individu. Sebagai indikator dari tingkat
toleransi adalah mulainya rasa tidak enak, nyeri atau tegang.
Penyimpangan postur pada leher dan kepala (tortikalis), ditandai oleh kepala
miring kesalah satu bahu, dan dagu miring ke atas ke sisi yang berlawanan. Kondisi
ini disebabkan oleh terjadinya pemendekan otot yang melekat pada tulang sedikit
di belakang telinga, ujung yang lain melekat pada bagian atas tulang selangka dan
tulang dada. Kepala agak condong ke depan merupakan penyimpangan postural
yang sering terjadi, kelainan ini disertai oleh kiposis, bahu ke arah depan, dan
lardosis. Dua faktor yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu extensors kepala dan
leher yang direnggangkann dan mengalami kelemahan karena mengalami
kesalahan posisi, kepala yang sering dimajukan.
Penyimpangan pada dada dan bahu. Bahu condong ke depan atau bahu
bundar merupakan posisi abnormal dari otot pectoral. Kondisi ini terjadi ketika otot
anterior pada otot pectoral menjadi pendek, dan kaku, dan otot pectoral ini yang
tertarik kedalam atau malah bertambah (otot rhomboids dan trapezius) menjadi
berkurang, lemah atau malah atau meregang. Kejadian ini dikuti dengan dada rata
dan kiposis.
6
Penyimpangan pada lutut, knock –knee, hyperextended knee dan bent knee.
Ketika mengamati siswa, seorang instruktur harus melihat dari samping, bergerak
mulai dari kaki, pergelangan kaki, sampai ke lutut. Penyimpangan yang umum
terjadi adalah hyperextended knee (genu recurvatum) atau hyperflexed knee.
Posisi normal lutut adalah lurus tetapi tidak kaku. Untuk mengoreksi bagian depan
dan belakang lutut dengan cara menyetel kembali tarikan otot yang mengontrol
secara flexion dan extension dan dengan cara memberikan arahan kepada siswa
tentang posisi yang tepat dari kaki. Lutut yang ditekuk dan lutut belakang,
kadangkala disatukan dengan punggung bawah yang datar dan lordosis pada
lumbar spine.
Nyeri adalah sebuah fenomena yang universal. Setiap orang akan mengalami
rasa nyeri dalam kehidupannya. Paling sedikit 80 % populasi, pada satu waktu
dalam kehidupannya akan menderita nyeri punggung bawah (low back pain).
Penyebab nyeri punggung bawah bermacam-macam, antara lain adanya trauma,
sindrom akibat penggunaan yang berlebihan, degeneratif, dan ifeksi. Kalau dilihat
dari masalah nyeri muskuloskeletal yang sering muncul yaitu : tulang (fraktur,
dislokasi, infeksi); sendi (disfungsi kartilago, ligamentum teregang/robek); otot,
tendo (peregangan yang berlebihan, robek, kelemahan, kelelahan).
C. Cerebral Palsy
7
lain, seperti bidang penglihatan, pendengaran, retardasi mental, ketidak mampuan
belajar, bicara dan bidang-bidang pengajaran di sekolah.
A. Aktivitas Terapi
Sudah mulai bertahun-tahun lalu aktivitas terapi diterapkan di Indonesia, yaitu
sejak perang dunia ke II. Konsep aktivitas terapi ini, sebagai pemenuhan kebutuhan
program awal latihan pada ambulasi, pre operatif, dan postoperatif. Pada masa
sekarang mulai berkembang dengan adanya cardiovascular fitness untuk individu
normal maupun yang memiliki keterbatasan telah mendapat perhatian, dan
manfaat dari latihan yang dilakukan telah dapat diterima. Hal ini telihat di
masyarakat sekarang banyak orang melakukan program aktivitas fisik untuk
8
penyakit akibat pola hidup yang tidak sehat dan penyakit degeneratif dijalankan
Berikut ini adalah faktor-faktor yang telah dipilih dan penting untuk latihan terapi
B. Terapi fisik
9
B. Buku Pembanding
Judul : Fisioterapi
Penulis : Sudarsini
Dimensi buku :-
Isi :
10
BAGIAN I ANAMNESIS PASIEN: MENETAPKAN DASAR YANG KOKOH
A. Sejarah Fisioterapi
Ilmu fisioterapi diyakini telah dipraktikkan sedini 400 SM oleh para dokter
Hippocrates dan Galen ketika mereka menganjurkan teknik terapi manual, pijat,
dan metode hidroterapi dalam merawat pasien mereka. Pada abad kedelapan
belas, setelah perkembangan ortopedi, Gymnasticon dikembangkan untuk
membantu mengobati encok dan kondisi serupa melalui latihan sistematis sendi,
yang mirip dengan perkembangan fisioterapi lainnya. Sebagai sistem profesional,
fisioterapi memiliki asal-usul paling awal yang didokumentasikan yang berasal dari
manipulasi fisik dan latihan pada tahun 1813 seperti yang dianjurkan oleh bapak
senam Swedia, Per Henrik Ling, pendiri Royal Central Institute of Gymnastics. Di
Swedia, istilah sjukgymnast digunakan untuk merujuk pada fisioterapis atau
seseorang yang terlibat dalam merawat mereka yang sakit senam. Badan
Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional Swedia memberikan terapis resmi
pengakuan resmi pada tahun 1887, yang memicu negara lain untuk mengikutinya.
Chartered Society of Physiotherapy kemudian diselenggarakan oleh empat
perawat di Inggris pada tahun 1894. Pada tahun 1913, Sekolah Fisioterapi dibuka
di Universitas Otago di Selandia Baru dan Reed College di Portland, Oregon,
memiliki lulusan pembantu rekonstruksi pada tahun 1914. Dengan dimulainya ilmu
terapi fisik, konsep terapi manipulatif tulang belakang kemudian menjadi elemen
utama dari praktik. Itu menjelang akhir abad kesembilan belas ketika terapi fisik
modern didirikan. Semakin populernya terapi fisik dan peristiwa yang relevan yang
membuat dampak global menyerukan perkembangan segera dalam industri ini.
Perempuan secara perlahan dipekerjakan untuk pendidikan jasmani dan
penerapan latihan perbaikan, mengikuti ahli bedah ortopedi Amerika
mendapatkan sejumlah besar kasus cacat yang membutuhkan perawatan.
Perawatan terapi fisik ini dipromosikan dan diterapkan selama wabah polio pada
tahun 1916. Fisioterapi dilembagakan selama Perang Dunia Pertama, dan
perempuan direkrut untuk membantu bekerja dengan tentara, memberikan terapi
fisik untuk membantu mengobati cedera yang mereka derita. Pada tahun 1918,
pembantu rekonstruksi kemudian menjadi istilah resmi untuk merujuk pada
11
individu yang melakukan terapi fisik. Dengan penelitian yang berfungsi sebagai
katalis untuk gerakan terapi fisik dan dengan pecahnya Perang Dunia I, sekolah
pertama terapi fisik dibangun di Rumah Sakit Angkatan Darat Walter Reed di
Washington, D.C.
B. Pengertian Fisioterapi
Bab II. Tahapan Perkembangan Manusia Masa Prenatal dan masa Post-Natal
- Trimester pertama
- Trimester kedua
- Trimester ketiga.
Namun, perkembangan otak bayi tidak hanya sampai sini, otak bayi akan
terus berkembang saat bayi sudah di lahirkan. Maka dari itu berilah asupan yang
baik untuk bayi agar mendukung pertumbuhan otaknya.
- Infeksi
12
- Asupan Alkohol
- Obat-obatan
- Tubuh cepat letih dan daya tahan tubuh terhadap penyakit menurun.
Pada masa puber terjadi perubahan fisik dan psikologi yang pesat. Anak
perempuan lebih cepat mengalami masa puber daripada anak laki-laki.
1. Perubahan fisik
13
- Laki-laki : Masa puber seorang laki-laki dimulai ketika organ-organ
reproduksi laki-laki telah berfungsi. Massa puber ini ditandai dengan
peristiwa mimpi basah, yaitu keluarnya sperma dari tubuh. Sperma
dihassilkan oleh testis. Ciri-ciri kelamin sekunder:
Jakun membesar.
A. Pengertian Stroke
14
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh
darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak yang mendadak. Sehingga
akibat penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak
tertentu berkurang bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak
bahkan mati. Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah
otak yang terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cedal), lumpuh
anggota gerak, bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa.
1. Tiba-tiba mati rasa atau lumpuh atau kelemahan pada lengan, wajah, atau kaki.
2. Kebingungan mendadak
3. Kesulitan berbicara, bicara pelo, cedal atau sulit memahami kata-kata orang lain.
C. Jenis-jenis Stroke
1. Stroke Iskemik adalah stroke iskemik, di mana aliran darah ke otak tersumbat
oleh gumpalan darah atau timbunan lemak yang disebut thrombus di lapisan
pembuluh darah. Stroke iskemik terjadi akibatthrombus atau bekuan darah
menyumbat pembuluh darah di otak
15
dengan darah.
D. Penanganan Stroke
1. Ultrasound
Secara khusus, alat fisioterapi ini digunakan untuk mengobati gangguan otot
dan tulang (muskuloskeletal), contohnya terkilir, otot tegang, tendonitis,
hingga cedera akibat olahraga. Pertama-tama, dokter atau terapis akan
mengoleskan gel agar gelombang suara bisa terserap secara maksimal ke
dalam kulit dan otot. Setelah itu, tongkat USG akan digerakkan secara
melingkar di dekat lokasi cedera.
16
2. Stimulasi listrik dan TENS
3. Traksi
Traksi adalah alat berbentuk mirip meja yang menggunakan tenaga mekanik.
Alat ini sering digunakan untuk mengobati nyeri punggung bawah dan nyeri
leher.
4. Kompres panas
6. Kinesio tape
K-tape atau Kinesio tape sering digunakan oleh fisioterapis untuk mendukung
program rehabilitasi pasien. Bentuknya seperti tempelan selotip beraneka
warna yang sifatnya lentur (fleksibel), mampu meregang atau menarik saat
Anda bergerak.
17
Bina diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan motorik-gerak, meliputi
individu yang mengalami gangguan koordinasi akibat penyakit yang telah
dialaminya antara lain akibat dari penyakit Folio Myelities, Crebral Palsy, Muscules
Dysthropi, Amyotonia, Amputasi, dan penyakit-penyakit lain yang menyebabkan
timbulnya gangguan gerak, baik yang disebabkan oleh gangguan fisik, neurologis,
congenital, atau gabungan dua atau lebih dari gangguan tersebut. Individu yang
mengalami gaguan tersebut pendidikannya di sekolah khusus (SLB).
Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan kepada siswa di SLB bervariasi
sesuai dengan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga program bina diri
sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah reguler dapat
bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam
bidang bina-diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan koordinasi-motorik.
Apabila ada tenaga Okupasional Terapist dapat bekerjasama sehingga hasilnya
dapat lebih optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang terapi okupasional
(OT) adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional terapis, namun guru
pendidikan khusus dapat memderikan latihan atau pembinaan tersebut melalui
layanan bina diri.
Bab VI. Bina Gerak Bagi Anak Yang Mengalami Gangguan Motorik
18
B. Jenis-jenis Gerak Pleksi dan Extensi
A. Pegertian, Tujuan
B. Pelaksanaan Program
19
supportif, dan pembinaan yang sifatnya fungsional. Pengatauan lain yang sifatnya
medis adalah mengidentifikasi jenis gangguan yang dialami oleh individu, apakah
termasuk cerebral palsy tipe spastic, atetosis, rigid atau tremor, atau gabungan.
Musculus Dystrophy (MD) adalah jenis gangguan individu yang sangat sensitive
(progresif). Untuk gangguan ini, latihan yang diberikan hanya passive movemen,
kalau kita berikan latihan sama dengan pada klien cerebral palcy, maka kondisi
ototnya akan menjadi cepat menurun.
1. Bulu tangkis, contoh gerakan manipulatif dalam permainan bulu tangkis adalah
memukul shuttlecok, mengayunkan raket, dan memgang raket.
2. Sepak Bola, contoh gerak manipulatif dalam permainan sepak bola adalah
menendang, menangkap, dan menggiring bola.
3. Bola Basket, contoh gerak manipulatif dalam permainan bola basket adalah
,enggiring (dribbling) dan mengoper (passing) bola, menangkap dan melempar
bola, menembak bola atau shooting.
20
BAB III
PEMBAHASAN
A. KELEBIHAN BUKU
1. Pada buku ini menjelaskan beberapa cedera yang cukup mudah di pahami
2. Buku ini jug menjelaskan bagaimana cara menanganin cedera tersebut
1. Selain itu pembahasan buku ini disusun secara sistematis dimulai dari
pengertian dasar filsafat dan sejarah, pembagiannya, dan bagaimana kaitannya
dengan beberapa kajian lainnya
2. Penempatan materi disusun secara sistematis, sehingga pembaca dapat mudah
memahami isi buku
3. Isi dari buku dibahas sangat panjang danmeliputi banyak hal, mulai dari apa itu
fisioterapi secara singkat, jenis-jenis cedera yang dapat ditangani dengan
fisioterapi, jenis terapi yang boleh digunakan, kekurangan dari tiap jenis terapi
fisik dan efektivitas yang didapatkan saat melakukan aktivitas terapi fisik
4. Buku ini juga dilengkapi dengan beberapa gambar praktek terapi fisik yang benar
dan table serta grafik penelitian yang telah membuktikan terapi fisik yang dapat
dilakukan saat cedera khususnya saat olahraga
5. Keunikan lain dari buku ini ialah disetiap akhir pembahasan selalu
mencantumkan kesimpulan sehingga memudahkan pembaca untuk merangkum
inti sari dari pembahasan yang dipaparkan pada tiap materi yang ada pada buku
(Sudarsini, 2017)
21
B. KEKURANGAN BUKU
1. Buku ini menggunakan bahasa yang tidak sederhana sehingga membuat pembaca
sulit mengelola maksud dari pembahasan. Hal tersebut mungkin disebabkan buku
ini merupakan hasil terjemahan dari bahasa asing.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas terapi adalah merupakan serangkaian gerak fisik yang dilakukan di
dalam usaha penyembuhan atau meningkatkan kualitas hidup penderita,
mengelola penyakitnya dan menunda atau meniadakan komplikasi yang akan
ditimbulkannya. Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha terapi tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan bersifat komplementer dengan usaha terapi yang lain misalnya
pengaturan makan dan pengobatan konvensional yang telah terbukti peranannya.
Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha prevensi sudah dapat diterima oleh
banyak orang, namun perannya sebagai terapi masih menjadikan kontroversi.
Kenyataan memang menunjukan bahwa pada keadaan tertentu aktivitas fisik atau
olahraga memberi manfaat sebagai penyembuh, namun pada keadaan lain
kadang-kadang justru menambah parahnya suatu penyakit.
Berbeda dengan pencegahan, hampir semua jenis penyakit dapat dicegah
atau dihambat dengan olahraga atau aktivitas fisik, sedang untuk usaha terapi
terbatas terutama penyakit degeneratif.
Tujuan yang ingin dicapai dalam program aktivitas terapi adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita, mengelola ketunaan atau penyakitnya dan
menunda atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Hal ini dilakukan
dengan didasarkan kepada kenyataan bahwa fungsi organ akan menurun apabila
tidak digunakan dan akan meningkat apabila digunakan. Takaran latihan harus
disesuaikan dengan tingkat toleransi individu. Sebagai indikator dari tingkat
toleransi adalah mulainya rasa tidak enak, nyeri atau tegang.
Pengaruh latihan fisik terhadap pembuluh darah, pembuluh darah akan
meningkat tingkat elastisitas, karena berkurangnya timbunan lemak dan
penambahan kontraksi dinding pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah yang
tinggi akan mempelancar jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi.
23
B. Saran
Melalui hasil penulisan review ini, maka diharapkan kedua buku ini dapat
menjadi panduan khususnya kepada ahli media sebagai bentuk penangan cedera.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/30753606-Aktivitas-terapi-dra-sumaryanti-ms.html
25