Anda di halaman 1dari 147

CRITICAL BOOK REVIEW

TERAPI FISIK OLAHRAGA

Dosen Pengampu :

Dr. dr. Novita Sari Harahap, M.Kes.

Nama : Najla Aqil Hidayat


Nim : 6201210008
Kelas : Ikor A 2020

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat yang diberikan kepada kita sehingga kita dapat berhasil menyelesaikan CBR
atau Critical Book Review ini dengan tepat waktunya, dengan judul review “Terapi
Fisik”.

Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. dr. Novita Sari Harahap, M.
Kes., selaku dosen pembimbing matakuliah Terapi Fisik, yang telah memberi banyak
masukkan serta saran yang bermanfaat hingga tugas pemenuhan KKNI Universitas
Negeri Medan ini dapat selesai dengan tepat waktunya.

Kami menyadari bahwa review ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan review ini dan tugas selanjutnya. Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
review ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
menyertai segala usaha kita. Amin.

Medan, 24 September 2022

Najla Aqil Hidayat

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
A. Latar belakang ................................................................................................ 3
B. Tujuan ............................................................................................................ 3
C. Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II. ISI ANALISIS BUKU .................................................................................... 5
BAB III. PEMBAHASAN
A. Kelebihan buku ............................................................................................. 21
B. Kekurangan buku ......................................................................................... 22
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................23
B. Saran ..............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................25

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha prevensi sudah dapat diterima oleh
banyak orang, namun perannya sebagai terapi masih menjadikan kontroversi.
Kenyataan memang menunjukan bahwa pada keadaan tertentu aktivitas fisik atau
olahraga memberi manfaat sebagai penyembuh, namun pada keadaan lain
kadang-kadang justru menambah parahnya suatu penyakit. Berbeda dengan
pencegahan, hampir semua jenis penyakit dapat dicegah atau dihambat dengan
olahraga atau aktivitas fisik, sedang untuk usaha terapi terbatas terutama penyakit
degeneratif. Ada beberapa macam program terapi, seperti fisio terapi, terapi
akupasi, terapi bermain, terapi musik, operasi ortopedi. Fisio terapi adalah suatu
penyembuhan atau pengobatan bagi penderita kelainan fisik dengan menggunakan
tenaga, daya dan khasiat alam. Maksud kegiatan penyembuhan dan pengobatan
dengan menggunakan khasiat alam, terutama untuk menjaga gerak sendi,
mencegah terjadinya pemendekan otot, mendidik kembali perasaan dan gerakan
otot-otot, mencegah adanya atropi otot, serta mendidik gerakan fungsional.

B. Tujuan

Tujuan dari review buku ini untuk meningkatkan kualitas hidup penderita,
mengelola ketunaan atau penyakitnya dan menunda atau meniadakan komplikasi
yang akan ditimbulkannya. Selain itu, tujuan dari pengerjaan tugas ini ialah untuk
memenuhi penugasan KKNI Universitas Negeri Medan

C. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini ialha:

1. Menambah studi pustaka mengenai kajian terapi fisik, khususnya terhadap usia
lanjut
2. Menambah wawasan mengenai kesehatan organ tubuh usia lanjut

3
BAB II
ISI ANALISIS BUKU

A. Buku Utama

Judul : Aktivitas Terapi

Penulis : Dra. Sumaryanti, MS

ISBN :

Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional

Tahun terbit : 2005

Urutan cetakan :1

Dimensi buku :

Tebal buku :

Isi : 148 Halaman

BAB I. PENDAHULUAN

4
A. Pengertian Aktivitas Terapi

Aktivitas terapi adalah merupakan serangkaian gerak fisik yang dilakukan di


dalam usaha penyembuhan atau meningkatkan kualitas hidup penderita,
mengelola penyakitnya dan menunda atau meniadakan komplikasi yang akan
ditimbulkannya. Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha terapi tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan bersifat komplementer dengan usaha terapi yang lain misalnya
pengaturan makan dan pengobatan konvensional yang telah terbukti peranannya.
Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha prevensi sudah dapat diterima oleh
banyak orang, namun perannya sebagai terapi masih menjadikan kontroversi.
Kenyataan memang menunjukan bahwa pada keadaan tertentu aktivitas fisik atau
olahraga memberi manfaat sebagai penyembuh, namun pada keadaan lain
kadang-kadang justru menambah parahnya suatu penyakit. Berbeda dengan
pencegahan, hampir semua jenis penyakit dapat dicegah atau dihambat dengan
olahraga atau aktivitas fisik, sedang untuk usaha terapi terbatas terutama penyakit
degeneratif.

Terdapat beberapa macam program terapi, seperti fisio terapi, terapi akupasi,
terapi bermain, terapi musik, operasi ortopedi. Fisio terapi adalah suatu
penyembuhan atau pengobatan bagi penderita kelainan fisik dengan menggunakan
tenaga, daya dan khasiat alam. Maksud kegiatan penyembuhan dan pengobatan
dengan menggunakan khasiat alam, terutama untuk menjaga gerak sendi,
mencegah terjadinya pemendekan otot, mendidik kembali perasaan dan gerakan
otot-otot, mencegah adanya atropi otot, serta mendidik gerakan fungsional. Banyak
macam khasiat alam yang dapat dimanfaatkan untuk usaha penyembuhan dan
pengobatan, diantaranya dengan menggunakan sinar (light therapy) yang
menimbulkan panas berguna untuk analgesia, relaksasi otot, dan peningkatan
peregangan kolagen.

B. Tujuan Program Aktivitas Terapi/Olahraga terapi.

Tujuan yang ingin dicapai dalam program aktivitas terapi adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita, mengelola ketunaan atau penyakitnya dan
menunda atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Hal ini dilakukan
dengan didasarkan kepada kenyataan bahwa fungsi organ akan menurun apabila
tidak digunakan dan akan meningkat apabila digunakan. Takaran latihan harus

5
disesuaikan dengan tingkat toleransi individu. Sebagai indikator dari tingkat
toleransi adalah mulainya rasa tidak enak, nyeri atau tegang.

C. Pengaruh aktivitas fisik terhadap perubahan jantung, pembuluh darah, paru,


otot, ligamentum dan tendo, persendian, tulang, dan aklimitasi.

Pengaruh latihan fisik terhadap jantung adalah terjadinya efesiensi kerja


jantung hal ini dikarenakan jantung bertambah besar dan kuat, sehingga daya
tampung besar dan denyutan bertambah kuat. Orang yang terlatih biasanya rata-
rata permenitnya 60 kali detakan, sedang orang yang tidak melakukan olahraga
rata-rata 80 kali/menitnya. Hal ini menunjukan selisih 20 kali per menitnya, kalau
dilihat selisihnya dalam sehari adalah 28.800 kali denyutan. Penghematan bagi
orang yang berolahraga akan menjadikan jantung lebih awet, dan boleh berharap
hidup lebih lama dengan tingkat prodoktivitas yang tinggi.

BAB II. KARAKTERITIS KONDISI KHUSUS

A. Penyimpangan Postur Tubuh

Penyimpangan postur pada leher dan kepala (tortikalis), ditandai oleh kepala
miring kesalah satu bahu, dan dagu miring ke atas ke sisi yang berlawanan. Kondisi
ini disebabkan oleh terjadinya pemendekan otot yang melekat pada tulang sedikit
di belakang telinga, ujung yang lain melekat pada bagian atas tulang selangka dan
tulang dada. Kepala agak condong ke depan merupakan penyimpangan postural
yang sering terjadi, kelainan ini disertai oleh kiposis, bahu ke arah depan, dan
lardosis. Dua faktor yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu extensors kepala dan
leher yang direnggangkann dan mengalami kelemahan karena mengalami
kesalahan posisi, kepala yang sering dimajukan.

Penyimpangan pada dada dan bahu. Bahu condong ke depan atau bahu
bundar merupakan posisi abnormal dari otot pectoral. Kondisi ini terjadi ketika otot
anterior pada otot pectoral menjadi pendek, dan kaku, dan otot pectoral ini yang
tertarik kedalam atau malah bertambah (otot rhomboids dan trapezius) menjadi
berkurang, lemah atau malah atau meregang. Kejadian ini dikuti dengan dada rata
dan kiposis.

6
Penyimpangan pada lutut, knock –knee, hyperextended knee dan bent knee.
Ketika mengamati siswa, seorang instruktur harus melihat dari samping, bergerak
mulai dari kaki, pergelangan kaki, sampai ke lutut. Penyimpangan yang umum
terjadi adalah hyperextended knee (genu recurvatum) atau hyperflexed knee.
Posisi normal lutut adalah lurus tetapi tidak kaku. Untuk mengoreksi bagian depan
dan belakang lutut dengan cara menyetel kembali tarikan otot yang mengontrol
secara flexion dan extension dan dengan cara memberikan arahan kepada siswa
tentang posisi yang tepat dari kaki. Lutut yang ditekuk dan lutut belakang,
kadangkala disatukan dengan punggung bawah yang datar dan lordosis pada
lumbar spine.

Penyimpangan pada pelvic (panggul), biasanya panggul miring dengan sudut


50 sampai 60 derajat. Apabila miringnya ke bawah pada bagian depan panggul
lebih dari kondisi normal dinamakan miring panggul anterior. Kondisi ini juga bisa
dilihat dari penyimpangnya pantat menonjol, lardosis lumbal dan perut juga
menonjol. Hal ini terjadi karena menguatnya otot- otot punggung bagian bawah dan
fleksor panggul dan juga terjadinya kelemahan pada otot-otot perut dan hamtring.
Penyimpangan pada spinal, biasanya penyimpangan pada spinal, yaitu terjadinya
lengkungan pada tulang belakang, secara abnormal.

B. Nyeri Punggung Bawah

Nyeri adalah sebuah fenomena yang universal. Setiap orang akan mengalami
rasa nyeri dalam kehidupannya. Paling sedikit 80 % populasi, pada satu waktu
dalam kehidupannya akan menderita nyeri punggung bawah (low back pain).
Penyebab nyeri punggung bawah bermacam-macam, antara lain adanya trauma,
sindrom akibat penggunaan yang berlebihan, degeneratif, dan ifeksi. Kalau dilihat
dari masalah nyeri muskuloskeletal yang sering muncul yaitu : tulang (fraktur,
dislokasi, infeksi); sendi (disfungsi kartilago, ligamentum teregang/robek); otot,
tendo (peregangan yang berlebihan, robek, kelemahan, kelelahan).

C. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah suatu gangguan neuromotor sebagai akibat tidak


berfungsinya bagian otak dan dalam banyak hal dikaitkan dengan bidang-bidang

7
lain, seperti bidang penglihatan, pendengaran, retardasi mental, ketidak mampuan
belajar, bicara dan bidang-bidang pengajaran di sekolah.

D. Penyakit Arthritis (radang sendi)


Kata artrhitis berasal dari dua kata Yunani. Pertama arthron berarti sendi. Ke
dua, itis yang berarti peradangan. Secara harafiah, artrhitis berarti peradangan
sendi.Tanda-tanda seseorang menderita penyakit arthritis adalah timbulnya rasa
nyeri sendi serta kaku di sekitar persendian. Rasa nyeri bersifat tumpul dan
berkurang apabila penderita beristirahat, serta bertambah apabila sendi digerakan
atau memikul beban tubuh. Tanda yang menyertainya berupa bengkak, merah, dan
panas pada perabaan. Keluhan yang sering muncul adalah rasa nyeri dan kaku.
Rasa nyeri bersumber dari adanya spasme otot atau adanya tekanan pada syaraf
di daerah sendi.
E. Penyakit Asma
Penyakit asma bronchiale, adalah suatu keadaan alergi sebagai akibat dari
reaksi tubuh yang tidak normal terhadap sesuatu zat, juga merupakan salah satu
penyakit kronik dengan serangan yang intermeten. Pada dasarnya, asma adalah
penyakit yang diturunkan dan tidak menular. Saluran nafas yang keturunan asma
mudah terkena radang kronik dibanding orang yang bukan keturunan asma. Asma
yang menyerang pada masa anak-anak, merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang berbahaya. Setengah lebih dari semua kasus asma terdapat
pada usia sebelum umur 10 tahun.

BAB III. PRINSIP – PRINSIP LATIHAN KOREKTIF/ TERAPI

A. Aktivitas Terapi
Sudah mulai bertahun-tahun lalu aktivitas terapi diterapkan di Indonesia, yaitu
sejak perang dunia ke II. Konsep aktivitas terapi ini, sebagai pemenuhan kebutuhan
program awal latihan pada ambulasi, pre operatif, dan postoperatif. Pada masa
sekarang mulai berkembang dengan adanya cardiovascular fitness untuk individu
normal maupun yang memiliki keterbatasan telah mendapat perhatian, dan
manfaat dari latihan yang dilakukan telah dapat diterima. Hal ini telihat di
masyarakat sekarang banyak orang melakukan program aktivitas fisik untuk

8
penyakit akibat pola hidup yang tidak sehat dan penyakit degeneratif dijalankan
Berikut ini adalah faktor-faktor yang telah dipilih dan penting untuk latihan terapi
B. Terapi fisik

Untuk mencapai relaksasi yang optimal, orang-orang Amerika menggunakan


berbagai macam metode yang ternyata masih dibawah standar klasifikasi Ahli
Terapi. Metode yang umum digunakan adalah penggunaan mandi sauna atau
mandi uap, hydromassage, rendam di air panas, dan massage. Sebagai contoh
mandi sauna, yang telah digunakan selama berabad-abad untuk memampatkan
kumpulan otot setelah latihan dan untuk meningkatkan relaksasi pada otot yang
tegang. Orang-orang eropa telah mempraktekkan yaitu dengan cara secara terus
menerus memanaskan badan pada suhu 1850 F selama 15 menit dan diikuti
dengan menyiram badan dengan air dingin, cara ini kemudian menjadi populer di
Amerika.

C. Implikasi terhadap Pendidikan Jasmani Belajar

Untuk relak merupakan kemampuan motorik dan menjadi bagian dari


keseluruhan program pendidikan jasmani. Sebagai sebuah ketrampilan, relaksasi
harus diajarkan dan dipraktekkan sampai dikuasai. Terlalu sering, seorang guru
penjas hanya mengajarkan gerak dasar saja. Untuk sejenak berbaring ketika capai
atau mempraktekkan relaksasi ketika sedang tegang atau gelisah adalah
membuang-membuang waktu saja bagi sebagian guru penjas. Terdapat batasan-
batasan yang sempit untuk meniadakan beberapa aspek-aspek penting dalam
penjas. Relaksasi merupakan hal yang sangat penting dalam kondisi-kondisi yang
tidak teratur sebaik kondisi siswa yang memiliki kekhususan.

9
B. Buku Pembanding

Judul : Fisioterapi

Penulis : Sudarsini

ISBN : 978-602- 1223- 76- 5

Penerbit : Jones & Barlett Learning

Tahun terbit : 2017

Urutan cetakan : Cetakkan Pertama

Dimensi buku :-

Tebal buku : 121 Halaman

Isi :

10
BAGIAN I ANAMNESIS PASIEN: MENETAPKAN DASAR YANG KOKOH

Bab I. Sejarah Fisioterapi

A. Sejarah Fisioterapi

Ilmu fisioterapi diyakini telah dipraktikkan sedini 400 SM oleh para dokter
Hippocrates dan Galen ketika mereka menganjurkan teknik terapi manual, pijat,
dan metode hidroterapi dalam merawat pasien mereka. Pada abad kedelapan
belas, setelah perkembangan ortopedi, Gymnasticon dikembangkan untuk
membantu mengobati encok dan kondisi serupa melalui latihan sistematis sendi,
yang mirip dengan perkembangan fisioterapi lainnya. Sebagai sistem profesional,
fisioterapi memiliki asal-usul paling awal yang didokumentasikan yang berasal dari
manipulasi fisik dan latihan pada tahun 1813 seperti yang dianjurkan oleh bapak
senam Swedia, Per Henrik Ling, pendiri Royal Central Institute of Gymnastics. Di
Swedia, istilah sjukgymnast digunakan untuk merujuk pada fisioterapis atau
seseorang yang terlibat dalam merawat mereka yang sakit senam. Badan
Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional Swedia memberikan terapis resmi
pengakuan resmi pada tahun 1887, yang memicu negara lain untuk mengikutinya.
Chartered Society of Physiotherapy kemudian diselenggarakan oleh empat
perawat di Inggris pada tahun 1894. Pada tahun 1913, Sekolah Fisioterapi dibuka
di Universitas Otago di Selandia Baru dan Reed College di Portland, Oregon,
memiliki lulusan pembantu rekonstruksi pada tahun 1914. Dengan dimulainya ilmu
terapi fisik, konsep terapi manipulatif tulang belakang kemudian menjadi elemen
utama dari praktik. Itu menjelang akhir abad kesembilan belas ketika terapi fisik
modern didirikan. Semakin populernya terapi fisik dan peristiwa yang relevan yang
membuat dampak global menyerukan perkembangan segera dalam industri ini.
Perempuan secara perlahan dipekerjakan untuk pendidikan jasmani dan
penerapan latihan perbaikan, mengikuti ahli bedah ortopedi Amerika
mendapatkan sejumlah besar kasus cacat yang membutuhkan perawatan.
Perawatan terapi fisik ini dipromosikan dan diterapkan selama wabah polio pada
tahun 1916. Fisioterapi dilembagakan selama Perang Dunia Pertama, dan
perempuan direkrut untuk membantu bekerja dengan tentara, memberikan terapi
fisik untuk membantu mengobati cedera yang mereka derita. Pada tahun 1918,
pembantu rekonstruksi kemudian menjadi istilah resmi untuk merujuk pada

11
individu yang melakukan terapi fisik. Dengan penelitian yang berfungsi sebagai
katalis untuk gerakan terapi fisik dan dengan pecahnya Perang Dunia I, sekolah
pertama terapi fisik dibangun di Rumah Sakit Angkatan Darat Walter Reed di
Washington, D.C.

B. Pengertian Fisioterapi

Fisioterapi merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang berupa intervensi


fisik non-farmakologis dengan tujuan utama kuratif dan rehabilitatif gangguan
kesehatan. Fisioterapi atau Terapi Fisik secara bahasa merupakan teknik
pengobatan dengan modalitas fisik (fisika). Beberapa modalitas fisik yang
terdapat di pergunakan antara lain : listrik, suara, panas, dingin, magnet, tenaga
gerak dan air.

Bab II. Tahapan Perkembangan Manusia Masa Prenatal dan masa Post-Natal

- Perkembangan Manusia dalam Kandungan

Otak manusia berkembang sejak awal kehamilan sampai terlahir kedunia.


Berikut tahap perkembangan otak selama kehamilan.

- Trimester pertama

- Trimester kedua

- Trimester ketiga.

Namun, perkembangan otak bayi tidak hanya sampai sini, otak bayi akan
terus berkembang saat bayi sudah di lahirkan. Maka dari itu berilah asupan yang
baik untuk bayi agar mendukung pertumbuhan otaknya.

- Lingkungan & Faktor Yang Mempengaruhi

- Infeksi

- Gizi Yang Buruk

12
- Asupan Alkohol

- Obat-obatan

- Perkembangan Manusia setelah Kelahiran

Berikut ini tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh


manusia

1. Balita (bawah lima tahun, 0-5 tahun

2. Anak-anak (usia 6-10 tahun)

3. Masa remaja (usia 11-18 tahun)

4. Manula (manusai lanjut usia, 50 tahun ke atas)

Ciri-ciri manula sebagai berikut :

- Penururnan fungsi organ-organ tubuh, misalnya berkurangnya pendengaran.

- Gerakan menjadi lambat karena persendian kaku dan tulang keropos


(osteoporosis).

- Tubuh cepat letih dan daya tahan tubuh terhadap penyakit menurun.

- Pada wanita mengalami menopause, tahapan pertumbuhan dan


perkembangan manusia ini ditandai dengan berhebentinya haid karena
organ reproduksi tidak mampu mengahasilkan ovum yang matang.

- Ciri-ciri kejiwaan dan Fisik Remaja

Pada masa puber terjadi perubahan fisik dan psikologi yang pesat. Anak
perempuan lebih cepat mengalami masa puber daripada anak laki-laki.

1. Perubahan fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan


manusia dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi. Perubahan ini meliputi
ciri-ciri kelamin primer dan sekunder.

13
- Laki-laki : Masa puber seorang laki-laki dimulai ketika organ-organ
reproduksi laki-laki telah berfungsi. Massa puber ini ditandai dengan
peristiwa mimpi basah, yaitu keluarnya sperma dari tubuh. Sperma
dihassilkan oleh testis. Ciri-ciri kelamin sekunder:

 Dada menjadi lebar dan bidang

 Suara membesr dan berat.

 Tumbuh rambut pada ketiak dan sekitar kemaluan.

 Jakun membesar.

- Perempuan : Ciri-ciri kelamin sekunder:Masa puber seorang perempuan


dimulai ketika organ-organ reproduksi perempuan telah berfungsi. Masa
puber in ditandai dengan haid (menstruasi), yaitu keluarnya darah dari lubang
vagina akibat peluruhan ovum bersama lapisan dinding rahim. Peristiwa
pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Lama siklus menstruasi
perempuan berbeda-beda. Lama masa menstruasi dipengaruhi oleh faktor
makanan, gangguan emosional, stress, gangguan emosinal, stree, atau
kondisi kesehatan. Rata-rata siklus mentruasi 28 hari. Ciri-ciri kelamin
sekunder:

 Payudara dan pinggul membesar.

 Kulit menjadi halus.

 Suara kecil dan lembut.

 Tumbuh rambut pada ketiak dan sekitar kemaluan.

Bab III. Pengertian Stroke

A. Pengertian Stroke

14
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh
darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak yang mendadak. Sehingga
akibat penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak
tertentu berkurang bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak
bahkan mati. Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah
otak yang terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cedal), lumpuh
anggota gerak, bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa.

B. Gejala penyakit Stroke

Tanda-tanda dan gejala stroke yang paling sering, antara lain:

1. Tiba-tiba mati rasa atau lumpuh atau kelemahan pada lengan, wajah, atau kaki.

2. Kebingungan mendadak

3. Kesulitan berbicara, bicara pelo, cedal atau sulit memahami kata-kata orang lain.

4. Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada satu atau kedua mata.

5. Pusing mendadak, kesulitan berjalan, atau kehilangan keseimbangan atau


koordinasi.

6. Mendadak sakit kepala parah dengan tidak diketahui penyebabnya.

C. Jenis-jenis Stroke

1. Stroke Iskemik adalah stroke iskemik, di mana aliran darah ke otak tersumbat
oleh gumpalan darah atau timbunan lemak yang disebut thrombus di lapisan
pembuluh darah. Stroke iskemik terjadi akibatthrombus atau bekuan darah
menyumbat pembuluh darah di otak

2. Stroke Hemoragik Stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah


di otak. Karena pecah maka darah akan menumpuk dan menekan jaringan otak
di sekitarnya. Stroke hemoragik atau perdarahan terjadi akibat pecahnya
pembuluh darah di otak. Ada dua jenis stroke hemoragik:

- Perdarahan intraserebral adalah jenis yang paling umum dari stroke


hemoragik. Ini terjadi ketika arteri di otak pecah, membanjiri jaringan otak

15
dengan darah.

- Perdarahan subarachnoid adalah pendarahan di ruang subarachnoid


(daerah ini berbatasan antara jaringan otak dengan lapisan diatasnya)

- Transient ischemic attack (TIA) adalah "peringatan stroke" atau "mini-stroke"


atau stroke ringan yang mengakibatkan tidak ada kerusakan permanen. TIA
merupakan kejadian dimana suplai darah menurun secara mendadak dalam
waktu kurang dari lima menit dan bersifat sementara. Mengenali dan
mengobati TIA segera mungkin dapat mengurangi risiko stroke berat

D. Penanganan Stroke

Pada umumnya, pencegahan stroke hampir sama dengan cara mencegah


penyakit jantung, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:

1. Menjaga tekanan darah agar tetap normal

2. Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol

3. Menjaga berat badan ideal

4. Berolahraga secara rutin

5. Menjalani pemeriksaan rutin untuk kondisi medis yang diderita, misalnya


diabetes dan hipertensi

BAGIAN II Peralatan Fisioterapi Elektronik

1. Ultrasound

Secara khusus, alat fisioterapi ini digunakan untuk mengobati gangguan otot
dan tulang (muskuloskeletal), contohnya terkilir, otot tegang, tendonitis,
hingga cedera akibat olahraga. Pertama-tama, dokter atau terapis akan
mengoleskan gel agar gelombang suara bisa terserap secara maksimal ke
dalam kulit dan otot. Setelah itu, tongkat USG akan digerakkan secara
melingkar di dekat lokasi cedera.

16
2. Stimulasi listrik dan TENS

Stimulasi listrik dan TENS (Transcutaneous Electrical Neuromuscular


Stimulation) adalah alat fisioterapi yang digunakan untuk membantu
mengurangi rasa sakit di sekitar jaringan yang luka.

3. Traksi

Traksi adalah alat berbentuk mirip meja yang menggunakan tenaga mekanik.
Alat ini sering digunakan untuk mengobati nyeri punggung bawah dan nyeri
leher.

4. Kompres panas

Kompres panas bisa digunakan untuk pertolongan pertama saat cedera.


Sensasi panasnya dapat membantu meningkatkan sirkulasi ke jaringan yang
luka, mengendurkan otot, hingga akhirnya meredakan nyeri.

5. Terapi sinar atau laser

Terapi sinar memanfaatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu untuk


membantu meningkatkan proses penyembuhan jaringan. Alat fisioterapi ini
tidak menimbulkan rasa sakit, prosesnya pun cepat yakni hanya 1-3 menit.

6. Kinesio tape

K-tape atau Kinesio tape sering digunakan oleh fisioterapis untuk mendukung
program rehabilitasi pasien. Bentuknya seperti tempelan selotip beraneka
warna yang sifatnya lentur (fleksibel), mampu meregang atau menarik saat
Anda bergerak.

Bab V. Pengajaran Bina Diri dan Bina Gerak

Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah; Kemampuan dan


keterampilan sesorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari aktivitas
bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatn ini dikenal dengan istilah ADL ( Actifity
of Daily Living ).

17
Bina diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan motorik-gerak, meliputi
individu yang mengalami gangguan koordinasi akibat penyakit yang telah
dialaminya antara lain akibat dari penyakit Folio Myelities, Crebral Palsy, Muscules
Dysthropi, Amyotonia, Amputasi, dan penyakit-penyakit lain yang menyebabkan
timbulnya gangguan gerak, baik yang disebabkan oleh gangguan fisik, neurologis,
congenital, atau gabungan dua atau lebih dari gangguan tersebut. Individu yang
mengalami gaguan tersebut pendidikannya di sekolah khusus (SLB).

Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju


pendidikan Inklusif, maka siswa yang mengalami gagguan gerak-motorik akan kita
jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.

Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan kepada siswa di SLB bervariasi
sesuai dengan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga program bina diri
sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah reguler dapat
bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam
bidang bina-diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan koordinasi-motorik.
Apabila ada tenaga Okupasional Terapist dapat bekerjasama sehingga hasilnya
dapat lebih optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang terapi okupasional
(OT) adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional terapis, namun guru
pendidikan khusus dapat memderikan latihan atau pembinaan tersebut melalui
layanan bina diri.

Bab VI. Bina Gerak Bagi Anak Yang Mengalami Gangguan Motorik

A. Pengertian Bina gerak

Bina Gerak adalah serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang


dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana
dan terprogram terhadap individu yang mengalami gangguan pada otot, sendi, dan
atau tulang, sehingga individu tersebut mengalami gangguan dalam melakukan
aktivitas mobilisasi.

18
B. Jenis-jenis Gerak Pleksi dan Extensi

Fleksi adalah gerakan mengurangi sudut antara dua tulang, sedangkan


ekstensi adalah gerak menambah sudut antara dua tulang. Contoh dari fleksi dan
ekstensi bisa dilihat dari gerakan menganggukkan kepala. Contoh lainnya adalah
ketika berdiri dengan posisi kaki yang lurus. Gerakan seperti itu berarti otot sedang
memperagakan gerak ekstensi. Ketika posisi jongkok, otot sedang
memperagakan gerak fleksi. Pengertian mudahnya adalah, fleksi memiliki
peranan menggabungkan dua bagian tubuh. Sementara itu, ekstensi
merenggangkan dua bagian tubuh antara satu dengan yang lain.

Bab VII. Assesment Bina Gerak

A. Pegertian, Tujuan

Dalam layanan atau pembinaan kepada individu yang mengalami gangguan


gerak-motorik, dapat dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan antara
bina gerak dan bina diri. Tujuan dari pembinaan secara terpadu tersebut adalah,
agar individu mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan
aktivitas kehidupan sehari-hari. Aktivitas dimaksud adalah kemampuan dan
keterampilan dalam mobilisasi (bergerak-berpindah tempat), dan kemampuan dan
keterampilan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, yaitu dapat
menolong dirinya sendiri, meminimalisasi dan atau menghilangkan
ketergantungan terhadap bantuan dari orang lain, sehingga individu tersebut
menjadi mandiri.

Perkembangan motorik pada dasarnya mengikuti tahapan-tahapan yang


sama bagi semua anak normal. Mulai dari perkembangan kemampuan motorik
kasar, keseimbangan dan motorik halus serta koordinasi mata-tangan.
Kemampuan tersebut mempengaruhi individu dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari.

B. Pelaksanaan Program

engetahuan dan keterampilan lain yang perlu dimiliki adalah cara


memberikan pembinaan. Bagaimana memberikan pembinaan yang sifatnya

19
supportif, dan pembinaan yang sifatnya fungsional. Pengatauan lain yang sifatnya
medis adalah mengidentifikasi jenis gangguan yang dialami oleh individu, apakah
termasuk cerebral palsy tipe spastic, atetosis, rigid atau tremor, atau gabungan.
Musculus Dystrophy (MD) adalah jenis gangguan individu yang sangat sensitive
(progresif). Untuk gangguan ini, latihan yang diberikan hanya passive movemen,
kalau kita berikan latihan sama dengan pada klien cerebral palcy, maka kondisi
ototnya akan menjadi cepat menurun.

Bab X. Alat-alat Pengajaran Bina Gerak

A. Alat- alat untuk Latihan Gerak manipulative

Alat-alat yang digunakan dalam melakukan latihan gerakan manipulatif pada


pengajaran bina gerak, adalah:

1. Bulu tangkis, contoh gerakan manipulatif dalam permainan bulu tangkis adalah
memukul shuttlecok, mengayunkan raket, dan memgang raket.

2. Sepak Bola, contoh gerak manipulatif dalam permainan sepak bola adalah
menendang, menangkap, dan menggiring bola.

3. Bola Basket, contoh gerak manipulatif dalam permainan bola basket adalah
,enggiring (dribbling) dan mengoper (passing) bola, menangkap dan melempar
bola, menembak bola atau shooting.

B. Tujuan Pengajaran Bina Gerak

Tujuan dari Bina Gerak adalah agar anak:

1. Mampu menggerakkan ototnya dengan serasi, sehat dan kuat sehingga

2. Mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya.

3. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu mengatasi


kesulitan dalam kehidupan sehari-hari (Sudarsini, 2017).

20
BAB III
PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU

Kelebihan buku” Aktivitas Terapi ” karya “ Dra. Sumaryanti, MS “

1. Pada buku ini menjelaskan beberapa cedera yang cukup mudah di pahami
2. Buku ini jug menjelaskan bagaimana cara menanganin cedera tersebut

Kelebihan buku “Fisioterapi” karya “ Sudarsini “

1. Selain itu pembahasan buku ini disusun secara sistematis dimulai dari
pengertian dasar filsafat dan sejarah, pembagiannya, dan bagaimana kaitannya
dengan beberapa kajian lainnya
2. Penempatan materi disusun secara sistematis, sehingga pembaca dapat mudah
memahami isi buku
3. Isi dari buku dibahas sangat panjang danmeliputi banyak hal, mulai dari apa itu
fisioterapi secara singkat, jenis-jenis cedera yang dapat ditangani dengan
fisioterapi, jenis terapi yang boleh digunakan, kekurangan dari tiap jenis terapi
fisik dan efektivitas yang didapatkan saat melakukan aktivitas terapi fisik
4. Buku ini juga dilengkapi dengan beberapa gambar praktek terapi fisik yang benar
dan table serta grafik penelitian yang telah membuktikan terapi fisik yang dapat
dilakukan saat cedera khususnya saat olahraga
5. Keunikan lain dari buku ini ialah disetiap akhir pembahasan selalu
mencantumkan kesimpulan sehingga memudahkan pembaca untuk merangkum
inti sari dari pembahasan yang dipaparkan pada tiap materi yang ada pada buku
(Sudarsini, 2017)

21
B. KEKURANGAN BUKU

Kekekurangan buku “Aktivitas terapi “ karya “Dra. Sumaryanti, MS”

1. Buku ini indentifikasi nya tidak lengkap

Kekurangan buku “Fisioterapi” karya “ Sudarsini “

1. Buku ini menggunakan bahasa yang tidak sederhana sehingga membuat pembaca
sulit mengelola maksud dari pembahasan. Hal tersebut mungkin disebabkan buku
ini merupakan hasil terjemahan dari bahasa asing.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktivitas terapi adalah merupakan serangkaian gerak fisik yang dilakukan di
dalam usaha penyembuhan atau meningkatkan kualitas hidup penderita,
mengelola penyakitnya dan menunda atau meniadakan komplikasi yang akan
ditimbulkannya. Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha terapi tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan bersifat komplementer dengan usaha terapi yang lain misalnya
pengaturan makan dan pengobatan konvensional yang telah terbukti peranannya.
Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha prevensi sudah dapat diterima oleh
banyak orang, namun perannya sebagai terapi masih menjadikan kontroversi.
Kenyataan memang menunjukan bahwa pada keadaan tertentu aktivitas fisik atau
olahraga memberi manfaat sebagai penyembuh, namun pada keadaan lain
kadang-kadang justru menambah parahnya suatu penyakit.
Berbeda dengan pencegahan, hampir semua jenis penyakit dapat dicegah
atau dihambat dengan olahraga atau aktivitas fisik, sedang untuk usaha terapi
terbatas terutama penyakit degeneratif.
Tujuan yang ingin dicapai dalam program aktivitas terapi adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita, mengelola ketunaan atau penyakitnya dan
menunda atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Hal ini dilakukan
dengan didasarkan kepada kenyataan bahwa fungsi organ akan menurun apabila
tidak digunakan dan akan meningkat apabila digunakan. Takaran latihan harus
disesuaikan dengan tingkat toleransi individu. Sebagai indikator dari tingkat
toleransi adalah mulainya rasa tidak enak, nyeri atau tegang.
Pengaruh latihan fisik terhadap pembuluh darah, pembuluh darah akan
meningkat tingkat elastisitas, karena berkurangnya timbunan lemak dan
penambahan kontraksi dinding pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah yang
tinggi akan mempelancar jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi.

23
B. Saran

Melalui hasil penulisan review ini, maka diharapkan kedua buku ini dapat
menjadi panduan khususnya kepada ahli media sebagai bentuk penangan cedera.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sudarsini (2017) FISIOTERAPI. cetakan pe. Malang: Gunung Samudera.

https://docplayer.info/30753606-Aktivitas-terapi-dra-sumaryanti-ms.html

25

Anda mungkin juga menyukai