Anda di halaman 1dari 24

Dosen Pengampu : Mirnawati,S.Kep.,Ns.

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas I

Makalah Terapi Fisik

DISUSUN OLEH KELOMPOK II:

Nurindah Hastuty Arifuddin ( 183010013)


Rif’at Afifah (183010016)
Andi Fenni Mulia S (183010008)
Fitriani (183010019)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Terapi Fisik. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang
ditimbulkan dari terapi fisik tersebut, dan juga apa saja manfaatnya. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa, 08 Desember 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Pengertian Terapi Fisik...................................................................................................6
B. Macam- Macam Terapi Fisik.......................................................................................11
C. Gejala..............................................................................................................................14
D. Faktor Resiko.................................................................................................................15
E. Penanganan....................................................................................................................15
F. Tujuan.............................................................................................................................19
G. Kelebihan & Kekurangan Terapi Fisik.......................................................................20
BAB III PENUTUP................................................................................................................21
A. Kesimpulan..................................................................................................................21
B. Saran.............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peran terapi fisik memberikan layanan kepada individu atau kelompok


individu untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan
kemampuan fungsi yang maksimal selama perjalanan kehidupan individu atau
kelompok tersebut. Layanan terapi fisik diberikan dimana individu atau kelompok
individu mengalami gangguan gerak dan fungsi pada proses pertambahan usia dan
atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit. Gerak dan fungsi yang sehat
dan maksimal adalah inti dari hidup sehat (Hargiani, 2001).
Kenyataannya bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia cenderung bersifat
konsumtif menyebabkan tingkat penghidupan masyarakat Indonesia tinggi. Adanya
persaingan bebas sekarang ini membawa pengaruh besar di lingkungan kerja dimana
peralatan dan teknologi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap pekerjaan untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam bekerja. Peralatan dan teknologi yang
kurang sesuai dengan kebutuhan para pekerja menimbulkan kerugian bagi pekerjanya
salah satunya kesalahan sikap dan posisi tubuh saat melakukan pekerjaan. Di samping
itu, kurangnya pemahaman para pekerja mengenai pentingnya sikap dan posisi tubuh
yang benar dalam bekerja mengakibatkan timbulnya berbagai macam gangguan-
gangguan pada sistem musculoskeletal atau musculoskeletal disorders(Turana, 2005).
Salah satu keluhan yang sering terjadi pada leher adalah rasa kaku pada leher
dan otot-otot di sekitar leher terasa tegang sehingga menimbulkan rasa nyeri pada
leher atau tengkuk, di dalam bahasa medis disebut dengan cervical syndrome.
Cervical syndrome adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh adanya rasa nyeri
pada sepanjang ruas-ruas tulang belakang pada leher (tengkuk) yang disebabkan oleh
berbagai gangguan maupun trauma sehingga menyebabkan rasa sakit dan dapat
membatasi pergerakan pada leher karena adanya spasme (ketegangan) otot sekitar
leher (Turana, 2005).
Cervical syndrome merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat
setelah nyeri pinggang sehingga dalam penanganannya dibutuhkan kerjasama yang
baik antar tenaga kesehatan agar dapat menegakkan diagnosis yang tepat. Penegakan
diagnosis yang tepat akan mendukung dalam pemberian pengobatan. Oleh karena itu,
dalam menangani kasus cervical syndrome perlu kerjasama antar tenaga kesehatan
seperti dokter, radiologi, fisioterapi, dan orthotik-prostetik(KepMenKes No.1363/
MenKes/SK XII 2001).
Melihat dari permasalahan di atas, maka peranan terapi fisik adalah heating
(SWD, MWD, IR), electrical stimulation (TENS, arus interferensi), ultrasound,
massage, parafin, dan terapi latihan. Pemberian Short Wave Diathermy (SWD)
ditujukan untuk mengurangi spasme otot pada daerah leher dan sekitar pundak,
sedangkan pemberian Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
dimaksudkan untuk mengurangi nyeri yang timbul di area leher. Pemberian terapi
latihan ditujukan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi leher sehingga pada
akhirnya pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya hambatan
maupun kesulitan.

3
B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh pemberian terapifisik terhadap pasien?


2. Apakah kelebihan dan kekurangan terapi fisik?
3. Pasien apa saja yang diberikan terapi fisik?
4. Apakah tujuan teknik peran perawat?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
penatalaksanaan fisioterapi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Fisik


Terapi Fisik merupakan ilmu yang menitikberatkan untuk menstabilkan
atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu yang
kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.778 Tahun
2008 tentang Pedoman Pelayanan terapi fisik di Sarana Kesehatan, terapi fisik
adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau
kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan
fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik,
mekanis, gerak, dan komunikasi. Terapi fisik dapat melatih pasien dengan
olahraga khusus, penguluran dan bermacam-macam teknik dan menggunakan
beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak
dapat diatasi dengan latihan–latihan fisioterapi.
Orang yang menjalankan pelayanan terapi fisik disebut Fisioterapis.
Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimensi Pelayanan terapi
fisik meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
dan pemulihan gangguan sistem gerak dan fungsi dalam rentang kehidupan dari
praseminasi sampai ajal, yang terdiri dari upaya-upaya:
a. Peningkatan dan pencegahan (promotif dan preventif), Pelayanan terapi
fisik dapat dilakukan pada pusat kebugaran, pusat kesehatan kerja,
sekolah, kantor, pusat panti usia lanjut, pusat olahraga, tempat
kerja/industri dan pada pusat-pusat pelayanan umum.
b. Penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif), pelayanan terapi
fisik dapat dilakukan pada rumah sakit, rumah perawatan, panti asuhan,
pusat rehabilitasi, tempat praktek, klinik privat, klinik rawat jalan,
puskesmas, rumah tempat tinggal, pusat pendidikan dan penelitian.
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan terapi fisik dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, dibagi menjadi:
a. Fisioterapi Kesehatan Wanita
b. Fisioterapi Tumbuh Kembang Anak
c. Fisioterapi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
d. Fisioterapi Usia Lanjut
e. Fisioterapi Olahraga

5
f. Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
g. Fisioterapi Pelayanan Medik

Pengembangan pelayanan terapi fisik pelayanan medik didasari pada


spesifikasi problem kesehatan pasien, seperti fisioterapi Muskuloskeletal
(penyembuhan dan pemulihan gangguan anggota gerak tubuh terdiri dari otot,
tulang, sendi, jaringan ikat), terapi fisik Kardiovaskulopulmonal (penyembuhan
dan pemulihan pada gangguan jantung, pembuluh darah, dan paru), Fisioterapi
Neuromuskular (penyembuhan dan pemulihan pada gangguan sistem syaraf pusat
dan sistem syaraf tepi), Fisioterapi Integument (penyembuhan dan pemulihan
pada kecacatan fisik dan kulit).
Terapi fisik dalam melaksanakan praktik fisioterapi berwenang untuk melakukan:
a. Asesment Fisioterapi
b. Diagnosa Fisioterapi
c. Perencanaan Fisioterapi
d. Intervensi Fisioterapi
e. Evaluasi/re-evaluasi/re-asesmen.
Apakah terapi fisik itu ??
Secara Etimologi terapi fisik dibagi menjadi dua unsur, yaitu: yang berarti
Fisio sifat dan terapi berarti pengobatan. Menurut WCPT terapi fisik adalah ilmu
atau tips untuk melakukan perawatan untuk mengambil keuntungan dari sifat alam
seperti cahaya, air, listrik, latihan dan manual.
Menurut William Joic aku Fisioterapi adalah suatu proses yang sistematis
untuk mengatasi gangguan muskuloskeletal dan fungsi psikosomatos. Jadi
Fisioterapi secara umum adalah usaha bersama profesional kesehatan bertanggung
jawab atas kapasitas fisik dan kemampuan fungsional dilaksanakan langkah-
langkah fokus yang berorientasi pada pemecahan masalah dengan menggunakan
pendekatan ilmiah yang didasarkan pada etika profesional. Kapasitas fisik adalah
potensi yang dimiliki baik oleh individu-individu yang tersedia dan sistem yang
berpotensi terkena dampak oleh komponen dan subsistem mulai dari sel, jaringan,
organ dan sistem organ dalam tubuh kemampuan fungsional adalah kemampuan
individu untuk menggunakan kemampuan fisik yang dimiliki untuk memenuhi
kewajibannya untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka.
Menurut Imam Waluyo Fisioterapi adalah upaya kesehatan kesehatan
profesional yang bertanggung jawab atas kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional dan melakukan fokus dan berorientasi masalah pendekatan yang
didasarkan pada pendekatan ilmiah dan etika profesional.

6
Menurut Fisioterapi Goddenson memainkan peran penting dalam
rehabilitasi bagi penyandang cacat dan tanggung jawab dan kapsitas keterbatasan
fisik dan perencanaan program perawatan yang mengurangi rasa sakit atau
mengurangi perbaikan buruk, meningkatkan gerakan kekuatan dan meningkatkan
kesehatan secara umum, ahli terapi fisik memberikan motivasi dan instruksi
kepada pasien, keluarga dan orang-orang yang mungkin telah membantu
mempengaruhi tingkah laku dan program-program rehabilitasi.
Menurut Fisioterapi Ensikopedia termasuk evaluasi dan pengobatan pasien
kelemahan dan penyakit, kecelakaan dan stres. Menggunakan latihan dan tindakan
fisik lainnya untuk mengurangi rasa sakit dan kesadaran tidak mudah untuk
bergerak secara teratur. Evaluasi terapi fisik termasuk tes menggunakan kekuatan
otot gerak sendi, kelemahan dan koordinasi kurannya, kapasitas pernapasan, halus
pertukaran, sensor dan sistem pernapasan dan kemampuan pasien untuk
melakukan keterampilan dasar evaluasi setiap hari dalam memberikan informasi
mengenai efek pengobatan, tes menggunakan gerakan tangan atau dengan alat-alat
listrik dan sarana lain.
Menurut J. Hislop, diikuti Heidy Paetrero Fisioterapi didefinisikan sebagai
profesi kesehatan yang membedakan ilmu-ilmu klinis adalah sebuah aplikasi
patokinesiologi anatomi dan fisiologi pergerakan manusia tidak normal.
Kongres IKAFI oleh Gerry L. Smidt Fisioterapi melibatkan keahlian
khusus, dan mencakup pengembangan dan ingin prinsif profesional kesehatan.
Fisioterapi oleh WCPT (Word Untuk Terapi Fisik Konfederasi) pada
tahun 1995 dan 1999 Fisioterapi adalah pekerja kesehatan profesional yang
bekerja untuk orang dari segala usia yang bertujuan untuk melestarikan,
meningkatkan kesehatan, memulihkan fungsi dan ketergantungan ketika individu
memiliki kemampuan atau tidak adanya masalah gangguan disebabkan oleh
kerusakan fisik, psihis dan sebagainya. Mempelajari ilmu Fisika, kemanusiaan
dan ilmu-ilmu kesehatan dan penggunaan sumber daya fisik untuk
menyembuhkan seperti olahraga, teknik manipulasi, dingin, panas dan
eletroterapeutik modalitas. Fisioterapi adalah suatu profesi yang memiliki
otonomi sendiri dan praktek independen kepada publik dan memiliki hubungan
sejajar dengan profesi medis dan ahli kesehatan lainnya. Fisioterapi memberikan
pelayanan kepada sektor swasta atau rumah sakit umum, pusat rehabilitasi, pusat
kesehatan, klinik, sekolah dan tempat kerja.
Fisioterapi menurut WCPT 1995 dan 1999 dapat diuraikan dan diuraikan sebagai
berikut:
1. Independen profesi fisioterapi
2. Sejajar dengan profesi kesehatan lainnya
3. Lingkup layanan dari individu kepada masyarakat mengenai promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.

7
Layanan fisioterapi ditujukan kepada individu dan komunitas di mana
cakupan layanan fisioterapi adalah untuk mengembangkan, memelihara, dan
memulihkan dan ladang-ladang subur Fisioterapi adalah memaksimalkan gerakan
dan kemampuan fungsional pertanyaan sementara keadaan sehat fisioterapi
fungsional penuh dan gerakan.
Fisioterapi tersangku pada identifikasi dan memaksimalkan potensi bisnis yang
bergerak

Bermacam Macam metode penanganan fisioterapi yg diberikan di Rumah


sakit, klinik & pusat layanan yang lain jadi kurang optimal, atau bisa saja
dirasakan tak mengalami perkembangan yg berarti (Irfan, 2011). Aspek ini amat
sangat dipengaruhi oleh pedoman penanganan stroke di rumah yg tak serasi.
Butuh didapati bahwa, penanganan fisioterapi kepada stroke merupakan proses
pembelajaran sensomotorik berupa pembentukan pola gerak normal. Hubungan
pasien dgn fisioterapis teramat amat sangat terbatas maka boleh menjadi
pembentukan pola gerak dalam latihan jadi tak berarti di bandingkan pola gerak
tak normal yg terbentuk dalam gerakan keseharian pasien di rumah.
Adapun beberapa kasus ganguan kesehatan yang mampu ditangani dengan metode
Fisioterapi adalah:
• Rematik, linu, nyeri sendi jari-jari tangan dan kaki (osteoarthritis)
• Sakit dan kaku pada bahu (frozen shoulder)
• Sprain or strain
• Kekakuan sendi setelah operasi
• Nyeri dan sakit pada sikut akibat olahraga atau aktifitas lain
• Ketegangan, kaku dan nyeri pada otot (spasme)
• Asam urat tinggi sehingga terjadi nyeri (gout disease)
• Pasca pelepasan gips
• Taji tumit (valvaneus spurs)
• Tengeng (torticoluis)
• Keterbatasan gerak pasca operasi
• Radang tendon
• Nyeri otot

8
Kasus pada system syaraf:
• Kelemahan atau kaku pada separuh badan (Stroke)
• Kaku dan nyeri pada kuduk yang menjalar
• Mulut miring (bell’s palsy)
• Sakit pinggan atau nyeri boyok (LBP)
• Trempr, gangguan koordinasi, tidak bisa jalan lurus (Parkinson disease)
• Kelemahan atau kelumpuhan anggota gerak bawah (paraparese / papaplegi)
• Neuropati DN

Kasus yang sering terjadi pada anak:


• Batuk pilek, asma, infeksi pernapasan
• Kelemahan akibat proses persalinan
• Tengeng (torticolis)
• Gangguan tubuh kembang
• Kaku sejak lahir sehingga sulit untuk semua aktifitas
• Gangguan gerak motoris (cerebral palsy)
• Kelainan bentuk kaki (valgus dan valrus)

Kasus kebidanan:
• Sakit pinggang pada wanita hamil
• Bengkak tungkai bawah pada wanita hamil
• Pasca melahirkan
• Kasus Kardiorespirasi:
• Batuk pilek, adma, infeksi pernapasan
• Udara pada selaput baru (pneumothorak)
• Cairan pada selaput paru (efusi pleura)

9
Kondisi lain:
• Pijat bayi
• Senam stroke
• Senam hamil
• Senam nafas
• Akupuntur

Rangkuman:
• Fisioterapi adalah metode penyembuhan penyakit dengan proses yang lebih
sederhana,
• Fisioterapi bisa digunakan untuk siapa saja, bahkan untuk bayi.

Mengenal 7 Jenis Fisioterapi :


Terapi fisik yang tepat dapat meminimalkan efek samping penggunaan
obat telan. Pasien bisa mendapatkannya di rumah sakit yang memiliki klinik
fisioterapi, tentu dengan rujukan dokter yang mengetahui kondisi kesehatan
pasien.
Ada begitu banyak bentuk pengobatan yang bisa diberikan pada pasien,
termasuk anak. Salah satunya terapi fisik yang disebut fisioterapi. Perannya
adalah memperbaiki fungsi gerak motorik akibat adanya gangguan pada otot dan
rangka tubuh setelah patah tulang, atau pascaoperasi tulang.
Fisioterapi juga diberikan kepada penderita penyakit yang berhubungan
dengan saraf, misalnya penyakit yang menyebabkan pola jalan salah dan otot
lemah, penderita yang mengalami gangguan pada saraf tepi, radang selaput otak,
sumbatan saluran di otak, dan lainnya. Menurut dr. Peni Kusumastuti, Sp.RM.,
dari RS Internasional Bintaro, Tangerang, Banten, “Semua penyakit itu akan
mengganggu pergerakan motorik anak.”

Di klinik fisioterapi, terapis akan mengajarkan pasien bagaimana


melakukan gerakan tubuh yang benar. Nah, gerakan-gerakan itulah yang nantinya
harus diaplikasikan sendiri oleh pasien, seperti duduk, berdiri, jalan, lari, dan
sebagainya. “Fisioterapi merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien guna

10
mengembangkan, memelihara, dan mengembalikan kemampuan dan fungsi gerak
secara maksimal sepanjang kehidupannya,” simpul Peni.
Mengenai frekuensi, tak ada patokan berapa kali seorang anak harus
menjalani fisioterapi. “Tergantung kondisinya. Bila datang dalam kondisi parah
atau kronis, tentu membutuhkan terapi lebih lama. Lain hal kalau orang tua sudah
mengantisipasinya sejak dini.” Yang tak kalah penting, sebelum menganjurkan
fisioterapi, dokter atau terapis harus mengetahui dulu riwayat kelahiran dan
catatan klinisnya. Terapis sebaiknya bekerja sama dengan dokter yang terkait.
Bila sudah diketahui latar belakang penyakitnya, barulah dipilihkan fisioterapi
yang tepat.

B. Macam- Macam Terapi Fisik


1. Exercise Therapy atau Terapi Latihan
Terapi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sekaligus memberi
penguatan dan pemeliharaan gerak agar bisa kembali normal atau setidaknya
mendekati kondisi normal. Kepada anak, akan diberikan latihan memegang
maupun menggerakkan tangan dan kakinya. Setelah mampu, akan dilanjutkan
dengan latihan mobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan, lari kecil,
dan seterusnya.
Pada kasus patah kaki, contohnya, akan dilakukan fisioterapi secara bertahap,
kapan si anak harus sedikit menapak sampai bisa menapak penuh.
Latihan-latihan yang diberikan bertujuan mempertahankan kekuatan otot-otot
dan kemampuan fungsionalnya dengan mempertahankan sendi-sendinya agar tak
menjadi kaku. Hal ini perlu dilakukan karena kaki patah yang dipasangi gips
umumnya akan mengalami pengecilan otot, sehingga kekuatannya pun berkurang.
Lewat terapi yang dilakukan sambil bermain akan kelihatan bagian mana yang
mengalami penurunan fungsi.
2. Heating Therapy atau Terapi Pemanasan
Sesuai dengan namanya, terapi ini memanfaatkan kekuatan panas yang
biasanya digunakan pada kelainan kulit, otot, maupun jaringan tubuh bagian
dalam lainnya. Penggunaannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat keluhan.
Bila hanya sampai di bagian kulit, maka pemanasannya pun hanya diperuntukkan
bagi kulit saja dengan menggunakan Infra Red Radiation (IRR) atau radiasi infra
merah. Bila gangguan terjadi pada otot, digunakanlah micro diathermy atau
diatermi mikro. Sementara, jika gangguan muncul di bagian terdalam seperti
rangka tubuh, maka yang digunakan adalah short wave diathermy atau diatermi
gelombang pendek. Intinya, jenis terapi yang dilakukan akan disesuaikan dengan
hasil diagnosis.

11
Terapi pemanasan biasanya diberikan bersamaan dengan jenis terapi lain.
Seperti pada terapi inhalasi untuk anak-anak dengan masalah lendir pada saluran
napas; pada nyeri otot maupun sendi. Bila dikombinasikan dengan bentuk
pengobatan lain tentu lebih menguntungkan karena dosis obat yang harus
diminum anak jadi lebih kecil untuk meminimalisir efek negatifnya.
3. Electrical Stimulations Therapy atau Terapi Stimulasi Listrik
Terapi yang menggunakan aliran listrik bertenaga kecil ini cocok diterapkan
pada anak yang menderita kelemahan otot akibat patah tulang ataupun kerusakan
saraf otot. Cara penggunaannya, dengan menempelkan aliran listrik pada otot-otot
untuk mengatasi rasa nyeri. Terapi ini bertujuan untuk mempertahankan massa
otot dan secara tidak langsung merangsang regenerasi saraf.
Pada pasien anak yang menderita gangguan pernapasan, terapi ini pun bisa
digunakan untuk pengobatan. Efeknya, sirkulasi darah di rongga dada dan saluran
pernapasan menjadi lebih lancar, sehingga dapat membantu relaksasi serta
membantu mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, sehingga akan
mempercepat proses penyembuhan.
4. Cold Therapy atau Terapi Dingin
Terapi dingin biasanya diberikan bila cedera anak masih akut sehingga proses
peradangan tidak menjadi kronis. Terapi ini umumnya hanya diperuntukkan bagi
otot saja, biasanya akibat terjatuh dan mengalami memar. Nah, terapi dingin ini
pun berguna mengurangi bengkak. Itulah kenapa, ketika anak terjatuh dan bagian
tubuhnya ada yang benjol, orang tua sering mengompresnya dengan air dingin.
Namun terapi dingin harus dengan pengawasan ketat karena kalau fase akutnya
sudah lewat, tapi masih terus diberi terapi, justru dapat merusak jaringan.
5. Chest Physiotherapy atau Terapi Bagian Dada
Anak dengan keluhan batuk-pilek biasanya mendapat chest physiotherapy
yang bermanfaat membersihkan saluran pernapasan dan memperbaiki pertukaran
udara. Yang termasuk dalam fisioterapi ini di antaranya inhalasi/nebulizer,
clapping, vibrasi dan postural drainage.
Inhalasi yaitu memasukkan obat-obatan ke dalam saluran pernapasan
melalui penghirupan. Jadi, partikel obat dipecah terlebih dulu dalam sebuah alat
yang disebut nebulizeer hingga menjadi molekul-molekul berbentuk uap. Uap
inilah yang kemudian dihirup anak, hingga obat akan langsung masuk ke saluran
pernapasan. Keuntungan cara ini, dosis obat jauh lebih kecil, hingga dapat
mengurangi efek samping obat.
Obat-obat inhalasi yang umum diberikan adalah obat untuk melonggarkan
saluran napas, pengencer dahak, dan NaCl sebagai pelembab saluran napas.
Sedangkan lamanya setiap inhalasi cukup sekitar 10 menit. Tindakan lanjut untuk

12
membantu pengeluaran lendirnya, antara lain clapping atau tepukan pada dada dan
punggung. Bisa di sisi kanan, kiri, depan dada. Tepukan dilakukan secara
kontinyu dan ritmik. Sertai pula dengan pengaturan posisi anak (postural
drainage), semisal anak ditengkurapkan dengan posisi kepala lebih rendah dari
badan, hingga lendir tersebut dapat mengalir ke cabang pernapasan utama
sekaligus lebih mudah untuk dibatukkan. Ini akan menguntungkan karena
biasanya anak tak bisa meludah, hingga lendir yang menyumbat saluran
pernapasan sulit dikeluarkan.
Khusus pada bayi atau anak di bawah usia 2 tahun, bila perlu, lakukan
tindakan suction atau penyedotan lendir dengan alat khusus lewat hidung atau
mulut. Bisanya tindakan ini dilakukan pada bayi dimana refleks batuknya belum
cukup kuat untuk mengeluarkan lendir.

6. Hydro Therapy atau Aquatik Therapy


Terapi dengan air berguna bagi anak-anak yang mengalami gangguan,
terutama gangguan gerak akibat spastisitas, misal pada anak CP (Cerebral Palsy).
Sedangkan pada anak yang terlambat berjalan, tentu saja sebelum diterapi mereka
akan dievaluasi dulu baik dari usia, tingkat kemampuan, maupun tingkat kesulitan
yang dialami. Untuk bisa berjalan, anak tentu saja harus melalui berbagai tahapan
yang dimulai dengan tengkurap, duduk, merangkak sampai berdiri. Biasanya anak
tidak akan langsung diajarkan berjalan bila tahap sebelumnya belum mampu ia
lakukan.
Pada anak yang mengalami kesulitan bergerak karena
spastisitas/kekakuan, ketika di air, umumnya dia akan lebih mudah bergerak.
Dengan demikian diharapkan spastisitas anak akan berkurang mengingat adanya
bantuan berupa dorongan air yang sifatnya bisa melenturkan gerak tubuh.
Meskipun tidak semua anak dengan gangguan tersebut dapat diberikan hidro
terapi air, tapi terapi ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif.
7. Orthopedhic dan Rheumathoid Arthritis
Sebetulnya fisioterapi ortopedik ini dilakukan untuk mengatasi gangguan
tulang dan otot akibat patah tulang, post fracture (retak), artritis sendi, keseleo,
atau terkilir. Umumnya ditujukan untuk kalangan dewasa karena kasusnya jarang
sekali terjadi pada anak.
Pada bayi, terapi ortopedik ini akan dipakai jika ia mengalami proses
pemendekan otot leher (lehernya jadi miring) akibat pembengkakan otot leher
yang membuat ototnya tertarik ke satu arah. Fiosioterapi ini dilakukan dalam
bentuk latihan-latihan gerakan, pijat, dan peregangan. Bisa juga dibarengi dengan
ultrasound (gelombang suara berfrekuensi lebih tinggi dari yang dapat didengar

13
manusia) dan pemanasan untuk melepaskan perlengketan/gumpalan di leher.
Fisioterapi ini bisa diterapkan sejak bayi berusia 2 minggu.
Fisioterapi rheumathoid arthritis dilakukan pada anak dengan keluhan kaki
bengkak atau mengalami gangguan sendi. Untuk mengurangi rasa nyeri, terapi
dingin diberikan saat akut dan selanjutnya diberikan terapi panas dengan electrical
stimulations therapy. Ini bisa dilakukan pada anak usia 4-5 tahunan, tergantung
pada bagian mana terserangnya.
 Pijat Khusus, Intervensi Rehabilitasi Medis Pada Bayi dan Anak Dengan
Gangguan Tortikolis Atau Leher Kaku

Bayi baru lahir bisa mengalami tortikolis (tortikolis kongenitalis) karena


adanya kerusakan otot leher pada proses persalinan. Ketidakseimbangan otot mata
dan tulang atau kelainan bentuk otot tulang belakang bagian atas bisa
menyebabkan tortikolis pada anak-anak. Tortikolis merupakan kondisi dimana
otot leher bayi menjadi lebih pendek dari sisi lainnya. Kondisi ini bisa terjadi saat
bayi dalam kandungan atau sesaaat setelah lahir dan disebut sebagai kongenital
tortikolis. Gejala utama adalah bayi senang melihat satu sisi atau kepala sering
miring ke satu sisi tubuh, dan terkadang teraba benjolan keras pada leher.
Tortikolis atau dikenal sebagai kaku leher (torticollis, loxia, wryneck,
tengleng, tengeng) berasal dari bahasa Yunani: tortus yang artinya terputar dan
collum yang artinya leher. Statistik menunjukkan 1 dari 300 bayi lahir dengan
tortikolis otot bawaan. Tortikolis kongenital terjadi pada 3-19 per 1.000 kelahiran
bayi. Penyebab dari tortikolis kongenital belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa teori yang mengatakan bahwa trauma jalan lahir mungkin menjadi
penyebabnya. Tortikolis kongenital biasanya terlihat pada usia 2-4 minggu
kelahiran. Kelainan ini lebih sering terjadi pada anak pertama. Pada tortikolis
kongenital, terjadi kontraktur/ kekakuan otot sternokleidomastoid pada satu sisi.
Otot sternokleidomastoid adalah otot pada leher yang berfungsi untuk
menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan. Kekakuan pada otot ini akan
mengakibatkanterjadinya keterbatasan pergerakan leher bayi karena pemendekan
serabut-serabut otot tersebut.
Bila bayi yang mengalami tortikolis dibiarkan tanpa mendapatkan
penanganan. Selain beresiko mengalami gangguan tumbuh kembang, tortikolis
juga sangat mungkin mempengaruhi psikologis anak. Kabar baiknya sekitar 90%
bayi dengan tortikolis bila diterapi sedini mungkin akan memberikan hasil yang
memuaskan. Karena itu penting bagi kita untuk mengenali apa itu tortikolis. Pada
kesempatan ini kita akan membatasi diskusi seputar tortikolis bawaan pada bayi
saja.

14
C. Gejala
Kepala miring ke satu sisi dan berputar sebagaimana rupa (tilt and twist)
sehingga dagu dan wajah mengarah ke sisi yang berlawanan. Gejalanya mulai
dapat dikenali pada saat bayi berusia 2-4 minggu.
Gejalanya adalah kepala leher yang selalu menoleh ke satu sisi saja saat
tidur, dan pergerakan leher yang sangat terbatas.
Komplikasi dari tortikolis kongenital yang tidak diterapi adalah asimetri
bentuk wajah dan asimetri bentuk kepala atau penglihatan ganda (diplopia).
Tortikolis ke arah kanan. Otot yang ketat dan memendek akan membuat
bayi lebih nyaman untuk berbaring pada sisi yang sakit. Kondisi ini menyebabkan
punggung dan kepala bayi menjadi rata pada satu sisi (plagiocephaly). Dalam
jangka panjang beresiko menyebabkan gangguan pertumbuhan otot wajah dan
tulang kepala. Wajah menjadi asimetris secara menetap.
Kondisi ini beresiko membuat minder dalam pergaulan di masa depan pasien.
 Plagiocephaly. Wajah menjadi asimetris dan beresiko membuat minder.
Kelainan ini juga menghambat perkembangan motorik anak. Bayi menjadi susah
telungkup, susah duduk, cenderung menggunakan satu tangan saja, susah untuk
merangkak dan cenderung malas berjalan.

D. Faktor Resiko
Persalinan yang sulit dimana otot leher –sternocleidomastoideus (SCM)-
teregang, robek dan terjadi perdarahan. Penyembuhan yang terjadi membentuk
jaringan ikat disertai pemendekan otot. Teori ini didukung bukti dimana hampir
40% penderita memiliki riwayat persalinan sulit dengan posisi sungsang (breech-
bokong) atau riwayat penggunaan forceps untuk membantu proses persalinan.
Sedangkan 60% sisanya tidak ada riwayat trauma atau persalinan sulit.
Posisi bokong Posisi dalam rahim dimana aliran pembuluh darah balik dari
SCM terhambat sehingga otot tersebut kurang mendapat suplai darah yang
berakibat otot menjadi rusak dan digantikan oleh jaringan ikat. Teori ini didukung
fakta dimana 75% bayi yang mengalami tortikolis didapati mengarah ke kanan
disebabkan oleh presentasi left occiput anterior –LOA-. Presentasi tersebut
merupakan posisi janin yang paling sering ditemui.
Presentasi LOA menyebabkan 75% tortikolis mengarah ke kanan
Harus diperhatikan juga bahwa 20% bayi yang terkena tortikolis bawaan
juga beresiko memiliki kelainan lain seperti kelainan tulang belakang (C1-C2
subluxation), kelainan sendi pinggul (Congenital Hip Dysplasia)*, dan kelainan
kaki (club foot dan toeing in)*

15
E. Penanganan
Prinsip pengobatan tortikolis, baik tortikolis kongenital atau tortikolis
yang didapat sebenarnya hampir sama. Langkah pertama adalah memastikan
apakah tortikolis tersebut memerlukan intervensi segera atau tidak.
Pada tortikolis kongenital kadang terjadi penyembuhan dengan sendirinya,
dan bila dirasakan perlu dapat dilakukan fisioterapi dan latihan untuk otot
sternokleidomastoid tersebut.
Penggunaan collar neck (penahan leher) pada tortikolis kongenital kadang
diperlukan untuk membantu proses pemulihan. Pada tortikolis yang didapat,
langkah awalnya adalah menangani penyebabnya. Pemberian obat-obat seperti
pelentur otot dan penahan rasa sakit atau anti radang dapat membantu proses
penyembuhan tortikolis.
Tortikolis bawaan yang disebabkan karena otot harus dilakukan
rehabilitasi medis dan fisioterapi, idealnya pada saat bayi masih berusia dibawah 3
bulan. Terapi biasanya membutuhkan waktu selama 4-6 bulan dan hampir 90%
berhasil. Bayi yang lebih tua membutuhkan waktu yang lebih lama dan prosesnya
lebih sulit. Terapi pada bayi di atas 1 tahun sudah terlambat dan mungkin
memerlukan tindakan operasi.
Sering melakukan tummy time dimana memposisikan bayi dengan perut
dibawah. Ini akan membantu memperkuat otot leher bayi kanan dan kiri.
Letakkan mainan pada sisi di mana bayi harus memutar kepala untuk
mengalihkan perhatian ke arah mainan ataupun meraih mainan tersebut
Letakkan bayi di kasur dimana sisi yang sakit menghadap ke dinding,
sehingga bayi harus memutar kepalanya untuk melihat ke arah luar kasur.
Fisioterapi dilakukan tindakan “stretching”. Jika diidentifikasi tortikolis
dengan cepat pada usia anak 2-3 bulan maka fisioterapi bisa memberikan hasil
yang cukup menggembirakan. Namun untuk mampu melihat hasil yang nyata
dibutuhkan waktu kurang lebih 6 minggu – bulanan. Kondisi ini akan terkoreksi
sempurna saat bayi berusia 1 tahun.
Dibutuhkan juga konsistensi dari ibu untuk merawat bayi untuk rajin
melakukan terapi sendiri di rumah selama beberapa kali dalam sehari. Jangan
hanya mengandalkan tenaga ahli di RS yang Anda kunjungi sesekali.
Tindakan pembedahan, bila dengan tinakan rehabilitasi medis dan
fisioterapi tidak menunjukkan perkembangan membaik. Tindakan operasi
tortikalis bisa ditunda hingga anak berusia 18 bulan. Jika sampai usia 18 bulan
kondisi leher bayi Anda masih belum membaik maka operasi patut

16
dipertimbangkan dan operasi tindakan setelah bayi berusia >18 bulan belum
dikategorikan terlambat untuk penanganan tortikolis ini.
Pediatri atau ilmu kesehatan anak ialah spesialisasi kedokteran yang
berkaitan dengan bayi dan anak. Kata pediatri diambil dari dua kata Yunani kuno,
paidi (παιδί) yang berarti “anak” dan iatros (ιατρός) yang berarti “dokter”.
Sebagian besar dokter anak merupakan anggota dari badan nasional seperti Ikatan
Dokter Anak Indonesia, American Academy of Pediatrics, Canadian Pediatric
Society, dan lainnya. Abraham Jacobi adalah bapak dari pediatri.
Pediatri berbeda dengan kedokteran dewasa. Perbedaan fisik tubuh yang
jelas dan kematangan pertumbuhannya menjadikan kesehatan anak berdiri sebagai
spesialisasis tersendiri. Tubuh yang lebih kecil dari bayi memiliki aspek fisiologis
yang berbeda dari orang dewasa. Aspek kedokteran lainnya ikut terpengaruh
seperti defek kongenital, onkologi, dan immunologi. Sederhananya, menangani
pasien anak bukan seperti menangani pasien dewasa “versi kecil”.
 Masa kanak-kanak adalah periode pertumbuhan, perkembangan, dan
kematangan terbesar pada berbeagai organ tubuh.

Pada abad ke-19 satu dari lima anak meninggal sebelum usia 5 tahun.
Sebagian besar kematian itu diakibatkan oleh penyakit menular. Kini beberapa
dari kematian itu dicegah dengan menyembuhkan penyakit saat hal itu terjadi.
Sebagian besar dari mencegah penyakit dengan imunisasi.
kondisi dimana seseorang jiwa dan raganya dalam keadaan yang stabil sehingga
memungkinkan untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan
definisi kesehatan dalam kehidupan sehari-hari yang berarti sesuatu yang dapat
bekerja secara normal. Berkaitan dengan itu kita sering mendengar istilah
kesehatan jasmani yang artinya dimana koordinasi organ-organ tubuh manusia
atau makhluk hidup lainnya dalam keadaan yang stabil atau normal.

Dokter anak juga mencoba mencegah penyakit dan luka lain sebelum
terjadi. Mereka mengajari orang tua mengenai keamanan dan gizi. Mereka bisa
mengajari anak-anak yang lebi tua sedikit tentang menghindari luka atau
kecanduan alkohol dan tembakau. Karena masa kecil ialah masa perubahan,
pencegahan ialah bagian utama pediatri.
 Tag Archives: Pengertian Ahli Ortopedi Pediatrik
 Pengertian, Definisi Dan Arti Istilah Kesehatan (Aglikon – Ahli Patologi)
Pengertian, Definisi Dan Arti Istilah Dalam Kesehatan (Aglikon – Ahli
Patologi) – Pengertian Kesehatan adalah Adapun arti kesehatan lainnya, yaitu

17
kesehatan rohani adalah merupakan kesehatan jiwa manusia atau bisa dikatakan
sebagai makhluk hidup yang memiliki jiwa dan pikiran.
Disini saya membuat daftar pengertian kesehatan yang dimana banyak definisi
atau istilah-istilah kesehatan yang kita kurang dipahami artinya. Untuk referensi
arti kesehatan lainnya, bisa anda baca di MenurutParaAhli.com. Semoga tulisan
ini bisa membantu anda dalam memahami arti dari istilah dunia medis.
 Pengertian, Definisi Dan Istilah Dalam Kesehatan (Aglikon – Ahli
Patologi)\

 Pengertian Aglikon
Definisi Aglikon (aglycone) adalah komponen non gula dari suatu glikosida.
Pembelahan ikatan glikosidik dari glikosida menghasilkan suatu bentuk gula dan
aglikon.
 Pengertian Aglutinasi
Definisi Aglutinasi adalah penggumpalan sel-sel atau partikel.
 Pengertian Agonis
Definisi Agonis adalah Sekelompok otot yang menghasilkan gerakan tubuh ke
arah tertentu. Ketika gerakan apapun terjadi, ada dua set otot yang bekerja pada
sendi. Otot-otot pada satu sisi sendi harus mengendur (rileks) sehingga otot-otot di
sisi lain dapat mengencang (kontraksi). Agonis mengacu pada sekelompok otot
yang berkontraksi. Sebagai contoh, ketika seseorang menekuk lengannya pada
siku, bisep dan trisep bekerja dengan cara ini. Otot bisep adalah agonis. Sebuah
ligan yang mengikat reseptor dan mengubah keadaan reseptor sehingga
menghasilkan respon biologis.
 Pengertian Agonis Andregenik Alfa-2
Definisi Agonis andregenik alfa-2 (alpha 2-adrenergik agonist) adalah kelas obat
yang memiliki efek terhadap sistem saraf pusat (SSP). Ada dua sistem dalam SSP
yang memiliki efek berlawanan. Salah satu sistem bertindak untuk meningkatkan
denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah selama masa stres. Sistem ini
dikendalikan oleh suatu neurotransmiter yang disebut norepinefrin. Agonis
andregenik alfa-2 menurunkan aktivitas norepinefrin sehingga menurunkan
denyut jantung dan tekanan darah.
 Pengertian Agonis Parsial
Definisi Agonis parsial adalah agonis yang menghasilkan respon maksimal
kurang dari respon maksimal yang dihasilkan oleh agonis lain yang bekerja pada
reseptor yang sama pada jaringan yang sama, sebagai akibat dari aktivitas
intrinsik yang lebih rendah.

18
 Pengertian Agonis Penuh
Definisi Agonis penuh adalah agonis yang menghasilkan respon maksimal
terbesar dari setiap agonis yang diketahui bekerja pada reseptor yang sama.
 Pengertian Agonis Terbalik
Definisi Agonis terbalik (inverse) adalah ligan yang mengikat sebuah reseptor
sehingga mengurangi proporsi jumlah reseptor dalam konformasi aktif, yang
mengurangi aktivitas basal. Hal ini dapat terjadi jika beberapa reseptor dalam
bentuk aktif dengan tidak ada agonis konvensional.
 Pengertian Agorafobia
Definisi Agorafobia adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut
yang kuat sehubungan dengan berada di situasi di mana melarikan diri mungkin
akan sulit atau memalukan (misalnya, berada di bus atau kereta api), atau di mana
bantuan mungkin tidak tersedia pada saat terjadi serangan atau gejala panik.
 Pengertian Agregasi
Definisi Agregasi adalah berkumpulnya atau bergabungnya bagian-bagian yang
terpisah.
 Pengertian Agregasi Familial
Definisi Agregasi familial adalah materi atau massa yang mengumpul/
menggumpal.
 Pengertian Ahli Anestesi
Definisi Ahli anestesi adalah seorang dokter spesialis yang mengkhususkan diri
dalam praktek anestesiologi, cabang kedokteran yang melibatkan penggunaan
obat atau agen lain yang menyebabkan ketidakpekaan terhadap rasa sakit.
 Pengertian Ahli Bedah
Definisi Ahli bedah adalah seorang dokter yang merawat penyakit, cedera, atau
cacat dengan metode operasi atau pembedahan. Definisi dari “ahli bedah” telah
mulai kabur dalam beberapa tahun terakhir karena ahli bedah telah mulai
meminimalkan pemotongan, menggunakan teknologi baru yang “invasif
minimal,” menggunakan laparoskop, dll.
 Pengertian Ahli Bedah Mulut
Definisi Ahli bedah mulut adalah penyedia layanan kesehatan mulut yang
melakukan berbagai jenis prosedur bedah di dalam dan di sekitar wajah, mulut,
dan daerah rahang.
 Pengertian Ahli Bedah Onkologi

19
Definisi Ahli Bedah Onkologi adalah seorang dokter yang mengkhususkan diri
dalam menggunakan operasi untuk mengobati kanker.
 Pengertian Ahli Bedah Saraf
Definisi Ahli bedah saraf adalah seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam
operasi untuk mengobati gangguan sistem saraf.
 Pengertian Ahli Gizi
Definisi Ahli gizi (dietitian) adalah seorang profesional medis yang
mengkhususkan diri dalam dietetika, studi tentang gizi dan penggunaan diet
khusus untuk mencegah dan mengobati penyakit.

 Pengertian Ahli Onkologi Medis


Definisi Ahli onkologi medis adalah seorang dokter yang secara khusus dilatih
untuk mendiagnosa dan mengobati kanker dengan kemoterapi dan obat lain.
 Pengertian Ahli Ortopedi
Definisi Ahli ortopedi adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam
mengevaluasi dan mengobati masalah tulang dan struktur terkait, seperti sendi,
saraf, otot, tendon, dan ligamen. Juga disebut ahli bedah ortopedi.
 Pengertian Ahli Ortopedi Pediatrik
Definisi Ahli ortopedi pediatrik (pediatric orthopaedist) adalah dokter yang
mengkhususkan diri dalam kedokteran ortopedi untuk anak-anak. Juga disebut
ahli bedah ortopedi anak.
 Pengertian Ahli Patologi
Definisi Ahli patologi adalah dokter yang mengidentifikasi penyakit dengan
mempelajari sel dan jaringan di bawah mikroskop.
F. Tujuan
Tujuan manfaat teknik terapi fisik yaitu :
a) Terapi fisik bermanfaat untuk mengelola kelainan yang berlangsung lama
(kronis) sehingga dapat mengelola hidup lebih baik dengan kondisi
tersebut.
b) Terapi fisik juga penting pada proses pemulihan dan rehabilitasi pasien,
terutama mereka yang sebelumnya sehat dan secara tiba-tiba terkena
kecelakaan.
Ada tiga metode penanganan utama yang dilakukan oleh perawat, yaitu:
a. Terapi manual

20
Terapi manual dilakukan oleh fisioterapis dengan cara menggerakkan, memijat,
atau memanipulasi bagian tubuh pasien yang mengalami gangguan fungsi. Terapi
ini dapat meringankan nyeri atau kaku pada sendi dan otot, melancarkan sirkulasi
darah, memulihkan gangguan pergerakan, serta membantu relaksasi.
b. Latihan pergerakan
Pada metode terapi ini, fisioterapis memberikan latihan kepada pasien untuk
meningkatkan kemampuan gerak (mobilitas), serta menguatkan sendi dan otot.
Contohnya, latihan menggerakkan seluruh tubuh, berjalan dengan bantuan
tongkat, atau terapi dengan air atau hidroterapi.
c. Selain itu, fisioterapis juga akan mengajarkan pasien gerakan latihan yang
dapat dilakukan secara mandiri di rumah, untuk membantu meredakan
nyeri atau mengurangi risiko terjadinya cedera.
d. Edukasi dan saran
Selain terapi manual dan latihan pergerakan, fisioterapis akan mengajarkan pasien
mengenai gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal dan berolahraga
secara teratur. Fisioterapis juga biasanya akan memberikan anjuran khusus, seperti
postur yang baik saat tidur, duduk, dan berjalan, serta posisi yang benar saat
mengangkat benda berat. Hal ini berguna untuk mengurangi nyeri dan risiko
cedera.
G. Kelebihan & Kekurangan Terapi Fisik
Kelebihan terapi fisik:
a) Membantu dalam pemulihan kesehatan dari cedera fisik seperti sakit
punggung dengan mengurangi rasa sakit pada otot, ligamen dan tendon.
b) Terapi fisik tidak hanya dapat dijalankan pada orang dewasa atau lansia,
akan tetapi juga dapat membantu anak-anak yang memiliki masalah
kesehatan kronis dan cedera dengan mengembangkan kekuatan fisik dan
daya tahan sehingga meningkatkan mobilitas.
c) Memeriksa pasien secara menyeluruh dan mengembangkan program
aktivitas fisik untuk membantu sesuai kondisi mereka dengan memperkuat
otot dan meningkatkan jangkauan gerak atau daya tahan.
d) Menangani pasien agar dapat mengembalikan mobilitas fisik seperti
berjalan, naik tangga, membangun kekuatan otot, dan daya tahan.
Kekurangan terapi fisik :
Efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat dari penyinaran yang
dilakukan selama masa perawatan fisioterapi adalah kulit akan tampak
kemerahan, kulit seperti terbakar hingga nyeri pada bagian tubuh tertentu setelah
melakukan terapi.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fisioterapi merupakan ilmu yang menitikberatkan untuk
menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh
yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.
B. Saran
Saran-Saran bagi pasien, agar melakukan home programeyang
diberikan oleh fisioterapis untuk dilakukan di rumah sperti dianjurkan
untuk melakukan berjemur pada pagi hari, agar AGA dan AGB bagian
sinistra terasa lemas.Pasien dianjurkan selama beberapa menit untuk
menggunakan AGA dan AGB bagian sinistrauntuk beraktivitas. Dengan
begitu dapat menjaga serta memelihara fungsi lingkupgerak sendi pasien
tersebut.Saran bagi fisioterapi ketika menangani kasus stroke agar terapi
yang akan diberikan harus menyesuaikan dengan kondisi pasien. Dan
diharapkan fisioterais dapat mengikuti perkembangan ilmu dan berbagai
endekatan dalam menangani pasien.Saran bagi keluarga pasien, agar selalu
memberikan dukungan dalam latihan pasien, sehingga dalam proses
penyembuhan, pasien merasa semangat untuk melakukan latihan
dirumah.Saran bagi masyarakat, aabila menju kasus seperti ini ada anggota
keluarga atau lingkungan sekitar hendaknya lekas bertindak untuk merujuk
ke rumah sakit terdekat. Sehingga dengan begitu kasus tersebut bisa
tertangani sebelum menjadi parah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T., and McFarlane, J.(2000). Community as partner: Theory and


practice in
nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott
Allender, J.A., and Spradley, B.W.(2001). Community health nursing : Concepts
and practice,
4th.ed, Philadelpia: Lippincott
Clark, M.J.(1999). Nursing in the community: Dimensions of community health
nursing,
Standford, Connecticut: Appleton & Lange
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice , 3rd ed.
Norwalk, Appleton and Lange.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :
Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv
Sagung Seto : Jakarta.
Diposkan oleh rusman buru jawa di 20.46

23

Anda mungkin juga menyukai