Anda di halaman 1dari 10

JENIS-JENIS TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN

KOMUNITAS

Disusun Oleh :

Kurniawati
171211281
3A S1 Keperawatan

Dosen Pembimbing : Ns. Nurleny,M.Kep

Prodi S1 Keperawatan

STIKES MERCUBAKTIJAYA Padang

T.A 2019/ 2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadiran tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang disusun untuk
memenuhi tugas KEPERAWATAN KOMUNITAS sesuai waktu yang telah ditentukan.

Terima kasih kami sampaikan kepada dosen bidang studi Keperawatan Komunitas
yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan definisi terapi
komplementer dalam keperawatan komunitas. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih
sebesar besarnya seluruh pihak baik secara langsung maupun tidak secara langsung dalam
membantu upaya penyelesaian laporan ini.

Saya menyadari masih banyak kesalahan, kekurangan dan keiklafan dalam makalah
ini. Untuk itu saran dan kritik tetap saya harapkan demi memperbaiki makalah ini kedepan.
Akhir kata saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua Terima kasih.

Padang, 8 juni 2020

Kurniawati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................


DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
1. Jenis-jenis Terapi Komplementer dalam keperawatan Komunitas......................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terapi komplementer ada yang invasif dan noninvasif. Contoh terapi
komplementer invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang
menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi
energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi
nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan
modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock
et al., 1999).
Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) meliputi gaya hidup (pengobatan
holistik, nutrisi), botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi); manipulatif (kiropraktik,
akupresur & akupunktur, refleksi, massage); mind-body (meditasi, guided imagery,
biofeedback, color healing, hipnoterapi). Jenis terapi komplementer yang diberikan
sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan. Contohnya pada terapi sentuhan memiliki
beberapa indikasinya seperti meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri,
menurunkan kecemasan, mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan kenyamanan
dalam proses kematian (Hitchcock et al., 1999).
Jenis terapi komplementer banyak sehingga seorang perawat perlu mengetahui
pentingnya terapi komplementer. Perawat perlu mengetahui terapi komplementer
diantaranya untuk membantu mengkaji riwayat kesehatan dan kondisi klien,
menjawab pertanyaan dasar tentang terapi komplementer dan merujuk klien untuk
mendapatkan informasi yang reliabel, memberi rujukan terapis yang kompeten,
ataupun memberi sejumlah terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Selain
itu, perawat juga harus membuka diri untuk perubahan dalam mencapai tujuan
perawatan integratif (Fontaine, 2005).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa jenis-jenis terapi komplementer dalam keperawatan komunitas
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi komplementer dalam keperawatn
komunitas
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Jenis-Jenis Terapi Komplementer Dalam Keperawatan Komunitas


Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat
umum dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi,
sentuhan ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti individu merasa lebih
baik dan beradaptasi dengan kondisi akut dan akut. Berikut jenis-jenis terapi yang
dapat diakses keperawatan, yaitu :
1. Terapi Relaksasi Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum
kognitif, fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan
penurunan stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi
pengiriman impuls neural ke otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak
juga sistem tubuh lainnya. Relaksasi membantu individu membangun
keterampilan kognitif untuk mengurangi cara yang negatif dalam merespon
situasi dalam lingkungan mereka. Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai
berikut :
a) Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,
mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada
rangsangan ringan untuk periode yang lama).
b) Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang
tidak berguna).
c) Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman yang
tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor
dirinya secara terusmenerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk
membiarkan dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di
berbagai bagian tubuh.

2. Meditasi dan Pernapasan Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi


masukan rangsangan dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan yang
berulang atau tetap. Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari
praktik yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut
Benson, komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu :
a) ruangan yang tenang
b) posisi yang nyaman
c) sikap mau menerima
d) fokus perhatian.
Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu
mempelajari prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan.
Sebagian besar teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan
perut yang dalam, relaks, dan perlahan Meditasi.

Terapi komplementer ada yang invasif dan noninvasif. Contoh terapi


komplementer invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang
menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi
energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi
nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan
modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock
et al., 1999)
National Center for Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM) membuat
klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam tiga kategori. Kategori
pertama, mind-body therapy yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik
untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi
tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik, berdoa, journaling,
biofeedback, humor, tai chi, dan terapi seni.
Kategori kedua, Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan
yang mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat misalnya
pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika, cundarismo,
homeopathy, naturopathy. Kategori ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah terapi
biologis, yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal,
makanan).
Kategori ketiga adalah terapi manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini didasari oleh
manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi, macam-macam
pijat, rolfing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi. Terakhir, terapi energi yaitu
terapi yang fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields) atau mendatangkan
energi dari luar tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki,
external qi gong, magnet. Klasifikasi kategori kelima ini biasanya dijadikan satu
kategori berupa kombinasi antara biofield dan bioelektromagnetik (Snyder &
Lindquis, 2002).
Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) meliputi gaya hidup (pengobatan
holistik, nutrisi), botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi); manipulatif (kiropraktik,
akupresur & akupunktur, refleksi, massage); mind-body (meditasi, guided imagery,
biofeedback, color healing, hipnoterapi). Jenis terapi komplementer yang diberikan
sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan. Contohnya pada terapi sentuhan memiliki
beberapa indikasinya seperti meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri,
menurunkan kecemasan, mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan kenyamanan
dalam proses kematian (Hitchcock et al., 1999).
Jenis terapi komplementer banyak sehingga seorang perawat perlu mengetahui
pentingnya terapi komplementer. Perawat perlu mengetahui terapi komplementer
diantaranya untuk membantu mengkaji riwayat kesehatan dan kondisi klien,
menjawab pertanyaan dasar tentang terapi komplementer dan merujuk klien untuk
mendapatkan informasi yang reliabel, memberi rujukan terapis yang kompeten,
ataupun memberi sejumlah terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Selain
itu, perawat juga harus membuka diri untuk perubahan dalam mencapai tujuan
perawatan integratif (Fontaine, 2005).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi tradisional seperti jamu yang
telah berkembang lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai jenjang
pelayanan kesehatan tidak hanya menggunakan pengobatan barat (obat kimia)tetapi
secara mandiri memadukan terapi tersebut yang dikenal dengan terapi komplementer.
Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas, termasuk di dalamnya
orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya profesional
kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat dalam terapi komplementer.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa-
mahasiswi keperawatan dapat memahami terapi komplementer.
DAFTAR PUSTAKA

Rufaida, zulfa, Sri Warsini puji lestari, dan Dyah permata sari. 2018. Terapi
Komplementer. Mojokerto: STIKES Majapahit Mojokerto.

Widyatuti. 2008.Terapi komplementer dalam keperawatan. Jurnal keperawatan


Indonesia.12(1). 53-57.

Anda mungkin juga menyukai