Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

“TERAPI KOMPLEMENTER YANG BERSIFAR PREVENTIF”

DOSEN PENGAMPU: Ns.Nuridah,S.Kep.,M.Kep

Kelompok 1:

WAFIQ AMALIA FUTRI (202431054)

NURSYAFIKA (202431043)

MAGFIRA ALYA RAMADANI (202431034)

DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER KOLAKA

KOLAKA 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pengobatan semenjak dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan umat manusia.
Karena sebagai mahluk hidup, manusia amatlah akrab dengan berbagai macam penyakit ringan
maupun berat. Keinginan untuk terlepas dari segala macam penyakit inilah yang mendorong manusia
untuk membuat upaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari mengkonsumsi berbagai
jenis obat-obatan, baik berupa tumbuh-tumbuhan secara tunggal maupun yang sudah terkomposisikan,
yang diyakini berkhasiat menyembuhkan jenis penyakit tertentu. Sementara banyak manusia yang
tidak menyadari bahwa Allah tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja.
Setiap kali penyakit muncul, pasti Allah juga menciptakan obatnya. Hanya ada manusia yang
mengetahuinya dan ada juga yang tidak mengetahuinya.

Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi


komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat. Perawat
dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai ataupun membantu
memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian
(evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan yang lebih baik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu terapi meditasi?

2. Apa tujuan dari meditasi?

3. Apa manfaat terapi meditasi?

4. Apa saja jenis-jenis terapi meditasi?

5. Apa saja tahap proses meditasi?

6. Bagaimana proses pelaksanaan terapi meditasi?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui defenisi dari terapi meditasi.

2. Mengetahui tujuan dari terapi meditasi.

3. Mengetahui manfaat terapi meditasi.

4. Mengetahui jenis-jenis terapi meditasi.

5. Mengetahui tahap proses dalam terapi meditasi.

6. Mengetahui proses pelaksanaan terapi meditasi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TERAPI KOMPLEMENTER

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan
modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews
et al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan
pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga
ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas
dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai
dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di
masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative medicine/CAM Research
Methodology Conference, 1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Terapi komplementer dan alternatif
termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan
atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan. Definisi tersebut menunjukkan
terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan
terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan
spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah
disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang
manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).

Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun


rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi
nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur akan
meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan
primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok misalnya untuk
strategi stimulasi imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999).

B. MACAM TERAPI KOMPLEMENTER

Terapi komplementer ada yang invasif dan noninvasif. Contoh terapi komplementer invasif
adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam pengobatannya.
Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi
biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin, hidroterapi colon dan terapi
sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock et al.,
1999).

National Center for Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM) membuat klasifikasi


dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori. Kategori pertama, mind-body therapy
yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang
mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik,
berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan terapi seni.

Kategori kedua, Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat misalnya pengobatan tradisional
Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika, cundarismo, homeopathy, naturopathy. Kategori ketiga
dari klasifikasi NCCAM adalah terapi biologis, yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya
misalnya herbal, makanan).

Kategori keempat adalah terapi manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini didasari oleh
manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi, macam-macam pijat, rolfing, terapi
cahaya dan warna, serta hidroterapi. Terakhir, terapi energi yaitu terapi yang fokusnya berasal dari
energi dalam tubuh (biofields) atau mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya terapetik sentuhan,
pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong, magnet. Klasifikasi kategori kelima ini biasanya
dijadikan satu kategori berupa kombinasi antara biofield dan bioelektromagnetik (Snyder & Lindquis,
2002).

Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) meliputi gaya hidup (pengobatan holistik, nutrisi),
botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi); manipulatif (kiropraktik, akupresur & akupunktur,
refleksi, massage); mind-body (meditasi, guided imagery, biofeedback, color healing, hipnoterapi).
Jenis terapi komplementer yang diberikan sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan. Contohnya pada
terapi sentuhan memiliki beberapa indikasinya seperti meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi
nyeri, menurunkan kecemasan, mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan kenyamanan dalam
proses kematian (Hitchcock et al., 1999).

Jenis terapi komplementer banyak sehingga seorang perawat perlu mengetahui pentingnya
terapi komplementer. Perawat perlu mengetahui terapi komplementer diantaranya untuk membantu
mengkaji riwayat kesehatan dan kondisi klien, menjawab pertanyaan dasar tentang terapi
komplementer dan merujuk klien untuk mendapatkan informasi yang reliabel, memberi rujukan terapis
yang kompeten, ataupun memberi sejumlah terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Selain
itu, perawat juga harus membuka diri untuk perubahan dalam mencapai tujuan perawatan integratif
(Fontaine, 2005).

C. TERAPI MEDITASI

a. Definisi meditasi

Akar kata meditasi berasal dari bahasa Latin meditat, berinfleksi menjadi meditasi, dari kata
med yang berarti “pikiran” atau “perhatian”. Meditasi adalah suatu teknik latihan dalam meningkatkan
kesadaran, dengan membatasi kesadaran pada satu objek stimulasi yang tidak berubah pada waktu
tertentu untukmengembangkan dunia internal atau dunia batin seseorang, sehinga menambah
kekayaanmakna hidup baginya.

Menurut Iskandar (2008) meditasi adalah latihan olah jiwa yang dapat menyeimbangkan fisik,
emosi, mental, dan spiritual seseorang. Beberapa ahli memberikan istilah lain tentang meditasi yaitu
Visualisasi, relaksasi, mind-body healing dan Mind-body medicine.
Dalam kamus, meditasi adalah:

1. Tindakan meditatif atau pikiran yang terus mendalam.

2. Refleksi yang mendalam tentang berbagai hal sebagai tindakan kebaktian agama (ibadah).
3. Perhatian yang terus-menerus terhadap subjek tertentu. 4. Refleksi terhadap sebuah subjek;
kontemplasi.

B. Tujuan Meditasi

Tujuan utama dalam meditasi adalah sebagai berikut:

1) Perenungan dan kebijaksanaan


2) Perubahan dalam kesadaran
3) Relaksasi.

c. Manfaat Meditasi

Meditasi banyak digunakan untuk mengurangi kecemasan, stress, dan depresi. Ketenangan jiwa
yang diperoleh ketika bermeditasi dengan baik mampu meredakan dan memungkinkanseseorang
berpikir jernih dalam pengambilan suatu keputusan. Meditasi merupakan pengalihanperhatian
ketingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat pemikiran yang palingdalam dan
mencapai sumber pemikiran (T. Mattesion, 2006).

Meditasi mampu menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa suatu keadaan
yang lebih tenang, baik secarapsikologis maupun fisiologis (T.Mattesion, 2006).Meditasi mampu
menurunkankecemasan, perasaan reaktif dan agresivitas (Prabowo,2007).

Meditasi yang dilakukan individu akan menghasilkan reaksi yang mampu


meningkatkankesehatan secara umum dengan mempelancar proses metabolisme tubuh, laju denyut
jantunglebih teratur, peredaran darah lancar, mengatasi berbagai macam penyakit, mendorong
racundan kotoran dari dalam tubuh keluar, menurunkan tingkat agretifitas dan perilaku-perilaku
burukdampak dari stress, menurunkan tingkat egosentris sehingga hubungan intrapersonal
ataupuninterpersonal menjadi lancar, mengurangi kecemasan, pada anak-anak dapat
meningkatkanintelegensi meliputi karakter kognitif, matematis, logis serta karakter afektif, relational,
kreatif danemosional, pola pikir menjadi lebih matang, mempermudah dalam mengendalikan diri,
meningkatkan kesejahteraan.

Jadi manfaat meditasi yaitu

 Organ-organ tubuh dan seluruh tubuh akan mengalami kenyamanan dan bekerja lebih teratur.

 Mampu mengatur dan mengendalikan orang lain

 Mampu mengerti orang lain dan memaafkannya.

 Mampu menerima suka dan duka, kesulitan dan kebaikan hidup dengan baik.

d. Jenis Meditasi

Narayo dan Onstein (Prabowo,2007) mengklarifikasikan meditasi menjadi meditasi Konsefatif


dan meditasi Pembukaan (Opening up meditation).
1) Teknik meditasi konserfatif
Teknik meditasi konserfatif pada dasarnya memberikan instruksi untuk memperhatikan secara
penuh pada hal tertentu, dapatberupa objek eksternal yang terlihat nyata atau sensasi internal
seperti tarikan nafas.
2) Teknik pembukaan (Opening up meditation)
Teknik opening up meditation pada dasarnya mengacu pada keragaman teknik bertujuan
membantuseseorang meningkatkan kepekaan dan kesadaran penuh dari apapun yang terjadi
padanya,menjadi pengamat yang sadar dalam mengamati apa yang terjadi tanpa harus bereaksi
padanya.

e. SOP Meditasi

a. Fase orientasi

1) Salam teraupetik

2) Bina hubungan saling percaya dengan pasien.

3) Eksplorasi perasaan pasien.

4) Siapkan pasien untuk berpartisipasi dalam terapi

b. Fase Relaksasi

1) Duduk / tidur telentang.

2) Konsentrasi.

3) Merasakan.

c. Fase Trance

1) Hening.

2) Berdo’a sesuai dengan kebutuhan.

3) Pasrah.

d. Fase Terminasi

1) Ucapkan terima kasih kepada tuhan karena telah mendapat bantuan dari Tuhan.

2) Pertahankan kondisi meditatif dalam keadaan mata dibuka.

f. Proses Pelaksanaan Terapi Relaksasi Meditasi

a. Posisi duduk

1) Duduk dengan santai.

2) Anjurkan pasien memfokuskan pandangan pada satu titik dengan jarak satu meterdidepan pasien
hingga mata merasa lelah dan tertutup sendiri.

3) Anjurkan pasien menarik nafas dalam melalui hidung dan niatkan dalam hati bersamaandengan
menarik nafas untuk menarik energi penyembuhan dari sekitar kita.
4) Keluarkan nafas pelan melalui hidung, bersamaan dengan itu keluarkan energi melaluitelapak
kedua kaki. Lakukan secara berulang-ulang (3 x). Tarik nafas dalam, keluarkan energi melalui kedua
telapak tangan. Lakukan berulang-ulang sebanyak 3 kali.Tarik nafas dalam, keluarkan energi melalui
ubun-ubun. Lakukan berulang-ulangsebanyak 3 kali.Tarik nafas dalam, keluarkan energi ke seluruh
tubuh. Lakukan berulangulangsebanyak 3 kali.

5) Bawa pasien kembali pada masa lalu yang mengganggu pasien.

6) Bimbing pasien untuk pasrah kepada Tuhan dan menyadari bahwa masalah tersebutmerupakan
bagian dari kehidupan dan terima apa adanya.

7) Bimbing pasien berdo’a kepada Tuhan,“Tuhanberikanlah penyembuhan pada diri saya”. Kemudian
rasakan energi dari atas kepala masuk kedalam tubuh dan menyapubersih semua energi negatif dalam
diri. Biarkan energi tersebut membersihkan energinegatif, sementara pasien pasrah kepada Tuhan
dengan fokus pada hati nurani.

b. Posisi berbaring

1) Anjurkan pasien melakukan posisi tidur telentang dan pejamkan mata.

2) Dorong pasien untuk merilekskan semua organ tubuh mulai kaki sampai ujungkepala.

3) Dorong pasien untuk memfokuskan pikiran pada kedua kaki pasien danmerasakan energi masuk
mulai ujung ibu jari naik ke mata kaki, betis, lutut, paha hinggaujung kepala.

4) Anjurkan pasien untuk membiarkan energi mengalir terus mulai ujung kakihingga ujung kepala.

5) Bawa pasien kembali pada masa lalu yang mengganggu pasien.

6) Bimbing pasien untuk pasrah kepada Tuhan dan menyadari bahwa masalahtersebut merupakan
bagian dari kehidupan dan terima apa adanya.

7) Bimbing pasien berdo’a kepada Tuhan, “ Tuhan berikanlah penyembuhan pada dirisaya”.
Kemudian rasakan energi dari atas kepala masuk kedalam tubuh danmenyapu bersih semua energi
negatif dalam diri. Biarkan energi tersebutmembersihkan energi negatif, sementara pasien pasrah
kepada Tuhan dengan fokuspada hati nurani.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meditasi adalah suatu teknik latihan dalam meningkatkan kesadaran, dengan membatasi
kesadaran pada satu objek stimulasi yang tidak berubah pada waktu tertentu untukmengembangkan
dunia internal atau dunia batin seseorang, sehinga menambah kekayaanmakna hidup baginya. Pada
intinya meditasi bertujuan untuk mendapatkan keheningan serta kejernihan pikiran yang menuju pada
kebahagiaan yang bermanfaat pada kesehatan jasmani maupun rohani.

B. Saran

1. Mensosialisasikan meditasi terapi sebagai terapi pelengkap (komplementer) dengan terapi


farmakologik, diet, dan olahraga.

2. Memperbanyak Klub meditasi terapi di Rumah Sakit, Klinik, maupun kelompok masyarakat.

3. Melakukan meditasi terapi untuk mengatasi rasa cemas dan stres akibat kehidupan sehari-hari.

4. Mengkaji lebih lanjut efek meditasi terapi jangka panjang (adaptasi), dan bukan sekedar jangka
pendek (respon) seperti yang dikaji dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Alex et al Endi Novianto. (2008). Megdiated And Growrich, Sehat, Kaya, Dan Bahagia

Duniawi Spiritual.

Septarina, Rizka Winda.dkk. 2013. Terapi Meditasi. Diaskes pada tanggal 25 Februari 2018 di

https://dokumen.tips/documents/terapi-meditasi565de4eedbb31.htm

Anda mungkin juga menyukai