DOSEN PENGAMPU
Ns. Netha Damayanthie, M.Kep
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 8
1. FATLIANA
2. MISWIYANTI
3. M.GHUFRON ARRASYID
4. HERMANSYAH
2. Kiropraktik
4. Terapi Energi
5. Reiki
6. Sentuhan Terapeutik
7. Ayurveda
8. Tradisional
9. Tiongkok
Jenis–jenis Terapi Komplementer :
1. Praktek-praktek penyembuhan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga
3. Homeopati atau jamu-jamuan
4. Pemampaatan energy seperti tarapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi
6. Suplemen dien, seperti vitamin dan mineral
Terapi Komplementer dibagi menjadi 2 menurut Hitchcock et al (1999) yaitu :
7. Invasif
8. Non Invasif
Terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah :
9. masase
10. terapi musik
11. diet
12. teknik relaksasi
13. vitamin dan
14. produk herbal
Menurut National Institute of Health (NIH) terapi komplementer dikategorikan menjadi 5 yaitu:
15. Biological Based Practice : herbal,vitamin,dansuplemenlain
16. Mind-body techniques :meditasi, hypnomedis
17. Manipulativeandbody-basedpractice:pijat,refleksi
18. Energy therapies : terapi medanmagnet
19. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur.
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan
konvensional yaitu :
1. Akupunktur medic
2. Terapi hiperbarik
8. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro
nutrient.
9. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik.
fokus Terapi Komplementer
3. Pasien Kanker
Peran Perawat
Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer
diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan
langsung, koordinator dan sebagai advocat. Sebagai konselor perawat dapat
menjadi tempat bertanya, konsultasi,dan diskusi apabila klien membutuhkan
informasi ataupun sebelum mengambil keputusan. Sebagai pendidik kesehatan,
perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat disekolah tinggi keperawatan seperti
yang berkembang diaustralia dengan lebih dahulu mengembangkan kurikulum
pendidikan (Crips & Taylor, 2001). Peran perawat sebagai peneliti diantaranya
dengan melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil-hasil
evidence-based practice.
Contoh terapi komplementer
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal sehingga mengakibatkan peningkatan angga morbiditas maupun mortalitas.
penatalaksaan pada hipertensi ini yang dilakukan adalah dengan menggunakan terapi
komplementer: persan labu siam yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah.
Tujuannya untuk menganalisa hasil implementasi asuhan keperawatan dengan intervensi
pemberian terapi komplementer: perasan labu siam pada lansia terhadap penurunan
tekanan darah. Hasil yang didapatkan setelah melakukan intervensi terdapat adanya
penurunan tekanan darah selama pemberian terapi komplementer: Perasan Labu siam pada
lansia dengan hipertensi. Terjadi penurunan tekanan darah setelah dilakukan terapi
komplementer: parutan labu siam dari sebelum tekanan darah 150/90 mmHg setelah
tekanan darah menjadi 130/70 mmHg . Disimpulkan ada pengaruh yang signifikan
terhadap pemberian terapi komplementer:parutan labu siam pada lansia yang mengalami
hipertensi. Disarankan pada keluarga agar bisa menerapkan intervensi terapi
komplementer: perutan labu siam selain obat farmakologi dan non farmakologi yang telah
TERIMAKASIH