Anda di halaman 1dari 9

MATA KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN PENGEMBANGAN


TERAPI KOMPLEMENTER”

DOSEN PENGAMPU
Ns. Netha Damayanthie, M.Kep
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 8
1. FATLIANA
2. MISWIYANTI
3. M.GHUFRON ARRASYID
4. HERMANSYAH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAMBI


PRODI DIV ALIH JENJANG JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
Latar Belakang
Terapi komplementer dikenal dengan Perkembangan terapi komplementer akhir-
terapi tradisional yang digabungkan dalam akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
pengobatan modern. Komplementer adalah Pengobatan komplementer atau alternatif
penggunaan terapi tradisional ke dalam menjadi bagian penting dalam pelayanan
pengobatan modern (Andrewset al., 1999). kesehatan. Klien yang menggunakan terapi
Terapi komplementer juga ada yang komplementer memiliki beberapa alasan,
menyebutnya dengan pengobatan Salah satu alasannya adalah filosopi
holistik.Pendapat ini didasari oleh bentuk holistik. Pada terapi komplementer, yaitu
terapi yang mempengaruhi individu secara adanya harmoni dalam diri dan promosi
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan kesehatan dalam terapi komplementer.
individu untuk mengintegrasikan pikiran, Alasan lainnya karena klien terlibat untuk
badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi pengambilan keputusan dalam pengobatan
(Smith et al., 2004). dan peningkatan kualitas hidup
dibandingkan sebelumnya
Terapi Komplementer
 Terapi Komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan untuk menanggani berbagai
penyakit dengan teknik tradisional, yang juga dikenal sebagai pengobatan alternative.
 Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis yang konvensional.
 Terapi komplementer dengan demikian dapat diterapkan dalam berbagai level pencegahan
penyakit. Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun
rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan
terapi nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur
akan meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat
pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok
misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999).
Teknik terapi komplementer yang paling banyak diminati adalah :
1. Akupuntur

2. Kiropraktik

3. Terapi Medan Magnet

4. Terapi Energi

5. Reiki

6. Sentuhan Terapeutik

Selain teknik pengobatan, terapi komplementer juga menggunakan berbagai


jenis obat yang menggantikan obat-obatan yang digunakan pada pengob-
atan non tradisional. Jenis obat herbal yang diperjual belikan dapat
dibedakan menjadi tiga kategori utama :

7. Ayurveda

8. Tradisional
9. Tiongkok
Jenis–jenis Terapi Komplementer :
1. Praktek-praktek penyembuhan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga
3. Homeopati atau jamu-jamuan
4. Pemampaatan energy seperti tarapi polaritas atau reiki
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi
6. Suplemen dien, seperti vitamin dan mineral
Terapi Komplementer dibagi menjadi 2 menurut Hitchcock et al (1999) yaitu :
7. Invasif
8. Non Invasif
Terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah :
9. masase
10. terapi musik
11. diet
12. teknik relaksasi
13. vitamin dan
14. produk herbal
Menurut National Institute of Health (NIH) terapi komplementer dikategorikan menjadi 5 yaitu:
15. Biological Based Practice : herbal,vitamin,dansuplemenlain
16. Mind-body techniques :meditasi, hypnomedis
17. Manipulativeandbody-basedpractice:pijat,refleksi
18. Energy therapies : terapi medanmagnet
19. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur.
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan
konvensional yaitu :

1. Akupunktur medic
2. Terapi hiperbarik

3. Terapi herbal medic


Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 alah ad:
4. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi,
mediasi,penyembuhanspiritual,doadanyoga.
5. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati,
homeopati, aromaterapi,Ayurveda.
6. Cara penyembuhan manual :chiropractice, healing touch,
tuina,shiatsu,osteopati,pijat urut.
7. Pengobatan farmakologi dan biologi: jamu,herbal,gurah.

8. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro
nutrient.
9. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik.
fokus Terapi Komplementer

1. Pasien dengan penyakit jantung


2. Pasien dengan Autis dan hiperaktif

3. Pasien Kanker

Peran Perawat

Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer
diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan
langsung, koordinator dan sebagai advocat. Sebagai konselor perawat dapat
menjadi tempat bertanya, konsultasi,dan diskusi apabila klien membutuhkan
informasi ataupun sebelum mengambil keputusan. Sebagai pendidik kesehatan,
perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat disekolah tinggi keperawatan seperti
yang berkembang diaustralia dengan lebih dahulu mengembangkan kurikulum
pendidikan (Crips & Taylor, 2001). Peran perawat sebagai peneliti diantaranya
dengan melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil-hasil
evidence-based practice.
Contoh terapi komplementer

Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal sehingga mengakibatkan peningkatan angga morbiditas maupun mortalitas.
penatalaksaan pada hipertensi ini yang dilakukan adalah dengan menggunakan terapi
komplementer: persan labu siam yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah.
Tujuannya untuk menganalisa hasil implementasi asuhan keperawatan dengan intervensi
pemberian terapi komplementer: perasan labu siam pada lansia terhadap penurunan
tekanan darah. Hasil yang didapatkan setelah melakukan intervensi terdapat adanya
penurunan tekanan darah selama pemberian terapi komplementer: Perasan Labu siam pada
lansia dengan hipertensi. Terjadi penurunan tekanan darah setelah dilakukan terapi
komplementer: parutan labu siam dari sebelum tekanan darah 150/90 mmHg setelah
tekanan darah menjadi 130/70 mmHg . Disimpulkan ada pengaruh yang signifikan
terhadap pemberian terapi komplementer:parutan labu siam pada lansia yang mengalami
hipertensi. Disarankan pada keluarga agar bisa menerapkan intervensi terapi
komplementer: perutan labu siam selain obat farmakologi dan non farmakologi yang telah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai