Oleh
1.2 Akupresur
a. Pengertian
Akupresur adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan
dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh.Berguna untuk mengurangi
bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan, kelelahan dan
penyakit. Pada titik-titik penekanan ini, lebih dari 1000 darinya sebenarnya
merupakan syaraf kecil dengan diameter kurang lebih satu sentimeter, dengan
kedalaman yang bervariasi antara seperempat hingga beberapa inci. yang
menempel atau dekat dengan otot atau tendon. Titik-titik akupresur terletak pada
kedua telapak tangan begitu juga pada kedua telapak kaki.Di telapak kita
terdapat titik akupresur untuk jantung, paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid,
pankreas, sinus dan otak. Jika anda tidak mengetahui secara tepat dimana titik
-titik itu secara tepat di tangan anda maka tepukkanlah tangan anda selama dua
menit dan tangan anda akan mendapatkan tekanan yang diperlukan. Beberapa
Shadus (Saint dari India) mengatakan bahwa saat menyanyikan lagu-lagu
kebaktian pada Dewa terdapat ritual menepukkan tangan, di India ini
diperkenalkan oleh orang-orang suci untuk menstimulasi titik-titik ini
(akupresur). Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di bagian tubuh
yang merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati energi Chi)
dengan penekanan menggunakan tangan, terutama jempol, sehingga dengan
penekanan tersebut akan mempengaruhi Chi (energi), Xie (darah) dan organ-
organ tubuh baik organ padat (Cang) dan organ berongga (Fu), sehingga
keseimbangan panas-dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan tubuh meningkat,
seingga patogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh tersebut (Wei Chi).
Akupresur dengan akupuntur secara prinsip sama, hanya perbedaannya ialah
pada cara merangsang jalur meridian itu kalau pada akupuntur dipakai alat yaitu
jarum kalau dengan akupresur dengan menggunakan pijatan jari atau tangan.
c. Indikasi hipnosis
Menurut Peterfy (1973) dalam Novrizal (2010), beberapa indikasi dilakukan
hipnoterapi, yaitu:
1) Gangguan psikosomatik, gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang
mempengaruhi kondisi fisik seperti ganggua pada sistem kardiovaskuler,
pernapasan, SSP, dll.
2) Gangguan psikiatri seperti kecemasan, fobia, dll.
3) Kasus-kasus dalam bidang lain seperti anastesi, nyeri persalinan,ekstraksi gigi,
dll.
d. Syarat untuk dihipnosis
Syarat untuk hipnosis adalah secara sadar tidak menolak, dapat berkomunikasi
dengan bahasa yang sama, berkemampuan untuk fokus ditambah dengan kreativitas
dan fantasi visualisasi. Syarat-syarat tersebut dinamakan hipnotizability. Wanita
mempunyai nilai hipnotizability lebih tinggi dari laki-laki, dan anak-anak lebih tinggi
dari orang dewasa (Spiegel, 1985; IBH, 2002; Rogovik & Goldman, 2007 dalam
Novrizal, 2010). Suatu penelitian yang dilakukan di Virginia Amerika Serikat (2004)
menunjukkan bahw orang yang memiliki hipnotizability tinggi mempunyai ukuran
corpus callosum anterior (rostrum) dan kemampuan untuk mengontrol nyeri yang
lebih besar. Temuan ini mendukung model teori neuropsiko-fisiologis )Horton, et al,
2004 dalam Novrizal, 2010).
e. Teknik hipnosis
Urutan tahap proses hipnotis secara sistematis dapat disusun sebagai berikut: (IBH,
20012 dalam Novrizal, 2010)
1) Pre induksi
Pre induksi merupakan suatu proses untuk mempersiapkan situasi dan kondisi yang
kondusif antara hipnoterapis dan klien. Pre induksi dapat berupa percakapan ringan,
saling berkenalan, serta hal-hal yang bersifat pendekatan secara mental oleh
hipnoterapis pada klien. Pre induksi bersifat kritis, seribgkali kegagalan proses
hipnotis diawali dari proses pre induksi yang tidak tepat. Untuk itu, agar proses pre
induksi berlangsung dengan baik, maka terapis harus mengenali aspek-aspek
psikologis dari klien, seperti: hal yang diminati, hal yang tidak diminati, dan apa
yang diketahui klien terhadap terapis. Teknik pengumpulan informasi atau data
tersebut dapat dilakukan melalui wawancara dan kuesioner.
Menuru Kahija (2007) & Fachri (2008), beberapa hal yang harus dilakukan pada
tahap ini adalah: (Novrizal, 2010)
a) Membangun hubungan saling percaya dengan klien
b) Mengatasi rasa takut klien pada terapis
c) Membangun harapan klien akan proses terapi
d) Mengumpulkan informasi klien tentang masalah yang sedang dihadapinya (5W +
1H) Salah satu yang harus dilakukan pada pre induksi adalah tes sugesti untuk
mengetahui tingkat sugestifitas alamiah klien, selanjutnya terapis dapat
melakukan hypnotic training.
2) Induksi
Induksi merupakan sarana utama untuk membawa klien dari keadaan conscious mind
ke subconscious mind (trace). Untuk bisa menuntun klien ke dalam trace atau
terhipnosis, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Klien harus percaya kepada terapis. Apabila kepercayaan ini tidak ada maka akan
sulit mencapai kondisi trace.
b) Tempat yang dipilih untuk menghipnosis janganlah suatu lingkungan yang bising
atau mengganggu, karena mudah mempengaruhi perhatian klien.
c) Terapis harus mempunyai keyakinan yang tinggi untuk menuntun klien ke dalam
trace dengan teknik yang dikuasai disamping kepercayaan diri yang besar.
Elemen-elemen yang selalu ditemui saat induksi, yaitu:
Permulaan. Untuk mengawali induksi, biasanya dilakukan teknik relaksasi
pernafasan agar oksigen dibawa ke otak menjadikan pikiran dan tubuh santai.
Relaksasasi sistemik. Titik-titik yang dibuat rileks adalah ubun-ubun, mata,
pelipis, rahang, bahu, lengan, tangan, dada, punggung, perut, paha, betis dan
kaki.
Pengaktifan rasa dan emosi. Klien disugesti dengan melontarkan kata-kata
“rasakan” atau “bayangkan” dan menghindari mengajak klien untuk berpikir
seperti kata “pikirkan” atau “ingatlah”.
Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis,, & J.A., & Johnson, P.H. . (1999). Nurse’s
handbook of alternative and complementary therapies Pennsylvania: Springhouse.
Anonim. (2008). The Link Between Diet and Behavior. The Influence of nutrition on mental
health.
Behere R, et al: Complementary and alternative medicine in the treatment of substance use
disorder: a revirew of the evidence, Drug Alcohol Rev 28:292, 2009.
Clay. R. (2017) The link between food and mental health. APA
Collins, N. (2016) A Qualitative Study: The impact of massage on mental health within the
context of recovery.
Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. ed. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Hou WH et al. (2010) Treatment effect of massage therapy in depressed people: a meta-
analysis. J Clin Psychiatic.
Hitchcock, J.E, Schubert, P.E., Thomas, S.A. (1999). Community health nursing: Caring in
action. USA: Delmar Publisher.
Irianto, A; Kristiyawati, S. P; Supriyadi. (2014). Pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RS Telogorejo
Semarang. http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=393135&val=6378&title=PENGARUH%20HIPNOTERAPI%20TERHADAP
%20PENURUNAN%20TINGKAT%20KECEMASAN%20%20PADA%20PASIEN
%20YANG%20MENJALANI%20KEMOTERAPI%20DI%20RS
%20TELOGOREJO%20SEMARANG/ Downloaded on November, 4th, 2017
Kasper S,et al: Efficacy and tolerability of Hypericum extract for the treatment of mild to
moderate depression, Eur Neoropsychopharmacol 20:747,2010.
Kavak, F & Ekinci, M. (2016). The effect of yoga on functional recovery level in
schizophrenic patients. http://www.psychiatricnursing.org/article/S0883-
9417(16)30139-X/pdf/ Downloaded on November, 3th, 2017
Kasper S,et al: Efficacy and tolerability of Hypericum extract for the treatment of mild to
moderate depression, Eur Neoropsychopharmacol 20:747,2010.
Linde K: St John’s wort for major depression, Cochrane Database Syst Rev 4, 2008.
Lim SY, Kim EJ, Kim A, Lee HJ, Choi HJ & Yang SJ. (2016) Nutritional Factors Affecting
Mental Health. CHR
Marilyn. B (n.d) Therapeutic touch. Diakses dari
www.takingcharge.csh.umn.edu/therapeutic-touch
Manber R, et al: Acupuncture for depression during pregnancy: a randomized control study,
Obstet Gynecol 115:511, 2010.
Maede C, et al: A randomized trial of transcutaneous electric acupoint stimulation as an
adjunctive treatment for opioid detoxification, Substance Abuse Treat 38:12, 2010.
Nazari F, Mirzamohamadi M, Yousefi H. (2015). The effect of massage therapy on
occupational stress of intensive care unit nurses.Noto Y, Kudo M, Hiroto K. (2010).
Back massage therapy promotes psychological relaxation and incrase in salivary
chromogranin.
Novrizal, R. (2010). Keefektifan hipnoterapi terhadap penurunan derajat kecemasan dan
gatal pasuen liken simpleks kronik di poliklinik penyakit kulit dan kelamin di RSDM
Surakarta. Tesis. https://eprints.uns.ac.id/4572/1/175971811201108261.pdf/
Downloaded on November,4th, 2017
Rahimi R, et al: Efficacy and tolerability of Hypericum perforatum in major depressive
disorder in comparison with selective seroto nin reuptake inhibitors: a meta-analysis,
Prog Neuropsychopharmacol Biol Psychitry 33 (Suppl 1):n118, 2009
Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. . (2004). Clinical nursing skills: Basic to advanced
skills New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Stuart, Gail.W. (2016) Prinsif dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi
Indonesia. Elsevier. Singapore
Woods DL, Craven RT, Whitney J. (2005). The effect of therapeutic touch on behavioral
symptoms of person with dementia.
Zhang ZJ, et al: The effectiveness and safety of acupuncture therapy in deppresive disorder:
systematic review and meta analysis, J Affect Disord 124:9, 2010.