Anda di halaman 1dari 14

Konsep Terapi Modalitas

Dan
Terapi Aktivitas Kelompok
Febriyanti, S.Kep., Ns., M.Kep
Konsep Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah berbagai macam alternatif terapi yang
dapat diberikan pada pasien gangguan jiwa.

Penyebab gangguan jiwa dapat berasal dari masalah fisik, kondisi


kejiwaan (psikologis), dan masalah sosial (lingkungan).
PowerPoint
Apabila gangguan jiwa disebabkan karena masalah fisik, yaitu
Presentation

terjadinya gangguan keseimbangan neurotransmitter yang


meengendalikan perilaku manusia, maka pilihan pengobatan pada
farmakologi atau samoterapi

Apabila gangguan jiwa karena masalah psikologis, maka dapat


diselesaikan secara psikologis atau psikoterapi

Apabila gangguan jiwa karena masalah lingkungan social, maka


pilihan terapi difokuskan pada terapi lingkungan
Terapi Modalitas
MANUSIA

Badan Jiwa Lingkungan

Lingkungan
Somato Terapi Psikoterapi
Terapi Keluarga
Farmakologi Terapi Kognitif
Terapi Lingkungan
ECT Terapi Perilaku
Terapi Okupasi
Pembedahan Terapi Kelompok
Rehabilitasi
Peran Perawat
1) Pada pemberian somatoterapi (terapi somatic), peran perawat
difokuskan pada pengenalan jenis farmakoterapi yang
diberikan, mengidentifikasi efek samping, dan kolaborasi
penangan efek samping obat. Pada pemberian terapi kejang
listrik (ECT) peran perawat adalah menyiapkan pasien dan
mengevaluasi kondisi pasien setelah mendapatkan terapi kejang
listrik.

2) Pada kelompok psikoterapi, peran perawat memberikan


berbagai upaya pencegahan dan penanganan perilaku agresif,
intervensi krisis, serta mengembangkan terapi kognitif,
perilaku, dan berbagai terapi aktivitas kelompok

3) Pada kelompok terapi lingkungan, perawat perlu


mengidentifikasi pelaksanaan terapi keluarga, terapi
lingkungan, terapi okupasi dan rehabilitasi
Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan oleh seorang perawat pada sekelompok klien dengan masalah
keperawatan yang sama.

Penggunaan TAK dalam praktik keperawatan jiwa memberikan dampak


positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan
kesehatan jiwa. Selain itu dinamika kelompok tersebut membantu pasien
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif

Secara umum fungsi kelompok adalah sebagai berikut:


a. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
b. Berupaya memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain
c. Merupakan proses menerima umpan balik
Tujuan Terapi Aktivitas
Kelompok
TAK merupakan terapi yang bertujuan mengubah perilaku pasien
dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Cara ini cukup
efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu
dengan yang lain, saling memengaruhi, saling bergantung, dan
terjalin satu persetujuan norma yang diakui bersama.

Tujuan Terapi Aktifitas Kelompok:


1. Teraupetik : Meningkatkan kemampuan pasien,
memfasilitasi proses interaksi, membangkitkan motivasi
untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif, serta
mempelajari cara baru dalam mengatasi masalah dan
melakukan sosialisasi
2. Rehabilitatif : Meningkatkan kemampuan mengekspresikan
diri, kemampuan berempati, meningkatkan kemampuan
social, serta tanggung jawabnya dalam hubungan
interpersonal.
Kerangka Teoritis TAK
Model Focal
Model Komunikasi
Conflict
Prinsipnya adalah terapi kelompok Model komunikasi menggunakan
ini dikembangkan berdasarkan prinsip komunikasi dan
konflik yang tidak disadari. Tugas komunikasi terapeutik. Dengan
terapis membantu anggota menggunakan model ini,
kelompok memahami konflik dan pemimpin berperan memfasilitasi
mencapai penyelesaian konflik. komunikasi efektif, sehingga
Contohnya, adanya perbedaan masalah individu atau kelompok
pendapat antaranggota, cara dapat diidentifikasi dan
masalah ditanggapi anggota dan diselesaikan. Model ini bertujuan
pemimpin mengarahkan alternative membantu meningkatkan
penyelesaian masalah keterampilan interpersonal dan
social anggota kelompok.
Kerangka Teoritis TAK
Model Interpersonal Model Psikodrama
Pada teori ini terapis bekerja dengan Model ini memotivasi anggota
individu dan kelompok. Anggota kelompok untuk berakting sesuai
kelompok belajar dari interaksi dengan peristiwa yang baru
antaranggota dan terapis. Tujuan salah terjadi atau peristiwa yang lalu.
satu TAK untuk meningkatkan Anggota memainkan peran sesuai
hubungan interpersonal, contohnya dengan peristiwa yang pernah
pada saat konflik interpersonal dialami. Contoh, pasien
muncul, pemimpin menggunakan memerankan ayahnya yang
situasi tersebut untuk mendorong dominan atau keras. Psikodrama
anggota untuk mendiskusikan perasaan ini dilakukan secara spontan dan
mereka dan mempelajari konflik yang memberi kesempatan pada
membuat anggota merasa cemas. anggota untuk berakting di luar
situasi spesifik yang pernah
terjadi.
Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin yang akan
mengembangkan kelompok akan melalui empat fase atau tahap, yaitu fase prakelompok, fase awal
kelompok, fase kerja kelompok, dan fase terminasi kelompok

Fase Prakelompok Fase Awal Kelompok


Hal penting yang harus diperhatikan Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuk kelompok yang baru dan peran yang baru.
saat mulai membangun kelompok Stuart dan Laraia (2005) membagi fase ini menjadi tiga fase, yaitu:
adalah merumuskan tujuan kelompok. a. Tahap Orientasi : Pada tahap ini pemimpin kelompok memberikan pengarahan.
Tercapainya atau tidaknya suatu Pemimpin mengorientasikan anggota pada tugas utama dan melakukan kontrak yang
tujuan sangat dipengaruhi oleh terdiri atas tujuan, kerahasiaan, waktu pertemuan, struktur, dan aturan komunikasi.
perilaku pemimpin kelompok. b. Tahap Konflik : Pada tahap ini, pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan perasaan baik
Pemimpin kelompok harus melakukan positif maupun negative dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik, serta
persiapan dengan penyusunan mencegah perilaku yang tidak produktif misalnya saling mengambinghitamkan
proposal c. Tahap kohesif : Pada tahap ini kelompok akan merasakan ikatan yang kuat satu sama
lain. Antaranggota akan saling terbuka. Pada akhirnya, kelompok akan belajar bahwa
perbedaan tidak perlu ditakutkan.
Tahap Perkembangan Kelompok
Fase Kerja Kelompok Fase Terminasi Kelompok

Fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim


yang stabil dan realistis. Tugas pemimpin Terminasi dapat sementara atau permanen. Terminasi
kelompok pada fase ini membantu kelompok dapat pula terjadi karena anggota kelompok atau
mencapai tujuan dan mengurangi dampak dari pimpinan keluar dari kelompok. Pada fase ini dilakukan
hal-hal yang dapat menurunkan produktivitas evaluasi yang difokuskan pada pencapaian kelompok
kelompok. Pemimpin akan bertindak sebagai ddan individu. Terminasi yang sukses ditandai oleh
konsultan. Di akhir fase, anggota akan perasaan puas dan pengalaman kelompok dapat
menyadari produktivitas dan kemampuan yang digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari
bertambah disertai percaya diri dan kemandirian.
Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
TAK Stimulus Sensori TAK Stimulus Persepsi
Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulus pada sensori pasien. Pasien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang disediakan atau
Kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa ekspresi muka dan stimulus yang pernah dialami.
ucapan. Aktivitas tersebut berupa: 1. Sesi I : Menonton TV
1. TAK stimulus sensori suara, ,misalnya mendengar musik 2. Sesi II : Membaca majalah/Koran/artikel
2. TAK stimulus sensori menggambar 3. Sesi III : Gambar
3. TAK stimulus sensori menonton TV/Video 4. Sesi IV : Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan,
mencegah perilaku kekerasan dengan kepatuhan minum obat, kegiatan
fisik dan kegiatan ibadah
TAK Orientasi Realitas
Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar yaitu diri sendiri, TAK Stimulus Persepsi Peningkatan Harga Diri
orang lain dan sekelilingnya. Aktivitasnya adalah: Pasien dilatih untuk mengidentifikasi hal-hal positif pada diri sehingga
1. Sesi I : Pengenalan orang mampu menghargai diri sendiri.
2. Sesi II : Pengenalan tempat 1. Sesi I : Identifikasi hal positif diri
3. Sesi III : Pengenalan waktu 2. Sesi II : Menghargai hal positif orang lain
3. Sesi III : Menetapkan tujuan hidup yang realistis
TAK Sosialisasi
Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di TAK Stimulus Persepsi Menngontrol Halusinasi
sekitar pasien. Pasien dilatih untuk dapat mengenal halusinsi yang dialaminya dan
1. Sesi I : Menyebutkan jati diri dilatih cara mengontrol halusinasinya.
2. Sesi II : Mengenali jati diri anggota kelompok 1. Sesi I : Mengenal halusinasi
3. Sesi III : Bercakap-cakap dengan anggota kelompok 2. Sesi II : Mengontrol halusinasi denga menghardik
4. Sesi IV : Menyampaikan dan membicarakan topic peca 3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dgn menyusun jadwal kegiatan
5. Sesi V : Menyampaikan dan membicarakan masalah dgn org lain 4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dgn minum obat yg benar
6. Sesi VI : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelo 5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
7. Sesi VII : Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK
sosialisasi yang telah dilakukan
Pengorganisasian Terapi Aktivitas Kelompok
Pemimpin Kelompok (leader)
a. Menyusun rencana aktivitas kelompok Fasilitator
(proposal) a. Membantu pemimpin memfasilitasi
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai

S
anggota untuk berperan aktif dan
tujuan memotivasi anggota
c. Memffasilitasi setiap anggota untuk b. Memfokuskan kegiatan
mengekspresikan perasaan, mengajukan c. Membantu mengoordinasi anggota
pendapat dan memberikan umpan balik kelompok

T
d. Sebagai “role model”
e. Memotivasi setiap anggota untuk

W
mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik

O
Observer
a. Mengobservasi semua respon pasien
Pembantu Pemimpin Kelompok (co-leader) b. Mencatat semua proses yang terjadi dan
Tugasnya adalah membantu pemimpin dalam semua perubahan perilaku pasien
c. Memberikan umpan balik pada kelompok
mengorganisir anggota kelompok
Program Antisipasi
Masalah Dalam TAK
Masalah yg mungkin timbul dalam TAK
Cara mengatasi masalah:
adalah sebagai berikut :

Program antisipasi masalah merupakan intervensi


1. Adanya Subkelompok keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
2. Keterbukaan yang kurang keadaan yang bersifat gawat darurat dalam terapi
3. Resistansi baik individu maupun kelompok yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan
4. Adanya angggota kelompok yang drop out TAK. Misalnya, pasien meningggalkan permainan,
5. Penambahan anggota baru maka intervensi yang diberikan panggil nama
pasien, serta tanyakan alasan meninggalkan tempat
dan beri penjelasan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai